Praktikum ke: 2
Judul Materi Praktikum: Vial Injeksi Anti Inflamasi
Tanggal Praktikum: 1 April 2019
Grup: A2-1
Ketua Kelompok: M Rafly Setya (2016210153)
Anggota:
1. Mutia Putri N (2016210160)
2. Niken Larasati (2016210168)
3. Nining Kholifah (2016210170)
4. Nurul Alma F (2016210178)
5. Puspa Izati P (2016210182)
6. Putu Diah Utari (2016210185)
7. Astrid Dwi Cahyani (2016210029)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
I. JUDUL PRAKTIKUM
Injeksi Anti Inflamasi Dalam Vial
II. PENDAHULUAN
Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau golongan obat yang memiliki
aktivitas menekan atau mengurangi peradangan. Radang atau inflamasi dapat
disebabkan oleh berbagai rangsangan yang mencakup luka-luka fisik, infeksi, panas
dan interaksi antigen-antibodi). Berdasarkan mekanisme kerja obat-obat antiinflamasi
terbagi dalam dua golongan, yaitu obat antiinflamasi golongan steroid dan obat
antiinflamasi non steroid. Mekanisme kerja obat antiinflamasi golongan steroid dan
non-steroid terutama bekerja menghambat pelepasan prostaglandin ke jaringan yang
mengalami cedera . contoh dari injeksi ini adalah injeksi thimelon yang merupakan
merek dagang dari metilprednisolon yang memiliki indikasi supresi inflamasi dan
gangguan alergi; udema serebral dihubungkan dengan keganasan (Pionas BPOM)
Dipilih deksamethason natrium fosfat karena mudah larut dalam air sedangkan
dexamethasone praktis tidak larut dalam air, karena sediaan injeksi akan dibuat
menggunakan air sebagai pelarut. Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang
dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki peranan penting seperti
mengontrol respon inflamasi. Hormon steroid dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu
glukokortikoid dan mineralokortikoid. Glukokortikoid memiliki efek penting pada
metabolisme karbohidrat dan fungsi imun, sedangkan mineralokortikoid memiliki
efek kuat terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit (Katzung, 2012; Gilman,
2012; Johan, 2015).
Deksametason merupakan salah satu obat golongan kortikosteroid sintetik yang
berfungsi sebagai imunosupresan dan anti-inflamasi. Deksametason (16 alpha methyl,
9 alpha fluoro-prednisolone) dihasilkan dengan pengandengan gugus metil pada
karbon 16, dalam posisi alpha. (USP).Penggunaan deksametason secara umum adalah
sebagai anti-inflamasi steroid, antiemetik, antineoplastik, hormonal; glukokortikoid
sintetik; glukokortikoid topikal. Deksametason Na Fosfat termasuk golongan
glukokortikoid yang mempunyai efek utama pada penyimpanan glikogen hepar dan
efek antiinflamasinya juga nyata. Efek lainnya yang dimiliki oleh deksametason
Na.phosphate sebagai antialergi dimana gejala penyakit alergi hanya berlangsung
dalam waktu tertentu dan dalam keadaan yang mengancam jiwa pasien yang dapat
diberikan secara iv maupun im, namun pada sediaan obat parenteral berupa vial yang
akan dibuat akan diberikan secara im. Sedangkan pengaruhnya pada keseimbangan
air dan elektrolit kecil, mempunyai waktu paruh biologis 36-72 jam sehingga
pemberian obat dalam jangka waktu yang lama agar dapat mencegah hiperkortitisme.
( Farmakologi dan Terapi Edisi 5 hal.511 ) . Deksametason merupakan zat aktif
atau obat yang bekerja dengan cepat (Martindale, hal 887). Deksametason
merupakan obat yang menyebabkan vasokontriksi dan menghambat reaksi lambat
yang diperantai sel mast (ISO , hal 482)
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan dahulu sebelum digunakan yang harus
disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Injeksi di racik dengan melarutkan, mengemulsikan atau
mensuspensikan sejumlah kedalam dosis tunggal atau wadah dosis
tunggal.(Farmakope Indonesia Edisi III hal.13)
Pada umumnya pemberian dengan cara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja
obat yang cepat seperti pada keadaan gawat, penderita tidak sadar, tidak dapat / tidak
tahan menerima pengobatan oral atau bila obat itu sendiri tidak efektif dengan cara
pemberian lain. (Ansel hal.399)
Pemberian obat secara parenteral dan bersifat berbahaya bila diberikan secara
intravena, maka akan diberikan secara i.m. Response terhadap obat yang diberikan
secara i.m tidak secepat i.v, tetapi secara kuantitatif hasil absorbsi i.m baik
bioavaibilitas obat mencapai 80-100%. ( Formulasi Steril hal.15 )
Syarat dari larutan injeksi adalah bebas dari pyrogen,tidak terkontaminasi dengan
mikroba lain dan harus dipastikan steril.
