I. TUJUAN
1. Memastikan semua kedaruratan medis di Kilang RU IV ditangani dengan baik.
2. Memastikan tindakan evakuasi medis (jika diperlukan) dilakukan secara aman,
dalam rentang waktu yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Mencegah sekecil mungkin akibat yang timbul dari penyakit atau cidera yang
terjadi di tempat kerja.
4. Memberikan petunjuk kepada para petugas agar operasi penanggulangan
keadaan darurat dapat berjalan dengan aman, efektif dan efisien.
II. RUANG LINGKUP
1. TKO ini diterapkan untuk kedaruratan medis apapun yang berhubungan
dengan penyakit dan/ atau cidera pekerja Pertamina atau Kontraktor yang
bekerja untuk Pertamina (dengan persyaratan yang disepakati), dan orang-
orang yang ada didalam atau dekat fasilitas Kilang RU IV.
2. TKO ini mencakup kedaruratan medis dan terkait dengan penatalaksanaan
kedaruratan secara umum di Kilang RU IV.
III. PENGERTIAN & BATASAN
A. PENGERTIAN:
1. Refinery Clinic Emergency
Adalah Poliklinik yang berada di Area Kilang RU IV,stand by 24 jam, yang
dilengkapi dengan peralatan dan obat-obatan pertolongan Gawat Darurat,
yang dikordinir oleh supervisor,dilengkapi dengan Ambulance stand by dan
sopir ambulance terlatih , serta ada dokter jaga dan perawat jaga
2. Supervisor Refinery Clinic Emergency
Adalah kordinator Refinery Clinic Emergency yang bertanggung jawab
memimpin ambulance team I serta kelengkapan peralatan dan obat-obatan
yang ada di Refinery Clinic Emergency.
3. Dokter jaga Refinery Clinic Emergency
Adalah dokter jaga / on duty terjadwal , yang bertanggung jawab
mengkoordinir Ambulance Team I , memberikan pertolongan medis kepada
korban baik di Clinik Emergency maupun di lokasi keadaan darurat. ,
merangkap sebagai Triase Supervisor
TATA KERJA ORGANISASI
15. Ho MC&MS
Adalah dokter umum yang bertugas di Refinery Clinic Emergency pada hari
libur ,dan sudah terjadwal .
17. Morgue Commander
Adalah supervisor General Afair PHC atau personil yangditunjuk bertanggung
jawab menyiapkan area untuk menempatkan korban mati, identifikasi mayat
dan keamanan area tersebut.
B. BATASAN :
1. Otoritas tertinggi dalam proses penanganan kedaruratan medis dan
Medevac di kilang RU IV adalah HC Director
2. Semua penanggung jawab melapor ke HC Director.
TATA KERJA ORGANISASI
IV. REFERENSI
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( yang
ditetapkan di Jakarta tanggal 12 April 2012 oleh Presiden RI Dr H Susilo
Bambang Yudoyono ).
2. Kebijakan Direktur Utama Pertamina tanggal 5 Pebruari 2015 tentang
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan serta
Pengamanan Perusahaan.
3. Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina No. Kpts-67/C00000/2012-S0
tanggal 26 Desember 2012 tentang Manajemen Sistem Tata Kerja
Pertamina.
4. Pedoman No. A-009/I10000/2012-S9 tanggal 26 Desember 2012 judul
Manajemen Sistem Tata Kerja Pertamina
5. Pedoman No. A-001/E14000/2015-S9 revisi-2 tanggal 12 Oktober 2015
judul Sistem Manajemen Terpadu Refinery Unit IV (SMT RU IV).
6. Pedoman No. A-005/E14000/2013-S9 revisi-0 tanggal 11 Nopember 2013
judul Pengendalian & Pengembangan Dokumen Sistem Tata Kerja
Pertamina (STKP)
V. DOKUMEN TERKAIT
A. DIAGRAM PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PERTAMINA RU IV
B. PEDOMAN PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT RU IV CILACAP
C. STRUKTUR ORGANISASI KEADAAN DARURAT RU IV
D. STRUKTUR ORGANISASI PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN MEDIS
DAN MEDEVAC DI KILANG RU IV
E. MEDEVAC ROUTE
VII. PROSEDUR
1.Pelaporan Korban
Penemu korban/saksi segera melaporkan melalui saluran komunikasi DARURAT
dengan data meliputi :keadaan korban( cidera, pingsan dan atau
sakit),sebab( jatuh,menghirup gas dll)jumlah korban, dan lokasi kejadian
Tim Resque memindahkan korban ke tempat yang aman ( First Aider Are/FAA)
2. First Aider yang berada paling dekat dengan lokasi darurat bergerak menuju ke
lokasi keadaan darurat untuk melakukan Triase Primer dan pertolongan pertama
(first aid) di FAA sementara sampai dengan Ambulance Team tiba di FAA.
TATA KERJA ORGANISASI
11. Senior Supv Medical Support mengkordinir kesiapan obat dan bahan habis pakai
yang diperlukan serta kesiapan tim penunjang
medis( Radologi,Laboratorium,Gizi,Fisio Therapy)
TATA KERJA ORGANISASI
12. Senor Supv Finance & GA menyiapkan sarana prasaran yang dibutuhkan dan
keperluan finansial.
13. AmbulanceTeam III menuju lokasi FAA atau Refinery Clinic Emergency
14. Ambulance Team I,II dan III bekerja secara bersinergi sedemikian rupa
melakukan tindakan pertolongan korban serta mengevakuasi korban dari FAA ke
Refinery Clinic Emergency atau ke Emergency Instalation PHC.
15. Apabila semua korban sudah terevakuasi, Ambulance Team I stand by di lokasi
kejadian sampai kondisi dinyatakan aman.* Ini dilaksanakan apabila terjadi
kondisi kebakaran kilang atau kebocoran Gas
16. Dokter pemeriksa melakukan pertolongan medis terhadap korban secara
maksimal, dan bila diperlukan berkonsultasi dengan dokter spasialis .
17. Bila diperlukan tindakan medis lanjut dan perlu dirujuk ke RS lain, korban dirujuk
dengan menggunakan transportasi yang sesuai dengan berkordinasi dengan unit
lain yang terkait.
18. Dokter pemeriksa membuat laporan pendahuluan Kecelakaan Kerja
19. Dokter dan perawat melengkap data rekam medis pasien /korban
20. Head of MC & MS berkordinasi dengan Sr Supv Finance & GA serta HR Service
untuk tindak lanjut pasien dirujuk.
21. Hospital Cilacap Director melaporkan data korban kecelakaan kerja ke GM dan
bila diperlukan ke korporat.
22. Hospital Cilacap Director mengkoordinir seluruh petugas untuk melakukan
evaluasi tindakan.
IX. LAMPIRAN
1. Organigram Penanganan Kegawat Daruratan Medis di Kilang RU IV
2. Daftar Nomor Penting Penanganan Kegawat Daruratan Medis
di Kiilang RU IV Cilacap
3. Route Map
4. Diagram Alir Tata Kerja Organisasi Penanganan Kegawatdaruratan Medis di
Kilang RU IV
5. Form laporan pendahuluan Kecelakaan kerja
6. Daftar RS di sekitar PHC dan fasilitas yang dimiliki
7. Daftar fasilitas pelayanan medis Refinery Clinik Emergency