Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR LIGASI ARTERI UTERINA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

DITETAPKAN
STANDAR Tanggal terbit : Direktur RSU Asy Syfa’ Sambi
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr.M. Dhiyaul Mushhaf


NIK. 01.08.01
PENGERTIAN Ligasiatau pengikatan uteri uterine
TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah dari Prosedur Ligasi Arteri Uterina
KEBIJAKAN

PROSEDUR A. Melakukan Persetujuan Tindakan Medik


B. Persiapan Sebelum Tindakan
1. Pasien
2. Penolong
C. Pencegahan Infeksi Sebelum Tindakan
D. Fase Kerja
Membuka dinding perut
1. Tanyakan kepad petugas anestesi tentng untuk memulai tindakan operasi. Setelah
siap, lakukan sayatan mediana dari suprasimfisis sehingga setinggi fundus uteri.
2. Perdalam sayatan pada kulit ke subkutis dan fascia. Lakukan hemostasis pada
pembuluh darah yang terpotong.
3. Pisahkan otot dinding perut secara tumpul, kemudian jepit peritoneum pada dua
tempat secara bergantian dan trans-iluminasi (untuk menghindarkan terjepitnya
atau cedera pada organ dalam abdomen). Tembus dn sayat peritoneum dri ujung
atas sayatan hingga 1 cm diatas kandung kemih.
4. Tembus dan sayat peritoneum secara vertical, dari ujung atas sayatan hingga 1 cm
diatas kandung kemih. Lindungi kandung kemih dengan retractor lebar.
Eksplorasi dan stimulasi
1. Dengan bantuan kasa lebar di kiri dan kanan uterus, sisihkan usus dan organ yang
menghalangi daerah operasi.
2. Keluarkan uterus melalui sayatan dinding perut, lakukan rangsangan taktil dan
perhatikn kemungkinan adanya kelainan pada organ pelvic dan abdomen.
3. Buka plika vesikouterina kemudian pisahkan secara tumpul dari uterus (keatas
dan kebawah).
4. Perluas pelepasan lapisan serosa tersebut kerh parametrium atau ligamentum
latum kri dan kanan (hati – hati agar tidak merobek anyaman pembuluh darah
yang melebr akibat proses kehamilan).
5. Ikuti ramus decendens arterina hingga mencapai percabangannya dengan ramus
ascendens.
PROSEDUR LIGASI ARTERI UTERINA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR Ligasi Arteri Uterina


1. Ambil pengait arteri atau ujung mosquito untuk mengambil arteri uterine kanan atau
kiri kemudian ikat dengan benang kromik 1 dengan jarak 1 cm dari percabangan ramus
ascendens dan decendens.
2. Perhatikan perdarahan yang terjadi sambil melakukan stimulasi taktil pada dinding
uterus.
a. Bila perdarahan berhenti dan kondisi membaik (panta 3 x 5 menit), jahit kembali
plika vesikouterina dan lakukan penutupan dinding perut.
b. Bila perdarahan tidak dapat dikendalikan maka lakukan tindakan histerektomi
supra vagiinalis atau subtotal (lebih cepat dari histerektomi totalis dan cukup
efektif ntuk menghentikan perdarahan masif).
c. Bila sulit untuk membebaskan lapisan serosa untuk mengidentifikasi arteri uterine
dan waktu sangat terbatas, lakukan upaya berikut :
- Angkat dan keluarkan uterus dan vakum pelvis.
- Lakukan palpasi pada dinding lateral uterus (perbatasan segmen bawah uterus
dengan serviks.
- Tentukan pulsasi arteri uterine pada dinding lateral tersebut (kecuali bila
kondisi pasien kurang memungkinkan untuk perabaan pulpasi).
- Bila pulsasi tidak teraba, tentukan titik ikatan cabang ascendes dengan jalan
mengukur 2 cm lateral atas dari ujung sayatan SBR (bila sesaat setelah seksio
sesar) atau 1 jari lateral atas dari batas uterus dan serviks.
- Lakukan pengikatan cabang ascendens dengan jalan menusukkan jarum ke
dinding uterus (pada bagian yang telah ditentukan tersebut diatas) dari anterior
jalannya arteri ke posterior (sekitar 1 cm melingkupi arteri uterine) kemudian
ikat dengan kromik 0 dengan simpul kunci.
- Lakukan hal yang sama pada sisi lteral yang lain.
- Agar upaya hemostatis berlangsung efektif, lakukan pula pengikatan arteri
utero ovarika yaitu dengan melakukan pengikatan pada 1 jari atau 2 cm lateral
bawah pangkal ligamentum suspensorium ovary kiri dan kanan.
Penjahitan Plika dan Serosa
1. Setelah ligas arteri cukup efektif untuk mengetasi perdarahan, jahit kembali lapisan
serosa dan plika veskouterina dengan plain 2/0 secara jelujur.
2. Setelah penjahitan selesai, perhatikan kembali perdarahan dan kontraksi uterus
3. Pastikan tidak ada perdarahan dalam rongga abdomen (akibat prosedur operatif)
E. Penutup Dinding Perut
1. Lakukan penutupan dinding perut lapis demi lapis (peritoneum, otot, fascia, subkutis
dn kulit).
2. Lakukan aposisi kulit setelah penjahitan.
PROSEDUR LIGASI ARTERI UTERINA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR 3. Tutup daerah sayatan pada kulit dengan kassa steril yang telah dibasahi dengan
larutan antiseptik.
F. Kajian Pasca Operatif
G. Dekontaminasi Dan Pencegahan Infeksi Pasca Operatif
H. Rekam Medik Dan Instruksi
I. Perawatan Pasca Tindakan
1. Pantau tanda vital 15 menit pada 2 jam pertama. Apabila kondisi pasien
stabil/membaik, pemantauan tanda vital dilakukan setiap 1 jam hingga 12 jam
pertama
2. Restorasi cairan dan darah
3. Teruskan pemberian uterotonika dalam larutan kristaloid yang sesuai
4. Nilai kesadaran penderita, lakukan komunikasi sesegera mungkin
5. Berikan analgesia dan antibiotika seperti yang telah direncanakan
6. Segera lakukan mobilisasi dan aktif
7. Realimentasi setelah fungsi system pencernaan berfungsi secara normal
8. Pindahkan pasien dari ruang pulih ke ruang perawatan apabila hasil observasi
menunjukkan perkembangan seperti yang diharapkan
9. Kunjungi secara berkala dan nilai kemajuan hasil pengobatan
UNIT TERKAIT 1. Phonex

Anda mungkin juga menyukai