PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kromosom. Namun, pada pertengahan tahun 1940-an terbukti bahwa justru
DNA-lah yang merupakan materi genetik pada sebagian besar organisme.
2.2 PENYUSUN BAHAN GENETIK
Kromosom itu tersusuan nukleoprotein yaitu persenyawaan antara
asam nukleat (asam organik yang banyak terdapat di dalam inti sel) dan
protein seperti histon dan/atau protamin. Yang membawa keterangan
genetik hanyalah asam nukleat saja. Asam nukleat dibedakan atas :
2.2.1 DNA ( Deoksiribonukleat Acid )
Asam deoksiribonukleat atau disingkat ADN/DNA merupakan
persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup, yang
membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk hidup
dalam keseluruhannya dari satu generasi ke generasi berikutnya. ADN
sangat menarik perhatian para Biologiwan modern dalam abad ini, seperti
halnya ahli kimia serta fisika tertarik pada atom. Oleh karena ADN sangat
erat hubungannya dengan hampir semua aktivitas biologi, maka banyak
sekali penyelidikan telah dilakukan, bahkan kini masih terus berjalan untuk
mengetahui lebih banyak lagi tentang ADN, ADN menempati tempat utama
dalam sitologi, genetika, biologi molekul, mikrobiologi, biologi
perkembangan, biokimia dan evolusi.
Sejarah
Molekul ADN pertama-tama diiolir oleh F.Miescher (1869) dari sel
spermatozoaan dari nukleus sel-sel darah merah burung. Akan tetapi dia
tidak mengenal sifat kimianya yang pasti dann menamakannya sebagai
nuklein. Dalam tahun 1880 Fischeir dapat mengenal adanya zat-zat
pirimidin dan purin dalam asam nukleat. Kossel menemukan 2 pirimidin
yaitu (yaitu sitoin dan timin) dan 2 purin yaitu (adenin dan guanin) di dalam
asam nukleat itu, sehingga ia medapatkan hadiah Nobel dalam tahun 1910.
Levine seorang ahli biokimia kelahiran Rusia mengenal gula 5 karbon
ribose dalam tahun 1910 dann kemudian meneukan gula deoksiribose di
dalam asam nukleat. Ia juga menyatakan adanya asam pospat dalam asam
nukleat. Robbert Feulgen (1914) menunjukkan suatu test warna untuk ADN,
yang kemudian dikenal sebagai reaksi Feulgen, Avery, Machleod dan
3
McCarthy (1944) pertama-tama membuktikan bahwa ADN mempunyai
hubungann langsung dengan keturunan. Chargaff (1947) membuat studi
kimiawi dari ADN. Ia membuktikan bahwa ADN terdiri dari bagian yang
ama dari basa purin dan pirimidin dan bahwa adenin dan timin terdapat
dalam prpoporsi yang sama, begitu pula sitosin dan guanin.
Wilkins dan kawan-kawan (1950) dengan cara diffraksi sinar-X
menemukan, bahwa basa-basa purin dan pirimidin didalam molekul ADN
terletak dengan jarak 3,40A (1 angstrom = 0,001 mikron = 0,000001 mm).
Mereka juga mnegemukakan bahwa molekul ADN itu tidak berbentuk
sebagai sebuah garis lurus, melainkan berpilin sebagai spiral dan setiap
340A merupakan satu spiral penuh. Watson dan Crick (1953) menyaakan
bahwa molekul ADN itu berbentuk spiral dobel yang berpilin (double
helix) dan memperlihatkan berbagai aktipitas dari molekul ADN.
Kornberg (1957) membuktikan kebenaran model double helix dari ADN
yang di kemukakan Watson dan Crick dengan cara membuat molekul ADN
dalam sistem sel bebas. Dalam tahun 1967 Kornberg membuat molekul
ADN dari 6000 nukleotida.
Terdapatnya
4
Diantara makhluk-makhluk Avertebrata, spons dan coelenterata
mengandung ADN paling sedikit. Pada umumnya banyaknya ADN
bervariasi dari satu spesies ke spisies lain. Banyaknya variasi itu bergantung
pula dari banyaknya spesies, misalnya pada mamalia terdapat lebih sedikit
variasi jika dibandingkan dengan pada ikan, ampbihia dan burung.
