Pada kasus dewasa penyebab tidak diketahui, namun pada kasus LLA anak-anak factor
keturunan dan sindroma predisposisi genetic.
1) Radiasi ionic
2) Paparan benzene dengan kadar tinggi yang dapat menyebabkan aplasia di sst,
kerusakan kromosom hingga leukimia
3) Merokok
4) Obat kemoterapi
5) Infeksi virus Epstein Barr
6) Pasien dengan sindroma Down dan Wiskott-Aldrich
d. Pemeriksaan fisik
1) Terlihat pasien lemas dan nampak pucat
2) Didapatkan konjungtiva palpebra anemis
3) Pada ekstremitas ditemukan hematoma dan ptekie di sekujur tubuh
4) Multiple limfadenopati
5) Perut terlihat cembung
6) Teraba splenomegaly
e. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan hematologi
Hb : 5,1gr/dL, leukosit: 276.200/uL, trombosit: 129.000/uL, MCV: 93 uL, MCH: 27 pg,
MCHC : 29 g/dL
Gambaran darah tepi: eritrosit menurun, distribusi renggang, normokrom
normositer, leukosit meningkat, seri granulosit: netrofil segmen (+), seri non
granulosit: kimfosit matur (+) ditemukan banyak limfoblast, trombosit menurun,
kesan leukositosi dengan tanda depresi eritropoetik dan trombopoetik
2) Hitung darah lengkap
3) Aspirasi dan biopsy sst di illiaka atau sternum, pewarnaan sitokimia, analisis
sitogenetik, analisis imunofenotip, analisis molekuler BCR-ABL
4) Pemeriksaan BMP
5) Pemeriksaan koagulasi
6) Kadar fibrinogen
7) Golongan darah ABO dan Rh, penentuan HLA
f. Diagnose
Leukimia limfanoblastik akut
g. Diagnosis banding
Limfositosis, limfadenopati dan hepatosplenomegaly yang berhubungan dengan infeksi
virus dan limfoma, anemia aplastic
h. Pengobatan
Farmakologi
Kombinasi kemoterapi,terapi pencegahan SSP: kemoterapi intratekal dan/atau sistemik
dosis tinggi, radiasi kranial dengan lama 1,5-3 tahun dg tujuan eredikasi sel leukimia,
perlu di perhatikan metabolic, infeksi, hematologic pasien.
Induksi remisi
Intensifikasi dan konsolidasi
- Terapi induksi remisi
Dengan tujuan untuk mencapai keadaan hematopoesis normal dan hilangnya secara
keseluruhan sel leukimia, terapinya adalah prednisone, vinkritis dan antrasiklin dan
juga L-asparginase dengan tambahan siklofosfamid, sitarabin dosis konfesional atau
tinggi, merkaptopurin yg diberikan dengan beberapa regimen
- Terapi intensifikasi atau konsolidasi
Dengan tujuan untuk mengeleminasi sel leukimia residual dan mencegah terjadinya
relaps dan timbulnya sel resisten obat, dilakukan 6 bulan kemudian
- Profilaksis SSP
Terdiri dari kombinasi kemoterapi intratekal, radiasi kranial dan pemberian obat
dengan bioavibilitas SSP tinggi, dengan tujuan untuk mencegah relaps pada SSP
- Pemeliharaan jangka Panjang
Pemberian 6-merkatopurin tiap hari selama 2-3 tahun dengan tujuan
memperpanjang kebebasan dari penyakit
- Transplantasi SST
Dilakukan pada pasien dengan resiko relaps yang tinggi (kromosom philedelpia,
perubahan susunan gen MLL, hiperleukositosis, gagal mencapai remisi komplit
dalam waktu 4 mgg, pasien dewasa yang mengalami relaps setelah remisi komplit
Non-farmakologi
1) Membuat kamar yang protektif bersih dan steril
2) Keluar menggunakan masker
3) Kurangi kontak dengan orang lain
4) Sering menjaga kebersihan mulut
5) Konsumsi makanan yang higienis
i. Pencegahan
- Menghindari paparan bahan kimia
- Menghindari paparan radiasi yang tidak perlu
- Menghindari rokok
- Menjaga berat badan ideal
- Berolahraga rutin
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
non-farmakologi