1. Definisi DHF
Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus flavivirus,
famili flaviviridae. DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes spp, aedes aegypti, dan
aedes albopictus merupakan vektor utama penyakit DHF. Penyakit DHF dapat muncul
sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan
dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini dapat menyerang semua
orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama anak serta sering menimbulkan
wabah. Sampai sekarang penyakit demam berdarah dengue masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit dengue hemorrhagic fever tercatat pertama
kali di Asia pada tahun di 1954, sedangkan di Indonesia penyakit demam berdarah
dengue pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya mencatat 58 kasus DHF
dengan 24 kematian (CFR: 41,5%) dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di
Indonesia. (Wylęgała, 2010)
Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) atau biasa yang dikenal dengan Demam
Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh
virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus flavivirus, famili flaviviridae.
DBD dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes
aegypti, atau Aedes albopictus. Penyakit DBD biasanya muncul sepanjang tahun dan
dapat menyerang seluruh manusia diberbagai kelompok umur. Penyakit ini berkaitan
dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. (Rofifah, 2020)
2. Etiologi DHF
Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
disebarkan oleh nyamuk terutama spesies nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk penular dengue
tersebut hampir ditemukan di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang ketinggiannya
lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (Rahayu & Budi, 2017). Penyebab penyakit adalah
virus dengue kelompok Arbovirus B, yaitu arthropod-bornevirus atau virus yang disebabkan
oleh artropoda. Virus ini termasuk genus Flavivirus dan family Flaviviridae. Sampai saat ini
dikenal ada 4 serotipe virus yaitu :
a. Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
b. Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
c. Dengue 3 diisolasi oleh Sather.
d. Dengue 4 diisolasi oleh Sather.
Keempat virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan yang terbanyak
adalah tipe 2 dan tipe 3. Penelitian di Indoneisa menunjukkan Dengue tipe 3 merupakan serotipe
virus yang dominan menyebabkan kasus DHF yang berat (Masriadi, 2017). Infeksi salah satu
serotipe akan menimbulkan antibody terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody
yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
3. Patofisiologi
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan
dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, hyperemia di tenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi
pada system retikolo endhothelial seperti pembesaran kelenjarkelenjar getah bening,
hati dan limpa. Reaksi yang berbeda nampak bila seseorang mendapatkan infeksi
berulang dengan tipe virus yang berlainan. Berdasarkan hal 11 itu, akan timbul the
secondary heterologous infection atau the sequential infection of hypothesis. Re-infeksi
akan menyebabkan suatu reaksi anamnetik antibody, sehingga menimbulkan
konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang tinggi.
Terdapatnya kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah mengakibatkan hal sebagai
berikut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017):
a. Kompleks virus antibody akan mengaktivasi system komplemen, yang berakibat
dilepasnya anafilatoksin C3a dan C3a. C3a menyebabkan meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding tersebut,
suatu keadaan yang sangat berperan terjadinya renjatan.
b. Timbulnya agregasi trombosit yang melepas ADP akan mengalami metamorphosis.
Trombosit yang mengalami kerusakan metamorphosis akan dimusnahkan oleh system
retikuloendotelial dengan akibat trombositopenia hebat dan perdarahan. Pada keadaan
agregasi, trombosit akan melepaskan vasoaktif (histmin dan serotonini) yang bersifat
meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor III yang
merangsang koagulasi intravascular.
c. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor III) dengan akibat akhir terjadinya
pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini, plasminogen akan
menjadi plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin dan penghancuran
fibrin menjadi fibrinogen degradation product. Disamping itu aktivas akan merangsang
sistim klinin yang berperan dalam proses meningginya permeabilitas dinding pembuluh
darah
5. Web Of Caution
Nyamuk mengandung virus
Dengue
Menggigit manusia
Gangguan pemenuhan
nutrisi: kurang dari Pembebasan
kebutuhan tubuh histamin
8. Penatalaksanaan
Pada dasarnya pengobatan infeksi dengue bersifat simtomatis dan suportif, yaitu mengatasi
kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat
perdarahan. Pasien DD dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD dirawat di ruang perawatan
biasa. Tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif. Diagnosis dini
dan memberikan nasehat untuk segera dirawat bila terdapat tanda syok, merupakan hal yang
penting untuk mengurangi angka kematian.