5
Dalam sel-sel berinti sejati, beberapa orang peneliti menemukan
molekul ADN dari berbagai ukuran, yaitu 50-60 u (solari,1965), 500 u
(Cairus, 1966) dan 1,6-1,8 mm (Huberman dan Riggs, 1966).
Susunan kimiawi dari ADN
ADN merupakan susunan kimia makromolekular yang komplek, yang
terdiri dari 3 macam molekul, yaitu sbb :
6
Gambar-3 Basa nitrogen golongan purin
Pirimidin (sitosin dan timin) dan purin (adenin dan guanin)
membentuk rangkaian dengan deoksiribosa. Atom C 1 dari gula
deoksiribosa akan berhubungan dengan atom nitrogen pada posisi 1 dari
pirimidin atau pada posisi 9 dari purin (Gambar-4) . molekul ini disebut
nukleosida atau deoksiribonukleosida dan meraka ini dapat berlaku sebagai
prekursor elementer untuk sintesa ADN. Akan tetapi sebelum suatu
nukleosida dapat menjadi bagian dari suatu molekul ADN, ia harus
bergabung dengan gugus fosfat untuk membentuk suatu nukleotida atau
deoksiribonukleotida (gambar-4)
.
7
Tabel-2 Empat basa nitrogen, nukleosida, dan nukleotida dari molekul
DNA
Nukeotida yang memiliki sebuah gugus pospat dinamakan nukleosida
monopospat. Suatu contoh adalah adenin deoksiribonukleosida monopospat
atau disingkat Damp (Gambar -5)
Nukleotida dapat pula mempunyai dua atau tiga gugus pospat (seperti
ADP atau ATP). Istilah nukleosida tripospat yang merupakan prekursor
langsung untuk sintesa ADN. Tripospat dari empat deoksiribonukleotida,
yaitu deoksiadenosintripospat(dATP), deoksiguanosin tripospat(dGTP),
deoksisitidin(dSTP) dan timidin tripospat(TTP) merupakan persenyawaan
yang kaya energi dan terdapat bebas di dalam nukleoplasma serta sitopasma.
Jelaslah bahwa molekul ADN itu merupakan sebuah polimer panjang
dari nukleotida yng dinamakan polinukleotida. Gugus pospat yang terikat
pada 5-C dari gula berhubungan dengan 3-C dari gula milik nukleotida
berikutnya. Begitu seterusnya sehingga terdapat sepanjaang rangkaian 5-3
sepanjang polimer. Selanjutnya apabila tulang punggung gula pospat
terbentuk, maka letak basa-basa pirimidin dan purin ditetapkan dengan
8
pengertian bahwa jarak sebuah basa dengan basa tetangga nya adalah 3,4 0A
(Gambar-6)
Gambar-6
Polideoksiribonukleotida dengan
basa sitosin dan timin
9
timin, sedangkan guanin dengan sitosin lebih sedikit. Missalnya
perbandingan AT / GC dari ADN manusia = 1,40 : 1. Sebaliknya ADN
yang diisolir dari berbagai macam mikroorganisme (virus, bakteri, dan
tumbuh-tumbuhan/hewan tingkat rendah) pada umumnya kaya akan guanin
dan sitosin dan relativ miskin akan adenin dan timin. Misalnya
perbandingan AT / GC dari ADN bakteri Mycobacterium tuberculosis
adalah 0,60 : 1. Perbedaan dalam ratio AT / GC dari mikroorganisme dan
makhluk tingkat tinggi itu memberi petunjuk bahwa ada perbedaan
informasi genetik yang dibawa oleh molekul herediter itu. petunjuk tadi
tentu mempunyai ari sangat penting untuk keperluan filogeni, evolusi, dan
taksonomi.
10
Pertimbangan Waston dan Crick dalam konstruksi model molekul
ADN
Orang yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang struktur
tiga dimensional dari ADN adalah W.T. Astbury (1940) berdasarkan hasil
studi kristalografi sinar-X dari molekul ADN. Ia mengambil kesimpulan
bahwa karena ADN itu sangat padat, maka polinukleotida yang
menyusunnya berupa timbunan nukleotida pipih, yang masing-masing
teratur tegal lurus terhadap sumbu memanjang dan tiap-tiap nukleotida itu
mempunyai jarak 3,4 .
