Anda di halaman 1dari 10

Naskah Asli Butylated hydroxyanisole … (Nyoman Fitri)

Butylated hydroxyanisole sebagai Bahan Aditif Antioksidan


pada Makanan dilihat dari Perspektif Kesehatan
Nyoman Fitri
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI
email: nfitrix@yahoo.com

Diterima: 21 Juni 2013 Direvisi: 22 Agustus 2013 Disetujui: 3 Desember 2013

Abstract
Butylated hydroxyanisole (BHA) is widely used since 1947 as antioxidant food additives
used to prevent oils, fats and shortenings from oxidative deterioration and rancidity. It has
been extensively studied for potential activities and its toxicities. This review summarized
experimental studies that had been carried out on animals and humans as well. We also
briefly reviewed about its absorptions, metabolisms, excretions and carcinogenicity from
health perspective. At present there is sufficient evidence for carcinogenicity of BHA, but
there is hardly any indication that BHA is genotoxic.
Keywords: Butylated hydroxyanisole, Additive, Effect, Carcinogenicity, Toxicity

Abstrak
Butylated hydroxyanisole (BHA) sebagai senyawa aditif pada makanan telah digunakan
secara luas sejak tahun 1947. Senyawa ini biasa digunakan sebagai antioksidan untuk
mencegah makanan tersebut dari kerusakan oksidatif. Banyak penelitian telah mempelajari
senyawa ini secara luas, baik tentang efek yang disebabkannya, sifat karsinogennya, ataupun
toksisitas yang disebabkannya. Artikel ini membahas tentang hasil penelitian eksperimental
yang telah dilakukan tentang penggunaan BHA, baik pada hewan maupun pada manusia.
Kami juga membahas tentang absorpsi, metabolisme, ekskresi dan sifat karsinogennya dari
perspektif kesehatan. Saat ini beberapa penelitian telah dapat membuktikan tentang efek
karsinogenik dari BHA, tapi belum ditemukan penelitian yang mengindikasikan bahwa BHA
adalah bersifat genotoksik.

Kata Kunci: Butylated hydroxyanisole, BHA, Zat aditif, Karsinogenitas, Toksisitas

