Anda di halaman 1dari 23

MITOSIS PADA UJUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa L.

Laporan Praktikum

Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Genetika 1


yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, S.Pd,M.Pd, dan Andik
Wijayanto, S.Si, M.Si.

Oleh :
Kelompok 9
Offering C 2017
Ayu Noerfitriah 170341615031
Vindy Arisqa 170341615006

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
Februari 2019
A. Judul
Mitosis Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap-tahap pembelahan mitosis pada ujung akar bawang
merah (Allium cepa L.) ?.
2. Bagaimana karakteristik dari setiap fase mitosis yang teramati pada
ujung akar bawang merah (Allium cepa L.) ?.
3. Bagaimana pengaruh perbedaan waktu pemotongan akar bawang
merah (Allium cepa L.) terhadap tahap-tahap pembelahan mitosis yang
teramati ?.
C. Tujuan
1. Mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis pada ujung akar bawang
merah (Allium cepa L.).
2. Mengidentifikasi karakteristik dari setiap fase mitosis yang teramati
pada ujung akar bawang merah (Allium cepa L.).
3. Mengetahui pengaruh perbedaan waktu pemotongan akar bawang
merah (Allium cepa L.) terhadap tahap-tahap pembelahan mitosis yang
teramati.
D. Dasar Teori
Akar merupakan organ pada tumbuhan yang berada di bawah
permukaan tanah. Akar berfungsi untuk menyerap air, mineral dari dalam
tanah dan menyimpan cadangan makanan. Pada ujung akar banyak
ditemukan sel-sel meristem yang aktif membelah untuk menambah
panjang akar sehingga penyerapan air di dalam tanah bisa maksimal
(Setjo, 2004).
Pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel meristem ujung akar
adalah pembelahan mitosis. Setiap kali pembelahanmemiliki tahapan-
tahapan yang didasarkan padaperubahanletakkromosom selama
berlangsungnyaprosespembelahan. Setiap tahap pembelahan mempunyai
ciri-ciritertentu yang dapat diamati proses-prosesnya melalui teknik atau
perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut (Sumadi dan
Aditya Marianti, 2007).
Pada mitosis terdapat beberapa tahapan-tahapan yaitu:
a. Interfase: kromosom tidak dapat dibedakan antara satu dengan yang
lainnya, dan nukleus terlihat sebagai gumpalan padat. Ini merupakan
tahap kromosom yang saling aktif dalam fungsi mikanisme fisiologis.
Selama tahap ini, informasi gen dibaca dan ditransisikan untuk
mikanisme biokimia organisme. Kromosom dikelilingi oleh membran
nukleus (selaput inti) yang memisahkan nukleus dari bagian isi sel
yang lain (sitoplasma).
b. Profase: kromosom mempersiapkan diri untuk proses pembelahan sel,
dengan jalan melakukan penebalan dan pemendekan kromosom.
Kromatid (yang merupakan duplikasi setengah bagian memanjang
kromosom, yang terjadi dari duplikasi), mulai terlihat. Pada tahap ini
nokleolus (anak inti) yang bundar dan berwarna gelap juga terlihat.
Pada titik-titik tertentu kromosom tersebut saling berpasangan. Proses
ini sangat penting dalam mikanisme pembelahan sel dan penyusun
kromosom yang baru.
c. Metafase: ditandai dengan munculnya gelendong pembelahan.
Kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator atau
tengah-tengah sel. Pada awal fase ini, membran nukleus dan
nukleolus lenyap. Sentromer, suatu daerah vital bagi pergerakan
kromosom, melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab
terhadap arah pembelahan kromosom selama pembelahan.
d. Anafase: sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan
kromatid mulai bergerak pada serabut gelendong menuju ke kutub-
kutub sel terdekat. Setiap kromatid sekarang dipandang sebagai
kromosom-kromosom yang baru.
e. Telofase: kromosom baru telah menyelesaikan pergerakannya menuju
kutub dan di dalam membran nukleus. Selama tahap ini berlangsung
suatu dinding sel baru mulai terbentuk diantara dua nukleus baru.
E. Alat dan Bahan
Alat:
1. Mikroskop cahaya 5. Pinset
2. Kaca benda 6. Silet berkarat
3. Kaca penutup 7. Botol vial
4. Pipet tetes
Bahan:
1. Ujung akar bawang 5. Alkohol 70%
merah (Allium cepa L.) 6. FAA
2. Kertas lensa 7. HCl 1 N
3. Kertas hisap 8. Acetocarmin
4. Tisu

