Anda di halaman 1dari 23

 

Diseksi leher

Diseksi leher adalah tindakan untuk membuang kelenjar limfe leher dan jaringan sekitarnya
dalam rangka penatalaksanaan kanker. Jaringan-jaringan yang dibuang dipertimbangkan
situasional sesuai kondisi klinis pasien, dengan berbagai pertimbangan sehingga diseksi leher ini
1
ada berbagai macam variasi berdasarkan strukur-strukur yang dibuang.  

Tujuan diseksi leher adalah untuk menghilangkan sel kanker yang berada pada kelenjar
limfe serta untuk melakukan diagnostik pemeriksaan kelenjar limfe yang diambil. Dari penelitian
dinyatakan apabila masih didapatkan pembesaran kelenjar limfe leher pada karsinoma yang
berasal dari traktus respiratorius ataupun traktus digestivus bagian atas maka akan
mempengaruhi survival sampai 50 %. Hal ini merupakan tantangan bagi klinisi dengan segala
pertimbangan untuk melakukan diseksi leher dengan segala konsekuensi dan kontroversi yang
1
mengiringinya.  

Perkembangan teknik pembedahan, teknik diagnostik dan berbagai terapi yang mengiringi
penatalaksanaan karsinoma kepala leher, maka apakah diseksi leher bisa disarankan untuk
memperbaiki prognosis, morbiditas dan survival dari pasien.

Problem bagi kita sebagai residen adalah kita perlu memahami anatomi, patologi dan karakteristik
onkologi dari tumor untuk melakukan diagnosis diferensial dan untuk melakukan tindakan dalam hal
kapan dan jenis diseksi leher apa yang tepat untuk pasien. Sampai saat ini belum ada keseragaman
metode dari berbagai negara tentang bagaimana rencana preoperatif yang ditetap sebagai patokan
untuk diseksi leher.

Diseksi Leher pada Kanker Kepala–Leher

Emir Taris Pasaribu

Divisi Onkologi Departemen Ilmu Bedah

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik Medan

Abstrak: Diseksi leher radikal adalah tindakan bedah pada kanker kepala-leher untuk menanggulangi

metastasis yang terjadi di leher dan telah dilakukan sejak tahun 1906 di Amerika oleh George Crile.

Sejak 20 tahun terakhir ini didapati perubahan yang mendasar pada diseksi leher radikal menjadi

diseksi leher selektif dengan berkembangnya pengetahuan akan biologi tumor, pola metastasis dan

modal terapi pada penanggulangan kanker.Untuk mendapatkan hasil diseksi leher yang baik
 

diperlukan indikasi dan pemilihan jenis diseksi leher yang tepat agar komplikasi dapat dihindari.

Kata kunci: Diseksi leher, kanker kepala-leher, indikasi, komplikasi

Abstract: Radical neck dissection is a surgical approach in head and neck cancer to treat the

metastasis on the neck and had been done since 1906 in America by George Crile. In the last 20 years,

there had been basic changes from radical neck dissection to selective neck dissection due to impact

on science development in tumor biology, metastasis patterns and treatment modality in cancer

therapy. To achieve a good neck dissection result, it requires the right indication, to avoid

complications,

Keywords: Neck dissection, head-neck cancer, indication, complication

PENDAHULUAN

Penatalaksanaan kelenjar getah bening

(KGB) leher merupakan rangkaian tindakan

yang dibutuhkan pada penanganan kanker kepala

– leher. Tindakan bedah untuk penanggulangan

metastase pada KGB leher telah dimulai sejak

awal abad-20 oleh George Crile, Sr. di Amerika

tahun 1906 dan dipopulerkan oleh Hayes Martin

1950, yang dikenal sebagai diseksi leher

radikal.

Diseksi leher radikal , adalah tindakan


 

bedah, berupa pengangkatan seluruh KGB leher

beserta muskulus sternokleidomastoid, vena

yugularis interna serta nervus sepinal asseroris

pada satu sisi dengan batas kranial mandibula,

batas kaudal klavikula, batas lateral muskulus

trapezeus dan batas medial garis tengah leher.