A. Pertolongan Pertama Penderita
Pada awal perjalanan DBD gejala dan tanda tidak spesifik, oleh karena itu masyarakat/keluarga
diharapkan waspada jika terdapat gejala dan tanda yang mungkin merupakan awal perjalanan
penyakit tersebut. Gejala dan tanda awal DBD dapat berupa panas tinggi tanpa sebab jelas yang
timbul mendadak, terus-menerus selama 2-7 hari, badan lemah/lesu, nyeri ulu hati, tampak
bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh
darah kapiler di kulit. Untuk membedakannya kulit diregangkan bila bintik merah itu hilang,
bukan tanda penyakit DBD.
a. Tirah baring selama demam
b. Antipiretik (parasetamol) 3 kali 1 tablet untuk dewasa, 10-15 mg/kgBB/kali untuk
anak. Asetosal, salisilat, ibuprofen jangan dipergunakan karena dapat menyebabkan nyeri
ulu hati akibat gastritis atau perdarahan.
c. Kompres hangat
d. Minum banyak (1-2 liter/hari), semua cairan berkalori diperbolehkan kecuali cairan
yang berwarna coklat dan merah (susu coklat, sirup merah).
e. Bila terjadi kejang (jaga lidah agar tidak tergigit, longgarkan pakaian, tidak
memberikan apapun lewat mulut selama kejang) Jika dalam 2-3 hari panas tidak turun
atau panas turun disertai timbulnya gejala dan tanda lanjut seperti perdarahan di kulit
(seperti bekas gigitan nyamuk), muntah-muntah, gelisah, mimisan dianjurkan segera
dibawa berobat/periksakan ke dokter atau ke unit pelayanan kesehatan untuk segera
mendapat pemeriksaan dan pertolongan.
B. Tatalaksana Demam Dengue (DD)
Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat inap. Pada fase demam pasien
dianjurkan:
a) Penggantian Volume Plasma Segera Cairan resusitasi awal adalah larutan kristaloid 20
ml/kgBB secara intravena dalam 30 menit. Pada anak dengan berat badan
lebih, diberi cairan sesuai berat BB ideal dan umur, bila tidak ada perbaikan pemberian cairan
kristoloid ditambah cairan koloid. Apabila syok belum dapat teratasi setelah 60 menit, berikan
cairan koloid 10-20 ml/kg BB secepatnya dalam 30 menit. Pada umumnya pemberian koloid
tidak melebihi 30ml/kgBB/hari atau maksimal pemberian koloid 1500ml/hari, dan sebaiknya
tidak diberikan pada saat perdarahan. Setelah pemberian cairan resusitasi kristaloid dan koloid,
syok masih menetap sedangkan kadar hematokrit turun, maka pikirkan adanya perdarahan
internal. Maka dianjurkan pemberian transfusi darah segar/ komponen sel darah merah. Apabila
nilai hematokrit tetap tinggi, maka berikan darah dalam volume kecil (10ml/kgBB/jam) dapat
diulang sampai 30ml/kgBB/24jam, Setelah keadaan klinis membaik, tetesan infus dikurangi
bertahap sesuai keadaan klinis dan kadar hematokrit.
a) Penggantian Volume Plasma Segera
b) Pemeriksaan Hematokrit untuk Memantau Penggantian Volume Plasma.
c) Koreksi Ganggungan Metabolik dan Elektrolit.
d) Pemberian Oksigen
e) Transfusi Darah
f) Monitoring
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue
untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
e. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan
akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat
bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat
beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak yang
menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan
napsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak
disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak
dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya
menjadi kurang.
g. Kondisi lingkungan
h. Pola kebiasaan
i. Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering
kencing sedikit atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah
Dengue grade IV sering terjadi hematuria.
l. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
untuk menjaga kesehatan.
m. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau
(grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgai
berikut:
1) Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah,
tanda-tanda vital dan nadi lemah.
2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan
perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta
nadi lemah, kecil dan tidak teratur.
3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah,
nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.
4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba,
tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin,
berkeringat, dan kulit tampak biru.
n. Sistem integument
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit
infeksi Demam Berdarah Dengue tergantung pada data yang ditemukan,
diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.
4. Kesimpulan
Infeksi virus dengue merupakan penyebab Dengue Hemorrhage Fever (DHF).
Virus dengue merupakan virus kelompok B (Arthopod-Bornevirus). Penularan penyakit
DHF terjadi ketika nyamuk yang terinfeksi virus dengue menggit atau menghisap darah
manusia yang sakit ke manusia yang sehat. Nyamuk tersebut merupakan nyamuk yang
termasuk dalam keluarga Flavafiridae dan golongan flavivirus. Jadi nyamuk merupakan
vektor atau transmisi virus dari manusia ke manusia atau menusia kehewan atau hewan
kemanusia. Nyamuk yang membawa virus dengue sendiri terbagi dalam beberapa jenis
yaitu DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4 yang banyak ditemukan diseluruh plosok Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Rofifah, D. (2020). 済無 No Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents, 12–26.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Wylęgała, L. (2010). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に
関する共分散構造分析 Title. 2005, 1–12.