Oleh :
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Mengetahui pengaruh lidah buaya ( Aloe vera L.) terhadap penyembuhan luka
iris/sayat pada kulit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Luka
a. Definisi Luka
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang menyebabkan
gangguan kontinuitas, sehingga terjadi pemisahan struktur jaringan yang semula normal.
Kejadiannya cukup sering terjadi pada aktivitas sehari-hari seperti luka tertusuk atau
tersayat pisau saat aktivitas rumah tangga atau luka terbuka yang disebabkan jatuh.
Berdasarkn RISKEDAS tahun 2007, rerata prevalensi cedera luka terbuka sebesar 25.4 %
dengan kasus tertinggi pada ibu rumah tangga sebesar 32.2% akibat terluka beda tajam
atau tumpul.
Tanaman lidah buaya (Aloe vera L.) berasal dari Afrika. Aloe vera berasal dari
kata Alloeh dalam bahasa Arab berarti sangat pahit, Vera berasal dari kata verus yang
berarti betul-betul. Menurut Wahyono dan Koesnandar (2002), di Indonesia dikenal
sebagai lidah buaya, di Malaysia disebut jadam dan di Prancis, Jerman dan lain-lain
disebut Aloe.
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Genus : Aloe
Gambar 2.1
Species : Aloe vera L. Tanaman
Tanaman lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh
pada iklim tropis ataupun subtropis dan sudah digunakan sejak lama karena fungsi
pengobatannya. Lidah buaya dapat tumbuh di daerah beriklim dingin dan juga di
daerah kering, seperti Afrika, Asia dan Amerika. Hal ini disebabkan bagian stomata
daun lidah buaya dapat tertutup rapat pada musim kemarau karena untuk menghindari
hilangnya air daun. Lidah buaya dapat tumbuh pada suhu optimum untuk
o
pertumbuhan berkisar antara 16-33 C dengan curah hujan 1000-3000 mm dengan
musim kering agak panjang, sehingga lidah buaya termasuk tanaman yang efisien
dalam penggunaan air (Furnawanthi, 2002).
Tanaman lidah buaya merupakan tanaman serofit tahunan yang efisien dalam
penggunaan air karena hanya memerlukan sedikit air untuk pertumbuhannya
sehingga dapat tumbuh di daerah basah maupun kering dengan daya adaptasi yang tinggi
(Sudarto, 1997). Ciri khas pada tanaman lidah buaya adalah termasuk tanaman CAM
yang stomatanya tertutup pada siang hari dan terbuka pada malam hari dengan sturuktur
daun yang dapat memungkinkan kehilangan air secara minimal apabila stomata tertutup,
menurunkan transpirasi lebih rendah dari fotosintesis sehingga efesiensi pemakaian
air lebih tinggi daripada kebanyakan spesies lainnya (Gardner et al., 1991).
Lidah buaya dapat tumbuh optimal apabila ditanam atau tumbuh di daerah,
sebagai berikut.
a. Iklim
Tanaman lidah buaya tahan terdapat segala unsur iklim, yaitu suhu, curah
hujan, dan sinar matahari. Tanaman ini juga tahan kekeringan, dapat
menyimpan air pada daunnya yang tebal, mulut daunnya tertutup rapat sehingga
dapat mengurangi penguapan pada musim kering. Suhu optimum untuk
° °
pertumbuhan tanaman lidah buaya antara 28 C-32 C. Lidah buaya termasuk
tanaman yang efektif penggunaan air, sehingga dapat tumbuh di daerah basah
maupun kering. Namun, lidah buaya yang tumbuh di daerah basah rentan
terserang cendawan.
b. Ketinggian Tempat
Lidah buaya dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran tinggi
sampai daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut,
tetapi untuk mendapatkan hasil terbaik sebaiknya lidah buaya dibudidayakan
pada daerah yang ketinggiannya kurang dari 1.000 m dpl.
c. Tanah
Tanah yang dikehendaki lidah buaya adalah tanah subur, kaya bahan
organik, dan gembur. Apabila tanaman ditanam di daerah yang bertanah
mineral maupun tanah organik, agar dapat tumbuh dengan baik
diperlukan tambahan pupuk. Derajat keasaman atau pH ideal untuk
tanaman lidah buaya adalah 5,5 - 6. Tanah yang terlalu asam dapat
mengakibatkan tanaman lidah buaya keracunan logam berat, sehingga ujung-
ujung daun menjadi kuning seperti terbakar, pertumbuhan terhambat, dan
jumlah anakan berkurang. sirkulasi air dan udara selalu dalam keadaan baik
sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Anakan yang sudah layak untuk dijadikan bibit dengan tinggi 10 cm dan
mempunyai 3 daun.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Kandungan Senyawa Metabolit yang Berfungsi sebagai Rempah atau Obat
pada Lidah Buaya
Tanaman lidah buaya (Aloe vera L.) secara empiris digunakan untuk pengobatan
tradisional antara lain untuk obat urus-urus dan menyuburkan pertumbuhan rambut.