Pendahuluan pengolahan tersebut. Antioksidan me-


rupakan salah satu bahan aditif yang dapat
Bahan aditif adalah zat-zat yang di-
menunda atau mencegah terjadinya reaksi
tambahkan pada makanan, kosmetika,
oksidasi radikal bebas dalam oksidasi
maupun obat-obatan selama proses pro-
lipid.1,2 Reaksi oksidasi merupakan salah
duksi, pengemasan, atau penyimpanan
satu proses destruktif yang dapat memutus
untuk maksud tertentu. Penambahan bahan
rantai molekul dan menghasilkan radikal
aditif (bahan tambahan pangan) dimaksud-
bebas.
kan untuk memperbaiki penampilan, cita
rasa, tekstur, dan memperpanjang daya Di Indonesia, penggunaan bahan ma-
simpan sehingga dapat menjaga kestabilan kanan tambahan tersebut telah diatur oleh
mutu yang mungkin rusak pada proses pemerintah berdasarkan Undang-Undang
41
41
Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2012 yang dapat berupa golongan flavonoid,
tentang pangan yang didalamnya men- turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol,
jelaskan tentang bahan tambahan ma- dan asam-asam organik polifungsional
kanan yang tujuannya agar bahan tam- (asam organik dengan dua atau lebih
bahan makanan yang digunakan aman gugus fungsional).1,6,7
untuk dikonsumsi dan tidak mem- Antioksidan sintetis banyak digunakan
bahayakan bagi tubuh.3 Dalam undang-un- dalam campuran produk makanan. Se-
dang ini dicantumkan bahwa nyawa ini dapat berasal dari derivat
“keamanan pangan adalah kondisi dan antioksidan alami (misalnya analog alfa
upaya yang diperlukan untuk mencegah tokoferol), anti-oksidan golongan fenol
pangan dari kemungkinan cemaran bio- (misalnya butil hidroksi anisol dan butil
logis, kimia, dan benda lain yang dapat hidroksi toluen), dan senyawa yang me-
mengganggu, merugikan, dan membaha- ngandung gugus sulfhidril (misalnya
yakan kesehatan manusia serta tidak ber- thiazolidin, ebselen, dan dithiolethion).8,9
tentangan dengan agama, keyakinan, dan Diantara beberapa contoh antioksidan
budaya masyarakat sehingga aman untuk sintetik yang diijinkan untuk makanan, ada
dikonsumsi.” lima antioksidan yang penggunaannya
meluas dan menyebar diseluruh dunia,
Pada mulanya penggunaan bahan tam-
yaitu Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil
bahan pangan sebagai antioksidan pada
Hidroksi Toluen (BHT), propil galat, Tert-
makanan hanya menggunakan bahan ala-
Butil Hidroksi Quinon (TBHQ) dan analog
mi. Sejalan dengan perkembangan zaman
dan bertambahnya jumlah manusia dan alfa tokoferol.7,8
kebutuhannya yang semakin meningkat, Artikel ini akan membahas Butil
maka dicarilah berbagai cara untuk men- Hidroksi Anisol (BHA) sebagai anti-
dapatkan senyawa antioksidan sintetis agar oksidan dilihat dari perspektif kesehatan.
dapat diproduksi dengan lebih cepat. Saat
ini, di Indonesia, ada 13 jenis antioksidan Metode
yang diperbolehkan sebagai bahan tam- Metode yang digunakan dalam kajian
bahan pangan berdasarkan Peraturan ini adalah telaah referensi dari berbagai
Menteri Kesehatan Republik Indonesia sumber data. Referensi utama yang di-
nomor 033 tahun 2012 (Tabel 1).4 gunakan berasal dari makalah-makalah
Antioksidan alami digolongkan men- yang membahas penggunaan BHA baik di
jadi enzim dan vitamin. Antioksidan be- Indonesia maupun di negara lainnya. Pen-
rupa enzim yang dihasilkan oleh tubuh carian referensi dilakukan melalui internet
berupa superoxide dismutase (SOD), glu- dengan menggunakan kata kunci butylated
tation peroxidase, dan katalase. Sedang- hydroxy-anisole dan aditif makanan sin-
kan vitamin di dapatkan dari bahan ma- tetis. Pengembangan pencarian referensi
kanan yang berupa buah dan sayur, selanjutnya adalah mencari referensi yang
misalnya alfatokoferol (vitamin E), beta berkaitan dengan penelitian yang di-
karoten (vitamin A), dan asam askorbat lakukan untuk melihat efek BHA sebagai
(vitamin C).5 Anti-oksidan alami yang antioksidan sintetis. Sebagai pembanding,
berasal dari tumbuhan, pada umumnya efek antioksidan alami juga turut dibahas
adalah senyawa fenolik atau polifenolik dalam artikel ini.

42 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol .3.1.2014: 41-50

42 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.1.2014:41-50


Butylated hydroxyanisole … (Nyoman Fitri)
Butylated hydroxyanisole … (Nyoman Fitri)

Pembahasan

Tabel 1. Daftar bahan tambahan pangan sebagai antioksidan yang terdaftar dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 20124

No. Nama Senyawa

1 Asam askorbat (Ascorbic acid )


2 Natrium askorbat (Sodium ascorbate )
3 Kalsium askorbat (Calcium ascorbate )
4 Kalium askorbat (Potassium ascorbate )
5 Askorbil palmitat (Ascorbyl palmitate )
6 Askorbil stearat (Ascorbyl stearate )
7 Tokoferol (Tocopherol )
d-alfa tokoferol (d-alpha-Tocopherol )
Tokoferol campuran pekat (Mixed tocopherol concentrate )
dl-alfa tokoferol (dl-alpha Tocopherol )
Gama tokoferol (Gamma Tocopherol )
8 Propil galat (Propyl gallate )
9 Asam eritorbat (Erythorbic acid )
10 Natrium eritorbat (Sodium erythorbate )
11 Butyl hidrokinon tersier/ TBHQ (Tertiary butylhydroquinone )
12 Butil hidroksi anisol/ BHA (Butylated hydroxyanisole )
13 Butil hidroksi toluen / BHT (Butylated hydroxytoluene )