Studi kristalografi sinar-X oleh Astbury itu kemudian dilanjutkan
Wilkins, yang berhasil mempersiapkan serabut-serabut ADN, sehingga
memungkinkan pembuatan foto melalui diffraksi sinar-X. Salah seorang
temannya wanita bernama Rosalind Franklin berhasil membuat foto
diffraksi sinar-X yang sangat bagus dan membenarkan penemuan Astbury
serta mengemukakan pendapatnya, bahwa molekul ADN itu mempunyai
struktur seperti spiral.
Berdasarkan foto yang diambil oleh Franklin itu, Waston dan crick
dalam bulan April 1953 segera dapat mengambil kesimpulan, bahwa :
11
Gambar-7 . Model molekul DNA menurut Waston dan Crick
12
Gambar-8. Skema suatu segmen DNA dengan memperlihatkan
pengaturan letak berbagai kromosom
Kecuali itu, dua pita spiral itu masing-masing melingkar ke arah yang
berlawanan dan menuju ke kanan. Oleh karena satu lingkaran lengkap
panjangnya 34 , sedangnkan jarak antara satu nukleotida dengan yang lain
adalah 3,4 , maka pada setiap lingkaran penuh terdapat 10
mononukleotida. Sesuai dengan rumus bangun dari masing-masing basa,
maka Citosin (C) yang berhadapan dengan Guanin (G) dihubungkan oleh 3
atom H, sedang Adenin (A) yang berhubungan dengan Timin (T)
dihubungkan oleh 2 atom H.
13
Atas jasanya itulah Waston menerima hadiah Nobel dalam tahun 1962.
Penelitiannya sekarang dipusatkan pada induksi kanker oleh virus.
14
Replikasi ADN
Sebagai pembawa keterangan genetik, ADN memiliki dua fungsi
yang amat penting, ialah :
15
Gambar -11. Replikasi DNA
Proses ini dipengaruhi oleh enzim ADN-polimerase. Arthur Kornberg
(1969), pemenang hadiah Nobel meneliti proses kimia dari sintesa ADN
dan membuat ADN in vitro (diluar benda hidup) dengan menggunakan
enzim Kornberg (ADN-polimerase I). Kemudian ia berpendapat bahwa
enzim Kornberg itulah yang mempengaruhi replikasi ADN. Akan tetapi
kemudian terbukti bahwa pendapat itu tidak benar, karena enzim enzim
Kornberg bukanlah enzim yang sebenarnya yang berperan pada replikasi
ADN. Enzim tersebut hanya merupakan katalisator pada pembentukan
internukleotida dari ADN.
Setelah replikasi ADN selesai terbentuklah dua pasang double helix,
sedangkan sebelumnya hanya ada sepesang double kelix saja.
Berdasarkan pengmatan diduga ada tiga kemungkinan cara replikasi
molekul ADN, yaitu :
16
3. Dispersif. Kedua buah pita dari double helix parental terputus-putus.
Segmen-segmen ADN parental dan segmen-segmen ADN yang
dibentuk baru saling bersambungan dan menghasilkan dua double
helix baru.
17
derajat kepekatan ADN dari sel-sel yang tumbuh pada medium 15N
kemudian dipindahkan ke medium 14N selama beberapa generasi,
Meselson dan Stahl dapat membedakan adanya kemungkinan tiga cara
replikasi ADN.
Meselson dan Stahl mengambil sel-sel yang telah tumbuh pada
medium 15N selama beberapa generasi (berarti telah mengandung ADN
berat), mencuci dan memindahkannya pada medium yang mengandung
14N. Setelah sel-sel ini dibiarkan tumbuh untuk beberapa waktu, ADN
dipisahkan dan dianalisa dengan cesium chlorida (CsCl). Semua ADN yang
diisolir dari sel-sel setelah satu generasi dalam medium 14N memiliki
kepekatan separuh dari kepekatan ADN berat dan ADN ringan.
