Anda di halaman 1dari 7

Tulang Tulang Panggul

Terdiri dari 3 buah tulang: (1) Os Coxae (tulang innominate), (2) OS Sacrum dan (3) Os
Coccygea. Os Coxae terdiri dari Os illium, Os Ischium, dan Os Pubis.
Tulang tulang ini terhubung dalam suatu persendian panggul, didepannya terdapat
hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri yaitu symphysis. Symphysis terdiri atas
jaringan fibrokartilago dan ligamentum pubicum superior dibagian atas serta serta
ligamentum inferior dibagian bawah (keduanya disebut ligamentum arcuatum).
Posisi dorso-litotomi memungkinkan penambahan diameter pintu bawah panggul
sebesar 1.5-2 cm. hal ini hanya dapat terjadi bila os sacrum dimungkinkan untuk bergerak ke
belakang yaitu dengan mengurangi tekanan alas tempat tidur terhadap os sacrum. Hal inilah
yang menjadi dasar tindakan Manuver McRoberts pada distosia bahu.

Pada seorang perempuan hamil yang bergerak terlampau cepat dari posisi duduk
langsung berdiri, sering dijumpai pergeseran yang lebar pada artikulasio sacroilliaca. Hal
demikian dapat menimbulkan rasa sakit di daerah articulation tersebut. Juga pada daerah
symphysis tidak jarang dijumpai symphysiolysis sesudah partus atau ketika tergelincir, karena
longgarnya hubungan di symphysis. Hal tersebut dapat menimbulkan rasa nyeri atau
gangguan saat berjalan.
Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis
minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis, disebut pula
false pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea terminalis disebut pelvis minor atau true
pelvis. Bagian akhir ini adalah bagian yang mempunyai peranan penting dalam obstetric dan
harus dapat dikenali dan dinilai sebaik-baiknya untuk dapat meramalkan dapat-tidaknya bayi
melewatinya.

Bentuk pelvis minor ini mempunyai suatu saluran yang mempunyai sumbu
melengkung ke depan (sumbu Carus). Sumbu ini secara klasik adalah garis yang
menghubungkan titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata vera pada pintu
atas panggul (PAP) dengan titik-titik sejenis di Hodge II,III, dan IV. Sampai dekat dengan Hodge
III sumbu ini lurus, sejajar dengan sacrum, untuk seterusnya melengkung ke depan, sesuai
dengan lengkungan sacrum. Hal ini penting untuk diketahui bila kelak mengakhiri persalinan
dengan cunam agar arah penarikkan cunam itu disesuaikan dengan arah sumbu jalan lahir
tersebut.
Bagian atas saluran ini berupa suatu bidang datar, normal berbentuk hampir bulat,
disebut PAP (pelvic inlet). Bagian bawah saluran ini disebut pintu bawah panggul (PBP) atau
(pelvic outlet), tidak merupakan suatu bidang seperti PAP, melainkan terdiri atas dua bidang.
Diantara kedua pintu ini terdapat ruang panggul (pelvic cavity). Ukuran ruang panggul dari
atas ke bawah tidak sama. Ruang panggul mempunyai ukuran paling luas dibawah PAP,
kemudian menyempit dipanggul tengah, dan selanjutnya menjadi sedikit lebih luas lagi di
bagian bawah. Penyempitan di panggul tengah ini setinggi spina ischiadica yang jark antara
kedua spina ischiadica (distansia interspinarum) normal lebih kurang 10.5 cm.
PAP merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium corpus vertebrae
sacral I, linea innominate (terminalis), dan pinggir atas symphysis (terdapat 4 diameter,
diameter antero-posterior, diameter transversa, dan 2 diameter oblique). Panjang jarak dari
atas symphysisi ke promontorium lebih kurang 11 cm, disebut (conjugate vera). Diameter
transversa pada PAP lebih kurang 12.5-13 cm. Diameter oblique lebih kurang 13 cm.
Cara mengukur conjugate vera adalah dengan jari tengah dan telunjuk dimasukkan ke
dalam vagina untuk meraba promontorium. Jarak bagian bawah symphysisi sampai ke
promontorium dapat diraba, maka dikenal dengan conjugate diagonalis. Secara statistic
diketahui bahwa conjugate vera sama dengan conjugate diagonalis dikurangi 1.5 cm. Apabila
promontorium tidak dapat diraba, berarti ukuran conjugate diagonalis lebih panjang dari
jarak antara ujung jari kita sampai ke batas pinggir bawah symphysis. Dikenal pula conjugate
obstetrica, yaitu jarak dari tengah symphysis bagian dalam ke promontorium, conjugate
obstetrica ini yang paling penting, walaupun perbedaannya dengan conjugate vera sedikit
sekali. Dalam obstetric dikenal 4 jenis panggul, yaitu:
1. Ginekoid: PAP hampir bulat. Panjang diameter AP kira-kira sama dengan panjang
diameter transversa.
2. Android: PAP hampir segitiga. Panjang diameter AP hampir sama dengan diameter
transversa, akan tetapi bagian belakangnya pendek dan gepeng, sedangkan bagian
depannya menyempit ke depan.
3. Anthropoid: PAP agak lonjong seperti telur. Panjang diameter AP lebih besar daripada
diameter transversa.
4. Platipoid: sebenarnya jenis ini adalah ginekoid yang menyempit pada arah muka
belakang. Ukuran transversa jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang.
Untuk mengetahui jenis, bentuk, dan ukuran-ukuran pelvis secara tepat dilakukanlah
pelvimetri radiologic. Jika ditemukan pelvic kombinasi maka disebut jenis pelvis bagian
belakang dahulu kemudian bagian depan (ex: android-ginekoid). Pelvimetri radiologic
dilakukan atas indikasi, ex: feto-pelvic disproportion, adanya riwayat trauma atau penyakit
TBC pada tulang panggul, bekas SC yang direncanakan partus pervaginam, janin letak
sungsang, presentasi letak muka atau kelainan letak lainnya. Pemakaian sinar rontgen (MRI)
dibatasi berdasarkan pengaruhnya terhadap sel-sel kelamin janin yang masih sangat muda
dan ovarium ibu.
Karena di PAP ukuran diameter transversa lebih lebar dan di ruang panggul ukuran
diameter transversa yang sempit, maka janin saat lewat di ruang panggul harus menyesuaikan
diri dengan melakukan putaran paksi dalam. Pada spina ischiadica bagian terpenting adalah
jarak antara kedua spina (distansia interspinarum) dan apakah spina itu runcing atau tumpul.
Jika jarak distansia interspinarum kurang dari 9 cm berarti jarak antar spina sempit, jika
jaraknya 10.5 cm atau lebih berarti jarak antar spina lebar atau baik, dan spina ischiadica yang
runcing lebih baik, karena pada spina ischiadica yang tumpul bidang geseran yang harus
dilewati kepala janin lebih luas daripada spina ischiadica yang runcing sehingga tenaga yang
dibutuhkan lebih besar dan waktu yang lama.
Pada penilaian ruang panggul perhatikan bentuk sacrum, apakah normal melengkung
dengan baik dari atas ke bawah dan cekung ke belakang. Jika os sacrum kurang melengkung
maka ruang panggul akan lebih sempit dan mempersulit putaran paksi dalam dan
menyebabkan malposisi janin.

