Anda di halaman 1dari 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH LAMA MASERASI TERHADAP KADAR GENISTEIN


PADA EKSTRAKSI TEMPE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Fransisca Revana Restiana
NIM: 148114015

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN JUDUL
PENGARUH LAMA MASERASI TERHADAP KADAR GENISTEIN
PADA EKSTRAKSI TEMPE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Fransisca Revana Restiana
NIM: 148114015

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING


Persetujuan Pembimbing

PENGARUH LAMA MASERASI TERHADAP KADAR GENISTEIN


PADA EKSTRAKSI TEMPE

Skripsi yang diajukan oleh:


Fransisca Revana Restiana
NIM: 148114015

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. tanggal

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PENGESAHAN
Pengesahan Skripsi Berjudul

PENGARUH LAMA MASERASI TERHADAP KADAR GENISTEIN


PADA EKSTRAKSI TEMPE

Oleh:
Fransisca Revana Restiana
NIM: 148114015
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
pada tanggal:

Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma

Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.

Panitia Penguji: Tanda tangan


1. Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. .....................
2. Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc. .....................
3. Damiana Sapta Candrasari S.Si., M.Sc. .....................

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Life is the art of drawing without an eraser.


If plan A didn’t work, the alphabet has 25 more letters.
It always seems impossible until it done.”

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 12 Februari 2018


Penulis

Fransisca Revana Restiana

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Fransisca Revana Restiana
Nomor Mahasiswa : 148114015
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH LAMA MASERASI TERHADAP KADAR GENISTEIN


PADA EKSTRAKSI TEMPE

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 16 April 2018

Yang menyatakan

Fransisca Revana Restiana

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Lama Maserasi terhadap Kadar
Genistein pada Ekstraksi Tempe” dengan baik dan lancar. Skripsi ini merupakan
bagian dari penelitian Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt., yang berjudul “Pengembangan
Sediaan Penyembuh Luka Bagi Penderita Diabetes dengan Bahan Aktif Ekstrak
Tempe”, berdasarkan SK no. : 075/penel.LPPM USD/IV/2017.
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
campur tangan berbagai pihak. Melalui kesempatan ini, penulis ingin
mengungkapkan rasa terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya atas
penyusunan skripsi ini;
2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma;
3. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi,
sekaligus dosen pembimbing skripsi yang selalu menuntun dan memberikan
saran serta motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi;
4. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku Kepala Laboratorium
Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam penggunaan fasilitas
laboratorium untuk kepentingan penelitian;
5. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku dosen penguji yang
bersedia memberikan kritik dan saran bagi penelitian ini hingga skripsi ini
tersusun;
6. Ibu Damiana Sapta Candrasari S.Si., M.Sc., selaku dosen penguji yang
bersedia memberikan kritik dan saran bagi penelitian ini hingga skripsi ini
tersusun;
7. Bapak Michael Raharja Gani yang telah banyak memberikan saran yang
sangat bermanfaat bagi penelitian ini;

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Bapak Yohanes Wagiran, Pak Agung, Mas Aditya Bimo, dan Mas Bima
Windura selaku laboran Laboratorium Fakultas Farmasi USD yang juga
membantu dalam penyelesaian penelitian;
9. Keluarga penulis, Bapak, Mama, Alex, Mikael, dan Jessica yang senantiasa
mendukung, memberi semangat dan mendoakan kelancaran skripsi.
10. Petrus Damiani Tosan Aji dan Arini Safti Sandrapitaloka selaku rekan
penelitian yang telah membantu dan bekerjasama dalam penelitian;
11. Leona, Gloria, dan Efra yang telah membantu dalam proses penyelesaian
penelitian;
12. Teman-teman dekat penulis: Karmel dan Cindy.
13. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 terutama FSMA 2014.
14. Serta pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.


Oleh karena itu penulis berharap menerima kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih, semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu farmasi.

Yogyakarta, 12 Februari 2018

Fransisca Revana Restiana

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
ABSTRACT ........................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6
KESIMPULAN ..................................................................................................... 14
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 18
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 38

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil Kadar Baku Genistein terhadap AUC Baku Genistein ................. 12
Tabel II. Hasil Penetapan Kadar Genistein pada 100 g Tempe (% mg) .............. 12

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil ekstrak kental tempe: 90 menit (a); 180 menit (b); 270 menit (c);
360 menit (d) ........................................................................................ 9
Gambar 2. Ekstrak hasil fraksinasi: 90 menit (a); 180 menit (b); 270 menit (c); 360
menit (d) ............................................................................................. 10
Gambar 3. Representatif kromatogram baku genistein (a) dan sampel ekstrak
tempe (b). Kolom : Phenomenex® C18 No 00G-4252-EO (250 x 4,6
mm). Fase gerak : metanol-aquabidest (60:40). Flow rate : 0,8
mL/menit. Deteksi pada panjang gelombang 261 nm ........................ 11
Gambar 4. Kurva pengaruh lama waktu maserasi terhadap kadar genistein pada
100 g tempe ........................................................................................ 13

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis Genistein ...................................................... 18


Lampiran 2. Kurva Baku Genistein ...................................................................... 19
Lampiran 3. Kromatogram Seri Baku Genistein................................................... 20
Lampiran 4. Kromatogram Sampel Ekstrak Tempe ............................................. 24
Lampiran 5. Data Perhitungan Penetapan Kadar Sampel ..................................... 26
Lampiran 6. Perhitungan Kadar Seri Kurva Baku ................................................ 28
Lampiran 7. Contoh Perhitungan Data Akurasi dan Presisi Metode .................... 29
Lampiran 8. Perhitungan LOD dan LOQ .............................................................. 31
Lampiran 9. Kromatogram Akurasi dan Presisi Metode ...................................... 32
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 36

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Genistein (4’,5,7-trihidroksiisoflavon) merupakan senyawa golongan


isoflavon aglikon banyak ditemui pada tanaman kacang kedelai dan produk
olahannya seperti tempe. Genistein mempunyai manfaat kesehatan seperti pada
pencegahan penyakit kardiovaskular, obesitas, kanker, diabetes, dan osteoporosis.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama waktu
maserasi pada ekstraksi tempe terhadap kadar genistein yang didapatkan. Diketahui
bahwa lama waktu ekstraksi dapat berpengaruh pada kadar senyawa yang akan
tersari. Pada penelitian ini digunakan lama waktu ekstraksi dengan cara maserasi
yaitu 90, 180, 270, dan 360 menit. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini
adalah etanol 96%. Penetapan kadar dilakukan dengam menggunakan instrumen
HPLC.
Data penelitian diuji menggunakan analisis regresi korelasi. Hasil uji
statistik yang dilakukan dengan analisis regresi korelasi menunjukkan adanya
pengaruh perbedaan lama waktu maserasi terhadap kadar genistein yang
didapatkan. Semakin lama waktu ekstraksi kadar genistein yang didapatkan akan
semakin banyak.
Kata kunci: genistein, isoflavon, aglikon, tempe, maserasi.