Dengan berkembangnya Ilmu Biologi

Tumor, maka pada 20 tahun terakhir terjadi

perubahan mendasar pada penanganan

metastasis KGB leher, sehingga diseksi leher

radikal bukan satu-satunya tindakan bedah yang

diperlukan.

Untuk melakukan diseksi leher yang benar,

mutlak dibutuhkan pemahaman anatomi leher,

insidensi dan pola metastase kanker kanker

kepala-leher, faktor prognostik pada metastase

KGB leher, serta kombinasi terapi yang

dibutuhkan antara bedah, radiasi dan kemoterapi.

Anatomi Group KGB Leher

Diperkirakan 150-350 KGB berada dileher,

atau sepertiga dari KGB tubuh manusia. KGB


 

leher dapat dikelompokkan dengan 2 cara:

Lokasi anatomi dan “Surgical level” untuk

mempermudah, mengenal pola metastase dan

melakukan diseksi leher. Pada awal diseksi

leher radikal dikenal hanya 5 surgical level, dan

sejak tahun 2001 didapati 6 surgical level KGB

leher. KGB leher level I berada pada region sub

mentalis dan sub mandibula . Level II, III & IV

berada sepanjang vena yugularis interna, level V

berada pada segitiga leher belakang dan level VI

berada pada daerah tiroid disebut juga “anterior

compartment” 

4 262 Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006

Insidensi Metastasis ke Leher

Karsinoma sel skuamousa saluran nafas dan

pencernaan bagian atas akan bermetastasis ke

leher, sangat dipengaruhi oleh lokasi dan ukuran

tumor primer. Lindberg, mengemukakan

metastase KGB leher didapati bila pada

pemeriksaan fisik dijumpai adanya pembesaran

KGB pada lebih dari 2000 kasus.

Bayers dan Shah

1
 

mengamati insidensi

metastasis KGB leher pada penderita yang

dilakukan diseksi leher. (Tabel 1 , 2 dan 3).

Dimana ditemukan kecendrungan metastase ca

faring lebih tinggi dibandingkan dengan ca

laring dan kanker rongga mulut. prognostik,

kanker kepala- leher, bila telah dijumpai adanya

metastasis pada KGB leher sangat dipengaruhi

oleh, adanya metastasis intra atau

ekstrakapsular, jumlah KGB dan level KGB.

Tabel 1.

Incidence of lymphnodes metastasis

Incidence of Lymph Node Metastases

Site of Primary Tumor

Percent of necks with nodal metastases

T1 T2 T3 T4

Oral cavity

Oral tongue

Floor of mouth

Retromolar trigone

Oropharynx

Tonsil

Base of tongue
 

Pharyngeal walls

Larynx

Glottic

Supraglottic

Hypopharynx

Nasopharynx

14

11

11.5

70.5

70

25

39

63

92.5

30

29

37.5

67.5

71

30

41.5

69.5
 

84.5

47.5

43.5

54

70

74.5

67

64.5

79

88.5

76.5

53.5

67.5

89.5

84.5

76

59

73.5

83

Data are based on physical examination.

Source: Modified from Lindberg R. Distribution of cervical lymph node metastases from squamous cell

carcinoma of the upper respiratory and digestive tracts. Cancer 1972;29:1446-1449, with permission

Tabel 2.
 

Incidence of histopathologic lymph node metastases

Incidence of Histopathologic Lymph Node Metastases

Site of Primary Tumor

T stage

T1-2 T3-4

Oral cavity

Oral tongue

Floor of mouth

Lower gum

Buccal mucosa

Retromolar trigone

Oropharynx

Tonsil

Base of tongue

Pharyngeal walls

Larynx

Glottic

Supraglottic

Hypopharynx

Pyriform sinus

18.6

18.6

11.5
 

36.4

20.0

21.4

30.8

66.7

31.6

26.3

13.3

33.3

50.0

62.5

14.0

25.0

55.2

Source: Modified Remmler D, Byers RM, Scheetz JE. A prospective study of shoulder disability resulting
from

radical and modified neck dissections. Head Nack Surg 1986;8:280-286, with permission. Emir Taris
Pasaribu Diseksi Leher pada Kanker Kepala–Leher

Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006 263


 

Tabel 3.

