JABATAN FUNGSIONAL
PEMBIMBING KESEHATAN KERJA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR
2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA
I. DESKRIPSI SINGKAT
Inspeksi K3 merupakan salah satu program utama yang hampir selalu dilaksanakan oleh
semua tempat kerja. Inspeksi K3 bertujuan untuk mendapatkan gambaran penerapan
program K3 yang dijalankan oleh perusahaan. Dalam konteks yang lain, inspeksi juga
dilakukan sebagai kegiatan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai suatu
kejadian atau fenomena yang terkait dengan aspek K3. Kegiatan inspeksi umumnya
dilakukan oleh tim yang terdiri dari berbagai perwakilan departemen/unit/bagian yang
relevan. Pelaksanaan inspeksi umumnya terjadwal dan terencana, meskipun juga terdapat
beberapa inspeksi yang sifatnya tidak terencana sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja.
V. LANGKAH/PROSES PEMBELAJARAN
Langkah 1. Pengkondisian (5 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan materi yang akan
disampaikan.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan sebaiknya dengan
menggunakan bahan tayang.
yang sudah disampaikan. Berikan apresiasi terhadap peran aktif peserta dan atau
kelompok peserta selama proses pembelajaran. (10 menit)
Pokok Bahasan 1.
KONSEP DAN TUJUAN INSPEKSI K3
Inspeksi keselamatan dan kesehatan yang efektif adalah salah satu alat pencegahan
insiden/kecelakaan yang paling penting dalam program keselamatan dan kesehatan
perusahaan. Menggunakan inspektur terlatih dalam program inspeksi yang direncanakan
akan mengurangi insiden dan kerusakan properti.
Program inspeksi keselamatan yang efektif akan meningkatkan komunikasi pekerja, moral
perusahaan dan, dari waktu ke waktu, menghemat uang pengusaha. Biasanya inspeksi
keselamatan ditujukan terutama dalam menemukan dan merekam kondisi yang tidak
aman. Fokus yang sempit ini cenderung mengabaikan penyebab lain dari insiden, seperti
kebijakan yang tidak aman dan faktor personal. Selain itu, pekerja dan supervisor umumnya
menyadari kedatangan tim inspeksi satu atau dua hari sebelum pemeriksaan. Hal ini
kadang-kadang menciptakan suasana persiapan sebelum inspektur tiba. Itu berarti para
inspektur sering mengamati tempat kerja dan orang-orang di dalamnya hanya secara
dangkal. Hasilnya adalah bahwa inspektur keselamatan jarang melihat situasi yang
sebenarnya yang menyebabkan insiden, cedera dan kerusakan properti. Agar tim inspeksi
Anda menjadi efektif, mereka harus memeriksa tempat kerja pada kondisi sehari-hari.
Mereka harus melihat kegiatan dan kondisi di mana insiden, cedera dan kerusakan properti
terjadi.
Pokok Bahasan 2.
JENIS INSPEKSI K3
Toolbox meeting atau safety talk merupakan pertemuan yang umumnya dilakukan
pada pagi hari sebelum dimulainya pekerjaan untuk membahas apa saja kegiatan
yang akan dilakukan serta melakukan evaluasi (review) terhadap pekerjaan yang
telah dilakukan kemarin. Dalam toolbox meeting juga dibicarakan tentang pembagian
tugas/job description oleh supervisor kepada masing-masing pekerja sehingga tidak
ada lagi kekeliruan saat bekerja di lapangan dan mengingatkan kembali kepada
seluruh pekerja mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja serta
memelihara lingkungan kerja.
Anda memberikan safety talk karena Anda bertanggung jawab untuk menasihati para
pekerja tentang bahaya yang ada atau yang berpotensi membahayakan keselamatan
dan kesehatan pekerja. Safety talk menunjukkan komitmen pengusaha dan pekerja
terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
Perusahaan : Pekerjaan :
DisampaikanOleh : Tanggal
Tertanda : Jabatan:
3) Tujuan Inspeksi K3
Tujuan Inspeksi K3 antara lain untuk:
i. Mengidentifikasi variasi prosedur kerja yang ada
ii. Menentukan ketepatan kebijakan K3 yang ada dan apakah diperlu ditegakkan
(enforcement), dimodifikasi atau diubah penerapannya seiring dengan
perubahan teknologi, keterampilan karyawan, perkembangan industri dan
peraturan.
iii. Untuk mendeteksi potensi bahaya sehingga mereka memperbaiki sebelum
kecelakaan terjadi.
iv. Untuk mengumpulkan informasi yang dimanfaatkan sebagai dasar untuk
meningkatkan efisiensi dan keefektifan dalam organisasi
5) Jenis Inspeksi
Ada dua jenis inspeksi keselamatan dan kesehatan, periodik dan berkelanjutan.
i. Inspeksi K3 berkala, yang sengaja direncanakan, menyeluruh, dan sistematis.
