PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagian terluar dari tubuh manusia adalah kulit. Kulit ini yang mempunyai fungsi vital
diantaranya berfungsi untuk mencegah dehidrasi, menghambat penetrasi senyawa
asing/radikal bebas, mempertahankan suhu tubuh dan sebagai media terjadinya
rangsangan (Slamet & U, 2019).
Salah satu penangkap efek buruk dari radikal bebas adalah senyawa antioksidan. Teh
hijau merupakan salah satu tanaman yang mengandung antioksidan. Kandungan utama
katekin (polifenol) pada teh hijau terutama epicatechin (EC), epigallocatechin (EGC),
epicatechin galatte (ECG), dan EGC gallate. Kandungan tersebut terbukti dapat
digunakan sebagai antioksida. Berdasarkan penelitian sebelumnya teh hijau memiliki
kandungan antioksidan 3,17μg/mL (Nurwaini & Sari, 2019).
Antioksidan dibedakan menjadi dua yaitu antioksidan alami dan sintetik. Antioksidan
alami kebanyakan diisolasi dari sumber alami seperti tumbuhan. Antioksidan alami
tersebar pada bagian tanaman seperti kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji dan
serbuk sari. Antioksidan sintetik dibuat dan disintesa oleh manusia untuk tujuan
komersil, ada lima jenis antioksidan untuk makanan yaitu Butil Hidroksi Aniso (BHA),
Butil Hidroksil Toulen (BHT), propil galat, Tertiary Butil Hidroksi Qunion (TBHQ) dan
tokoferol. Namun antioksidan sintetik ternyata dapat meracuni binatang percobaan dan
juga bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, industri makanan dan obat kini beralih
mengembangkan antioksidan alami (Palupi & Martosupono, 2009). Antioksidan yang
diperoleh dari bahan alam merupakan senyawa metabolit sekunder tumbuhan seperti
senyawa golongan alkaloid, fenolik dan flavonoid. Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavonol dan kalkon.
Contoh epigalokatekin galat dalam daun teh (Camellia sinensis) (Arif et al., 2016).
Untuk mempermudah penggunaan antioksidan pada saat digunakan pada kulit maka
dibuatlah dalam bentuk sediaan lotion. Menurut Depkes (1979) lotion adalah sediaan cair
berupa suspensi atau dispersi. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk
halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air dengan
surfaktan yang cocok. Pemilihan sediaan lotion karena merupakan sediaan yang
berbentuk emulsi ang mudah dicuci dengan air dan tidak lengket di bandingkan sediaan
topikal lainnya. Selain itu bentuknya yang cair memungkinkan pemakaian yang cepat
dan merata pada kulit (Slamet & U, 2019).
Arif, F., Surti, T., & Rianingsih, L. (2016). EFEKTIVITAS DAUN TEH (Camellia sinensis)
SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA FILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos
Forsk.) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN. J. Peng. & Biotek. Hasil Pi., 5(4), 2.
Nurwaini, S., & Sari, D. A. P. (2019). MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK DAUN TEH
HIJAU (CAMELLIA SINENSIS L.) : SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS
ANTIOKSIDANNYA. The 9th University Research Colloqium 2019 Universitas
Muhammadiyah Purworejo MASKER, 405.