Pattern of nodal metastases

Pattern of Nodal Metastases

Percentage of nodal involvement

IA IB II III IV V

Oral tongue

Floor of mouth

Buccal mucosa

Lower gum

Retromolar trigone

Supraglottic larynx

Glottic larynx

3.3a

9.0b

-c

4.3a

7.0b

-c

-a

-b

-c

-a

-b
 

-c

0.6a

-b

-c

0.5a

-b

-c

-a

-b

-c

22.8

18.0

14.0

43.1

64.0

16.0

44.0

60.0

27.0

17.1
 

25.0

19.0

1.0

6.0

59.7

73.0

19.0

37.1

43.0

12.0

11.0

40.0

21.0

61.8

63.0

12.0
 

47.6

48.0

18.0

55

21.0

10.7

18.0

16.0

9.5

7.0

6.0

16.4

12.5

6.0

34.0

38.0
 

18.0

27.0

29.0

2.6

3.0

4.3

2.0

4.0

3.3

6.0

10.7

5.0

9.0

-
 

7.0

7.0

1.7

2.0

0.6

0.0

6.3

1.5

7.0
 

Based on clinical examination

Based on examination of selective neck dissections

Based on examination of radical neck dissections

Klasifikasi Diseksi Leher

5,6,7

Classification of Neck Dissection

1991 classification 2001 classification

1.Radical neck dissection

2.Modified radical neck dissection

3.Selective neck dissection

a.supraomohyoid

b.lateral

c.posterolateral

d.anterior

4.Extended neck dissection

1.Radical neck dissection

2.Modified radical neck dissection

3.Selective neck dissection (SND) :

a.SND (I-III/IV)

b.SND (II-IV)
 

c.SND (II-V, postauricular, suboccipital)

d.SND (level-IV)

4.Extended neck dissection

Klasifikasi Diseksi Leher Modifikasi

5,6,7

Classification of Modified Radical Neck Dissection

Type I SCM, IJV (XI is preserved)

Type II SCM (IJV and IX are preserved)

Type III None (SCM, IJV, XI are preserved)

IJV : Internal jugular vein ; SCM, sternocleidomastoid muscle;XI, cranial nerve XI. Tinjauan Pustaka

264 Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006

Indikasi Diseksi Leher

5,6,7

1. High risk occult cervical metastasis

2. Teraba KGB leher secara klinis

3. KGB residu paska radiasi

4. KGB muncul setelah mendapat radiasi

5. Tumor primer dapat diangkat radikal.

Kontra Indikasi

5,6,7

1. Bila tumor primer tidak dapat diangkat

secara en block

2. Bila terdapat metastasis kelenjar getah


 

bening dibawah klavikula

3. Terdapat infiltrasi ke dasar otak

4. Sudah ada penetrasi ke fasia

prevertebral

5. Sudah ada infiltrasi ke kulit leher yang

luas

6. Terdapat massa tumor yang luas yang

terfiksir dibawah angulus mandibula

7. Terdapat infiltrasi ke arteria karotis

komunis atau arteria karotis interna.

Komplikasi Diseksi Leher

Saat operasi:

1. Perdarahan akibat cedera pembuluh darah,

atau hemostasis yang tidak sempurna

2. Emboli udara: akibat perlukaan vena yang

tidak diketahui dan udara dapat masuk

sampai jantung.

3. Cedera duktus torasikus: akan terjadi

khilous fistel dan penyembuhan luka yang

terhambat

4. Cedera persarapan dengan segala akibatnya:

• n.frenicus: Kelumpuhan diagfragma


 

• n.reccuren: Kelumphan pita suara

• n.facialis ca.mandibula: kelumpuhan

otot sekitar mulut

• n. spinalis accessorious: drop shoulder

• cedera n. Vagus yang mempersarafi

usus dan lain-lain.