Butil Hidroksi Anisol (BHA) sebagai aditif pada makanan dan kosmetik
karena sifatnya sebagai antioksidan.2
BHA memiliki kemampuan anti-
oksidan baik dilihat dari ketahanannya ter- BHA mulai digunakan sejak tahun
hadap tahap-tahap pengelolaan maupun 1947 sebagai bahan tambahan dalam pro-
stabilitasnya pada produk akhir yang baik duk makanan yang mengandung minyak
pada produk makanan yang mengandung untuk mencegah makanan menjadi basi.
lemak hewan, namun relatif tidak efektif Bagian aktif dari BHA yang bertindak
pada makanan yang mengandung minyak sebagai antioksidan adalah cincin aromatis
tanaman.10 terkonjugasinya yang dapat bertindak
BHA adalah antioksidan yang me- sebagai stabilisator untuk radikal bebas,
rupakan gabungan dari 2 senyawa fenol sehingga reaksi radikal bebas selanjutnya
isomerik, yaitu 2-tert-butyl-4-hydro- xya- dapat dihindari.11 Antioksidan sintetik
seperti BHA diketahui memiliki aktivitas
nisole dan 3-tert-butyl-4-hydroxy-ani-sole.
antioksidan yang lebih tinggi dibanding-
Senyawa ini mempunyai sifat tidak dapat
kan vitamin E.12
larut dalam air, tetapi larut dalam methanol
dan ethanol.10 BHA juga sering digunakan

43

43
BHA Antioxidant
Butylated Hydroxyanisole

OH

C(CHj)3

C(CHj)j

OCHj OCHj
3 -tertiarybutyl-4- 2-tc rtiarybutyl -4-
hydroxyanisole hydroxyanlsole

Molecular -ÿ.eight 180 25


Rhysieal appearance White waxy tablets or flakes
Bo ling range. 733mm. "O 264-270
Melting range. "O 48-63
Odour Slight

Gambar 1. Rumus bangun BHA (C 11H 16O 2) dalam campuran. 23


2-tert-Butyl-4-hydroxyanisole dan 3-tert-butyl-4-hydroxyanisole
merupakan kedua isomer BHA

Penggunaan dan kontroversinya Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Keamanan pangan diselenggarakan un- Indonesia Nomor 033 tahun 2012 tentang
tuk menjaga pangan tetap aman, higienis, Bahan Tambahan Pangan.
bermutu, bergizi, dan tidak bertentangan Seperti sebagian besar bahan tambahan
de-ngan agama, keyakinan, dan budaya buatan lainnya, penggunaan BHA dalam
ma-syarakat. Keamanan pangan juga di- makanan juga mempunyai pro dan kontra.
maksudkan untuk mencegah kemungkinan National Institute of Health Amerika Se-
cemaran biologis, kimia, dan benda lain rikat melaporkan bahwa penggunaan BHA
yang dapat mengganggu, merugikan, dan dalam makanan dapat menjadi senyawa
membahayakan kesehatan manusia. Pe- karsinogen berdasarkan efek karsino-
nyelenggaraan keamanan pangan dilaku- geniknya pada hewan coba. Pada eks-
kan salah satunya melalui pengaturan ter- perimen dengan menggunakan tikus, pem-
hadap bahan tambahan pangan. Dalam berian BHA dosis tinggi dalam makanan
Undang-Undang Republik Indonesia No- telah menimbulkan papilloma dan squa-
mor 18 tahun 2012 pasal 75 ayat 1 di- mous cell carcinoma. Pada mencit, efek
cantumkan juga bahwa “Setiap orang yang buruk ini tidak terjadi, bahkan efek yang
memproduksi pangan untuk diedarkan timbul adalah efek protektif terhadap
dilarang menggunakan bahan apapun kanker dari senyawa kimia.13,14
sebagai bahan tambahan pangan yang Clegg, et al menyatakan bahwa pada
dinyatakan terlarang atau melampaui tikus dan mencit yang telah diberikan
ambang batas maksimal yang telah BHA pada 3 macam dosis yang berbeda, ia
ditetapkan dan/atau bahan yang dilarang tidak menemukan efek embriotoksik yang
digunakan sebagai bahan tambahan sig-nifikan.15 Abnormalitas yang dapat
pangan”. Disebutkan juga bahwa ditemukan dipertimbangkan sebagai se-
“pemerintah menetapkan lebih lanjut suatu yang spontan (spontaneous in
bahan yang dilarang dan atau dapat origin), karena mereka timbul pada grup
digunakan sebagai bahan tambahan kontrol maupun grup yang diperlakukan.
pangan dalam kegiatan atau proses
produksi pangan serta ambang batas Pada manusia, penggunaan BHA kadar
maksimalnya...” Bahan tambahan pangan rendah tidak menunjukkan hubungan yang
lebih rinci lagi kemudian diatur didalam signifikan terhadap meningkatnya resiko

