DEFINISI
American Diabetes Association (ADA) - 2010
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Sekresi insulin yang terjadi setelah ada rangsangan terhadap sel beta. Sekresi fase 1
mempunyai puncak yang relatif tinggi, karena diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa
Kinerja AIR sangat menentukan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah postprandial.
AIR yang berlangsung normal bermanfaat dalam pencegahan terjadinya hiperglikemia akut
DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia, polifagia,
penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-
gatal pada kulit).
DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali
muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian
ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Uji diagnosis DM
Pemeriksaan penyaring
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala atau
tanda DM.
Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa enzimatik darah plasma vena atau darah
kapiler.
PEMERIKSAAN PENYARING
Bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang tidak
bergejala namun memiliki resiko DM.
Jika golongan resiko tinggi, pemeriksaan dapat diulang
tiap tahun
>45 tahun tanpa resiko, pemeriksaan dapat diulang tiap
3 tahun / tergantung klinis
PELAKSANAAN TTGO
(TEST TOLERANSI GLUKOSA ORAL)
3 (tiga) hari sebelumnya makan seperti biasa
1. Edukasi
Tujuan : meningkatkan pengetahuan diabetisi tentang
penyakit dan pengelolaannya dengan tujuan dapat
merawat sendiri sehingga mampu mempertahankan
hidup dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Memerlukan partisipasi aktif dari pasien, keluarga dan
masyarakat
2. Diet
Mempertahankan atau mencapai berat badan ideal
Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati
normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta
meningkatkan kualitas hidup
3 J : jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal makan yang
harus diikuti & jenis makanan
Karbohidrat : 45-60% Protein : 10-15%
Lemak : 20-25% Serat ( 25 g/hr)
Garam ( 3000 mg atau 6-7 gr/hari)
3. Olahraga
Menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap
normal
Memperbanyak jumlah, meningkatkan aktivitas
reseptor insulin dalam tubuh & meningkatkan
penggunaan glukosa.
Prinsipnya : tidak perlu olah raga berat, olah raga
ringan, dilakukan secara teratur
CRIPE (Continuous,Rhytmical, Interval,
Progressive, Endurance Training).
30-40 menit per hari, didahului dengan
pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan
antara 5-10 menit
Zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal
(220-umur)
TERAPI MEDIKA MENTOSA
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat belum
berhasil
Terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau
kombinasi keduanya.
1. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Pemicu sekresi insulin: sulfonilurea dan glinid
Penambah sensitivitas insulin : biguanid dan tiazolidindion
Penghambat glukoneogenesis : metformin
Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa
Dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatan sesuai dengan
respons kadar glukosa darah diberi sampai mendekati dosis
paling max
GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISME KERJA
Kriteria diagnosis:
Glukosa :> 600 mg/dl
pH arteri :>7,30
Ketonuria+ketonemia : Negatif/sedikit
Osmolaritas serum :>320 mOsm/kg
Kesadaran : Sopor-koma
HIPOGLIKEMI
Kadar glukosa darah <60 mg/dL
Pada penggunaan sulfonilurea dan insulin
Gejala :
Berdebar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar
Pusing, gelisah, kesadaran sampai koma
Penanganan
Glukosa oral: 10-20g segera diberikan (tablet/jelly150-200 ml
minuman)
Glukagon intramuskular: 1mg > bila pasien sadar lanjutkan dengan
glukosa oral 20 g > karbohidarat 40 g dalam bentuk tepung
Glukosa intravena: 40 ml glukosa 40% atau 150-200 ml glukosa 10%
NEFROPATI DIABETIK
NEUROPATI
Neuropati difus
Polineuropati sensori-motor simetris distal
gangguan fungsi sensorik dan motorik (lebih jarang) yang
progresif dari distal ke proksimal.
parestesia, hiperestesia, anestesia
Neuropati otonom
CVS (palpitasi,hipotensi ortostatik)
GIT (diare/konstipasi)
GU (gangguan pengosongan VU)
Hiperhidrosis ekstremitas atas dan anhifrosis ekstremitas bawah
Neuropati fokal
Neuropati kranial
Radikulopati/pleksopati
Entrapment neuropathy