Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
Chamy Rahmatiqa,MPH
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia–Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para
umatnya yang insya allah setia sampai akhir jaman. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas
Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan. Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan
dukungan dari berbagai pihak, Kami telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai
hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan, Walaupun di dalam pembuatannya
kami menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang kami miliki.
Dengan, diberikannya kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
ibu Chamy Rahmatiqa, MPH selaku dosen etika profesi dan hukum kesehatan. Kami menyadari
bahwa makalah yang kami buat ini tidak lah sempurna maka dari itu kami meminta kepada ibu
untuk memberikan kritik dan saran kepada kami untuk dapat memperbaiki makalah ini di
pertemuan selanjutnya. Dan semoga apa yang kami tulis dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Tujuan ...........................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Kesimpulan ...................................................................................................................9
B. Saran .............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjanjian Terapeutik adalah perjanjian yang terbentuk karena adanya hubungan hukum
antara dokter dengan pasien. Hubungan hukum adalah hubungan antara subjek hukum
ataupun antara subjek hukum dengan objek hukum, yang diatur oleh hukum.
Yang dimaksud perikatan adalah suatu hubungan hukum antara sejumlah subjek -
subjek hukum, sehubungan dengan itu, seseorang atau beberapa orang daripadanya
mengikatkan dirinya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu terhadap pihak lain.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu standar perikatan perjanjian, azas umum perjanjian dalam transaksi terapeutik
secara tepat.
2. Bagaimana bentuk bentuk azas umum perjanjian dalam transaksi terapeutik.
3. Apa saja macamnya dan penjelasan dari masing masing jenis
4. Seperti apakah bentuk atau contoh standar perikatan perjanjian
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Adanya dasar hukum, yaitu peraturan peraturan hukum yang mengatur hubungan
tersebut.
2. Peristiwa hukum, yaitu kejadian yang membawa akibta yang diatur oleh hukum, yaitu
perikatan.
Yang dimaksud perikatan adalah suatu hubungan hukum antara sejumlah subjek-
subjek hukum, sehubungan dengan itu, seseorang atau beberapa orang daripadanya
mengikatkan dirinya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu terhadap pihak lain.
Asas - asas hukum yang mendasari terjadinya suati perjanjian sebagai berikut :
2
2. Asas Keseimbangan, fungsi hukum selain memberikan kepastian dan perlindungan
terhadap kepentingan manusia, hukum juga harus bisa memulihkan keseimbangan
tatanan masyarakat yang terganggu pada keadaan semula.
3. Asas Tepat Waktu, Asas ini merupakan asas yang sangat penting , karena
keterlambatan penanganan seorang pasien akan berakibat fatal yaitu kematian pasien.
4. Asas Itikad Baik, asas ini bersumber pada prinsip etis berbuat baik yang perlu
diterapkan dalam pelaksanaan kewajiban dokter terhadap pasien.
5. Asas Kejujuran, kejujuran dokter dan pasien merupakan salah satu hal yang penting
dalam transaksi terapeutik.
Syarat sahnya perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yang dalam kaitannya
dengan perjanjian terapeutik adalah :
1. Kesepakatan antara dokter dan pasien, kesepakatan dalam perjanjian terapeutik untuk
tindak - tindakan medis tertentu harus ada apa yang dinamakan Informed consent, yaitu
persetujuan dari pasien untuk dilakukannya tindakan medis setelah mendapatkan
penjelasan mengenai apa dan bagaimana tindakan medis itu akan dilakukan.
2. Kecakapan para pihak, seseorang dikatakan cakap dalam melakukan tindakan hukum
apabila yang bersangkutan telah dewasa, atau telah berumur 21 tahun atau sudah menikah
sebelum umur tersebut.
3. suatu hal yang tertentu, suatu hal tertentu adalah mengenai objek hukum atau hal
diperjanjikan. dalam perjanjian terapeutik yang menjadi suatu hal tertentu adalah
tindakan medis yang akan dilakukan oleh si dokter, yaitu tindakan untuk melakukan
pengobatan dan/atau suatu upaya untuk melakukan tindakan penyembuhan terhadap
suatu penyakit.
3
4. Sebab yang halal, dalam pengertian ini maka yang menjadi objek yang diperjanjikan
dalam perjanjian terapeutik adalah hal - hal yang diperbolehkan atau tidak bertentangan
dengan hukum, seperti misalnya dokter tidak boleh memperjanjikan untuk melakukan
abortus (pengguran kandungan), karena pengguguran kandungan (yang tanpa indikasi
medis) bertentangan dengan hukum.
Dalam perjanjian terapeutik upaya pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan adalah
usaha - usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya ini sangat bervariasi dan
umumnya meliputi upaya - upaya berikut :
1. Medical check up
2. Imunasasi
3. Keluarga berencana
5. Meringankan penderitaan
6. Memperpanjang hidup
7. Rehabilitasi
Hubungan antara dokter dan pasien yang mendasari terjadinya perjanjian terapeutik terdiri
dari 3 (tiga) pola hubungan, yaitu :
2. Guidance - Coorporation, dalam pola hubungan guidance - coorporation ini baru muncul
hubungan yang membimbing dan penuh kerja sama.
4
3. Mutual Participation, pola mutual participation ini terbentuk berdasarkan pemikiran
bahwa setiap manusia mempunyai martabat dan hak yang sama.
