Anda di halaman 1dari 43

REVIEW ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM RESPIRASI

Ns. Sandra Andini, S. Kep., M. Kep., Sp. Kep., M.B


Sal. Nafas
Atas

SISTEM Pengaturan
ANATOM
RESPIRASI pernafasan
I

Sal. Nafas
bawah
Proses
kegiatan

ventilasi perfusi
difusi
PENGERTIAN UMUM
• Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup
udara dari luar yang mengandung O2 dan
mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasi dari
tubuh.
• Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses
inspirasi dan menghembuskan udara keluar tubuh
disebut proses ekspirasi.
Organ Pernafasan Manusia
Atas Bawah

Hidung Faring Laring Trake Bronkus Bronkiolus Alveolus


a
Fisiologi Saluran Pernafasan

Sisa pembakaran
CO2 O2 diudara

D
Hidung
Seluruh tubuh
A
sampai tingkat sel
Trachea
R

A
Alveoli
H
Jantung
Pembulu kapiler
alveolus
Pertukaran gas :
Ikatan O2 dengan
Hb & pelepasan
CO2
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI
a. Respirasi Eksternal
1. Ventilasi: pertukaran O2 dan CO2 antara paru-paru dengan
udara lingkungan eksternal
2. Difusi: Pertukaran O2 dan CO2 antara alveolus dengan
pembuluh darah kapiler pulmonal
3. Transportasi: Pengangkutan O2 dan CO2 oleh pembuluh
kapiler ke jaringan dan dari jaringan ke kapiler paru. O2
mayoritas diangkut dalam bentuk HbO2 (oksihemoglobin), CO2
diangkut dalam bentuk HCO3- (karbonat)
b. Respirasi Internal (Perfusi)
Mengacu pada proses metabolisme intrasel (mitokondria).
Terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara pembuluh darah kapiler
sistemik dan sel jaringan.
VENTILASI
Efektivitas mekanisme ventilasi
paru dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
1. konsentrasi oksigen atmosfer
2. kondisi jalan nafas
3. Kemampuan complience
(mengembang) & recoil
(mengempis) paru
4. Pengaturan pernapasan oleh
sistem saraf pusat (Pons dan
medulla oblongata)
7
VENTILASI
 Volume paru-paru
1. Volume tidal (TV) : 500 ml
2. Volume cadangan Inspirasi (IRV) : 3.000 ml
3.Volume cadangan ekspirasi (ERV) : 1.100 ml
4.Volume sisa (RV) : 1.200 ml

 Kapasitas paru-paru
1. Kapasitas Inspirasi (TV+IRV) :
3.500 ml
2.
3. Kapasitas
Kapasitas Residual fungsional (ERV+RV) :: 2.300
Vital (IRV+TV+ERV) 4.000 ml
ml
4. Kapasitas Paru Total : (6.000 ml)
8
DIFUSI
Kecepatan Difusi ditentukan beberapa hal:
a. Ketebalan Membran
b. Luas Permukaan Membran Alveolus
c. Perbedaan Tekanan antara Kedua Sisi Membran
PERFUSI
 Oksigen ditranspor dalam bentuk gabungan
dengan hemoglobin (HbO2) ke kapiler jaringan
dan dilepaskan untuk digunakan sel.
 Di dalam sel oksigen bereaksi dengan bahan
makanan (metabolisme) menghasilkan
CO2.
 CO2 selanjutnya masuk dalam kapiler jaringan
ditranspor kembali ke paru-paru dan dibuang
lewat nafas
Bentuk Dari Pernafasan
• pernafasan pulmonal atau paru-paru (external )
– Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume
pernafasan semenit 6 liter adalah 500 minus 150 ml kali 12
pernafasan/menit atau 4,2 liter/menit.
• Pernafasan jaringan ( interna)
– Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung
oksigen dari seluruh tubuh masuk kedalam jaringan
akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan O2 ke
dalam jaringan, mengambil CO2 untuk dibawa ke paru-
paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna
Transportasi (pertukaran gas)

Penggunaan o2
oleh sel dan
pembuangan CO2

Disebarkan Jantung kanan


keseluruh jaringan
tubuh
Arteri pulmonalis
(darah kotor dari jantung )
Vena pulmonalis ke paru-paru
(darah bersih)

Kapiler yang
Masuk
menyentuh dinding
Jantung kiri
alveoli

Pertukaran gas :
O2 diambil
CO2 dilepaskan
O2 O2 CO2 O2 CO2
CO2
CO2

Atrium Kanan Atrium Kiri


AAttrrui iumm KaKanannan AAttrrui ui mm KirKirii
Atrium Atrium
O2 kiri
kanan
Atrium
Sistemik CO2
Atrium
O2 Paru
Glukosa + O2 = H2O + CO2 + kalori
O2 Ventrikel kanan
Ventrikel
kiri O2
kanan kiri
S i s tCO2
emik CO2
O2

Paru O2
Glukosa + O2 = H2O + CO2 + kalori
Ventrikel
CO2 Ventrikel
O2
CO2
kanan kiri
CO2
PENGENDALIAN PERNAFASAN
1. Kendali Kimiawi
• Kadar oksigen
• kadar karbon dioksida dalam darah,
• konsentrasi ion hidrogen (H) darah
– Pusat pengendalian ada di kemoreseptor
• Kemorrseptor sentral, Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah arteri
dan cairan serebrospinalis merangsang peningkatan frekuensi dan
kedalaman respirasi
• Kemorseptor perifer, perubahan konsentrasi ion oksigen,
karbondioksida dan ion hidrogen.
2. Kendali syaraf
• Korteks cerebri: mengatur dan menahan napas. Misal saat kita makan
• Medula oblongata: Irama pernapasan
• Pons: apnuetik dan pnumotaksis
3. Kontrol Non Kimia
 Baroreseptor: berada pada sinus kortikus, arkus
aorta atrium, ventrikel dan pembuluh darah
besar. Peningkatan TD akan menghambat
respirasi, TD menurun akan menstimulus
pernapasan
 Peningkatan suhu tubuh
 Hormon Epinephrin: meningkatkan rangsang
simpatis pusat respirasi ventilasi meningkat
 Refleks hering-breuer, yaitu refleks hambatan
inspirasi dan ekspirasi
Organ Saluran pernfasan
• Rongga Hidung
• Faring
• Laring
• Bronkus
• bronkiolus,
• alveolus
Hidung
a. Struktur Luar
• Kubah tulang
• Kubah kartilago (tulang rawan)
• Lobulus hidung
• Nares
b. Struktur Dalam
• Dorsum nasi (batang hidung)
• Septum nasi (Sekat Hidung)
• Kavum nasi (Rongga hidung)
Dorsum Nasi
• Bagian kaudal dorsum nasi
Tersusun oleh kartilago lateralis dan
kartilago alaris
• Bagian kranial dorsum nas
Tersusun oleh os nasalis dan
os maksila prosesus frontalis

Septum Nasi
• Fungsi utama septum nasi adalah
menopang dorsum nasi (batang hidung)
dan membagi dua kavum nasi (lubang
hidung)
Cavum Nasi
• Vestibulum Nasalis
Ruang paling anterior dari cavum nasi. Terdapat
rambut dan sel cilia (filter pertama)
• Septum Nasalis
Struktur yang memisahkan kedua cavum nasi.
• Conchae Nasalis
Menghangatkan, melembabkan serta
menyaring udara yang masuk.
• Meatus Nasi
Ruang di bawah conchae nasalis (Superior,
Medial, Inferior)
• Choane
Pintu masuk dari cavum nasi ke
nasopharynx.
Cavum Nasi
• Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada
bagian anterior ke bagian posterior yang berbatasan
dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian,
yakni: secara longitudinal oleh septum hidung secara
transversal oleh konka superior, medialis, dan inferior.

• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang


sangat banyak mengandung vaskular yang disebut
mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus
oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa
hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh
gerakan silia.
Fungsi Rongga Hidung
• Dalam hal pernafasan
1. Filtrasi (oleh rambut hidung , silia dan glandula
sebasea/lendir)
2. Heating (oleh pembuluh darah di lapisan mukosa
hidung)
3. Humidifikasi (oleh conchae)
• Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung
memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau
• Rongga hidung juga berhubungan dengan
pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia
berfungsi sebagai ruang resonansi.
Farin
• g jalan
Sebagai
makanan dan jalan
udara pernafasan.
• Dimulai dari choane
sampai aditus laryngis
dan permulaan
oesophagus
• Pembagian Pharynx :
– Nasopharynx
– Oropharynx
– Laryngopharynx
Laring
• Terletak antara pharynx dan trachea.
– C4-C7
• Kumpulan tulang rawan yang melindungi glottis.
• Udara yang melewati glotis akan menggetarkan
pita suara, sehingga akan menghasilkan
gelombang udara.
• Merupakan tempat pita suara.
• Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri
atas:
1.cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis
dan cartilago cricoidea
2.Membarana yaitu menghubungkan cartilago
satu sama lain
Fungsi Laring
• Mencegah makanan dan cairan masuk ke
trachea selama proses menelan.
• Jalan udara pernafasan.
• Menghasilkan getaran suara.
Trake
a
• Terdiri dari 15–20 cincin
– Cartilago (C - shaped):
– Menjamin agar jalan udara tetap terbuka
• Mulai dari cartilago cricoid (C6) sampai mediastinum
– Di mediastinum setinggi T5 bercabang
menjadi bronchus primarius dextra dan
sinistra.
• Panjang 12 cm dan diameter 2.5 cm
• Fungsi
– Menyalurkan udara pernafasan
Trake
a
Bronkus
• Bronchus primarius
dextra dan
sinistra :
– Keduanya
dipisahkan oleh
carina - T5
• Bronchus primarius
dextra
– Lebih besar dari
bronchus primarius
sinistra
Alveolus
• Bagian fungsional paru-paru
• Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di
alveoli. Di sini terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida dari pembuluh darah kapiler
dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli
di kedua paru dengan diameter masing-masing
rata-rata 0,2 milimeter.
Paru Paru • Paru kanan dan
paru kiri :
– Dibungkus cavum
pleura kanan dan
kiri.
• Basis:
– Bagian inferior
paru yang
berhubungan
dengan
diaphragma.
• Lobus. Bagian
paru yang di
pisahkan oleh
fisura.
Pembagian Paru-Paru
• Paru-Paru Dextra
– Mempunyai 3 lobus:
• superior, medius, dan inferior
– Lebih lebar dari sinistra
– Lebih tinggi karena didorong oleh hepar

• Sinistra
– Mempunyai 2 lobus:
• superior dan inferior
• Dipisahkan oleh fissura obliqua.
– Lebih panjang.
– Terdorong ke lateral oleh jantung.
– Mempunyai incisura cardiaca (cardiac notch)
Pleura
• Terdiri dari 2 lapisan:
– pleura parietal
– visceral pleura
• Cavum pleura:
– Adalah ruangan potensial diantara
kedua pleura
• Kedua cavum pleura Dipisahkan
satu sama lain oleh mediastinum.
Pleura
Surfaktan
Disekresi oleh sel-sel Pneumocyte atau sel epitel
alveolus tipe II, merupakan 10% dari seluruh
permukaan alveoli.
Berfungsi menjaga alveolus supaya tidak kolaps

39
FUNGSI RESPIRASI
1. Mempertahankan homeostasis
2. Mengatur penyediaan oksigen untuk
proses metabolisme sel
3. Eliminasi sisa metabolisme
4. Mengatur keseimbangan asam basa
Otot Bantu Nafas
Otot yang berkerja saat inspirasi normal untuk
mengembangkan cavum thorax:
• M.Diafragma, berkontraksi menjadi datar.
• M Intercostalis externa meregangkan costa dan
sternum ke depan
Saat inspirasi dalam selain kontraksi kedua otot di
atas, ditambah;
• M.Sternocleido Mastoideus.
• M. Scalenus.

41
Pada saat ekspirasi normal berlangsung pasif, terjadi
relaksasi musculus:
• Diafragma sehingga melengkung ke atas
• Intercostalis eksterna sehingga sternum kembali ke
posisi istirahat

Sedang pada ekspirasi kuat (dalam) terjadi


konstraksi :
• M. Intercostalis interna
• M. Rectus abdominalis
• M. Tranversus abdominis
• M. Obligus eksterna
• M. Obligus interna 43
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai