BREATHING MANAGEMENT
Dosen Pembimbing :
Nasrul Hadi Purwanto., S.Kep.Ners., M.Kes
Disusun oleh :
Nurul Wilkyis (0118030)
Sabilar Rizqi Putri Fanani (0118036)
Vida Khumaidah (0118042)
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang “Breathing Management” tepat pada waktunya. Makalah ini
kelompok kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat 1.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tak luput dari
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
penyempurnaan penyusunan makalah kami ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Dan kami berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik atau saran
untuk makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Konsep Sistem Pernafasan
B. Konsep Breathing Management
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat
membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara. Beberapa cara
sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan nafas,
bagaimana memberikan bantuan penafasan dan bagaimana membantu mengalirkan
darah ke tempat yang penting dalam tubuh korban, sehingga pasokan oksigen ke otak
terjaga untuk mencegah matinya sel otak.
Bila tidak ditemukan respons pada korban maka langkah selanjutnya adalah
penolong menilai pernafasan korban apakah cukup adekuat atau tidak. Untuk
menilainya maka korban harus dibaringkan terlentang dengan jalan nafas terbuka.
Jalan nafas dapat tersumbat sepenuhnya. Pada keadaan ini orang dewasa akan
terjadi hal sebagai berikut Orang tersebut akan berdiri, dan berusaha bernafas. Ia akan
memeggang lehernya dengan ke 2 tangannya (the universal sign of choking), dan
menjadi membiru (sianosis), dan lama kelamaan akan kehilangan kesadaran dan
kemudian meninggal.
Apabila tidak ada bantuan, pada saat ini penderita akan meninggal. Pada anak
kecil, kita akan lihat bahwa menjadi sangat gelisah, berusaha bernafas tetapi sia-sia,
membiru, kehilangan kesadaran dan kemudian meninggal. Apabila menemukan
penderita dalam keadaan sudah tidak sadar, maka menentukkan adanya sumbatan
menjadi sulit. Bila kita tidak tau penyebab berhentinya pernafasan, maka saat kita
memberikan pernafasan buatan kita akan merasakan bahwa tiupan kita berat karena
ada tahanan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Sistem Pernafasan ?
2. Bagaimana Konsep Breathing Management ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Sistem Pernafasan
2. Untuk mengetahui Konsep Breathing Management
BAB ll
TINJAUAN TEORI
2. Tanda-Tanda Pernafasan
a. Pernafasan Adekuat (mencukupi) :
Dada dan perut bergerak naik dan turun seirama dengan pernafasan
Udara terdengar dan terasa saat keluar dari mulut atau hidung
Korban tampak nyaman
Frekuensinya cukup (12-20 x/menit).
b. Pernafasan Kurang Adekuat (kurang mencukupi)
1) Hitung frekuensi laju pernafasan dalam setengah menit, lalu kalikan angka 2.
Frekuensi normal (ingat angka 20-30-40). Pernafasan yang pasti tidak adekuat
adalah bila kurang dari 10x/menit pada anak atau kurang dari 20x/menit pada bayi
2) Sesak : meningkatnya usaha dalam bernafas (pernafasan seperti memaksa).
Pernafasan normal aalah tanpa usaha. Penggunaan otot perut secara berlebihan
untuk bernafas, karena penderita menggunakan diafragma (sekat rongga dada)
untuk memaksa udara keluar-masuk dari paru-paru.
3) Sianosis : adalah peerubahan warna atau kebiru biruan pada kulit dan lapisan
selaput lender (dapat dilihat pada selaput lender mata atau selaput bibir). Sianosis
berarti terlalu banyak Co2.
4) Perubahan kesadaran. Apabila otak tidak menerima O2, maka pertama-tama
penderita akan sangat gelisah tapi bila lebih lanjut, penderita akan kehilngan
kesadarannya (pingsan)
5) Denyut jantung yang lambat atau sangat cepat yang disertai dengan jumlah
pernafasan yang lambat.
Apa yang harus dilakukan jika mencurigai penderita sesak ?
Tenangkan penderita (jika sadar)
Pastikan bahwa airway bersih
Berikan oksigen
Pertimbangkan untuk membantu pernafasan
c. Pernafasan hilang (tidak bernafas)
Tidak ada gerakan dada dan perut
Tidak terdengar aliran udara melalui mulut atau hidung
Tidak terasa hembusan nafas dari mulut atau hidung
3. Oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk
kelangsungan metabolism sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ
atau sel.
a. Proses oksigenasi
1) Ventilasi.
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer.
2) Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler paru
dan co2 di kapiler dengan alveoli.
3) Transportasi Gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan Co2 jaringan tubuh ke kaviler.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
1) Saraf Otonomik
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik dapat
mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi, hal ini dapat terlihat
simpatis maupun parasimpatis.
2) Alergi pada Saluran Napas
Banyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu yang terdapat
dalam hawa pernapasan , bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk,
makanan, dan lain-lain.
3) Perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi,
karena usia organ dalam tubuh berkembang seiring usia perkembangan.
4) Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor
alergi, ketinggian tanah, dan suhu.kondisi tersebut memengaruhi kemampuan
adaptasi.
5) Perilaku
Faktor perilaku yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah
perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi).
c. Masalah kebutuhan oksigen
1) Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan
oksigen dalam tubuh akibat difisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan
oksigen dalam tingkat sel, di tandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit
(sianosis).