Vial adalah salah satu bentuk sediaan steril yang umumnya di gunakan pada dosis
ganda dan memiliki kapasitas atau volume0,5-100 mL. Vial dapat berupa takaran
tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi serbuk obat, larutan atau suspensi
dengan voleme sebanyak 5 mL atau lebil besar. Tutup yang digunakan untuk
menutupi botol yang dapat ditusuk tidak boleh melepaskan bahan padat, bahan
pewarna, serta komponen toksis, atau pirogen kedalam larutan.(R. Voight hal. 464)
Deksametason natrium fosfat injeksi, adalah solusi steril natrium fosfat
deksametason, dan tersedia dalam 4 mg / mL dan 10 mg / mL. Deksametason
natrium fosfat injeksi 4 mg / mL juga merupakan solusi steril untuk intravena,
intramuskular, artikular intra-, administrasi jaringan intralesi dan lembut yang dapat
menimbulkan efek adrenergik. Efek adrenergik dapat dikehendaki bagi pasien yang
membutuhkan suplai energi tambahan bila penggunaan adrenalin tidak
memungkinkan. Dalam formula ini digunakan Deksametason Na Fosfat yg diberikan
secara injeksi intramuskular. Deksametason yang digunakan dalam bentuk garamnya
agar mudah larut dalam air karena obat-obat yang diberikan lewat intramuskular
biasanya harus berupa larutan air, bercampur dengan darah dan tidak mengendap.
(Ansel, hal 402). Apabila bukan dalam bentuk larutan air, dapat menimbulkan
terjadinya trombus dan kemudian menghalangi aliran darah.
Stabilitas : Deksametason
Na. fosfat tidak stabil
terhadap panas dan tidak
dapat di autoklaf. (Drug
Information 2010 hal. 3074)
B. ZAT TAMBAHAN
Nama Zat Fungsi Zat Sifat Fisika-Kimia Sterilisasi
Aditif
Aqua steril pro injeksi Pelarut Pemerian: cairan jernih, tidak Didihkan 30 menit
berwarna; tidak berbau. (Farmakope
(Farmakope Indonesia Edisi Indonesia Edisi V
V hal 64) hal 1359)
Kelarutan :
Sangat mudah larut dalam
air.
(Handbook of
Pharmaceutical Excipients
hlm 33 – 34)
Stabilitas :
Benzalkonium klorida
bersifat higroskopis dan tidak
stabil terhadap cahaya, udara
dan logam.
(Handbook of
Pharmaceutical Excipients
hlm 33 – 34)
OTT :
Dengan aluminium, surfaktan
anionic, sitrat, flouresen,
hydrogen peroksida, hidroksi
propil metil selulosa, iodida,
kaolin, lanolin, nitrat,
surfaktan nonionik dengan
konsentrasi tinggi,
permanganat, protein,
salisilat, sulfonamida, tartrat.
(Handbook of
Pharmaceutical Excipients
hlm 33 – 34)
Penyimpanan : Tempat
terlindung dari cahaya,
hindari kontak dgn logam
(Handbook of
Pharmaceutical Excipients
hlm 33 – 34)
C. TEKNOLOGI FARMASI
Deksametason Na phosphate dapat dibuat dalam sediaan injeksi vial yang diberikan
secara intravena maupun intramuskular karena Deksametason Na phosphate merupakan zat
aktif yang berkhasiat untuk mengobati edema di otak, kondisi shock, kondisi alergi yang
kronis, sebagai antiinflamasi, dan sebagai anti mual dan muntah pada saat kemoterapi kanker.
Berdasarkan khasiat yang dimiliki dexamethasone Na.phosphate akan dibuat sediaan injeksi
vial untuk mengobati kondisi alergi yang kronis dan diberikan secara intramuscular ( IM ).
(Drug Information 2010 hal.3074 )
Injeksi adalah pemakaian dengan cara penyemprotan larutan atau suspensi ke dalam
tubuh untuk tujuan terapeutik dan diagnostik. Injeksi tersebut diberikan secara paranteral baik
mealui subkutan ( SC ), intravena ( IV ), dan intramuskular ( IM ). ( Formulasi Steril hal.9-
16 ).
Bila formula suatu produk parenteral baik itu injeksi atau infus yang telah ditentukan
pelarut atau pembawa yang tepat, maka sejak awal proses pembuatan sediaan harus mengikuti
prosedur aseptik. Kita memerlukan proses aseptik jika bahan produk paranteral yang akan
dipakai harus bebas dari mikroorganisme mulai dari pelarut ( air ) dan bahan-bahan zat aktif
hingga bahan tambahan . Bahan tambahan produk parenteral berikut ini
1. Antimikrobial : benzalkonium klorida, metil paraben, propil paraben, fenol, dan
chlorobutanol
2. Antioksidan : asam askorbat, sisteine, sodium bisulfit, dan tocoferol.
3. Buffer : Acetat, citrate, dan phosphate
Berkaitan dengan keseragaman volume, tiap wadah berisi obat suntik dengan volume sedikit
berlebihan dari volume yang tertera pada etiket atau dari volume yang digunakan.