44 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol .3.1.2014: 41-50

44 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.1.2014:41-50


Butylated hydroxyanisole … (Nyoman Fitri)
Butylated hydroxyanisole … (Nyoman Fitri)

kanker 16. Sedangkan, beberapa penelitian BHA dapat di metabolisme secara cepat,
telah menemukan bahwa BHA dapat me- dan diekskresikan secara utuh.21
nyebabkan reaksi alergi dan pada dosis Metabolit utama dari BHA adalah
besar dapat berefek pada fungsi ginjal dan glukoronida, eter sulfat, dan Tert-Butil
hati. 17,18 Hidroksi Quinon (TBHQ) yang merupakan
senyawa fenol bebas.7,22 (Gambar 2).
The Select Committee on GRAS (Gene-
Metabolit-metabolit ini diekskresikan di
rally Regarded as Safe) Substances dari
urin, sedangkan BHA yang belum meng-
U.S. Food and Drug Administration
alami perubahan akan dieliminasi melalui
(FDA) melaporkan bahwa pada tahun
feses.
1980 tidak ada bukti nyata bahwa BHA
merupakan senyawa yang membahayakan. Proporsi dari metabolit-metabolit ini
Tetapi, tetap diinformasikan kemungkinan beragam tergantung pada spesies dan level
adanya resiko pada penggunaannya oleh dosis yang diberikan. Sebesar 86% dieks-
manusia. Saat ini FDA telah membatasi kresikan melalui urin dalam waktu 24 jam
konsentrasi BHA dalam penggunaannya dan 91% dalam waktu 4 hari. Pada
pada makanan komersial, yaitu sebesar manusia, 22-72% pemberian dosis oral
0,02% pada produk yang mengandung pada level 0,5-0,7 mg/kg bb didapatkan
minyak dan lemak. The Joint FAO/WHO kembali sebagai glukoronida dalam waktu
Expert Committee on Food Additives 24 jam, dan kurang dari 1% dalam bentuk
(JECFA) telah menentukan bahwa Asupan BHA bebas. Ditemukan juga eter sulfat
Harian yang Diijinkan (Acceptable Daily dalam jumlah sangat kecil.7
Intake/ ADI) untuk BHA adalah 0,05-0,2 Retensi BHA dalam jaringan lebih
mg/kg bb.11,32 Sebaliknya, beberapa ahli besar pada manusia dibandingkan pada ti-
saat ini telah melarang penggunaan BHA kus. Artinya, dibutuhkan dosis BHA yang
dalam makanan dan menganjurkan untuk
lebih kecil untuk memproduksi level da-
memilih penggunaan antioksidan alami lam plasma tertentu pada manusia dari
yang lebih aman.6 Sebuah penelitian pada tikus.7
menunjukkan bahwa konsentrasi curcumin
yang dibutuhkan untuk menetralkan Penelitian jangka pendek telah di-
sekitar 80% reaksi per-oksidasi adalah lakukan terhadap beberapa jenis spesies,
sebesar 4 μM, sedangkan antioksidan termasuk tikus, kelinci, dan anjing. Pem-
sintetik seperti BHA pada konsentrasi berian 0,25 dan 0,75% BHA pada mencit
yang sama hanya memberikan sekitar 53- betina diketahui dapat melindungi dari
59% penghambatan.10 BHA sebagai anti- keracunan akut monokrotalin, suatu alka-
oksidan sintetik juga menunjukkan solu- loid pirolizidin yang beracun yang terdapat
bilitas yang rendah dan aktivitas anti- pada tanaman genus Crotalaria.24,25 Pada
oksidan yang sedang.6 kelinci, dosis besar BHA (1 g/hari) di-
berikan dengan stomach tube selama 56
Absorpsi, metabolisme dan ekskresi hari telah menyebabkan peningkatan pada
ekskresi sodium 10 kali lipat dan 20%
Absorpsi dan metabolisme BHA telah
peningkatan pada ekskresi potasium di
diteliti pada tikus, kelinci, anjing, kera, urin. Tidak ada efek samping yang di-
dan manusia. BHA dapat secara cepat temukan pada pemberian BHA 0,3; 30;
diabsorpsi dari saluran gastrointestinal atau 100 mg/kg bb pada anjing selama 1
pada tikus, kelinci, anjing dan manusia. tahun.11