5. Perangsangan pada carotid body :

menyebabkan tekanan darah turun

mendadak, dihindari dengan meneteskan

procain 1% pada carotid body sebelum

melakukan diseksi daerah tersebut

Segera Setelah Operasi

1. Haematoma: akibat hemostasis yang tidak

sempurna dan drainasi tidak lancer. Dapat

mengakibatkan sumbatan jalan napas. Jika

terjadi, lakukan evakuasi haematoma.

Lokasi sumber perdarahan jika bias.

Terkadang diperlukan intubasi atau

trakheostomi untuk menghilangkan

sumbatan jalan nafas.

2. Infeksi: diatass dengan antibiotic

3. Trakheomalecia: terjadi karena cara kerja


 

terlalu kasar hingga traumatis terhadap

trachea, atau akibat tumor yang menginvasi

ke trachea, atau akibat intubasi terlalu lama

dengan cuff yang selalu terisi penuh.

Sumbatan jalan nafas disini umumnya

dihilangkan dengan pemasangan

trakheostomi

4. Flap yang necrosis

5. Ruptur a. carotis: Hal ini dapat terjadi pada

diseksi leher radikal pasca radiasi, akibat

trauma atau kulit penutup yang necrosis.

Biasanya terjadi pada hari 12-24. Usaha

mencegah adalah dengan menutup a.carotis

dengan flap otot levator scapulae.

Komplikasi Lama

1. Drop shoulder

2. Gangguan sensoris leher

3. Kosmetik

4. Oedema yang menetap didaerah muka,

submandibula, submental.

KESIMPULAN

Diseksi leher merupakan tindakan bedah

yang diperlukan pada penanganan kanker kepala


 

leher bila telah terjadi metastase pada KGB

leher. Untuk dapat melakukan dengan baik perlu

pengetahuan akan anatomi leher, surgical level

KGB dan biologi tumor. Indikasi tindakan

diseksi leher dan tipe diseksi yang akan

dilaksanan harus dipersiapka dengan baik untuk

mendapat hasil yang sesuai dengan harapan dan

terhindar dari berbagai komplikasi yang

mungkin terjadi.

9,10,11

Telah terjadi perubahan dari diseksi leher

yang radikal menuju yang lebih selektif dengan

hasil yang sama serta morbiditas yang lebih

baik, karena adanya multi madalitas terapi lain.

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Medina JE, Honcle JR. Surgical

management of cervical lymph nodes in

head and neck cancer, 2

nd

ed. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins . 2004

.p.203-7.
 

2. Tjindarbumi D. Diseksi leher radikal.

Ropanasuri 1997. 25: 2; 27.

3. Devita VT, Hellwan S, Rosenberg SA .

Cancer Principles & Practice of Onkology

.7

th

ed. Philadelphia : Lippincott - William

& Wilkin .2005 .p.1502-7.

4. Shah JP . Color Atlas of Head Neck

Surgery.Wolfe 1987. Emir Taris Pasaribu Diseksi Leher pada Kanker Kepala–Leher

Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006 265

5. Balch CM et all. Prognostic factors in head

and neck melanoma and their implications

in treatment planning. In : Head Neck

Cancer vol.2. Chapter 17, issues in the

treatment of malignant melanoma. New

York : BC Decker Inc. 1990.

6. Barbossa JF. Surgical treatment of head and

neck tumors. New York and London :

Grune Stratton ; 1974.

7. Beahrs OH. Surgical anatomy and

technique of radical neck dissection.

SCONA 1977 ; 7 : 4 ; 101-4.


 

8. Byers RM . Management of the No Neck,

Head Cancer Vol.2 chapter 13. New York :

BC Decker Inc. 1990.

9. Milliar RR . In: Cassisi NJ. editor.

Management of Head Neck Cancer. A

multidisciplinary approach. Philadelphia :

JB Lippincott Company ; 1984.

10. Strong, EW: Management of the No Neck,

Head Neck Cancer Vol. 2, Chapter 13. New

York : BC Decker Inc. 1990.

11. Muchlis R. Diseksi leher radikal pada

keganasan leher kepala . Muktamar IV

PERABOI ; Ujung Pandang : 1997.

Anda mungkin juga menyukai