F. Langkah Kerja
Pembuatan alat untuk merendam akar bawang merah

Disiapkan 2 botol air mineral kosong ukuran 1 L

Dibuat lubang memanjang pada bagian tengah botol dengan arah dari atas ke
bawah botol (panjang lubang ± 22 cm, lebar lubang ± 5 cm).

Direbahkan botol yang telah dilubangi dengan bagian berlubang berada


diatas.

Diisi botol yang sudah dilubangi dengan air, tapi tidak sampai penuh kira-
kira sampai 4⁄5bagian botol.

Penumbuhan akar bawang merah

Disiapkan 3 siung bawang merah dan lidi.


Dipilih bawang merah yang kondisinya masih baik (tidak busuk).

Ditusuk bawang merah menggunakan lidi dibagian atas bawang.

Diletakkan bawang merah yang telah ditusuk ke dalam botol yang telah
berisi air

Dipastikan 1⁄3 bagian bawang merah terendam air.

Direndam selama 6 hari hingga tumbuh akar.

Perlakuan

Setelah akar bawang direndam selama 6 hari, akar bawang merah dipotong
sepangjang 2 cm tepat pukul 21.00, 00.00, dan 03.00 WIB.

Direndam potongan akar bawang pada botol vial yang telah berisi larutan
FAA sampai waktu pengamatan.

Pengambilan data

Diambil potongan ujung akar bawang merah yang telah direndam dalam
larutan FAA dengan pinset dan meletakkanya diatas kaca benda.

Direndam potongan akar bawang merah pada alkohol 70% selama 2 menit
diatas kaca benda, kemudian alkohol dihisap dengan kertas hisap.

Direndam potongan akar bawang merah pada HCl 1 N selama 7 menit


diatas kaca benda, kemudian HCl dihisap dengan kertas hisap.
Kemudian akan nampak bagian berwarna putih pada ujung akar. Dipotong
dan diletakkan bagian yang terlihat putih diatas kaca benda.

Ditetesi potongan akar bawang dengan acetokarmin kemudian dicacah


sampai halus menggunakan silet berkarat.

Ditutup preparat dengan kaca penutup dan sedikit ditekan dengan kertas
hisap.

Diamati fase-fase mitosis dibawah mikroskop cahay pada perbesaran


40x10 dan menghitung masing-masing fase pada 3 bidang pandang yang
berbeda.

Lalu, dihitung sel yang mengalami fase pembelahan mitosis yang teramati.