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Genistein (4',5,7-trihydroxyisoflavon) was an aglycones isoflavone that


contained in soybean and its product such as tempeh. Genistein has benefits such
as prevention of cardiovascular disease, obesity, cancer, diabetes, and
osteoporosis. The objective of this study was to know influence of duration of
maceration toward genistein amount obtained from tempeh extract. It was known
that the duration of extraction may affected the degree of the compound to be
sought. In this study used the duration of maceration were 90, 180, 270, and 360
minutes. The solvent used in this study was ethanol 96%. The determination of the
content was performed using HPLC methods.
Research data were tested using correlation regression analysis. The result
of statistical test done by correlation regression analysis shows the effect of time
difference of maceration to the level of genistein compound obtained. The longer
the extraction time of genistein levels obtained would be increased.
Keywords: genistein, isoflavone, aglycone, tempeh, maceration.

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Genistein merupakan senyawa golongan isoflavon aglikon (Hong et al.,
2012). Genistein telah menarik perhatian karena mempunyai efek yang
menguntungkan pada pencegahan gangguan metabolisme terkait dengan penyakit
kardiovaskular (CVD), obesitas, kanker, diabetes (Kim and Lim, 2013), fungsi
kognitif (Orhan et al., 2007) dan osteoporosis (Kordy and Alshahrani, 2015).
Isoflavon banyak ditemukan pada polong-polongan, namun signifikan lebih besar
ditemukan pada kedelai dan pada produk kedelai (Kuligowski et al., 2016).
Menurut Haron et al., (2009), tempe mengandung total isoflavon (daidzein dan
genistein) lebih besar dibandingkan produk fermentasi kedelai yang lain (beberapa
jenis tahu dan minuman-minuman kedelai). Dengan demikian, tempe dijadikan
salah satu sumber isoflavon yang potensial (Setiawati et al., 2014).
Tempe merupakan salah satu produk fermentasi dari kedelai yang diketahui
banyak mengandung sumber isoflavon (Yuliani et al., 2016). Isoflavon merupakan
sub kelas dari flavonoid dan juga dideskripsikan sebagai komponen fitoestrogen
(Rostagno et al., 2008). Proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan
isoflavon dalam tempe (Hong et al., 2012). Araujo et al. (2013), melaporkan bahwa
jumlah aglikon dengan fermentasi pada tempe meningkat kira-kira dua kali lipat
lebih banyak setelah 24 jam fermentasi. Dewasa ini banyak penelitian yang meneliti
kandungan dalam tempe, salah satunya adalah senyawa isoflavon dari ekstrak
tempe kedelai yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Isoflavon pada kacang
kedelai yang ditemukan yaitu aglikon (daidzein, genistein, glycitein), β-glukosida
(daidzin, genistin, glycitin), malonyl-β-glukosida (6-O-malonyldaidzin, 6-O-
malonylgenistin, 6-O-malonylglycitin) dan asetil β-glukosida (6-O-acetyldaidzin,
6-O-acetylgenistin, 6-O-acetylglycitin) (Araujo et al., 2013).
Ekstraksi adalah penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Faktor-faktor yang
berpengaruh pada proses ekstraksi adalah ukuran partikel, pelarut, suhu, tekanan,
dan waktu (Hernandez et al., 2009). Genistein pada tempe dapat diekstraksi
menggunakan metode maserasi. Menurut Jyoti et al. (2015), total kadar isoflavon
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu ekstraksi. Oleh karena itu, waktu

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ekstraksi yang semakin lama lebih disukai untuk mendapatkan kadar isoflavon yang
maksimal. Berdasarkan penelitian Jyoti et al. (2015) menggunakan biji kedelai,
kadar genistein tertinggi ditemukan pada ekstraksi dengan 70% etanol pada suhu
75oC selama 12 jam. Penetapan kadar isoflavon biasanya dilakukan dengan
menggunakan HPLC (Yuan et al., 2006), HPTLC (Khan et al., 2010), KLT (Yuan
et al., 2006), dan KLT-densitometri (Setiawati et al., 2014). Pada penelitian ini
dilakukan penetapan kadar isoflavon tempe dengan metode HPLC karena memiliki
sensitivitas yang tinggi, cepat, efisien, dan tahap preparasi sampel pre-analisis
sederhana (Yoshiara et al., 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu ekstraksi
pada tempe terhadap kadar genistein yang didapatkan. Tempe dimaserasi dengan
menggunakan pelarut etanol sehingga didapatkan ekstrak etanol tempe yang
mengandung isoflavon aglikon genistein. Etanol digunakan sebagai pelarut dalam
proses ekstraksi karena memiliki toksisitas yang rendah, biaya murah, dan ramah
lingkungan (Rostagno et al., 2009). Selain itu, digunakan pelarut etanol karena
penelitian ini akan dikembangkan untuk sediaan penyembuh luka (Mukai et al.
2012, Uyar et al. 2014).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tempe segar dengan merk “Muchlar” yang dibuat dari
bahan baku jenis kedelai putih import USA Soybeans Gold Quality dengan lama
fermentasi tiga hari (rumah produksi Tempe Murni Muchlar, Bener, Tegalrejo,
Yogyakarta), etanol teknis 96% (General Labora), petroleum eter teknis (General
Labora), metanol LC grade (Merck), etil asetat teknis (General Labora), kertas
saring (General Labora), aquadest (Laboratorium Fakultas Farmasi USD),
aqubidest (Laboratorium Fakultas Farmasi USD), baku genistein yang diproduksi
oleh Sigma Aldrich, plastic wrap (Pasar Stan Yogyakarta), dan aluminium foil
(Pasar Stan Yogyakarta).
Alat dan instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi pisau,
blender Cosmos CB-108 F, oven (Memmert), timbangan analitik (Mettler Toledo
AB204: max 210 g, min 10 mg), timbangan ultramicro (RADWAG UYA 2.3 Y:

