Persalinan Normal
DISUSUN OLEH
Adrianus Jong Ulu (112015415)
PENDAHULUAN
Peristiwa lahirnya bayi dari dalam rahim ibu. Lahirnya anak tidak akan datang begitu
saja tetapi memerlukan usaha. Persalinan atau melahirkan anak adalah peristiwa yang sangat
besar artinya, sebab sangat mendalam kesannya. Betapa tidak, karena melahirkan berarti
1
mengadakan yang sebelumnya belum ada. Begitu pula dengan persalinan berarti melahiran
anak yang telah lama ditunggu kedatangannya. Dengan uraian diatas maka diperlukan
bimbingan atau bantuan terhadap ibu untuk mencapai penerimaan diri dalam menghadapi
persalinan. Sedangkan persiapan yang dimaksud adalah segala usaha yang ditujukan untuk
kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan.
Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus
dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa mengunakan alat pertolongan pada
usia kehamilan 30-40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih
dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus
dan tenaga mengejan. Sedangkan menurut WHO persalinan normal adalah peralinan yang
dimulai secara spontan ( dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir ), beresiko
rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 3742 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.
Bagian keras atau tulang, terdiri atas tulang-tulang panggul dengan persendiannya
(artikulasio), dan
Bagian lunak, terdiri atas otot-otot, ligamen, dan jaringan-jaringan lainnya.
Os koksa (disebut juga tulang innominata) 2 buah dekstra dan sinistra. Merupakan
fusi dari os ilium, os ischi, dan os pubis.
Os sacrum
Ketika mengadakan penilaian ruang panggul hendaknya diperhatikan bentuk os
sacrum, apakah normal melengkung dengan baik dari atas ke bawah dan cekung ke
belakang. Os sacrum yang kurang melengkung dan kurang cekung akan
mempersempit ruang panggul dan mempersulit putar paksi dalam, sehingga dapat
Articulatio Pelvis
Persendian yang terdapat pada pelvis, antara lain:1
a
b
c
Pelvis mayor : terletak di atas linea terminalis, batas posterior vertebrae lumbal, serta
batas lateral fossa illiaka. Disebut juga false pelvis.
3
b Pelvis minor : terletak dibawah linea terminalis, batas atas promontorium, batas bawah
pelvic oulet, batas belakang os sakrum setinggi 10 cm, serta batas depan simfisis setinggi
5 cm. Disebut juga true pelvis.
Gambar 2. Pelvis
Gambar 3. Pelvis
Gambar 4. PAP
Konjugata vera (true conjugate) : jarak dari pinggir atas simfisis dengan
Karena ukuran melintang PAP lebih lebar dari ukuran melintang midpelvis, maka saat
janin melewati ruang panggul, janin harus menyesuaikan diri dengan melakukan
putaran paksi dalam.
Yang penting dari spina ischiadika ini bukan tonjolannya, tetapi jarak antar keduanya
(distansia interspinosum). Spina ischiadika yang runcing lebih baik daripada yang
tumpul, karena pada yang tumpul bidang geseran yang harus dilewati janin lebih luas
daripada yang runcing, sehingga perlu tenaga yang lebih besar dan waktu yang lebih
lama.
PBP tidak berupa bidang datar, tetapi tersusun atas 2 bidang datar yang masingmasing berbentuk segitiga, yaitu bidang - bidang yang dibentuk oleh garis antar kedua
buah tuber os ischii dengan ujung os sacrum dan segitiga lainnya yang alasnya juga
garis antara kedua tuber os ischii dengan bagian bawah simfisis.
Dimensi dari PBP yang penting untuk klinis adalah diameter antara tuberositas ischii
atau diameter transversa PBP yang normalnya > 8 cm.
Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah (arkus pubis) yang normal
besarnya 90-100. Bila lebih kecil dari 90 kepala janin akan lebih sulit dilahirkan
karena memerlukan tempat lebih banyak ke arah dorsal (anus).
Bidang Hodge
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah janin
turun dalam panggul dalam persalinan.1
Bidang Hodge I : ialah bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan
promontorium. Bidang ini dibentuk pada lingkaran PAP.
