Anda di halaman 1dari 192

PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BHAKTI

MULIA 400

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh

IIS ISTIANAH

NIM : 1110018200078

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M
LBMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini berjudul "Proses perencanaan progra m Bilingual di SMp


Bakti Mulya 400" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus Ujian Munaqosah
pada tanggal 06 Februari2}|5 dihadapan Dewan Penguji. Oleh karena itu, penulis
memperoleh gelar S.Pd dalam program studi Manajemen pendidikan.

Jakarta, Februari 2015

Panitia Ujian Muaqosah

Ketua Panitia (ketua Prodi) Tanggal


Dr.Has)rim Asy'ari. M.Pd
NrP. 19661009 1993303 i 004 ?o/ *o16
fol' '
Sekretaris (Sekretaris Prodi)

Dr. Zahrudin" Lc. M.Pd


Lo ?Dt5
NrP. 19730302 200501 I 002 foL-
"'r"""""""
Penguji I
*,1, - d_qr
Dra. Nurdelima Waruwu. M.pd
NIP. 19671020 200t122 001

Penguji II

Dr.Zahrudin. Lc. M.Pd


NrP. 19730302 200s01 1 002 'lo, - Zot,
"""t"""",.....,

Mengetahui
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah_ Jakarta

NIP. 19591020 198603 2001


Proses Perencanaan Program Bilingual di sMp Bakti Mulya
400

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gerar Sarjana pendidikan (s.pd)

Oleh

Iis Istianah
1110018200078

Di bawah bimbingan

PJ;
Dr. Marzuki Mahmud, M.A
19580405 198103 1 003
H
Dr. Hasvim Asy'ari, M.pd
19661009 199303 t 004

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
LINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Proses Perencanaan Program Bilingual di SMp Bakti Mulya 400
disusun oleh Iis Istianah. NiM 1 I 10018200078, Program Studi Manajemen pendidika,.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak

untuk disajikan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
fakultas.

Jakarta, 09 Januari 201 5

Yang Mengesahkan,

Pembimbing i Pembimbing II

Dr. Marzuki Mahmud. M.A Dr. Hasvim Asy'ari. NI.Pd


NIP. 19580405 l98l 1 003 NIP. 19661009 199303 1 004
UJI REFERENSI

Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan sklipsi berjudul proses


Perencanaan Program Bilittgual di SMP Bakti Mulya 400 disus'.rn oleh Iis
Istianah, NIM 1110018200078, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakulras
Ihnu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islan Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.

Jakafta,09 Januari 2015


Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Nlarzuki Mahmud. Nl.A Dr. Hasvim Asy'ari, M.Pd


NIP. r9s80405 198103 1 003 NIP. 19661009 199303 I 004
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Iis Istianah


Tempat/Tanggal Lahir Grobogan, 30 Mei 1992
NIM 11 10018200078

Jurusan Manajemen Pendidikan


Judul Skripsi Proses Perencanaan Program Bilingual di SMP
Bakti Mulya 400
Dosen Pembimbing 1. Drs. Marzuki Mahmud, M.A
2.Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat asli hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

_.__._=___Jakar$, Q9 Januari 2015

&/r{x}-ffeNcox !.rMrs;

DDEB6ACFS

Iis Istianah
r110018200078
ABSTRAK

Iis Istianah" NIM: 1110018200078, Proses Perencanaan Program Bilingual di


sMP Bakti Mulya 400. Skripsi Program Strata Satu (S-1), program studi
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan saya terhadap penggunaan


bilingual di sekolah. Sejak pemerintah menerapkan Rintisan Sekolah Birtaraf
Internasional hingga dihapus, bilingual telah diterapkan di beberapa sekolah
Internasional di Indonesia. Pengadaan program bilingual ini belum lama
direalisasikan oleh beberapa sekolah internasional di Indonesia yang
menginginkan kesetaraan kualitas dengan negara lain. Di sini penulis akan
mengangkat tentang Proses Perencanaan Program Bilingual di SMP Bakti Mulya
400.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses perencanaan


program bilingual dan kemampuan bahasa Inggris secara akademik di SMp
Bhakti Mulia 400. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif, untuk mengumpulkan data dilakukan studi dokumen,wawancara, dan
observasi pada lembaga yang bersangkutan (SMp Bakti Mulya 400). penulis
melakukan wawancara dengan beberapa orang yang terkait dalam
penyelenggaraan program bilingual terdiri dari pimpinan sekolah yakni kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah, ketua bidang program bilingual, dan wali kilas
bilingual. Observasi kelas bilingual mencakup aktivitas guru dan siswa dalam
proses belaj ar mengaj ar.

Dari penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa Proses


Perencanaan Program Bilingual di SMp Bakti Mulya400 tergolong cukup baik.
Hal ini dapat dilihat dari perencanaan awal antara pengelola din pemimpin
sekolah, pengembangan program, pelaksanaan perencanaan, serta evaluasi yang
berjalan secara sistematis dan berkesinambungan.

Kata Kunci: Perencanaan, Perencanaan program Bilingual, Kurikulum


Cambridge
ABSTRACT

Iis Istianah. NIM: 1110018200078, Bilingual Program Planning Process in SMP


Bakti Mulya 400. Skripsi Program (S-1), Education Management Department,
Faculty of Science and Teaching. Syarif Hidayatullah State Islamic University in
Jakarta.

This study was motivated by my interest towards the use of bilingual schools.
Since the govemment implement international school to be removed, bilingual has
been applied in several international schools in Indonesia. This bilingual program
procurement realized recently by several international schools in Indonesia who want
equal quality with other countries. Here the author will be raised about the Bilingual
Program Planning Process in SMP Bakti Mulya 400.

The purpose of this study was to determine the bilingual program planning
process and academic English skills in junior Bhakti Majesty 400. This study uses
qualitative descriptive analysis, conducted a study to collect data of documents,
interviews, and observations on the institutions concemed (SMP Bakti Mulya 400).
The author conducted interviews with several people involved in the implementation
of the bilingual program consists of school leadership that principals and vice-
principals, chief field of bilingual programs, and homeroom bilingual. Observation
bilingual class includes the activities of teachers and students in the learning process.

From the research that I did it can be concluded that the Bilingual Program
Planning Process in junior Bakti Mulya 400 is quite good. It can be seen from the
initial planning between managers and school leaders, program development,
implementation planning, and evaluation in a systematic and continuous running.

Keywords: Planning, Planning Bilingual Program, Curriculum Cambridge


KATA PENGANTAR

‫ميحرلا نمحرلا هللا‬ ‫بسم‬


Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt. Penulis persembahkan sebagai
ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga dengan kudrat dan iradat-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang sederhana ini dengan baik sebagai prasyarat untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Skripsi ini berjudul ”PROSES
PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI MULYA 400”
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi besar Muhammad Saw yang telah membimbing umat manusia dari jalan
yang sesat menuju jalan yang dirahmati oleh Allah Swt dengan risalah yang
dibawanya yaitu Agama Islam yang akan menyelamatkan dan mengantarkan
pemeluknya menuju kebahagiaan yang ada di dunia danakhirat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan dan kelemahan. Tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai
pihak yang secara moril maupun materiil, dimungkinkan skripsi ini tidak akan
bias selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan terima kasih
kepada:
1. Dr.Nurlena Rifa'i.Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
dan Pembantu Dekan bidang Akademik, Pembantu Dekan bidang
Kemahasiswaan, Pembantu Dekan bidang Administrasi Umum.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
sekaligus Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikiran disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, semangat dan
do’anya kepada penulis. Semoga bapak senantiasa diberi nikmat sehat jasmani
dan rohani dan selalu dalam lindungan Allah Swt.
3. Marzuki Mahmud, M.A, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
membimbing penulis dari awal seminar proposal hingga selesainya skripsi ini.

i
4. Salman Tumanggor, M.Pd. dosen penasehat akademik yang selalu
memberikan nasihat dan arahan.
5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada penulis
sehingga penulis mampu menyusun skripsi dengan baik.
6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Universitas Terbuka, Universitas yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan bahan-bahan referensi dalam penyelesaian skripsi.
7. Hadi Suwarno, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, wakasek
kurikulum, ketua bidang program bilingual,serta seluruh jajarannya, tenaga
pengajar, staff tata usaha, yang telah mengizinkan penulis melakukan
penelitian di sekolah tersebut sehingga penulis merasa sangat terbantu dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Ayah dan ibu terhebat, Drs. Humaidi Yusuf, M.H dan Machsuroh, MS, yang
telah mendidik, membimbing dan membesarkan penulis dengan penuh kasih
dan sayang terbaik untuk belajar memaknai kehidupan, memberikan bantuan
moril dan materiil yang luar biasa yang tidak akan pernah bisa terbalas dan
terbayar dengan apapun.
9. Kakak dan adik-adik penulis Ery Badridduja, S.T, Lailiya Saidah, Shofiya
Indana, Ivvana Nur Aliya, dan Muhammad Bahrus Shofa yang telah
memberikan keceriaan, canda, tangis, dan tawa yang selalu menyunggingkan
harapan dan cita-cita penulis sehingga dukungan moril itu mampu
menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar dari ayah maupun ibu, kakek dan nenekku, Alm. KH.Mahfudz
Syafi’i Alm.Nyai Muchsonah dan Mbah Ram,serta Pondok Pesantren Al-
Istighotsah Sukatani-Bekasi, Pondok Pesantren Al-Istighotsah Bulak Kapal-
Bekasi, dan Pondok Pesantren Al –Istighotsah Setu- Bekasi, atas dukungan
moril dan saran yang di berikan kepada penulis, terutama dalam penyelesaian
penyusunan skripsi.

ii
11. Kandaku Zuhairul Bustan yang telah tulus menemaniku selama tujuh tahun ini
dalam suka dan duka, memberikan waktu yang begitu luang untukku,
memberikan dukungan moril dan materiil yang besar, dan semangat yang
begitu hebat selama penulis menyusun hingga menyelesaikan skripsi.
12. Sahabat-sahabatku seperjuangan terutama Amelia Yulinsa, Andi Dewi Puspita
Sari, Ismania Choirunnisa, Mariatul Kiftiah, Ayu Istikomah, Muhammad
Fadoli, dan Asqolani. Terimakasih telah memberikan kritik dan saran yang
membangun penulis menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita dapat
dipertemukan lagi.
13. Teman-teman seperjuangan jurusan Manajemen Pendidikan kelas B dan
Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) terutama
Komisariat Fakultas Tarbiyah yang telah mengajariku menjadi wanita yang
organisatoris, kritis, tegas, bertanggung jawab, dan berjiwa besar terhadap
segala masalah, situasi dan kondisi sehingga penulis mampu menuangkan
pikiran ke dalam skripsi ini.
14. Serta kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya terima
kasih atas bantuannya, semoga Allah SWT membalasnya dengan balasan
yang setimpal. Dengan menengadahkan tangan dan mengucapkan syukur
Alhamdulillah, karena hanya kepada Allah SWT jualah penulis mohonkan
semoga amal baik yang telah diberikan menjadi amal sholeh dan diterima
disisi-Nya. Akhirnya tiada kata lain yang lebih berarti selain sebuah harapan
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta,16 Januari 2014


Penulis

Iis Istianah

iii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ............" i
KATA PENGANTAR......... ..................iii
DAFTAR ISI ........... ............. vi
DAFTAR TABEL ................. x
DAFTAR GAMBAR ............ xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................. I
B. Identifikasi Masalah ........................5
C. Pembatasan Masalah ....................... 5
D. Perumusan Masalah ....... 6
E. Tujuan Penelitian. ..........6
F. Manfaat Penelitian. ........ 6

BAB II LANDASAN TEORI


A. Perencanaan Program
1. Pengertian Perencanaan Program ................. 8
2. Pendekatan Perencanaan Program ................ 13
3. Jenis-jenis Perencanaan Program .................. 13
, 4. Proses Perencanaan Program ...... 15
5. Pentingnya Perencanaan Program ................ 16
6. TahapantahapanPerencanaanProgram... .... 18
7. Upaya-upaya PerencanaanProgram .............20
8. Komponen Struktur Program.... ....................21
B. Bilingual
1. Pengertian Bilingual ................ .....................22

tll
2. Bilingual...
Sejarah ....25
3. Pembagian Bilingual (Kedwibahasaan)... .....26
4. Strategi Pembelaj aran Bahasa dalam B ilingual .............. 27
5. Kelebihan dan Kelemahan Bilingual.. ..........29
C. Kerangka Berpikir ......... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .............32
B. Obyek dan Subyek Penelitian.. ............33
C. Pendekatan dan Metode Penelitian .....34
D. Teknik Pengumpulan Data .............. 35
1. Pengamatan(Observation...... ..... 35
2. Wawancaru (Interview)........... ....36
3. Studi Dokumen(Document Study) ................37
E. Uji Keabsahan Data.......... ...............37
F. Instrumen Penelitian ...... 3g

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum SMP Bakti Mulya 400..........................41
1. Sejarah berdirinya SMP Bakti Mulya 400........... ........41
2. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan ....42
3. Struktur Organisasi SMP Bakti Mulya 400 ........... ......45
4. Program Strategis di SMP Bakti Mulya 400........... .....47
5. Rencana Program Kerja dan Kegiatan program
. Bilingual............. ....49
6. Upaya-upaya Strategis dalam mengembangkan

Bilingual..
Program .................. 5l
B. Deskripsi Data...... ........ 51
1. Struktur Program Bilingual ...... 5l
2. Prosedur Perencanaan Program kerja Bilingual di SMp
Bakti Mulya 400........... ............52

IV
a. Sosialisasi Program Bilingual.. ..............53
b. Kegiatan PPDB Program Bilingual SMP
Bakti Mulya 400........... ....... 53
c. Persiapan Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Bilingual SMP Bakti Mulya 400 ........... .................. 5 4
d. Persiapan Program Bilingual (Internasional) SMP Bakti
Mulya 400........... ................. 55
J. Diagnosis Strategi pembelajaran bahasa dalam program
Bilingual... ........ 56
Kelebihan dan Kekurangan Program Bilingual
di SMP Bakti Mulya 400........... ............ 56
4. Kebijakan Perencanaan Program bilingual di SMP
Bakti Mulya 400........... ......57
a. Latar belakang dan Tujuan terbentuknya program
Bilingual.. ......... 59
b. Kualifikasi Tenaga Pendidik/Kependidikan Program
bilingual... .........62
c. Kualifikasi Peserta Didik program bilingual.......... 65
5. Kurikulum Program Bilingual di SMP Bakti
Mulya 400............ .............. 66
6. Program Remedial, Pengayaan, dan Klinik........... 73
a. Program Remedial (Pengulangan) ............ ............. 7 3
b. Program Pengayaan (Enrichmen| .............. ........... 7 4

c. Program Klinik Mata Pelaj aran.............. ................ 7 4


C. Analisis Data ................75
' l. Asumsi-asumsi Proses Perencanaan Program
Bilingual... ..............75
a. Asumsi-asumsi proses perencanaan program ........75
b. Prioritas program selama satu tahun ....76
2. Proses pelaksanaan perencanaan program

bilingual di SMP Bakti Mulya............... ....78


3. Pengembangan Program Bilingual... .......... 80
4. Hasil Evaluasi perencanaan program Bilingual
di SMP Bakti Mulya 400 ........... ............... 82
D. Temuan Penelitian.. ...... g3
1. Kurikulum plus.......... .............. g3
2. Bridging Program.... ................. g3
3. Home Stay.......... .... g4
4. Check Point Test ....94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........... ........95
B. Saran........ ..................... g6
DAFTAR PUSTAKA

vl
DAFTAR TABEL

Tabel3.l Jadwal Kegiatan... ......33

Tabel3.2 Kisi-Kisi Instrumen .....................3g

Tabel4.l Wali kelas ..................46

Tabel4.2 Kualifikasi Guru......... .................62

Tabel4.3 Kurikulum 2013......... ..................66

Tabel4.4 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan .........67

Tabel4.5 Kurikulum Cambridge .................69


DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Perencanaan Program. ..........15

Gambar 4.i Struktur Organisasi............... ...,.......45

Gambar 4.2 Alur Perekrutan Guru.......... .............61

xl
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pedornan dan Berita Wawancara dengan Kepala Sekolah

Lampiran 2 Pedoman dan Berita Wawancara Cengan Wakil Kepala Sekolah

Lampiran 3 Pedornan dan Berita Warvancara dengan Ketua BidangProgram


Bilingual

Larnprran 4 Pedoman dan Berita Warvancara dengan Wali Kelas Sains VIII.1

Larnpiran 5 Peciornan dan Berita Wawancara dengan Wali Kelas bahasa Inggris
TX.1

Lampiran 6 Indikator Visi

Lampiran 7 Data Guru

Larnpiran 8 Data Peserta Didik

Lampiran 9 Prestasi sisrva SMP Bakti Mulya 400

Lampiran 10 Rencana Program dan Kegiatan Sekolah

Lampiran i 1 Indikator Pengembangan Sekolah

Lanrpiran 12 Jadrval Kegiatan Persiapan Program Bilingual

Lampiran 13 Jadwal Pelajaran Program Bilingual

Lampiran 14 Jejaring Internasional

Lampiran 15 Kegiatan Networking

Larnpiran 16 .Evaluasi Perencanaan

Lampiran 17 Anggaran Program Bilingual

Lampiran 18 Sarana Prasarana dan Denah Ruang

Larnpiran l9 Cambridge Teaching Knowledge Test

Lampiran 20 Lembar Observ'asi Kegiatan Belajar Mengajar

Lampiran 21 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran 22 Surat Bimbingan Skripsi

ix
Lampiran 23 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 24 Foto-foto Kegiatan Program Bilingual


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Semua pihak sepakat bahwa kualitas pendidikan kita harus terus
ditingkatkan guna mengejar ketertinggalan dalam menyongsong era globalisasi.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus dimulai dengan meningkatkan
penyelenggaraan pendidikan pada tingkat sekolah. Kualitas pendidikan yang
dimaksud dapat dimaknai sebagai suatu keadaan dimana manajemen merupakan
kunci dasar dari sebuah program yang berkualitas dan tentunya dibutuhkan
pengetahuan sebagai esensi dari sebuah pendidikan.
Pada era globalisasi ini, tampaknya dunia kerja mengedepankan kemampuan
berbahasa Inggris sebagai salah satu aspek yang penting. Hal inimembuat orang
tua sangat antusias memaksimalkan kemampuan bahasa Inggris anaknya sedini
mungkin terutama di sekolah, ditambah lagi munculnya berbagai sekolah
bilingual (kelas internasional) yang menawarkan program berbahasa Inggris
sebagai bahasa pengantar dalam beberapa mata pelajaran. Fenomena berbahasa
Inggris di sekolah ini kemudian membuat Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu
dan bahasa pertama terabaikan, tidak hanya oleh pihak sekolah, tetapi juga oleh
orang tua.
Para pakar linguistik deskriptif mendefinisikan bahasa sebagai “satu sistem
lambang bunyi yang bersifat arbitrer” yang kemudian lazim ditambah dengan

1
2

“yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan


mengidentifikasi diri”.1 Bahasa adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem
lain, yang sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Jadi, bahasa itu bukan
merupakan satu sistem tunggal melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem (sub
sistem fonologi, sintaksis, dan leksikon). 2
Seorang anak akan memperoleh bahasa kedua setelah memperoleh bahasa
pertamanya melalui pembelajaran bahasa. Pemerolehan bahasa kedua merupakan
sesuatu yang dapat diperoleh, baik secara formal dalam pendidikan maupun
informal dalam lingkungan pendidikan. Keterampilan seseorang terhadap sebuah
bahasa begantung pada adanya kesempatan untuk menggunakan bahasa tersebut.
Oleh karena itu, wajar jika bahasa pertama lebih dikuasai dari pada bahasa kedua,
tetapi jika kesempatan untuk menggunakan dua bahasa atau lebih sama
peluangnya, maka ada kemungkinan penguasaan atas bahasa kedua sama baiknya.
Dapat juga terjadi keterampilan akan bahasa pertama menjadi berkurang,
tertutama dalam penggunaan kosakata, jika seseorang dalam waktu yang relatif
lama tidak menggunakan bahasa pertamanya. Belajar bahasa kedua terjadi pada
masyarakat multilingual , yakni pada saat peserta didik harus mulai belajar bahasa
kedua untuk dapat berkomunikasi antar daerah, antar provinsi, atau di lingkungan
masyarakat perbatasan. 3
Selama dua abad terakhir, penggunaan terminology linguistics,
sociolinguistics, anthropological linguistics, dan psycholinguistics telah
mengubah definisi dan korpus kerja mengenai bahasa. Sebelumnya perhatian
terutama diberikan kepada bahasa - bahasa yang dipergunakan untuk pengajaran
bahasa kedua. Sekarang perhatian terbesar ditujukan kepada kebutuhan bangsa-
bangsa yang baru merdeka dan masalah karena keanekaragaman bahasa dan
pendidikan. Ilmu-ilmu bahasa membantu pembentukan kebijakan tentang bahasa
dan perencanaannya dan pengembangan bahasa ibu (native languange) serta

1
Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, Jakarta: PT. RinekaCipta, 2009, hal. 30
2
Ibid, hal. 30
3
Iskandarwassid, dan Dadang Suhendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2011, Cet. III, hal. 77-79
3

4
pendidikan bilingual. Oleh karena itu, dalam proses perencanaan program
bilingual, manajemen bertindak sebagai kunci utama dari keberhasilan program
bilingual (dwibahasa) sehingga memiliki esensi dan nilai jual yang tinggi untuk
sekolah itu sendiri. Dengan adanya perencanaan program yang baik, sebuah
program akan berjalan dengan baik pula sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
suatu sekolah.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu rakyat Indonesia merupakan bahasa
yang dapat dipahami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kajian
tentang bilingual adalah sebuah hal baru di Negara kita. Istilah ini mulai dikenal
dan dipelajari sejak diadakannya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
Pemerintah Indonesia menerapkan Rintisan Sekolah Berbasis Internasional
(RSBI) dengan menerapkan sekolah kelas Internasional atau biasa disebut dengan
program bilingual. Dalam program bilingual (dwibahasa) menggunakan dua
bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pengadaan program bilingual
ini belum lama direalisasikan oleh beberapa sekolah internasional di Indonesia
yang menginginkan kesetaraan kualitas dengan negara lain.
Kedwibahasaan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara tergantung dari
sudut pandang kita. Berdasarkan hipotesis ambang (threshold hypothesis) yang
dikemukakan oleh Cummins dapat dibedakan menjadi duatipe bilingual yaitu
5
subtractive dan additive bilingual. Substractive bilingual programs adalah
program pendidikan dimana semua instruksi disampaikan dalam bahasa Inggris.
Penggunaan bahasa pertama digantikan sepenuhnya oleh Bahasa Inggris.
Kebanyakan sekolah-sekolah bilingual di Indonesia menerapkan program ini.
Sementara pada additive bilingual programs, proses pembelajaran dilakukan
dalam bahasa pertama anak maupun bahasa asing. Fokusnya adalah
mengembangkan keterampilan berbahasa akademik anak, baik itu dalam Bahasa
Inggris dan juga Bahasa Indonesia.
Dengan demikian, anak bukan hanya didorong untuk menguasai Bahasa
Inggris dengan baik, tetapi juga menguatkan kemampuan berbahasa Indonesia.
4
Ibid, hlm. 80
5
Henry Guntur Tarigan. Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung: Angkasa. 2009. Cet. I.
hal. 6-7
4

Risiko dari program substractive adalah keterampilan berbahasa pertama anak


menjadi berkurang. Tidak hanya itu, perkembangan akademik anak pun tetap di
bawah standar, meskipun penguasaan Bahasa Inggrisnya bagus. Anak tidak
menguasai keterampilan berbahasa secara akademik dalam bahasa pertamanya.
Oleh karena itu, penulis menemukan bahwa keberhasilan program bilingual itu
sendiri tidak bisa terlepas dari perencanaan program bilingual itu sendiri.
Penulis tertarik dengan penguasaan bahasa Inggris yang didapatkan dalam
program bilingual. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian kepada salah
satu sekolah internasional yaitu SMP Bakti Mulya 400. Sekolah Menengah
Pertama Bakti Mulya 400 ditunjuk sebagai salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional pada tahun 2009/2010, kemudian sekolah ini mulai melaksanakan
dengan membuat perencanaan yang matang bersama dengan yayasan dan
membuat standar yang sesuai dengan RSBI, yaitu standar proses, standar lulusan,
standar penilaian, dan standar pengelolaan.
Dalam rangka mensukseskan program pemerintah ini, SMP Bakti Mulya
400 membuat program bilingual (kelas internasional) di seluruh tingkatan kelas,
yaitu kelas 7, 8, dan 9 dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam
proses pembelajaran di beberapa mata pelajaran tertentu. Program bilingual di
SMP Bakti Mulya bekerjasama dengan University of Cambridge International
Examinations dengan memberlakukakn kurikulum plus dimana kurikulum
nasional dikombinasikan dengan kurikulum Cambridge sehingga mempunyai
kemampuan dan pengakuan dari sekolah di luar negeri. mengadopsi dan adaptasi
dari kurikulum Cambridge itu sendiri.
Pada awal proses penerimaan program bilingual, seluruh calon siswa
dimasukkan berdasarkan peminatan dan penyeleksian. Apabila kemampuan
akademik, dan bahasa Inggria memadai serta dengan persetujuan orang tua, maka
peserta didik akan dimasukkan ke kelas bilingual. Program bilingual di SMP
Bakti Mulya 400 ini mempunyai kriteria tenaga pendidik tertentu, yaitu native
speaker dari Inggris, Amerika, dan India, tenaga pengajar lulusan luar negeri, dan
tenaga pengajar yang memiliki lisensi melalui pelatihan tertentu.
5

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan


bahwa bilingual atau pendidikan bilingual adalah pendidikan yang menggunakan
dua bahasa sebagai media dalam proses pembelajaran. Di sekolah-sekolah
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional program bilingual tidak diterapkan pada
semua mata pelajaran, tetapi hanya pada mata pelajaran tertentu dan hanya pada
kelas tertentu saja. Berdasarkan deskripsi tersebut, penulis tertarik mengkaji dan
meneliti lebih dalam permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul
”PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI
MULYA 400 ”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul

dan dapat diteliti yaitu:

1. Terlambatnya penggunaan dua bahasa (bilingual) yang baru mulai

digunakan pada tahun pelajaran 2009/2010.