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

max 2.1 g, min 0,08 mg), shaker (Innova 2100), rotary evaporator (Buchi), labu
evaporator (Buchi), ayakan nomor mesh 16, cawan porselin, gelas beker,
erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur, batang pengaduk, sendok, corong pisah, corong
kaca, corong Buchner, vaccum pump (V-700), HPLC (Shimadzu LC-2010 dengan
kolom Phenomenex C18 No 00G-4252-EO (250 x 4,6)), labu ukur 10 mL, flakon,
vial HPLC, botol fase gerak, microtube 1 mL, blue tip (ukuran 1000 µL), yellow tip
(ukuran 200 µL), micropipet ukuran 10-100 µL (Socorex), micropipet ukuran 100-
1000 µL (Socorex), filter Whatman organik, filter Whatman anorganik, millipore,
syringe.
Preparasi Simplisia
Tempe dipotong kecil-kecil dan dikeringkan dengan oven selama 24 jam
dengan suhu 50oC. Setelah dioven, tempe ditimbang dan dicatat bobot
penyusutannya. Selanjutnya tempe dihaluskan menggunakan blender hingga
menjadi serbuk yang lebih kecil. Kemudian diayak dengan ayakan nomor mesh 16
sehingga didapatkan serbuk dengan ukuran partikel 1,19 mm.
Pra-Ekstraksi (Defatisasi)
Sebanyak 50 g simplisia ditimbang masing-masing untuk empat desain
perlakuan kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker dan ditambahkan petroleum
eter (PE) sebanyak 100 mL (perbandingan simplisia dan PE 1:2). Wadah ditutup
dengan menggunakan plastic wrap dan alumunium foil kemudian dimaserasi
dengan shaker selama 24 jam dengan kecepatan putaran 150 rpm. Setelah proses
maserasi selesai, PE diuapkan dengan cara dimasukkan dalam oven dengan suhu
50oC selama 24 jam. Kemudian sampel tempe yang telah dioven ditimbang dan
dicatat bobotnya.
Ekstraksi
Maserasi dengan etanol. Masing-masing empat desain perlakuan yang telah
melalui proses pra-ekstraksi dilakukan maserasi etanol dengan lama maserasi yaitu
perlakuan satu 90 menit, perlakuan dua 180 menit, perlakuan tiga 270 menit, dan
perlakuan empat 360 menit. Masing-masing desain perlakuan dilakukan replikasi
sebanyak tiga kali. Maserasi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol 96% :
aquadest (70:30) dengan perbandingan sampel dan pelarut 1:3. Setelah itu tiap

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sampel dilakukan maserasi dengan shaker selama perlakuan waktu maserasi yang
telah ditetapkan dengan kecepatan putaran 150 rpm. Hasil maserasi akan terbentuk
larutan dan padatan, kemudian dipisahkan. Larutan yang telah dipisahkan kemudian
dipekatkan dengan rotary evaporator selama 5-10 menit hingga didapatkan ekstrak
kental tempe. Rotary evaporator di setting sebagai berikut: suhu penangas air
(waterbath) 50oC; pompa vakum disesuaikan untuk tekanan water 72 mbar; dan
kecepatan putaran rotor pada angka 2-3. Ekstrak kental yang telah didapat
dimasukkan ke oven dengan suhu 50oC selama satu jam untuk menguapkan pelarut
etanol kemudian ditimbang bobotnya. Diulangi setiap satu jam sampai didapatkan
bobot ekstrak tidak berkurang/berubah lebih dari 0,5 mg/g dari bobot penimbangan
sebelumnya.
Fraksinasi Etil asetat-Aquadest. Masing-masing ekstrak kental tempe ditimbang
sebanyak 1 g, dilarutkan dengan 15 mL aquadest dan 15 mL etil asetat lalu
dimasukkan dalam corong pisah. Corong pisah digojog sambil sesekali dibuka
keran pada saluran bawah corong. Campuran didiamkan hingga terlihat pemisahan
fraksi etil asetat dan fraksi air. Diambil fraksi etil asetat, fraksi aquadest kembali
dimasukkan dalam corong pisah dan ditambah etil asetat sebanyak 15 mL untuk
dilakukan pembilasan. Diulangi hingga dua kali pembilasan. Fraksi etil asetat yang
didapat dikumpulkan dalam cawan porselin lalu dimasukkan ke dalam oven dengan
suhu 50oC selama satu jam untuk menguapkan etil asetat kemudian ditimbang
bobotnya. Diulangi setiap satu jam sampai didapatkan bobot fraksi tidak
berkurang/berubah lebih dari 0,5 mg/g dari bobot penimbangan sebelumnya.
Penetapan Kadar Genistein
Preparasi Ekstrak Tempe. Hasil fraksinasi dilarutkan metanol p.a kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, ditambahkan metanol p.a hingga batas
tanda (sebagai stok sampel). Labu takar digojog supaya larutan homogen. Dari
larutan tersebut diambil 50 µL, dimasukkan ke dalam microtube 1 mL dan
ditambahkan metanol p.a hingga volume larutan mencapai 1 mL. Sampel disaring
menggunakan milipore lalu dipindahkan ke vial dan dilakukan degassing selama
10 menit.

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Preparasi Fase Gerak. Diambil 500 mL aquabidest dan 500 mL metanol p.a
kemudian diletakkan dalam wadah yang terpisah. Aquabidest dan metanol p.a
kemudian disaring menggunakan corong Buchner masing-masing sebanyak 2 kali
dengan alat pompa vakum dan labu hisap. Metanol disaring dengan menggunakan
penyaring organik membran filter Whatman, sedangkan aquabidest disaring
dengan menggunakan penyaring anorganik membran filter Whatman. Metanol dan
aquabidest yang sudah disaring kemudian dipindahkan ke botol fase gerak dan
dilakukan degassing selama 10 menit.
Preparasi Larutan Baku Genistein. Ditimbang dengan seksama sebanyak 0,2077
mg baku genistein menggunakan timbangan ultramicro dan dilarutkan ke dalam 0,5
mL metanol p.a sehingga terbentuk larutan baku dengan kadar 415 µg/mL.
Pembuatan Larutan Intermediet Baku. Dibuat larutan intermediet dengan
mengambil larutan baku genistein sebanyak 0,25 mL dan dilarutkan dengan 1 mL
metanol p.a ke dalam microtube sehingga terbentuk larutan intermediet baku
dengan kadar 103,75 µg/mL.
Pembuatan Larutan Seri Baku. Dibuat seri kadar 4; 6; 8; 10; 12; 14; 16 µg/mL
dari larutan intermediet baku dengan cara mengambil larutan intermediet baku
sebanyak 40, 60, 80, 100, 120, 140, 160 µL kemudian masing-masing dilarutkan
dengan metanol p.a sebanyak 960, 940, 920, 900, 880, 860, 840 µL ke dalam
microtube 1 mL. Larutan disaring dengan milipore dan dilakukan degassing selama
10 menit.
Metode yang digunakan adalah HPLC fase terbalik dengan alat Shimadzu LC-2010,
menggunakan detektor UV dengan panjang gelombang 261 nm, kolom
Phenomenex C18 No 00G-4252-EO (250 x 4,6 mm), fase gerak metanol-
aquabidest (60:40), kecepatan alir 0,8 mL/menit dan volume injeksi 10 µL. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi parameter selektivitas,
linearitas, akurasi dan presisi metode, LOD dan LOQ, sehingga dapat dimanfaatkan
dalam penetapan kadar genistein. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil yang
diperoleh meliputi selektivitas dengan nilai resolusi (Rs) > 1,5, linearitas dengan
nilai r = 0,9984 yang diperoleh dari persamaan y = 86486x – 61405 dengan rentang