45
45
ecu, OCH, OCH,

I'.[hcr Sulfate 3-BHA Ester glucuronide

OH

OrOH

TBHQ

Gambar 2. Metabolit utama dari BHA (dalam bentuk 3-BHA): ether sulfate,
ester glucoronide, dan TBHQ. 7

Pada dosis tinggi (500 mg/kg bb per Pada tikus yang diberikan 500-600
hari), BHA dapat menginduksi dan me- mg-/kg bb dalam jangka waktu 10 minggu
ningkatkan berat relatif hati pada tikus menunjukkan penurunan angka pertum-
dan mencit. Pada tikus, perubahan yang buhan dan penurunan aktivitas dari enzim
mengikuti tergantung pada jenis dan cara katalase, peroksidase, dan kolinesterase.11
pemberian. Ketika tikus diberikan BHA Pada anjing, BHA pada konsentrasi
dengan stomach tube, berat relatif hati 1% dan 1,3% dapat menginduksi pem-
meningkat dengan peningkatan yang signi- besaran hati, proliferasi retikulum endo-
fikan pada hari ketujuh setelah pemberian. plasma, dan peningkatan pada aktivitas
Pada pemberian rutin, pembesaran hati enzim hepatik. Beberapa perbedaan ter-
tidak terlihat sampai dengan hari kelima.7 lihat antara kera dan tikus. Pada kera,
Saat diberikan pada kera dengan dosis 500
aktivitas dari enzim glucose-6-phospha-
mg/kg bb selama 28 hari, BHA terbukti
tase menurun dan aktivitas nitroanisole
menginduksi pembesaran hati dan proli-
demethylase meningkat, sedangkan pada
ferasi retikulum.7
tikus tidak ada perubahan yang terlihat
Toksisitas dan Pengaruhnya terhadap pada level dosis yang sama.7
Enzim Hepatik Efek Karsinogenik
LD50 BHA dinyatakan sebesar 2200- Saat ini terdapat banyak penelitian
5000 mg/kb bb pada tikus dan 2000 mg/kg yang memberikan bukti-bukti tentang efek
bb pada mencit. 11, 13 karsinogenik dari BHA, tetapi belum ada
BHA telah dilaporkan dapat meng- indikasi yang dapat memperlihatkan bah-
induksi sejumlah enzim hepatik pada tikus wa BHA bersifat genotoksik. Mekanisme
dan mencit seperti epoxide hydrolase, utama bagaimana BHA dapat me-
glutathione-S-transferase, glucose-6-phos- nyebabkan kanker masih belum diketahui.
phate dehydrogenase, dan biphenyl-4-
hydro-xylase 7, 24.

46 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol .3.1.2014: 41-50

46 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.1.2014:41-50


Butylated hydroxyanisole … (Nyoman Fitri)
Butylated hydroxyanisole … (Nyoman Fitri)

Pada penelitian jangka panjang se- mer yang mana dari BHA yang bersifat
belumnya, tidak ditemukan efek toksik karsinogenik atau apakah isomer tersebut
pada penggunaan BHA pada tikus setelah mempunyai efek sinergis. Pengujian ini
22 bulan dan pada anjing setelah 15 bulan. dilakukan dengan menggunakan isomer
Tetapi pada penelitian berikutnya, Ito, et al murni dan BHA mentah (crude BHA) pada
melaporkan bahwa pada tikus F344, hamster selama 1-4 minggu. Efek sam-
pemberian 2% BHA menghasilkan tinggi- ping yang parah ditemukan dengan BHA
nya kejadian papilloma (pada hampir mentah dan 3-isomer. Sedangkan pada 2-
100% pada binatang perlakuan) dan isomer tidak ditemukan efek.
squamous cell carcinoma (sekitar 30% Pada tikus yang diberikan 1 g/kg bb
dari binatang perlakuan) pada forestomach dari masing-masing isomer, 2-BHA juga
yang merupakan bagian terdepan dari aktif dalam menginduksi papilloma pada
perut dan berfungsi sebagai ruang tempat
forestomach. Hiperplasia yang ditemukan
menyimpan makanan.26 (Gambar 3). Pada bersifat reversibel, tetapi waktu yang di-
konsentrasi yang lebih rendah yaitu 0,5%,
butuhkan untuk penyembuhan (recovery)
tidak ada lesi neoplastik yang terlihat,
tergantung pada durasi dan tingkat per-
tetapi forestomach hyperplasia terlihat.
lakuan. Pada tikus yang diberikan 0,1-
Ito, et al. menunjukkan bahwa 3-BHA, 2,0% BHA selama 13 minggu, setelah
serta dua metabolitnya yaitu p-tert-butyl- perlakuan dihentikan, akan kembali nor-
phenol dan 2-tert-butyl-4-methyl-phenol, mal setelah 9 minggu. Sementara itu, tikus
juga dapat menginduksi papilloma di yang diberikan 2% BHA selama 1, 2, atau
forestomach.26 Verhagen, et al. menun- 4 minggu diikuti periode penyembuhan
jukkan bahwa pada tikus tidak hanya pada selama 4 minggu, hiperplasia ringan dan
forestomach tetapi juga di bagian glan- perubahan epithelial yang diamati hampir
dular stomach, usus halus, jaringan hilang sama sekali pada minggu pertama.
kolorektal dan jaringan esophageal susep- Perubahan yang paling parah dapat diamati
tibel terhadap efek proliferative dari pada 2 dan 4 minggu dimana grup
BHA.27, 28 mengalami regresi sebagian selama pe-
Hamsters bersifat lebih suseptibel riode penyembuhan.7 Karena kemung-
kinan adanya relevansi pada manusia,
terhadap BHA daripada tikus. Pada
penelitian ini kemudian dilakukan pada
hamster yang diberikan 1% atau 2% BHA
spesies lain termasuk kera dan babi, yang
selama 24 dan 104 minggu, papilloma pa-
mana, seperti manusia, tidak mempunyai
da forestomach terlihat hampir di semua
forestomach. Pada kera betina, BHA (125
binatang coba dan carcinoma pada 7-
atau 500 mg/kg bb) yang diberikan dengan
10% pada grup dari 104 minggu
gavage selama 12 minggu gagal untuk
perlakuan. Kejadian lesi yang lebih ren-
menginduksi perubahan histo- patologi di
dah tampak pada mencit yang diberikan
perut dan esophagus. Pada anjing yang
0,5% dan 1% BHA.7
diberikan BHA pada dosis 0,25; 0,5; 1;
Pengujian Karsinogenik terhadap Isomer dan 1,3% selama 6 bulan, tidak ditemukan
Pengujian karsinogenik terhadap perubahan histopatologi yang terlihat di
isomer dilakukan untuk menentukan iso- perut, esofagus dan usus dua belas jari.