G. Data Hasil Pengamatan

Waktu Fase
No. Gambar & Perbesaran
Pemotongan Pembelahan

Profase

1. Pukul 00.00

Perbesaran 40 x 10
Sumber : Reece, 2014

Anafase

Perbesaran 40 x 10

Sumber : Reece, 2014

Sumber : Reece, 2014


Telofase

Perbesaran 40 x 10

Sumber : Reece, 2014

Profase

2. Pukul 03.00

Perbesaran 40 x 10
Sumber : Reece, 2014

Anafase

Perbesaran 40 x 10
Sumber : Reece, 2014

Profase

Perbesaran 40 x 10

3. Pukul 21.00

Sumber : Reece, 2014

Metafase

Perbesaran 40 x 10
Sumber : Reece, 2014

Telofase

Perbesaran 40 x 10

Sumber : Reece, 2014


H. Analisis
Praktikum kali ini, dilakukan pemotongan ujung akar bawang
merah yang bertujuan untuk mengetahui fase-fase pembelahan mitosis
yang terjadi pada ujung akar bawang merah (Allium cepa L.). Ujung akar
merupakan salah satu bagian yang terdiri dari sel – sel bersifat
meristematik, artinya sel – selnya sangat aktif membelah. Oleh karena itu,
penggunaan ujung akar pada praktikum ini diharapkan dapat digunakan
sebagai amatan yang dapat menunjukkan fase – fase mitosis secara
lengkap.
Akar bawang merah yang digunakan telah terlebih dahulu
ditumbuhan akarnya. Setelah tumbuh lalu bagian tengah bawang merah
ditusuk dengan lidi. Lalu menyiapkan botol plastik yang telah diisi air
secukupnya. Kemudian bawang merah diletakkan di atas gelas plastik.
Dibiarkan sampai akarnya tumbuh panjang. Pemotongan akar bawang
dilakukan pukul 00.00 WIB, 03.00 WIB, dan 21.00 WIB pada masing-
masing botol yang berbeda, satu hari sebelum dilakukan praktikum.
Ketika pemotongan akar, praktikan memilih akar yang tidak terlalu
panjang, karena akar yang panjang akan mempunyai ukuran sel yang
semakin kecil sehingga sulit untuk diamati. Setelah akar dipotong, akar
dimasukkan ke dalam botol vial yang berisi larutan FAA.
Pada pelaksanaan praktikum, hal pertama yang dilakukan yaitu
mengambil ujung akar kemudian direndam di alkohol 70% selama 2
menit. Selanjutnya akar bawang diambil lalu ditiriskan dan sisa alkohol di
akar dihisap dengan tissu. Lalu akar dirandam dengan HCL 1 N selama 7
menit. Selanjutnya akar bawang ditiriskan dan sisa HCL 1 N dihisap
dengan tissu. Setelah itu, akar bawang diletakkan di preparat lalu dipotong
di bagian ujung akar yang berwarna putih tebal. Setelah akar dipotong,
ujung akar ditetesi dengan acetocarmin. Jika kelebihan larutan acetocarmin
dihisap dengan tissu. Lalu akar bawang dicacah dengan silet berkarat
sampai lembut. Ketika ujung akar sudah diperkirakan lembut lalu diberi
acetocarmin. Setelah itu, ditutup dengan kaca penutup dan preparat bisa
diamati di bawah mikroskop.
Pengamatan tahapan mitosis dengan bantuan mikroskop
menunjukkan bahwa pada ujung akar bawang merah, terdapat bukti proses
pembelahan mitosis. Pada pemotongan pukul 00.00 WIB terdapat 3 tahap
pembelahan, yaitu profase, anafase, dan telofase. Pada pemotongan pukul
03.00 WIB terdapat 2 tahap pembelahan, yaitu profase dan anafase. Pada
pemotongan pukul 21.00 WIB terdapat 3 tahap pembelahan, yaitu profase,
metafase, dan telofase. Fase profase yang diamati ditandai dengan warna
gelap di tengah sel, fase metafase ditandai dengan bagian kromosom
yang berkumpul pada bidang ekuator, tahap anafase terlihat kromosom
telah menuju ke kutub yang berlawanan, sedangkan pada tahap telofase sel
telah terbelah dengan sempurna.