Kemasan dan etiket yang digunakan pada obat parenteral berupa injeksi vial yaitu ;
a. Tutup vial
1. Menggunakan Alucap perak bertuliskan nama pabrik.
2. Terdapat flip off atau security Hologram 3 dimensi bentuk bulat pada karet tutup
vial dengan tulisan “ original”
b. Badan vial
Menggunakan vial bening yang dicetak dengan keramik print berwarna dengan
tulisan nama pabrik.
c. Etiket
1. Terdapat hologram berbentuk segi empat ukuran 1 × 1 cm dan di dalamnya
terdapat tulisan nama pabrik.
2. Redaksi pada etiket ditulis dalam bahsa Inggris.
3. Tulisan nama dagang ditulis dengan huruf besar.
4. Tulisan K dengan lingkaran merah.
( Formulasi Steril hal.25-36 )
Wadah dan volume yang digunakan pada obat parenteral berupa vial yaitu wadah dosis
ganda. Dosis ganda adalah wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan isinya per
bagian berturut-turut tanpa terjadi perubahan kekuatan, kualitas, atau kemurnian bagian yang
tertinggal. Pada umumnya wadah mempunyai bentuk vial atau flakon berukuran 2 ml-20 ml,
bentuk botol atau kolf berukuran 50 ml-1000 ml dengan sediaan larutan, suspensi, emulsi, dan
padatan. Syarat-syarat wadah obat suntik sebagai berikut: ilmu meracik obat teori dan
praktikan)
1. Aman: tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan atau efek toksik
2. Harus jernih: tidak boleh ada partikel padat kecuali yang berbentuk suspense
3. Tidak bewarna: kecuali zat aktif memang bewarna
4. Sedapat mungkin isohidris: dimaksudkan agar bila diinjeksikan ke tubuh tidak
terasa sakit dan menyerapan obat nya padat optimal.
5. Sedapat mungkin isotonis: yaitu memiliki tekanan osmose yang sama dengan
darah cairan tubuh yang lain.
6. Harus steril: suatu bahan dinyatakan steril bila sama sekali bebas dari
mikroorganisme hidup yang pathogen maupun yang tidak pathogen.
IV. FORMULASI
a. FORMULA RUJUKAN
1) Menurut Drug Information 2010 hal.3074 (Injection, secara IM atau IV)
Tiap mL mengandung :
Dexamethasone Sodium Phosphate 4 mg
Air steril pro injeksi ad 1 ml
b. FORMULA JADI
Menurut Drug Information 88 hal.1720 ( Injection, secara IM atau IV )
Tiap mL mengandung:
Dexamethasone Na.Phosphate 4 mg
Benzalkonium clorida 0,01 %
Air steril pro injeksi ad 5 ml
CARA STERILISASI
b. Penimbangan
VIII. EVALUASI
In Process Control (IPC)
1. Uji Kejernihan Teori dan Praktek Industri Lachman hal. 1521)
Produk dalam wadah diperiksa di bawah penerangan cahaya yang baik,
terhalang tehadap reflex dari mata, berlatar belakang hitam dan putih dengan
rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar.
Syarat :
semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel yang terlihat dibuang
dari vial, batas 50 partikel 10µm dan lebih besar 5 partikel ≥25µm/ml.
2. Uji Ph (Farmakope Indonesia Ed V hal. 1563)
Cek pH larutan menggunakan pH meter atau pH indikator universal
Syarat:
Harus sesuai dengan pH sediaan (7,0 – 8,5).
Quality Control
1. Uji Kejernihan (Teori dan Praktek Industri Lachman hal. 1521)
Melewatkan injeksi yang diuji pada lampu terang dengan latar belakang gelap
untuk partikel yang baik berwarna akan terlihat gelap yang berwarna pada
latar belakang.
Syarat :
semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel yang terlihat dibuang
dari vial, batas 50 partikel 10µm dan lebih besar 5 partikel ≥25µm/ml.
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi
IIIJakarta:Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1979.
2. Departemen kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Jakarta:Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1995.
5. Sweetman SC. Martindale The Extra Pharmacopoeia. 36rd edition. London: The
Pharmaceutical Press; 2008.
6. Reynolds JEF. Martindale The Extra Pharmacopocia 28th edition. London: The
Pharmaceutical Press; 1982.
7. Evory MC, Gerald K. Drug Information 2010. USA: American Society of Health-
System Pharmacist.
8. Evory MC, Gerald K. Drug Information 88. USA: American Society of Health
System Pharmacist; 2008.