47
47
Esophagus
Duodenum
Forestortuuh

Pyloric
sphincter

Corpus Limiting ridge

Gambar 3.
Diagram bagian perut tikus. Sumber: Moore 2000 29

Promoting Effect dan Inhibitory Effect dari Sedangkan sifat inhibitory effect tampak
BHA pada liver carcinogenesis yang disebab-
kan oleh diethylnitrosamine atau N-ethyl-
Mekanisme bagaimana 3-BHA meng-
N-hydroxyethylnitrosamine dan juga pada
induksi carcinoma belum diketahui de-
mammary carcinogenesis disebabkan oleh
ngan jelas. Penelitian yang dilakukan oleh
7,12-dimethylbenz[a]anthracene.31
De Stafney, et al. menganjurkan bahwa
ada dua faktor yang mungkin berperan Kesimpulan
penting. Satu diantaranya mungkin ber- Seperti sebagian besar bahan aditif
kaitan dengan penurunan jumlah senyawa buatan lainnya, penggunaan BHA dalam
thiol. Yang kedua adalah adanya serangan makanan juga mempunyai pro dan kontra.
(attack) oleh metabolit reaktif dari 3-BHA
Ketika sebuah penelitian menunjukkan
atau produk sekunder yang dihasilkan oleh bahwa penggunaan BHA mempunyai ke-
metabolit ini.30 Penelitian oleh Williams untungan, beberapa penelitian lainnya
juga mengindikasikan bahwa BHA
tidak menunjukkan adanya keuntungan,
mempunyai efek pada sistem membran,
atau bahkan memberikan dampak negatif
memblokir pertukaran antara hepatosit
pada penggunaannya. Asupan Harian yang
dengan sel epiteli. Hasil ini menunjukkan
Diijinkan (Acceptable Daily Intake,ADI)
bahwa BHA merupakan karsinogen
sebesar 0-0,5 mg/kg bb adalah salah satu
epigenetik yang bersifat promoting
cara untuk membatasi penggunaan BHA
effect.31
supaya tidak memberikan dampak yang
BHA mempunyai sifat sebagai promo- buruk bagi kesehatan, karena BHA di-
ting effect ataupun inhibitory effect pada harapkan tidak akan bersifat karsinogen
efek karsinogenik dari sejumlah karsi- pada manusia apabila digunakan pada
nogen kimia. BHA dapat meningkatkan konsentrasi yang diperbolehkan.
forestomach carcinogenesis yang disebab-
Daftar Rujukan
kan oleh N-methyl-N'-nitro-N-nitroso-
guanidine ataupun N-methyinitrosourea  Rajani GP, Ashok P. In vitro antioxidant and
antihyperlipidemic activities of Bauhinia vari-
(MNU) pada tikus. BHA mempunyai
gata Linn. Indian J. Pharmacol. 2009. 41(5):
promoting effect pada urinary bladder 227-232.
carcinogenesis yang disebabkan oleh  Kochhar SP, Rossel JB, Hudson BJF. (editor).
MNU atau N-butyl-N-(4-hydroxybutyl) Food antioxidants. 1990. Elsevier Science.
nitrosamine dan thyroid carcinogenesis  http://codexindonesia.bsn.go.id/uploads/down
yang disebabkan oleh MNU pada tikus. load/UU_Pangan_No.18__.pdf. retrieved 26
Mei 2013.

48 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol .3.1.2014: 41-50

48 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.1.2014:41-50


Butylated
Butylated hydroxyanisole
hydroxyanisole ……(Nyoman
(NyomanFitri)
Fitri)

 http://jdih.pom.go.id/produk/peraturan%20me  Botterweck, AAM, Vergaen H, GoldBohm