Inspeksi seperti itu sering dilakukan oleh komite K3 secara bulanan atau dua
bulanan. Keuntungan dari jenis inspeksi ini adalah memberikan informasi
tentang perubahan dalam operasi atau peralatan yang pada saat yang
bersamaan melihat efektifitas program pengendalian yang berjalan.
ii. Inspeksi terus menerus atau berkelanjutan harus dilakukan oleh supervisor,
pekerja, dan personil inspeksi sebagai bagian dalam tahap mantenance,
pengawasan, atau tanggung jawab. Inspeksi terus menerus mencatat kondisi
bahaya yang potensial atau tindakan tidak aman secara jelas atau dan juga
mengoreksi segera atau membuat laporan untuk memulai tindakan perbaikan.
Peran supervisor dan manajer meliputi kegiatan inspeksi, dan dalam beberapa
organisasi akan ada staf keamanan atau orang yang melakukan pertolongan pertama
yang juga melakukan inspeksi dari satu bentuk atau lain. Jelas, ada kebutuhan untuk
mengkoordinasikan kegiatan seluruh karyawan tersebut untuk tujuan
memaksimalkan manfaat dari inspeksi tempat kerja dan untuk meminimalkan
duplikasi.
Pokok Bahasan 3.
PELAKSANAAN INSPEKSI K3
a. Persiapan
Ketika merencanakan program inspeksi, inspektur harus mempertimbangkan hal
berikut:
1) Mengetahui material dan kandungannya yang digunakan dalam proses unit produksi
yang dapat berpotensi untuk menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja,
kebakaran, kerusakan properti, atau bahaya lainnya
2) Mesin, peralatan, dan alat-alat harus bebas dari material perusak dan bahaya lainnya.
Diperlukan penanganan khusus untuk mesin dan titik-titik operasi, termasuk semua
bagian yang bergerak serta aksesorisnya (roda gaya, roda gigi, poros, katrol,
peralatan, ikat pinggang, kopling, sprockets, rantai, kontrol, lampu, rem, sistem
pembuangan, dan grounding)
3) Alat pelindung diri (APD) dan peralatan keamanan harus tersedia dan digunakan
untuk meminimalisir risiko cidera. Semua APD harus sesuai untuk melindungi
terhadap bahaya tertentu dan disimpan dalam tempat yang telah disediakan
4) Bekerja dan permukaan berjalan (tangga, tangga, perancah, dan landai) harus
berfungsi dengan aman, memenuhi standar keselamatan yang ada, dan dijaga
dengan baik.
5) Faktor lingkungan seperti pencahayaan, ventilasi, dan perangkat kontrol suara harus
sesuai dengan standar saat ini
6) Housekeeping, sanitasi, pembuangan sampah, penyimpanan bahan, dan item terkait
7) Layanan medis, fasilitas pertolongan pertama, dan sarana untuk mengangkut korban
luka harus tersedia setiap saat
8) Peralatan listrik, termasuk switch, pemutus, sekering, perlengkapan khusus, isolasi,
kabel ekstensi, peralatan, motor, dan grounding harus ditentukan harus sesuai
dengan peraturan yang terkait
9) Penyimpanan bahan kimia, penanganan, penggunaan, dan transportasi harus seuai
dengan sistema pembuangan yang tepat, tanda-tanda peringatan, pakaian
pelindung, dan peralatan pelengkap lainnya
10) Sistem proteksi kebakaran dan pemadaman seperti alarm, sprinkler, pintu tahan api,
tanda keluar, dan alat pemadam layak direview termasuk emergency exit
11) Penilaian penjadwalan dan efektivitas dari program pencegahan
Inspeksi dilakukan terhadap bahaya keamanan dan kesehatan. Untuk dapat mengenali
bahaya kesehatan selama proses inspeksi, Pengawas, sebaiknya megetahui faktor
lingkungan di tempat kerja yang dapat menyebabkan penyakit atau sakit bagi pekerja
dan supervisor. Pengawas sebaiknya mempertimbangkan:
1) sifat dari produk yang dihasilkan
2) bahan baku yang digunakan
3) bahan dan zat yang ditambahkan dalam proses
4) produk yang dihasilkan
5) peralatan yang terlibat
6) siklus operasi
7) prosedur operasional yang digunakan
8) pengendalian kesehatan dan keselamata
9) penomoran dan level dari bahan kimia berbahaya, biologi, dan agen fisik
b. Pelaksanaan
1) Prosedur Inspeksi
Program inspeksi berisikan hal yang teratur, sistematis, dan berkesinambungan
dengan standar keselamatan dan kesehatan terhadap penyimpangan di lingkungan
kerja.