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4,150-16,600 µg/mL, akurasi dengan nilai persen recovery 80-110%, presisi


dengan nilai RSD ≤ 7,3%, LOD 0,7337 µg/mL dan LOQ 2,4455 µg/mL.
Tata Cara Analisis Hasil
Senyawa genistein dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara
kualitatif dengan membandingkan retention time (tR) baku genistein dengan tR
sampel ekstrak tempe. Analisis secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
persamaan regresi linear kurva baku (y = bx + a). Perhitungan penetapan kadar
dilakukan dengan memasukkan nilai AUC sampel ke dalam persamaan tersebut
sehingga akan didapatkan kadar genistein dalam sampel ekstrak tempe.
Untuk mendapatkan kadar genistein dalam 100 gram tempe, digunakan perhitungan
sebagai berikut:
Kadar dalam sampel injeksi HPLC x fp x volume sampel x rendemen = x % mg
Keterangan :
fp : faktor pengenceran (20x)
volume sampel : volume larutan fraksi etil asetat yang telah dilarutkan dalam
10 mL metaol p.a
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
rendemen : 𝑥 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙

Kadar genistein dalam ekstrak tempe dinyatakan dalam jumlah % mg. Hasil
penetapan kadar masing-masing ekstrak kemudian dilakukan analisis regresi
korelasi dan dihitung standar deviasi (SD) serta koefisien variasi (CV).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan lama
waktu maserasi pada ekstraksi tempe terhadap kadar genistein yang didapatkan.
Tahapan dalam penelitian ini meliputi preparasi simplisia, pra-ekstraksi
(defatisasi), ekstraksi, dan penetapan kadar genistein.
Preparasi Simplisia
Tempe yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari rumah produksi
Tempe Murni Muchlar, Bener, Tegalrejo, Yogyakarta dengan merk “Muchlar” dan
lama fermentasi tiga hari. Dipilih lama fermentasi tiga hari karena dapat
menghasilkan kadar genistein yang tinggi pada hari ketiga. Ariani and Hastuti

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2009), melakukan penelitian tentang jumlah senyawa isoflavon yang dihasilkan


pada fermentasi tempe kedelai selama 48 jam dan 72 jam. Hasil yang didapatkan
yaitu kandungan senyawa isoflavon pada fermentasi tempe selama 72 jam lebih
banyak daripada fermentasi selama 48 jam.
Pada tahap preparasi simplisia, tempe dikeringkan untuk menghilangkan
kandungan air yang ada di dalamnya. Menurut penelitian Haron et al. (2009), kadar
genistein pada tempe kering lebih besar daripada kadar genistein pada tempe basah.
Serbuk tempe kemudian diayak dengan ayakan nomor mesh 16 yang mengacu pada
penelitian Yuliani et al. (2018) yang sedang berjalan. Tujuan dilakukan pengayakan
supaya penarikan senyawa yang akan diekstraksi dapat berjalan optimal. Untuk
menghasilkan ekstrak yang optimal, maka dalam proses ekstraksi perlu
diperhatikan derajat kehalusan simplisia. Derajat kehalusan simplisia penting untuk
mengupayakan agar penarikan dapat berlangsung semaksimal mungkin, kehalusan
menyangkut luas permukaan yang akan berkontak dengan pelarut untuk ekstraksi
(Agoes, 2007 in Sapri et al., 2014).
Pra-Ekstraksi (Defatisasi)
Tujuan dilakukan defatisasi untuk menghilangkan fase lemak yang terdapat
pada tempe. Pelarut yang digunakan untuk defatisasi adalah petroleum eter (PE).
PE dapat digunakan untuk proses defatisasi karena merupakan pelarut non polar
yang merupakan campuran hidrokarbon cair dan bersifat mudah menguap. PE dapat
melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat kurang polar seperti lemak. Pada
penelitian ini maserasi dilakukan selama 24 jam dengan kecepatan putaran 150 rpm
(Setiawati et al., 2014).
Ekstraksi
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut
cair. Proses ekstraksi yang dilakukan pada penelitian ini meliputi maserasi dengan
pelarut etanol dan dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan pelarut etil asetat
dan aquadest. Maserasi dilakukan menggunakan alat shaker sedangkan fraksinasi
dilakukan menggunakan corong pisah. Maserasi merupakan suatu proses dimana
serbuk kasar diletakkan dalam sebuah wadah bersama dengan pelarut/ penyari dan

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

didiamkan dalam suhu ruang selama periode waktu tertentu hingga senyawa
tertentu yang ingin diambil terlarut dalam pelarut tersebut melalui proses
pengocokan atau pengadukan, campuran kemudian disaring untuk memisahkan
padatan dan larutan (Kostova et al., 2008). Maserasi termasuk ekstraksi cara dingin.
Metode ini digunakan untuk ekstraksi simplisia yang kandungan kimia aktifnya
tidak tahan terhadap pemanasan seperti flavonoid. Selain itu, senyawa flavonoid
mudah teroksidasi pada suhu yang tinggi. Proses maserasi sangat menguntungkan
dalam isolasi senyawa bahan alam karena selain murah dan mudah dilakukan,
dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga
metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut. Pelarut
yang mengalir ke dalam sel dapat menyebabkan protoplasma membengkak dan
bahan kandungan sel akan larut sesuai dengan kelarutannya (Lenny, 2006 in
Koirewoa et al., 2012).
Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi ini adalah etanol dan aquadest
dengan perbandingan pelarut 70:30, mengacu pada penelitian Yuliani et al. (2018)
yang sedang berjalan. Wu et al. (2010), dalam penelitiannya membandingkan
kelarutan genistein pada beberapa pelarut yaitu air, metanol, etanol, propan-2-ol, 1-
butanol, dan etil asetat. Hasil yang didapatkan yaitu: metanol = etanol > propan-2-
ol > 1-butanol > air. Penggunaan etanol lebih direkomendasi sebagai pelarut jika
dilihat dari sisi toksisitas dan ekonomisnya. Etanol memiliki toksisitas yang lebih
rendah daripada metanol karena etanol memiliki dosis toksik minimum yang lebih
tinggi daripada metanol (etanol 700 mg/kg sedangkan metanol 100 mg/kg) (Olson
et al., 2012). Menurut Rostagno et al. (2009), etanol digunakan untuk proses
ekstraksi karena memiliki toksisitas yang rendah, biaya murah, dan ramah
lingkungan. Selain itu, penelitian ini digunakan pelarut etanol karena akan
dikembangkan untuk sediaan penyembuh luka.
Hasil akhir maserasi dengan pelarut etanol yang didapatkan yaitu berupa
larutan kental bewarna kecoklatan.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 1. Hasil ekstrak kental tempe: 90 menit (a); 180 menit (b); 270 menit
(c); 360 menit (d)
Hasil ekstrak kental tempe yang telah didapatkan kemudian dilakukan fraksinasi
dengan corong pisah. Fraksinasi dilakukan secara berulang-ulang sehingga
diharapkan senyawa yang terekstrak semakin banyak. Tujuan dilakukan fraksinasi
adalah memisahkan suatu komponen dari fase cair ke fase cair lainnya berdasarkan
kelarutan relatifnya (Gandjar and Rohman, 2007). Pelarut yang digunakan ketika
fraksinasi pada penelitian ini adalah etil asetat dengan aquadest, dan senyawa yang
diambil adalah senyawa genistein yang terlarut dalam etil asetat. Menurut Ariani
and Hastuti (2009), etil asetat memiliki sifat semi polar. Ekstraksi dengan etil asetat
berfungsi untuk mengikat senyawa-senyawa isoflavon seperti genistein yang juga
mempunyai sifat semi polar. Hasil akhir fraksinasi yang didapatkan yaitu berupa
cairan pekat bewarna kuning kecoklatan.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 2. Ekstrak hasil fraksinasi: 90 menit (a); 180 menit (b); 270 menit (c);
360 menit (d)