nteri/Permenkes%20ttg%20BTP.pdf. RA, KleinJans J, and van den Brant PA.
retrieved 26 Mei 2013. Intake of butylated hydroxyanisole and
 Zheng W, Wang SY. Antioxidant activity and butylated hydroxytoluene and stomach cancer
phenolic compounds in selected herbs. J. risk: results from analyses in the Netherlands
Agric. Food Chem. 2001; 49(11): 5165–5170. cohort study. Food and Chemical Toxicology.
 Pourmorad F, Hosseinimehr SJ, Shaha-bimajd 2007. 38 (7): 599–605.
N. Antioxidant activity, phenol and flavonoid  Salimath B.P, Sundaresh C.S, Srinivas L.
contents of some selected Iranian medicinal Dietary components inhibit lipid peroxidation
plants. African Journal of Technology. 2006; in erythrocyte membrane. Nutrition Research.
5(11): 1142-1145. 1986. 6 (10): 1171-1178.
 Madhavi, DL, Deshpande SS, Salunkhe DK.  Moleyar V, Narasimham P. Antibacterial
Food antioxidants: technologycal: toxi- activity of essential oil components. Inter-
cological and health perspectives. 1996. New national Journal of Food Microbiology. 1992.
York. Marcel Dekker. 16 (4): 337-342.
 Cadenas E. Basic mechanism of antioxidant  Conning, DM., Phillips, JC. Comparative me-
activity. Biofactor. 1997. 6: 391-397. tabolism of BHA, BHT and other phenolic
 Cacic M, Molnar M, Sarkanj B, Has-Schon E, antioxidants and its toxicological relevance.
Rajkovic V. Synthesis and antioxidant activity Food Chem Toxicol. 1986. 24(10-11): 1145-
of some new coumarinyl- 1,3-thiazo-lidine-4- 8.
ones. Molecules. 2010; 15: 6795-6809.  Abiko, Y, Miura T, Phuc, BH., Shinkai Y,
 Buck DF. Food additive User’s Handbook. Kumagai Y. Participation of covalent modi-
1991. Springer. fication of Keap1 in the activation of Nrf2 by
 Madhavi DL, Deshpande SS, Salunkhe DK. tert-butylbenzoquinone, an electrophilic meta-
Butylated hydroxyanisole (BHA; tert-butyl-4- bolite of butylated hydroxyanisole.
hydroxyanisole) and butylated Toxicology and Applied Pharmacology. 2011.
hydroxytoluene (BHT; 2,6-di-tert-butyl-p- 255(1): 32-39.
cresol) in food anti-oxidants: Technological,  Hazardous Substances Database, National
Toxicological, and health perspectives.1996. Library of Medicine
 Han SS, Lo SC, Choi YW, Kim JH, Beck SH.  Miranda CL, Reed RL, Cheeke PR, Buhler
Antioxidant activity of crude extract and pure DR. Protective effects of BHA against the
compounds of Acerginnala max. Bull. Ko- acute toxicity of monocrotaline in mice.
rean. Chem Soc. 2004; 25(3): 389-391. Toxicology and applied pharmacology. 1981.
 http://toxnet.nlm.nih.gov/cgibin/sis/search/f?./ 59: 424-430.
temp/~uxBaWC:1. Butylated hydroxyanisole  Schultze AE, Roth RA. Chronic pulmonary
(BHA), CAS No. 25013-16-5, Report on hypertension the monocrotaline model and
carcinogens, Eleventh Edition, National involvement of the hemostatic system.
Institutes of Health. Retrieved 26 Juni 2013. Toxicol Environ Health B Crit Rev. 1998;
 Lam LK, Pai RP. Wattenberg, LW. Synthesis 1(4): 271-346.
and chemical carcinogen inhibitory activity of  Ito N, Fukushima S, Hagiwara, A, Shibata M,
2-tert-butyl-4-hydroxyanisole. J Med Chem. Ogiso T. Carcinogenecity of butylated
1979; 22 (5): 569–71. hydroxyanisole in F344 rats. J. Natl Cancer
 Clegg DJ. Absence of teratogenic effect of Inst. 1983; 70(2): 343-352.
butylated hydroxyanisole (BHA) and  Verhagen H, Beckers HH, Comuth, PA,
butylated hydroxytoluene (BHT) in rats and Maas, LM, ten Hoor F, Henderson, PT Klein-
mice. Food and cosmetics toxicology. 1965; jans, JC. Disposition of single oral doses of
3:387-403 butylated hydroxytoluene in man and rat.
 Williams GM, Iatropoulos MJ, Whysner J. Food Chem Toxicol. 1989; 27(12): 765-72.
Safety assessment of butylated  Verhagen, H, Deerenberg I, Marx A, ten Hoor
hydroxyanisole and butylated hydroxytoluene F, Henderson PT, Kleinjans, JC. Estimate of
as antioxidant food additives. Food Chem the maximal daily dietary intake of butylated
Toxicol. 1999. 37(9-10): 1027-1038. hydroxyanisole and butylated hydroxytoluene
 Known carcinogens and reproductive toxi- in The Netherlands. Food Chem Toxicol.
cants (California Proposition 65). Scorecard. 1990; 28(4): 215-20.
Retrieved. 2011-05-29.

49

49
 http://www.ratbehavior.org/vomit.htm. Why  Willia0ms, GM. Epigenetic promoting effects
rats can’t vomit. retrieved 26 Mei 2013. of butylated hydroxyanisole. Food Chem
 deStafney CM., Prabhu UD, Sparnins VL., Toxi-col.1986; 24(10-11): 1163-1166.
Wattenberg, LW. Studies related to the  http://www.accessdata.fda.gov/scripts/fcn/fcn
mecha-nism of 3-BHA-induced neoplasia of DetailNavigation.cfm?rpt=scogsListing&id=4
the rat forestomach. Food Chem Toxicol. 0. retrieved 26 Mei 2013.
1986; 24(10-11): 1149-57.

50 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol .3.1.2014: 41-50

50 Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.4.1.2014:41-50

Anda mungkin juga menyukai