Sedangkan kewajiban dokter dalam melaksanakan praktik kedokteran diatur dalam Pasal
51 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik kedokteran.
a. Hak untuk memperoleh informasi, hak atas informasi ini berkaitan erat dengan hak
untuk memberikan persetujuan, sehingga dalam berbagai literatur hukum kesehatan
dijumpai adanya istilah informed concent.
c. Hak atas rahasia kedokteran, dokter dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan catatan medis pasien maupun segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pasien tersebut sebagai rahasia kedokteran.
5
d. Hak untuk memilih dokter, oleh karena terjadinya hubungan dokter pasien terutama
berlandaskan kepercayaan, maka umumnya pasien selalu memilih untuk berobat
kepada dokter tertentu.
e. Hak untuk memilih sarana kesehatan, seperti halnya memilih dokter pasien pun
mempunyai hak memilih rumah sakit dalam batas - batas tertentu.
g. Hak untuk menolak tindakan medik tertentu, setiap orang berhak menerima atau
menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya
setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan secara lengkap.
i. Hak untuk melihat rekam medis, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksa, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
j. Hak atas pendapat kedua, pasien mempunyai hak untuk mendapatkan penjelasan dari
dokter lain megenai penyakitnya dan hal ini idealnya dilakukan dengan
sepengetahuan dokter pertama yang merawatnya.
6
Objek transaksi terapeutik adalah pelayanan kesehatan atau upaya penyembuhan yang
didasarkan atas keahlian, keterampilan serta ketelitian, maka tujuan dari transaksi terapeutik
berkaitan dengan tujuan ilmu kesehatan yang antara lain sebagai berikut:
2. Meringankan penderitaan
3. Mendampingi pasien
Oleh karena transaksi terapeutik berkaitan dengan pemberian pelayanan kesehatan harus
didasarkan pada keahlian, keterampilan serta ketelitian maka para pihak yang terlibat dalam
transaksi terapeutik adalah sebagai berikut:
Menurut Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan menyebutkan tenaga kesehatan meliputi tenaga di bidang medis,
keperawatan, kefarmasian, kesehatan masyarakat, gizi, keterampilan fisik, dan keteknisan
medis.
2. Pasien
3. Rumah Sakit
7
Rumah sakit merupakan pusat pelayanan medis dan tempat untuk
menyelenggarakan pelayanan medis yang baik.
1. Sembuhnya pasien
Dokter diperbolehkan mengundurkan diri dari hubungan antara dokter dan pasien
dengan alasan seperti pasien menyetujui pengunduran diri dokter, pasien diberi waktu
dan informasi yang cukup agar memperoleh pengobatan dari dokter lain, dan alasan
lainnya yang diperbolehkan.
3. Meninggalnya Pasien
4. Kewajiban dokter atau tenaga kesehatan lainnya pada transaksi terapeutik telah terpenuhi
5. Dokter atau tenaga kesehatan yang mengobati dalam kondisi darurat telah digantikan
6. Persetujuan kedua belah pihak antara dokter dan pasiennya bahwa transaksi terapeutik
diakhiri.
8
Pasien memiliki hak untuk menentukan mengenai diteruskan pengobatan dengan
dokternya atau memilih pindah ke dokter lain atau rumah sakit lain.
Transaksi terapeutik dapat ditentukan untuk jangka waktu tertentu. Oleh karena itu
apabila telah lewat waktu maka transaksi terapeutik tersebut berakhir.
Menurut Pasal 1381 KUHPerdata, hapusnya suatu perikatan disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain:
3. Pembaharuan Utang (Novasi), Novasi adalah suatu perjanjian antara debitur dan kreditor,
di mana perjanjian yang lama subjek dan objeknya diganti dengan perjanjian yang baru.
Novasi diatur dalam Pasal 1413 sampai dengan Pasal 1424 KUHPerdata.
Disamping itu, yang dapat menghapuskan atau menghentikan perjanjian terapeutik adalah :
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asas - asas hukum yang mendasari terjadinya suati perjanjian sebagai berikut :
1. Asas Legalitas, ketentuan Pasal 50 Undang - undang Kesehatan yang menyatakan bahwa
tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai
dengan bidang keahlian dan/atau kewenangan tenaga kesehatanyang bersangkutan.
3. Asas Tepat Waktu, Asas ini merupakan asas yang sangat penting , karena keterlambatan
penanganan seorang pasien akan berakibat fatal yaitu kematian pasien.
4. Asas Itikad Baik, asas ini bersumber pada prinsip etis berbuat baik yang perlu diterapkan
dalam pelaksanaan kewajiban dokter terhadap pasien.
10
5. Asas Kejujuran, kejujuran dokter dan pasien merupakan salah satu hal yang penting
dalam transaksi terapeutik.
B. Saran
Sebaiknya pasien harus diberikan pengertian hukum dan medis yang memadai
melalui sistem pendidikan yang merata. Hal ini merupakan hal yang harus diperhatikan serta
dibenahi oleh Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga, mutu kesehatan
pun dapat tercapai bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai yang telah diatur dalam Pasal 28H
Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945
DAFTAR PUSTAKA
Reni Agustina Harahap. 2017. Buku Ajar Etika dan Hukum Kesehatan. Sumatera: Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara.
Yanuar Amin. 2017. Bahan Ajar Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
11
12