2) Perubahan pola pernapasan
a) Tachipnea
b) Bradypnea
c) Hiperventilasi
d) Kusmaul
e) Hipovontilasi
f) Dispnea
g) Orthopnea
h) Cheyne stokes
i) Pernapasan paradoksial
j) Biot
k) Esteridor
d. Metode pemberian oksigenasi dengan berbagai cara
a) Sistem aliran rendah :
1) Aliran rendah konsentrasi rendah :
Kateter nasal
Kateter binasal
2) Aliran rendah konsentrasi tinggi :
Sungkup muka sederhana
Sungkup muka dengan kantong rebreathing
Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
b) Sistem aliran tinggi :
1) Aliran tinggi konsentrasi rendah :
Sungkup venturi
2) Aliran tinggi konsentrasi tinggi :
Head box
Sungkup CPAP
BVM
Pemberian oksigen melalui nasal kanula
Tujuan :
Prinsip :
1) Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah,
biasanya hanya 2-3 L/menit.
2) Membutuhkan pernapasan hidung
3) Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %. (Suparmi,
2008:67)
B. BREATHING MANAGEMENT
1. Tujuan
Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara membersihkan pernafasan buatan untuk
menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
2. Management
a. Mulut ke mulut
Memberikan pernafasan buatan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung
sebanyak 2 (dua) kali tiupan dan diselingi ekshalasi.
Pada pernafasan mulut ke mulut, anda akan menutup mulut pendertia dengan
mulut anda tapi dengan resiko terjadi penularan penyakit. Karena itu pada
pernafsan mulut ke mulut lebih baik memakai alat pelindung (barier device, face
shield).
Alat pelindung ini adalah selembar plastic yang tipis dan lentur untuk menutupi
wajah, dapat dilipat (dimasukkan kantung) dan dibawa dengan mudah. Alat
pelindung ini cukup tipis sehingga pernafasan mulut ke mulut tetap dapat
dilakukan, akan tetapi mempunyai katup satu arah, sehingga cairan penderita tidak
akan mengenai anda. Seorang first respponden yang baik selalu membawa alat ini.
Penggunaan pemberian nafas melalui mulut ke mulut jangan dilakukan kecuali
kepada anggota keluarga yang berada dirumah dan saat tidak terdapat alat
pelindung.
Cara pernafasan mulut ke mulut :
1) Berlutut disamping kepala penderita.
2) Buka airway penderita (angkat dahi dan dagu atau angkat rahang).
3) Pasang alat pelindung.
4) Jepit lubang hidung penderita dengan jari ibu jari dan jari telunjuk.
5) Lingkarkan mulut anda ke sekeliling muka penderita (tutup dengan baik
mulut penderita dengan bibir anda, disekeliling mulut penderita). Jika anda
memberikan pernafasan pada anak dan bayi tutup mulut dan hidung
penderita dengan mulut anda (tanda menutup hidung penderita).
6) Tiupkan dengan perlahan tapi pasti udara dalam paru anda ke penderita
(selama 1,5-2 dtk untuk dewasa dan 1-1,5dtk untuk bayi dan anak) masing-
masing harus sedemikian kuat dan volumenya sedemikian cukup sehingga
membuat dada naik( biasanya 800-1200 ml pada deawasa). Bila anda tidak
meniup terlalu cepat atau terlalu banyak karena akan mungkin mendorong
udara masuk kedalam lambung penderita akan merusak paru juga karena
tiupan terlalu kuat.
7) Pernafasan buatan cukup bila :
Lihat turun naiknya dada : naik turun
dengan baik.
Dengar : pernafasan keluar teratur atau
cukup baik.
Raba : rasakan udara yang keluar ketika
penderita ekspirasi.
8) Lanjutkan ventilasi dengan laju (kecepatan)
pernafasaan sesuai dengan table.
Table : kecepatan pernafasan buatan
Dewasa 10-12x/mnt
Anak dan Bayi 20x/mnt
Bayi baru lahir 40x/mnt
9) Jika anda tidak dapat membuat pernafasan bantuan dengan baik (terasa
berat) atau jika dada tidak naik dengan adekuat coba posisikan kepala
penderita lalu coba lagi. Jika usaha kedua kali juga gagal maka harus
dianggap airway tersumbat oleh benda asing
http://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/pengelolaan-fungsi-pernapasan-breathing.html
https://icoel.wordpress.com/askep-anak-2/manageman-breathing/
http://dimankesmas.blogspot.com/2013/12/makalah-kesehatan-lingkungan.html
https://mamujutengahsehat.wordpress.com/2015/01/04/indikator-lingkungan-sehat/
https://eklyninggriani24.blogspot.com/2017/04/masalah-kesehatan-lingkungan-di.html
https://hrcjogja.wordpress.com/2015/01/07/indikator-lingkungan-sehat/#:~:text=Untuk
%20menilai%20keadaan%20lingkungan%20dan,dan%20Pengolahan%20Makanan
%20(TUPM).
https://hydro.co.id/masalah-masalah-kesehatan-lingkungan-di-indonesia/
https://www.academia.edu/35239292/PERAN_PERAWAT_DALAM_KESEHATAN_LING
KUNGAN