Daun lidah buaya dapat berfungsi sebagai anti radang, anti jamur, anti bakteri dan
regenerasi sel. Di samping itu, lidah buaya bermanfaat untuk menurunkan kadar gula
darah pada penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh
terhadap serangan penyakit kanker (Pertiwi & Murwani, 2012).
Metabolit sekunder pada lidah buaya diuraikan lebih jelas sebagai berikut :
1. Flavonoid
2. Saponin
Saponin adalah kelompok senyawa dalam bentuk glikosida atau steroid.
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa
jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan
hemolisis sel darah merah. Dalam larutan yang sangat encer, saponin sangat
beracun untuk ikan dan tumbuhan yang mengandung saponin telah digunakan
sebagai racun ikan selama beratus-ratus tahun. Beberapa saponin juga digunakan
sebagai anti mikroba.
Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan
dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama.
Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa
pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Jika
digunakan dengan benar saponin dapat bermanfaat sebagai sumber anti bakteri
dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas,
mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah.
3. Polifenol
Polifenol merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai
aktivitas sebagai antioksidan. Antioksidan fenolik digunakan untuk mencengah
kerusakan akibat reaksi oksidasi pada makanan, kosmetik, farmasi dan plastik.
Fungsi polifenol sebagai penangkap dan pengikat radikal bebas dari rusaknya
ion-ion logam (Hernani dan Rahardjo,2006).
Ada tiga jalur utama biosintesis MS, yaitu melalui (1) jalur asam sikimat, (2)
jalur asam mevalonat dan metileritritol fosfat (MEP), serta (3) jalur malonat (Gambar
3.1).
Gambar 3.1 Ringkasan jalur-jalur utama biosintesis metabolit sekunder dan
hubungannya dengan metabolisme primer (Taiz & Zeiger, 2015).
1. Flavonoid
Biosintesis senyawa fenolik dapat melalui dua jalur, yaitu jalur asam sikimat dan
jalur asam malonat (Gambar 3.2). Jalur asam sikimat digunakan dalam sintesis kelompok
tanin yang dapat terhidrolisis dan senyawa-senyawa berbasis asam amino fenilalanin,
misalnya lignin. Jalur asam malonat memanfaatkan asetil-koA sebagai bahan utama.
Meskipun bukan merupakan jalur utama, namun senyawa intermediet dibutuhkan dalam
sintesis berbagai MS dengan penggabungan produk senyawa intermediet dari jalur
asam sikimat, misalnya dalam pembentukan kelompok flavonoid atau tanin yang
tidak mudah terhidrolisis.
Gambar 3.2 . Senyawa fenolik tumbuhan disintesis melalui beberapa jalur. Pada tumbuhan tingkat tinggi, sebagian
besar fenolik merupakan turunan fenilalanin, suatu produk jalur asam sikimat. Formula dalam kurung mengindikasikan
susunan dasar kerangka karbon: C6 menunjukkan cincin benzena, dan C3 merupakan rantai tiga karbon. (Taiz &
Zeiger,2015).
Tanaman lidah buaya memiliki segudang manfaat bagi manusia, antara lain
sebagai bahan makanan, bahan kosmetik, bahan industri farmasi, bahan pengobatan
tradisional.
Banyak industri makanan yang telah memanfaatkan lidah buaya untuk membuat
produk-produk seperti nata de aloe, teh lidah buaya, dodol, permen, dan sebagainya.
Bagi kegiatan indutri di bidang farmasi, lidah buaya merupakan bahan untuk
membuat antibiotik, antiinflamasi dan obat pencahar.
Dalam ilmu pengobatan tradisional, banyak ramuan menggunakan bahan lidah buaya
yang digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) menyebutkan bahwa lidah buaya dapat dijadikan sebagai
obat cacing, luka bakar, bisul, luka bermasalah, amandel, sakit mata, dan keseleo.