2. Pemahaman dua bahasa (bilingual) terutama Indonesia-Inggris kurang dapat

direalisasikan dengan baik.

3. Penerapan dua bahasa (bilingual) yang kurang efektif.

4. Kurang meratanya penerapan dua bahasa (bilingual) dalam sekolah.

5. Penguasaan berbahasa secara akademik dalam bahasa Inggris kurang

maksimal.

6. Proses perencanaan program bilingual yang kurang baik .

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi

program pendidikan bilingual. Mengingat keterbatasan kemampuan, dana, dan


6

waktu peneliti, maka untuk memudahkan dan memaksimalkan pemanfaatan

instrumen-instrumen penelitian, maka penulis membatasi masalah pada :

1. Penguasaan berbahasa secara akademik dalam bahasa Inggris kurang


maksimal.
2. Proses perencanaan program bilingual yang kurang baik.

D. Perumusan Masalah

Perencanaan program bilingual merupakan hal yang dangat urgen


diperbincangkan dalam pengelolaan pendidikan. Berdasarkan latar belakang dan
identifikasi masalah di atas, penulis dapat merumuskan bahwa masalah yang
sangat penting dan pokok yang akan diteliti adalah “bagaimana proses
perencanaan program bilingual dan bagaimana penguasaan berbahasa secara
akademik dalam bahasa ibu atau bahasa kedua (Inggris)”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan apa yang telah dirumuskan pada perumusan masalah, penelitian


ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan program bilingual dan
penguasaan berbahasa secara akademik dalam bahasa ibu atau bahasa kedua
(Inggris) di SMP Bakti Mulya 400.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, diantaranya :

1. Bagi Peneliti :
a. Hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan pengalaman
langsung kepada peneliti sebagai calon guru dalam mengembangkan
unsur-unsur dalam manajemen sebagai strategi dalam meningkatkan
kualitas melalui implementasi yang benar tentang program bilingual.
b. Dapat memberikan gambaran seberapa besar efektivitas manajemen
program bilingual di SMP Bakti Mulya 400.
7

2. Bagi Siswa :
a. Siswa menjadi lebih tertarik dalam kelas program bilingual karena
siswa merasa program ini mempunyai manfaat ilmu dan praktis yang
mampu mengembangkan pola pikir mereka.
b. Siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari suatu materi
akan lebih mudah paham.
c. Dengan menggunakan manajemen yang baik, diharapkan program
bilingual di SMP Bakti Mulya akan berjalan lebih efektif lagi.
3. Bagi Guru :
a. Guru dapat menemukan kreasi dan inovasi baru dalam proses
penerapan program bilingual di semua mata pelajaran.
b. Sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan kualitas program
bilingual di sekolah itu dan memperbaiki sistem manajemen program
bilingual sehingga outcome yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan.
4. Bagi sekolah :
Dapat memberikan masukan dan evaluasi terhadap proses perencanaan
kembali dalam program bilingual.
5. Bagi peneliti lain :

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dan esensi
ilmu pendidikan dan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perencanaan Program
1. Pengertian Perencanaan Program

Perencanaan dalam arti yang sederhana dapat dijelaskan sebagai suatu proses
mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Suatu definisi mengenai
perencanaan memang diperlukan agar tidak terjadi kesimpangsiuran. Perencanaan
merupakan fungsi pertama dari fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan pada berbagai
bidang terutama dalam bidang pendidikan. Tujuan fungsi ini adalah untuk mengurangi
ketidakpastian dalam pengelolaan program suatu lembaga pendidikan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sekolah. Fungsi ini berkaitan dengan bidang-bidang
manajemen lainnya, seperti manajemen produksi, pemasaran, keuangan, dan sumber
daya manusia yang tentunya menjadi bagian dari sekolah. Semua bidang manajemen
terlebih dahulu melaksanakan kegiatan perencanaan sebelum melaksanakan kegiatan-
kegiatan lainnya.

Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam


berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang yang melihat, serta latar belakang

8
9

apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Diantara beberapa
definisi tersebut dirumuskan sebagai berikut:

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, rencana ialah rekaan tentang sesuatu
yang akan dikerjakan.1 Perencanaan ialah proses, cara, atau perbuatan merencanakan.
Perencanaan sebagai proses manajemen yang pertama hendaknya benar-benar mapan.
Perencanaan merupakan masalah memilih, yaitu memilih tujuan dan cara terbaik untuk
mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada, tanpa alternatif, perencanaan
pun tak ada.2

Perencanaaan dapat dartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang


akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukam. Perencanaan itu dapat pula diberi arti sebagai suatu proses pembuatan
serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan.
Perencanaan dapat pula diartikam sebagai upaya untuk memadukan antara cita-
cita nasional dan resources yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-
cita tersebut.3
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah
ditetapkan.4 Rencana harus diimplementasikan. Selama proses implementasi dan
pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna.
Perencanaan kembali dapat menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir . Oleh karena
itu perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu
menyesuaikan diri denan situasi dan kondisi baru secepat mungkin.

Ada yang mendefinisikan perencanaan pendidikan sebagai suatu alat untuk


mengatur sistem pendidikan, penyesuaiannya dengan kebutuhan dan aspirasi seseorang
dan masyarakat. Perencanaan harus mampu melihat bagaimana gambaran masyarakat
pada masa yang akan datang dan adalah tugas perencanaan untuk menyesuaikan sistem

1
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002),
edisi ke-2, hal.1260
2
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT.Bina Aksara, 1988), cet.I, hal.
21
3
Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan (Suatu
Pendekatan Komprehensif), Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 200, hal. 4-5
4
Hani Handoko, Manajemen, Edisi kedua, Yokyakarta: BPFE-Yogyakarta, Cet.I, 1986, hal. 78
10

pendidikan ke arah itu. C.E. Beeby dalam tulisannya memberikan definisi yang
perencanaan pendidikan yang dianut oleh banyak negara berkembang. Ia
mengemukakan suatu definisi sebagai berikut:5 Educational planning is the exercising
of foresight indetermining the policy, priorities and costs of an educational system,
having due regard for economic and political realities, for the system’s potential for
growth, and for the needs of the country and of the pupils served by the system.”

Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan
seefektif mungkin.6
Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program ialah “Rancangan
rencana kegiatan mengenai asas-asas, serta usaha-usaha yang akan dijalankan.7
Pengertian tersebut sudah ada terlihat adanya unsur-unsur pengelolaan atau manajemen
dalam suatu program yang merupakan serangkaian kegiatan dalam bentuk program
yang dilaksanakan secara bertahap dengan menyusun terlebih dahulu suatu rancangan
rencana, asas-asas dan usaha-usaha untuk diimplementasikan di lapangan.
Program ialah segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan
mendatangkan hasil atau pengaruh.8 Suatu program mungkin saja sesuatu yang
berbentuk nayat (tangible) seperti materi kurikulum, atau yang abstrak (intangible)
seperti prosedur, misalnya distribusi biaya hidup, jadwal 4 hari lokakarya, atau
sederetan kegiatan untuk meningkatkan sikap terhadap P4, dan lain-lain.

Merujuk dari beberapa pendapat ilmuwan di atas, bahwa perencanaan program


memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan untuk mendekati
masalah.. Dalam menghampiri masalah, kita perlu merumuskan apa dan bagaimana
mengerjakannya. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu program akan mengalami

5
Jusuf Enoch, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1992, hal.2
6
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2006),
Cet. 8, hal. 49.
7
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002, Cet. II, Edisi ke -3, hal. 897
8
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta:Bina Aksara, 1988, hal.1
11

kesulitan, bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam


perencanaan program, terdapat faktor tujuan dan faktor sarana yang perlu
diperhatikan, baik sarana personal maupun materiil. Perencanaan program
dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas bagaimana suatu visi dapat
dicapai. Perencanaan program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis
sumber daya yang diperlukan dalam rangka melaksanakan suatu rencana,
penjabaran rinci tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjabarkan
kebijakan sesuai kebutuhan, an sasaran sebagaimana yang dimaksudkan oleh
kebijakan organisasi. Perencanaan program tidak terlepas dari stategi utama sekolah
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Perencanaan program merupakan proses memilih, menyeleksi, menyesuaikan
program sekolah dengan sasaran yang hendak dicapai sesuai dengan kebutuhan
sekolah dan lingkungan untuk mencapai tujuan program yang baik. Di setiap
perencanaan selalu terdapat kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lainnya dalam proses perencanaan. Kegiatan itu adalah perumusan tujuan yang
ingin dicapai, pemilihan program untuk mencapai tujuan, identifikasi dan
pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas. Perumusan tujuan tentunya
ditetapkan oleh stake holder bersama dengan komite sekolah membahas tentang
formulasi yang dibutuhkan sekolah dalam mencapai tujuan sekolah. Kemudian,
dengan memilih program yang sesuai dengan kebutuhan masa depan, dengan
mengidentifikasi sumber daya yang terkait dengan program bilingual sekolah
mampu merancang sebuah program yang searah dengan perubahan zaman. Bagian
terakhir dari perencanaan tentang bagaimana sekolah mengidentifikasi dan
mengarahkan sumber daya manusia yang terbatas untuk melaksanakan program
tersebut sejalan dengan keinginan dan tujuan program sehingga hasil yang
maksimal dapat tercapai
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perencanaan program yang baik adalah suatu
usaha atau upaya untuk merencanakan kegiatan atau program yang akan
dilaksanakan dengan tidak jauh menyimpang dari konsep dan tujuan awal, sesuai
dengan obyek yang ditangani. Perencanaan diharapkan tepat guna dalam mencapai
12

tujuan yang telah ditetapkan. Sekolah melakukan proses perencanaan program yang
matang untuk menyeimbangkan perubahan kebijakan pemerintah yang sering terjadi
di Indonesia. Perencaaan program itu sendiri mampu mengubah sebuah lembaga
pendidikan agar sesuai dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan
eksternal.
Perencanaan merupakan penentu segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-
kegiatan. Fungsi perencanaan meliputi usaha pemilihan berbagai akternatif tujuan,
strategi, kebijaksanaan, serta taktik yang akan dijalankan. Jelas usaha tersebut
merupakan pengambilan keputusan yang mempengaruhi jalannya suatu lembaga
pendidikan di waktu yang akan datang. Kita hendaknya mengetahui kaidah
perencanaan. Setelah rencana tercipta, strategi,kebijakan, dan taktik perlu
digariskan, sedang pelaksanaan rencana itu harus konsekuen.
Dikemukakan secara singkat berbagai aspek perencanaan, yaitu bahwa
perencanaan itu meliputi penciptaan rencana yang komprehensif dan menyeluruh,
langkah-langkah perencanaan itu teratur rapi, dan rencana itu harus selalu
diperbaiki.
Perencanaan yang dibuat haruslah bersifat sebagai berikut :
a. Menyumbang pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi,
b. Merupakan dasar tolok fungsi manajemen yang lain yaitu organisasi pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan,
c. Merupakan fungsi dari setiap orang yang berada dalam organisasi, baik
horizontal maupun vertikal,
d. Efisien, artinya bila dilaksanakan rencana tersebut dapat mencapai tujuan secara
berhasil dengan biaya yang sekecil-kecilnya.9

Dengan demikian, perencanaan diharuskan mampu mencapai tujuan suatu


organisasi dan merupakan landasan bagi fungsi manajemen yang lainnya sehingga jelas
sulit membuat suatu rencana yang harus memenuhi syarat tersebut. Oleh karena itu
memang tidak boleh terlalu meremehkan perencanaan karena hal itu merupakan tugas
berat. Pembuatan rencana melalui suatu proses pengambilan keputusan tertentu.

9
Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-dasar Management, Yokyakarta: BPFE-Yogyakarta, Cet.I,
1984, hal. 21-22
13

Pada hakekatnya perencanaan adalah pemilihan berbagai alternatif tujuan,


strategi, kebijaksanaan, tak-tik, prosedur dan program-program. Inti perencanaan adalah
pemilihan jalan yang akan ditempuh. Ini merupakan prinsip utama perencanaan.

B. Pendekatan Perencanaan Program


Adapun pendekatan perencanaan suatu program adalah sebagai berikut:
1. Memilih tujuan
2. Menganalisa lingkungan
3. Membandingkan rencana sub unit dengan rencana strategis
4. Menentukan perbedaan yang ada
5. Memilih alternatif terbaik
6. Melaksanakan rencana strategis
7. Menilai dan mengawasi kemajuan rencana.10

Dari beberapa hal yang telah disebutkan di atas, dapat dianalisis bahwa dalam
membuat suatu program tentunya langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
memilih tujuan program itu sendiri agar program yang telah dicanangkan sesuai dengan
visi dan misi sekolah, menganalisa lingkungan baik secara internal sekolah maupun
eksternal sekolah, melakukan triangulasi terhadap rencana yang sudah dibuat dengan
rencana strategis suatu program, menentukan jawaban atas perbedaan rencana yang ada,
melaksanakan rencana strategis dengan sebaik mungkin, dan melakukan pengawasan
dan pengevaluasian terhadap proses jalannya rencana yang telah dilaksanakan.

C. Jenis-jenis Perencanaan Program


Perencanaan dapat dibedakan menurut waktu, menurut besarannya, tingkatannya,
dan menurut jangka waktunya. Adapun disini, perencanaan menurut waktu yang
dianggap sebagai efektivitas dari sebuah perencanaan program. Berdasarkan kriteria
waktu, ada tiga macam perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan
jangka menengah dan perencanaan jangka pendek. Dalam menyusun suatu rencana
perlu terlebih dahulu ditetapkan apakah yang akan disusun itu termasuk perencanaan

10
Ibid, hal. 22-23
14

jangka pendek atau yang lainnya, sehingga langkah-langkah kegiatan dapat tersusun dan
tujuan kegiatan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
1. Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Planning), mempunyai jangka waktu
10, 20, atau 25 tahun.
2. Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Planning), mempunyai jangka
waktu 4-7 tahun seperti repelita
3. Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Planning), mempunyai jangka waktu
kurang dari 4 tahun seperti perencanaan tahunan.11

Karena demikian panjangnya siklus perencanaan ini, maka perencanaan jangka


panjang, jangka menengah, dan jangka pendek memuat rencana-rencana yang berbeda.
Perencanaan jangka panjang bersifat umum, global, dan belum terinci, dan perspektif,
yaitu memberikan arah yang jelas bagi perencanaan yang berjangka waktu lebih pendek.
Susunan dari tiap perencanaan bermula dari perencanaan jangka panjang yang masih
perlu dijabarkan menjadi perencanaan jangka menengah, dan selanjutnya perlu
dijabarkan lagi menjadi perencanaan jangka pendek. .
Fungsi pembuatan dari, rencana jangka panjang, sedang dan pendek di atas
ditandai dengan:
a. Suatu usaha untuk menghasilkan pembangunan secara seimbang pada setiap
aspek dalam sistem pendidikan dan juga keseimbangan antara sistem
pendidikan dengan sistem lainnya di dalam masyarakat.
b. Korelasi usaha pendidikan dengan kebijaksanaan nasional bagi pembangunan
sosial dan ekonomi.
c. Suatu usaha untuk mengkoordinasikan perkembangan kuantitatif dengan
peningkatan kualitatif dalam struktur isi dan metode.
d. Ketentuan yang menjamin bahwa investasi dalam pendidikan akan
memberikan keuntungan baik bagi masyarakat maupun bagi individu.12

Dalam melaksanakan rencana jangka panjang, menengah, dan pendek, suatu


program pendidikan harus menyeimbangkan antara program yang tersedia di sekolah
dengan kebutuhan masyarakat sehingga bermanfaat bagi perubahan sosial dan ekonomi
nasional, serta mengkoordinasikan struktur isi dan metode dalam perencanaan suatu

11
Husaini Usman, Manajemen (Teori Praktik & Riset Pendidikan) Edisi kedua, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2008, hal. 6
12
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2006),
Cet. 8, hal. 59-61
15

program sehingga berdampak pada keuntungan pendidikan baik bagi individu maupun
masyarakat.

D. Proses Perencanaan Program


Perencanaan sebagai proses yang berlangsung sepanjang waktu dan berulang
kembali membentuk siklus. Langkah-langkah yang diikuti alam proses ini pada
umumnya sama dalam berbagai unit perencanaan dari berbagai tingkatan. Perbedaan
hanya terdapat pada instrumen yang digunakan dan banyak tergantung kepada tingkat
proses pengambilan keputusan. Tabel berikut imi dapat memberikan gambaran tentang
langkah-langkah dalam proses perencanaan yang membentuk siklus.13
Gambar 2.1

Pengumpulan dan
pengolahan data
dan informasi
Evaluasi Rencana
dan Pelaksanaan
Analisis dan diagnosis

Pelaksanaan rencana Perumusan


Kebijaksanaan
Rincian Rencana
Perkiraan kebutuhan
yang akan datang
Penganggaran

Penetapan sasaran
Perumusan Rencana

Alternatif strategi
Dari tabel di atas dapat ipaparkan bahwa siklus ini merupakan langkah-langkah utama
dalam proses perencanaan. Hal ini tentunya memliki sejumlah langkah kecil alam
pelaksanaannya. Paa awal proses perencanaan, sekolah harus memiliki data dan

13
Jusuf Enoch, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1992, hal.43-
44
16

informasi yang lengkap, akurat, dan sesuai kebutuhan. Adapun data yang ikumpulkan
meliputi kompilasi data pendidikan, pengorganisasian data agar mudah didiagnosa,
menyusun indikator yang perlu, dan menghimpun hasil penelitian serta hasil evaluasi
dan monitorning rencana dan program yang lalu. Hal ini tentunya yang terkait dengan
data input mentah (calon siswa), input instrumen (guru,kurikulum, gedung, alat belajar,
biaya, ll), dan output (lulusan). Kemudian dilakukan analisis dan diagnosis terkait
dengan data yang diperoleh sehingga sekolah mampu merumuskan kebijaksanaan atau
kebijakan apa yang akan dilakukan. Selanjutnya sekolah bersama yayasan
memperkiraan kebutuhan di masa yang akan datang dan menetapkan siapa saja sasaran
yang akan ditetapkan. Setelah sasaran suah ditetapkan, dibentuk strategi yang baik
untuk menapatkan hasil yang diinginkan. Strategi yang telah tersusun rapi dirumuskan
menjadi sebuah rencana yang matang dengan penganggaran yang disesuaikan. Engan
merincikan rencana yang telah matang, rencana ilaksanakan sesuai engan apa yang telah
ibuat. Kemudian evaluasi rencana dilakukan untuk menghadapi kekurangan yang belum
terealisasikan dan dilakukan pelaksanaan kembali.

E. Pentingnya Perencanaan Program


Perencanaan pendidikan seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat
membantu para pengelola pendidikan untuk menjadi lebih berdaya guna dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Perencanaan dapat membantu, akan tetapi perencanaan itu sendiri harus dip-akai
dalam suatu kombinasi yang harmonis dengan alat-alat lainnya seperti misalnya
pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan. Perencanaan,
untuk menjadi alat yang berguna, perlu juga didampingi dengan pengetahuan dan
kemampuan bekerja seseorang secara efektif dalam situasi kepemimpinan yang baik.
Hal ini dianggap penting mengingat perencanaan bukan sebagai pengganti (substitusi)
kewenangan seorang pengelola. Kelemahan yang terjadi dalam perencanaan dapat
disebabkan dua hal penting berikut ini:
1. Karena manusia sering diabaikan.
17

2. Karena perencanaan yang berlebihan.


Dari apa yang diuraikan di atas sudah dapat disimpulkan, mengapa perencanaan
terutama dalam suatu program menjadi penting. Pentingnya perencanaan program
pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya desakan masalah dalam berbagai aspek
yang harus ditangani melalui perencanaan. Sering sekali dibicarakan tentang
pelaksanaan program secara terpadu namun dalam kenyataannya banyak hambatan
sejak dalam perencanaannya instansi atau orang yang diharapkan terlibat ternyata tidak
diikutsertakan sejak awal perencanaan.Suatu program yang direncanakan terlalu padat
dan ketat menyebakan ketidakpastian akan pentingnya suatu program dilaksanakan.

Setelah diketahui perbedaan berbagai jenis perencanaan, perlulah dihayati penting


dan perlunya rencana bagi suatu organisasi atau lembaga pendidikan :
a. Rencana dapat meniadakan ketidakpastian masa datang dan dapat
menanggulangi perubahan-perubahan.
b. Rencana telah digariskan tujuan organisasi sehingga kegiatan dapat dipimpin
(difokuskan).
c. Rencana walaupun mahal tetapi ekonomis.
d. Rencana merupakan dasar bagi pengawasan.
e. Rencana harus fleksibel.14

Dengan adanya rencana program segala sesuatu yang tidak pasti pada waktu yang
akan datang telah diusahakan ke dalam situasi sekarang sehingga orang telah siap
terhadap kemungkinan perubahan yang timbul. Rencana mampu menghindari
kepentingan pribadi yang terjadi dalam suatu program sehingga terhindar dari
suboptimalisasi. Karena dalam perencanaan segala kegiatan terpusatkan untuk mencapai
tujuan bersama secara konsekuaen dengan biaya yang minimum. Tanpa rencana tidak
mungkin dilakukan pengawasan hasil kegiatan karena tidak ada dasar pembandingnya.
Dengan rencana orang dapat mengetahui hasil telah melebihi atau kurang dari yang
direncanakan. artinya rencana dapat berubah arah tanpa biaya lebih dalam mencapai
tujuan. Dengan demikian, rencana mengandung arti untuk ditinjau kembali dan direvisi

14
Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-dasar Management, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, Cet.I,
1984, hal. 27-28
18

untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh situasi yang dihadapi di masa yang akan
datang.

F. Tahapan-tahapan perencanaan Program


Dalam perencanaan pendidikan yang menjadi acuan perencanaan suatu program,
ada 6 tahap dalam proses perencanaan pendidikan yang disadur ke dalam perencanaan
program, yaitu:15
a. Tahap Pra Perencanaan-Perumusan Tujuan
Tahap pra perencanaan dalam suatu program harus dimulai dengan:
1) Pembentukan organisasi perencanaan yang sesuai,
2) penentuan prosedur perencanaan,
3) Reorganisasi struktural mengenai mesin administratif pendidikan untuk
berpartisipasi dalam perumusan dan implementasi rencana,
4) Menentukan mekanisme dan prosedur untuk mengumpulkan dan
menganalisis data statistik dan lain-lainnya ynag diperlukan bagi
perencanaan.

b. Tahap Perencanaan
1) Diagnosis
2) Perumusan kebijaksanaan
3) Perkiraan kebutuhan masa depan
4) Pembiayaan kebutuhan masa depan
5) Penentuan prioritas dan seperangkat sasaran (target)
6) Uji kelayakan.

c. Tahap Perumusan Rencana

d. Tahap Elaborasi Rencana


1) Programming
2) Identifikasi dan Perumusan Proyek

e. Tahap Implementasi Rencana

f. Tahap Implememtasi Rencana

g. Tahap evaluasi perencanaan

15
Ananda W.P Guruge, Proses Perencanaan Pendidikan, Surabaya:Surabaya Intelectual Club,
1996, hal. 2-9
19

Sebelum dibentuknya sebuah perencanaan, dibutuhkan pra perencanaan


dalam merencanakan suatu program. Dengan membentuk program yang sesuai
dengan kebutuhan internal dan eksternal sekolah, menentukan prosedur
perencanaan program yang akan dibuat, mereorganisasi struktural yang ada
untuk merumuskan dan mengimplementasikan rencana program, dan
menentukan mekanisme serta mengumpulkan dan menganalisis data yang
diperlukan bagi perencanaan suatu program.
Pada tahap perencanaan, perumusan tujuan program harus dipastikan
memadai, relevan, dan mentangkan hasil yang baik bagi sekolah. Hal ini
dilakukan untuk mencocokkan output dengan tujuan program. Diagnosis
mengarahkan kita untuk mengidentifikasi kelemahan program, kualitas, serta
tingkat kemajuan suatu program. Kriteria diagnosis seperti relevansi, efektifitas,
dan efisiensi harus ada dalam sebuah program. Setelah dilakukan diagnosis,
perlu adanya perumusan kebijaksanaan dalam mengoreksi kerangka kerja
sehingga keputusan yang lebih rinci atas perubahan suatu program dapat
dilakukan. Setelah tujuan program dimodifikasi berdasarkan kebijakan,
perencanaan program harus memperkirakan kebutuhan sekolah di masa datang
untuk mengantisipasi kebutuhan. Langkah berikutnya dalam tahap perencanaan
adalah menetapkan biaya bagi kebutuhan masa depan. Perencanaan harus
mengetahui jumlah anggaran program agar semua kebutuhan program terpenuhi.
Kemudian menentukan prioritas dan sasaran dalam suatu program dalam
mencapai tujuan agar dapat menentukan alokasi biaya yang relevan dan efektif.
Sasaran-sasaran ditetapkan sesuai kebutuhan yang diidentifikasi dan
diprioritaskan sehingga mendapat perhatian yang serius.
Pada tahap perumusan rencana, telah kita ketahui tujuan perencanaan
terutama ada dua, yakni menyajikan seperangkat keputusan kepada mereka yang
secara nasional berwenang untuk persetujuan, dan menyiapkan suatu rencana
atau cetak biru tindakan oleh macam-macam lembaga yang bertanggungjawab
20

dalam melaksanakan keputusan-keputusan ini. Maksudnya para stake holder


sebagai penguasa yang berkepentingan memerlukan suatu pernyataan yang jelas
tentang program yang diusulkan, alasannya, serta penyesuaiannya dengan
memerlukan keterampilan tertentu, misalnya pernyataan harus singkat ringkas
dan memadai untuk dipahami.
Sebelum suatu rencana diimplementasikan perlu adanya penjabaran atau
elaborasi sehingga kegiatan dapat dirinci secara jelas. Implementasi rencana
program dimulai apabila perumusan program siap untuk dilaksanakan.
Menggunakan anggaran tahunan, sumber-sumber program (manusia, uang,
bahan) yang diperlukan dalam program, waktu yang telah ditentukan. Kemudian
mendelegasikan wewenang kepada setiapkepala program, membentuk
komunikasi dua arah dan memberikan umpan balik serta mekanisme kontrol
yang baik.
Pada tahap terakhir perencanaan terdapat evaluasi perencanaan. evaluasi
merupakan usaha berkelanjutan dan bersamaan dengan implementasi rencana.
Mempersiapkan laporan tahunan , tengah tahunan, atau separuh periode rencana.
Tahapan-tahapan di atas merupakan seperangkat kegiatan yang kompleks
dan berkaitan dalam membentuk proses perencanaan program untuk
mengembangkan suatu program selama periode yang telah ditentukan.

