Anda di halaman 1dari 23

KONSEP DASAR K3

LAILATUL HUSNI, SKM, M. Kes


Sehat Sehat
digambarkan sebagai suatu kondisi
fisik, mental dan sosial seseorang
yang tidak saja bebas dari penyakit
atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukan
kemampuan untuk berinteraksi dengan
lingkungan dan pekerjaannya.

Kesehatan menjadi modal utama untuk bekerja


sehingga pemeliharaan kesehatan perawat akan
membuat mereka mempunyai ketahanan bekerja
atau stamina cukup untuk bekerja yang dapat
menjadi dasar kualitas hidup seorang perawat
dalam bekerja.
Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja menurut WHO tahun 1950
adalah kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk
mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi semua pekerja pada semua pekerjaan
dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan
kapabilitas fisiologi dan psikologi dan diringkaskan
sebagai adaptasi pekerjaan manusia dan setiap
manusia terhadap pekerjaan
Risiko kesehatan dapat terjadi
karena adanya faktor-faktor dalam
lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang
ditentukan dan lingkungan yang
menimbulkan stress atau gangguan
fisik.

Risiko keselamatan dapat terjadi karena


aspek-aspek dari lingkungan kerja yang
dapat menyebabkan kebakaran, sengatan
aliran listrik, terpotong, luka memar,
keseleo, patah tulang, serta kerusakan
anggota tubuh, penglihatan dan
pendengaran.
Risiko & Hazard DalamPemberian Asuhan Keperawatan

O Risiko merupakan sebagai suatu kombinasi dari kemungkinan


terjadinya peristiwa yang berhubungan dengan cedera parah
atau sakit akibat kerja dan terpaparnya seseorang atau alat pada
suatu bahaya.

O Hazard adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat


mengakibatkan atau berpotensi menimbulkan kerugian (injury
atau penyakit) bagi manusia khususnya bagi para pekerja
Faktor risiko yang dapat menyebabkan
terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja)

1. Golongan Fisik
a. Kebisingan dapat mengakibatkan
gangguan pada pendengaran sampai
dengan Non-induced hearing loss
b. Radiasi (sinar radio aktif) dapat
mengakibatkan kelainan darah dan kulit
Lanjutan…
c. Suhu udara yang tinggi dapat mengakibatkan
heat stroke, heat cramps, atau hyperpyrexia.
Sedangkan suhu udara yang rendah dapat
mengakibatkan frostbite, trenchfoot atau
hypothermia.
d. Tekanan udara yang tinggi dapat mengakibatkan
caison disease
e. Pencahayaan yang tidak cukup dapat
mengakibatkan kelahan mata. Pencahayaan yang
tinggi dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan.
2. Golongan Kimia
a. Debu dapat mengakibatkan pneumokoniosis
b. Uap dapat mengakibatkan metal fume fever,
dermatitis dan keracunan
c. Gas dapat mengakibatkan keracunan CO dan
H2S
d. Larutan dapat mengakibatkan dermatitis
e. Insektisida dapat mengakibatkan keracunan
3. Golongan Fisiologis
Dapat disebabkan oleh kesalahan kontruksi, mesin,
sikap badan yang kurang baik, salah cara melakukan suatu
pekerjaan yang dapat mengakibatkan kelelahan fisik bahkan
lambat laun dapat menyebabkan perubahan fisik pada tubuh
pekerja
4. Golongan Mental
Dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak
baik atau keadaan pekerjaan yang monoton yang
menyebabkan kebosanan.
Faktor-faktor yang mengakibatkan
potensi terjadinya bahaya.
a. Bahaya factor kimia (debu, uap logam, uap)
b. Bahaya faktor biologi (penyakit dan gangguan
oleh virus, bakteri, binatang dsb.)
c. Bahaya faktor fisik (bising, penerangan,
getaran, iklim kerja, jatuh)
d. Cara bekerja dan bahaya factor ergonomis
(posisi bangku kerja, pekerjaan berulang-ulang,
jam kerja yang lama)
e. Potensi bahaya lingkungan yang disebabkan
oleh polusi pada perusahaan di masyarakat
Risiko dan Hazard dalam Tahap
Pengkajian Asuhan Keperawatan
Hal-hal yang bisa terjadi pada proses pengkajian data,
a. Kurangnya informasi atau data yang diberikan oleh
keluarga pasien atau Pasien itu sendiri atau dalam kata
lain menyembunyikan suatu hal, sehingga dalam proses
pengkajian kurang lengkap.
b. Pada saat melakukan pengkajian dapat juga terjadi di
kejadian tertularnya penyakit
c. Mendapatkan cacian atau pelecehan verbal
saat melakukan pengkajian ataupun pada
proses wawancara.
d. Dalam melakukan pengkajian atau pemeriksaan
perawat bisa saja mendapatkan kekerasan fisik
dari pasien ataupun keluarga pasien.
Risiko dan Hazard dalam Tahap
Perencanaan Asuhan Keperawatan
Kesalahan saat merencanakan pengkajian dapat
terjadi ketika perawat salah dalam melakukan
pengkajian maka Perawat akan salah dalam
memberikan proses perawatan atau pengobatan yang
pada akhirnya akan mengakibatkan gangguan pada
kesehatan pasien.
Kemudian dapat saja terjadi jika perawat salah
dalam merencanakan tindakan keperawatan maka
perawat juga akan mendapatkan bahaya seperti
tertularnya penyakit dari pasien karena kurangnya
perlindungan diri terhadap perawat.
Risiko dan Hazard dalam Tahap
Implementasi Asuhan Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dalam masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan
Kesalahan saat melakukan
implementasi atau pelaksanaan tindakan
keperawatan yaitu merupakan kesalahan
yang sangat fatal yang dapat
mengakibatkan kecelakaan pada pasien
atau perawat, misalnya kesalahan dalam
pemberian obat kepada pasien,
dikarenakan perawat lupa membaca
instruktur atau catatan dokumen rekam
medik dari pasien tersebut.
Risiko dan Hazard dalam Tahap
Evaluasi Asuhan Keperawatan
Dapat mengakibatkan pendokumentasian
Asuhan Keperawatan yang kurang data yang
sudah dilakukan oleh perawat. Terkadang
perawat lupa mengkonfirmasi ke dalam
dokumentasi asuhan keperawatan, sehingga
yang tertulis atau yang telah dilaksanakanoleh
perawat kepada pasiennya tidak ada dalam
dokumentasi asuhan keperawatan.
Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard pada Asuhan Keperawatan