I. Pembahsaan

Praktikum yang dilaksanakan kali ini untuk mengetahui tahapan


mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa L.). Pada saat pengamatan
tahapan mitosis pada ujung akar bawang merah, saat pemotongan pukul
00.00 WIB terdapat 3 tahap pembelahan, yaitu profase, anafase, dan
telofase. Pada pemotongan pukul 03.00 WIB terdapat 2 tahap pembelahan,
yaitu profase dan anafase. Pada pemotongan pukul 21.00 WIB terdapat 3
tahap pembelahan, yaitu profase, metafase, dan telofase.
Pada sel yang sedang dalam fase profase terlihat nukleolus menjadi
kabur. Hal ini sesuai dengan teori yaitu permulaan mitosis ditandai dengan
perubahan beberapa nukleolus mulai menghilang sedangkan
kromosomnya mulai timbul. Untaian kromosom yang semula tebal meluas
menjadi pilinan (helix). Dengan demikian untaian itu lebih pendek dan
lebih tebal (Kimball,1994). Selanjutnya adalah terjadinya kondensasi
benang-benang kromatin yang sangat halus dan mengalami penebalan
menjadi kromosom dan mulai menduplikasi menjadi kromatid atau sering
disebut dengan sister kromatid.
Kromatid-kromatid tersebut dihubungkan oleh suatu bentukan
padat yang biasanya dalam diagram dilukiskan sebagai suatu titik yang
disebut sentromer yang merupakan titik pertautan pasangan kromatid.
Sentromer sendiri diikat oleh kinetokor dan kinetokor diikat oleh
mikrotubula. Kinetokor atau tempat melekatnya benang-benang gelendong
(spindle fiber). Elemen-elemen ini berfungsi untuk menggerakkan
kromosom sewaktu pembelahan sel. Ciri-ciri lain dari fase profase ini
adalah nukleus dan selaput inti mulai menghilang pada akhir profase.
Pada akhir profase juga mulai terbentuk benang-benang spindle
mikrotubule atau gelendong inti pada masing-masing kutub sel yang
letaknya berlawanan (Suryo,1997).
Fase metafase menunjukkan ciri yang menonjol yaitu kromosom
berkumpul pada bidang ekuator dengan barisan kromosomnya yang amat
rapi. Sentromer suatu daerah vital pada kromosom ini melekat pada
serabut gelendong yang bertanggungjawab terhadap arah pergerakan
kromosom selama pembelahan.
Adanya pergerakan tersebut oleh mikrotubula kinetokor terjadi
pengaturan letak dan arah kromosom sehingga setiap kromosom
menghadap kutub masing-masing. Selanjutnya mikrotubula kinetokor
menggerakkan kinetokor ke bidang ekuator. Ujung lepas kromosom dapat
secara acak arahnya tetapi semua sentromer terletak persis dalam satu
bidang di ekuator. Pada tahap metafase ini terjadi penyebaran kromosom
secara teratur yang dilakukan benang-benang gelendon yang merupakan
ciri pertama munculnya tahap metafase.
Kromosom dapat tertata pada bidang ekuator karena adanya gaya
tarik yang sama-sama kuat dari masing-masing kutub pembelahan sebagai
ciri utama pada metafase ini yaitu kromosom terlihat sejajar di tengah-
tengah kromosom.
Pada tahap anafase menunjukkan bahwa kromosom bergerak
menuju kutub masing-masing. Hal ini terjadi karena adanya kontraksi dari
benang gelendong, sebagai jalur penuntun gerakan kromosom ke kutub
oleh karena benang-benang tersebut bersifat kontraktil.
Fried (2006), menyatakan bahwa pada awal anafase sentromer-
sentromer masing-masing kromosom berpisah sehingga masing-masing
kromatid berupa kromosom yang terpisah. Kromatid tersebut akan
bergerak ke arah kutub pembelahan masing-masing karena memendeknya
mikrotubula kinetokor secara tiba-tiba. Sentromer membelah mengikuti
panjang kromosom dan kromatid mulai ikut bergerak pada serabut
gelendong menuju ke kutub-kutub sel terpendeknya dengan sentromer
yang memimpin pergerakan tersebut.
Ciri khusus yang terlihat pada saat anafase adalah kromosom
terlihat seperti huruf v atau j dengan ujung yang bersentromer mengarah
ke arah kutub. Pada saat ini, jumlah kromosom menjadi dua kali lipat lebih
banyak karena paada tahap anafase ini terjadi penyebaran kromosom dan
ADH yang seragam di dalam sel. Pada tahap anafase ini merupakan fase
yang terpendek dari fase-fase mitotik karena hanya membutuhkan waktu
3-15 menit sehingga hanya dibutuhkan sedikit waktu untuk terjadinya fase
ini. Hal ini juga dibuktikan dalam pengamatan pada preparat yang teramati
di bawah mikroskop hanya terdapat beberapa sel yang menunjukkan tahap
anafase tersebut dan jumlah selnya hanya sedikit.
Pada sel berikutnya yang kami amati terlihat sel dengan sekat yang
belum sempurna, dan kromosom terlihat mengumpul di tengah sehingga