Kepekatan pertengahan ini dinamakan kepekatan hibrid. Setelah
pertumbuhan dua generasi dalam medium 14N, maka separuh dari ADN
mempunyai kepekatan hibrid dan separuhnya lagi mempunyai kepekatan
ringan. Hasil ini persis mengikuti replikasi semikonserpatif seperti yang
diramal Watson dan Circk. Satu generasi dari double helix parental yang
mengandung 15N dalam medium 14N akan menghasilkan dua double helix
yang masing-masing memiliki 15N dalam satu pita (pita lama) dan 14N
dalam pita pasangannya (pita baru). Molekul demikian memiliki kepekatan
hibrid. Jika replikasi berlangsung secara konserpatif, tidak akan dihasilkan
molekul ADN dengan kepekatan hibrid. Begitu juga setelah satu generasi
maka separuh dari ADN akan tetap berat dan separuh lainnya akan berupa
ADN ringan. Sedangkan apabila replikasi berlangsung secara dispersip,
Meselson dan Stahl akan melihat adanya perubahan ADN dari berat ke
ringan pada setiap generasi. Meselson dan Stahl dapat membuktikan
bahwa hasil eksperimen mereka sama sekali tidak konsisten dengan teori
replikasi secara konserpatif maupun dispersip.
Eksperimen-eksperimen berikutnya membuktikan pula bahwa
replikasi secara semikonserpatif berlaku juga untuk tumbuhan dan hewan
tingkat tinggi.
18
Gambar -13. Hasil (sebelah kanan) dan interpretasi (sebelah kiri) dan eksperimen
Meselson dan Stahl, yang memperlihatkan bahwa kromoson bakteri E.coli
mengadakan replikasi secara semikonserpatif. Setelah double helix parental
dibiarkan tumbuh dalam 15N-medium untuk beberapa generasi, kemudian
dipindahkan ke 14N-medium, maka setelah satu generasi didalam medium ini akan
didapatkan ADN-hibrid. Satu pita dari ADN-hibrid (F1) mengandung 15N,
sedangkan pita komplementernya mengandung 14N. Setelah dua generasi (F2)
tumbuh dalam 14N-medium, maka separuh dari ADN memperlihatkan kepekatan
hibrid berat sedangkan separuh lainnya kepekatan hibrid ringan. Hasil akhir
menunjukkan adanya replikasi semikonserpatif. (Menurut Meselson dan Sthal,
Proc. Nat. Acad. Sel, U.S. 44:671,1958).
Replikasi kromosom bakteri
Penelitian tentang replikasi kromosom bakteri untuk pertama kali
dilakukan oleh J.Cairns dalam tahun 1963 dengan menggunakan teknik
autoradiografi, yaitusuatu cara untuk mendeteksi dan melokalisir isotop-
isotop radioaktif didalam sel dengan meletakannya dalam emulsi fotografi
yang peka terhadap energy radiasi rendah.
19
Cairns menumbuhkan sel-sel bakteri E.coli dalam medium yang
mengandung 3H-timidin untuk beberapa waktu dan berhati-hati sekali
mengumpulkan kromosom-kromosom pada filter membrane. Filter itu
ditempatkan pada glas preparat yang dilapisi dengan emulsi yang peka
terhadap partikel - dan disimpan dalam keadaan gelap untuk beberapa
waktu. Setelah filmnya dicuci dan dicetak Nampak, bahwa kromosom-
kromosom bakteri E.coli itu berbentuk lingkaran.
20
Seperti halnya dengan ADN, ARN adalah suatu polimer asam
nukleotida dari empat Ribonukleat. Tiap ribonukleat terdiri dari gula
pentose (D-ribosa,) molekul gugusan pospat dan sebuah basa nitrogen.
Berbeda dengan ADN, basa timin dari golongan pririmidin tidak terdapat
pada ARN, melainkan digantikan oleh basa urasil (U).
Gambar -15. Rumus kimia dari pentosa D-ribosa dan basa urasil
yang terdapat pada RNA.