Bidang Hodge II : ialah bidang // H-I terletak setinggi bagian bawah simfisis.
Bidang Hodge III : ialah bidang // H-I terletak setinggi spina ischiadika kanan dan
kiri. Bidang Hodge III ini disebut juga bidang O. Kepala janin yang berada di atas 1
cm disebut ( -1 ) dan sebaliknya.
Bentuk Pelvis
Menurut Caldwell dan Moloy dikenal 4 jenis panggul:1
a
Jenis ginekoid
Panggul paling baik untuk perempuan. Ditemukan pada 45% wanita. Bentuk PAP hampir
bulat, diameter anteroposterior kira-kira sama dengan diameter transversa
Jenis android
Umumnya merupakan bentuk panggul pria. Ditemukan pada 15% wanita. Bentuk PAP
hampir segitiga, panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter
transversa yang hampir mendekati sacrum. Dengan demikian bagian posterior pendek dan
gepeng sedangkan bagian anterior menyempit ke depan.
Jenis antropoid
Ditemukan pada 35% wanita. PAP agak lonjong, seperti telur, panjang diameter
anteroposterior lebih besar dibandingkan diameter transversa.
Jenis platipelloid
Ditemukan pada 5% wanita. Merupakan jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka
belakang. Diameter transversa lebih besar dibandingkan diameter anteroposterior.
Pada kala pengeluaran (Kala II) segmen bawah uterus, serviks uteri, dan vagina ikut
aterm.
Di samping uterus dan vagina; otot-otot, jaringan-jaringan ikat, dan ligamen-ligamen
yang berfungsi menyokong alat-alat urogenitalis perlu diketahui oleh karena
semuanya mempengaruhi jalan-lahir dan lahirnya kepala atau bokong pada partus.
Otot-otot yang menahan dasar panggul di bagian luar :
- M. sfingter ani eksternus
- M. bulbokavernosus yang melingkari vagina
- M. perinea transverses superfisialis
Otot-otot yang menahan dasar panggul di bagian tengah :
- Otot-otot yang melingkari uretra (m. sfingter uretrae)
- Otot-otot yang melingkari vagina bagian tengah dan anus (m. iliokoksigeus, m.
iskiokoksigeus, m. perinea transverses profundus, dan m. koksigeus)
Otot-otot yang menahan dasar panggul di bagian dalam :
- Otot-otot yang paling kuat : diafragma pelvis, terutama m. levator ani. Letak
muskulus levator ini sedemikian rupa sehingga bagian depan muskulus ini
Letak (Situs)
Merupaka hubungan antara sumbu/aksis panjang janin dengan sumbu panjang ibu.
Berdasarkan letak, kedudukan janin dibagi menjadi transversal (melintang),
longitudinal(memanjang), dan obliq. Letak memanjang atau membujur adalah sumbu
panjang janin sesuai dengan sumbu panjang ibu. Letak melintang atau transversal
adalah sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu. Kadang-kadang
aksis janin dan ibu dapat melewati sudut 45 derajat, membentuk letak oblik, yang
tidak stabil dan selalu menjadi letak memanjang atau melintang saat persalinan.
Presentasi
Merupakan bagian tubuh janin yang terendah didalam maupun dibagian terdekat jalan
lahir. Bagian terendah tersebut dapat dirasakan melalui serviks pada pemeriksaan
vagina. Maka pada letak memanjang, bagian yang terpresentasi adalah kepala atau
bokong janin sehingga disebut presentasi kepala dan bokong. Ketika letak janin pada
aksis panjangmya adalah transversal, bahu merupakan bagian yang terpresentasi dan
dirasakan melalui serviks pada pemeriksaan vagina.
Macam-Macam Presentasi :1
A Presentasi kepala (96%)
Presentasi ini diklasifikasikan berdasarkan hubungan antara kepala dan tubuh
janin. Umumnya kepala terfleksi maksimal sehingga dagu menyentuh dada.