G. Upaya-upaya Perencanaan Program


Agar perencanaan program dapat dilaksanakan secara realistis, maka
diperlukan upaya-upaya:
a. Penentuan pimpinan mengenai sejauhmana tingkat keterkaitan (atau
hubungan) antara visi, misi, tujuan, sasaran, dana strategi utama sekolah
dengan rencana program.
b. Koordinasi atas rencana program tidak perlu secara menyeluruh, akan
tetapi cukup dilakukan terhadap program kerja yang memang penting
saja, hal ini dilakukan untuk mengurangi kebebasan dan motivasi
pegawai.
c. Rencana program hendaknya cukup sederhana.
21

d. Setiap pimpinan unit memberikan kontribusinya dengan mengajukan


rencana programnya masing-masing.
e. Harus diperhatikan agar jangan sampai suatu program kerja hanya
merupakan suatu ekstrapolasi keadaan yang lampau akan tetapi yang
lebih penting adalah yang berkaitan dengan masa kini dan masa yang
akan datang.
f. Rencana program dibuat dengan memperhatikan prioritas tinggi dan
berdampak dalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran instansi
pemerintah.16

Adapun langkah-langkah yang telah disebutkan dapat diterapkan pada


perencanaan program bilingual di suatu sekolah. Bahwa kepala sekolah sebagai
stakeholder harus mampu menganalisa keterkaitan antara visi dan misi sekolah
dengan rencana program yang akan dilaksanakan sehingga tidak terjadi
ketidakseimbangan, koordinasi kepada bawahan lebih bersifat kondisional sesuai
dengan program kerja yang dianggap penting, rencana program hendaknya
sederhana tidak bertele-tele, kaku, dan ruwet karena justru membuat
kompleksitas dalam sebuah program, setiap pimpinan seperti ketua program
bilingual memerikan kontribusi dengan merencanakan kegiatan dalam program,
sesuai dengan kebutuhan di masa yang akan datang, dan mempunyai prioritas
tinggi terhadap kemajuan sekolah dan keberhasilan pencapaian pemerintah.

H. Komponen Struktur Program


Komponen struktur program ialah menetapkan struktur dan materi program
pendidikan. Struktur program pendidikan dalam hubungannya dengan
pencapaian tujuan lembaga pendidikan mencakup alokasi waktu yang diberikan
untuk setiap bidang studi dalam setiap minggunya.
Ada beberapa jenis struktur peogram pendidikan dalam kurikulum, yaitu:
a. Pendidikan umum (general education), program pendidikan yang
bertujuan membinas siswa agar menjadi warga negara yang baik. Sifat
pendidikan umum ini adalah wajib diikuti oleh setiap siswa pada semua
lembaga pendidikan dan tingkatannya.

16
Muhaimin,dkk, Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Prenada Media Group,2009), Cet.1, hal.186
22

b. Pendidikan akademik (academic education), program pendidikan yang


ditujukan untuk mencapai pembinaan intelektual sehingga diharapkan
memperoleh kualifikasi pengetahuan yang fungsional menurut tuntutan
disiplin ilmu masing-masing.
c. Pendidikan Keterampilan, program pendidikan yang bertujuan untuk
memperoleh kecakapan dan keterampilan tertentu yang diperlukan anak
sebagai bekal hidupnya di masyarakat. Sifat pendidikan ini temporer,
artinya sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan keperluan juga
sifatnya efektif, artinya setiap siswa dapat memilih jalur keterampilan
yang diinginkannya.
d. Pendidikan kejuruan (Vocational Education), bertujuan mempersiapkan
siswa untuk menyandang keahlian atau pekerjaan tertentu sesuai dengan
jenis sekolah yang ditempuhnya. 17

Program bilingual di Indonesia terutama pada SMP Bhakti Mulya 400


termasuk ke dalam struktur program akademik dimana bahasa Inggris yang
merupakan bidang study yang dijadikan sebagai bahasa pengantar untuk
beberapa mata pelajaran yang dianggap relevan dengan bahasa pengantar
tersebut. Ada beberapa manfaat yang didapat dalam mengadakan kelas bilingual
ini, selain mampu untuk menguasai akademik dan non akademik dengan baik
tetapi juga mampu berbahasa asing.

B. Bilingual
1. Pengertian Bilingual
Pendidikan bilingual di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan baru
dalam menghadapi globalisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang
semakin berkembang di dunia. Pendidikan bilingual atau biasa disebut dengan
bilingual class telah diterapkan di beberapa sekolah internasional di Indonesia.
Bilingual dijadikan sebagai metode alternatif pembelajaran bahasa asing secara
aktif yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik.
Menurut Mackey kewibahasaan bukanlah gejala bahasa, tetapi merupakan
karakteristik penggunaannya. Mackey menjelaskan bahwa jika bahasa milik

17
Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,1991) Cet.V, hal. 19-20
23

kelompok, maka bilingualisme adalah kekayaan perorangan. Pemakaian


perorangan akan dua bahasa berarti adanya dua masyarakat yang berbeda.18
Pengertian bilingual (dwibahasa) itu sendiri relatif. Adapun kajian tentang
bilingualisme adalah sebagai berikut:
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, bilingual dapat diartikan mampu
menggunakan bahasa lain sebaik atau hampir sebaik bahasa sendiri, dan mampu
menguasai dua bahasa. Bilingualisme diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan dua bahasa dengan sama atau hampir sama baik.19
Menurut Bloomfield, dwibahasa adalah menguasai dua bahasa seperti
bahasa ibunya. Menurut Lado, dwibahasa secara populer diartikan sebagai
kemampuan berbicara dua bahasa dengan sama atau hampir sama baiknya,
secara teknis diacukan pada pengetahuan seseorang akan dua bahasa
bagaimana pun tingkatnya.20
Istilah bilingualisme (Inggris: bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut
juga kedwibahasaan. Dari istilahnya secara harfiah sudah dapat dipahami apa
yang dimaksud dengan bilingualisme itu, yaitu berkenaan dengan penggunaan
dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara sosialinguistik secara umum,
bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur
dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.21
Untuk dapat menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai
kedua bahasa itu. Pertama, bahasa asli (bahasa ibu) atau bahasa pertama
memegang peranan penting dalam perkembangan bilingualisme, dan yang kedua
adalah bahasa lain yang menjadi bahasa keduanya (disingkat B2). Orang yang
dapat menggunakan kedua bahasa itu disebut orang yang bilingual (dalam
bahasa Indonesia disebut juga dwibahasawan). Sedangkan kemampuan untuk
menggunakan dua bahasa disebut bilingualitas (dalam bahasa Indonesia disebut
juga kedwibahasawanan). Selain istilah bilingualisme dengan segala jabarannya
ada juga istilah multilingualisme (dalam bahasa Indonesia disebut juga

18
Alwasilah, A. Chaedar., Pengantar Sosiologi Bahasa. (Bandung: Angkasa, 1993), hal. 106
19
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press,
2002), edisi ke-2, hal.204
20
Op.cit, hal. 107
21
Colin Baker, Key Issues in Bilingualism and Bilingual Education,1988, p.30
24

keanekabahasaan) yakni keadaan digunakannya lebih dari dua bahasa oleh


seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.22

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan


bilingualisme adalah penggunaan dua bahasa yang sama baiknya oleh seorang
penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian. Seseorang
yang mampu menggunakan bahasa kedua secara baik dan lancar seperti ketika
berbicara bahasa pertama. Penggunaan bilingual di Indonesia telah digunakan di
beberapa sekolah Internasional, salah satunya di SMP Bhakti Mulya 400.
Biasanya bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar di dalam kelas
pada beberapa mata pelajaran yang dianggap relevan sehingga siswa
menggunakan dua bahasa dalam satu kelas. Penguasaan dua bahasa di dalam
kelas atau di suatu negara dengan kelancaran dan ketepatan yang sama seperti
aslinya sangatlah sulit untuk diukur. Hal ini yang menjadi perhatian bahwa
bilingual merupakan alternatif pembelajaran bahasa asing di Indonesia.

Telah diketahui bahwa secara harfiah kedwibahasaan adalah kebiasaan


menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian. Dibawah ini adalah
pendapat-pendapat atau definisi tantang kedwibahasaan oleh para pakar ahlinya.
Menurut para pakar kedwibahasaan didefinisikan sebagai berikut :

a. Robert Lado, kedwibahasaan merupakan kemampuan berbicara dua


bahasa dengan sama atau hampir sama baiknya. Secara teknis pendapat
ini mengacu pada pengetahuan dua bahasa, bagaimana tingkatnya oleh
seseorang.
b. MacKey, kedwibahasaan adalah pemakaian yang bergantian dari dua
bahasa. Merumuskan kedwibahasaan sebagai kebiasaan menggunakan
dua bahasa atau lebih oleh seseorang (the alternative use of two or more
languages by the same individual).
c. Hartman dan Stork, kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa oleh
seorang penutur atau masyarakat ujaran.

22
Abdul Chaer dan Leonie Agustina. 2004. Sosialinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta, hal. 31
25

d. Bloomfield, kedwibahasaan merupakan kemampuan untuk


menggunakan dua bahasa yang sama baiknya oleh seorang penutur.
e. Haugen, kedwibahasaan adalah tahu dua bahasa. Pemakaian dua bahasa
secara bergantian baik secara produktif maupun reseftif oleh seorang
individu atau oleh masyarakat.
f. Oksaar, kedwibahasaan bukan hanya milik individu, namun harus
diperlakukan sebagai milik kelompok, sehingga memungkinkan adanya
masyarakat dwibahasawan. Hal ini terlihat di Belgia menetapkan bahasa
Belanda dan Perencis sebagai bahasa negara, Finlandia dengan bahasa
Find dan bahasa Swedia. 23

Jadi dapat diambil kesimpulan dari definisi-definisi diatas bahwa


kedwibahasaan berhubungan erat dengan pemakaian dua bahasa atau lebih oleh
seorang dwibahasawan atau masyarakat dwibahasawan secara bergantian.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilingual
atau pendidikan bilingual adalah pendidikan yang menggunakan dua bahasa
sebagai media dalam proses pembelajaran. Di sekolah-sekolah Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional di Indonesia, program bilingual tidak diterapkan pada
semua mata pelajaran, tetapi hanya pada mata pelajaran tertentu dan hanya pada
kelas tertentu saja. Pemakaian dua bahasa secara bergantian baik secara
kontinuitas oleh seseorang atau lebih sering oleh seorang individu dalam suatu
kelas atau oleh masyarakat akan semakin membentuk kognitif serta kelancaran
dalam menggunakan bahasa kedua. Namun, penggunaaan dwibahasa ini
mengalami ketimpangan sosial di beberapa Negara terutama Indonesia.
Penggunaan bahasa rumah yang berbeda dengan bahasa di sekolah
menyebabkan banyak terjadi ketidakjelasan komunikasi verbal antara orang tua
dengan siswa.

2. Sejarah Bilingual
Penelitian modern tentang pemerolehan bahasa pada akhir abad ke-18, ketika
filsuf Jerman Dietrich Tiedeman mencatat pengamatannya atas perkembangan
psikologis dan linguistik anak belianya. Pada akhir abad ke-19, Francois Gouin

23
Alwasilah, A. Chaedar., Pengantar Sosiologi Bahasa. (Bandung: Angkasa, 1993). hal. 107
26

mengamati keponakannya dan darisana ia menyusun Metode Serial pengajaran


bahasa asing. Pada abad ke-20, para peneliti mulai menganalisis bahasa anak-
anak secara sistematis dan berusaha menguak watak proses sosiolinguistik yang
memungkinkan setiap manusia mencapai kontrol mudah atas sistem komunikasi
yang luar biasa kompleks. Beberapa dasawarsa kemudian, langkah-langkah
penting diambil khususnya dalam model-model generatif dan kognitif untuk
menjelaskan pemerolehan bahasa-bahasa tertentu, dan untuk menyelidiki aspek-
aspek universal pemerolehan bahasa.24
Penerapan bilingual di negara berkembang seperti Indonesia dengan tujuan
menciptakan generasi muda yang berkapasitas dan mampu bersaing secara
Internasional belum lama dilaksanakan. Sejak tahun 2006/2007 telah
melaksanakan pendidikan bilingual dalam pembelajarannya di kelas. Pendidikan
bahasa dijadikan sebagai salah satu jurusan favorit di sekolah selain IPA dan
IPS. Oleh karena itu, melihat semakin pesatnya pendidikan bilingual di
Indonesia yang telah diakui sebagai pendidikan kaum elite dan memiliki prestise
tinggi serta sistem penilaian khusus serta sertifikasi dan kualifikasi yang baik.

3. Pembagian Bilingual (Kedwibahasaan)

Adapun beberapa jenis pembagian kedwibahasaan berdasarkan tipologi


kedwibahasaan, yaitu :

a. Kedwibahasaan Majemuk (compound bilingualism), Kedwibahasaan yang


menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa salah satu bahasa lebih baik dari
pada kemampuan berbahasa bahasa yang lain. Kedwibahasaan ini didasarkan
pada kaitan antara B1 dengan B2 yang dikuasai oleh dwibahasawan. Kedua
bahasa dikuasai oleh dwibahasawan tetapi berdiri sendiri-dendiri.
b. Kedwibahasaan Koordinatif / Sejajar, kedwibahasaan yang menunjukkan
bahwa pemakaian dua bahasa sama-sama baik oleh seorang individu.
Kedwibahasaan seimbang dikaitkan dengan taraf penguasaan B1 dan B2.
Orang yang sama mahirnya dalam dua bahasa.

24
H. Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, (Person Education, Inc,
2007), hal. 26
27

c. Kedwibahasaan Sub-ordinatif (kompleks), kedwibahasaan yang


menunjukkan bahwa seorang individu pada saat memakai B1 sering
memasukkan B2 atau sebaliknya. Kedwibahasaan ini dihubungkan dengan
situasi yang dihadapi B1. Adalah sekelompok kecil yang dikelilingi dan
didominasi oleh masyarakat suatu bahasa yang besar sehinga masyarakat
kecil ini dimungkinkan dapat kehilangan B1-nya.25

Menurut Pohl tipologi dwibahasa lebih didasarkan pada status bahasa yang
ada didalam masyarakat, maka Pohl membagi kedwibahasaan menjadi tiga tipe
yaitu:

a. Kedwibahasaan Horisontal (horizontal bilingualism), merupakan situasi


pemakaian dua bahasa yang berbeda tetapi masing-masing bahasa
memiliki status yang sejajar baik dalam situasi resmi, kebudayaan
maupun dalam kehidupan keluarga dari kelompok pemakainya.
b. Kedwibahasaan Vertikal (vertical bilinguism), merupakan pemakaian
dua bahasa apabila bahasa baku dan dialek, baik yang berhubungan
ataupun terpisah, dimiliki oleh seorang penutur.
c. Kedwibahasaan Diagonal (diagonal bilingualism), merupakan
pemakaian dua bahasa dialek atau tidak baku secara bersama-sama
tetapi keduanya tidak memiliki hubungan secara genetik dengan bahasa
baku yang dipakai oleh masyarakat itu.

4. Strategi Pembelajaran Bahasa dalam Bilingual

Ada empat strategi dasar yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi


perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang diharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi
dan pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap tepat.

25
Diakses di http://anaksastra.blogspot.com/2009/03/kedwibahasaan-dan-diglosia/ pada tanggal
6 Januari 2014
28

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau


kriteria standar keberhasilan untuk dijadikan pedoman evaluasi hasil
kegiatan belajar mengajar selanjutnya.26

Strategi pembelajaran dapat digunakan dalam bilingual dengan menetapkan


spesifikasi dan kualifikasi tingkah laku dan kepribadian peserta didik dimana
dalam merencanakan program bilingual, seorang kepala sekolah mempunyai
persyaratan kualifikasi siswa yang ingin masuk kelas bilingual, menetapkan
pendekatan, prosedur, metode dan taknik belajar mengajar yang tepat dalam
merumuskan perencanaan sehingga guru diberikan gambaran umum terkait
dengan implementasi perencanaan, menetapkan batas keberhasilan siswa kelas
bilingual untuk mengevaluasi perencanaan yang sudah ditetapkan.

Ada beberapa kesempatan yang dimiliki anak-anak bilingual yang


diungkapkan oleh Singgih dalam bukunya, yaitu:

a. Simultaneous bilingualism, merujuk pada anak yang mempunyai


kesempatan luas untuk mempelajari dan menggunakan kedua bahasa
sejak awal.
b. Receptive bilingualism, merujuk pada anak yang mempunyai
kesempatan yang luas untuk mempelajari bahasa kedua namun
kesempatan penggunaannya terbatas.
c. Rapid successive bilingualism, merujuk pada anak yang mempunyai
sedikit keselmpatan akan bahasa kedua sebelum ia sekolah namun
mempunyai banyak kesempatan untuk mempelajari dan
menggunakannya di sekolah.
d. Slow successive bilingualism, merujuk pada anak yang hanya
mempunyai sedikit kesempatan untuk menggunakan bahasa kedua
dan motivasinya untuk menggunakan juga rendah.27

Dengan banyaknya kesempatan bagi siswa untuk menggunakan bahasa


kedua, maka sistem pembelajaran bilingual akan semakin efektif. Dengan
berbagai kesempatan yang ada, siswa memiliki kebebasan eksploratif baik

26
Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hal.129
27
Gunarsa Singgih D, “Dari Anak sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi
Perkembangan”, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), Cet.II, hal. 94.
29

secara kognitif dan emosional dalam mempelajari dua bahasa dalam waktu yang
bersamaan.

5. Kelebihan dan Kekurangan Bilingual

Penerapkan pendidikan bilingual di kelas memiliki kelebihan dan


kekurangan dalam proses pembelajarannya. Dalam bilingualisme, menurut
Halliay & Strevens, ada batasan-batasan/kekurangan seperti berbicara lebih
kepada satu bahasa saja tetapi terbatas. Adanya Perbedaan antara masyarakat
dwibahasa dengan individu dwibahasa dalam pengaplikasiannya.28 Jadi
kemampuan seeorang dalam dwibahasa itu dapat ikatakan relatif tidak selalu
ibatasi sebagai penggunaan bahasa yang sempurna alam segala konteks, dalam
semua keadaan, dalam semua situasi dan kondisi tertentu. Menurut Cummins
dan Macnamara bahwa kelemahan bilingual mungkin mengakibatkan gangguan
kognitif, serta pembangunan linguistik, pendidikan bilingual menempatkan
anak-anak pada risiko kegagalan akademis atau delay, dan anak-anak bilingual
mengalami gangguan kapasitas untuk belajar bahasa akan terganggu lebih jauh
jika terkena lebih dari satu bahasa, secara bersamaan.29 Namun, kelemahan
seperti ini tentunya dapat diselesaikan dengan proses pembelajaran yang
kontinuitas. Semakin bertambahnya kemampuan bahasa seorang anak akan
membantu mengurangi kepasifan ini.

Sedangkan bilingual memiliki beberapa kelebihan dalam hal orientasi


analisis bahasa mereka tampaknya cukup kuat. Vygostsky mengemukakan
bahwa “bilingualisme memungkinkan seorang anak untuk melihat bahasa
sebagai satu sistem tertentu di antara banyak, untuk melihat fenomena di bawah
kategori yang lebih umum, dan ini menyebabkan kesadaran operasi
linguistiknya”.30 Dalam penelitian Ben-Zeen ditemukan bahwa pada tes ini

28
Henry Guntur Tarigan. Pengajaran Kedwibahasaan. Bndung: Angkasa. 2009. Cet. I. hal. 3-5
29
Jim Cummins, Bilingualism and Special Eucation: Issues in Assesment an Pedagogy, 1984,
p.10
30
Colin Baker, Key Issues in Bilingualism and Bilingual Education,1988, p.31
30

Piaget, bilingual lebih responsif terhadap persepsi "petunjuk" dari monolinguals.


Bilingual mengambil petunjuk lebih cepat, dan sekali diberikan umpan balik,
memperbaiki kesalahan mereka lebih cepat dari monolinguals.

Merujuk pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa bilingual memiliki


kelebihan dan kekurangan. Kekurangan lebih terlihat pada ketidakseimbangan
pemakaian bahasa ibu dengan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua sehingga
terjadi gangguan penggunaan bahasa dikarenakan penggunaan lebih dari satu
bahasa dalam waktu yang bersamaan. Namun, siswa bilingual mampu untuk
lebih responsif dan lebih peka terhadap komunikasi verbal, mereka cenderung
lebih mudah tanggap dan memahami juga memberikan umpan balik terhadap
lawan bicara serta lebih kritis terhadap suatu masalah dan lebih cepat
memperbaiki kesalahan mereka sendiri dibandingkan dengan monolinguals.
Sekolah yang menerapkan bilingual di Indonesia atau sering disebut dengan
kelas Internasional ini biasanya hanya ditujukan bagi kaum elite dan intelektual
dan sekelompok masyarakat yang berduit dan mampu menyekolahkan anaknya
ke sekolah bilingual ini karena biaya yang cukup banyak dibutuhkan dan
kualifikasi persyaratan yang cukup sulit dalam bilingual dibandingkan dengan
kelas reguler lainnya.

C. Kerangka Berpikir
Ada beberapa masalah yang teridentifikasi oleh penulis diantaranya:
Penggunaan dua bahasa (bilingual) baru mulai digunakan pada tahun pelajaran
2009/2010, pemahaman dua bahasa (bilingual) terutama Indonesia-Inggris
kurang dapat direalisasikan dengan baik, penerapan dua bahasa (bilingual)
belum efektif. kurang meratanya penerapan dua bahasa (bilingual) dalam
sekolah, kurangnya penguasaan keterampilan berbahasa secara akademik dalam
bahasa pertamanya yaitu bahasa Indonesia, perencanaan program bilingual yang
kurang baik dan kurang efektif.
31

Selama sekolah tidak menerapkan perencanaan program yang baik dan


efektif mulai dari fungsi awal perencanaan, maka akan mengakibatkan hasil dari
proses program bilingual yang kurang baik. Perencanaan yang kurang efektif di
SMP Bakti Mulya 400 dapat menjadi permasalahan. Agar dapat
menyelenggarakan program bilingual dengan baik sesuai dengan tujuan dan
sasaran sekolah maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Stake holder seperti Direktur Yayasan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,
dan Ketua Bidang Program Bilingual membuat konsep dan formulasi
perencanaan yang matang terkait dengan perencanaan progam bilingual kelas
internasional.

2. Setiap guru yang mengajar di kelas internasional diharuskan mampu memiliki


kualifikasi yang telah ditentukan.

3. Sekolah lebih intens mengadakan kerjasama dengan internal maupun eksternal


sekolah yang mampu mengembangkan kualitas dari program bilingual itu
sendiri.

4. Studi banding ke lembaga pendidikan nasional dan internasional dengan


bertujuan untuk meningkatkan mutu kelas internasional (bilingual) tanpa lebih
mendahulukan kepentingan pribadi seperti jalan-jalan dan refreshing yang
menghabiskan cukup banyak dana baik dari pribadi wali murid maupun pihak
sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian mengenai proses perencanaan program bilingual ini dilakukan pada
kelas internasional yang menerapkan dwibahasa yaitu bahasa Inggris sebagai
pengantar bahasa di dalam kelas. Adapun tempat dan lokasi penelitiannya adalah
SMP Bhakti Mulya 400 yang beralamat di Jalan Lingkar Selatan, Pondok Pinang,
Jakarta Selatan. SMP Bhakti mulya sudah didirikan sejak 10 Juli 1985 dan
sekolah ini sudah berusia 27 tahun.
Pemilihan tempat penelitian tersebut di atas dengan pertimbangan bahwa
Sekolah Menengah Pertama Bhakti Mulya 400 memiliki kualitas program
pendidikan yang baik, memiliki kelas internasional yang menerapkan bilingual,
pengelolaan tenaga pendidik dan peserta didik yang handal dan profesional,
maupun hasil lulusan yang mampu bersaing dan cerdas dalam berbahasa asing.
Hal ini dapat menjadi acuan dan menantang untuk diteliti sehingga dapat menjadi
bahan kajian dan perhitungan awal efektivitasnya perencanaan program bilingual
di sekolah ini.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan November
semasa perkuliahan semester genap periode 2013-2014. Hal ini sejalan dengan

32
33

pertemuan dengan dosen pembimbing dan atas pertimbangan dosen pembimbing.


Di bawah ini merupakan tabel jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Juni Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Observasi awal

2. Revisi Proposal

5. Pembuatan
instrumen

4. Uji instrumen

5. Penelitian

6. Pengolahan data

7. Sidang

8. Revisi

B. Obyek dan Subyek Penelitian


Obyek penelitian ini adalah kevaliditasan data yang didapat dari fakta-fakta
perencanaan program bilingual dalam bentuk soft copy dan hard copy. Sedangkan
subyek pada penelitian ini adalah sumber data yang secara gamblang mengetahui
keadaan situasi dan kondisi program bilingual yang dijalankan para stake holder
mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua program bilingual, dan
wali kelas VIII.I dan wali kelas IX.I.
34

C. Pendekatan dan Metode Penelitian


Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
“Metode penelitian yang digunakan untuk”mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun
rekayasa manusia”.1
Metodologi dalam arti umum, adalah studi yang logis dan sistematis
tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah. “Dengan demikian,
metodologi dimaksudkan sebagai prinsip-prinsip dasar dan bukan sebagai metode
atau cara-cara untuk melakukan penelitian.”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
`kualitatif. “Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang
ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan.”2“Menurut Mardalis, penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang ada pada saat ini”.3
“Sedangkan menurut Ipah Farihah penelitian deskriptif kualitatif bertujuan
menggambarkan fenomena sosial tentang setting sosial secara lengkap”.4
Peneliti memandang bahwa penelitian ini memakai jenis penelitian
deskriptif. Suatu jenis penelitian dengan maksud mengadakan pemeriksaan dan
pengukuran terhadap suatu obyek, peristiwa, atau gejala tertentu yang terjadi pada
masa sekarang dimana peneliti akan membuat deskripsi umum, gambaran, dan
fakta-fakta yang faktual dan akurat mengenai program bilingual. Penekanan
utamanya adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan perencanaan program
bilingual pada pendidikan sekolah menengah pertama, meliputi gambaran umum

1
Nana Syaoidih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:PT Remaja
Rosakarya, hal.72
2
Suharsimi Arikunto, ManajemenPenelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet. 7,
hal. 234
3
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara,
2007), Cet IX, hal. 26
4
Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta : UIN
Press, 2006), Cet I, hal. 35
35

situasi sekolah, proses perencanaan sebuah program, proses belajar-mengajar di


kelas bilingual, perkembangan aktivitas sekolah, dan fakta keberhasilan siswa
lulusan kelas bilingual, serta hubungan antara aspek tersebut sehingga mampu
mendukung ke arah terselenggaranya program bilingual yang baik.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti mengumpulkan data melalui
berbagai proses pengamatan audio, visual, dan audio-visual yang dilakukan
dengan wawancara bersama sumber-sumber pendidikan yang cerdas secara
intelektual dan akademisi dalam menanggapi masalah-masalah yang terjadi dalam
program bilingual.
Sumber utama yang dikolektifkan dalam penelitian ini melalui teknik
wawancara dan observasi yang diakumulasi, dimana data mengenai visi misi dan
tujuan program bilingual, perencanaan dan formulasi program bilingual,
kualifikasi tenaga pendidik dan peserta didik program bilingual, isi/materi
program bilingual, dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik untuk
mendapatkan dan mengumpulkan data yang tepat dan akurat. Pengumpulan data
didasarkan atas penggolongan Data Primer sebagai data pokok dan utama yang
meliputi hasil pengamatan (observasi) dan wawancara (interview) serta Data
Sekunder sebagai data pelengkap dan penguat yang meliputi studi dokumenter
(study documentary).
1. Pengamatan (Observasi)
“Observasi yaitu kegiatan mencatat secara akurat, mencatat fenomena
yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut”.5 Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati
langsung obyek penelitian di lapangan yaitu proses kegiatan belajar
mengajar di kelas bilingual, aspek sarana dan prasarana, penerapan
manajemen sekolah di SMP Bakti Mulya 400.

5
Iin Tri Rahayu, dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi & Wawancara, (Malang :
Bayumedia Publisihing, 2004), Cet I, hal. 142
36

2. Wawancara (Interview)
“Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.”6.
Wawancara ini dilakukan dalam bentuk dialog langsung dengan beberapa
orang informan. Adapun informan yang dijadikan sumber data oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
a) Pimpinan Sekolah Menengah Pertama Bhakti Mulya 400 (kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, dan ketua program bilingual).
b) Guru-guru yang terkait dengan judul skripsi ini. Guru-guru yang
mengajar di kelas bilingual dan menggunakan bahasa asing
sebagai bahasa pengantar.
c) Wali kelas VIII.I, dan IX.I program bilingual pada jenjang
pendidikan Sekolah Menengah Pertama Bakti Mulya 400.
Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan lebih jelas
atau terperinci tentang kejadian atau fenomena yang berhubungan dengan masalah
dalam penelitian ini, yang meliputi sejarah berdirinya lembaga pendidikan, latar
belakang terlaksananya program bilingial, perencanaan program bilingual, aspek-
aspek yang berkaitan dengan program bilingual seperti visi dan misi, tujuan
program, kebijakan dan konsep perencanaan program secara matang, komunikasi
dua arah antara guru dan siswa yang diterapkan dalam mewujudkan program
bilingual yang baik, pelaksanaan manajemen yang baik dan efektif dalam
menciptakan program bilingual yang berkualitas dan upaya-upaya apa untuk
menanggulangi kesulitan siswa dalam belajar dan menyelesaikan tugas,serta
metode pengajaran yang di lakukan guru pada saat memberikan materi.
1. Studi Dokumen (Study Document)
“Studi dokumentasi adalah analisis terhadap data-data, catatan,
gambar, foto-foto, rekaman tentang suatu kegiatan atau peristiwa. Studi

6
Syamsir Salam,dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial,(Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006),Cet. 1, hal. 79.
37

dokumentasi ini penulis lakukan sebagai data penguat atau pelengkap


atas data-data primer dalam penelitian ini”.7
Studi dokumentasi penulis lakukan untuk melengkapi dokumen
penunjang karya ilmiah, penulis menampung sumber data dengan
menganalisis dan mempelajari data-data, catatan-catatan yang ada pada
file-file SMP Bakti Mulya 400 untuk kemudian digunakan sebagai
pelengkap, penguat dan pembanding atas data-data yang dikumpulkan
melalui observasi maupun interview.

E. Uji Keabsahan Data


Untuk menganalisis dan menguji keabsahan data penelitian ini maka
penulis menggunakan metode triangulasi yang didasarkan atas filsafat
fenomenologi(realita objek). “Metode triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan, atau sebagai pembanding terhadap data itu. 8” Sedangkan
menurut Lexy Moleong triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data-data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.”9
Metode triangulasi data dapat dilakukan dengan jalan diantaranya sebagai
berikut :
a. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan
yang dilakukan
b. Membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
c. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya, dan orang
pemerintahan”.10

7
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), Cet XII. hal. 161-162
8
Iin Tri Rahayu, dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi & Wawancara, (Malang :
Bayumedia Publisihing, 2004), Cet I, hal. 142
9
Op.cit, hal. 178
10
Op.cit, hal. 143
38

Metode analisis deskriptif ini dimaksudkan agar memperoleh gambaran


dan data secara sistematis yang berkaitan dengan proses perencanaan program
bilingual di SMP Bakti Mulya 400, sehingga penulis dapat mengolah dan
menyajikan data yang sistematis, akurat dan dapat dipertanggung-jawabkan
kebenarannya.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan penulisan karya
ilmiah adalah: 1) pengamatan (observasi), 2) wawancara, 3) studi dokumenter.
Selanjutnya pedoman-pedoman ini akan dijadikan dasar penyusunan kisi-kisi
instrumen penelitian seperti pada tabel di bawah ini. Kisi-kisi tersebut akan
dikaitkan dengan perencanaan program bilingual yang efektif yang telah
dijabarkan dalam kerangka berpikir.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Dimensi Sub Dimensi

Perencanaan Tahap Pra a. Pembentukan struktur program


Program Perencanaan- bilingual
Bilingual perumusan Tujuan b. Prosedur perencanaan program
Program bilingual
c. Mekanisme kerja program
d. Analisis data internal dan eksternal
yang dibutuhkan program bilingual

Tahapan a. Diagnosis
Perencanaan 1) Merumuskan diagnosa program
bilingual
2) Analisis kelebihan dan
kekurangan program bilingual
b. Perumusan kebijakan
39

1) Merumuskan kebijakan program


bilingual
c. Perkiraan kebutuhan masa depan
1) Membuat perencanaan jangka
pendek, menengah, dan panjang
program bilingual
d. Pembiayaan kebutuhan masa
depan
1) Membuat anggaran perencanaan
program bilingual
e. Uji kelayakan
1) Menentukan sasaran dan target
program bilingual
Tahapan a. Merumuskan tujuan program
Perumusan bilingual
Rencana b. Ruang lingkup program
bilingual
Tahapan Elaborasi a. Programming
Perencanaan 1) Menjabarkan perencanaan
kepada tiap bidang kegiatan
program bilingual
b. Identifikasi dan perumusan
proyek
1) Memerinci setiap bagian
kegiatan program bilingual
kepada unit masing-masing

Tahapan a. Pendelegasian wewenang


Implementasi 1) Menentukan jumlah sumber
Perencanaan daya yang dibutuhkan program
40

bilingual
2) Menentukan pendelegasian
wewenang kepada pihak yang
terlibat
b. Komunikasi dan konsultasi
1) Periode waktu program bilingual
2) Umpan balik seluruh bagian
yang terlibat program bilingual
3) Mekanisme kontrol stake holder
kepada seluruh pihak yang
terlibat program bilingual
Tahapan evaluasi, a. Evaluasi terhadap perencanaan
revisi, dan program bilingual
Perencanaan b. Perbaikan terhadap perencanaan
kembali program bilingual
c. Pengayaan terhadap perencanaan
program bilingual

Untuk jelasnya, kisi-kisi ini dapat dilihat pada pedoman wawancara pada
lampiran 1.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Bakti Mulya 400
1. Profil dan Sejarah berdirinya SMP Bakti Mulya 400
Adapun profil dan sejarah SMP Bakti Mulya 400 adalah sebagai berikut:
a. Nama Kepala Sekolah : Hadi Suwarno, M.Pd.
b. Nama Sekolah : SMP Bakti Mulya 400
c. Nama Yayasan : Yayasan BKSP Bakti Mulya 400
d. Alamat Sekolah : Jl.Lingkar Selatan Pondok Pinang Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan 12310
e. Telepon/Fak : (+621)7658790/ (+621)75913920
f. Status Sekolah : Terakreditasi A
g. No. Surat Keputusan : BAN-S/M. 10 November 2009
h. Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 202016305032
i. Nomor Data Sekolah (NDS) : 2001040011
j. Nomor Induk Sekolah (NIS) : 200250
k. Tahun beroperasi : 1985
l. Status Tanah : Milik Sendiri
m. Luas Tanah : 4975 M2
n. Luas Bangunan : 7960 M2 (tiga lantai)
o. Website : www.baktimulya400.com
p. Email : smpbm400@gmail.com

41
42

SMP Bakti Mulya 400 berdiri sejak tahun 1985 atau seperempat abad yang lalu.
SMP Bakti Mulya 400 didirikan oleh Yayasan BKSP Bakti Mulya 400. Merupakan
kerjasama dua yayasan yaitu: (1). Yayasan Pondok Mulya, pengelola Real Estate
Pondok Indah dan (2). Yayasan Keluarga 400, merupakan organisasi yang terdiri Ex
Tentara Pelajar Batalyon 400.
Pada tanggal 30 september 1983 telah ditanda tangani surat perjanjian kerja sama
dalam bidang pendidikan antara Yayasan Keluarga 400 dengan Yayasan Pondok
Mulya.Dalam rangka kerja sama tersebut, lahirlah Badan Kerja Sama Pendidikan
Pondok Mulya Ikatan Keluarga 400 disingkat BKSP Pondok Mulya – Ikatan keluarga
400. Keputusan kerja sama tersebut merupakan kesepakatan bersama untuk ikut
berperan serta dalam menopang kebijakan pemerintah di bidang pendidikan melalui
usaha penyediaan fasilitas pendidikan yang menampung anak-anak usia
sekolah.Selanjutnya dalam usaha kerja sama tersebut, menggunakan nama Badan Kerja
Sama Pendidikan Pondok Mulya – Ikatan Keluarga 400. Pada waktu diadakan
akreditasi sekolah oleh Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, disepakati nama yang
lebih praktis, yaitu Badan Kerja Sama Pendidikan Bakti Mulya 400, disingkat BKSP
Bakti Mulya 400.
Dalam melaksanakan kegiatannya, BKSP Bakti Mulya 400 berpegang pada motto :
“Berbakti Pada Nusa dan Bangsa Seumur Hidup”. Motto ini dilandasi idealisme dan
bermodal patriotisme dengan meyakini bahwa pendidikan merupakan “Human
Investment” yang mepunyai jangkauan jauh ke masa depan.
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai adalah membentuk insan Pancasila yang sehat
jasmani-rohaninya, taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Cerdas dan Terampil,
berbudi pekerti luhur, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaannya dan
mencintai tanah airnya, sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan
yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
Dengan penandatanganan surat perjanjian tersebut, maka lahirlah lembaga
pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan SMP bakti Mulya 400 pada tanggal 10 Juli
43

1985, yang sekaligus dijadikan tonggak kelahiran BKSP secara operasional. Tahun
berikutnya menyusul lahir SD Bakti Mulya 400 yang turut melengkapi lembaga-
lembaga pendidikan terdahulu.1

2. Visi, Misi, Nilai-nilai dan Tujuan SMP Bakti Mulya 400


Adapun VISI SMP BAKTI MULYA 400 yaitu Membentuk Insan Berakhlak
Mulia , Beriman , Berilmu dan Berkompetensi Global.2
Dalam merealisasikan visi sekolah, SMP Bakti Mulya 400 menyusun MISI
SMP Bakti Mulia 400 sebagai berikut:
Menjadikan SMP Bakti Mulya 400 sebagai lembaga pendidikan yang unggul
dengan indikator:
a. Unggul dalam perolehan Nilai Ujian Nasional (NUN)
b. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi di dalam
negeri dan luar negeri
c. Unggul dalam karya ilmiah remaja
d. Unggul dalam kreativitas
e. Unggul dalam lomba kesenian
f. Unggul dalam lomba olahraga
g. Unggul dalam disiplin
h. Unggul dalam aktivitas keagamaan
i. Unggul dalam kepedulian sosial
j. Unggul dalam manajemen.3

Dalam Visi dan Misi sekolah telah disebutkan bahwa SMP Bakti Mulya 400
ingin memiliki lulusan yang berkompetensi secara global, dan unggul dalam
persaingan melanjutkan sekolah di dalam dan luar negeri. Hal ini tentunya
mendukung dibentuknya program bilingual/kelas internasional yang menjadi salah
satu program kelas utama guna mensukseskan visi dan misi tersebut.
Adapun Nilai-nilai yang dimiliki oleh SMP Bakti Mulya 400 yaitu Segenap
civitas academica SMP Bakti Mulya 400 memegang teguh nilai-nilai pendidikan

1
Dokumen Buku Panduan Peserta Didik SMP Bhakti Mulya 400, Tahun Pelajaran 2014/2015,
hal.5
2
Ibid, hal.3
3
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, hal. 11
44

SMART (Success, Motivation, Achievement, Respect dan Trustworthy). Adapun


maksud dari nilai-nilai pendidikan SMART adalah sebagai berikut :
a. Success
Peserta didik dibentuk menjadi individu yang berhasil dalam bidang akademik
maupun non akademik agar mampu menjadi manusia yang berhasil di masa
mendatang.
b. Motivation
Pembelajaran dilakukan terpusat kepada peserta didik sehingga karakter dan
kelebihannya dapat dikembangkan secara maksimal untuk mendorong munculnya
motivasi intrinsik untuk berprestasi
c. Achievement
Proses pembelajaran dipacu dengan beragam metode dan pendekatan guna
meraih prestasi tertinggi sesuai potensi siswa
d. Respect
Proses pembelajaran mengedepankan pembinaan akhlak mulia sesuai ajaran
agama Islam dan membiasakan peserta didik untuk menghargai guru, orang tua
dan harmoni dengan lingkungan dimanapun berada.
e. Trustworthy
Pembelajaran diciptakan dengan suasana aktif dan menyenangkan agar peserta
didik menjadi individu yang suka bereksplorasi, berani mengemukakan pendapat,
saling percaya dan dapat bekerjasama dengan baik.

Selanjutnya, Tujuan SMP Bakti Mulia 400 terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Tujuan Umum:
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai adalah membentuk insan Pancasila
yang sehat jasmani-rohaninya, taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Cerdas
dan Terampil, berbudi pekerti luhur, kuat kepribadiannya, tebal semangat
kebangsaannya dan mencintai tanah airnya, sehingga dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
45

b. Tujuan Khusus:
1) Membentuk komunitas belajar yang mandiri cerdas dan berkeadaban (civic
values).
2) Menerapkan manajemen sekolah yang transparan dan akuntabel.
3) Mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan sains dan teknologi,
berinteraksi sosial (human relations), berkepribadian mandiri secara
intelektual, emosional dan spiritual.
4) Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
(community based learning).
5) Membangun pusat pengembangan inovasi pendidikan.4

3. Struktur Organisasi SMP Bakti Mulya 400


Gambar 4.1

Kepala Sekolah
Hadi Suwarno, M.Pd.

Wakil Bidang kurikulum Wakil Bidang Kesiswaan Wakil Bidang Sarpras


Sito, S.Pd. Rike Anwari Fuady, SSi. Drs. H. Hasanudin, M.Pd.

CIE Direct Pembina OSIS


Novini Nilakusumah, SS Drs. H. Aef Saefudin
Leli Sugiarti, S.Pd. Wali Kelas
Doby Putro Parlindungan,
S.Pd.

4
Dokumen Buku Panduan Peserta Didik SMP Bhakti Mulya 400, Tahun Pelajaran 2014/2015,
h.7
46

Wali kelas : Tabel 4.1


Wali Kelas VII Wali Kelas VIII Wali Kelas IX
a. Wali kelas VII.1 a. Wali kelas VIII.1 a. Wali kelas IX.1 :
Dewi Wulansari, S.Pd. Edy Hermawan, M.Sc. Epih Syarifah, S.Pd.
b. Wali kelas VII.2 b. Wali kelas VIII.2 b. Wali kelas IX.2: Dyah
Usman Jamhuri, S.Ag. Sri Subekti, S.Pd. Ratnawiati, SPd.
c. Wali kelas VII.3 c. Wali kelas VIII.3 c. Wali kelas IX.3:
Dra. Mumun Maemunah Susharyono, S.Pd. Usman, M.Pd.
d. Wali kelas VII.4 d. Wali kelas VIII.4 d. Wali kelas IX.4 :
Novitri Riyani, S.Pd. Dra. Heritje Muaja Drs. Aji Bandi
e. Wali kelas VIII.5 e. Wali kelas IX.5 : Yenis
f. Sovia Andriani, SE. Herdiani, S.Si.
g. Wali Kelas VIII 6 Aks:
Prayogo, S.Pd.

Tata Usaha
a. Kepala TU : Mohamad Janaka Jachja, SE.
b. Keuangan : Dwiyati, S.Pd.
c. Perpustakaan dan Kehumasan : Ratih Agustin Kusuma Wardani, S.Pd.
Koordinator Program
a. Majalah Karisma & Mading : Dewi Yanti, S.Pd.
b. Ekstrakurikuler : Doby Putro Parlindungan, S.Pd.
c. Lab. IPA & Matematika : Sri Subekti, S.Pd.
d. Lab. Elektronika : Prayogo, S.Pd.
e. Lab. Bahasa : Epih Syarifah, S.Pd.
f. BP/BK : Drs. Yatim
47

g. UKS : Sovia Andriani, SE.


h. Lab. Tata Boga : Hj. Rina Nuzrina, S.Pd.
i. OSN : Edy Hermawan, M.Si.
j. FLS2N/O2SN : Novini Nilakusumah, S.S.
Koordinator Mata Pelajaran
a. Agama Islam, PKn, & BP/BK : Drs. H. Aep Saefudin
b. Bahasa Indonesia : Dyah Ratnawiati, S.Pd.
c. Bahasa Inggris : Epih Syarifah, S.Pd.
d. Matematika & Komputer : Drs. Sobari
e. IPA : Ir. H. Bondi Robiarso
f. IPS : Susharyono, S.Pd.
g. Seni, Penjas, Mulok : Drs. Yatim

4. Program Strategis SMP Bakti Mulya 400


Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan maka dilakukan program strategis
SMP Bakti Mulya 400 yang relevan dengan program bilingual adalah sebagai
berikut:
a. Pengembangan manajemen sekolah yang berkualitas internasional.
1) Pengembangan struktur dan keorganisasian sekolah
2) Pengembangan manajemen sekolah dengan ISO 9001 VERSI 2000
3) Pengembangan kerjasama dengan sekolah internasional
b. Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi
dan kualifikasi untuk mengelola sekolah berkualitas internasional.
1) Pengembangan studi lanjut guru dan tenaga kependidikan
2) Pengembangan ketrampilan Bahasa Inggris dan Komputer
c. Pengembangan pembiayaan untuk memenuhi standar biaya sekolah berkualitas
internasional.
d. Pengembangan Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berkualitas
internasional.
1) Pengkajian kurikulum internasional
e. Pengembangan fasilitas pendidikan yang berkualitas internasional.
f. Pengembangan proses belajar mengajar yang berkualitas internasional.
g. Pengembangan sistem penilaian pendidikan yang berkualitas internasional.
1) Pengembangan kerjasama dengan lembaga penyelenggara tes nasional dan
internasional
48

h. Pengembangan standar kompetensi lulusan yang berkualitas internasional.


1) Pengembangan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
2) Pengembangan pengajaran remedial
3) Pengembangan prestasi akademik dan non akademik siswa (seni dan
olahraga)
4) Pengembangan kecakapan hidup (life skill)
5) Pengembangan kecakapan Bahasa Inggris, Sain dan Teknologi Informatika
6) Pengembangan prestasi ujian nasional.5

Adapun program strategis yang dilakukan guna mencapai strategi pengembangan


program bilingual yang baik dan efektif dilakukan beberapa pengembangan pada bagian
yang mendasar dari program tersebut seperti pengembangan manajemen sekolah yang
berkualitas internasional, mulai dari membentuk struktur organisasi sekolah,
mengembangkan manajemen sekolah dengan ISO dan melakukan kerjasama dengan
sekolah internasional. Kemudian pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan
yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengelola sekolah berkualitas
internasional, seperti adanya keterampilan bahasa Inggris yang lebih baik pada 4 mata
pelajaran utama program bilingual yaitu sains, match, English, dan IT.
Pengembangan pembiayaan untuk memenuhi standar biaya sekolah dimana dalam
program bilingual biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan dengan
program yang lain. Adapula pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang berkualitas internasional dengan melakukan pengkajian terhadap
kurikulum nasional dengan kurikulum Internasional, pengembangan fasilitas pendidikan
yang berkualitas internasional, pengembangan proses belajar mengajar yang berkualitas
internasional, pengembangan sistem penilaian pendidikan yang berkualitas internasional
bekerjasama dengan lembaga English First (EF) maupun Cambrige International
Examination (CIE) , serta pengembangan standar kompetensi lulusan yang berkualitas
internasional dengan menekankan tidak hanya pada prestasi akademik saja tetapi juga
prestasi non akademik (seni dan olahraga) yang akan ditampilkan dan dipamerkan
kepada negara lain, life skill yang baik, serta kecakapan bahasa Inggris dan komputer

5
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 18-19
49

yang mumpuni untuk menunjang kesuksesan program bilingual itu sendiri.


Hal ini tentunya menjadi suatu program strategis yang dapat menunjang tercapainya
tujuan program yang telah ditetapkan bersama-sama sehingga kesalahan-kesalahan atau
pencapaian program yang kurang maksimal dapat diantisipasi sebelumnya.

5. Rencana Program Kerja dan Kegiatan Program Bilingual

Adapun rencana program kerja dan kegiatan yang tertera dalam dokumen
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah-2 yaitu pemenuhan 8 pilar standar
penidikan bertaraf internasional yang terkait dengan rencana program
bilingual/kelas internasional adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan prestasi bidang akademik bertaraf internasional
2) Peningkatan prestasi bidang non akademik bertaraf internasional
3) Peningkatan jumlah kelulusan
4) Peningkatan jumlah yang melanjutkan studi ke sekolah bertaraf internasional
5) Pengembangan silabus bertaraf internasional
6) Pengembangan RPP bertaraf internasional
7) Pengembangan Bahan Ajar, Modul, Buku, dan sebagainya bertaraf
internasional
8) Pengembangan jumlah tenaga guru:
a) Pembentukan tim/kepanitiaan pengadaan/seleksi guru
b) Pembuatan panduan pengadaan guru
c) Penyusunan materi/bahan seleksi pengadaan guru
d) Pelaksanaan seleksi guru
e) Pelaksanaan evaluasi kegiatan pengadaan guru
f) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan pengadaan guru
3) Peningkatan kompetensi Bahasa Inggris bagi guru:
a) Pembentukan tim/kepanitiaan workshop/kursus Bahasa Inggris
b) Penyusunan materi/bahan workshop/kursus Bahasa Inggris
c) Pelaksanaan workshop/kursus Bahasa Inggris
d) Pelaksanaan evaluasi kegiatan workshop /kursus Bahasa Inggris
4) Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan (kepala sekolah) bertaraf
internasional
5) Peningkatan kompetensi tenaga pendidik (guru) bertaraf internasional
6) Pemenuhan sarana dan prasarana bertaraf internasional
7) Pemenuhan pengelolaan sekolah berbasis TIK, e-learning, e-school, dll
8) Pemenuhan kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri
50

9) Pemenuhan kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional luar negeri.6

Dalam rencana program kerja dan kegiatan yang ingin dicapai di program bilingual
yang tertera dalam dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-2) ini,
sekolah melakukan beberapa usaha dalam pemenuhan 8 pilar pendidikan yang terkait
dengan kegiatan program bilingual. Sekolah melakukan pemenuhan standar kelulusan
dengan meningkatkan prestasi dan jumlah kelulusan siswa/i program bilingual agar
mampu melanjutkan ke sekolah yang juga berstandar internasional. Sekolah juga
mengembangkan silabus, RPP, bahan ajar, modul, dan buku yang relevan dengan
kurikulum Cambrige dan sesuai dengan kurikulum nasional. Sekolah juga melakukan
pengembangan terhadap pengadaan guru kelas internasional dengan melakukan
pengadaan seleksi guru dengan kualifikasi tertentu dan meningkatkan kompetensi
tenaga pendidik (guru) dan kependidikan yang bertaraf internasional.
Dalam program bilingual, tentunya bahasa Inggris menjadi kompetensi yang penting
untuk ditingkatkan. Adapun peningkatan kompetensi Bahasa Inggris bagi guru yaitu:
membentuk tim/kepanitiaan workshop/kursus Bahasa Inggris, pengadaan ATK
workshop/kursus Bahasa Inggris, menyiapkan akomodasi workshop/kursus Bahasa
Inggris, menyusun materi/bahan workshop/kursus Bahasa Inggris, melaksanakan
workshop/kursus Bahasa Inggris, melaksanaan evaluasi kegiatan workshop /kursus
Bahasa Inggris, serta membuat laporan dan penggandaan laporan workshop /kursus
Bahasa Inggris.
Sekolah juga meningkatkan sarana prasarana yang menunjang program bilingual
dengan mengelola sekolah berbasis TIK menggunakan e-learning dan e-school yang
serba digital, serta melakukan kerjasama baik dengan sekolah dalam negeri maupun di
luar negeri.
Hal ini dilakukan sekolah untuk meningkatkan dan mengembangkan program
bilingual/kelas internasional sehingga program ini mampu memiliki taraf internasional
yang diakui oleh sekolah bahkan negara asing.