Di antara ke-72 zat yang dibutuhkan tubuh itu terdapat 18 macam asam amino,
karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat. Antara
lain antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi,
antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang
resisten terhadap antibiotik. Dengan segudang kandungan di dalam lidah buaya,
bukan cuma berguna untuk menjaga kesehatan, tetapi juga mampu mengatasi berbagai
macam penyakit, seperti menurunkan gula darah pada penderita diabetes dan
menurunkan tingginya kolesterol dalam tubuh.
Dalam industri pertanian, lidah buaya dapat digunakan sebagai pupuk, suplemen
hidroponik, suplemen untuk media kultur jaringan dan penambah nutrisi pakan ternak.
Hasil olahan lidah buaya begitu beragam, mulai produk kecantikan hingga produk
makanan dan minuman olahan bisa dibuat dengan lidah buaya. Sebut saja kosmetik,
masker wajah, shampoo, obat herbal (terutama untuk panas dalam), lotion, serta aneka
makanan dan minuman yang sehat dan juga menyegarkan.
a. Minuman
Meski awalnya dikenal sebagai produk kecantikan pada kenyataannya lidah buaya
dapat dijadikan jus yang menyegarkan. Atau, bisa pula daging daun lidah buaya
dimasukkan kedalam minuman dalam bentuk potongan dadu (seperti sari kelapa).
Karena, mengandung daun lidah serat yang sangat baik produk ini sangat baik untuk
pencernaan dan kulit.
b. Makanan
Lidah buaya biasa diolah menjadi pudding daging lidah buaya dihaluskan untuk
dijadikan campuran puding , kerupuk lidah buaya serta dodol.
c. Masker Wajah
Selain makanan dan minuman, lidah buaya juga dapat dijadikan masker wajah.
Masker menggunakan lidah buaya sangat berguna untuk menyegarkan kulit dan
memperkecil pori-pori wajah. Cara membuatnya pun cukup sederhana yaitu dengan
memotong daun lidah buaya dan mengeluarkan getah yang ada di dalamnya untuk
dijadikan masker.
Lidah buaya sudah secara umum dikenal untuk ijadikan sampo untuk rambut.
Lidah buaya secara langsung digunakan sebagai sampo untuk menyuburkan sekaligus
memperkuat akar rambut.
e. Obat
Manfaat lain dari lidah buaya adalah sebagai alat penyembuh atau obat herbal
untuk penyakit panas dalam. Cara membuatnya cukup mudah, daun lidah buaya hanya
perlu dibersihkan dan dipotong-potong saja untuk mendapatkan airnya, setelah itu air
yang dihasilkan diminum.
Contoh produk bermerk yang telah dihasilkan dengan berbahan lidah buaya adalah:
KESIMPULAN
Lidah Buaya merupakan tanaman rempah dan obat yang memiliki banyak manfaat.
Bagian dari tanaman lidah buaya yang banyak dimanfatkan adalah gel dan eksudatnya.
Metabolit sekunder yang terdapat pada lidah buaya adalah flavonoid, tanin, polifera dan
saponin. Senyawa tersebut bermanfaat untuk obat antiseptik dan obat luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA
Afaf, Abuelgasim I, Maha KMO & Elmahdi B. 2008. Effect of A. vera (Elsabar)
ethanolic extract on blood glucose level in Wistar albino rats. Journal of Applied Science
research 4(12): 1841-1845.
Furnawanthi, I. 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta:Agro Media. Pustaka
Gardner, PF., B.R. Pearce, L.R. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanamana Tropika. Susuilo
H. Subiyanto. Penerjemah :Jakarta, Universitas Indonesia Press
Hernani dan Raharjo, M., 2006, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, Penebar Swadaya,
Jakarta
Jatnika A, Saptoningsih, 2009. Meraup laba dari lidah buaya. Jakarta: Agro. Media
Pustaka
Nissa C & Madjid IJ. 2016. Potensi glukomannan pada lidah buaya sebagai agen anti-
obesitas pada tikus dengan induksi diet tinggi lemak. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 13(1):
1-6.
Reynolds, T and A.C. Dweck. 1999. Aloe vera leaf gel: a review update. Journal of.
Ethnopharmacology. Vol 68, pp 3-37
Taiz, L. Zeiger, E., Moller, I.M. and Murphy, A. 2015. Plant Physiology and
Development. 6th Edition, Sinauer Associates, Sunderland, CT