Anda di halaman 1dari 39

RESIKO DAN HAZARD DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

UPAYA MENCEGAH DAN MEMINIMALKAN RISIKO DAN HAZARD DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

By: Ns. Meida Laely R., S.Kep., MNS


K3 dalam Keperawatan
dan Patient Safety

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
MAHASISWA MAMPU MENGIDENTIFIKASI:

1 Resiko & Hazard dlm pengkajian askep

2 Resiko & Hazard dlm perencanaan Askep

Resiko & Hazard dlm Implementasi Askep


3

Resiko & Hazard dlm Evaluasi Askep


4
BAHAYA (HAZARD): Adalah Sumber atau Keadaan yg berpotensi terha-
dap terjadinya kerugian dlm bentuk cedera; atau penyakit.

RISIKO: Kombinasi antara kemungkinan suatu kejadian dlm setiap peristi


wa dgn keparahan akibat yg dinyatakan dalam kerugian.

IDENTIFIKASI BAHAYA: adalah proses mengembalikan adanya suatu ba


haya dan menetapkan karakteristiknya.

PENILAIAN RESIKO :Adalah keseluruhan proses dalam mengestimasi


besarnya suatu risiko
Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya

Jenis Hazard

1. Hazard kese- 2. Hazard kesela


hatan kerja matan kerja

Fokus pada keselamatan manusia


Berupa bahaya fisik, kimia, bio- yang terlibat dalam proses, perala
logi dan bahaya berkaitan deng tan, dan teknologi
an ergonomi, berdampak kepa
da kesehatan dan kenyamanan Dapat menimbulkan dampak cidera, kebakaran,
kerja, misalnya penyakit akibat dan segala kondisi yang dapat menyebabkan ke-
kerja. celakaan di tempat kerja
HAZARD KESEHATAN
1. Hazard Fisik
Bentuk dari hazard fisik adalah radiasi, kebisingan, temperature ekstrim,
pencahayaan, getaran.

2. Hazard Kimia
ialah kecederaan akibat sentuhan dan terhidu bahan kimia.
Contohnya bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, getah sintetik, gentia
n kaca, pelekat antiseptik, aerosol, insektisida, dan lain-lain.

3. Hazard Biologis
Hazard ini seluruhnya berasal dari makhluk hidup dan berdamp
ak pada kesehatan, berupa jamur, bakteri, virus.

4. Hazard ergonomi
yang termasuk didalam kategori ini antara lain desain tempat kerja yang tidak sesuai,
postur tubuh yang salah saat melakukan aktifitas, desain pekerjaan yang dilakukan, p
ergerakan yang berulang-ulang
HAZARD KESEHATAN
5. Hazard Mekanis
semua jenis bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak atau bersif
at mekanis. Contoh: mesin-mesin pemotong, bahaya getaran

6. Hazard Listrik
Hazard listrik adalah hazard yang ditimbulkan dari arus listrik pe
ndek, listrik statis

7. Hazard Psikososial
Stress, kekerasan ditempat kerja, waktu kerja yang padat, kura
ngnya waktu istirahat
Jenis-jenis safety hazard
Mechanical Hazard
bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak
yang dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk, terpotong,
terjepit, tergores, terbentur, dan lain-lain.

Electrical Hazard

Merupakan bahaya yang berasal dari arus listrik

Chemical Hazard

Bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif
Ada sekitar dua puluh tindakan keperawatan, delegasi, dan mandat
yang dilakukan dan yang mempunyai potensi bahaya biologis, meka
nik, ergonomik, dan fisik terutama pada pekerjaan mengangkat
pasien, melakukan injeksi, menjahit luka, pemasangan infus, menga
mbil sampel darah, dan memasang kateter.
RESIKO DAN HAZARD DALAM PROSES ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Pengkajian adalah pemikiran dasar da


ri proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau
data tentang pasien, agar dapat mengi
dentifikasi, mengenali masalah-masalah
, kebutuhan kesehatan dan keperawata
n pasien baik fisik, mental, social, dan li
ngkungan.
Contoh Hazard Dan Resiko Bagi Perawat Saat Melakukan Pengkajian

1. Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan


keluarga
2. Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan
pengkajian
3. Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan
yang diajukan perawat
4. Kurangnya informasi atau data yg diberikan pasien/
keluarga shg dlm proses pengkajian kurang lengkap 
perawat/dokter akan sala dlm memberikan perawatan shg
berbahaya pd pasien
5. Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun
udara saat pemeriksaan fisik.
6. Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien
dan keluarganya
CONTOH KASUS 1
Pada tanggal 27 maret 2016 di RS Singapura terjadi kasus nyata kekerasan fisik dan verbal pada saat perawat sedang melak
ukan pengkajian. seperti yang dikutip dalam suatu artikel di media online:

“Seorang perawat di salah satu RS mengalami kekerasan fisik dan verbal pada saat perawat tersebut sed
ang melakukan pengkajian. Seperti yang dikutip dalam suatu artikel di media online:
“Ketika perawat Y, 29 tahun, melakukan pendekatan untuk mengumpulkan data, salah satu pasiennya men
gamuk, berteriak dan memukul-mukul kepalanya ke dinding. Dia mencoba menghentikan dan menenang-
kannya tapi pasiennya secara emosional malah menendang dadanya, membuat dia terluka, dan membuat
mentalnya tergoyang seharian.”

Analisis Kasus
Hazard: Perawat mendapatkan kekerasan fisik sekaligus verbal pada saat melakukan pengkajian kepada
pasien.
Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
(Pasien, Perawat, manajemen RS)

1. Perawat harus melakukan setiap adanya tindakan kekerasan dalam bentuk apapun kepada pihak
rumah sakit
2. Memberikan pengertian kepada pasien agar memperlakukan sesama manusia dengan dasar mar
tabat dan rasa hormat
3. Dalam melakukan kontak kepada pasien, perawat seharusnya menjadi pendengar yang baik sala
h satu teknik pengumpulan data pada pengkajian adalah wawancarta. Saat melakukan wawancar
a perawat harus mampu menempatkan diri sebagai tempat curhat pasien sebaik mungkin
4. Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perawat tentang cara menghindari tindakann keker
asan verbal dan fisik
5. Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk didekati, perawat d
apat melakukan pengkajian kepada keluarga pasien terlebih dahulu.
Continue…

6. Saat mengkaji, perawat tidak boleh menyampaikan kata-kata yang menyingung pasie
n dan keluarga.
7. Saat melakukan tindakan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan dari
pasien terlebih dahulu.
8. Manajemen rumah sakit perlu memfasilitasi perawat mempersiapkan diri untuk meng
hadapi hazard dan resiko.
9. Manajemen harus terbuka serta tidak berusaha menutupi terhadap laporan-laporan k
ekerasan fisik maupun verbal terhadap perawat
10. Memodifikasi lingkungan yang nyaman dirumah sakit mulai dari poli, ruangan rawat in
ap, sampai ke unit gawat darurat dan ruang intensif untuk menentramkan suasana h
ati pasien dan keluarga.
Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
Berdasarkan Kasus Penyakit Akibat Kerja.

1. Batasi akses ketempat isolasi.


2. Menggunakan APD dengan benar.
3. SOP memasang APD, jangan ada sedikitpun bagian tubuh
yang tidak tertutup APD.
4. Petugas tidak boleh menyembunyikan wajahnya sendiri.
5. Membatasi sentuhan langsung ke pasien.
6. Cuci tangan dengan air dan sabun.
7. Lakukan pemeriksaan berkala pada pekerja.
8. Hindari memegang benda yang mungkin terkontaminasi.
Resiko dan hazard dalam perencanaan askep

 Perencanaan tindakan askep tidak sesuai dgn apa yg harus diberikan


kpd pasien
 Perawat tidak mengetahui rencana tindakan apa yg harus diberikan
kepada pasien
IMPLEMENTASI

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter
& Perry 1997)

Tujuan dari pelaksanaan adl membantu pasien


mencapai tujuan yg telah ditetapkan, mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
3 Prinsip pedoman implementasi keperawatan

1. Mempertahankan keamanan klien.


Tindakan yg membahayakan tidak ha
nya dianggap sbg pelanggaran etika s
tandar keperawatan. Professional jug
a merupakan suatu tindakan pelangga
ran hukum yg dapat dituntut
2. Memberikan asuhan yang efektif
3. Memberikan asuhan seefisien mungkin
Resiko dan hazard dalam implementasi askep

 Perawat tidak kompeten dalam memberikan tindakan asuhan ke


perawatan
 Perawat beresiko thd tindakannyg dilakukan tidak menggunakan
standar operasional preosedur
 Perawat gagal dalam melakukan tindakan askep
 Tindakan yg dilakukan tidak sesuai dgn rencana tindakan
Kasus 2

Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri pasca
menangani pasien yang menderita penyakit yang sama

Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri. Berdasar
kan informasi, perawat tsb diduga tertular pasca menangani dan melakukan tindakan a
wal pada pasien positif difteri tsb, perawat yg terkena difteri berinisial Ru dan bertugas
di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Gunung Jati. Ru diketahui mrpkn perawa
t pertama yg menangani pasien difteri yang masuk RS

Analisa kasus 2
Hazard yg ada dikasus:
Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit Difteri dari pasien pasca menangani dan
melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri.
Upaya pencegahan kasus 2

Upaya pencegahan dari RS: Upaya pencegahan dari Perawat:

1. RS menyediakan APD yg lengkap (mask 1. Menjaga diri dari infeksi dgn memper
er, handscoon, scout dll) tahankan teknik aseptik
2. Menyediakan sarana utk mencuci tangan 2. Perawat mematuhi SOP yg sudah ad
atau alkohol gliserin utk perawat a di RS dan berhati-hati atau jangan
3. RS menyediakan pemilahan tempat sam terburu-buru dlm melakukan tindakan
pah medis dan nonmedis
4. RS menyediakan SOP utk tindakan kepe
rawatan
KASUS 3

“Ribuan Perawat di Indonesia Tertular Hepatitis B”


Jakarta, Hanter-Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, KemenKes, menunjukkan sebanyak
7.000 tenaga kesehatan terinfeksi Hepatitis B.
Sebanyak 4.900 diantaranya disebabkan karena tertusuk jarum suntik, dan hanya 2.200 yg terinfeksi dari po
pulasi. Hal ini menunjukkan jika nakes mjd profesi yg paling rawan tertular hepatitis B.

Penularan virus hepatitis B terjadi dalam insiden “kecelakaan”. Kecelakaan berupa tertusuk jarum terjadi saat
Nakes mencoba menutup jarum suntik terutama saat selesai melakukan tindakan seperti setelah selesai me
lakukan pemberian obat atau pengambilan sampel darah. Dengan metode penutupan yg salah dan kurang
hati-hati, banyak Nakes yg akhirnya tertusuk jarum.
“Rata-rata empat dari tindakan menutup jarum suntik bekas pakai, satu diantaranya tertusuk jarum” Peneliti d
ari Universitas Indonesia, dr. Lukman Hakim Tarigan Mmeds, ScD, di Jakarta

Analisa Kasus:
Hazard: Terinfeksi Hepatitis B akibat tertusuk jarum suntik saat menutup jarum suntik setelah digunakan dari
pasien.
Upaya pencegahan Kasus 3

1. Memberikan imunisasi Hepatitis pd semua Nakes yg bekerja dan belu


m mendapat imunisasi hepatitis sebelumnya, terlebih pd Nakes yg me
mpunyai Resiko tinggi tertular.

2. Rutin mengadakan konseling dan rutin mengadakan pemeriksaan kese


hatan berkala pd Nakes, terutama Nakes yg bergelut ditempat beresiko
terkena kecelakaan kerja
Contoh upaya mencegah Hazard dan Risiko Implementasi Keperawatan

1. Membantu dalam aktifitas sehari-hari


2. Konseling
3. Memberikan asuhan keperawatan langsung.
4. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
5. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan
klien utk prosedur.
6. Mencapai tujuan perawatan mengawasi dan mengevaluasi
kerja dari anggota staf lain.
Upaya pencegahan Hazard ergonomi

Upaya pencegahan dari RS/ tempat


Upaya pencegahan dari Perawat:
kerja:
1. Kontrol scr teknis 1. Mengikuti pelatihan teknik mengangk
2. Kontrol metode kerja at pasien dgn benar
3. Kontrol Administrasi 2. Tidak memaksakan diri dlm melaku-
4. RS menyediakan SOP utk tindakan kepe kan pekerjaan yg berat. Sebisa mung
rawatan kin minta tolong oleh rekan sejawat.
5. Memberikan waktu istirahat yg cukup ba 3. Memenuhi asupan gizi seimbang dan
gi karyawannya mengkonsumsi vitamin serta olah ra-
6. Membuat sebuah alat yg dpt meminimali ga teratur
sir penggunaan kekuatan manusia scr b 4. Belajar mengoperasikan alat-alat yg
erlebih. sudah disediakan oleh pihak RS
Some common occupational hazards that nurses might face

