Anda di halaman 1dari 8

PT WASKITA KARYA (PERSERO) TBK

PROSEDUR TANGGAP DARURAT


Kode Dokumen : PW-QHSE-05 Dibuat : Manager QHSE
Revisi : 0 Disetujui : SVP QHSE Division

Edisi : Mei 2019 Review yad : Mei 2022

1. TUJUAN
Prosedur ini ditetapkan untuk memastikan bahwa seluruh proses Tanggap
Darurat sehubungan dengan Quality, Health, Safety and Environment (QHSE)
ditetapkan, diterapkan dan dirawat untuk efektivitas Sistem Manajemen K3LM
(SM-K3LM).

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk seluruh proses bisnis di PT. Waskita Karya Persero Tbk
(Waskita) termasuk pihak luar yang bekerja untuk atau atas nama Waskita .
Coorporate Office, Business Unit, Branch, dan Project

3. DEFINISI DAN ATAU SINGKATAN


SMK3 : Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja
ISO : International Organization for Standardization
PERKAP : Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
QHSE : Quality, Health, Safety and Environment
Tumpahan : Volume bahan kimia berbahaya dalam jumlah besar

4. REFERENSI
4.1 ISO 9001:2015
a. Pasal 8.7 Pengendalian Ketidaksesuaian Keluaran
4.2 ISO 14001:2015
a. Pasal 8.2 Kesiagaan dan Tanggap Darurat
b. Pasal 10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan Korektif
4.3 ISO 45001:2018
a. Pasal 8.2 Persiapan dan Tanggap Darurat
b. Pasal 10.2 Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan
4.4 PERKAP No 24 Tahun 2007
a. Elemen 9 Penanganan Keadaan Darurat
4.5 SMK3 PP RI No. 50 Tahun 2012
a. Pasal 6.7 Kesiapan Untuk Menangani Keadaan Darurat
b. Pasal 6.8 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

PW-QHSE-05, REV 0, EDISI MEI 2019 Hal 1 dari 8


5. DETAIL PROSEDUR.
5.1 Identifikasi Kondisi Darurat
5.1.1 Waskita telah melakukan identifikasi kondisi darurat sesuai SVP CO/SVP
dengan aktivitas, produk dan jasa serta faktor-faktor alam BU/Project
yang bisa menyebabkan kondisi darurat serta menetapkan Manager
Form PW-QHSE-05-01
prosedur untuk meresponsnya. Secara umum, kondisi darurat
yang teridentifikasi baik di Corporate Office, Business Unit,
Branch, dan Project PT. Waskita Karya (Persero) Tbk adalah
sebagai berikut :
a. Kebakaran
b. Kecelakaan kerja
c. Tumpahan Bahan Kimia Berbahaya
d. Demo dan huru hara
5.1.2 Sedangkan kondisi darurat lainnya ditetapkan
masing-masing oleh Corporate Office/Business
Unit/Branch/Project sesuai dengan kondisi lingkungan kerja,
aktivitas, serta faktor-faktor alam di area kerjanya masing –
masing, beberapa diantaranya adalah:
a. Banjir
b. Tsunami
c. Gempa bumi
d. Sabotase dan Ancaman Bom
e. Menemukan obyek yang mencurigakan
f. Kegagalan konstruksi
g. Ancaman binatang buas dan berbisa
h. Dan lain-lain.
Prosedur detail dari masing-masing kondisi darurat di atas IK-PW-QHSE-05-
dijelaskan di IK Tanggap Darurat terkait. 01 s/d 05-07

5.2 Tim Tanggap Darurat


5.2.1 Tim tanggap darurat pusat berkedudukan di kantor Pusat Director of
Jakarta, sedangkan untuk di tingkat Business Unit, Branch, Bussiness
dan Project disesuaikan dengan lokasi pelaksanaan proyek. Development and
5.2.2 Tim tanggap darurat terdiri dari personel yang ditunjuk untuk QSHE/SVP BU/PM
menjalankan tugas-tugas khusus dan bersifat tidak tetap Lampiran-05-01
karena adanya kemungkinan salah satu anggota tim yang
libur/cuti, maka untuk keadaan ini akan ditunjuk pengganti-
nya.