1. Tahap Pengkajian Asuhan Keperawatan


a. Perawat harus memperkenalkan identitas diri baik kepada pasien
maupun kepada keluarganya
b. Perawat hendak tidak menyinggung perasaan klien saat
pengkajian dilakukan,
c. Perawat juga dapat membangun kepercayaan kepada pasien
d. Dalam merawat pasien, perawat harus memperlakukan setiap
pasien dengan sama
e. Pada saat melakukan wawancara dengan pasien, perawat harus
menjadi pendengar yang baik, perawat harus mampu
menempatkan diri sebagai tempat curhat pasien sebaik mungkin
dan diharapkan menggunakan bahasa serta tutur kata yang sopan
f. Ketika pasien terlihat dalam keadaan tidak terkontrol dan susah
untuk didekati, maka perawat dapat melakukan pengkajian kepada
keluarganya terlebih dahulu
g. Saat melakukan pemeriksaan fisik, perawat harus
meminta persetujuan dari klien terlebih dahulu
h. Perawat harus menggunakan APD saat melakukan
pemeriksaan fisik pada klien
i. Perawat juga harus melaporkan setiap adanya tindakan
kekerasan dalam bentuk apapun kepada pihak rumah sakit
j. Perawat juga harus menghindari memegang benda yang
mungkin telah terkontaminasi
k. Sebelum menuju klien hendaknya perawat mencuci
tangan.
2. Tahap Perencanaan Asuhan Keperawatan
Upaya yang dapat dilakukan perawat dalam tahap
perencanaan, yaitu :
a. Identifikasi sumber bahaya yang mungkin dapat terjadi saat
menyusun rencana keperawatan
b. Lakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan penilaian
bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan
keselamatan kerja saat menyusun perencanaan keperawatan
c. Kendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun
rencana tindakan keperawatan.
d. Ketika menyusun rencana keperawatan perawat hendak
berpedoman pada pedoman rencana asuhan keperawatan yang
sesuai dengan diagnosis keperawatan yang ada
e. Perawat juga diharapkan untuk mampu mempertimbangkan
alokasi
waktu pencapaian dari rencana keperawatan yang disusun untuk
menjadi indikat evaluasi keperawatan
3. Tahap Implementasi Asuhan Keperawatan
Upaya yang dapat dilakukan perawat dalam tahap
implementasi, yaitu :
a. Perawat harus menjaga diri dari infeksi dengan
mempertahankan teknik aseptik
b. Perawat harus mematuhi SOP yang telah ditetapkan oleh
rumah sakit dan tidak terburu-buru dalam melakukan
tindakan
c. Perawat hendak memperhatikan cara menutup jarum suntik
yang benar, perawat diharapkan dapat menghindari kontak
langsung dengan segala macam cairan klien, apabila dirasa

sistem imunitas tubuh sedang menurun atau tidak


menggunakan APD
d. Perawat sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan
juga sehat serta menerapkan pola hidup yang sehat pula
e. Perawat harus menanamkan sifat kehati-hatian,
konsentrasi yang tinggi, dan ketenangan saat bekerja
terutama saat melakukan tindakan yang beresiko
kepada pasien
f. Perawat dituntut untuk belajar mengoperasikan alat-
alat yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit
dengan tujuan mengurangi risiko cedera baik bagi
klien maupun bagi perawat sendiri.
g. Perawat membantu pasien dalam aktivitas sehari-
hari
h. Perawat memberikan asuhan keperawatan secara
langsung
4. Tahap Evaluasi Asuhan Keperawatan
a. Identifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat
menyusun evaluasi keperawatan, dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan kondisi dan kejadian yang
dapat menimbulkan potensi bahaya baik pada klien
maupun kepada diri perawat sendiri
b. Memperhatikan setiap perkembangan atau respon
yang ditampakkan atau ditimbulkan oleh klien setelah
selesai melakukan tindakan keperawatan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai