Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 1

BREATHING MANAGEMENT

Dosen Pembimbing :
Nasrul Hadi Purwanto., S.Kep.Ners., M.Kes

Disusun oleh :
Nurul Wilkyis (0118030)
Sabilar Rizqi Putri Fanani (0118036)
Vida Khumaidah (0118042)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang “Breathing Management” tepat pada waktunya. Makalah ini
kelompok kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat 1.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tak luput dari
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
penyempurnaan penyusunan makalah kami ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Dan kami berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik atau saran
untuk makalah ini.

Mojokerto, 15 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Konsep Sistem Pernafasan
B. Konsep Breathing Management

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat
membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara. Beberapa cara
sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan nafas,
bagaimana memberikan bantuan penafasan dan bagaimana membantu mengalirkan
darah ke tempat yang penting dalam tubuh korban, sehingga pasokan oksigen ke otak
terjaga untuk mencegah matinya sel otak.
Bila tidak ditemukan respons pada korban maka langkah selanjutnya adalah
penolong menilai pernafasan korban apakah cukup adekuat atau tidak. Untuk
menilainya maka korban harus dibaringkan terlentang dengan jalan nafas terbuka.
Jalan nafas dapat tersumbat sepenuhnya. Pada keadaan ini orang dewasa akan
terjadi hal sebagai berikut Orang tersebut akan berdiri, dan berusaha bernafas. Ia akan
memeggang lehernya dengan ke 2 tangannya (the universal sign of choking), dan
menjadi membiru (sianosis), dan lama kelamaan akan kehilangan kesadaran dan
kemudian meninggal.
Apabila tidak ada bantuan, pada saat ini penderita akan meninggal. Pada anak
kecil, kita akan lihat bahwa menjadi sangat gelisah, berusaha bernafas tetapi sia-sia,
membiru, kehilangan kesadaran dan kemudian meninggal. Apabila menemukan
penderita dalam keadaan sudah tidak sadar, maka menentukkan adanya sumbatan
menjadi sulit. Bila kita tidak tau penyebab berhentinya pernafasan, maka saat kita
memberikan pernafasan buatan kita akan merasakan bahwa tiupan kita berat karena
ada tahanan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Sistem Pernafasan ?
2. Bagaimana Konsep Breathing Management ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Sistem Pernafasan
2. Untuk mengetahui Konsep Breathing Management
BAB ll
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP SISTEM PERNAFASAN


1. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan terdiri dari jalan nafas atas, jalan nafas bawah dan paru. Setiap
bagian sistem ini memainkan peran yang penting dalam proses pernafasan, yaitu dimana
oksigen dapat masuk ke aliran darah dan karbon dioksida dilepaskan.

a. Jalan Nafas Atas


Jalan nafas atas merupakan suatu saluran terbuka yang memungkinkan udara
atmosfer masuk melalui hidung, mulut, dan bronkus hingga ke alveoli. Jalan nafas
atas terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, laring, trakea. Udara yang masuk dari
rongga hidung akan mengalami proses penghangatan, pelembaban dan penyaringan
dari segala kotoran. Setelah rongga hidung dapat dijumpai daerah faring, mulai dari
bagian belakang palatum mole sampai ujung bagian atas esofagus.
Faring terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1. Naso faring  (bagian atas) di belakang hidung.
2. Orofaring (bagian tengah) dapat dilihat saat membuka mulut.
3. Hipofaring (bagian akhir), sebelum menjadi laring.
b. Jalan Nafas Bagian Bawah
Terdiri dari bronkus dan percabangannya serta paru-paru. Pada saat inspirasi
udara masuk melalui jalan nafas atas menuju jalan nafas bawah sebelum mencapai
paru-paru. Trakea terbagi menjadi dua cabang, yaitu bronkus utama kanan dan
bronkus utama kiri. Masing-masing bronkus utama terbagi lagi menjadi beberapa
bronkus primer dan kemudian terbagi lagi menjadi bronkiolus.
c. Fisiologis sistem pernafasan
Ketika udara atmosfer mencapai alveoli, oksigen akan bergerak dari alveoli
melintasi membran alveolar kapiler dan menuju sel darah merah. Sistem sirkulasi
kemudian akan membawa oksigen yang telah berikatan dengan sel darah merah
menuju jaringan tubuh, dimana oksigen akan digunakan sebagai bahan bakar dalam
proses metabolisme.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada membran alveolar kapiler dikenal
dengan istilah difusi pulmonal. Setelah proses pertukaran gas selesai (kadar
karbondioksida yang rendah) akan menuju sisi kiri jantung, dan akan dipompakan ke
seluruh sel dalam tubuh.
Saat mencapai jaringan, sel darah merah yang teroksigenasi ini akan melepaskan
ikatannya dengan oksigen dan oksigen tersebut digunakan untuk bahan bakar
metabolisme. Juga karbondioksida akan masuk sel darah merah. Sel darah merah
yang rendah oksigen dan tinggi karbondioksida akan menuju sisi kanan jantung
untuk kemudian dipompakan ke paru-paru.
Proses pernafasan sendiri ada dua yaitu inspirasi (menghirup) dan ekspirasi
(mengeluarkan nafas).
Inspirasi dilakukan oleh dua jenis otot:
 Otot interkostal, antara iga-iga. Pernafasan ini dikenal sebagai pernafasan
torakal. Otot dipersarafi oleh nervus interkostalis (torakall 1 – 12)
 Otot diafragma, bila berkontraksi diafragma akan menurun. Hal ini dikenal
sebagai pernafasan abdominal, dan persarafan melalui nerfus frenikus yang
berasal dari cervikal 3-4-5.
Dalam keadaan normal volume udara yang kita hirup saat bernafas  dikenal
sebagai tidal volume. Bila membutuhkan oksigen lebih banyak maka akan dilakukan
penambahan volume pernafasan melalui pemakaian otot-otot pernafasan tambahan.

2. Tanda-Tanda Pernafasan
a. Pernafasan Adekuat (mencukupi) :
 Dada dan perut bergerak naik dan turun seirama dengan pernafasan
 Udara terdengar dan terasa saat keluar dari mulut atau hidung
 Korban tampak nyaman
 Frekuensinya cukup (12-20 x/menit).
b. Pernafasan Kurang Adekuat (kurang mencukupi)
1) Hitung frekuensi laju pernafasan dalam setengah menit, lalu kalikan angka 2.
Frekuensi normal (ingat angka 20-30-40). Pernafasan yang pasti tidak adekuat
adalah bila kurang dari 10x/menit pada anak atau kurang dari 20x/menit pada bayi
2) Sesak : meningkatnya usaha dalam bernafas (pernafasan seperti memaksa).
Pernafasan normal aalah tanpa usaha. Penggunaan otot perut secara berlebihan
untuk bernafas, karena penderita menggunakan diafragma (sekat rongga dada)
untuk memaksa udara keluar-masuk dari paru-paru.
3) Sianosis : adalah peerubahan warna atau kebiru biruan pada kulit dan lapisan
selaput lender (dapat dilihat pada selaput lender mata atau selaput bibir). Sianosis
berarti terlalu banyak Co2.
4) Perubahan kesadaran. Apabila otak tidak menerima O2, maka pertama-tama
penderita akan sangat gelisah tapi bila lebih lanjut, penderita akan kehilngan
kesadarannya (pingsan)
5) Denyut jantung yang lambat atau sangat cepat yang disertai dengan jumlah
pernafasan yang lambat.
Apa yang harus dilakukan jika mencurigai penderita sesak ?
 Tenangkan penderita (jika sadar)
 Pastikan bahwa airway bersih
 Berikan oksigen
 Pertimbangkan untuk membantu pernafasan
c. Pernafasan hilang (tidak bernafas)
 Tidak ada gerakan dada dan perut
 Tidak terdengar aliran udara melalui mulut atau hidung
 Tidak terasa hembusan nafas dari mulut atau hidung
3. Oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk
kelangsungan metabolism sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ
atau sel.
a. Proses oksigenasi
1) Ventilasi.
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer.
2) Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler paru
dan co2 di kapiler dengan alveoli.
3) Transportasi Gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan Co2 jaringan tubuh ke kaviler.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
1) Saraf Otonomik
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik dapat
mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi, hal ini dapat terlihat
simpatis maupun parasimpatis.
2) Alergi pada Saluran Napas
Banyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu yang terdapat
dalam hawa pernapasan , bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk,
makanan, dan lain-lain.
3) Perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi,
karena usia organ dalam tubuh berkembang seiring usia perkembangan.
4) Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor
alergi, ketinggian tanah, dan suhu.kondisi tersebut memengaruhi kemampuan
adaptasi.
5) Perilaku
Faktor perilaku yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah
perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi).
c. Masalah kebutuhan oksigen
1) Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan
oksigen dalam tubuh akibat difisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan
oksigen dalam tingkat sel, di tandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit
(sianosis).
2) Perubahan pola pernapasan
a) Tachipnea
b) Bradypnea
c) Hiperventilasi
d) Kusmaul
e) Hipovontilasi
f) Dispnea
g) Orthopnea
h) Cheyne stokes
i) Pernapasan paradoksial
j) Biot
k) Esteridor
d. Metode pemberian oksigenasi dengan berbagai cara
a) Sistem aliran rendah :
1) Aliran rendah konsentrasi rendah :
 Kateter nasal
 Kateter binasal
2) Aliran rendah konsentrasi tinggi :
 Sungkup muka sederhana
 Sungkup muka dengan kantong rebreathing
 Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
b) Sistem aliran tinggi :
1) Aliran tinggi konsentrasi rendah :
 Sungkup venturi
2) Aliran tinggi konsentrasi tinggi :
 Head box
 Sungkup CPAP

Kanul binasal dan Sungkup muka non rebreathing


sungkupmuka non rebreathing

Masker dengan venturi

Sungkup muka Masker rebreathing


non rebreating ambu bag
Jackson Rees

BVM
 Pemberian oksigen melalui nasal kanula
Tujuan :

1) Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan


oksigen minimal.
2) Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
(Aryani, 2009:54)

Prinsip :

1) Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah,
biasanya hanya 2-3 L/menit.
2) Membutuhkan pernapasan hidung
3) Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %. (Suparmi,
2008:67)

 Memberikan oksigen melalui masker


Tujuan : Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi
dan kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul. (Suparmi,
2008:68).
Prinsip : Mengalirkan oksigen tingkat sedang dari hidung ke mulut, dengan aliran
5-6 liter/menit dengan konsentrasi 40-60%. (Suparmi, 2008:68)
Macam dan bentuk :

a. Simple face mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 40-60% dengan


kecepatan aliran 5-8 liter/menit.
b. Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80%
dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit.
c. Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai 80
100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit.

B. BREATHING MANAGEMENT
1. Tujuan
Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara membersihkan pernafasan buatan untuk
menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
2. Management
a. Mulut ke mulut
Memberikan pernafasan buatan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung
sebanyak 2 (dua) kali tiupan dan diselingi ekshalasi.
Pada pernafasan mulut ke mulut, anda akan menutup mulut pendertia dengan
mulut anda tapi dengan resiko terjadi penularan penyakit. Karena itu pada
pernafsan mulut ke mulut lebih baik memakai alat pelindung (barier device, face
shield).
Alat pelindung ini adalah selembar plastic yang tipis dan lentur untuk menutupi
wajah, dapat dilipat (dimasukkan kantung) dan dibawa dengan mudah. Alat
pelindung ini cukup tipis sehingga pernafasan mulut ke mulut tetap dapat
dilakukan, akan tetapi mempunyai katup satu arah, sehingga cairan penderita tidak
akan mengenai anda. Seorang first respponden yang baik selalu membawa alat ini.
Penggunaan pemberian nafas melalui mulut ke mulut jangan dilakukan kecuali
kepada anggota keluarga yang berada dirumah dan saat tidak terdapat alat
pelindung.
Cara pernafasan mulut ke mulut :
1) Berlutut disamping kepala penderita.
2) Buka airway penderita (angkat dahi dan dagu atau angkat rahang).
3) Pasang alat pelindung.
4) Jepit lubang hidung penderita dengan jari ibu jari dan jari telunjuk.
5) Lingkarkan mulut anda ke sekeliling muka penderita (tutup dengan baik
mulut penderita dengan bibir anda, disekeliling mulut penderita). Jika anda
memberikan pernafasan pada anak dan bayi tutup mulut dan hidung
penderita dengan mulut anda (tanda menutup hidung penderita).
6) Tiupkan dengan perlahan tapi pasti udara dalam paru anda ke penderita
(selama 1,5-2 dtk untuk dewasa dan 1-1,5dtk untuk bayi dan anak) masing-
masing harus sedemikian kuat dan volumenya sedemikian cukup sehingga
membuat dada naik( biasanya 800-1200 ml pada deawasa). Bila anda tidak
meniup terlalu cepat atau terlalu banyak karena akan mungkin mendorong
udara masuk kedalam lambung penderita akan merusak paru juga karena
tiupan terlalu kuat.
7) Pernafasan buatan cukup bila :
 Lihat turun naiknya dada : naik turun
dengan baik.
 Dengar : pernafasan keluar teratur atau
cukup baik.
 Raba : rasakan udara yang keluar ketika
penderita ekspirasi.
8) Lanjutkan ventilasi dengan laju (kecepatan)
pernafasaan sesuai dengan table.
Table : kecepatan pernafasan buatan