5.2.3 Tim tanggap darurat terdiri dari :


a. Ketua tim Tanggap Darurat (TGD), bertugas untuk Director of
melakukan koordinasi dan memberi komando selama Bussiness
gawat darurat sampai masapemulihan dari kondisi Development and
PW-QHSE-05, REV 0, EDISI MEI 2019 Hal 2 dari 8
darurat. Ketua tim tanggap darurat wajib mengikuti QSHE/SVP BU/PM
pelatihan K3 Kebakaran minimal kelas D dan untuk
tingkat proyek ketua tim TGD adalah Project Manager;
b. Wakil Ketua Tim Tanggap Darurat, bertugas untuk
membantu Ketua Tim Tanggap Darurat melakukan
koordinasi, membuat skenario tanggap darurat dan
laporan evaluasi tanggap darurat. Wakil ketua tanggap
darurat untuk tingkat proyek adalah Site Manager;
c. Koordinator per lantai atau per area, bertugas untuk
melakukan koordinasi di setiap lantai atau di setiap
area selama gawat darurat sampai masa pemulihan.
Koordinator per lantai bersifat optional untuk
Penanganan Tanggap Darurat di Corporate Office,
kantor business unit/site office atau di proyek gedung;
d. Tim P3K/Paramedis, bertugas memberikan pertolongan Tim P3K/Paramedis
pertama bagi orang yang terluka. Tim P3K terdiri dari
personel yang telah dilatih tentang P3K dan
berkompeten untuk memberikan pertolongan pertama;
e. Tim Evakuasi, bertugas membantu personel melakukan
evakuasi menuju ke tempat yang aman (muster point).
Tim evakuasi terdiri dari : personel yang telah dilatih
tentang teknik evakuasi selama gawat darurat.
f. Tim Komunikasi, bertugas melakukan komunikasi Corsec/Manager
dengan pihak luar seperti keamanan (polisi, TNI), SAR, HCM BU/SAM/GA
rumah sakit, dinas pemadam kebakaran dll. Staf
g. Tim Keuangan, bertugas menyiapkan keuangan untuk
keperluan yang mungkin timbul selama kondisi gawat
darurat.
h. Tim Keamanan, bertugas menjaga keamanan aset Kepala/ anggota
perusahaan selama gawat darurat. keamanan
i. Tim peralatan atau mekanik, bertugas untuk mendata Tim
kebutuhan peralatan yang digunakan untuk kondisi Peralatan/mekanik
masing-masing keadaan darurat, mengecek kelayakan,
melakukan evaluasi kebutuhan alat dan juga mekanik
bertugas juga untuk mematikan panel listrik saat terjadi
keadaan darurat;
j. Tim Pemadam Kebakaran, bertugas memadamkan api Tiap bagian yg
selama bantuan tim pemadam kebakaran dari luar telah dilatih tentang
belum datang. Pada struktur organisasi, tim teknik pemadaman
Pemadaman kebakaran hanya terdapat pada struktur api
organisasi keadaan darurat kebakaran. Tim Pemadam
Kebakaran terdiri dari :
1) Petugas Hydrant
2) Petugas Apar
PW-QHSE-05, REV 0, EDISI MEI 2019 Hal 3 dari 8
5.3 Proses Tanggap Darurat Di Kantor Pusat
5.3.1 Pemberitahuan awal dilakukan oleh personel yang Setiap personel
mengetahui terjadinya keadaan darurat.
5.3.2 Pemberitahuan dilakukan dengan cara :
a. Berteriak ”ADA KEBAKARAN/GEMPA Setiap personel
BUMI/BANJIR/TUMPAHAN ”sesuai dengan kondisi
gawat darurat yang terjadi secara berulang-ulang.
b. Menggunakan sirene atau kode tertentu yang telah
ditentukan oleh ketua tim tanggap darurat
5.3.3 Segera menuju ke tombol alarm darurat/alat komunikasi Setiap personel
terdekat secara terus menerus.
5.3.4 Personel yang bersangkutan melaporkan secara singkat Setiap personel
mengenai keadaan darurat yang terjadi langsung kepada
Ketua Tanggap Darurat atau melalui petugas komunikasi yang
sedang bertugas.
5.3.5 Tim Komunikasi memberitahu kepada seluruh karyawan di Tim tanggap
lokasi kerja Waskita melalui pengeras suara bahwa telah darurat
terjadi keadaan darurat.
5.3.6 Ketua Tanggap Darurat mengaktifkan tim tanggap darurat Ketua Tim
untuk melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan sesuai Tanggap Darurat
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing posisi.
5.3.7 Menyediakan daftar no. Telepon penting yang dapat PW-QHSE-05-02
dihubungi saat gawat darurat, dan ditempatkan pada tempat
strategis/yang mudah terlihat.

5.4 Proses Tanggap Darurat Lokasi Kerja Waskita.


5.4.1 Bila keadaan darurat terjadi, setiap personel yang mengetahui Setiap Personel
harus segera melaporkan kepada Supervisor/Petugas
Komunikasi dan atau langsung membunyikan sirine/pengeras
suara tanda keadaan darurat secara terus menerus.

5.4.2 Laporan dapat disampaikan melalui radio komunikasi, Setiap Personel


pesawat telpon atau secara langsung jika memungkinkan.
5.4.3 Laporan harus mencakup hal-hal sebagai berikut : Setiap Personel
a. Nama dan Jabatan
b. Keadaan darurat yang terjadi
c. Lokasi dan tempat kejadian
d. Tindakan penanggulangan awal yang telah dilakukan
5.4.4 Petugas Komunikasi segera melaporkan keadaan darurat yang Tim Tanggap
terjadi kepada koordinator tanggap darurat. Darurat
5.4.5 Koordinator segera mengaktifkan tim tanggap darurat. Ketua Tim TGD
5.4.6 Anggota tim tanggap darurat melaksanakan tugas dan Tim Tanggap
tanggung jawab masing-masing. Darurat
PW-QHSE-05, REV 0, EDISI MEI 2019 Hal 4 dari 8
5.4.7 Jika keadaan darurat tidak dapat dikendalikan, koordinator Ketua Tim TGD
tanggap darurat menginstruksikan kepada koordinator lantai
mengenai tempat berkumpul untuk segera mengevakuasi ke
tempat yang aman.
5.4.8 Petugas komunikasi menghubungi tim pendukung tanggap Tim Tanggap
darurat dari pihak eksternal berdasarkan instruksi dari Darurat
koordinator tanggap darurat.
5.4.9 Bilamana keadaan darurat dapat dikendalikan, maka Ketua Tim TGD
koordinator tanggap darurat mengkomunikasikan kepada
personel melalui bunyi sirine/pengeras suara lainnya.
5.4.10 Investigasi dilakukan sesuai dengan prosedur tindakan Investigator
perbaikan dan pencegahan dari kecelakaan, insiden dan PW-QHSE-07-02
ketidaksesuaian.

5.5 Peralatan Tanggap Darurat


5.5.2 Peralatan tanggap darurat yang dimaksud adalah peralatan Tim Peralatan
yang dipergunakan untuk menanggulangi keadaan darurat Form PW-QHSE-05-04
kebakaran, demo/huru-hara, bencana alam, tumpahan bahan
berbahaya & beracun, sabotase dan ancaman bom,
kegagalan konstruksi.
5.5.3 Peralatan tanggap darurat hanya dipergunakan pada saat
terjadinya keadaan darurat dan dilarang untuk dipindahkan
secara permanen atau sementara. Terkecuali pemindahan
yang bersifat permanen atau sementara memang harus
dilakukan, maka harus diketahui dan diijinkan oleh Petugas
HSE di lokasi Kerja.

5.5.4 Peralatan tanggap darurat yang ada di gedung kantor pusat


waskita karya terdiri dari :
a. Tabung Pemadam Api Ringan (APAR)
b. Hydrant
c. Pompa Air
d. Air Pemadam Kebakaran
e. Selang Karet dengan ukuran minimal diameter 3 inch dan
panjang 20 meter
f. Nozzle / Sprinkler
g. Pasir dan Serbuk Kayu
h. Kain Majun atau absorber
Sedangkan untuk peralatan keadaan darurat yang lain, akan
dipenuhi dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait
pada saat terjadinya keadaan darurat.
5.5.5 Masing-masing peralatan tanggap darurat harus disediakan di
setiap lokasi kerja dan jumlahnya disesuaikan dengan potensi
PW-QHSE-05, REV 0, EDISI MEI 2019 Hal 5 dari 8
bahaya/aspek yang ada.
5.5.6 Peralatan tanggap darurat dapat juga ditempatkan di unit
mesin (crane, prime mover, truck dll) jika memungkinkan.
5.5.7 Peralatan tanggap darurat tumpahan disiapkan pada tempat
yang aman dan terlindung dari hujan. Jika pada bagian luar
kotak harus ditulis PERALATAN TANGGAP DARURAT
TUMPAHAN.
5.5.8 Peralatan tanggap darurat harus diperiksa secara berkala oleh
Tim peralatan di lapangan dengan menggunakan daftar
periksa (check-list) yang sudah disediakan. Hasil pemeriksaan
harus diketahui oleh Ketua Tim Tanggap Darurat.
5.5.9 Pemakaian peralatan tanggap darurat harus dilaporkan kepada
Tim Peralatan

