Kardiotokografi (KTG) merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk
mendeteksi adanya gangguan yang berkaitan dengan hipoksia janin, seberapa jauh gangguan
tersebut dan akhirnya menentukan tindakan lanjut dari hasil pemantauan, melalui penilaian
pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktivitas
janin.
Cara pemantauannya dapat dilakukan secara langsung (invasive/internal) yakni
dengan alat pemantau yang dimasukkan dalam rongga rahim atau secara tidak langsung (non-
invasive/eksternal) yakni dengan alat yang dipasang pada dinding perut ibu. Cara eksternal
lebih popular karena dapat dilakukan selama ANC maupun intranatal.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik sampai 1 minggu
kemudian (dengan spesifisitas sekitar 90%), sehingga pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu
kemudian. Namun bila ada factor risiko seperti hipertensi/gestosis, kehamilan DM,
perdarahan, atau oligohidramnion hasil NST yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan
janin akan masih tetap baik selama 1 minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus
lebih sering (1 minggu). Hasil NST yang reaktif memiliki nilai prediksi positif yang lebih tinggi
(Doppler-USG). Sebaiknya NST tidak dipakai sebagai parameter tunggal untuk menentukkan
intervensi atau terminasi kehamilan oleh karena tingginya angka positif palsu tersebut
(dianjurkan untuk menilai profil biofisik janin yang lainnya).
Contraction Stress test (CST)
Dimaksudkan untuk menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan kontraksi
uterus. CST biasanya dilakukan untuk memantau kesejahteraan janin saat proses persalinan
terjadi (inpartu). Penilaian yang dilakukan sama seperti NST yaitu frekuensi dasar DJJ,
variabilitas DJJ, dan perubahan periodic (akselerasi ataupun deselerasi) dalam kaitannya
dengan kontraksi uterus. Interpretasi:
1. Negative
- Frekuensi dasar DJJ normal
- Variabilitas DJJ normal
- Tidak didapatkannya deselerasi lambat
- Mungkin ditemukkan akselerasi atau deselerasi dini
2. Positive
- Terdapat deselerasi lambat yang berulang pada sedikitnya 50% dari jumlah kontraksi
- Terdapat deselerasi lambat yang berulang, meskipun kontraksi tidak adekuat
- Variabilitas DJJ berkurang atau menghilang
3. Tidak memuaskan (unsatisfactory)
- Hasil rekaman tidak representative, misalnya oleh karena ibu gemuk, gelisah, atau
gerakkan janin berlebihan
- Tidak terjadi kontraksi uterus yang adekuat
*Dalam keadaan ini pemeriksaan harus diulangi dalam 24 jam
4. Hiperstimulasi
- Kontraksi uterus lebih dari 5 kali dalam 10 menit
- Kontraksi uterus lamanya lebih dari 90 edtik (tetani uteri)
- Seringkali terjadi deselerasi lambat atau bradikardi
*Dalam keadaan ini harus waspada kemungkinan terjadinya hipoksia janin yang berlanjut
sehingga bukan tidak mungkin terjadi asfiksia janin. Hal yang perlu dilakukan adalah segera
hentikan pemeriksaan dan berikan obat-obatan penghilang kontraksi uterus (tokolitik),
diberikan oksigen pada ibu dan tidur miring untuk memperbaiki sirkulasi utero-plasenta.
Gambaran CST yang negative menggambarkan janin masih baik sampai 1 minggu
kemudian (spesifisitas 99%), sedangkan hasil positive biasanya disertai outcome perinatal
yang tidak baik dengan nilai prediksi positive lebih kurang 50%.
Kontraindikasi CST:
Absolut
- Adanya risiko ruputur uteri, misalnya pada bekas SC atau miomektomi
- Perdarahan antepartum
- Tali pusat terkemuka
Relatif
- Ketumban pecah premature
- Kehamilan kurang bulan
- Kehamilan ganda
- Inkompetensia serviks
- Disproporsi cephalo-pelvic