LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Diverifikasi oleh :
3.
4.
5.
6.
………………………………
Catatan:
Dilarang Keras Memperbanyak/Menggandakan Dokumen ini, Tanpa Ijin Tertulis Dari Manajemen
PT …………………………..
DAFTAR ISI
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat sebagai pedoman untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai risiko yang
berhubungan dengan penanganan secara manual dan mekanis dilingkungan perusahaan dilakukan
secara benar dan aman.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini menjelaskan bagaimana melakukan pekerjaan-pekerjan dilaksanakan secara manual
dan mekanis sesuai dengan batasan berat yang ditentukan
3. REFERENSI
3.1. Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 tahun 1970
3.2. PP RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3 Elemen 6
3.3. ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen K3 Klausul 8.1
4. DEFINISI
4.1. SMT adalah singkatan dari Sistem Manajemen Terintegrasi (SMK3 –
SML – SMM).
4.2. Penanganan secara manual adalah pekerjaan–pekerjaan yang
dilakukan oleh anggota tubuh pekerja secara langsung seperti mengangkat, mendorong,
membawa, menarik, meletakan dan jenis pekerjaan lain yang menggunakan anggota tubuh.
4.3. Penanganan secara mekanis adalah pekerjaan-pekerjaan yang
menggunakan peralatan mekanis sebagai alat bantunya seperti: cain hoist, crane, forklift, dll
5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Direktur bertanggung jawab atas prosedur penanganan secara manual dan mekanis
5.2. Pengawas pekerjaan bertanggung jawab atas penerapan pekerjaan-pekerjaan sesuai
prosedur secara manual dan mekanis dengan benar dan aman
6. URAIAN PROSEDUR
6.1. Mengidentifikasi bahaya suatu pekerjaan sebelum melakukan pekerjaan secara manual atau
mekanis. Pengidentifikasian mengacu pada Prosedur Manajemen Risiko,
6.2. Personal yang melakukan penanganan bahan baik secara manual atau mekanis, terutama
pengoperasian alat angkat/angkut memiliki kompetensi yang cukup. Khusus untuk bahan
berbahaya dan beracun, petugas harus memahami MSDS dengan baik, serta melakukan
aktivitas pemindahan sesuai dengan petunjuk pada MSDS.
6.3. Penanganan secara Manual
6.3.1. Setiap barang/bahan yang akan dipindah/angkut dari suatu lokasi lain harus
dipertimbangkan apakah barang/bahan tersebut dapat ditangani secara manual atau
harus menggunakan peralatan bantu (mekanis).
6.3.2. Batas maksimal mengangkat secara manual/manusia adalah 23 Kg, lebih dari berat
tersebut harus menambah jumlah orang atau menggunakan peralatan bantu mekanis.
6.4. Penanganan secara Mekanis
6.4.1. Setiap pekerjaan yang dilakukan secara mekanis perlu dilaksanakan sesuai dengan
karakteristik dan spesifikasi terhadap peralatan mekanik tersebut dengan memperhatikan
aspek-aspek K3.
6.4.2. Supervisor Adm Umum harus memastikan bahwa kondisi peralatan yang akan digunakan
layak pakai, serta memastikan kecukupan kompetensi petugas/operator yang melakukan
aktivitas pemindahan secara mekanis.
6.4.3. Sebelum aktivitas pemindahan dilakukan, harus terlebih dahulu melakukan pemastian jalur
lintasan tidak ada hambatan, dan metoda pengangkutan bahan dipastikan tidak
merusak/menurunkan/mengakibatkan kebocoran pada bahan.
6.4.4. Pemindahan bahan dengan menggunakan forklift, bahan harus diletakkan pada pallet, dan
ditempatkan pada posisi stabil, selanjutnya dipindahkan ke tempat tujuan.
6.4.5. Petugas yang melaksanakan penanganan bahan, harus menggunakan APD yang sesuai
dengan karakteristik bahan.
6.4.6. Sisa pembersihan atas sisa bahan yang tidak terpakai khususnya bahan B3, dibuang
sebagai limbah B3
6.5. Ahli K3 mengidentifikasi dan menilai risiko dari pekerjaan yang dilakukan secara manual dan
mekanis serta menentukan pengendaliannya
6.6. Ahli K3 bertanggung jawab untuk menerapkan dan meninjau ulang cara pengendalian risiko
yang muncul karena pekerjaan manual dan mekanis.
7. DOKUMEN TERKAIT
-
8. LAMPIRAN
-