Anda di halaman 1dari 3

Lampiran 1

Materi pembelajaran :
KESETIMBANGAN DALAM INDUSTRI

Banyak proses kimia dalam industri merupakan reaksi kesetimbangan. Masalah yang dihadapi
oleh suatu industri adalah bagaimana memperoleh yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang
banyak dengan menggunakan proses yang efisien dan efektif. Untuk memecahkan masalah
tersebut, pengetahuan tentang kesetimbangan kimia sangat dibutuhkan oleh beberapa industri
kimia, misalnya industri pembuatan amoniak dan asam sulfat.

1. Pembuatan Amoniak (NH3)


Amoniak (NH3) merupakan senyawa nitrogen yang sangat
penting, baik sebagai bahan dasar pembuatan pupuk maupun
sebagai pelarut yang baik untuk berbagai senyawa ionik dan
senyawa polar. Amoniak dibuat berdasarkan reaksi berikut
N2(g) + 3H2(g) ⇌ NH3 H=-92,4 kJ

Proses itu ditemukan pertama kali oleh Fritz Haber (1868-


1934) yang berkebangsaaan Jerman. Proses itu dikembangkan
lebih lanjut oleh Carl Bosch (18740-1940). Oleh karena itu
pembuatan amoniak dari reaksi antara gas H 2 dan N2 dikenal
dengan proses Haber-Bosch.
Berdasarkan azas Le Chatelier, untuk mendapatkan NH 3 yang
besar, pada reaksi itu harus digunakan temperatur yang rendah
dan tekanan yang tinggi. Dengan demikian, kesetimbangan akan
bergeser ke arah NH3. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung
sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500 0C
sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm,
penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-
Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 5000C dan
tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk
besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Dewasa ini,
seiring dengan kemajuan teknologi, digunakan tekanan yang Gambar 8. Penggunaan
jauh lebih besar, bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi utama amonia adalah pupuk
pertanian
reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera
dipisahkan. Produksi amoniak terutama digunakan untuk pembuatan amonium sulfat, urea,
asam nitrat, dan senyawa-senyawa nitrogen lainnya. Skema pembuatan amoniak dapat dilihat
pada gambar berikut.

Sumber. wps.prenhall.com
Gambar 9. Proses Pembuatan Amoniak

2. Pembuatan Asam Sulfat (H2SO4)


Asam sulfat secara besar-besaran dapat dihasilkan dengan proses kontak. Pada pembuatan
asam sulfat menurut proses kontak, bahan yag dipakai adalah belerang murni yang dibakar di
udara, dengan reaksi berikut:
S(s) + O2(g) → SO2(g)
SO2 yang terbentuk dioksidasi di udara dengan memakai katalisator. Reaksinya merupakan
reaksi kesetimbangan.
2SO2(s) + O2(g) ⇌ 2SO3(g)
Seperti pada pembuatan NH3 untuk mendapatkan hasil SO3 dalam jumlah besar,
pembuatannya harus dilakukan pada temperatur rendah dan tekanan tinggi, agar
kesetimbangan bergeser ke arah SO3. Akan tetapi reaksi tidak dapat berlangsung pada
temperatur rendah. Reaksi baru dapat berlangsung pada temperatur 4000C.
Dengan menggunakan katalis vanadium pentaoksida (V2O5), reaksi berlangsung dengan baik,
yaitu 98% sempurna dan tidak memerlukan tekanan tinggi. Belerang trioksida (SO 3)
dicampur dengan asam sulfat pada (H2SO4) sehingga diadsorbsi oleh asam tersebut
membentuk asam pirosulfat (H2S2O7) yang disebut juga dengan nama oleum, dengan reaksi
sebagai berikut.
SO3(g)+ H2SO4 pekat ⇌ H2S2O7(l)

Asam Pirosulfat itu diubah menjadi asam sulfat dengan menambahkan air, dengan reaksi
berikut.
H2S2O7(l)+ H2O(l) ⇌ 2H2SO4(l)
Asam yang dihasilkan dari proses itu adalah 100%.
Penggunaan asam sulfat antara lain sebagai berikut:
1. Pada pembuatan pupuk amonium sulfat (ZA) dan asam fosfat (H3PO4)
2. Pada proses pemurnian minyak tanah.
3. Pada industri baja, untuk menghilangkan karat besi sebelum baja dilapisi dengan timah
atau seng.
4. Pada pembuatan zat warna.

Anda mungkin juga menyukai