Bidang Hodge digunakan untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah


janin turun dalam panggul saat persalinan.
1. Bidang Hodge I: Bidang datar yang melalui bagian atas symphysisi dan promontorium.
Bidan ini dibentuk pada lingkaran PAP
2. Bidang Hodge II: Bidang yang sejajar dengan Bidang Hodge I terletak setinggi bagian
bawah symphysis.
3. Bidang Hodge III: Bidang yang sejajar dengan Hodge I dan Hodge II terletak setinggi
spina ischiadica kanan dan kiri. Disebut juga bidang 0 , kepala yang berada di atas 1
cm disebut (-1) atau sebaliknya.
4. Bidang Hodge IV: Bidangyang sejajar dengan bidang Hodge I,II, dan III, terletak setinggi
os coccygeus.
Pintu bawah panggul tersusun atas 2 bidang datar yang masing masing berbentuk
segitiga, yaitu budang yang dibentuk oleh garis antara kedua buah tuber os ischii dengan
ujung os sacrum dan segitiga lainnya yang alasnya juga garis antara kedua tuber os ischii
dengan bagian bawah symphysis. Pinggir bawah symphysisi berbentuk lengkung ke bawah
dan merupakan sudut disebut arcus pubis. Dalam keadaan normal besarnya sudut ini lebih
kurang 90 derajat atau lebih besar sedikit. Bila kurang dari 90 derajat (lebih kecil) maka kepala
janin akan lebih sulit dilahirkan karena memerlukan tempat lebih banyak kea rah dorsal (ke
arah anus). Dalam hal ini perlu diperhatikan apakah ujung os sacrum atau os coccygeus tidak
menonjol ke depan sehingga kepala janin tidak dapat dilahirkan. Jarak antara kedua tuber os
ischii (distansia tuberum) harus diperhatikan, dengan nilai baiknya adalah lebih kurang 10.5
cm. Bila memang lebih sempit maka harus diperhatikan diameter sagitalis posterior harus
cukup panjang agar bayi dapat dilahirkan.

Anda mungkin juga menyukai