Presentasi belakang kepala (presentasi vertex atau oksiput), dengan
penunjuk ubun-ubun kecil (fontanel posterior) di segmen depan
(merupakan normoposisi)
Presentasi puncak kepala (presentasi sinsiput) : kepala defleksi ringan
Sikap (Habitus)1
Hubungan antara bagian-bagian janin yang satu dengan yang lain, biasanya terhadap
tulang punggungnya. Sikap fisiologis janin yakni badan dalam keadaan kifosis
sehingga punggung menjadi konveks, kepala hiperflexi sehingga dagu dekat dengan
dada, lengan bersilang didepan dada dan tali pusat terletak diantara ekstremitas.Sikap
defleksi ditandai dengan dagu menjauhi dada sehingga kepala akan menengadah dan
tulang punggung lordose.
janin
Posisi
Hubungan antar salah satu bagian presentasi janin dengan sisi kanan/kiri jalan lahir.
Pada pemeriksaan dalam, posisi ditentukan dengan menentukan kedudukan salah satu
bagian janin yang terendah terhadap jalan lahir yang disebut penunjuk. Dengan
demikian, masing-masing presentasi dapat memiliki dua posisi yaitu kanan atau kiri.
Oksiput, dagu(mentum), dan sacrum janin masing-masing adalah titik penentu pada
presentasi vertex, wajah dan bokong. Oleh karena, presentasi janin dapat berada baik
diposisi kanan ataupun kiri, terdapat presentasi dagu kanan dan kiri, presentasi sacrum
kanan dan kiri, yang masing-masinh disingkat menjadi LO dan RO (left dan right
occiput), LM dan RM (left dan right mental), serta LS dan RS (left dan right sacral).2
Pemeriksaan Vagina
Sebelum persalinan, diagnosis presentasi dan posisi janin melalui pemeriksaan
vagina sering tidak memberikan informasi yang tidak meyakinkan karena bagian
presentasi janin harus dipalpasi melalui serviks yang tertutup dan segmen uterus
terbawah. Saat awitan persalinan dan pasca dilatasi serviks, presentasi vertex dan
posisinya diketahui dengan palpasi berbagai sutura dan fontanel janin. Presentasi
wajah dan bokong, masing-masing dapat teridentifikasi dengan palpasi bentuk
wajah dan sacrum janin. Dalam usaha untuk menentukan presentasi dan posisi
melalui pemeriksaan vagina, disarankan untuk mengikuti empat gerakan rutin
secara tepat.2
o Pemeriksa memasukan dua jari kedalam vagina dan menemukan bagian
presentasi janin. Penentuan vertex, wajah dan bokong kemudian mudah
dilakukan.
o Jika presentasi vertex, jari diarahkan ke bagian posterior dan kemudian
disapukan kearah depan melalui kepala janin menuju simfisis maternal.
Selama pergerakan ini, jari melewati sutura sagitalis dan teraba batasnya.
o Kemudian ditentukan posisi kedua fontanel. Jari diarahkan ke bagian
paling anterior sutura sagitalis, fontanel tersebut diperiksa dan
diidentifikasi. Kemudian dengan gerakan seperti menyapu, jari melewati
sutura kebagian ujung lain kepala hingga dirasakan dan di identifikasi
fontanel lain.
Sebab-sebab
terjadinya
o Station
atau tingkatpersalinan.....
turunnya bagian terendah janin kedalam pelvis, juga
Karena persalinan
merupakan
dapat dilakukan
saat ini. suatu proses fisiologis yang memang
diperlukan untuk mengeluarkan hasil konsepsi berupa janin, maka
tubuh materna mengalami perubahan-perubahan baik secara
PERSALINAN
NORMAL
fisiologis, anatomis maupun hormonal guna mempersiapkan diri
menghadapi persalinan. Ada banyak teori yang menerangkan
Persalinan adalah
suatu proses pengeluaran
janin yang
dari dalam
uterus
bagaimana
terjadinya/dimulainya
persalinan
padaviable
gravida.