6
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-2), Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 20-22
51

6. Upaya-upaya Strategis dalam Mencapai Program Bilingual


Upaya-upaya /strategi yang telah dilakukan SMP Bakti Mulya 400 untuk
mencapai setiap program kerja/kegiatan sekolah, baik yang berkaitan dengan IKKM
maupun IKKT (dimensi keinternasionalan) adalah sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi Lulusan program bilingual/kelas internasional dan Prestasi
Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT):
1) Penerapan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP
2) Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains,
matematika, teknologi, seni dan olah raga.
3) Penerapan kecakapan hidup (life skill).7

Dalam mencapai program strategis, SMP Bakti Mulya 400 telah melakukan
beberapa upaya strategis baik yang berkaitan dengan IKKM maupun IKKT (dimensi
keinternasionalan) dengan melakukan penerapan standar kelulusan yang setara atau
lebih tinggi dari SNP yang ada. Jadi, peserta didik lulusan program bilingual dituntut
untuk mampu berkompetisi dengan baik di dalam dan luar negeri terutama pada mata
pelajaran sains, matematika, teknologi bahkan seni dan olahraga. Oleh karena itu,
peserta didik harus memiliki kecakapan hiup yang baik sehingga mampu berinteraksi
dan beradaptasi dengan lingkungan luar negeri. Hal ini berguna bagi peserta didik baik
yang menjalani program bilingual, akselerasi, maupun reguler agar mereka mampu
mencapai standar kelulusan yang mengarah kepada pengembangan kepribadian dan
moral mereka sendiri sehingga tidak hanya standar kelulusan dari akademik dan non
akaemik saja, tetapi juga kepribadian dan moral mereka yang juga mampu mencapai
standar yang diinginkan oleh sekolah.

B. Deskripsi Data

1. Struktur Program Bilingual


Adapun struktur yang membentuk program bilingual itu sendiri tentunya melalui

7
Dokumen Hasil Pelaksanaan Program dan Kegiatan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI),Tahun Pelajaran 2009/2010-2010/2011, h. 3-4
52

pihak pemilik yayasan bersama dengan pengelola sekolah, dalam hal ini termasuk
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan ketua bidang program
bilingual sendiri. Kepala sekolah menjadi penanggung jawab utama, dibawah
kepala sekolah ada wakasek kurikulum, di bawahnya ada dua staff yaitu staff
kurikulum yang menangani kelas reguler dan ketua bidang program yang
menangani kelas Cambridge. SMP Bakti Mulya 400 dalam setahun membuka 1-2
kelas. Tahun ini membuka 1 kelas dengan 22 anak , tahun lalu kita membuka dua
kelas dengan 28-29 anak. 2 tahun sebelumnya yang sekarang kelas IX juga 2 kelas.
Jadi pada saat ini terdapat 5 kelas.8
Adapun strukturnya adalah sebagai berikut:

Kepala Sekolah
Hadi Suwarno, M.Pd.

Wakil Bidang kurikulum Wakil Bidang Kesiswaan Wakil Bidang Sarpras


Sito, S.Pd. Rike Anwari Fuady, SSi. Drs. H. Hasanudin, M.Pd.

CIE Direct Pembina OSIS


Novini Nilakusumah, SS Drs. H. Aef Saefudin
Leli Sugiarti, S.Pd. Wali Kelas
Doby Putro Parlindungan,
S.Pd.

2. Prosedur Perencanaan Program Kerja Bilingual SMP Bakti Mulya


400
Untuk mewujudkan SMP Bakti Mulya 400 menjadi Sekolah Bertaraf
Internasional akan dilakukan kegiatan persiapan berupa sosialisasi, pelaksanaan
penerimaan siswa baru dan persiapan sumber daya sekolah.

8
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti
Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
53

Adapun pokok-pokok kegiatannya diuraikan sebagai berikut:


a. Sosialisasi Program Bilingual
Sosialisasi program bilingual/kelas internasional akan dilakukan dengan cara
internal dan eksternal dengan cara dan waktu yang berbeda.
Sosialisasi internal dilakukan Kepala sekolah dan penanggungjawab
program melalui rapat dan presentasi kepada:
1) Guru dan karyawan SMP Bakti Mulya 400 (stakeholder sekolah)
2) tim kerja/ kepanitiaan RSBI SMP Bakti Mulya 400
3) sosialisasi kepada Pengurus Harian, Dewan Pengurus YBKSP Bakti
Mulya 400 dan FKOM SMP Bakti Mulya 400
Sosialisasi eksternal dilakukan Kepala sekolah dan penanggungjawab
program melalui pembuatan brosur, spanduk dan presentasi kepada:
1) sekolah dasar di sekitar SMP Bakti Mulya 400
2) orang tua siswa SMP Bakti Mulya 400 pada saat pertemuan-pertemuan
sekolah
Selain itu, sosialisasi program bilingual juga dilakukan melalui media
sosialisasi yang digunakan dengan cara membuat spanduk, brosur, iklan dan
radio.9
Sosialisasi tentunya menjadi hal penting dalam mempromosikan program
sekolah. Hal ini juga yang dilakukan oleh SMP Bakti Mulya yang melakukan
sosialisasi kepada banyak pihak. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran dan
tanggung jawab kepala sekolah serta ketua program dalam usaha memperoleh
sasaran yang diharapkan. Sosialisasi dilakukan melalui internal dan eksternal
sekolah, mulai dari sosialisasi kepada seluruh stakeholder sekolah, tim kerja,
dewan pengurus yayasan, hinga kepada sekolah dasar dan wali murid sehingga
program ini dapat diketahui dan dipahami bersama-sama manfaat dan
keunggulan yang diperoleh.
b. Kegiatan PPDB Program Bilingual SMP Bakti Mulya 400

9
Dokumen RPS RSBI SMP Bakti Mulya 400, tahun pelajaran 2009/2010, h. 5-6
54

Penerimaan peserta didik baru (PPDB) kelas bilingual/ Rintisan Sekolah


Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Bakti Mulya 400 ini bertujuan untuk
menjaring peserta didik yang akan ditempatkan dalam kelas internasional sesuai
persyaratan yang telah ditetapkan. Penerimaan peserta didik baru program RSBI
SMP Bakti Mulya 400 akan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Waktu pelaksanaan: dibuka pendaftaran dimulai bulan Desember 2010 dan
akan dilanjutkan poses seleksi dan diumumkan pada bulan Februari 2011
2) Jumlah siswa yang diterima terdiri 5 rombongan belajar dengan 4 kelas
reguler dan 1 kelas internasional
3) Penjaringan siswa kelas bilingual/Internasional SMP Bakti Mulya 400
dilakukan untuk mengakomodasi siswa yang memiliki kemampuan
akademik yang kuat, bahasa Inggris yang memadai dan memiliki dasar
penguasaan komputer (IT).10

Pada awal pelaksanaan perencanaan program bilingual, SMP Bakti Mulya


400 membuka pendaftaran pada akhir tahun 2010-2014 dengan jumlah
rombongan belajar yaitu 1 kelas IX, 2 kelas VIII, dan 2 kelas VII, dengan
mengakomodasi siswa yang memiliki akademik yang baik, bahasa Inggris yang
memadai, memiliki kemauan dan minat untuk belajar bahasa Inggris, dan
kemampuan dasar komputer (IT).
Jadi, sudah jelas bahwa seleksi peserta didik program bilingual dapat
dikatakan baik dan ketat melihat kualifikasi calon siswa/i ini harus memiliki
kemampuan akademik dan non akademik yang memadai, memiliki dasar
penguasaan komputer serta kemauan mendalami bahasa Inggris.

c. Persiapan Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Bilingual SMP Bakti Mulya


400
Kegiatan pembenahan kelas bilingual/internasional (RSBI) pada tahun
pelajaran 2011/ 2012 ditekankan kepada pendidik dan tenaga kependidikan.
Untuk mempersiapkan tenaga guru dalam kelas Bilingual/internasional telah
dilakukan pelatihan lanjutan dengan lembaga kursus Flash English dan untuk

10
Dokumen Rencana Tindak Lanjut dan Program Kerja SMP Bakti Mulya 400, tahun pelajaran
2011/2012, h. 3
55

selanjutnya akan dilakukan pendampingan dengan Imperial Indonesia dan


lembaga bahasa Inggris yang ditunjuk. Adapun pendidik yang dipersiapkan
untuk pelatihan tersebut adalah guru matematika, IPA, TIK dan Bahasa Inggris.
Bentuk pelatihan tersebut akan dilakukan lebih intensif dengan penekanan
beberapa hal:
1) Para guru dibimbing dalam membuat persiapan pengajaran (silabus dan
RPP) dalam bahasa Inggris
2) Peer teaching dilakukan setiap minggu sekali disertai dengan persiapan
TOEFL
3) Pengukuran kemampuan berbahasa Inggris dengan TOEFL atau alat tes yang
relevan
4) Pengayaan ICT (Information Comunication Technology) dan PAS (Paket
Administrasi Sekolah).11

Untuk mempersiapkan tenaga pengajar pada bidang studi lain atau kelas
lain dan tenaga kependidikan lain akan dilakukan pembinaan dan pelatihan
berupa: 1) Pendalaman materi bahasa Inggris . 2) Test TOEFL atau tes yang
relevan, 3) pengayaan ICT (Information Comunication Technology) dan 4) PAS
(Paket Administrasi Sekolah).12
d. Persiapan Program Bilingual/Internasional SMP Bakti Mulya 400
Dalam menghadapi tahun pelajaran 2011/2012 akan dilakuan
penyempurnaan program kegiatan dengan mengagendakan pertemuan rutin
mingguan dan atau bulanan dengan Indonesia Foundation Program (IFP) untuk
memantapkan program sebagai berikut:
1) Pengadaan native speaker yang memadai
2) Program sister school dengan sekolah lain di luar negeri
3) Pelaksanaan student exchange
4) Pelaksanaan check point dan ICGSE untuk kelas IX
5) Merumuskan kegiatan center of Cambridge
6) Pelaksanaan TKT untuk guru.13
Pada awal mula dilaksanakannya program bilingual tahun 2010/2011
persiapan belum terlalu memadai. Oleh karena itu, sekolah menyempurnakan

11
Ibid, h. 4
12
Ibid, h.4
13
Ibid, h. 4
56

program kegiatan pada tahun berikutnya dengan bekerjasama dengan Indonesia


Foundation Program (IFP) untuk mengadakan native speaker khusus dari luar
negeri untuk pelajaran bahasa Inggris, mengadakan sister school dengan
melakukan home stay di luar negeri, melakukan pertukaran pelajar,
melaksanakan ujian check point test untuk kelas IX, merumuskan kegiatan pusat
Cambridge, dan melaksanakan pelatihan bahasa Inggris bagi guru. Hal ini
tentunya dapat menunjang kualitas program bilingual itu sendiri melihat
persaingan antar sekolah internasional yang cukup ketat untuk menarik minat
calon wali murid dan peserta didik.
3. Diagnosis pembelajaran bahasa dalam program Bilingual
a. Kelebihan dan kekurangan program bilingual di SMP Bakti
Mulya 400
Kurikulum plus di SMP Bakti Mulya 400 menjadi salah satu keunggulan
karena tidak semua sekolah mempunyai kurikulum Cambridge. Selain itu
kelebihannya adalah peserta didik mempunyai kemampuan global atau
kemampuan internasional dengan memberikan fasilitas untuk mewadahi
kemampuan anak yang lebih dalam berbahasa Inggris dan mau memiliki
wawasan internasional lebih luas, serta bentuk mempromosikan sekolah.
Kekurangannya, setiap tahun peserta didik mempunyai kemampuan berbeda-
beda. Hal itu menjadi tantangan bagaimana kita berusaha agar mereka lebih
meningkat kemampuan keinternasionalannya. Kemudian biaya yang cukup
mahal dalam program ini. Jadi guru harus selalu memotivasi mereka bahwa
mereka punya tanggung jawab karena biaya yang juga tidak sedikit sehingga
mereka akan bermanfaat kelak.14
Dengan demikian, sebuah sekolah tidak akan membentuk suatu program
tanpa melihat kelebihan atau manfaat yang dihasilkan dari program itu sendiri.
Dengan menimbang dan melihat kondisi pendidikan di masa sekarang dan
tantangan di masa mendatang, kelebihan yang dimiliki SMP Bakti Mulya 400

14
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti
Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
57

dapat menjadi sebuah acuan dalam menunjang berkualitasnya sebuah program.


Hal ini yang menjadi pedoman bagi seluruh pihak yang terlibat dalam program
bilingual agar program ini dapat terus dikembangkan sedemikian rupa dan dapat
menjadi center bagi sekolah lain yang juga ingin menerapkan program ini
sehingga pemenuhan kebutuhan di masa depan dapat diatasi dari sekarang.

4. Kebijakan Perencanaan Program bilingual di SMP Bakti Mulya


400
Menurut laporan International Education Achievement (IEA) disebutkan bahwa
kemampuan membaca siswa SD Indosesia menempati urutan 30 dari 38 negara.
Sedangkan menurut laporan The Third International Mathematics and Science Study
Report (1999) kemampuan Siswa Indonesia bidang Matematika dan IPA berurutan
menempati urutan 34 dan 32 dari 38 negara. Demikian halnya menurut UNDP,
Human Development Index manusia Indonesia, tahun 2002 dan 2003 berurutan
menempati urutan 110 dari 173, dan 112 dari 175 negara.
Dengan melihat laporan-laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu manusia
Indonesia masih digolongkan rendah.Rendahnya kualitas penduduk seperti yang
ditunjukkan oleh kenyataan diatas merupakan sebuah fakta yang harus menjadi pusat
perhatian dunia pendidikan. Dengan kata lain rendahnya mutu pendidikan sangat
erat hubungannya dengan kualitas lulusan dari suatu lembaga pendidikan.
Rendahnya mutu lulusan akan berdampak kepada kurangnya daya saing mereka baik
pada tingkat nasional dan internasional.Rendahnya mutu penduduk dan rendahnya
daya saing lulusan sekolah mengakibatkan pencitraan yang buruk kepada dunia
pendidikan. Masyarakat dengan mudah menyimpulkan bahwa sumber rendahnya
kualitas masyarakat dan bangsa Indonesia disebabkan oleh sistem sekolah yang
salah. Oleh karena itu, masyarakat menjadi ragu akan mutu pembelajaran yang
dikembangkan di sekolah tersebut. Meskipun persepsi tersebut tidak terlalu benar
tentang dunia pendidikan secara menyeluruh, namun persepsi demikian harus
mendapatkan porsi untuk mendapatkan perhatian yang sangat serius untuk
58

dibenahi.15
Oleh karena itu Pemerintah menerapkan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) kepada sekolah-sekolah yang mempunyai manajemen sekolah yang baik
sehingga dapat menjadi acuan bagi sekolah lain untuk mampu bersaing dengan
kondisi globalisasi pada saat ini.
SMP Bakti Mulya menjadi salah satu sekolah Internasional yang telah
mengembangkan program bilingual/kelas internasional.Kelas internasioanl di SMP
Bakti Mulya 400 bekerjasama dengan Cambridge International Examinations (CIE)
pada tahun 2009/2010 sehingga kita mendapat ID 223 dan resmi menjadi center of
Cambridge di Jakarta, dan sekolah lain yang ingin mendapat licensi bisa menginduk
SMP Bakti Mulya 400 atau mengurus sendiri ke Cambridge.16
Dengan bekerjasama dengan Cambridge International Examination (CIE), nuansa
keinternasionalan diakui oleh akademisi yang mempunyai reputasi keinternasionalan.
Awalnya, sekolah mengajukan konsep dalam bentuk proposal yang disampaikan
terutama kepada yayasan, kemudian setelah itu dibicarakan dan membahas konsep
tersebut baik dari pihak sekolah maupun yayasan. Sekolah menetapkan konsep-
konsep yang disetujui pihak yayasan. Dalam ketetapan tersebut yang paling dianggap
memungkinkan yaitu konsep kelas internasional yang bekerjasama dengan
Cambridge dan yayasan sebagai pihak yang memutuskan kelanjutannya. Adapun
kebijakan program sekolah memiliki ketentuan yang terkait dengan program itu
karena jika dibandingkan dengan reguler hampir sama terkait dengan regulasi atau
pengaturan.17
Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa pada awal pembentukan program
bilingual, sekolah melakukan mekanisme rapat kerja dalam membentuk dan
membahas perencanaan program bilingual yang akan dilaksanakan dengan melihat
dari kondisi pendidikan saat ini dan kebutuhan pendidikan masa depan. Sehingga
15
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 1-2
16
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti
Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
17
Hasil wawancara degan Hadi Suwarno, Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (27 November
2014, pukul 12.05) , di ruang kepala sekolah, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
59

terbentuk konsep program yang diharapkan mampu menghadapi era globalisasi dan
kemajuan dunia internasional.

a. Latar belakang Program Bilingual


Penyelenggaraan pendidikan yang telah mencapai standar kualitas yang
baik seharusnya memenuhi delapan (8) aspek SNP, yaitu pemenuhan standar isi,
pemenuhan standar proses pembelajaran, pemenuhan standar penilaian,
pemenuhan standar pengelolaan, pemenuhan standar tenaga pendidik dan
kependidikan, pemenuhan standar sarana prasarana, dan pemenuhan standar
pembiayaan, yang selanjutnya disebut dengan pemenuhan Indikator Kinerja
Kunci Minimal (IKKM).
Output dari proses pendidikan seharusnya mampu menjawab tantangan ke
depan bangsa Indonesia dalam hal meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Oleh
sebab itu proses pendidikan diharapkan dapat mengolah semua potensi yang
dimiliki oleh anak didik baik jasmaniah dan rohaniah. Output/outcomes Sekolah
Bertaraf Internasional dikatakan memiliki daya saing internasional antara lain
bercirikan:
1) Lulusan SBI dapat melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan yang
bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri,
2) Lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau
negara-negara lain, dan
3) Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains,
matematika, teknologi, seni, dan olah raga. 18
Melihat dari tantangan kondisi pendidikan di masa mendatang ini, SMP
Bakti Mulya 400 berusaha membuat suatu program yang dapat menghadapi
tuntutan zaman. Dengan berusaha memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan
(SNP) dilakukan berbagai pengembangan dan peningkatan agar dapat mencapai
program bertaraf internasional dan dapat memiliki daya saing internasional
seperti melanjutkan pendidikan setaraf dengan internasional baik di dalam dan
luar negeri, mudah dalam bekerja pada lembaga-lembaga internasional atau
18
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 3
60

negara asing, dan memiliki prestasi baik secara akademik maupun non-
akademik.

Proses penyelenggaraan dan pembelajaran dikatakan memiliki daya saing


internasional antara lain cirinya telah menerapkan berbagai model pembelajaran
yang berstandar internasional, baik yang bersifat pembelajaran teori, eksperimen
maupun praktek. Proses pembelajaran, penilaian, dan penyelenggaraan harus
bercirikan internasional, yaitu:
1) Pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk
menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery;
2) Menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan;
student centered; reflective learning; active learning; enjoyble dan joyful
learning; cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan
contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar
internasional;
3) Menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;
4) Proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris khususnya mata pelajaran
sains, matematika, dan teknologi;
5) Proses penilaian dengan menggunakan model-model penilaian sekolah
unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang
mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan
6) Dalam penyelenggaraannnya harus bercirikan utama kepada standar
manajemen internasional yaitu mengimplementasikan dan meraih ISO 9001
versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, dan menjalin hubungan sister
school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri.19

Proses pembelajaran seperti ini telah diterapkan oleh SMP Bakti Mulya
dengan menerapkan active learning dalam proses belajar mengajar,
menggunakan teknologi komputer dan bahasa pengantar (bahasa Inggris) dalam
pelajaran sains, matematika, IT, dan native speaker khusus untuk pelajaran
bahasa Inggris sendiri, melakukan kerjasama dengan Cambridge International
Examination (CIE) dengan mangadopsi dan mengadaptasi kurikulumnya,
memiliki manajemen yang baik dengan meraih ISO, serta menjalin hubungan
dengan beberapa sekolah di negara lain seperti Malaysia, Australia, Turki,

19
Ibid, h.4
61

Singapura, dan Inggris.


Input SBI yang esensial bercirikan internasional antara lain:
1) Telah terakreditasi dari badan akreditasi sekolah di salah satu negara anggota
OECD dan atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu
dalam bidang pendidikan;
2) Standar kelulusan lebih tinggi daripada standar kelulusan nasional, sistem
administrasi akademik berbasis TIK, dan muatan mata pelajaran sama dengan
muatan mata pelajaran dari sekolah unggul diantara negara anggota OECD
atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang
pendidikan;
3) Jumlah guru minimal 20% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang
program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa Inggris aktif, kepala
sekolah minimal berpendidikan S2 dari perguruan tinggi yang program
studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa Inggris aktif, serta semua guru
mampu menerapkan pembelajaran berbasis TIK;
4) Tiap ruang kelas dilengkapi sarana dan prasarana pembelajaran berbasis TIK,
perpustakaan dilengkapi sarana digital/berbasis TIK, dan memiliki ruang dan
fasilitas multi media; serta
5) Menerapkan berbagai model pembiayaan yang efisien untuk mencapai
berbagai target indikator kinerja kunci tambahan.20
Menurut ketua bidang program Bilingual/Internasional latar belakang
terbentuknya program bilingual karena SMP Bakti Mulya 400 ditunjuk sebagai
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pada tahun 2009/2010, dan dilaksanakan
pada tahun pelajaran 2010/2011 dan juga tuntutan zaman. Diharapkan peserta
didik sekarang wawasannya tidak hanya Nasional tetapi wawasan Internasional
karena akan menghadapi masa dimana semua pintu komunikasi, perdagangan,
ekonomi terbuka dengan AFTA 2015. Jadi anak-anak harus dipersiapkan secara
fisik dan mental agar siap menghadapinya. Sehingga memiliki kemampuan
internasional, bahasanya, dan interpersonal yang baik.21
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang melatarbelakangi pembentukan kelas
bilingual/Cambridge yang mempunyai muatan keinternasionalan yaitu tantangan
di masa mendatang dimana semua pintu komunikasi, perdagangan, ekonomi
terbuka dengan AFTA 2015, serta sumber manusia yang diharapkan memiliki
daya saing internasional (melanjutkan pendidikan setaraf dengan internasional
20
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 3-4
21
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti
Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
62

baik di dalam dan luar negeri, mudah dalam bekerja pada lembaga-lembaga
internasional atau negara asing, dan memiliki prestasi baik secara akademik
maupun non-akademik).

b. Kualifikasi tenaga pendidik/kependidikan program bilingual


Dalam pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki
kompetensi dan kualifikasi untuk mengelola sekolah berkualitas internasional,
strategi pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1) Studi lanjut tenaga pendidik
dan kependidikan, 2) Pelatihan bahasa Inggris untuk komunikasi sehari-hari, 3)
Pelatihan multimedia pembelajaran, 4) Pelatihan pengelolaan database sekolah,
5) Diklat Profesi Guru.22
Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya kependidikan (guru) sekolah
harusmemiliki mekanisme perekrutan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Mekanisme perekrutan guru perlu disusun untuk menjaga kualitas sumber daya
kependidikan yang ditugaskan untuk mengelola program bilingual/kelas
Internasional. Berikut ini merupakan alur perekrutan guru untuk mengajar pada
Kelas Internasional:

22
Ibid, h.20
63

Gambar 4.2
Alur Perekrutan Guru Kelas Internasional

In Takes

Written Test:
1. Subject Out
Knowledge
2. IELTS

Micro Out
Teaching

Class Observation

In-house Training

Assigned Class

Supervision & Monitoring

Teachers’ Training

Dengan demikian, dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa mekanisme


perekrutan guru bilingual/kelas internasional memiliki alur atau tahapan yang
kontinyu. tahapan penerimaan guru kelas internasional ini diawali dengan tes
seleksi (yang terdiri dari subject Knowledge dan IELTS). Setelah hasil dari tes
seleksi diperoleh, bagi guru yang lulus diwajibkan mengikuti micro-teaching
(demo mengajar dihadapan supervisor). Setelah itu yang bersangkutan diberikan
kesempatan untuk melakukan observasi kelas (mengikuti kegiatan belajar di
kelas) yang sedang berlangsung sesuai dengan subyeknya masing-masing. Alur
terakhir sebelum para calon guru diberikan tanggung jawab untuk mengajar di
64

kelas mereka diwajibkan mengikuti In-house Training (sebuah training guru


khusus diberikan sebelum mengajar). Pelatihan guru ini secara langsung
diselenggarakan oleh CIE-The Learning Institute. Setelah tahapan tersebut
dilalui, mereka diberi tanggung jawab untuk mengajar di kelas namun mereka
selalu berada dalam pemantauan dan pengawasan (monitoring & supervisi) untuk
menjamin dan menjaga kualitas layanan pendidikan pada siswa. Setiap guru
diberikan kesempatan khusus untuk mengikuti beberapa kegiatan Pelatihan
lanjutan yang diselenggarakan secara berkesinambungan.23Adapun kualifikasinya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Kualifikasi Guru SMP Bakti Mulya 400
Jumlah dan Status Guru
Tingkat GT/PNS GTT/Guru
No. Jumlah
Pendidikan Bantu
L P L P
1. S3/S2 3 - - - 3
2. S1 13 16 6 6 41
3. D-4 - - - - -
Jumlah 16 16 6 6 44

Maka, dapat dipahami bahwa SMP Bakti Mulya 400 memiliki kualifikasi
guru yang sangat menunjang dan mampu memberikan pendidikan yang terarah
karena setiap guru program bilingual/kelas internasional diharuskan memiliki
kualifikasi minimal Sarjana (S1) dan ditempatkan sesuai dengan bidang dan
latar belakang lulusan guru tersebut terutama pada 4 mata pelajaran utama yang
menggunakan bahasa Inggris.

c. Kualifikasi peserta didik kelas bilingual/Internasional

23
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 20
65

Adapun kualifikasi peserta didik kelas bilingual yang lulus persyaratan


sebagai berikut:
Syarat Fisik:
1) Sehat jasmani dan rohani (ditunjukkan dengan surat keterangan dokter).
2) Bebas dari narkotika dan psikotropika (dibuktikan dengan tes urin di
sekolah).
Seleksi Akademik
i. Seleksi akademik dilakukan dengan menjaring rata-rata nilai raport kelas 4, 5
dan 6 untuk pelajaran matematika, bahasa Inggris dan IPA tidak kurang dari
7,5
ii. Tes tertulis untuk pelajaran matematika, bahasa Inggris dan IPA
Seleksi Psikologis
1) Memiliki TC (Task Comitment) dan motivasi belajar yang baik
Wawancara
1) Kepada orang tua
2) Kepada siswa calon peserta RSBI dalam bahasa Inggris.24

Maka dari itu, dapat dipahami bahwa kualifikasi peserta didik diseleksi
berdasarkan persyaratan fisik yang telah ditetapkan oleh SMP Bakti Mulya 400.
Melalui 2 tahap proses seleksi yaitu seleksi akademik dan psikologis, serta calon
peserta didik yang telah lulus seleksi akademik dan tes tertulis, akan dilakukan
tahap seleksi terakhir yaitu wawancara. Tahap wawancara di SMP Bakti Mulya
400 mungkin sedikit berbeda dengan sekolah internasional lainnya karena selain
melakukan wawancara terhadap calon peserta didik yang akan mengikuti
program, wawancara juga dilakukan kepada calon wali murid. Hal ini dilakukan
agar menyaring siswa yang memang memiliki potensi serta minat dan kemauan
yang baik.
Adapun syarat Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
ajaran. Kriteria kenaikan kelas di SMP Bakti Mulya 400 adalah sebagai berikut:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti;
2) mencapai tingkat kompetensi pengetahuan (KI 3) dan keterampilan (KI 4)
minimal sama dengan KKM, yaitu (2,66 /B-);
3) nilai kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2) untuk setiap mata pelajaran sekurang-

24
Dokumen Rencana Tindak Lanjut dan Program Kerja SMP Bakti Mulya 400, tahun pelajaran
2011/2012, h. 3
66

kurangnya Baik (B);


4) memiliki maksimal dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan kompetensi keterampilannya di bawah KKM;
5) ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah hari
efektif;
6) berdasarkan hasil rapat pleno dewan guru.