b) Poin utama yang kedua adalah, jika inspeksi direncanakan memberikan kesan
palsu dari kondisi normal di tempat kerja, setidaknya sebulan sekali beberapa
tindakan dapat diambil untuk memperbaiki hal-hal tersebut. Pandangan
memiliki banyak hal yang pantas. Namun, jika laporan penilaian menunjukkan
bahwa kondisi yang baik ketika para pekerja dan supervisor tahu sebaliknya,
maka ketidakpercayaan dapat muncul. Seluruh upaya dimasukkan ke dalam
proses inspeksi dapat di diskreditkan sebagai hasil dari apa yang para pekerja
atau supervisor lihat sebagai ketidakmampuan metode inspeksi tempat kerja
untuk mengidentifikasi, dengan cukup akurat, ukuran sebenarnya dari kinerja
dan risiko.
Kebanyakan Inspeksi tempat kerja akan mengandung unsur-unsur dari kedua hal
ini yaitu inspeksi umum dan kritis
administrasi dan stres, yang diciptakan oleh ketidakpastian kapan inspeksi akan
dilakukan yang diduga memiliki pengaruh yang kecil untuk memotivasi orang untuk
mengubah perilaku mereka.
3) Inspeksi K3 Harian/Mingguan/Bulanan
Tujuannya untuk memeriksa kondisi di area tertentu dengan menggunakan checklist
yang disusun oleh manajemen. Terdapat beberapa item, diantaranya seperti
penanggung jawab suatu mesin, apakah akses/rute telah disepakati dengan jelas,
apakah tempat tersebut terdapat alat pemadam api, dll. Pemeriksaan sebaiknya
dilakukan oleh staf dari departemen yang menandatangani checklist tersebut. Ini
seharusnya tidak berlangsung lebih dari setengah jam, mungkin bisa kurang. Ini
adalah nota spesifik mengenai bahaya, tapi sebaiknya ada ruang di dalam checklist
yang dapat digunakan pengawas untuk mencatat masalah yang ditemukan
laporan secara rinci, diperlukan tindakan yang tepat untuk kenyamanan, biasanya
komite menindaklanjuti laporan sampai semua hal diselesaikan
VII. REFERENSI
1. Construction Safety Association of Ontario, Safety Talk, Revised edition, 2003 ISBN
0-919465-88-9
2. Geoff Taylor, Kellie Easter and Roy Hegney, Enhancing Occupational Safety and
Health, Elsevier 2004.
3. Phil Hughes and Ed Ferrett, 2007, Introduction to Health and Safety at Work, Third
edition. Published by Elsevier.
4. William F. Martin dan James B. Waiters, Safety and Health Essentials for Small
Businesses, 2001 by Butterworth-Heinemann, ISBN 0-7506-7127-0
5. Enquiries Centre Human Resources and Social Development Canada, 2007, Work
Place Inspections, A Matter of Health and Safety, ISBN: 0-662-67203-8.
6. WorkSafeBC, 2009, Safety Inspections.
VIII. LAMPIRAN
A. Contoh Form Inspeksi
Inspeksi Kantor
Diinspeksi oleh :
Nama : ………………….
No. pegawai : .............................
Jabatan :…………………….
Inspeksi Gudang/Penyimpanan
Diinspeksi oleh :
Nama : ………………….
No. pegawai : .............................
Jabatan :…………………….