Penetapan Kadar Genistein


Penetapan kadar genistein meliputi preparasi ekstrak hasil fraksinasi,
preparasi fase gerak, preparasi larutan baku genistein, preparasi larutan intermediet
baku genistein, dan pembuatan larutan seri baku. Penetapan kadar dianalisis
menggunakan instrumen HPLC. Analisis dengan HPLC dilakukan untuk
mengidentifikasi adanya senyawa isoflavon genistein yang terkandung dalam
ekstrak etanol tempe.
Senyawa genistein dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
secara kualitatif dengan membandingkan retention time (tR) baku genistein dengan
tR sampel ekstrak etanol tempe.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(a)

Genistein

(b)

Genistein

Gambar 3. Representatif kromatogram baku genistein (a) dan sampel ekstrak tempe (b).
Kolom : Phenomenex® C18 No 00G-4252-EO (250 x 4,6 mm). Fase gerak : metanol-
aquabidest (60:40). Flow rate : 0,8 mL/menit. Deteksi pada panjang gelombang 261 nm

Waktu retensi (tR) didefinisikan sebagai waktu yang ditempuh antara proses
injeksi sampel dan munculnya puncak maksimum sebagai respon dari zona sampel
yang terelusi. Berdasarkan Gambar 3(a) dapat dilihat bahwa tR baku genistein
berada pada menit ke-10,661 dan pada Gambar 3(b) menunjukkan bahwa tR
senyawa genistein pada ekstrak tempe berada pada menit ke-10,666. Gambar 3 di
atas menunjukkan bahwa terdapat kandungan genistein pada ekstrak etanol tempe.
Hal tersebut dapat dipastikan dengan adanya puncak pada ekstrak yang mempunyai
tR yang berdekatan dengan puncak pada baku genistein. Rentang jarak waktu retensi
(tR) yang disarankan untuk metode liquid chromatographic (LC) adalah ≤ 2,5% dari
waktu retensi (tR) standar baku (Council Directive of European Community, 2002).
Analisis secara kuantitatif dengan dilakukan penetapan kadar menggunakan
tujuh seri kadar baku genistein. Setelah dilakukan injeksi baku genistein pada
HPLC, akan didapatkan data Area Under Curve (AUC). Kadar baku genistein dan

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

AUC selanjutnya dapat digunakan untuk mencari persamaan linear kurva baku.
Persamaan linear yang didapatkan yaitu y = 86486 x – 61405 dengan koefisien
korelasi r = 0,9984. Hasil kadar Baku Genistein terhadap AUC Baku Genistein
dapat dilihat di Tabel II.
Tabel I. Hasil Kadar Baku Genistein terhadap AUC Baku Genistein

Kadar Baku
AUC Baku
(µg/mL)
4,150 301523
6,225 473205
8,300 652004
10,375 843811
12,450 1031313
14,525 1151572
16,600 1397790

Setelah didapatkan persamaan linear kurva baku, dilakukan penetapan kadar


genistein pada ekstrak tempe sehingga didapatkan kadar genistein dalam 100 g
tempe. Ekstrak tempe yang telah dipreparasi diinjeksikan ke HPLC dan didapatkan
data AUC. Data AUC dari ekstrak tempe diplotkan dalam persamaan linear kurva
baku y = 86486 x – 61405, dimana y sebagai AUC sehingga didapatkan kadar
genistein dalam ekstrak tempe. Kemudian dilakukan perhitungan penetapan kadar
genistein sehingga didapatkan kadar genistein dalam 100 g tempe. Data hasil
penetapan kadar genistein dapat dilihat pada Tabel III dan Gambar 4.

Tabel II. Hasil Penetapan Kadar Genistein pada 100 g Tempe (% mg)

Lama ̅
𝒙 Kadar ̅
𝒙
Maserasi Genistein SD CV Rendemen
(menit) (% mg) (%)
90 11,72 1,69 14,39 7,90
180 12,64 2,69 21,30 5,49
270 12,88 1,11 8,60 4,76
360 13,51 0,69 5,10 5,16

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Rerata Kadar Genistein (% mg)


y = 0,561x + 11,285
R² = 0,9526
15

13

11 Series1

9 Linear (Series1)

5
0 1 2 3 4 5
Lama Maserasi (menit)

Gambar 4. Kurva pengaruh lama waktu maserasi terhadap kadar genistein pada 100 g
tempe
Uji statistik dilakukan dengan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan
antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah lama waktu maserasi, sedangkan variabel tergantung dalam penelitian ini
adalah kadar genistein yang didapatkan. Berdasarkan tabel III, hasil rerata
penetapan kadar genistein yang didapatkan pada 90, 180, 270, dan 360 menit secara
berturut-turut adalah 11,72; 12,64; 12,88; 13,51 % mg dengan kandungan genistein
terbesar pada 360 menit. Kurva korelasi yang ditampilkan pada Gambar 4
menunjukkan bahwa kadar genistein berbanding lurus dengan lama waktu maserasi
yang menunjukkan bahwa kadar genistein meningkat seiring dengan meningkatnya
lama maserasi. Hal tersebut ditandai kurva berbentuk linear dengan koefisien
korelasi r = 0,9760. Kuat-lemah atau besar-kecilnya suatu korelasi dapat diketahui
dengan melihat angka indeks korelasi atau koefisien korelasi yang disimbolkan
dengan r. Koefisien korelasi dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui seberapa
besar kekuatan korelasi di antara variabel yang sedang diteliti korelasinya. Angka
korelasi berkisar antara 0 sampai dengan ±1,00 (artinya paling tinggi ±1,00 dan
paling rendah 0) (Somantri and Muhidin, 2006). Koefisien korelasi yang
didapatkan mendekati angka 1 yaitu 0,9760 yang menunjukkan adanya hubungan
kuat antara variabel bebas dan variabel tergantung dalam penelitian ini. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa lama waktu maserasi memberikan pengaruh terhadap