Singkatan
Basa Ribonukleosida Ribonukleotida dari
ribonukleotida
Asam adenilat
1. Adenin (A) Adenosin AMP
(Adenosin monopospat)
Asam guanilat
2. Guanin (G) Guanosin GMP
(Guanosin monopospat)
Asam sitidilat
3. Sitosin (S) Sitidin SMP
(Sitidin monopospat)
Asam uridilat
4. Urasil (U) Uridin UMP
(Uridin monopospat)
Tabel -4. Empat basa nitrogen, ribonukleosida, dan ribonukleotida dari RNA
21
Struktur molekul ARN
Molekul ARN dapat berbentuk pita tunggal atau pita dobel tetapi
tidak berpilin sebagai spiral seperti molekul ADN. ARN berbentuk Pita
tunggal terdapat sebagai bahan genetic pada virus tumbuhan (seperti TMV),
virus hewan (influenza) dan bakterio phag ( seperti MS2). ARN yang terdir
dari pita dobel tapi tidak berpiln sebagai spiral terdapat sebagai bahan
genetic pada beberapa virus tanaman (misalnya reovirus). Tiap pita ARN
adalah polinukleotida, artinya terdri dari banyak ribo nukleotida. Dalam
polinukleotida dari ARN, tulang punggung tersusun dari dereta ribose dan
pospat.
ARN genetic dari virus mengadakan replikasi sendiri, artinya ARN ini
menghasilkan sendiri replikanya (hasil replikasi). Berhubung dengan itu
replikasi itu dinamakan sintesa ARN.
Gambar -16. Perbandingan bentuk dari molekul RNA (1) dan DNA (2)
ARN Non-genetik
Pada makhluk dimana keterangan genetik terdapat dalam ADN maka
ARN disebut juga ARN Non-genetik.
Berdasarkan tempat terdapatnya serta fungsinya dapat dibedakan 3
macan ARN, yakni:
22
oleh ADN dalam suatu proses yang dinamakan transkripsi. (gambar III
19).
Sebelum ADN mencetak ARNd, double helix molekul ADN
terlebih dahulu membuka spiralnya dengan bantuan enzim ARN
polimerase (Gambar III. 20). Proses pencetakan ARNd oleh salah satu
pita ADN contohnya sebagai berikut:
23
Gambar-18 . Skema yang memperlihatkan struktur dari RNA polimerase
pada bakteri E. Coli .
Dengan ditemukannya enzim inti dan faktor sigma, maka proses
transkripsi ARNd tidak begitu sederhana lagi seperti yang diduga semula
(gambar di bawah ini).
24
khamir (Saccharomyces cereviciae). Dikatakan bahwa seperti halnya
dengan ARNd, molekul ARNp itu dibuat didalam nukleus, sebelum
menempatkan diri di dakam sitoplasma. Selanjutnya dinyatakan pula
bahwa pada beberapa bagian dari molekul ARNp itu basa-basa
memperlihatkan pasangan yang mengikuti model Watson Crick, tetapi
ada bagian-bagian yang basa-basanya tidak memperlihatkan pasangan.
Bagian dimana basa-basa itu tidak berpasangan sehingga Hotley
berpendapat bahwa molekul ARNp mempunyai struktur seperti daun
semanggi ( gambaaarrr III 22). Beberapa sifat mengenai molekul ARNp
itu ialah:
a. Semua molekul ARNp mengandung urutan terminal yang sama dari
basa 5+-SSA-3+ pada akhir 3+ dari deretan polinukleotida. Pada basa A
(adenin) itulah molekul ARNp mengikat asam amino.
b. Semua ARNp mempunyai bagian menukik yang merupakan ulatan,
yang disebut lengan T dimana terdapat tujuh basa tak berpasangan,
termasuk pseudouridin. Lengan ini mempunyai peranan pada pengikatan
molekul ARNp dengan ribosom.
c. Semua molekul ARNp mempunyai lengan DHU (= dihidrouridin)
yang mengandung 8-12 basa tak berpasangan.
d. Ada bagian yang mengandung tiga basa, yang pada ARNp tertentu
berbeda susunannya daripada di ARNp lainnya. Tiga basa itu dinamakan
antikodon, yang nantinya akan berpasangan dengan tiga basa pada
molekul ARNd. Tiga basa pada ARNd ini disebut kodon.
e. Beberapa ARNp yang berupa pita panjang dapat mempunyai lengan
tambahan pendek.