kami simpulkan sel tersebut berada dalam fase telofase. Hal sesuai dengan
teori pada tahap telofase, nukleus mulai terlihat kembali di sekeliling tiap
kromosom baru dan pada telofase terdapat 2 nukleolus yang dipisahkan
oleh membran tipis.
Pada tahap telofase terdapat dua tahap yaitu telofase awal dan
telofase akhir. Pada telofase awal akan terlihat sekat yang memisahkan
dua sel anakan. Sedangkan pada tahap telofase akhir, 2 sel anakan benar-
benar terpisah sehingga sudah tidak terlihat kembali sekat sel. Selain sekat
sel yang hilang, benang-benang gelendong yang berperan dalam
penyebaran kromosom juga hilang, namun mikrotubula kutub masih
panjang. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan
antara sel-sel anak. Sedangkan pada telofase akhir terlihat sel-sel anak
sudah benar-benar terpisah. Karakteristik dari telofase adalah suatu sel
dimana terdapat dua kelompok kromosom, dimana tiap kelompok
mengandung kromosom-kromosom yang sama besar satu dengan yang
lain.
Berdasarkan literatur, begitu sampai ke kutub, maka kromosom
mulai membuka gulungannya. Nukleus timbul kembali. Membran nukleus
mulai membentuk di sekitar kromosom. Akhirnya struktur yang disebut
lempengan sel muncul di ekuator (Kimball, 1994). Pada tahap telofase ini,
saat sel membelah menjadi dua dengan diikuti terbentuknya dinding sel
baru yang berasal dari bahan dinding sel yang lama, retikulum endoplasma
atau bahan baru lainnya. Pembelahan ini membagi sitoplasma menjadi
dua. Pada akhir fase ini,terbentuk dua sel anakan yang identik dan
memiliki jumlah kromosom yang sama dengan induknya.
Selanjutnya akan terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma)
dimana semua benda- benda dalam sitoplasma membelah dan pindah
keaadaan sel anak. Pembelahan sitoplasma tersebut ditandai dengan
pelekukan pada sel. Pelekukan itu menyebabkan mikrotubula kutub saling
tumpang tindih dan membentuk midbody yang berfungsi sebagai tambatan
dua sel anakan. Setelah pelekukan, maka umum kontraktil menghilang
dengan terurai menjadi komponen-komponen penyusunnya, akhirnya
selubung inti dan nukleolus terbentuk lengkap.
Berdasarkan penjelasan di atas dari berbagai tahapan di atas dari
profase, metafase, anafase, dan telofase. Proses mitosis merupakan
pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung (Susetyoadi,2004).
Proses mitosis ini mengungkapkan 2 peristiwa penting, yaitu:
- Pertama kromosom (dengan demikian juga gen) berproduksi dan
membelah sehingga sel anak mengandung informasi genetik yang tepat
sama dengan induk (Crowder, 1986). Hal tersebut bertujuan untuk
mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan
inti secara berturut-turut. Proses mitosis ini terjadi pada sel somatik
atau pada sel tubuh, dimana sel somatik ini bersifat meristematik, yaitu
sel-sel yang hidup, terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar
dan ujung batang).
- Kedua, mitosis berperan penting dalam proses-proses biologis, seperti
pertumbuhan, pergantian sel-sel yang rusak, dan perbaikan jaringan.
J. Kesimpulan
1. Pada praktikum ini dapat diamati tahap-tahap pembelahan mitosis pada
ujung akar bawang merah (Allium cepa L.) yaitu tahapan profase,
metafase, anafase, dan telofase.
2. Karakteristik dari setiap fase mitosis yang teramati pada ujung akar
bawang merah (Allium cepa L.), yaitu:
- Profase: nukleolus mulai menghilang sedangkan kromosomnya
mulai timbul.
- Metafase: ditandai dengan munculnya gelendong pembelahan.
Kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator
atau tengah-tengah sel.
- Anafase: sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan
kromatid mulai bergerak pada serabut gelendong menuju ke kutub-
kutub sel terdekat.
- Telofase: kromosom baru telah menyelesaikan pergerakannya
menuju kutub dan di dalam membran nucleus.
3. Pengaruh perbedaan waktu pemotongan akar bawang merah (Allium
cepa L.) terhadap tahap-tahap pembelahan mitosis adalah untuk
mengetahui tahapan apa saja yang terjadi pada setiap jam, dan untuk
mengetahui pada jam berapakah sel-sel tumbuhan katif melakukan
pembelahan. Pada pukul 00.00 sel-sel pada daerah meristem titik
tumbuh akar sedang aktif membelah karena pada ujung akar bawang
merah banyak sel yang mengalami aktivitas pembelahan dengan
rentangan 5 menit sebelum dan sesudah pukul 00.00 WIB.