Dewasa 10-12x/mnt
Anak dan Bayi 20x/mnt
Bayi baru lahir 40x/mnt
9) Jika anda tidak dapat membuat pernafasan bantuan dengan baik (terasa
berat) atau jika dada tidak naik dengan adekuat coba posisikan kepala
penderita lalu coba lagi. Jika usaha kedua kali juga gagal maka harus
dianggap airway tersumbat oleh benda asing

b. Pernafasan mulut ke masker


Pernafasan melalui mulut kemasker karena :
 Pernafasan yang diberikan ke penderita lebih terkontrol
 Masker pernafasan buatan mempunyai katup satu arah sehingga tidak ada
hubungan langsung dengan hidung, mulut, dan cairan tubuh penderita. Ini
juga dapat mencegah terjadinya terkena udara yang dikeluarkan penderita
saat penderita ekspirasi.
Ciri-ciri masker yang baik sbb :
 Harus sesuai dengan wajah penderita sehingga dapat membentuk segel
yang baik (ada ukuran dewasa, anak dan bayi).
 Harus tembus pandang sehingga anda dapat melihat muntahan darah dll
yang terdapat dalam mulut penderita.
 Harus mempunyai katup satu arah atau harus dapat dihubungkan dengan
katup satu arah pada bagian atasnya.
Ada masker yang dapat dihubungkan dengan oksigen. Cara pemakaian masker
pada pernafasan mulut ke masker :
 Berlutut diatas kepala atau dibagian samping kepala penderita
 Sambugkan oksigen ke masker
 Posisikan masker pada penderita. Bagian masker diatas menyempit dan
harus ditempatkan pada batang hidung penderita. Bagian yang lebar harus
tepat dan pas dengan dagu penderita
 Rapatkan masker sekeliling mu;ut dan hidung penderita dengan cara
meletakkan kedua ibu jari anda pada bagian atas masker, dan letakkan
telapak tangan dari kedua tangan anda sepanjang sisi-sisinya. Tekan
masker dengan baik disekeliling mulut dan hidung untuk membentuk
segel yang baik.
 Buka airway penderita dengan menggunakan jari tengah dan jari manis
dari kedua tangan anda yang berada pada rahang bawah untuk
mendongakkan kepala ( head tilt ). Gunakan cara mendorong rahang ( jaw
thrust ) jika penderita cedera.
 Mulailah dengan memberikan dua tiupan udara perlahan tetapi pastikan
bahwa pernafasan buatan yang diberikan sudah cukup dengan baik
memperhatikan turun naiknya dada. Dengar dan rasakan udara keluar saat
ekspirasi.
 Jika pernafasan buatan terasa berat atau dada tidak naik turun dengan
baik, posisikan kepala dan coba lagi. Bila usaha itu juga gagal anggap
bahwa airway tertutup benda
 Lanjutkan pernafasan buatan dengan kecepatan yang sesuai table
kecepatan buatan.
c. Pernafasan buatan dengan Ambu Bag
Memberikan pernafasan buatan dengan alat “Ambu Bag” (self inflating bag).
Pada alat tersebut dapat pula ditambahkan oksigen. Pernapasan buatan dapat pula
diberikan dengan menggunakan ventilator mekanik.
Frekuensi pemberian nafas buatan:
 Dewasa : 10 - 12 x pernafasan/menit, masing-masing 1,5-2 detik
 Anak (1-8th) :20 x pernafasan/menit, masing-masing 1-1,5 detik
 Bayi (0-1th) : lebih dari 20 x pernafasan/menit, masing-masing 1-1,5 detik
 Bayi baru lahir : 40 x pernafasan/menit, masing-masing 1-1,5 detik

Saat memberikan bantuan pernafasan petunjuk yang dipakai untuk


menentukan cukup tidaknya udara yang dimasukkan adalah gerakan naiknya dada.
Jangan sampai memberikan udara yang berlebihan karena dapat mengakibatkan
udara juga masuk dalam lambung sehingga menyebabkan muntah dan mungkin akan
menimbulkan kerusakan pada paru-paru.
Jika terjadi penyumbatan jalan nafas maka lakukan kembali Airway Control.
1) Memberikan bantuan nafas dan terapi oksigen dengan menggunakan
masker, pipa bersayap, balon otomatis (self inflating bag dan valve device)
atau ventilator mekanik.
2) Tanda-tanda bahwa ventilasi buatan yang kita berikan sudah cukup ialah :
a. Jumlah pernafasan yang diberikan : satu kali setiap 3 detik untuk bayi
dan anak (20x/mnt) untuk orang dewasa 5 detik (12x/mnt).
b. Tiupan udara yang diberikan harus cukup untuk membuat dada naik
sesaat dilakukan pernafasan buatan.
c. Tanda sesak berkurang
d. Sianosis mulai menghilang
e. Setelah pemberian pernafasan buatan, seharusnya laju denyut jantung
(laju nadi) akan menurun dan kembali normal. Jika [enderita
mempunyai gigi palsu : biarkan gigi palsu tersebut pada tempatnya
karena lebih mudah utuk membentuk segelk yang baik dengan adanya
gigi palsu, tetapi saat melakukan nafas buatan, periksalah gigi palsu
tersebut tidak lepas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Pernafasan terdiri dari jalan nafas atas dan bawah, jalan nafas atas terdiri
dari rongga hidung, rongga mulut, laring, dan trakea, sedangkan jalan nafas bawah
terdiri dari bronkus dan percabangannya serta paru-paru.
Gangguan pada sistem pernafasan meliputi sianosis, perubahan kesadaran,
denyut jantung berubah dan frekuensi nafas menurun.
Tanda-tanda pernafasan meliputi : Dada dan perut bergerak naik dan turun
seirama dengan pernafasan, udara terdengar dan terasa saat keluar dari mulut atau
hidung, korban tampak nyaman, frekuensinya cukup (12-20 x/menit).
Proses metabolisme sel tubuh mempertahankan berbagai organ atau sel. Tujuan
dari management breathing adalah untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara
membersihkan pernafasan buatan untuk menjamin kebutuhan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida.
Komponen dari breathing meliputi : Ventilasi, difusi gas, transportasi gas.
Kita dapat menilai pernafasan buatan cukup baik dilihat dari :
a. Lihat turun naiknya dada : naik turun dengan baik.
b. Dengar : pernafasan keluar teratur atau cukup baik.
c. Raba : rasakan udara yang keluar ketika penderita ekspirasi.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan
lebih baik dari sekarang dan diharapkan makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya mahasiswa keperawatan untuk lebih bisa memahami tentang management
breathing.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2006. Penanggulangan Kedaruratan Sehari-hari dan Bencana,


Modul 3. Jakarta.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC.

http://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/pengelolaan-fungsi-pernapasan-breathing.html

https://icoel.wordpress.com/askep-anak-2/manageman-breathing/

http://dimankesmas.blogspot.com/2013/12/makalah-kesehatan-lingkungan.html

https://mamujutengahsehat.wordpress.com/2015/01/04/indikator-lingkungan-sehat/

https://eklyninggriani24.blogspot.com/2017/04/masalah-kesehatan-lingkungan-di.html

https://hrcjogja.wordpress.com/2015/01/07/indikator-lingkungan-sehat/#:~:text=Untuk
%20menilai%20keadaan%20lingkungan%20dan,dan%20Pengolahan%20Makanan
%20(TUPM).

https://hydro.co.id/masalah-masalah-kesehatan-lingkungan-di-indonesia/

https://www.academia.edu/35239292/PERAN_PERAWAT_DALAM_KESEHATAN_LING
KUNGAN

Anda mungkin juga menyukai