Selanjutnya dengan Mengacu pada ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),


peserta didik dinyatakan lulus setelah:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
3) Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan
4) Lulus Ujian Nasional.25

Jadi, dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang sedang mengikuti program
kelas di SMP Bakti Mulya 400 harus mampu memenuhi kriteria kenaikan kelas
yang telah ditetapkan oleh sekolah sehingga hal ini membuat peserta didik lebih giat
dan tekun belajar guna mencapai kriteria kenaikan kelas ini. Dengan berbagai
perbaikan dan pengayaan yang dilakukan oleh guru tentu mampu menunjang
ketercapaian kriteria ini.

4. Kurikulum program bilingual di SMP Bakti Mulya 400


SMP Bakti Mulya 400 mengggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dengan Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran
sebagaimana terlihat sebagai berikut : 1) Kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, 2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, 3)
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, 4) kelompok mata
pelajaran estetika, 5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

25
Dokumen Buku Panduan Peserta Didik SMP Bhakti Mulya 400, Tahun Pelajaran 2014/2015,
h.24
67

26

Tabel 4.3
Struktur Kurikulum 2013 (berlaku untuk kelas VII dan VIII)
ALOKASI
WAKTUPER
MATA PELAJARAN
MINGGU [JP]
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 5 5 5
4. Matematika*) 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam*) 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris*) 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 3 3 3
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
2. 3 3 3
(termasuk muatan lokal)
3. Prakarya (termasuk muatan lokal) 4 4 4
Kelompok C (Pengembangan Diri)
1. Bimbingan Konseling
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
Kepramukaan
Bahasa Madarin
Komputer
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38
*) Keterangan:
Bermuatan Silabus Cambridge untuk kelas program Cambridge
Dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa penerapan kurikulum plus berlaku pada
program bilingual antara kurikulum 2013 dengan kurikulum Cambridge pada mata

26
Dokumen Buku Panduan Peserta Didik SMP Bhakti Mulya 400, Tahun Pelajaran 2014/2015,
h.9-11
68

pelajaran tertentu di kelas VII dan VIII. Dalam mata pelajaran matematika, IPA, dan
bahasa Inggris bermuatan silabus Cambridge dimana bahasa pengantar maupun materi
yang diberikan sesuai dengan silabus Cambridge tentunya dengan mengkombinasikan
dengan kurikulum 2013.

Tabel 4.4
Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (berlaku untuk Kelas IX)
Kelas dan Alokasi
Komponen Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam , Fiqih &Al Qur‟an 5 5 5
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa InggrisX) 5 5 5
5. MatematikaX) 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan AlamX) 6 6 6
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 6
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan 2 2 2
Komunikasi dan Pendidikan Teknologi
DasarX)
B. Muatan Lokal
5. Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta 1 1 1
(PLKJ)
6. Pendidikan Tata Boga 2 2 2
69

Kelas dan Alokasi


Komponen Waktu
VII VIII IX
7. Ketrampilan Elektronika 2 2 2
8. Bahasa Mandarin 2 2 2
C. Pengembangan Diri (BP/BK) 3*) 3*) 3*)
Jumlah 49 49 49
Keterangan:
X
) Bermuatan Silabus Cambridge untuk kelas program Cambridge
Demikian pula dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa program
bilingual di SMP Bakti Mulya 400 menggunakan kurikulum plus, yaitu adopsi
dan adaptasi antara kurikulum Cambridge dengan kurikulum nasional.
Penerapan kurikulum plus antara Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Kurikulum Cambridge berlaku pada kelas IX. Sama halnya dalam
kurikulum 2013 yang diterapkan di kelas VII dan VIII, di kelas IX dalam mata
pelajaran matematika, IPA, dan bahasa Inggris juga bermuatan silabus
Cambridge dimana bahasa pengantar maupun materi yang diberikan sesuai
dengan silabus Cambridge tentunya dengan mengkombinasikan dengan KTSP.
Dengan menginduk kepada Cambridge, mereka memberikan keleluasaan
yang besar kepada sekolah untuk berinovasi dan berkreasi. Pada dasarnya
Cambridge memberikan kurikulum yang bisa dimodifikasi. Kurikulumnya tidak
harus dari Cambridge. Tapi untuk mata pelajaran Match, English, Sains,
mengikuti Cambridge dengan berbahasa Inggris sebagai pengantarnya.
Sedangkan untuk bahasa Inggris memiliki native speaker. Jika matematika dan
IPA gurunya dilatih untuk punya kemampuan yang setaraf dengan Cambridge
baik dalam bahasanya, pedagogik dengan dilatih terlebih dahulu. 27
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya penerapan standar internacional

27
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti
Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulua: Jakarta Selatan
70

dapat mengadopsi kurikulum dari luar negeri yang dianggap memiliki


keunggulan. University of Cambridge International Examinations (CIE)
menerbitkan kurikulum pendidikan yang dipakai di banyak negara untuk
mengantarkan siswa pada jenjang pendidikan yang berkesinambungan.
Kurikulum ini dapat dipertimbangkan untuk digunakan dengan alasan:
1. Memiliki kesesuaian dengan kultur pendidikan di YBKSP Bakti Mulya 400
yang tetap menekankan agama Islam serta memberikan keleluasaan bagi
pengelola pendidikan untuk mengembangkan pola pengajarannya sesuai
dengan kultur dan kondisi daerah setempat.
2. Dapat dipadukan dengan kurikulum KTSP yang tetap mengajarkan materi
ujian nasional terutama pelajaran Bahasa Indonesia
3. Reputasi mutu internasional telah banyak diakui oleh berbagai kalangan
akademisi dan telah digunakan di berbagai lembaga pendidikan di dunia.28

Penerapan silabus Cambridge pada level SMP secara singkat dapat


digambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Struktur Kurikulum Cambridge kelas Internasional
KelasdanAlokasiWaktu
Komponen
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam , Fiqih & Al 2 +3*) 2+3*) 2+2*)
Qur‟an
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4+2*) 4+2*) 4+2*)
4. Bahasa InggrisX) 4 4 4+1*)
5. MatematikaX) 4+2*) 4+2*) 4+2*)
6. Ilmu Pengetahuan AlamX) 4+2*) 4+2*) 4+2*)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4+2*) 4+2*) 4+2*)
8. Seni Budaya 2 2 2

28
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 22
71

9. PendidikanJasmani, 2 2 2
OlahragadanKesehatan
10.Keterampilan/Teknologi Informasi dan 2 2 2
Komunikasi X)
11. Keterampilan/Teknologi Informasi 2 2 2
dan Komunikasi X)
B. Muatan Lokal 2 2 2
1. Pendidikan Lingkungan Kehidupan 1*) 1*) 1*)
Jakarta (PLKJ)
2. Pendidikan Tata Boga 2*) 2*) 2*)
3. Ketrampilan Elektronika 2*) 2*) 2*)
4. Bahasa Mandarin 2*) 2*) 2*)
C. Pengembangan Diri 1*)+2**) 1*)+2**) 1*)+ 2**)
Jumlah 32+19*) 32+19*) 32+19*)

Sesuai dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Menengah Pertama


bahwa RSBI melakukan adopsi/adaptasi nasional kurikulum internasional dari negara
maju. Cambridge International Examination (CIE) merupakan lembaga pengelola
kurikulum dan evaluasi yang telah 150 tahun melangsungkan kegiatan untuk sekolah-
sekolah internasional.

Adapun yang membedakan kurikulum Cambridge dengan kurikulum lainnya


yaitu meskipun silabus Cambrige untuk SMP umumnya diselesaikan selama 4 tahun,
namun dalam penerapannya dapat diatur sesuai kurikulum KTSP. KTSP di SMP Bakti
Mulya 400 dapat dipadukan dengan Kurikulum Cambridge dengan memilih bidang
studi utama (Matematika, Bhs Inggris, Komputer, Fisika, Biologi dan Kimia) yang
sasarannya dua hal mendasar yaitu sukses UAN dan mendapat reputasi/ kualitas
internasional. Silabus dari kurikulum Cambridge sangat terbuka untuk dipakai di
sekolah dengan model pengelolaan yang sepenuhnya diserahkan kepada sekolah
72

termasuk pengajar dan sarana pembelajaran. Pihak Cambridge akan mengukur hasil
yang dicapai.

Dalam hal ini SMP Bakti Mulya 400 diberi tawaran untuk dijadikan center of
Cambrige yang berarti menjadi induk bagi sekolah-sekolah lain yang menggunakan
silabus Cambridge. Dengan menerapkan kurikulum Cambridge dapat mengikuti tes
yang disetarakan dengan tes standar internasional dan tes tersebut bisa dicicil dengan
cara penjajagan check point. Kemudian hasil tes dibandingkan dengan siswa lain dari
seluruh dunia. Perbandingan kualitas/ reputasi sekolah perlu pembanding dengan
sekolah lain/ lembaga internasional dengan tes akhir bernama IGCSE meliputi 6 bidang
utama: Matematika, Bhs Inggris, Komputer, Fisika, Biologi dan Kimia dengan
dilakukan ujian dalam 2 tahap yaitu: di kelas 3 SMP dan kelas 1 SMA. Dengan
demikian siswa yang memiliki potensi yang baik akan melanjutkan ke jenjang SMA
yang memiliki Kurikulum Cambridge.

Berbicara mengenai strategi pendekatan pembelajaran di SMP Bakti Mulya 400.


Maka pendekatan dalam kegiatan pembelajaran kelas internasional (KI) menggunakan
pola „active learning’, di mana siswa diberi kesempatan untuk membangun
pengetahuannya sendiri sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran
(learning facilitators). Selain mengikuti mata pelajaran nasional pada KTSP dan
menempuh Ujian Nasional, siswa menempuh mata pelajaran dengan standar
internasional ujian Cambridge IGCSE (International General Certificate of Secondary
Education) seperti digambarkan sebagai berikut:29

Cambridge Cambridge

Checkpoint Checkpoint Cambridge


Cambridge
IGCSE
(Predictive Test) (Predictive Test) Checkpoint
Examination&
2007 2008 2009 (Predictive 2010
UAN
Test)

29 IGCSE + KTSP
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 21-23
73

Adapun kurikulum program bilingual berisi muatan pelajaran (isi) dalam


kurikulum telah setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada
sekolah unggul dari salah negara diantara negara OECD atau dari negara maju
lainnya
Pengembangan IKKT Standar Isi yang telah dilakukan:
1) Melakukan kajian terhadap Silabus Cambridge untuk mata pelajaran
Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, IT dan Bahasa Inggris.
2) Melakukan adaptasi kurikulum nasional dengan adopsi Silabus Cambridge
untuk mata pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, IT dan Bahasa
Inggris.30
Dari pengembangan standar isi di atas, dijelaskan bahwa SMP Bakti
Mulya menerapkan kurikulum plus dengan melakukan adopsi dan adaptasi
kurikulum Cambridge dan kurikulum Nasional pada beberapa mata pelajaran
utama seperti mata pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, IT dan Bahasa
Inggris.
6. Program Remedial, Pengayaan, dan Klinik Pelajaran
1. Program Remedial (Pengulangan)
Program remedial dilakukan bila siswa memperoleh nilai kurang dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada suatu ulangan harian suatu
kompetensi.
Bentuk -bentuk pelaksanaan program remedial adalah:
1) Tatap muka dengan guru
2) Belajar sendiri yang dinilai dalam bentuk : menjawab pertanyaan, membuat
rangkuman, mengerjakan tugas dan mengumpulkan data
3) Pada atau di luar jam efektif.
30
Dokumen Hasil Pelaksanaan Program dan Kegiatan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI),Tahun Pelajaran 2009/2010-2010/2011, h. 7
74

2. Program pengayaan (Enrichment)


Program pengayaan dilakukan kepada siswa yang tuntas lebih cepat
memperoleh nilai di atas dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada suatu
ulangan harian suatu kompetensi
Kegiatan:
1) Memberi materi tambahan, latihan dan tambahan tugas individual
2) Hasil penilaian menambah nilai mata pelajaran bersangkutan (deposit nilai)
3) Setiap saat, pada atau di luar jam efektif.

3. Program klinik mata pelajaran


Klinik mata pelajaran dilakukan kepada siswa yang karena keterlambatan
belajar dan memerlukan pembelajaran dengan pendekatan individual di luar jam
pelajaran. Teknik pelaksanaan klinik mata pelajaran dikoordinir oleh sekolah
melalui ,guru bidang studi, wali kelas. Klinik mata pelajaran berlangsung untuk
durasi waktu tertentu atau beberapa pertemuan sesuai kebutuhan.31
Dari pemaparan di atas, dapat dipahami bahwa program remedial
dilakukan di dalam atau luar jam efektif belajar, ketika peserta didik tidak
memenuhi standar penilaian yang guru berikan. Hal ini juga berlaku bagi kelas
bilingual. Sedangkan pengayaan dilakukan ketika peserta didik sudah mampu
memahami materi dan mencapai standar penilaian yang diinginkan sehingga
adanya penambahan materi belajar diperlukan ketika peserta didik akan
menghadapi Ujian Tengah Semester, Ujian Semester, bahkan Ujian Nasional.
Sedangkan klinik dilakukan apabila siswa belum mendapatkan materi
pembelajaran dikarenakan alasan tertentu seperti sakit, izin, atau absen sehingga
klinik harus dilakukan guna mengejar ketertinggalan siswa dalam mendapatkan
materi. Teknik pelaksanaannya berlangsung dalam beberapa pertemuan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.

31
Dokumen Buku Panduan Peserta Didik SMP Bhakti Mulya 400, Tahun Pelajaran 2014/2015,
h.17
75

C. Analisis Data

1. Asumsi-asumsi Proses Perencanaan Program Bilingualdan


kesesuaian Program dengan Visi Misi SMP Bakti Mulya 400
a. Asumsi-asumsi Proses Perencanaan Program
Perkembangan globalisasi yang semakin mengutamakan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi menuntut adanya perbaikan yang signifikan dalam
pendidikan. Kualitas pendidikan di Indonesia yang terbilang cukup rendah
dibanding negara lain memotivasi untuk membuat perubahan yang dapat
diterima dan diakui oleh negara lain. Pemerintah menerapkan Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI) kepada sekolah-sekolah yang dianggap mampu
menjadi acuan bagi sekolah lain dan mampu bersaing dengan kondisi globalisasi
pada saat ini. Sekolah Menengah Pertama Bakti Mulya 400 sebagai salah satu
sekolah bertaraf internasionalmulai merencanakan terbentuknya program
bilingual/internasional sesuai dengan penerapan RSBI. Dengan bekerjasama
dengan Cambridge International Examinations (CIE) pada tahun 2009/2010
sehingga mendapat ID 223 SMP Bakti Mulya menjadi salah satu center of
Cambridge di Jakartadan sekolah lain yang ingin mendapat licensi dapat
menginduk ke SMP Bakti Mulya 400. Perencanaan yang baik dapat terlihat jelas
ketika sekolah ini secara independen melakukan inovasi dan kreasi dalam
mengembangkan program bilingual/internasional yang sudah dihapus oleh
pemerintah. SMP Bakti Mulya 400 menerapkan kurikulum plus pada program
bilingual dimana dalam kurikulum ini terjadi adopsi dan adaptasi antara
kurikulum nasional dan kurikulum Cambridge yang belum tentu dimiliki oleh
sekolah internasional lainnya dan khususnya penggunaan bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar pada mata pelajaran utama yaitu bahasa Inggris, Matematika,
Sains, dan IT.
Dengan mengacu pada 8 pilar pendidikan yaitu standar manajemen
sekolah, standar proses, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar
pembiayaan, standar kurikulum, standar fasilitas, standar penilaian, dan standar
76

kompetensi lulusan, Sekolah Menengah Pertama Bakti Mulya 400 melakukan


proses perencanaan program bilingual/internasional yang sangat baik mulai dari
persiapan program berupa sosialisasi baik dari awal pembentukan kepada
yayasan maupun kepada wali murid dan calon peserta didik, ketersediaan native
speaker yang didapat langsung dari Inggris, seleksi guru terutama untuk 4 mata
pelajaran utama sehingga didapat tenaga pendidik yang profesional, pelaksanaan
penerimaan siswa baru dengan kualifikasi tertentu, persiapan sumber daya
sekolah, sarana prasarana yang memadai, koordinasi, komunikasi, dan
pembagian tugas dan wewenang yang baik, pengawasan dan evaluasi
perencanaan, serta perbaikan maupun pengayaan yang dilakukan dalam segala
hal.
Pengembangan program bilingual yang terstruktur dan sistematis
dilakukan mulai dari kelas VII disediakan bridging program untuk menyamakan
kemampuan berbahasa Inggris peserta didik, kelas VIII disediakan home stay
agar memiliki komunikasi yang baik secara internasional, kemandirian, dan rasa
percaya diri ,dan kelas IX disediakan check point test dimana peserta didik
mendapat tes tertulis langsung dari Cambridge untuk mata pelajaran B.Inggris,
Matematika, dan IPA (Sains) yang berguna untuk mengukur sejauhmana
kemampuan mereka di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini
merupakan bentuk pengembangan program yang dilakukan sekolah dengan
bekerjasama dengan pihak luar negeri untuk dapat menjadikan program sekolah
yang berkualitas dan mampu bersaing di kancah internasional.
b. Prioritas program selama satu tahun
Untuk mencapai tujuan tersebut maka SMP Bakti Mulya 400 telah
menyusun beberapa kegiatan pengelolaan pendidikan yang dituangkan dalam
berbagai program kegiatan sebagai berikut :
1. Dalam program pengembangan standar kelulusan (SKL) sekolah akan
mengupayakan, mengembangkan standar kopentensi lulusan (SKL) yang
bertaraf Internasional. Upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mewujudkan
program ini adalah melalui study banding dan workshop.
2. Dalam program kurikulum sekolah akan berusaha dalam mengembangkan
77

standar kopetensi (SK), kopetensi dasar (KD), Indikator yang bertaraf


Internasional dalam pelajaran bahasa Inggris, Matematika, IPA dan TIK.
Selanjutnya program ini akan berusaha untuk mengembangkan silabus
pembelajaran dan RPP dari seluruh mata pelajaran diatas yang bertaraf
Internasional
3. Dalam program proses Belajar Mengajar (PBM) sekolah akan berusaha
untuk mewujudkan pendekatan pembelajaran dengan CTL, Pembelajaran
tuntas, pembelajaran bermakna, dan problem solving. Student centre,
reflective learning, active learning, enjoyable dan joyfull learning,
cooperative learning, quantum learning, learning revolution, dan contextual
learning. Di samping itu akan mengupayakan terwujudnya kopetensi tenaga
pendidik dan kependidikan dalam penguasaan bahasa Inggris dan media
pembelajaran yang berbasis IT. Program-program yang sifatnya turut
membantu dalam peningakatan dan percepatan kemampuan kopetensi siswa
akan terus dilakukan seperti klinik konsultasi mata pelajaran, program
perbaikan dan program pengayaan, disamping itu akan terus diupayakan
untuk tersedianya alat peraga pembelajaran yang memadai.
4. Dalam program tenaga pendidik dan kependidikan sekolah akan
mengupayakan pada pencapaian kopetensi yang bertaraf Internasional. Hal
ini akan diwujudkan melalui program pengembangan study lanjut, program
pelatihan, program in house training, program magang ke lembaga lain yang
bertaraf Internasional. Untuk mendukung mutu lulusan yang memiliki
kopetensi tinggi maka sekolah akan mengadakan dukungan melalui
peningkatan kopentensi tenaga pendidik dala penguasaan komputer, dan
media pembelajaran yang berbasis IT. Disamping itu kegiatan PBM akan
terus dimonitoring dan disupervisi secara kontinyu dan berkelanjutan.
5. Dalam program pengembangan fasilitas, akan dikembangkan fasilitas-
fasilitas pendukung bertaraf Internasional meliputi pengadaan laboratorium
bahasa Inggris, pengembangan laboratorium IPA, Pengembangan jaringan
Internet, Pengembangan ruang guru, Pengembangan ruang Kepala Sekolah,
Pengembangan ruang Tata Usaha, Pengembangan ruang multi media,
pengembangan pusat multi media dan tersedianya alat pembelajaran yang
bertaraf Internasional.
6. Dalam program pengembangan manajemen sekolah akan mengembangan
manajemen bertaraf Internasional yang meliputi menentukan model
manajemen bertaraf Internasional, mengupayakan manajemen berstandar
ISO 2001 (2000), terlaksananya pengelolaan pendidikan berbasis ICT,
terlaksananya MoU dengan sekolah bertaraf Internasional, terlaksananya
program MoU dan membangun pengelolaan pendidikan dengan jiwa
enterprenership.
7. Dalam program pembiayaan sekolah akan mengembangkan konsidi
pembiayaan bertaraf Internasional melalui kerjasama dengan berbagai pihak
seperti Direktorat Pembinaan SMP, BAPPEDA, FKOM dan berbagai
instansi.
78

8. Dalam program penilaian sekolah akan mengembangkan sistem penilaian


bertaraf Internasional meliputi Penyusunan perangkat penilaian dengan
menggunakan bahasa Inggris, Penyusunan perangkat penilaian dengan
kualifikasi bertaraf Internasional, terlaksana proses penilaian bertaraf
Internasional serta terlaksananya dokumentasi hasil penilaian secara bertaraf
Internasional. 32

Dengan demikian, adapun program yang diproritaskan oleh sekolah


mencakup program standar kelulusan, program kurikulum sekolah, program
proses belajar mengajar, program tenaga pendidik dan kependidikan, program
pengembangan fasilitas dan manajemen, program pembiayaan dan program
penilaian. Program-program ini menjadi prioritas yang memang harus
diperhatikan leh sekolah melihat berbagai kondisi yang ada pada saat ini, upaya
untuk memprioritaskan program akan dilakukan agar keadaan SMP Bakti Mulya
400 Jakarta satu tahun mendatang menjadi SMP swasta bermutu yang mampu
melaksanakan kegiatan pengelolaan pendidikan yang semakin baik dan memadai
dengan kualitas yang semakin meningkat untuk menuju sekolah yang mampu
mencapai sekolah yang memiliki daya saing Internasional serta menjadi sekolah
yang dibanggakan oleh masyarakat.