K. Diskusi
1. Berikut ini adalah larutan yang dipakai dalam praktikum mitosis akar
bawang merah:
- FAA
- Alkohol 70%
- HCl 1N
- Acetocarmin
a. Jelaskan fungsi larutan di atas!
b. Bagaimana proses biologis kerja dari larutan kimia diatas sehingga
dapat menjelaskan fungsi tersebut?
c. Mengapa konsentrasi alkohol yang dipakai adalah 70%? Jelaskan!
Jawab:
a. FAA : berfungsi untuk sel-sel ujung akar bawang merah sehingga
dalam proses pengamatan nanti masih terlihat utuh dan mencegah
plasmolisis sel.
Alkohol 70% : berfungsi sebagai penyegar sediaan sel serta
pembersih sisa larutan FAA.
HCl 1 N : berfungsi sebagai faktor pelisis lamela tengah serta
penyedia kondisi asam bagi pewarnaan acetokarmin.
Acetokarmin : berfungsi untuk pewarnaan kromosom pada ujung
akar bawang merah.
b. Pada saat pemotongan dilakukan pada jam 00.00 WIB, larutan FAA
akan menghambat atau menahan sel dan mencegah kondisi sel dari
lisis, plasmolisis, dan sebagainya.Pada saat akar bawang merah
direndam dalam alkohol 70% selama 4 menit, alkohol akan
menetralkan kandungan FAA yang terdapat dalam akar serta
mengembalikan kesegaran sel, selain itu selama perendaman, alkohol
juga mensterilkan mikroba yang mungkin ada dalam akar bawang
merah.HCl 1 N akan memperjelas bagian putih pada tudung akar dan
akar bawang yang direndam dengan HCl akan menjadi lunak. Selain
itu, melisiskan lamela tengah.warna merah pada acetocarmin akan
diserap oleh sel-sel akar bawang merah sehingga sel-sel akar bawang
merah yang semula putih akan menjadi berwarna.
c. Digunakan alkohol 70% karena alkohol dalam konsentrasi ini
merupakan larutan desinfektan terbaik atau sebagai larutan yang
berfungsi membunuh bakteri/ mikroba yang mungkin ada di dalam
akar bawang sehingga nantinya didapatkan bahan amatan yang steril.
2. Mengapa dalam pencacahan akar bawang merah digunakan silet berkarat?
Jelaskan!
Jawab: Penggunaan silet berkarat bertujuan untuk mencacah sel bawang
hingga tipis namun tidak sampai merusak bentuk sel. Selain itu juga
mampumengefektifan proses penyerapan warna. Seperti kita ketahui
dalam karat besi terdapat Fe Cl2 yang mampu mengoksidasi sehingga
mampu menyerap air pada saat pencacahan dan acetocarmin dapat akan
mudah diserap oleh sel-sel akar bawang merah.
3. a. Mengapa pada praktikum mitosis akar bawang merah yang dipakai
adalah tudung akar? Kemukakanlah pendapat saudara!
b. Apabila bagian akar yang dipakai selain bagian tudung akar, bagaimana
hasilnya?
Jawab:
a. Karena akar merupakan salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya
adalah sel-sel somatik, khusus pada tudung akar terdiri dari sel-sel
yang bersifat meristematik, yaitu sel-selnya selalu aktif membelah,
sehingga diharapkan fase-fase mitosis dapat diamati secara lengkap
b. Apabila yang dipakaibukan bagian tudung akar melainkan bagian
jaringan yang sudah dewasa maka tidak akan nampak peristiwa
mitosis terjadi.
4. Mengapa pada praktikum mitosis digunakan bawang merah? Apakah