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kadar genistein pada ekstraksi tempe. Jyoti et al., (2015), dalam penelitiannya
melaporkan bahwa total kadar isoflavon meningkat seiring dengan meningkatnya
waktu ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi, kesempatan sampel untuk
bersentuhan dengan pelarut semakin besar sehingga hasilnya juga bertambah
sampai titik jenuh larutan (Koirewoa et al., 2012).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat juga bahwa rata-rata rendemen
ekstrak yang dihasilkan mengalami penurunan sampai pada menit ke 270,
kemudian mengalami peningkatan di menit ke 360. Hasil ini tidak sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa semakin lama waktu ekstraksi, kuantitas bahan yang
terekstrak juga akan semakin meningkat dikarenakan kesempatan untuk
bersentuhan antara bahan dengan pelarut makin besar sehingga hasilnya akan
bertambah sampai titik jenuh larutan (Mandal, 2007). Hasil rendemen yang tidak
sesuai dengan teori dapat disebabkan karena keempat desain perlakuan tidak
berasal dari tempe yang sama selama proses maserasi. Pada penelitian ini proses
maserasi dilakukan dengan cara satu desain perlakuan selesai dimaserasi kemudian
dimulai lagi dengan desain perlakuan yang lainya. Keempat desain perlakuan
berasal dari tempe yang dipreparasi di hari yang berbeda-beda. Jumlah ekstrak yang
dihasilkan pada preparasi tempe di hari yang berbeda-beda dapat membuat data
menjadi bias, karena kondisi cuaca yang berbeda-beda selama proses penyimpanan
bahan menjadi variabel tak terkendali dalam penelitian ini walaupun waktu
fermentasi semua tempe tiga hari. Seharusnya setiap replikasi dari masing-masing
desain perlakuan dimaserasi secara bersamaan kemudian setelah selesai dilanjutkan
dengan replikasi selanjutnya.
KESIMPULAN
Hasil uji statistik yang dilakukan dengan analisis regresi korelasi menunjukkan
adanya pengaruh perbedaan lama waktu maserasi terhadap kadar genistein yang
didapatkan. Semakin lama waktu ekstraksi kadar genistein yang didapatkan akan
semakin banyak.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini didanai Penelitian PTUPT Ristek Dikti dengan nomor kontrak
075/penel.LPPM USD/IV/2017.

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2007. Teknologi Bahan Alam, In: Sapri, Fitriani, A., and Narulita, R.,
2014. Pengaruh Ukuran Serbuk Simplisia Terhadap Rendemen Ekstrak
Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) dengan Metode Maserasi. In:
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014. HKI-Kaltim.
Araujo, M., M., Fanaro, G., B., and Vilavicencio, A., L., C., H., 2013. Soybean and
Isoflavones – From Farm to Fork, 4-5, 10.
Ariani, S. R. D., and Hastuti, W., 2009. Analisis Isoflavon dan Uji Aktivitas
Antioksidan pada Tempe dengan Variasi Lama Waktu Fermentasi dan
Metode Ekstraksi. In: Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan
Kimia 2009, FKIP UNS, Surakarta. 568-580.
Chukeatirote, E., Dajanta, K., and Apichartsrangkoon, A., 2010. Thua Nao,
Indigenous Thai Fermented Soybean: A Review, Journal of Biological
Sciences, 10 (6), 581 – 583.
Council Directive of European Communities, 2002. Commision Decision
Implementing Council Directive 96/23/EC concerning the performance of
analytical methods and the interpretation of results, The Commision of
The European Communities, 8.
Gandjar, I. G., and Rohman, A., 2007. Kimia Analisis Farmasi, Edisi I, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Haron, H., Ismail, A., Azlan, A., Shahar, S., and Peng, L. S., 2009, Daidzein and
Genistein Contents in Tempeh and Selected Soy Product, Food Chemistry,
115 (2009), 1350 – 1351.
Hernández, Y., Lobo, M.G., González, M., 2009. Factors Affecting Sample
Extraction in the Liquid Chromatographic Determination of Organic Acids
in Papaya and Pineapple, Food Chemistry, Vol. 114(2), 734–741.
Hong, G. E., Mandal, P. K., Lim, K. W., and Lee, C. H., 2012. Fermentation
Increases Isoflavone Aglycone Contents in Black Soybean Pulp, Asian
Journal of Animal and Veterinary Advances, 7 (6), 502-511.
Jyoti, Agrawal, S. S., Saxena, S., Sharma, A., 2015. Phytoestrogen “Genistein”: Its
Extraction and Isolation from Soybean Seeds, International Journal of
Pharmacognosy and Phytochemical Research, 7 (6), 1121-1126.
Khan, H.N., Gupta, R., Farooqi, H., Habib, A. And Akhtar, P. 2010. Biochemical
analysis of Glycine max seeds under different germinating periods and
densitometric analysis of genistein. Journal of Phytology,2, 83–86.
Kim, M., J., and Lim, Y., 2013. Protective Effect of Short-Term Genistein
Supplementation on the Early Stage in Diabetes-Induced Renal Damage,
Research Article, 2013, 1-14.
Koirewoa, Y. A., Fatimawali., Wiyono, W. I., 2012. Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Flavonoid dalam Daun Beluntas (Pluchea indica L.), 47-52.
Kordy, E., A., L., and Alshahrani, A., M., 2015. Effect of Genistein, A Natural Soy
Isoflavone, on Pancreatic β-Cells of Streptozotocin-Induced Diabetic Rats:
Histological and Immunihistochemical Study, Journal of Microscopy and
Ultrastructure, 3 (2015), 108-119.

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kostova, I., Ojala, T., Lacy, A., O’Kennedy, R., Widelski, J., Melliou, E., et al.,
2008. Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants,
Journal of Natural Products, 5 (8), 440.
Kuligowski, M., Pawłowska, K., Kuligowska, I. J., and Nowak, J., 2016. Isoflavone
Composition, Polyphenols Content and Antioxidative Activity of Soybean
Seeds During Tempeh Fermentation, Journal of Food, 15 (1), 27 – 33.
Lenny, S. 2006. Isolasi dan Uji Bioaktifitas Kandungan Kimia Utama Puding
Merah dengan Metoda Uji Brine Shrimp. In: Koirewoa, Y. A.,
Fatimawali., Wiyono, W. I., 2012. Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid dalam Daun Beluntas (Pluchea indica L.), 47-52.
Mandal, V., 2007. Microwave Assisted Extraction – An Innovation and Promising
Extraction Tool For Medical Plant Research. Pharmacognosy Reviews,
1(1).
Mukai, K., Nagasawa, M., Nakamura, E., Nishida, N., Hori, A., Yagi, Y.,
Yamagishi, A., Watanabe, A., Urai, T., Takada, K., Hara, Y., Nakajima,
Y., Okuwa, M., Shogenzi, M., and Nakatani, T., 2012. The Effect of
isoflavone-daidzein oral medication on cutaneous wound healing in
female ovariectomized mice. Kanazawa University Repository for
Academic Resources, 10 (2), 94–100.
Olson, et al., 2012, Poisoning & Drug Overdose, 6th Edition, McGraw-Hill
Companies, Inc., United States, pp. 204, 278.
Orhan, I., Ozcelik, B., Kartal, M., Aslan, S., Sener, B., Ozguven, M., 2007.
Quantification of Daidzein, Genistein and Fatty Acids in Soybean and Soy
Sprouts, and Some Bioactivity Studies, Acta Biologica Cracoviensia
Series Botanica, 49 (2), 61-68.
Rostagno, M. A., Villares, A., Guillamon, E., Lafuente, A. G., and Martinez, J. A.,
2009. Sample Preparation for the Analysis of Isoflavones from Soybeans
and Soy foods, Journal of Chromatography A, 1216 (2009), 2-29.
Setiawati, A., Yuliani, S. H., Gani, M. R., Veronica, E. F., Putri, D. C. A., Putra,
R., E., et al., 2014. Analisis Kuantitatif Isoflavon Tempe Secara Cepat dan
Sedehana Menggunakan Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri,
Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 11 (1), 13-17.
Somantri, A., Muhidin, S. A., 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian, CV
Pustaka Setia, Bandung, 206.
Uyar, B., Sivrikoz, O., Ozdemir, U., Dasbasi, T., and Sacar, H., 2014. Histological
investigation of the effect of soybean (Glycine max) extracts on the
collagen layer and estrogen receptors in the skin of female rats. Clinics, 69
(12), 854–861.
Wu, J., Ge, J., Zhang, Y., Yu, Y., and Zhang, X., 2010. Solubility of Genistein in
Water, Methanol, Ethanol, Propan-2-ol, 1-Butanol, and Ethyl acetate from,
J. Chem, 5286-5288.
Yoshiara, L.Y., Madeira, T.B., Delaroza, F., Silva, C.I.O.D.A., Ida, E.I., and
Bonifa, J., 2012. Optimization of soy isoflavone extraction with different
solvents using the simplex-centroid mixture design. International Journal
of Food Sciences and Nutrition, 63 (8), 978–986.