Adapun
teori-teori
menjadi
penyabab
persalinan
lain: HIS persalinan.
melalui
vagina yang
kedunia
luar. Persalinan
dimulai
denganantara
munculnya
Menjelang
Perubahan
persalinan pada
terjadi struktur
perubahan-perubahan
uterus dan
yang
sirkulasi
sifatnya uterus
fisiologis(sirkulasi
yang pada
uteroplasenta)
ibu/maternal yang nantinya berperan mendukung proses persalinan. Berikut akan dibahas
Pada minggu-minggu akhir kehamilan bagian otot-otot uterus
proses dan
manajemen
serta batasan-batasan
dalam persalinan
normal.
makin
membesar
dan menegang.
Hal
ini menyebabkan
terganggunya aliran darah menuju otot uterus terutama pada
bagian arteri spiralis yang mensuplai darah keplasenta. Hal ini
menyebabkan
gangguan
sirkulasi
uteroplasenta
yang
mengakibatkan degradasi plasenta dan menurunnya nutrisi untuk
janin. Mulai menurunya asupan nutrisi janin akan memberi
rangsangan untuk dimulainnya proses persalinan. 1,2,3
Faktor neurologis
Selain itu, tegangan rahin yang semakin meningkat seiring
bertambah besarnya janin menyebabkan terjadinya penekanan
pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser dibelakang
serviks. Perangsangan ganglion ini mampu membangkitkan
kontraksi uterus yang merupakan awal dari proses partu.1,2
Perubahan Hormonal dan kimiawi
Adapun studi yang dilakukan mengenai hormon yang bekerja
dalam kehamilan menunjukkan adanya perubahan menjelang
parturitas yang diduga kuat berperan untuk induksi persalinan.
Secara umum hormon progesteron dan relaxin bekerja terutama
untuk mempertahankan kehamilan dengan cara meredam
aktivitas/kontraksi
miometrium.
Dalam
kehamilan,
kerja
progesteron mampu mengimbangi efek estrogen yang meski
berperan dalam proliferasi kelenjar, juga memiliki efek
meningkatkan kontraksi uterus. Sehingga keberadaan kedua
persalinan
terjadi
perubahan
pada
ibu
hamil
yang
berperan
Perubahan Hormonal
Tidak banyak terjadi perubahan pada kadar hormon estrogen dan progesteron
menjelang partus. Meski didapat peningkatan kerja hormon estrogen dan insufisiensi efek
progesteron, hal ini lebih disebabkan perubahan pada reseptor hormon. Menjelang partus,
PRA (progesteron reseptor A) yang bekerja menginhibisi efek progesteron, jumlahnya
meningkat sedang PRB (progesteron receptor B) yang kerjanya berkebalikan dengan PRA
malah menurun. Hal inilah yang menyebabkan fungsi utama progesteron untuk menjaga
kehamilan jadi berkurang.1,3 Hal ini juga didukung dengan peningkatan reseptor estrogen
(ERA). ERA selama kehamilan dihambat kerjanya oleh progesteron, sehingga peningkatan
jumlah reseptor ini akan membantu peningkatan aktifitas estrogen. Dimana estrogen
sangat berperan untuk merangsang kontraksi uterus. Efek estrogen yang berperan
menunjang kontraksi adalah efeknya dalam aktivasi formasi gap-junction, meningkatkan
reseptor oxytocin dan COX-2 serta meningkatkan sintesis prostaglandin. 3 Prostaglandin
dan oxytocin juga meningkat menjelang partus. Selain dipengaruhi peningkatan estrogen,
sekresi PG juga berasal langsung dari paru janin yang juga mensekresikan PAF. Membran
janin juga mensekresi PAF (platelets activating factors) yang berperan menginisiasi
kontraksi uterus.1,2,3
Perubahan Anatomi
Perubahan anatomi yang penting terjadi menjelang persalinan adalah pada jalan lahir
dan jaringan lunak rongga panggul. Dibawah pengaruh estrogen jaringan otot dan ligamen
berelaksasi sehingga memudahkan akomodasi dari panggul ketika bayi melewati rongga
panggul. Pada uterus, miometrium membesar dan menjelang persalinan akan mulai
muncul HIS (kontraksi uterus). Setiap selesai kontraksi HIS, miometrium akan memendek.