pengamatan mitosis tidak dapat menggunakan jenis tumbuhan yang lain?
Jawab: Akar bawang digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan
karena akar bawang memiliki kromosom yang besar, jumlah
kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga lebih memungkinkan untuk
mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik, mudah didapatkan, dan
mudah dilakukan.
5. Jika ditemukan permasalahan-permasalahan berikut, jelaskan
kemungkinan penyebabnya dan berikan solusi yang tepat!
a. pada pengamatan dibawah mikroskop, sel-sel penyebarannya banyak
yang bertumpuk-tumpuk!
b. warna sel terlalu pucat atau terlalu pekat setelah diwarnai dengan
acetokarmin!
c. pada preparat hanya ditemukan beberapa fase saja dari keseluruhan
fase mitosis!
Jawab:
a. Kemungkinan penyebab sel bertumpuk adalah dalam proses mencacah
jaringan belum sepenuhnya rusak. Solusi yang tepat adalah lebih teliti
dan telaten dalam mencacah.
b. Kemungkinan penyebabnya adalah kaca penutup terlalu tertekan
sehingga sel tidak dapat menyerap acetokarmin dengan maksimal.
Solusi yang tepat adalah jangan terlalu rapat jika meletakkan kaca
penutup.
c. Kemungkinan penyebab adalah kurang telitinya dalam mengamati
preparat dan bisa juga karena proses pencacahan yang kurang
sehingga banyak sel tertumpuk dan tidak bisa diamati. Solusi yang
tepat adalah lebih teliti dan telaten.
6. Jelaskan alasan dilakukan pemotongan tudung akar pada pukul 00.00!
Jawab: Pemotongan akar bawang merah dilakukan pada pukul 00.00
WIB, karena pada waktu itulah sel-sel pada daerah meristem akar sedang
aktif membelah. Hal ini dikarenakan pada ujung akar bawang merah
banyak sel yang mengalami aktivitas pembelahan dengan rentangan 5
menit sebelum dan sesudah pukul 00.00 WIB.
7. Terkait dengan ilmu genetika, jelaskan tujuan peristiwa mitosis pada
Makhluk Hidup!
Jawab: Fungsi mitosis pada makhluk hidup adalah untuk menduplikasi
kromosom sel dan merupakan langkah penting selama pembelahan sel dan
replikasi.
Daftar Rujukan

Campbell, Neil A. 2004. Biologi Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.


Crowder, LV. 1986. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Fried, George H, dkk. 2006. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta :
Erlangga.
Kimbal, John W. 1994. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Reece et al. 2010.Campbell Biology Tenth Edition. USA : Pearson Education, Inc
Setjo, Susetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: IMSTEP JICA.
Sumadi dan Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel .Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suryo. 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: UGM Press.
Susetyoadi, Setjo. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: JICA.
LAMPIRAN

Pemotongan ujung akar bawang Perendaman akar dengan FAA dalam


merah botol vial

Pengamatan hasil cacahan dengan Hasil amatan


mikroskop

Hasil amatan Hasil amatan

Anda mungkin juga menyukai