1. The vast majority of nurses experience persistent job related pain. (M


usculosceletal pain)
2. Work overload and stress are other factors that threaten the health of
nurses and can cause burnout and fatigue
3. Communicable and contagious diseases and exposure to blood-borne
pathogens (e.g., HIV, HCV, HBV, etc) due to needle-stick injuries also
threaten the health of nurses.
4. Chemical materials are other hazardous sources to nurses. (Disinfect
ants and sterility products, hazardous drugs)
5. Nurses, especially in emergency department, continue to experience
high rates of on-the-job violence.
Analisis risiko K3 pada perawat di instalasi gawat darurat (IGD)

Bahaya level terbesar diperoleh pada tindakan


memasang infus berupa risiko tertusuk jarum sunt
ik, terpapar darah pasien, posisi tubuh yang salah
, terpapar virus hepatitis, dan low back pain.

JKP Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


UPAYA MENCEGAH DAN MEMINIMALKAN
RISIKO DAN HAZARD DALAM ASUHAN K
KEPERAWATAN
TAHAP PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Keselamatan awal seorang pasien ditentukan dari cara seorang perawat melakukan
proses pengkajian

Perawat harus mampu mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien scr akurat,
tepat dan aktual

Maka, PERAWAT HARUS MAMPU MENGIDENTIFIKASI SCR BENAR DAN ME


NINGKATKAN KOMUNIKASI SCR EFEKTIF AGAR TDK TERDAPAT INFORMASI
YG SALAH DIMENGERTI OLEH PERAWAT ATAU INFORMASI YANG TDK TEPAT
DAN TDK CUKUP
TAHAP PERENCANAAN ASKEP

Rencana tindakan keperawatan mrpk serangkaian tindakan yg dpt mencapai tujuan k


husus. Perencanaan kep meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkai
an aske pd klien berdasarkan analisis pengkajian

Perencanaan mrpk dasar bagi seorg perawat dalam melaksanakan implementasi kep
erawatan.

Maka, PERAWAT HARUS MAMPU MENYUSUN RENCANA TINDAKAN YG AKAN


DIBERIKAN KPD PASIEN SCR SISTEMATIS DAN TEPAT.
TAHAP DIAGNOSA ASKEP

Diagnosa kep. Adl menganalisis data subjektif dan objektif utk membuat diagnose ke
perawatan. Diagnosa mrpk dasar utk perawat merumuskan tindakan kep.

Jk terdpt kesalahan pd saat perawat melakukan proses diagnose atau terdaat hal yg t
elewatkan, k rencana tindakan yg akan disusun mjd tidak tepat.

Maka, PERAWAT HARUS MAMPUBERPIKIR SCR KRITIS DAN TEPAT SHG TIDA
K TERJADI KESALAHAN ATAU RESIKO DAN HAZARD YG DPT MENGANCAM
NYAWA.
TAHAP IMPLEMENTASI ASKEP

Implemetasi adl pengolahan dan perwujudandari rencana kep. Yg telah disusun pd ta


hap perencanaan.

Perawat saat melakukan proses implememtasi hrs menjamin bahwa tindakan yg aka
n dilakukan adl tindakan yg tepat. Perawat juga hrs mampu menilai kemampuan scr p
ribadi dlm melaksanakan proses implementasi agar tdk terjadi kesalahan saat memb
erikan tindakan pd pasien

Pasien safetru ditentukan jg dr peralatan medis dan lingkungan sekitar pasien. Hal t
sb perlu diperhatikan agar pasien dpt terhindar dari infeksi lain akibat melakukan ko
ntak dgn benda asing atau lingkungan diluar tubuhnya
TAHAP EVALUASI ASKEP

Evaluasi mengacu kpd penilaian, tahapanm dan perbaikan. Tahap ini perawat menem
ukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (cer
min bagi perawat thd setiap tindakan yg telah dilakukannya)

Jk pd tahap evaluasi perawat menemukan tindakan atau kejadian yg salah, maka hal
-hal tsb dpt segera diperbaiki shg mencegah tjdnya kondisi buruk pd pasien serta me
njaga keselamatan pasien

Oleh krn, proses kep sgt berhubungan erat dg patien safety. Jk seorng perawat mel
akukan kesalaan saat menjalani salah satu proses kep, dlmmenangani pasien, mk k
esalahan tsb akan memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja yg dpt menganam ny
awa
TAHAP PERENCANAAN ASKEP

Anda mungkin juga menyukai