Anda di halaman 1dari 3

RUMAH SAKIT

PKU MUHAMMADIYAH
SURAKARTA LIGASI ARTERI UTERINA

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

307.03. 00 1/3
Sehat –Sejahtera – Islami

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR 5 Februari 2014
OPERASIONAL
Dr. H MARDIATMO, Sp. Rad
NBM : 1086 487
Pengertian Pengangkatan kandungan

Tujuan Operasi mengangkat rahim beserta kedua atau salah satu atau tidak
dengan ovariumnya
Kebijakan Mengacu pada :
Surat Keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Nomor : 1380/SK/RS PKU/XII/2013
Tentang : Revisi Panduan Praktek Klinis RS PKU Muhammadiyah
Surakarta

Prosedur A. Persiapan
1. Penampilan petugas
a. Periksa kerapihan pakaian seragam
b. Periksa kelengkapan atribut
B. Pelaksanaan
1. Membuka dinding perut
a. Tanyakan kepada petugas anestesi tentang kesiapan untuk
memulai tindakan operasi. Setelah siap, lakukan sayatan
mediana dari suprasimfisis hingga setinggi fundus uteri
b. Perdalam sayatan pada kulit ke subkutis dan fascia. Lakukan
hemostasis pada pembuluh darah yang terpotong
c. Pisahkan otot dinding perut secara tumpul, kemudian jepit
peritoneum pada dua tempat secara bergantian dan trans-
iluminasi (untuk menghindarkan terjepitnya atau cedera pada
organ dalam abdomen). Tembus dan sayat peritoneum dariii
ujung atas sayatan hingga 1 sm diatas kandung kemih.
d. Tembus dan sayat peritoneum secara vertikal, dari ujung atas
sayatan hingga 1 sm diatas kandung kemih. Lindungi kandung
RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH
SURAKARTA LIGASI ARTERI UTERINA

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

307.03. 00 2/3
Sehat –Sejahtera – Islami

kemih dengan retraktor lebar


2. Eksplorasi dan stimulasi
a. Dengan bantuan kasa lebar di kiri dan kanan uterus, sisihkan
usus dan organ yang menghalangi daerah operasi
b. Keluarkan uterus melalui sayatan dinding perut, lakukan
rangsangan taktil dan perhatikan kemungkinan adanya kelainan
pada organ pelvik dan abdomen
c. Buka plika vesikouterina kemudian pisahkan secara tumpul
dari uterus (keatas dan kebawah)
d. Perluas pelepasan lapisan serosa tersebut kearah parametrium
atau ligamentum latum kiri dan kanan (hati-hati agar tidak
merobek anyaman pembuluh darah yang melebar akibat proses
kehamilan)
e. Ikuti ramus desenden arteri uterina hingga mencapai
percabangannya dengan ramus ascendens
3. Ligasi arteri uterina
a. Ambil pengait arteri atau ujung mosquito untuk mengambil
arteri uterina kanan atau kiri kemudian ikat dengan kromik 1
dengan jarak 1 sm percabangan ramus ascendens dan
decendens
b. Perhatikan perdarahan yang terjadi sambil melakukan stimulasi
taktil pada dinding uterus
4. Bila sulit untuk membebaskan lapisan serosa untuk
mengidentifikasi arteri uterina dan waktu sangat terbatas,
lakukan upaya berikut :
a. Angkat dan keluarkan uterus dari kavum pelvis
b. Lakukan palpasi pada dinding lateral uterus (perbatasan
segmen bawah uterus dengan serviks
c. Tentukan pulsasi arteri uterina pada dinding lateral tersebut
(kecuali bila kondisi pasien kurang memungkinkan untuk
perabaan pulsasi)
d. Bila pulpasi tidak teraba, tentukan titik ikatan cabang
ascendens dengan jalan mengukur 2 sm lateral atas dari ujung
sayatan SBR (bila sesaat setelah seksio sesar) atau 1 jari lateral
atas dari batas uterus dan serviks
e. Lakukan pengikatan cabang ascendens dengan jalan
RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH LIGASI ARTERI UTERINA
SURAKARTA

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

307.03. 00 2/3

Sehat –Sejahtera – Islami

menusukkan jarum kedinding uterus (pada bagian yang telah


ditentukan tersebut diatas) dari anterior jalannya arteri ke
posterior (sekitar 1 sm melingkupi arteri uterina) kemudian ikat
dengan kromik 0 dengan simpul kunci
f. Lakukan hal yang sama pada sisi lateral yang lain
g. Agar upaya hemostasis berlangsung efektif, lakukan pula
pengikatan arteri uterosovarika, yaitu dengan melakukan
pengikatan pada 1 jari atau 2 lateral bawah pangkal
ligamentum suspensorium ovarii kiri dan kanan
5. Penjahitan plika dan serosa
a. Setelah ligas arteri cukup efektif untuk mengatasi perdarahan,
jahit kembali lapisan serosa dan plika vesikouterina dengan
plain 2/0 secara jelujur
b. Setelah penjahitan selesai, perhatikan kembali perdarahan dan
kontraksi uterus
c. Pastikan tidak ada perdarahan dalam rongga abdomen (akibat
prosedur operatif)
6. Penutupan dinding perut
a. Lakukan penutupan dinding perut lapis demi lapis (peritoneum,
otot, fascia, subkutis dan kulit)
b. Lakukan aposisi kulit setelah penjahitan
c. Tutup daerah sayatan pada kulit dengan kassa steril yang telah
dibasahi dengan larutan antiseptik

C. .Hal yang harus diperhatikan


1. Perawatan Pasca Bedah
a. Perdarahan dan jumlah urine harus dipantau secara ketat
b. Analgesia diberikan setiap 3-4 jam atau bila diperlukan
c. Periksa dan catat tanda-tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan 30 menit pada 4 jam kemudian
d. Mobilisasi
e. Pemulangan

Unit Terkait  IBS


 SMF

Anda mungkin juga menyukai