c. Proses Pelaksanaan Perencanaan Program bilingual di SMP


Bakti Mulya 400
Proses pelaksanaan perencanaan program bilingual mulai diterapkan
pada tahun 2009/2010 mulai dari jenjang kelas VII,VIII, dan IX dengan
mengacu kepada standar kelulusan SNP pada mata pelajaran yang dikhususkan
menggunakan bahasa pengantar dalam proses pembelajaran bahasa Inggris,
Matematika, dan IPA. Dari hasil observasi kelas yang telah penulis lakukan,
dapat diambil kesimpulan bahwa:
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran bahasa Inggris, peserta didik
telah bersifat interaktif dan noninteraktif dalam situasi formal dan informal

32
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-2), Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, h.4-6
79

dalam konteks kehidupan sehari-hari. dan yang terkait dengan matematika,


sains, dan teknologi.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika, peserta didik
mampu memahami konsep bilangan real, aljabar, bangun geometri, konsep data,
pengumpulan dan penyajian data, berpikir logis dan realistis serta keterampilan
berbahasa Inggris yang baik secara ilmiah.
Sedangkan dalam pelajaran IPA, peserta didik telah memiliki
kemampuan menggali dan mengkomunikasikan ide-ide sains secara tertulis
maupun lisan, kemampuan refleksi terhadap kemampuan atau pemikiran
sainsnya sendiri, kemampuan sains dengan keterampilan ICT tertentu, dan
berbagai macam strategi pemecahan gejala alam di lingkungannya,
Dalam proses pembelajaran dilakukan pengayaan dengan menerapkan
berbagai pendekatan. Dilihat dari sudut pandang tempat sekolah telah
menerapkan pembelajaran di dalam kelas, di laboratorium dan di luar kelas
(outdoor study). Dilihat dari pendekatan sajian materi sekolah telah menerapkan
pendekatan kontekstual dalam belajar. Artinya semua materi yang dijasajikan
telah diseleksi sesuai dengan peristiwa keseharian siswa sehingga pembelajaran
akan lebih bermakna.Penerapan proses pembelajaran dengan berbasis teknologi
informatika dipenuhi sekolah dengan cara penempatan ketersediaan akses
komputer di semua ruang layanan yang dilengkapi dengan jaringan internet
terutama dengan teknologi wi-fi. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan guru
dan siswa dalam memperoleh akses sumber data dan bahan pembelajaran dalam
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan belajar dengan cara yang cepat.Penerapan
bahasa Inggris sebagai pengantar dalam pembelajaran IPA, Matematika dan
Komputer dilakukan dengan menerapkan team teaching yang terdiri dari seorang
guru bidang studi yang mengausai kurikulum nasional (KTSP) dan seorang guru
bidang studi yang menguasai silabus Cambridge.33
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa proses

33
Analisa Hasil Observasi kelas Internasional, Wali kelas IX SMP Bakti Mulya 400, (20
November 2014, pukul 13.10), di kelas, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
80

pelaksanaan perencanaan program bilingual di setiap jenjang kelas berjalan


dengan baik melihat proses pembelajaran yang telah menggunakan active
learning sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi. Diimbangi
dengan kualifikasi guru dan peserta didik yang sudah tersaring terlebih dahulu
sehingga memudahkan proses pembelajaran di dalam kelas.
d. Pengembangan Program Bilingual
Dalam tahap pengembangan program bilingual. SMP Bakti Mulya 400
melaksanakan kurikulum plus yang merupakan adopsi dan adaptasi dari
kurikulum Cambridge dan kurikulum Nasional. Dalam kurikulum plus, ada
empat mata pelajaran yang menggunakan bahasa pengantar yaitu bahasa inggris
dengan native speaker khusus dari luar negeri, Adapun tahap pengembangan
program dapat dibagi ke dalam 3 jenjang kelas sebagai berikut:
1) Kelas VII bridging program
Dalam hal ini sekolah membuat English Camp dan bekerjasama dengan
English First (EF) selama 2 malam 3 hari dalam10 sesi untuk beranekamacam
pembelajaran bahasa Inggris dan game oleh native speaker dan bertujuan untuk
menyamakan kemampuan bahasa inggris mereka karena mereka berasal dari SD
yang berbeda dengan kemampuan yang berbeda. Hal ini dilakukan agar
memiliki kemampuan bahasa di kelas, bekerjasama dalam tim, timbul
kepercayaan diri.
2) Kelas VIII home stay
Peserta didik program bilingual tinggal di rumah penduduk negara yang
dipilih dan bekerjasama dengan pihak lain yang akan menjadi sister school.
Peserta didik kelas bilingual melakukan home stay di beberapa negara di dunia.
Adapun kegiatan networking internasional adalah sebagai berikut:
a) Home stay1: Adni Internasional School Malaysia (2011)
b) Mengikuti Indofest Adelaide
c) Brotherhood Leadership Camp di Turki dan Homestay 2: Ceceli Okullari
Ankara Turki dan penandatanganan MOU di Kedubes RI Ankara Turki
81

d) Mendapat kunjungan guru-guru sekolah Thailand dan mendapat kunjungan


Sekjen ASEAN
e) Homestay 3: Hallet Cove Adelaide Australia
f) Kunjungan dan kesepakatan kerjasama Elliot Primary School Adelaide
dengan SMP Bakti Mulya 400
g) Mengikuti festival budaya di Ferrierre Italia
h) Homestay 4: St. Luke Grammar School Sydney Australia
3) Kelas IX check point test
Dalam check point test, dilakukan tes berupa Matematika, Sains dan
Inggris. Soalnya ujian didapat langsung dari Cambridge dengan terlebih dahulu
dilakukan pendalaman materi dan pre test agar mengetahui jenis soalnya dan
cara pembahasannya. Ujian Check point bukan merupakan bentuk eliminasi
hanya saja untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan mereka. Penilaian
peserta didik kelas internasional bernilai 6. Jadi nilainya berbentuk very poor,
poor, good, excellent.34
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tahap pengembangan program
bilingual/internasional melalui 3 tahap yaitu: tahap bridging program yang
dilaksanakan pada kelas VII, tahap home stay pada kelas VIII, dan tahap check point
test yang dilakukan pada kelas IX. Tahapan pengembangan ini dilakukan sesuai
dengan tingkatan kemampuan siswa. Pada awal memasuki jenjang kelas, peserta
didik diajak untuk memahami terlebih dahulu dunia program bilingual dengan
melalukan pembelajaran bahasa di luar KBM sehingga memiliki confidence yang
baik dan mampu bekerjasama dalam tim. Meningkat ke kelas VIII, peserta didik
mulai diajak berdialog dan berinteraksi ke sekolah lain di luar negeri dengan
kemampuan bahasa yang mereka miliki agar mereka mengetahui sejauhmana ilmu
yang telah mereka dapat sebelumnya, kemudian, pada tahap terakhir dalam jenjang
kelas terakhir, mereka diuji oleh International Cambridge Examination (CIE) untuk
menerapkan pembelajaran bahasa dan kemampuan akademik lainnya yang mereka

34
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti
Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
82

dapatkan untuk dapat diuji dan disamakan kemampuannya dengan negara lain. Hal
ini tentunya merupakan proses pengembangan yang baik melihat kondisi tantangan
pendidikan di masa depan yang semakin rumit.
e. Hasil Evaluasi Perencanaan Program Bilingual di SMP Bakti Mulya
400
Hasil-hasil yang diharapkan dari program bilingual yang dilaksanakan adalah
tingkat pencapaian tujuan dan program strategis seperti yang telah dirumuskan
sebelumnya. Adapun hasil yang diharapkan seperti standar kelulusan, standar isi,
standar proses, standar tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, keuangan dan pembiayaan, standar penilaian, serta
pengembangan budaya dan lingkungan sekolah yang dapat terealisasi atau memenuhi
taraf internasional

Sedangkan Supervisi, monitoring dan evaluasi dari perencanaan program ini


merupakan salah satu rencana program strategis selama empat tahun untuk
melaksanakan program di SMP Bakti Mulya 400. Bentuk supervisinya seperti
pemenuhan supervisi sekolah, monitoring pelaksanaan program sekolah, dan
evaluasi kerja sekolah bertaraf internasional. Kegiatan ini terutama ditujukan untuk
mengetahui kinerja sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya, serta untuk
mengetahui kecukupan unsur-unsur sekolah lainnya sudah sesuai dengan SNP atau
atau dimensi keinternasionalan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir semester secara
continyu setiap tahunnya pada waktu dan tempat yang sama, dibuat kelompok
programnya tidak hanya untuk program bilingualsaja tetapi untuk seluruh program di
SMP Bakti Mulya 400. Setelah dilakukan evaluasi, maka akan dilakukan
perencanaan kembali untuk menanggapi kekurangan dan progress yang ada.

Program supervisi selama empat tahun yang dilakukan untuk mewujudkan


monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan program
bilingual/internasional dan hasil-hasilnya., mewujudkan supervisi klinis (membuat
instrumen, memvalidasi, melaksanakan, menganalisis, membuat laporan, tindak
83

lanjutnya), mewujudkan evaluasi kinerja sekolah secara internal pada akhir tahun
(menentukan tim, membuat instrumen, memvalidasi, melaksanakan, menganalisis,
membuat laporan, tindak lanjutnya), mewujudkan evaluasi kinerja sekolah secara
eksternal pada waktu tertentu (menentukan tim, membuat instrumen, memvalidasi,
melaksanakan, menganalisis, membuat laporan, tindak lanjutnya).

D. Temuan Penelitian

1. Kurikulum Plus (Kurikulum Nasional+ Kurikulum Cambridge)


University of Cambridge International Examinations (CIE) menerbitkan
kurikulum pendidikan yang dipakai di banyak negara untuk mengantarkan siswa
pada jenjang pendidikan yang berkesinambungan. Kurikulum ini dinamakan
kurikulum Cambridge dimana semua pelajaran yang diajarkan menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Hal ini menjadi ketertarikan banyak sekolah
yang ingin menuju ke sekolah internasional. Oleh karena itu, SMP Bakti Mulya 400
menerapkan kurikulum plus dimana sekolah ini melakukan adopsi dan adaptasi dari
kurikulum Cambridge yang sesuai dan sejalan dengan kurikulum Nasional di
Indonesia sehingga dapat dikombinasikan dengan kurikulum nasional. Adapun yang
diadposi dari Cambridge adalah pada mata pelajaran B.Inggris, Matematika, dan
Sains serta check point test.
2. Bridging Program
Bridging program adalah sebuah program English camp selama 2 hari 3 malam
dan bekerjasama dengan lembaga English First atau Flash English dan lembaga
kompeten lainnya yang ditujukan untuk memberikan jembatan bagi kemampuan
siswa yang berasal dari sekolah dasar yang berbeda dalam segi kebahasaan (bahasa
Inggris) untuk belajar di SMP untuk menyetarakan kurikulum internasional.35
3. Home Stay
Home stay merupakan sebuah program yang bekerjasama dengan pihak sekolah
di beberapa negara lain dengan cara siswa menetap selama 2-4 minggu di rumah
35
Analisa wawancara dengan kepsek, wakasek, dan ketua bidang program bilingual SMP Bakti
Mulya 400, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
84

penduduk lokal dan mempraktekkan kemampuan bahasa Inggris mereka kepada


orang tua angkat di luar negeri atau biasa disebut sister school.
4. Check Point Test
Check point test merupakan test berupa pelajaran matematika, bahasa Inggris,
dan sains yang dibuat oleh pihak Cambridge dengan dilakukan pendalaman materi
dan pre test sebelumnya. Peserta didik melakukan ujian dalam bentuk bahasa Inggris
dan mempunyai kriteria kelulusan tertentu yang setara dengan sekolah internasional
di Cambridge.36

Dari hasil temuan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa SMP Bakti Mulya
400 memiliki keunggulan tersendiri dalam proses berjalamnya program
bilingual/kelas internasional. Keunggulan yang dimiliki oleh sekolah ini merupakan
hasil dari manajemen yang baik dari yayasan maupun sekolah yang secara
berkesinambungan dengan komitmen bersama untuk berusaha menuju sekolah yang
setara dengan sekolah internasioal di negara lain.

36
Analisa wawancara dengan wali kelas program bilingual (kelas VIII, IX) SMP Bakti Mulya
400, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Proses perencanaan program di SMP Bakti Mulya 400 dapat dikatakan sudah
cukup baik. Hal ini dapat dilihat melalui manajemen sekolah yang sudah
menerapkan ISO 9000, tenaga pendidik yang bertanggung jawab dan konpeten di
bidangnya, serta prestasi secara berbahasa oleh peserta didik kelas bilingual SMP
Bakti Mulya 400 pada tingkat kabupaten, provinsi hingga internasional.
Penerapan kurikulum plus pada program bilingual melalui adopsi dan adaptasi
antara kurikulum nasional dan kurikulum Cambridge yang belum tentu dimiliki
oleh sekolah internasional lainnya merupakan suatu bentuk promosi tersendiri
bagi sekolah. Serta penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pada
mata pelajaran utama yaitu B.Inggris, Matematika, Sains, dan IT menghasilkan
kemampuan ilmiah yang tidak hanya terkonstruk dalam berbahasa saja tetapi
dalam memahami konsep-konsep eksak. Selain itu, pengembangan program
bilingual dengan melaksanakan kurikulum Cambridge membuat bridging
programuntuk kelas VII, home stay untuk kelas VII, dan check point test untuk
kelas IX.Pada dasarnya, sekolah mempersiapkan lulusan siswai/i yang kompeten
di kelas internasional agar selain memiliki kemampuan berbahasa asing dengan
baik, juga mempunyai kemampuan yang diperlukan di masyarakat khususnya
dalam keterampilan di era global.

85
86

B. Saran
Berdasarkan kemampuan dan penelitian yang sudah dipaparkan
sebelumnya, ada beberapa saran dari penulis yang ingin disampaikan dan
diharapkan bermanfaat bagi semua pihak sebagai berikut:
1. Bagi Stake Holders (Ketua yayasan, Direktur, Kepala sekolah, Ketua
bidang Bilingual)
a. Adanya pengembangan program yang lebih kreatif lagi dan tidak terlalu
menghabiskan banyak biaya seperti kunjungan siswa/i program
bilingual kepada sekolah-sekolah Internasional di Indonesia ataupun
sharing keilmuan internasional kepada sekolah yang belum mampu
menerapkan program kelas internasional.
2. Bagi tenaga pendidik
a. Guru-guru terutama untuk 4 mata pelajaran yang menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa pengantar agar lebih inovatif dan kreatif dalam
penyediaan media belajar, metode pembelajaran, seperti keapikan
dalam menyampaikan konsep dalam bahasa Inggris, pembuatan soal-
soal ulangan, serta peningkatan keterampilan membawa suasana kelas.
3. Bagi Orang Tua
a. Orang tua dan masyarakat sekitar agar dapat lebih memberikan
dukungan dan masukan terhadap pengembangan program, dan
memberikan motivasi kepada anaknya agar terus meningkatkan
kemampuan baik dalam berbahasa dan dalam intelektualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA

A. Chaedar, Alwasilah, Pengantar Sosiologi bahasa. (Bandung: Angkasa,


1ee3)

Abdul Wahab, Muhbib, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa


Arab, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2005)

Baker, Colin. Key Issues in Bilingualism and Bilingual Education,lgSS

Brown, H. Douglas. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa,


(Person Education, lnc, 2007)

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.


(Jakarta: Rineka Cipta, 2004).

Chaer, Abdul. Psikolinguistik Kajian Teoritik, Jakarta: PT. Rineka Cipta,


2009,

Cummins, Jim. Bilingualism and Special Eucation: Issues in Assesment an


Pedagog,t,1984.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta: Balai Pustak a, 2002,

Diakses di http://anaksastra.blogspot.com/2009/03/kedwibahasaan-cian-
diglosia/ pada tangg al 6 J anuari 201 4

Enoch, Jusuf Dasar-dasar Perencanaan Pendidikon, Jakarta: pr. Bumi


Aksara, 1992,

Fatah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: pr.Remaja


Rosdakarya,2006).

Guntur Tarigan, Henry. Pengajaran Kedwibahqsaan. Bndung: Angkasa.


2009.

Handoko, Hani. Manajemen, Edisi kedua, Yokyakarta: BpFE-yogyakarta,


1986.

Iskandarwassid, dan Dadang Suhendar, strategi pembelajaran Bahasa,


Bandung: PT.Remaja Rosdakary a. 201 l.

J. Moleong, Lexy. Metode Penelition Kualitatif, (Bandung: pT Remaja


Rosdakarya, 2000).

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi


Aksara,2007).
Muhaimin, dl<k, Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan
Rencana Pengembangqn Sekolalt/Madrasah, (Jakarta: Prenada Media
Group,2009).

Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT.Bina


Aksara, 1988).

Sukanto Reksohadiprodj o, D a s ar - da s ar Mana g e m e nt, Y o gy akarta: BPFE -


Yogyakarta, 1984"

Sa'ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan


P endi dikan (Suatu P e nde kat an Kompr ehe ns ifl , Bandung : PT.Remaj a Rosdakarya,
2008.

Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial,(lakarta:


UIN Jakarta Press, 2006).

Singgih D, Gunarsa "Dari Anak sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai


Psikologi Perkembangan", (Jakarta: Gunung Mulia, 2006).

Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikon, (Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya,l99l)

Syaoidih Sukmadinata, Nana Metodologi Penelitian pendidikan,


(Bandung:PT Remaj a Rosakarya, 1997)

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (lakarta: Modern


English Press, 2002),

Usman, Husaini. Manojemen (feori Praktik & Riset Pendidikan) Edisi


kedua, Jakarta: PT. Bumi Aksara,2008

W.P Guruge, Ananda. Proses Perencanaan pendidikan,


Surabaya: Surabaya Intelectual Club, 1 996
Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL

DI SMP BAKTI MULYA 400

UNTUK KEPALA SEKOLAH DAN WAKASEK KURIKULUM

A. DATA INFORMAN
Nama : Hadi Suwarno, M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Pendidikan Terakhir : S2
Tempat : Ruang Kepsek

B. ITEM PERTANYAAN
1. Pembentukan struktur program bilingual
2. Prosedur perencanaan program bilingual
3. Mekanisme kerja program bilingual
4. Analisis data internal dan eksternal yang dibutuhkan perencanaan program
bilingual
5. Diagnosa program bilingual
6. Analisis kelebihan dan kekurangan program bilingual
7. Kebijakan program bilingual
8. Perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual
9. Anggaran perencanaan program bilingual
10. Sasaran dan target program bilingual
11. Tujuan program bilingual
12. Ruang lingkup program bilingual
13. Evaluasi terhadap perencanaan program bilingual
14. Perbaikan terhadap perencanaan program bilingual
15. Pengayaan terhadap perencanaan program bilingual
BERITA WAWANCARA
NAMA : Hadi Suwarno, M.Pd
JENIS KELAMIN : Laki-laki
JABATAN : Kepala Sekolah
PENDIDIKAN TERAKHIR: S2
TANGGAL : 27 November 2014
WAKTU : 12.05
TEMPAT : Ruang Kepala Sekolah

.
1. Tanya : Apa latar belakang terbentuknya program bilingual ?
Jawab : Karena kita ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional pada tahun 2009/2010, tetapi dilaksanakan pada
tahun pelajaran 2010/2011. Jadi itulah yang melatar belakangi
mengapa kita membentuk kelas yang mempunyai muatan
keinternasionalan.
2. Tanya : Bagaimana konsep program bilingual menurut bapak ?
Jawab : Konsep kelas internasioanl di SMP Bakti Mulya 400 itu kita
bekerjasama dengan Cambridge International Examinations (CIE)
sehingga nuansa keinternasionalannya itu diakui oleh akademisi
yang mempunyai reputasi keinternasionalan
3. Tanya : Apa saja rumusan program bilingual ?
Jawab : Pertama kita mengajukan konsep dalam bentuk proposal yang
disampaikan terutama kepada yayasan, kemudian setelah itu kita
merapatkan atau membahas konsep tersebut baik dari pihak
sekolah maupun yayasan, lalu yang ketiga kita menetapkan
konsep-konsep yang disetujui pihak yayasan. Dalam ketetapan
tersebut yang paling dianggap memungkinkan ya konsep kelas
internasional yang bekerjasama dengan Cambridge.
4. Tanya : Bagaimana pembentukan struktur program bilingual ?
Jawab : Strukturnya tidak terbatas pada kelas internasional tetapi lebih ke
pengembangan sekolah yang bernuansa internasional. Jadi,
Pertama ada pengembangan pengelolaan kelas internasional,
kedua ada pengembangan kelas internasional. Kalau berbicara
dengan kelas itu berbicara struktur kurikulum yang digunakan.
Dalam kurikulum kelas internasional itu ada tambahan pelajaran
yang bermuatan internasional yaitu pelajaran matematika, ipa,
B.inggris, dan IT.
5. Tanya : Bagaimana prosedur perencanaan program bilingual ?
Jawab : Ya tahap perencanaan itu dilakukan sebelum tahap pelaksanaan,
karena kita akan laksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011,
maka pada tahun sebelumnya sudah kita rencanakan.
Permasalahannya pada waktu itu kaena masih ada program RSBI
yang dipaparkan di Yogyakarta oleh Departemen Pendidikan
Dasar dan Menengah. Intinya kita mengikuti prosedur disana
tetapi tidak persis karena yang disampaikan hanya pokok-
pokoknya tetapi pengembangannya ada di kita. Seperti kelas VII
ada bridging program, kelas VIII ada home stay, kelas IX ada
checkpoint. Bridging program artinya memberikan jembatan bagi
kemampuan siswa SD dalam segi kebahasaan (bahasa Inggris)
untuk belajar di SMP apalagi belajarnya untuk menyetarakan
kurikulum internasional. Jadi kemampuannya diasah dalam segi
bahasa Inggris. Kalau home stay program kelas VII untuk pergi
ke luar negeri mempraktekkan kemampuan bahasa Inggris
mereka di orang tua angkat di luar negeri, dan checkpoint itu
ujian akhir dari silabus Cambridge.
6. Tanya : Bagaimana mekanisme kerja program bilingual ?
Jawab : Dimulai dari rekrutmen calon siswa. Dalam rekrutmen calon
siswa ada tes, tes nya terutama kemampuan bahasa Inggris baik
tulisan maupun lisan baik aktif maupun pasif, setelah itu
ditempatkan. Kemudian dilaksanakan programnya. Sedangkan
gurunya harus membedah silabus tentunya berbeda dengan
kurikulum nasional. Jadi kurikulum nasional ditambah dengan
kurikulum Cambridge. setelah bedah silabus, kemudian membuat
rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus, ketiga
melaksanakan pembelajarannya dengan bilingual tetapi keempat
subject itu langsung dalam bahasa Inggris karena disini gurunya
tunggal, guru bidang study yang memang sudah harus menguasai
komunikasi bahasa Inggris. Keempat mengevaluasi, menilai.
Penilaiannya menyusunnya juga teks dalam bahasa Inggris
berdasarkan yang sudah diajarkan.
7. Tanya : Apa saja data yang dibutuhkan baik internal dan eksternal dalam
merencanakan program bilingual ?
Jawab : Data yang diperlukan :
1. Kurikulum perbandingan internasional. Misalkan kurikulum
Cambridge, kurikulum Singapura, kurikulum Australia.
2. Lebih tepatnya tentang pengkondisian. Mengkondisikan,
membuat rapat, mencari alternatif perpaduan antara
kurikulum nasional dan internasional.
Jadi, yang dinamakan kebutuhan ya kurikulum pembanding.
8. Tanya : Apa saja yang didiagnosa dalam program bilingual ?
Jawab : Masalah yang didiagnosa terkait program bilingual pertama dari
pihak guru. Tidak semua guru siap melaksanakan karena
kemampuannya terbatas. Kedua dilihat dari sumber daya,
misalkan buku, software, perangkat pembelajaran seluruhnya
tidak ada. Itu merupakan tantangan atau kendala. Ketiga dilihat
dari tantangan masyarakat atau pertanyaan dari orang tua tentang
relevansi kegiatan tersebut dengan pendidikan. Keempat biaya,
karena harus ada pembayaran IT Center itu mahal sekali, belum
lagi guru yang mempunyai keterampilan mengajar dengan bahasa
Inggris itu juga mahal.
9. Tanya : Apa saja kebijakan yang disiapkan dalam membentuk program
bilingual ?
Jawab : Kalau yang dimaksud stake holder itu yayasan kebijakannya
hanya menetapkan. Kalau kebijakan sekolah itu program sekolah
lebih tepatnya bukan kebijakan. Kalau kebijakan itu sifatnya
legitimasi hukum, mengatur karyawan dll. Kalau ini program
lebih banyak sekolah yang punya ketentuan yang terkait dengan
program itu. Kalau dibandingkan dengan reguler hampir sama
terkait dengan regulasi atau pengaturan. Misalkan ketika masuk
KBM ada KKM nya sama kecuali bahasa inggris, kenaikan kelas
juga sama dengan reguler, panjang pendeknya hari belajar sama,
libur dan waktu ujiannya sama, yang membedakan adalah
tambahan programnya seperti bridging, home stay dan check
point.
10. Tanya : Bagaimana cara seluruh pihak yang terlibat dalam melaksanakan
kebijakan bilingual ?
Jawab : Pasti harus dijelaskan program itu keuntungan dan manfaatnya,
kemudian keunggulannya supaya semua yang terlibat itu memang
melaksanakannya itu dengan sungguh-sungguh karena tahu
manfaatnya.
11. Tanya : Menurut bapak, apa kelebihan dan kekurangan program bilingual
di sekolah ini ?
Jawab : Kelebihannya itu anak-anak mempunyai kemampuan global, atau
kemampuan internasional, skill kemampuan di abad-21 itu
kemampuan global. Kekurangannya ya setiap program pasti ada
kekurangannya. Kekurangannya ya mahal bukan kelemahan tapi
satu hal yang tak terhingga.
12. Tanya : Apa saja perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang
program bilingual ?
Jawab : Karena ini berupa program kelas sebetulnya namanya program
pelaksanaan jadi istilahnya program yang reguler jadi terus
menerus bukan dirancang pendek, menengah, panjang. Kalau itu
program sekolah tapi untuk program bilingual itu program reguler
yang terus menerus akan begitu. Akan dibuka kelas internasional,
ada peminat, dan seterusnya.
13. Tanya : Bagaimana pembagian anggaran perencanaan program bilingual ?
Jawab : Intinya anggaran kelas internasional itu ada biaya siswa reguler,
ada biaya tambahan. Kelas internasional mendapat biaya
tambahan untuk melaksanakan kegiatan. Kalau kelas reguler uang
pangkalnya 25 juta, SPP sekitar 1,5 juta dan tambahan kegiatan
kelas internasionalnya sekitar 25 jutaan yang bisa diselesaikan
dalam waktu 3 tahun untuk penggajian guru, pembayaran buku
ditambah buku Cambridge, pembayaran check point karena harus
bayar disana.
14. Tanya : Apa saja kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan program
bilingual ?
Jawab : Sudah pasti S1 dan sesuai dengan bidang, mempunyai
pengalaman mengajar yang baik, sudah mendapatkan training
untuk mengajar dalam bahasa Inggris. Training dari lembaga
flash English, dari Cambridge TKT.
15. Tanya : Apa saja kualifikasi peserta didik program bilingual ?
Jawab : Peserta didik tidak ada kualifikasi yang khusus, hanya yang
penting diterima di PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru).
Sebetulnya beda tetapi tidak menjadi syarat mutlak seperti
kemampuan penguasaan bahasa tetapi tidak mutlak harus seperti
itu. Ketika dia punya kemauan itu boleh. Tetapi sistem tinggal
kelasnya sama dengan reguler kalau tidak mampu ya ditinggal
tidak ada perbedaan dalam perlakuan karena mereka selalu
komunikasi dalam bahasa Inggris.
16. Tanya : Siapa saja sasaran program bilingual ?
Jawab : sasaran program bilingual ya calon-calon siswa/i yang
mempunyai minat dan bakat dalam mendalami bahasa Inggris,
seni dan budaya bangsa Indonesia yang akan dibawa ke luar
negeri untuk dapat dibanggakan.
17. Tanya : Apa saja target yang ingin dicapai dalam perencanaan program
bilingual ?
Jawab : Targetnya lebih ke arah kemampuan siswa. Jadi kita lebih ingin
anak-anak yang kita luluskan mempunyai kemampuan yang
diperlukan di masyarakat lkhususnya dalam keterampilan di era
global seperti kemandirian, keuletan. Bagaimana itu bisa dilihat.
Bayangkan anak kelas VIII SMP harus tinggal di luar negeri. Itu
salah satu bentuk untuk menanamkan kemandirian mereka, dan
ketika mereka di luar negeri harus menguasai beberapa
keterampilan tambahan karena nanti akan tampil. Contohnya,
mereka harus menguasai salah satu tari dari Indonesia, mereka
harus menguasai salah satu cerita khas Indonesia, mereka harus
menguasai olahraga. Jadi minimal bisa, diajak main voli bisa,
futsal bisa.
18. Tanya : Apa saja yang dilakukan stake holder dalam mengevaluasi
perencanaan program bilingual ?
Jawab : Ada namanya evaluasi program. Setahun sekali kita selalu
evaluasi perencanaan program. Jadi apa yang kita lakukan kita
evaluasi seberapa jauh ketercapaiannya. Itu untuk semua program
termasuk program bilingual.
19. Tanya : Apakah ada perbaikan yang harus dilakukan dalam program
bilingual ?
Jawab : Ya, ada.
20. Tanya : Jika ada, Apa saja perbaikan yang dilakukan dalam tahap
mengevaluasi perencanaan program bilingual ?
Jawab : Perbaikan langsung. Setelah itu diadakan rancangan perbaikan
program kerja. Itu kegiatan yang sambung menyambung setelah
evaluasi. Perbaikan diadakan pada waktu yang sama tidak khusus
setiap program, tempat yang sama, dibuat kelompok programnya.
Jadi tugasnya hanya dua, mengevaluasi dan merencanakan.
Setelah dievaluasi direncanakan kembali. Misalkan biaya kurang,
harus ditambah. Jadi itu suatu rangkaian.
21. Tanya : Bagaimana bentuk pengayaan yang dilakukan sekolah dalam
perencanaan program bilingual ?
Jawab : Itu maksudnya penambahan program ya tetap rangkaian kegiatan
program. Yang kurang ditambah, yang berlebihan dikurangi.
Misalnya, dulu kita belum melaksanakan ujian Cambridge, lalu
tahun selanjutnya ditambah kurikulum Cambridge, waktu ujian
tidak persiapan bimbel, tahun selanjutnya kita persiapan bimbel.
22. Tanya : Bagaimana direktur/kepala sekolah mengawasi kinerja pimpinan
dan tenaga pelaksana program bilingual ?
Jawab : Kepala sekolah melakukan evaluasi setiap akhir semester kepada
seluruh guru terutama guru-guru yang mengajar di program
bilingual tentang hasil pembelajaran, metode, perbaikan yang
diinginkan, dan banyak hal.
23. Tanya : Apa hasil dan manfaatnya ?
Jawab : Manfaatnya kita bisa memberi dan mendapat solusi dari masalah-
masalah yang terjadi dalam program bilingual.