Hal ini akan menyebabkan tarikan pada SBR (ismus) yang memiliki jaringan otot yang
lebih sedikit, dan selanjutnya akan menyebabkan tarikan pada serviks sehingga serviks
akan mulai menipis dan berdilatasi.1,2,3,4
Perubahan Fisiologis
Menjelang persalinan akan dimulai suatu kontraksi uterus yang disebut HIS
persalinan. Selain itu, karena pengaruh estrogen dan prostaglandin serviks akan menjadi
makin lunak hipermukus dan hipervaskularisasi. Hal ini akan menyebabkan sekresi lendir
oleh kelenjar yang nantinya akan memberikan tampakan bloody show (mukus bercampur
darah) yang merupakan salah satu tanda in partu. Apabila pembukaan sudah lengkap, ibu
akan mulai memiliki refleks meneran yang nantinya dapat membantu kelahiran bayi.
1,2,3,4
Perubahan-perubahan diatas adalah perubahan yang terjadi pada ibu dalam rangka
persiapan
diri
untuk
proses
persalinan/kelahiran
bayi. Adapun
dalam
proses
kelahiran/partus, ada beberapa aspek yang berpengaruh, yaitu power, passage, passenger
dan provider. Power adalah segala tenaga yang mendorong bayi keluar melalui jalan lahir.
Terdiri atas tegangan kontraksi HIS dan tenaga meneran dari ibu. Passage adalah jalan
lahir, termasuk didalamnya perubahan anatomi pada jalan lahir menjelang persalinan.
Passenger adalah bayi itu sendiri. Sedang provider lebih terkait dalam manajemen
persalinan, dan akan dibahas kemudian.
Power
HIS adalah kontraksi uterus yang datang secara teratur menjelang persalinan. Adapun
HIS yang sempurna memiliki sifat kejang otot paling tinggi terdapat di fundus uteri, dan
puncak kontraksi terjadi simultan disemua bagian uterus. Selain itu, diikuti relaksasi yang
tidak sempurna. Artinya, meskipun otot relaksasi, tapi tidak pernah kehilangan tonus
ototnya. Sehingga tegangan ruang amnion tetap dipertahankan sebesar 6-12 mmHg. Pada
tiap akhir kontraksi, akan terjadi retraksi fisiologis pada otot-otot uterus. Retraksi ini
menyebabkan terikan pada serviks yang menyebabkan serviks semakin menipis dan
berdilatasi seiring pemendekan otot-otot uterus.1,2 Adapun HIS umumnya dimulai pada
bagian uterus dekat muara tuba falopii. Tapi, sebenarnya kontraksi HIS tidak memiliki
struktur anatomi tertentu dimana ia disinkronisasi. Kontraksi menyebar dari sel-kesel
melalui area dengan resistensi lebih rendah. Area dengan resistensi lebih rendah ini
dikaitkan dengan adanya gap-junction yang meningkat menjelang aterm akibat pengaruh
estrogen yang meningkat dan menurunnya progesteron. Gap-junstion ini diduga terdapat
lebih banyak pada muara tuba faloppii, sehingga seolah-olah terdapat pacemaker yang
memulai kontraksi uterus pada bagian ini. 1,3 Mekanisme terjadinya HIS sangat dipengaruhi
oxytocin dan PG. Kedua senyawa ini akan terikat pada reseptornya di miometrium yang
selanjutnya kan mengaktifasi phosfolipase C. Phosfolipase C akan menghidrolisis lipid
membran (phosphatidylinositol 4,5-biphosphate) menjadi diacylglycerol dan inositol
triphosphate. Selanjutnya, inositol triphosphate akan menginduksi pelepasan dari kalsium
dari retikulum sarkoplasma. Sehingga terjadi peningkatan kalsium intraselular yang
nantinya akan merangsang dari kontraksi myofibril.2,3
Selain HIS, tenaga lain yang berperan dalam persalinan adalah tenaga meneran ibu
yang membantu memperkuat dorongan. Serta tegangan dari cairan amnion. Tegangan
