125 serum, status menopause dan temuan USG, dan merekomendasikan penggunaannya untuk
membedakan massa adneksa jinak dan ganas. Karakteristik USG yang digunakan adalah
berdasarkn adanya (a) kista multilokuler, (b) massa solid (c) metastasis (d) asites (e) lesi
bilateral. Massa yang simpel (U=0); massa semi komplek (U=1); massa komplek (U=3) untuk nilai
dari USG. IRK dihitung dengan penambahan skor ‘1’ untuk status premenopause dan skor ‘3’
untuk status menopause (M), dikalikan skor dari USG dan nilai absolut dari kadar CA 125: U x M
x CA 125. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, beliau memperoleh nilai titik potong skor IRK
200. Hasil tersebut dibandingkan dengan pemeriksaan baku emas pemeriksaan histopatologi
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas 85,4% dan 96,9%.
Yamamoto et al. pada tahun 2009 mengembangkan IRK terbaru dengan menambahkan
parameter ukuran tumor (S), yang dinamakan IRK 4. Indeks Resiko Keganasan menurut
Yamamoto et al. dihitung berdasarkan rumus:
IRK = U x M x serum Ca 125 x S
Yamamoto et al. (2009) dalam penelitian tentang keempat versi IRK mendapatkan
bahwa akurasi IRK 4 lebih baik dibandingkan IRK 1, IRK 2 dan IRK 3, dengan
sensitivitas 86,8%, spesifisitas 91%, nilai praduga positif 63,5%, nilai praduga negatif
97,5%, dan akurasi 90,4%.
Penelitian yang dilakukan oleh Park et al (2012) terhadap 541 pasien, dengan
mengevaluasi keempat IRK tersebut menemukan bahwa ROC sigifikansi keempat
indeks resiko keganasan tersebut tidak berbeda dalam membedakan tumor ganas dan
jinak preoperasi (0,9233, 0,9132, 0,9151 dan 0,9263). Namun jika dibandingkan dengan
pemeriksaan tunggal (Ca 125, status menopause dan USG) secara terpisah akan
memiliki perbedaan signifikansi yang bermakna.