S.H Kim dan kawan-kawan (1972-1973) menemukan molekul ARNp,
fenilalanin pada khamir (Saccharomyces cereviciae), yang berbentuk
huruf L (gambar di bawah ini).
25
Gambar -20. Model daun semanggi dari molekul RNAp alanin.
ARNp mempunyai tugas mengikat asam amino didalam sitoplasma.
26
Ada yang bercabang dan fleksibel. Ada bagian dimana basa-basa
komplementer membentuk pasangan-pasangan (gambar
Sel-sel yang mempunyai inti sejati memiliki 3 macam ARNt, yaitu
285 ARNt, 185 ARNt dan 5S ARNt. Sel-sel yang mempunyai inti tidak
sejati juga memiliki 3 macam molekul ARNt, yaitu 215 ARNt, 165
ARNr dan 5S ARNt (gambar. ). Fungsi molekul ARNt sampai sekarang
masih sedikit diketahui, tetapi diduga mepunyai peranan penting pada
sintesa protein.
27
Sebuah pita molekul ADN terdiri dari tiga persenyawaan kimia, yaiu
asam pospat, gula deoksiribosa dan nitrogen. Tulang punggung asam
pospat-deoksiribosa selalu sama untuk berbagai segmen dari molekul ADN.
Tetapi basa nitrogennya berbeda-beda. Berhubung dengan itu informasi
genetika tergantung dari urutan basa nitrogen yang menyusun segmen
molekul ADN itu.
Sarabai dan kawan-kawan (1964) membuktikan bahwa urutan basa
nitrogen dari suatu segmen molekul ADN itu identik dengan urutan linear
dari asam-asam amino didalam molekul protein. Empat basa ADN itu
(A,T,S dan G) dapat dianggap sebagai alfabet dalam molekul ADN.
Berhubung dengan itu semua informasi genetik harus dinyatakan dengan
empat alfabet ADN ini. Yang menjadi pertanyaan ialah, apakah informasi
gentik itu terdapat sebagai bahasa dalam beentuk ucapan nyata ataukah
sebagai bahasa dalam bentuk kode? Jika terdapat sebagai bahasa dalam
bentuk ucapan nyata, molekul ADN memerlukan banyak alfabet, sistem
tatabahasa yang kompleks dan ruangan yang cukup. Semua ini tentu tidak
mungkin disediakan oleh molekul ADN. Berhubung dengan itu para
Biologiwan Molekuler mengambil kesimpulan bahwa informasi genetik
yang terdapat didalam molekul ADN itu harus berupa bahasa istimewa yang
berbentuk kata-kata kode dengan menggunakan empat alfabet ADN itu.
Setiap pesan genetik yang dinyatakan dalam bentuk kode umumnya
dinamakan kriptogram.
Satu kelompok nukleotida yang memperinci suatu asam amino
dinamakan kodon. Kemungkinana kode genetik yang paling sederhana ialah
kode singlet, dimana sebuah nukleotida memberi kode untuk sebuah asam
amino. Mengingat adanya 20 macam asam amino, maka baru 4 macam
asam amino saja yang dapat diberi kode. Berarti bahwa 16 macam asam
amino belum dapat diberi kode. Kode dublet (yaitu suatu kode yang terdiri
dari dua huruf) juga belum cukup, karena baru dapat memperinci 4 x 4 = 16
macam asam amino saja, sehingga masih ada 4 macam asam amino yang
belum dapat diberi kode. Kode trplet (yaitu suatu kode yang terdiri dari tiga
huruf) akan menghasilkan 4 x 4 x 4= 64 kodon, sehingga dapat
28
memperbaiki 64 asam amino. Kemungkinan adanya kode singkat, dublet
dan triplet untuk molekul AENd dapat diikuti pada tabel III-5. Percobaan
Crick pada tahun 1961 dengan menggunakan T4 bakteriofag dari E,coli
membuktikan, bahwa dengan menrapkan kode dublet, bakteriofag tidak
dapat menjalankan fungsinya secara normal. Begitu pada waktu ia
menerapkan tambahan sebuah atau dua buah nukleotuda pada kode triplet.