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Yuan, D., Chen, Y., Bai, X., Pan, Y.and Kano, Y. 2006. TLC and HPLC Analysis
of Soy Isoflavones in Semen Sojae Praeparatum. Asian Journal of
Traditional Medicines, 1, 3–9.
Yuliani, S., H., Istyastono, E. P., Riswanto, F. D. O., 2016. The Cytotoxic Activity
on T47D Breast cancer Cell of Genistein-Standarized Ethanolic Extract of
Tempeh – A Fermented Product of Soybean (Glycine max), Oriental
Journal of Chemistry, 32 (3), 1619-1624.
Yuliani, S., H., 2018. Pengembangan Sediaan Penyembuh Luka Bagi Penderita
Diabetes dengan Bahan Aktif Ekstrak Tempe (ongoing research).

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis Genistein

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Kurva Baku Genistein

Kadar (µg/mL) AUC


4,150 301523
6,225 473205
8,300 652004
10,375 843811
12,450 1031313
14,525 1151572
16,600 1397790

Kurva Baku Genistein


1600000

1400000 y = 86486x - 61405


R² = 0,9969
1200000

1000000
AUC

800000
Series1
600000
Linear (Series1)
400000

200000

0
0,000 5,000 10,000 15,000 20,000
Kadar (µg/mL)

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Kromatogram Seri Baku Genistein


1. Seri Baku 4 µg/mL

2. Seri Baku 6 µg/mL

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Seri Baku 8 µg/mL

4. Seri Baku 10 µg/mL

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Seri Baku 12 µg/mL

6. Seri Baku 14 µg/mL

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Seri Baku 16 µg/mL

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Kromatogram Sampel Ekstrak Tempe


1. Lama Maserasi 90 menit

2. Lama Maserasi 180 menit

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Lama Maserasi 270 menit

4. Lama Maserasi 360 menit

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Data Perhitungan Penetapan Kadar Sampel


1. Maserasi etanol 90 menit
Replikasi Bobot 50 g Bobot ekstrak
tempe (g) tempe (g)
1 43,51 3,2635
2 43,51 3,3830
3 43,64 3,6759
Rata-rata 43,55 3,4408

Kadar
Replikasi Kadar dalam Kadar dalam tempe
AUC (ug/mL) ekstrak (mg/g) (% mg)
1 524497 6,77 1,35 10,16
2 576877 7,38 1,48 11,48
3 632097 8,02 1,60 13,51
Rata-rata 1,48 11,72
SD 0,12 1,69
CV (%) 8,42 14,39

2. Maserasi etanol 180 menit


Replikasi Bobot 50 g Bobot ekstrak
tempe (g) tempe (g)
1 49,76 2,4072
2 49,76 2,5940
3 43,65 2,8034
Rata-rata 47,72 2,6015

Kadar
Replikasi Kadar dalam Kadar dalam tempe
AUC (ug/mL) ekstrak (mg/g) (% mg)
1 1137337 13,88 2,77 13,41
2 1171154 14,25 2,85 14,86
3 587871 7,51 1,50 9,64
Rata-rata 2,37 12,64
SD 0,76 2,69
CV (%) 31,89 21,30

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Maserasi etanol 270 menit


Replikasi Bobot 50 g Bobot ekstrak
tempe (g) tempe (g)
1 50,73 2,7084
2 50,72 2,3009
3 50,32 2,2180
Rata-rata 50,59 2,4091

Kadar
Replikasi Kadar dalam Kadar dalam tempe
AUC (ug/mL) ekstrak (mg/g) (% mg)
1 1062583 13,00 2,60 13,88
2 1052810 12,88 2,58 11,69
3 1221667 14,84 2,97 13,08
Rata-rata 2,71 12,88
SD 0,22 1,11
CV (%) 8,08 8,60

4. Maserasi etanol 360 menit

Replikasi Bobot 50 g Bobot ekstrak


tempe (g) tempe (g)
1 50,32 2,6987
2 50,83 2,3994
3 50,83 2,7438
Rata-rata 50,66 2,6140

Kadar
Replikasi Kadar dalam Kadar dalam tempe
AUC (ug/mL) ekstrak (mg/g) (% mg)
1 1050601 12,86 2,57 14,30
2 1086695 13,27 2,65 13,06
3 956627 11,77 2,35 13,17
Rata-rata 2,53 13,51
SD 0,16 0,69
CV (%) 6,14 5,10

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Perhitungan Kadar Seri Kurva Baku


Penimbangan baku genistein 0,2077 mg
0,2077 𝑚𝑔
Kadar stok genistein = 0,5 𝑚𝐿 = 0,415 mg/mL = 415 µg/mL
Kadar baku intermediet genistein
C1 x V1 = C2 x V2
415 µg/mL x 250 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 103,75 µg/mL
Kadar seri Seri Baku 4 µg/mL
C1 x V1 = C2 x V2
103,75 µg/mL x 40 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 4,150 µg/mL
Kadar seri Seri Baku 6 µg/mL
C1 x V1 = C2 x V2
103,75 µg/mL x 60 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 6,225 µg/mL
Kadar seri Seri Baku 8 µg/mL
C1 x V1 = C2 x V2
103,75 µg/mL x 80 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 8,300 µg/mL
Kadar seri Seri Baku 10 µg/mL
C1 x V1 = C2 x V2
103,75 µg/mL x 100 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 10,375 µg/mL
Kadar seri Seri Baku 12 µg/mL
C1 x V1 = C2 x V2
103,75 µg/mL x 120 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 12,450 µg/mL
Kadar seri Seri Baku 14 µg/mL
C1 . x V1 = C2 x V2
103,75 µg/mL x 140 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 14,525 µg/mL
Kadar seri Seri Baku 16 µg/mL
C1 . x V1 = C2 x V2
103,75 µg/mL x 160 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 16,600 µg/mL