cairan amnion tidak pernah menjadi nol. Bahkan ketika relaksasi otot-otot uterus diantara
kontraksi HIS, tonus otot tetap dipertahankan rendah. Hal ini menyebabkan tegangan
cairan amnion tetap dipertahankan sebesar 6-12 mmHg. Seperti sifat sebuah cairan, ia
akan menekan kesegala arah. Demikian pula halnya dengan cairan amnion. Karena
dinding uterus tidak sama komposisi dan ketebalannya, sehingga pada arah SBR dan
serviks, tegangan cairan amnion ini menyebabkan terdorongnya serviks dan membantu
penipisan dan dilatasi serviks serta penurunan bagian terbawah janin ke rongga panggul.2
Passage
Passage terkait dengan anatomi jalan lahir. Terutama yang berperan dalam
menentukan dapat tidaknya kelahiran pervaginam adalah anatomi dari pelvic minor. Yang
perlu diperhatikan dalam anatomi pelvis adalah bidang-bidang khusus yang membentuk
struktur pelvic. Ukuran bidang pelvis sangat mempengaruhi dapat tidaknya kelahiran
pervaginam terkait dengan ukuran pelvic dibanding ukuran bayi.1,2,3
Adapun bidang yang penting dalam anatomi pelvis adalah:
PAP (pelvic inlet) dibatasi oleh promontorium vertebra, alla sacrum, linea terminalis,
ramus horizontal os. Pubis dan simfisis pubis. Ukuran diameter bidang PAP yang
tidak sesuai/lebih kecil dari normal dapat menyebabkan tidak dapat menyebabkan
abnormalitas dalam presentasi janin. Adapun bidang PAP memiliki beberapa diameter
yaitu konjugata vera (true conjugate) yang menghubungkan promontorium dengan
bagian atas simfisis, konjugata obstetrika (obstetric konjugate) yang menghubungkan
promontorium dengan bagian tengah simfisis, dan diameter transversal yang
Passenger
Passenger terkait dengan ukuran dan posisi janin menjelang kelahiran. Adapun untuk
ukuran, yang penting diperhatikan adalah ukuran kepala janin yang memang merupakan
bagian tubuh terbesar janin. Adapun bagian dan ukuran kepala janin yang penting adalah
diameter suboksipito-bregmatikus (9,5 cm), sumento-bregmatikus (9,5), oksipito-mentalis
(13,5) dan oksipito-frontalis (11,5). 1,2,3
Kala I: dimulai ketika gelombang HIS dimulai dan/atau pada pembukaan 1 serviks dan
Kala IV: dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir setelah 2 jam.
Persalinan Kala I
Adalah tahap awal persalinan, dimana mulai terjadi perubahan baik secara anatomis
maupun fisiologis sebagai persiapan bagi ibu untuk menghadapi proses kelahiran bayi (kala II
persalinan). Kala I dibagi dalam dua tahap utama, yaitu:
Fase Laten dimulai dari bukaan 1-4. Fase ini ditandai dengan gelombang HIS yang
teratur dan umumnya frekuensinya masih jarang dan intervalnya tidak terlalu panjang.
Frekuensi dan interval HIS umumnya semakin lama akan makin meningkat. Pada tahap
inilah, diagnosa in partu sudah dapat ditegakkan dengan kriteria seperti disebutkan
o Tahap descelerasi dimana uterus agak lebih tenang. Fase ini penting maknanya untuk
mempersiapkan ibu agar siap mengejan ketika dimulai persalinan kala II
Masing-masing tahapan ini berlangsung selama 2 jam, sehingga fase aktif praktis
berlangsung selama 6 jam. Lebih dari itu, dapat didiagnosis dengan kala I memanjang.
1,2,3
Berikut adalah gambar/bagan hubungan antara dilatasi serviks dan penurunan kepala kedalam
rongga panggul yang terjadi selama proses persalinan kala I.