Berdasarkan eksperimen itu diambil kesimpulan, bahwa kode genetik
haruslah dalam bentuk kode triplet.
Penyelidikan beberapa ahli seperti Nitenberg (1961), S. Ochoa,
Yanofsky dan kawan-kawan. (1963), H.G. Khorana (1964), Terzaghi dan
kawan-kawan (1966) dan S. Cory (1970) menghasilkan suatu tabel yang
merumuskan kode untuk 20 macam asam amino (tabel III-6). Jika tabel itu
dipelajari, timbullah suatu pola yang menarik perhatian. Asam amino yang
memiliki sifat struktural hampir sama cenderung mempunyai kodon
sekeluarga. Misalnya kodon asam glutamat (GAA dan GAG). Demikian
pula kodon semua dimulai dengan urasil (U). Jadi misalnya suatu asam
amino di dalam protein karena kekeliruan digantikan oleh asam amino lain
yang mempunyai sifat sama, makaprotein itu akan tetap berfungsi.
29
Kode singlet (4
Kode dublet (16 kata) Kode triplet (64 kata)
kata)
AAA AAG AAS AAU
AGA AGG AGS AGU
ASA ASG ASS ASU
AUA AUG AUS AUU
GAA GAG GAS GAU
GGA GGG GGS GGU
A AA AG AS AU GSA GSG GSS GSU
G GA GG GS GU GUA GUG GUS GUU
S SA SG SS SU SAA SAG SAS SAU
U UA UG US UU SGA SAG SAS SAU
SSA SSG SSS SSU
UAA UAG UAS UAU
UGA UGG UGS UGU
USA USG USS USU
UUA UUG UUS UUU
Tabel -5. Kode Singlet, dublet, dan triplet dari RNAd
2) Tidak ada tumpang tindih, artinya satu basa tunggal pun yang dapat
mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon,
sehingga 64 kodon itu semua berbeda-beda nukleotidanya.
3) Kode genetik mempunyai dua arti, yaitu kodon yang sama dapat
memperinci lebih dari satu asam amino. Sebagai contoh: kodon UUU
biasanya merupakan kode untuk fenilalanin, tetapi bila ada
streptomisin dapat pula merupakan kode untuk isoleusin, leusin atau
serin.
30
a. K
31
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada
makhluk hidup, yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau
dari makhluk hidup dalam keseluruhannya dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Disamping ADN, kebanyakan sel-sel bertinti tidak sejati (prokaryotic)
maupun yang berinti sejati (eukaryotik) memiliki asam nukleat lain yang
sangat penting pula, yang dinamakan asam ribonukleat (ARN). Akan tetapi
beberapa virus tidak memiliki ADN, melainkan hanya ARN saja, sehingga
ARN-lah molekul keseluruhannya dan membawa segala tanggung jawab
seperti yang dimiliki ADN. ARN demikian dinamakan ARN genetic,
terdapat lain macam molekul ARN, Yang dinamakan ARN non-genetik.
Sebuah pita molekul ADN terdiri dari tiga persenyawaan kimia, yaiu
asam pospat, gula deoksiribosa dan nitrogen. Tulang punggung asam
pospat-deoksiribosa selalu sama untuk berbagai segmen dari molekul ADN.
Tetapi basa nitrogennya berbeda-beda. Berhubung dengan itu informasi
genetika tergantung dari urutan basa nitrogen yang menyusun segmen
molekul ADN itu.
Informasi genetik yang terdapat didalam molekul ADN itu harus
berupa bahasa istimewa yang berbentuk kata-kata kode dengan
menggunakan empat alfabet ADN itu. Setiap pesan genetik yang dinyatakan
dalam bentuk kode umumnya dinamakan kriptogram.
3.2 SARAN
Penyusun berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Apabila dalam penyusunan makalah ini
terdapat kesalahan, karena itu tidak lain adalah kekeliruan penyusun. Untuk
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
meningkatkan penyusunan makalah berikutnya.
32
DAFTAR PUSTAKA
UNIVERSITY PRESS.
https://seedagronomist.wordpress.com/2015/10/31/genetika-bahan-genetik/.
33