5.6 Program Simulasi (Drill) Tanggap Darurat


5.6.2 Program simulasi (drill) tanggap darurat disusun oleh Wakil Ketua TGD/Wakil
Ketua Tanggap Darurat dan disetujui oleh Ketua Tim Tanggap ketua TGD
darurat; Form PW-QHSE-05-03
5.6.3 Simulasi (drill) dilakukan secara berkala untuk melihat
kemampuan & respon personil tanggap darurat terhadap
skenario yang telah direncanakan, minimal 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun, yang skenarionya bisa satu kondisi darurat
atau kombinasi dari beberapa kondisi gawat darurat. Simulasi
wajib juga dilakukan jika personil/pegawai/pekerja sudah
mencapai 100 orang
5.6.4 Simulasi terhadap kondisi tanggap darurat Umum harus Ketua TGD
dilakukan oleh Corporate Office/Business Unit/Branch/Project. /Personil observer
5.6.5 Sedangkan simulasi terhadap kondisi darurat lainnya dilakukan Form PW-QHSE-05-05
sesuai risiko kondisi darurat di masing-masing lokasi tempat
kerja
5.6.6 Pelaksanaan skenario simulasi (drill) harus dievaluasi untuk
mengetahui keefektifan prosedur tanggap darurat. Selama
pelaksanaan drill (simulasi) harus ditunjuk personil khusus
yang melakukan evaluasi (observer). Evaluasi yang dilakukan
meliputi :
a. Kelengkapan struktur organisasi tanggap darurat dan
kelengkapan tugas/tanggung jawab setiap personil
b. Kompetensi personil yang ada distruktur tanggap darurat
yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
c. Sikap peserta simulasi terhadap persyaratan tiap
prosedur tanggap darurat
d. Pemenuhan waktu menuju muster point yang telah
ditetapkan
e. Kelengkapan peralatan first aider (jumlah dan kelayakan
PW-QHSE-05, REV 0, EDISI MEI 2019 Hal 6 dari 8
kondisi peralatan)
f. Pemenuhan waktu golden time saat membawa korban
menuju fasilitas kesehatan (antara 1 – 2 jam)
g. Kemampuan personil tanggap darurat dalam
menjalankan tugasnya saat pelaksanaan simulasi
5.6.7 Hasil evaluasi yang masih ditemukan ketidaksesuaian harus Ketua dan wakil
segera dilakukan perencanaan perbaikan lebih lanjut (action tanggap darurat
plan)
5.6.8 Hasil evaluasi simulasi rencana tanggap darurat harus Ketua dan wakil
dikomunikasikan kepada semua pihak terkait sesuai tugas tanggap darurat
dan kewajibannya

5.7 TAHAP PEMULIHAN


5.7.1 Apabila Keadaan Darurat sudah teratasi maka Ketua Tim Ketua & wakil
Tanggap Darurat akan menentukan apakah lokasi kejadian ketua Tim
sudah aman untuk dimasuki kembali dengan Tanggap Darurat
mempertimbangkan hasil pemeriksaan pihak yang berwajib
dengan memberikan pengumuman
5.7.2 Membentuk tim untuk mendata semua kerugian/ korban Ketua & wakil
yang ada. ketua Tim TGD
5.7.3 Mengambil langkah-langkah untuk mengaktifkan kembali
kegiatan perusahaan dengan menetapkan dan menempati
tempat kerja sementara untuk pusat kendali usaha setelah
terjadi Keadaan Darurat, jika bangunan kantor sudah tidak
bisa dimanfaatkan lagi untuk tempat kerja.
Pejabat yang berwenang untuk mengambil keputusan itu
adalah sebagai berikut :
a. Penetapan tempat kerja sementara sebagai pengganti
Kantor Pusat dan Division ditetapkan oleh BOD
b. Penetapan tempat kerja sementara sebagai pengganti
Kantor Division ditetapkan oleh SVP Business Unit seijin
BOD
c. Penetapan tempat kerja sementara sebagai pengganti
Branch Office ditetapkan oleh SVP Business Unit seijin
BOD.

6 LAMPIRAN
6.1 Form Identifikasi Kondisi Darurat PW-QHSE-05-01
6.2 Form Daftar No. Telepon Penting Internal & Eksternal PW-QHSE-05-02
6.3 From Skenario Simulasi Keadaan Darurat PW-QHSE-05-03
6.4 Daftar Peralatan Tanggap Darurat PW-QHSE-05-04

PW-QHSE-05, REV 0, EDISI MEI 2019 Hal 7 dari 8


6.5 Form Evaluasi Simulasi Tanggap Darurat PW-QHSE-05-05
6.6 Struktur organisasi tanggap darurat Lampiran 05-01

PW-QHSE-05, REV 0, EDISI MEI 2019 Hal 8 dari 8

Anda mungkin juga menyukai