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Contoh Perhitungan Data Akurasi dan Presisi Metode


1. Contoh perhitungan kadar teoritis
Penimbangan baku genistein = 0,2273 mg
0,2273 𝑚𝑔
Kadar stok genistein = 1,0 𝑚𝐿 = 0,2273 mg/mL = 227,3 µg/mL
Kadar larutan seri 8 µg/mL
C1 x V1 = C2 x V2
227,3 µg/mL x 35 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 7,9555 µg/mL
Kadar larutan seri 16 µg/mL
C1 x V1 = C2 x V2
227,3 µg/mL x 70 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 15,911 µg/mL
Kadar larutan seri 24 µg/mL
C1 x V1 = C2 x V2
227,3 µg/mL x 105 µL = C2 x 1000 µL
C2 = 23,8655 µg/mL
2. Contoh perhitungan kadar sebenarnya (intraday replikasi 2)
8 µg/mL  y = 37689x - 67213
785375= 37689x - 67213
X = 22,6217 µg/mL
16 µg/mL  y = 37689x - 67213
854558= 37689x - 67213
X = 24,4573 µg/mL
24 µg/mL  y = 37689x - 67213
1059075= 37689x - 67213
X = 29,8837 µg/mL
3. Contoh perhitungan persen recovery (intraday replikasi 2)
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
% 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑎𝑑𝑖𝑠𝑖 + 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑑𝑖𝑠𝑖
22,6217 µg/mL
8 µg/mL  Recovery = 11,7752 µg/mL +8 µg/mL 𝑥 100%
= 114,3943 %
24,4573 µg/mL
16 µg/mL  Recovery = 11,7752 µg/mL +16 µg/mL 𝑥 100%
= 88,0545 %
29,8837 µg/mL
24 µg/mL  Recovery = 11,7752 µg/mL +24 µg/mL 𝑥 100%
= 83,5320 %

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Contoh perhitungan RSD (replikasi 2)


𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 (𝑆𝐷)
𝑅𝑆𝐷 = 𝑥 100%
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟
1,81
1 µg/mL  RSD = 112,43 𝑥 100%
= 1,61 %
0,73
2 µg/mL  RSD = 87,22 𝑥 100%
= 0,83 %
2,33
3 µg/mL  RSD = 82,50 𝑥 100%
= 2,82 %

Akurasi dan Presisi Interday

Addisi Hari ke- Akurasi Presisi


Recovery (%)
SD RSD (%)
Low 1 94,5811 1,98 2,09
2 112,4227 1,81 1,61
3 107,0515 5,76 5,39
Rata-rata 104,6850 3,18 3,03
Medium 1 93,1264 1,41 1,52
2 87,2159 0,73 0,83
3 79,9932 0,64 0,80
Rata-rata 86,7785 0,93 1,05
High 1 91,1350 0,36 0,40
2 82,4956 2,33 2,82
3 79,9932 0,64 0,80
Rata-rata 84,5413 1,11 1,34

Akurasi dan Presisi Intraday (replikasi 2)

Addis Akurasi Presisi


Recovery (%)
SD RSD (%)
Low 112,4227 1,81 1,61
Medium 87,2159 0,73 0,83
High 82,4956 2,33 2,82

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Perhitungan LOD dan LOQ

Kadar analit AUC (Y) Y teoritis Y- Y teoritis (Y- Y teoritis)2


4,1500 301523 297512,15 4010,85 16086921,73
6,2250 473205 476970,87 -3765,87 14181771,21
8,3000 652004 656429,59 -4425,59 19585838,00
10,3750 843811 835888,31 7922,69 62769036,64
12,4500 1031313 1015347,03 15965,97 254912245,94
14,5250 1151572 1194805,75 -43233,75 1869156987,74
16,6000 1397790 1374264,47 23525,53 553450655,88
∑ 2236692801,26
A = -61405,29
B = 86486,13
r = 0,9984
∑ (Y−Y teoritis)
S(y/x)2 = S (y/x) = √447338560,25
𝑛−2
2236692801,26 = 21150,38
= 5

= 447338560,25

3 x S (y/x) 3 x 21150,38
LOD = = = 0,7337 µg/mL
𝑏 86486,13

10 x S (y/x) 10 x 21150,38
LOQ = = = 2,4455 µg/mL
𝑏 86486,13

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Kromatogram Akurasi dan Presisi Metode


1. Kromatogram blank

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Kromatogram adisi 8 µg/mL pada intraday (replikasi 2)

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Kromatogram adisi 16 µg/mL pada intraday (replikasi 2)

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Kromatogram adisi 24 µg/mL pada intraday (replikasi 2)

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

Baku genistein Tempe sebelum fermentasi Tempe setelah fermentasi

Hasil pengeringan tempe Proses fraksinasi

Ekstrak kental tempe replikasi 1, 2, 3 Ekstrak kental tempe replikasi 1, 2, 3


Perlakuan maserasi 90 menit Perlakuan maserasi 180 menit

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ekstrak kental tempe replikasi 1, 2, 3 Ekstrak kental tempe replikasi 1, 2, 3


Perlakuan maserasi 270 menit Perlakuan maserasi 360 menit

Hasil fraksinasi replikasi 1, 2, 3 Hasil fraksinasi replikasi 1, 2, 3


Perlakuan maserasi 90 menit Perlakuan maserasi 180 menit

Hasil fraksinasi replikasi 1, 2, 3 Hasil fraksinasi replikasi 1, 2, 3


Perlakuan maserasi 270 menit Perlakuan maserasi 360 men

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Lama


Maserasi terhadap Kadar Genistein pada Ekstraksi
Tempe” memiliki nama lengkap Fransisca Revana
Restiana. Dilahirkan di Sleman pada tanggal 29 Januari
1996 dari pasangan Bapak Philippus Kuncarajati dan
Ibu Caecilia Erni Widyawati. Penulis merupakan anak
pertama dari empat bersaudara. Penulis telah
menyelesaikan pendidikan di TK Kanisius Klepu
(2000-2002), lalu melanjutkan pendidikan di SD
Kanisius Klepu (2002-2008). Penulis menempuh
sekolah menengah di SMP Pangudi Luhur Moyudan
(2008-2011), kemudian melanjutkan di SMA Stella Duce 1 (2011-2014). Penulis
melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
(2014-2018). Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, penulis cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di fakultas dan
universitas. Penulis menjadi anggota UKM GRISADHA. Penulis juga aktif dalam
berbagai kepanitiaan seperti 3 on 3 2014, TITRASI 2016, Desa Mitra III 2015, dan
kegiatan kunjungan indistri dan rumah sakit tahun 2017. Penulis juga pernah
menjadi asisten dosen Komunikasi Farmasi tahun 2017. Pada tahun 2017, penulis
lolos PKM yang diselenggarakan oleh DIKTI dengan judul kegiatan PKM
Saccharum Lactis “Sadari, Cegah dan Atasi Penyakit Diabetes Melitus guna
Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia di Dusun Dukuh, Desa Pandowoharjo,
Sleman, Yogyakarta”.

38

Anda mungkin juga menyukai