Persalinan Kala II
Kala II persalinan dimulai sejak setelah bukaan 10 dan berakhir dengan kelahiran
janin. Proses ini berlangsung sekitar 2 jam, dapat lebih cepat pada multiravida. Sedang kala II
yang legih dari 2 jam sudah dapat didiagnosis sebagai persalinan macet atau kala II
memanjang. 1,2 Janin dengan persentasi belakang kepala ditemukan hampir sekitar 96% dari
semua kehamilan. Pada kebanyakan kasus, kepala janin memasuki kepala panggul, dengan
sutura sagitalis pada diameter panggul melintang. Mekanisme persalinan merupakan proses
adaptasi atau akomodasi bagian-bagian kepala yang bersangkutan terhadap berbagai segmen
panggul untuk menyelesaikan kelahiran. Mekanisme persalinan terdiri dari gabungan dari
gerakan-gerakan yang berlangsung pada saat yang bersama. 1,2
Gerakan-gerakan Kardinal Pada Persalinan:
Engagement adalah masuknya diameter biparietal kepala ke bidang PAP. Dapat terjadi
dua minggu sebelum persalinan atau mungkin tidak akan terjadi hingga menjelang
inpartu. Normalnya, engagement akan terjadi dalam sumbu sinklitismus, ialah bila arah
sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang PAP. Tapi dapat juga terjadi asinklitismus,
baik posterior maupun anterior. 1,2,3,4
Descent adalah penurunan bagian kepala kedalam rongga panggul. Dapat terjadi
bersamaan dengan fleksi. Penurunan dilaksanakan oleh satu / lebih dari 4 kekuatan, 1,2,3
yaitu:
a
b
c
d
Fleksi
menyebabkan kepala janin menjadi fleksi, sehingga posisi UUK dalam rongga panggul
lebih rendah dibanding UUB. Fleksi sangat penting artinya, karena memungkinkan
diameter terkecil kepala melewati rongga panggul, yaitu diameter suboksipito
bregmatikus. 1,2,3,4
Putaran paksi dalam (rotasi internal) adalah gerakan pemutaran kepala dengan suatu cara
yang secara perlahan menggerakkan oksiput dari posisi asalnya ke anterior menuju
simpisis pubis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran
paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan
lahir, khususnya bentuk bidang tengah panggul dan PBP. Putaran paksi dalam terjadi
setelah kepala sampai di Hodge III atau setelah kepala sampai didasar panggul. 1,2,4
Putaram paksi dalam memiliki makna yang sangat penting. Pertama ialah dikarenakan
bagian terendah janin (UUK) berusaha mencari tahanan terendah dalam bidang panggul
yang terletak disebelah depan atas dimana terdapat hiatusgenitallis antara musculus
levator ani kiri dan kanan. Selain itu, diameter terbesar dari bidang tengah panggul ialah
diameter antero posterior. Sehingga sesuai dengan diameter AP janin. 1,2,4
Pada persalinan kala III atau biasa disebut kala uri terjadi perdarahan masif
dikarenakan lepasnya plasenta dari tempat perlekatannnya menimbulkan perlukaan luas
didinding rahim. Terlepasnya plasenta dari dinding rahim disebabkan karena ketika bayi telah
lahir, uterus akan berkontraksi dengan kuat untuk mengakomodasi kehilangan volume rongga
uterus. Kontraksi ini menyebabkan uterus mengecil secara progresif hingga fundus hanya
teraba dibawah umbilikus. Hal ini secara langsung menyebabkan berkurangnya luas
permukaan endometrium yang menjadi tempat perlekatan plasenta. Untuk mengakomodasi
berkurangnya wilayah perlekatan, plasenta menebal dan tegang. Tetapi, karena plasenta
kurang elastis, setelah mencapai ketebalan tertentu ia tidak mampu mengakomodasi
kehilangan daerah implantasi. Sehingga menyebabkan bagian terlemah dari desidua (desidua
spongiosa) pecah dan menyebabkan terlepasnya plasenta dari endometrium. 1,2,3,4
Sedangkan kala III dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban. Adapun tanda-tanda datangnya kala III adalah lepasnya plasenta,1,2,4,5,7 yang
ditandai dengan:
Penilaian Klinik meliputi kemajuan persalinan, kondisi ibu dan kondisi janin. Untuk
pemantauan ketiga sapek diatas dapat dilakukan dengan pengisian partograf sehingga
evaluasi dan pemabtauan dapat dilakukan dengan baik. Adapun yang dinilai dalam
kemajuan persalinan adalah pembukaan dan pendataran serviks, penurunan bagian
terbawah janin dalam rongga panggul, HIS dan molase. Untuk keadaan ibu harus selalu
dipantau VS (tanda vital) dan status kandung kemih. Sedang untuk janin perlu dievaluasi
djj, cairan ketuban (bila sudah pecah), anatomi janin (ukuran dan posisi).1,6,7
Asuhan kebidanan yang penting selama Kala I, 1,6,7 adalah:
o Menghadirkan orang terdekat
o Atur posisi ibu senyaman mungkin
o Bimbing untuk rileks selama HIS
o Mejaga privasi
o Memberi penjelasan mengenai kemajuan persalinan
o Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
o Menjaga kebersihan
o Cegah dehidrasi, pemberian minum dan makan tidak dilarang
o Masase pada perut dan punggung
Persiapkan rujukan bila tiba-tiba terjadi kegawatan.
