Anda di halaman 1dari 1

 Penurunan suhu tubuh (algor mortis) terjadi karena proses pemindahan panas dari

suatu benda ke benda lain yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi
dan konveksi.
 Kecepatan penurunan suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan
kelembaban udara, bentuk tubuh, posisi tubuh, dan pakaian.
 Formula Marshall dan Hoare 1962 penurunan suhu dengan kecepatan 0,55 derajat
celcius tiap jam pada 3 jam pertama pasca mati, 1,1 derajat celcius tiap jam pada 6 jam
berikutnya, dan kira-kira 0,8 derajat celcius tiap jam pada periode berikutnya.
 Pembusukan (decomposition, putrefaction) adalah proses degradasi jaringan yang
terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri. Pembusukkan baru tampak setelah kira-kira
24 jam pascamati yaitu berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah, yaitu daerah
caecum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekat dengan
dinding perut.
 Autolysis adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril
akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan pasca mati dan hanya dapat dicegah
dengan pembekuan jaringan.
 Setelah meninggal, bakteri normal dalam tubuh akan tetap hidup dan masuk kedalam
jaringan. Darah media terbaik bagi bakteri untuk tumbuh. Sebagian besar bakteri
berasal dari usus terutama Clostridium welchii.
 Pada proses pembusukkan akan menghasilkan gas-gas alkana, H2S, HCN, asam amino
dan asam lemak.
 Selanjutnya kulit ari akan terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan
kemerahan berbau busuk.
 Pembentukan gas didalam tubuh, dimulai dalam lambung dan usus, menyebabkan
tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari mulut dan hidung. Gas ini
menyebabkan pembengkakan tubuh yang menyeluruh, tetapi tegangan terbesar
terdapat di daerah dengan jaringan longgar (ex: skrotum dan payudara).

Anda mungkin juga menyukai