SEDIAAN INFUS
Oleh :
Abdilah Seftiawan
SF19201
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi yang semakin
alat kesehatan. Salah satu peralatan yang ada dan sering digunakan di
rumah sakit salah satunya adalah infus. Alat infus ini digunakan untuk
keakuratan agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan (Muljodipo et
al., 2015).
larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus
dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam, dll (Zainuri et al.,
2012).
2019).
2. Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
energi
5) SLS : Surfaktan
tetes mata.
berubah warna)
6) WFI steril : -
C. Kontraindikasi (MIMS)
hipokloremik.
ketoasidosis.
3) HCl : Tidak untuk digunakan yang dapat menimbulkan emesis.
zat korosif (asam kuat dan basa) karena hal ini akan
gastroskopi.
6) WFI steril : -
yang dianjurkan.
5) SLS : secukupnya
PIONAS)
pencernaan.
5) SLS : -
6) WFI steril : -
F. Mekanisme Kerja Obat dan Peringatan (MIMS)
3) HCl : -
5) SLS : -
6) WFI steril : -
2. Bentuk Sediaan
pengisi.
B. Glukosa Monohidrat : serbuk adalah campuran kering bahan obat
C. HCl : serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia
larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, larut dalam
mempunyai rasa.
BAB III
METODE KERJA
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alumunium foil, batang
pengaduk, botol infus kaca, corong gelas, erlenmeyer, gelas beaker, gelas
ukur, kaca arloji, kapas, karet penutup, kertas perkamen, kertas saring, PH
universal, pipet tetes plastik, sendok besi, sendok plastik, sendok porselin,
2. Bahan
3. Formula
Norit 0,1%
mL.
F. Botol infus dibilas dengan sediaan lalu tutup rapat, diikat dengan
tali champagne, di autoklaf pada suhu 115°C selama 30 menit.
A. Uji pH
sediaan tersebut.
C. Uji Kejernihan
wadah dari samping. Sinari dari arah samping, lihat apakah masih
kejernihan cairan.
D. Uji Kebocoran
rapat diatas kertas saring yang steril. Dilihat apakah ada rembesan
air yang keluar dari botol infus dan membasahi kertas saring.
Tujuan dari evaluasi ini agar sediaan benar-benar aman dan tidak
1. Hasil
Larutan
3. Uji Bebas Larutan yang didapat dinyatakan bebas
2. Pembahasan
ditujukan untuk manusia atau larutan produk obat yang disterilisasi akhir
dan dikemas dalam wadah dosis tunggal dengan kapasitas 100 mL atau
lebih dan ditujukan untuk manusia. Parenteral volume besar meliputi infus
intravena, larutan irigasi, larutan dialisis peritonal & blood collecting units
with anticoagulant.
air sebagai fase kontinu; biasanya dibuat isotonis dengan darah. Prinsipnya
infus dimaksudkan untuk pemberian dalam volume yang besar. Infus tidak
berarti. Rata-rata kebutuhan air pada orang dewasa sehat adalah 1,5-2,5
liter sehari dan ini diperlukan untuk mengimbangi hilangnya air yang tak
dapat timbul pada koma, disfagia, atau pada pasien lanjut usia atau pasien
berkesinambungan.
dan agar mahasiswa dapat membuat sediaan steril infus glukosa dalam
ditentukan.
Norit 0,1%
Pada praktikum ini zat aktif yang dipilih adalah glukosa monohidrat. Norit
digunakan sebagai adsorben digunakan untuk menyerap bahan-bahan
pengotor yang mungkin ada dan agar sediaan yang dibuat bebas dari
pirogen. WFI steril digunakan sebagai zat pembawa dan WFI steril ini
pengamatan kejernihan tidak ada partikel atau benda asing dan sediaan
sediaan ini bebas partikulat, tidak ada kotoran, maupun bahan asing dan
untuk uji kebocoran, hasil yang didapat infus glukosa monohidrat ini
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
pengamatan kejernihan tidak ada partikel atau benda asing dan sediaan
sediaan ini bebas partikulat, tidak ada kotoran, maupun bahan asing dan
untuk uji kebocoran, hasil yang didapat infus glukosa monohidrat ini
Depkes RI. Farmakope Indonesia Edisi III. 1979. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Kartika, B. M., L. Khojayanti., Nuha., S. Listiana., S. Kusumaningrum., & A. F.
Wijaya. 2019. Dekstrosa Monohidrat Kualitas Farmasi Dari Pati Manihot
ecsulenta, Metroxylon sagu, Zea mays, Oriza sativa, dan Triticum. Jurnal
Bioteknologi & Biosains Indonesia. 6 (2): 184 – 197.
Mulodipo, N., Sherwin., Sompie., & R. F. Robot. 2015. Rancang Bangun
Otomatis Sistem Infus Pasien. E-journal Teknik Elektro dan Komputer. 4
(4): 12-22.
Pusat Informasi Obat Nasional. 2021. http://pionas.pom.go.id/. Diakses tanggal 06
Februari 2021.
Sudatri, N. W., I. Setyawati., N. M. Suartini., & D. A. Yulihastuti. 2016.
Penurunan Fungsi Hati Tikus Betina (Rattus norvegivus L) Yang Diinjeksi
White Vitamin C Dosis Tinggi Dalam Jangka Waktu Lama Ditinjau Dari
Kadar Sgpt, Sgot Serta Gambaran Histologi Hati. JURNAL
METAMORFOSA Journal of Biological Sciences. 3 (1): 44-51.
The Monthly Index Of Medical Specialities. 2021.
https://www.mims.com/indonesia/. Diakses tanggal 06 Februari 2021.
Zainuri, A., D. R. Santoso., & M. A. Muslim. 2012. Monitoring dan Identifikasi
Gangguan Infus Menggunakan Mikrokontroler AVR. Jurnal EECCIS. 6
(1): 49 – 54.
Pretest
ditimbang?
Norit 0,1%
Jawab :
Glukosa = 5,9% x 500 mL
= 29,5 g
= 0,5 g