Pemantauan terhadap power, passanger dan passage. Untuk power perlu diamati
kontraksi HIS dan apakah ibu siap/dapat meneran dengan baik. Untuk passenger perlu
diperhatikan djj dan penurunan bagian terbawah janin. Untuk passage biasanya dinilai
sebelum kelahiran untuk mengetahui tipe panggul. Selama persalinan lebih diperhatikan
pada kondisi ibu meliputi tanda vital, keadaan dehidrasi dan kekuatan meneran. 1,6,7
Asuhan kebidanan yang dilakukan meliputi memberikan dukunganm menjaga
kebersihan, memberi dukungan, mengatur posisi, menjaga kandung kemih tetap kosong,
asupan cairan adekuat, membantu meneran, membantu dalam proses kelahiran.
Menolong kelahiran dimulai dengan kelahiran kepala, beri tekanan ringan agar kepala
tidak lahir terlalu cepat sehingga menyebabkan robekan perineum yang luas, selanjutnya
mengakomodasi putar paksi luar dan membantu kelahiran bahu. Setelah bayi lahir, perlu
juga ditangani bayi dan bila harus segera berikan resusitasi. 1,6,7
Pengkajian awal segera setelah bayi lahir adalah memastikan apakah ada gemeli yang
tidak terdeteksi sebelumnya dengan menilai tinggi fundus. Menilai kondisi bayi, bila
bayi dalam keadaan stabil perawatan bayi intensif bisa ditunda dan bayi cukup
dikeringkan dan diletakkan didada ibu. Bila bayi gawat, lakukan resusitasi. 1,6,7
Mulai manajemen aktif kala III, 1,6,7 meliputi:
o Gunting tali pusat
o Berikan oksitosin 10 U IM
o Lakukan penegangan tali pusat terkendali yang dilakukan hanya selama kontraksi
uterus
o Masase fundus secara dorsokranial yang bertujuan mengurangi perdarahan.
Yang penting dilakukan adalah pemantauan terhadap fundus (rasakan kontraksi kuat
hingga terasa perut mengeras), plasenta (nilai kelangkapan plasenta), perineum (nilai
laserasi, apakah perlu jahitan), perkirakan kehilangan darah, evaluasi kondisi ibu dan
janin secara umum, jangan biarkan kandung kemih penuh dan pastikan tetap kosong, dan
KESIMPULAN
Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus
dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa mengunakan alat pertolongan pada
usia kehamilan 30-40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih
dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus
dan tenaga mengejan. Proses persalianan normal ini melewati suatu jalan lahir yang terdiri
dari tulang-tulang panggul serta bagian lunak panggul berupa otot-otot sekitar panggul serta
ligament-ligamennya. Melalui pemeriksaan abdomen dengan manuver leopold serta
pemeriksaan melalui vagina dapat ditentukan presentasi janin, letak, sikap serta posisi janin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, Hanifa., Saifuddin, Abdul Bari., Rachimhadhi, Trijatmo. 2007.
Ilmu Kebidanan, edisi 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo :
2.
Jakarta.
Cunningham, F. Gary, et al. 2007. Williams Obstetrics 22nd Edition. The