Narasuber Interviewer

Hadi Suwarno, M.Pd Iis Istianah


Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL

DI SMP BAKTI MULYA 400

UNTUK WAKASEK KURIKULUM

A. DATA INFORMAN
Nama : Sito, S.Pd
Jabatan : Wakasek Kurikulum
Pendidikan Terakhir : S1
Tempat : Ruang kerja guru

B. ITEM PERTANYAAN
1. Pembentukan struktur program bilingual
2. Prosedur perencanaan program bilingual
3. Mekanisme kerja program bilingual
4. Analisis data internal dan eksternal yang dibutuhkan perencanaan program
bilingual
5. Diagnosa program bilingual
6. Analisis kelebihan dan kekurangan program bilingual
7. Kebijakan program bilingual
8. Perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual
9. Anggaran perencanaan program bilingual
10. Sasaran dan target program bilingual
11. Tujuan program bilingual
12. Ruang lingkup program bilingual
13. Evaluasi terhadap perencanaan program bilingual
14. Perbaikan terhadap perencanaan program bilingual
15. Pengayaan terhadap perencanaan program bilingual
BERITA WAWANCARA
NAMA : Sito, S.Pd
JENIS KELAMIN : Laki-laki
JABATAN : Wakasek kurikulum
PENDIDIKAN TERAKHIR: S1
TANGGAL : 25 November 2014
WAKTU :13.48
TEMPAT : Ruang kerja

1. Tanya : Bagaimana konsep program bilingual menurut bapak ?


Jawab : Konsepnya kita pasti bekerja sama dengan Cambridge dalam
evaluasi check point, jadi ada tim evaluasi dari standar cambridge
dan kita mengikutsertakan oleh karena itu dalam pembelajaran
kita memadukan kurikulum kita adopsi dan adaptasi dengan
kurikulum cambridge. Jadi dalam hal evaluasinya saja.
2. Tanya : Apa latar belakang terbentuknya program bilingual ?
Jawab : Tadinya kita mengikuti Program pemerintah yang bernama RSBI
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), tapi karena program itu
dihapus kami independen
3. Tanya : Bagaimana pembentukan struktur program bilingual ?
Jawab : Jadi dimulai dari paling atas kepala sekolah, wakasek kurikulum,
kemudian ada staf sendiri. koordinator kelas internasional.
Sebenarnya yang lebih banyak tau koordinator kelas internasional
karena dari permasalahan soal ke cambridge dia yang intens
komunikasi dengan pihak cambridge. tentunya memang yang
dibedakan itu untuk 4 mapel utama yaitu b.inggris, IT, Match, dan
Sains.
4. Tanya : Bagaimana prosedur perencanaan program bilingual ?
Jawab : Kemudian kita menyusun program sendiri dengan wakil dan
koordinator seperti merencanakan anggaran, guru-gurunya. Jadi
dalam rekrutmen guru ada semacam upgrade kebahasaan
kerjasama dengan khursus di luar.nanti dari situ terpilih lah guru-
guru yang kualitasnya lebih baik sehingga itu yang ditunjuk untuk
mengisi pelajaran utama di kelas internasional
5. Tanya : Apa saja data yang dibutuhkan baik internal dan eksternal dalam
merencanakan program bilingual ?
Jawab : Waktu itu kan ada RSBI pada saat dikelola oleh pemerintah dan
setiap setahun sekali kita diundang seluruh sekolah penyelenggara
RSBI untuk mengadakan standar administrasi. Tapi sejak ditutup
kita independen jadi tinggal dijalankan saja.
6. Tanya : Apa saja yang didiagnosa dalam program bilingual ?
Jawab : Globalisasi. Sehingga kita membutuhkan manusia-manusia yang
berkemampuan lebih sehingga dari diagnosa tersebut terbentuk
program bilingual.
7. Tanya : Apa saja kebijakan yang disiapkan dalam membentuk program
bilingual ?
Jawab : Biasanya pembiayaan. Kalau kita membuka kelas internasional
kan ada native yang bayarannya lebih besar dan untuk guru-guru
yang 4 mata pelajaran utama tadi karena mereka punya
kemampuan lebih jadi kita harus bayar lebih mahal dibanding
dengan guru-guru yang lain. Dan untuk menjalankan program
butuh pembiayaan yang beda dengan kelas reguler. Biasanya dari
segi pembiayaan itu dasarnya.
8. Tanya : Bagaimana cara seluruh pihak terlibat dalam melaksanakan
kebijakan bilingual ?
Jawab : Biasanya ada sosialisasi dari kepala sekolah, sehingga ada
gambaran besarnya bagaimana cara melaksanakannya seperti
pelajaran tertentu disampaikan dalam dua bahasa. Dan standar
pengelolaannya mengarah ke kualitas internasional.
9. Tanya : Menurut bapak, apa kelebihan dan kekurangan program bilingual
di sekolah ini ?
Jawab : Kekurangan mungkin di sarana prasarana yang tidak jauh berbeda
dengan reguler. Sebenarnya sudah lebih namun menurut saya
masih kurang. Jika kelebihannya mungkin kerjasama dengan
cambridge karena sekolah lain belum tentu karena sulit juga
menjalin kerjasama kesana. Keunggulannya disitu. Asal mula
kerjasama itu dari foundation yang menjembatani dan
bekerjasama dalam penyediaan native, tapi kemudian setelah
dipelajari kita sendiri. Jadi dari dialah kita dapat melaksanakan.
10. Tanya : Apa saja perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang
program bilingual ?
Jawab : Itu ada di RKAS yang dibuat kepala sekolah. Kalau waktu zaman
masih dikelola oleh pemerintah kita masih harus menyerahkan ke
pemerintah. Namun karena sekarang kita sudah mandiri
diserahkan kepada yayasan. Kalau yayasan yang penting
anggarannya.
11. Tanya : Bagaimana pembagian anggaran perencanaan program bilingual ?
Jawab : Ada anggaran untuk sarana prasarana dalam kelas biasanya beda
tersendiri, penggajian guru, native, dan program yang dijalankan
di kelas internasional. Kalau kelas VII ada britching program jadi
mungkin penyetaraan bahasa dengan pihak luar. Dan biasanya
kerjasama dengan EF.
12. Tanya : Apa saja kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan program
bilingual ?
Jawab : Jadi ya tadi kecakapan bahasa inggris secara aktif baik lisan dan
tulisan dan ada khursus untuk seluruh guru tapi untuk 4 pelajaran
tadi. Karena butuh penguasaan komunikasi yang mengharuskan
dua bahasa pada 4 mata pelajaran tadi
13. Tanya : Apakah 4 mata pelajaran tadi diadakan pada seluruh jenjang
kelas?
Jawab : Ya, yang diambil acuam 4 mapel itu, tapi memang kita biasanya
IT tidak ikut dua bahasa. Jadi 3 pelajaran yang memang
memakain bahasa inggris. Karena dianggap IT itu sama saja jadi
tidak menggunakan standar cambridge. Jadi 3 mapel saja. Standar
keilmuan kan biasanya Match, bahasa inggris, dan sains dan
dianggap sebagai ibunya mapel yang lain. Tapi untuk kelas IX
biasanya ada check point semester 1 jadi memang kegiatannya
sudah mengacu ke ujian. Tapi semester kedua sudah fokus ke
ujian nasional. Karena ujian-ujian ini harus dikirim langsung ke
cambridge dan itu menghabiskan biaya yang mahal yang kadang
menyerap dana cukup besar.
14. Tanya : Berapa banyak jumlah rombel kelas bilingual ?
Jawab : 1 level nya sekitar 25-30 siswa. Sekitar 2 kelas tiap level. Hanya
tahun ini tidak sampai 30 hanya 22 siswa.
15. Tanya : Apa saja kualifikasi peserta didik program bilingual ?
Jawab : Biasanya sebelum masuk ada tes seleksi pada 4 pelajaran yang
menggunakan bahasa inggris, ditambah calon peserta didik
wawancara dengan native. Jika dibandingkan dengan akselerasi
lebih banyak peminat ke kelas internasional.
16. Tanya : Apa saja target yang ingin dicapai dalam perencanaan program
bilingual ?
Jawab : Ya mungkin agar standar internasionalnya diakui oleh negara-
negara luar. Karena kita menggunakan cambridge kan barangkali
akses untuk belajar di luar negeri lebih mudah, kemudian yang
paling umum menyiapkan generasi di masa globalisasi karena
bahasa inggris sebagai bahasa kedua.
17. Tanya : Apa saja yang dilakukan stake holder dalam mengevaluasi
perencanaan program bilingual ?
Jawab : kami melakukan evaluasi ketika akhir semester untuk
mengevaluasi program kelas yang sudah kami jalankan selama ini
dengan mengadakan pertemuan bersama guru-guru dan seluruh
pihak yang terlibat dalam program sehingga dapat diketahui
kemajuan suatu program.
18. Tanya : Apakah ada perbaikan yang harus dilakukan dalam program
bilingual ?
Jawab : Ya, kita hanya cambridge saja. Kita sendiri tidak ada hal yang
menonjol. Kita belum bisa membuat suatu program yang benar-
benar internasional. Barangkali jika diadu dengan sekolah lain
juga kita masih kurang dalam hal keilmuannya . biasanya dari
paguyuban guru-guru ini ada semacam perlombaan-perlombaan
ya memang pernah menang tapi tidak sampai internasional tapi
hanya wilayah jakarta selatan saja. Tapi perlimbaan bahasa juga
ada seperti story telling, pidato bahas inggris ada juga.
19. Tanya : Jika ada, Apa saja perbaikan yang dilakukan dalam tahap
mengevaluasi perencanaan program bilingual ?
Jawab : Belum ada evaluasi yang khusus, hanya ada evaluasi secara total.
Mungkin ketika sudah lepas dari pemerintah ada evaluasi yang
lebih baik dan itu yang belum kita lakukan yang penting jalan
dulu. Kita mencari standar internasional itu apa sih kita masih
bingung.
20. Tanya : Bagaimana bentuk pengayaan yang dilakukan sekolah dalam
perencanaan program bilingual ?
Jawab : Biasanya pengayaan bidang keilmuan, seperti pendalaman materi
hanya kalau check point saja. Jadi pengayaan dilakukan ketika
sudah check point seperti pelajaran tambahan khusus menjelang
check point dan membahas dari bank soal.
21. Tanya : Bagaimana proses evaluasi check point ?
Jawab : Sebenarnya seperti tes biasa, ada listening. Dan untuk 4 pelajaran
itu biasanya soal dari sana turun, kerjakan dan dikirim lagi ke
Cambridge .
22. Tanya : Bagaimana direktur/kepala sekolah mengawasi kinerja pimpinan
dan tenaga pelaksana program bilingual ?
Jawab : Ya kalau kita biasanya harus tau perencanaan dulu. lalu supervisi
dilakukan sebanyak dua kali kepada guru pengajar.
23. Tanya : Apa hasil dan manfaatnya ?
Jawab : Ya melakukan perbaikan atau penambahan dari hasil supervisi
yang dilakukan apakah harus diadakan perbaikan atau
penambahan dalam program.
24. Tanya : Bagaimana pembagian tugas kepada setiap bidang yang terlibat
perencanaan program bilingual ?
Jawab : Biasanya kan kepala sekolah melibatkan kepala bidang bilingual.
Jika urusan reguler ditugaskan kepada wakasek tapi untuk kelas
bilingual ditugaskan kepada ketua bidang program bilingual.
Kalau anggaran bisanya ke wakasek kurikulum tapi kalau ketua
bidang ya mengonsep program bilingualnya.
25. Tanya : Berapa lama periode waktu kelas bilingual ?
Jawab : Sebenarnya sama dengan kelas yang lain, hanya ketika check
point ada tambahan di luar jam pelajaran biasa, dan ketika akan
ujian nasional. Dari segi sosial, anak-anak masih butuh bermain
jadi libur sama saja. Penambahan hanya pada saat menjelang
check point, kemudian 3 bulan menjelang ujian nasional ada
pelajaran tambahan. Ketika home stay pun masih tetap dalam
kalender pendidikan. Home stay paling hanya seminggu saja dan
untuk belajar juga.
26. Tanya : Apa saja umpan balik yang didapatkan seluruh bidang yang
terlibat program bilingual ?
Jawab : Saya sebagai wakasek kurikulum belum merasakan umpan balik
yang benar-benar memuaskan. Hasilnya tidak jauh beda dengan
sekolah lain. Ingin punya sesuatu yang berbeda dari yang lain
selain kemampuan bahasa inggrisnya
27. Tanya : Berapa jumlah sumber daya yang dibutuhkan program bilingual ?
Jawab : Selain ada tim khusus yaitu kepala sekolah, wakasek kurikulum,
ketua bidang bilingual, dan guru 4 pelajaran tadi juga seluruh
guru terlibat dalam program ini.

Narasumber Interviewer

Sito, S.Pd Iis Istianah


Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL

DI SMP BAKTI MULYA 400

UNTUK KETUA BIDANG PROGRAM BILINGUAL

A. DATA INFORMAN
Nama : Novini Nilakusumah, S.S.
Jabatan : Ketua bidang programBilingual
Pendidikan Terakhir : S1
Tempat : Ruang konseling

B. ITEM PERTANYAAN
1. Pembentukan struktur program bilingual
2. Prosedur perencanaan program bilingual
3. Mekanisme kerja program bilingual
4. Analisis data internal dan eksternal yang dibutuhkan perencanaan program
bilingual
5. Diagnosa program bilingual
6. Analisis kelebihan dan kekurangan program bilingual
7. Kebijakan program bilingual
8. Perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual
9. Anggaran perencanaan program bilingual
10. Sasaran dan target program bilingual
11. Tujuan program bilingual
12. Ruang lingkup program bilingual
13. Evaluasi terhadap perencanaan program bilingual
14. Perbaikan terhadap perencanaan program bilingual
15. Pengayaan terhadap perencanaan program bilingual
16. Perencanaan kepada tiap bidang kegiatan program bilingual
17. Perincian setiap bagian kegiatan program bilingual kepada unit masing-
masing
18. Jumlah sumber daya yang dibutuhkan program bilingual
19. Pendelegasian wewenang kepada pihak yang terlibat
20. Periode waktu program bilingual
21. Umpan balik seluruh bagian yang terlibat program bilingual
22. Mekanisme kontrol stake holder kepada seluruh pihak yang terlibat
program bilingual

BERITA WAWANCARA
NAMA : Novini NilakusumaH, S.S.
JENIS KELAMIN : Perempuan
JABATAN : Ketua bidang/koordinator program Bilingual
PENDIDIKAN TERAKHIR: S1 (Sastra China UI)
TANGGAL : 25 November 2014
WAKTU : 13.48
TEMPAT : Ruang konseling

1. Tanya : Apakah ibu terlibat dalam perumusan program bilingual ?


Jawab : Sebenarnya kami disini namanya bukan bilingual tapi program
Cambridge karena kami bekerjasama dengan Cambridge
University tahun 2009/2010. Jadi awalnya basicnya RSBI, tetapi
pada saat itu nanggung jika hanya sekolah RSBI saja, akhirnya
bagaimana agar kita benar-benar maksimal, akhirnya kita
bekerjasama dengan Cambridge dan kita dapat ID nya yaitu 223
dan kita resmi menjadi center of Cambridge di Jakarta, dan
sekolah lain jika ingin mendapat licensi bisa menginduk ke kita
atau mengurus sendiri ke Cambridge dan itu biayanya tidak
sedikit. dan kita sekarang tahun ke 5 bekerjasama dengan
Cambridge. Awalnya saya tidak terlibat, saya baru membantu
sekolah untuk menjadi koordinator baru pertengahan tahun
ajaran lalu jadi belum genap setahun saya memegang tugas ini.
Sebelumnya dipegang oleh ibu Rieke Anwari Fuadi yang
sekarang menjadi wakasek kesiswaan. Karena beliau mendapat
tugas baru jadi dialihkan ke saya untuk membantu. Pada saat ini
pun saya masih dibimbing oleh bu Rieke dan pak Hadi.
2. Tanya : Apa latar belakang terbentuknya program bilingual ?
Jawab : Ya, karena tuntutan zaman. Jadi anak-anak itu sekarang
wawasannya sudah tidak nasional tetapi wawasan internasional
karena dia akan menghadapi masa dimana semua pintu
komunikasi, perdagangan, ekonomi terbuka dengan AFTA
2015. Jadi anak-anak harus dipersiapkan secara fisik dan mental
walau perlahan agar dia siap menghadapi itu. Jadi kemampuan
internasionalnya, bahasanya, interpersonalnya, jadi mereka
harus tahu banyak dan luas tentang dunia.

3. Tanya : Bagaimana konsep program bilingual menurut ibu ?


Jawab : Konsepnya kami menginduk kepada Cambridge, hanya mereka
memberikan keleluasaan yang besar kepada sekolah untuk
berinovasi dan berkreasi. Pada dasarnya mereka hanya
memberikan kurikulum yang semuanya bisa dimodifikasi.
Kurikulumnya tidak harus semuanya dari Cambridge mentah-
mentah pasti akan berbeda dengan budaya kita dan kurikulum
nasional kita. Jadi kita coba untuk mix dan match namanya
adopsi dan adaptasi antara kurikulum Cambridge dengan
kurikulum nasional. Mana kurikulum yang sejalan ya kita
jalankan. Tapi yang pasti untuk mata pelajaran match, English,
sains, dan dulu IT kita berbahsaa inggris. Gurunya kalau inggris
otomatis native. Jika match dan sains gurunya dilatih untuk
punya kemampuan yang setaraf dengan Cambridge baik dalam
bahasanya, pedagogik semua ditraining juga.
4. Tanya : Apa saja rumusan program bilingual ?
Jawab : untuk 4 pelajaran itu berbahasa inggris, ada nativenya,
kurikulum adopsi dan adaptasi. Dan kita punya program
pengembangan. Kalau kelas vii itu ada bridging program seperti
english camp. 3 tahun yang lalu kita ke pare tapi kurang efektif
jadi tahun lalu dan saat ini kita bekerjasama dengan EF (English
First) dengan english camp 2 malam 3 hari didrill dalam 10 sesi
untuk beranekamacam pembelajaran bahasainggris dan game
oleh native dan bertujuan untuk menyamakan kemampuan
bahasa inggris mereka karena mereka berasal dari SD yang
berbeda dengan kemampuan yang berbeda. Jadi sengaja
dimasukkan ke english camp supaya punya kemampuan bahasa
yang meningkat yang pasti bisa meningkatkan kemampuan
belajar di kelas, mereka bisa bekerjasama dalam tim, timbul
keoercayana diri mereka walaupun salah dan itu menyenangkan
untuk kita. Dan untuk kelas viii kita mengadakan home stay
seperti immersion jadi mereka tinggal di penduduk negara yang
kita pilih dan bekerjasama dengan pihak lain yang akan menjadi
sister school kita. Angkata pertama kita ke Malaysia ke salah
satu sekolah muslim disana. Kedua, kita ke Turki disana ada
sosiali auxulury school dan beberapa siswa dan kepala
sekolahnya berkunjung kesini, tahun ketiga kita ke adelaide dan
disana kita mendapat sister school. Tahun keempat kita ke
sydney, dan tahun ini insyaallah kita ke Melbourne. Sedangkan
kelas IX akan fokus ke ujian checkpoint dan ini the real
Cambridgenya, tes berupa matematika, sains dan inggris.
Soalnya darisana tetapi sebelumnya didrill dulu anak-anak di
pendalaman materi, ada pre test nya darisana agar tahu jenis
soalnya dan pembahasnnya lalu disana mereka uji kemampuan.
Ujian Chekcpoint ini bukan untuk eliminasi hanya untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan mereka. Karena untuk
eliminasi itu ketika Senior high school. Kalau kita kan IPK
nilainya 4, kalau mereka IPK nilainya 6 jadi nilainya ada yang
very poor, poor, good, excellent. Mereka mendapat go
internasional dan check point pada semester ganjil dan setelah
itu dalam waktu yang sempit harus fokus ke UN.
5. Tanya : Apakah EF itu ?
Jawab : EF itu english first seperti khursus. Idenya dari bu Rieke setelah
memiliki pengalaman di pare, kita kesana dan berdasarkan
pengalaman disana ada beberapa rumah yang buka khursus, dan
disana masih bahasa inggris kedaerahan sedangkan anak-anak
terbiasa dengan native. Jadi kurang efektif, jarak jauh, tidak
efektif. Akhirnya kita bekerjasama dengan EF.
6. Tanya : Bagaimana pembentukan struktur program bilingual ?
Jawab : Kepala sekolah menjadi penanggung jawab utama, dibawah
kepala sekolah ada wakasek kurikulum, darisitu punya dua staff
yaitu staff kurikulum yang menangani kelas reguler dan
koordinator internasional yang menangani kelas Cambridge.
dalam setahun kita membuka 1-2 kelas. Tahun ini kita membuka
1 kelas dengan 22 anak , tahun lalu kita membuka dua kelas
dengan 28-29 anak. 2 tahun sebelumnya yang sekarang kelas IX
juga 2 kelas. Jadi pada saat ini saya menghandle 5 kelas ini.
7. Tanya : Bagaimana prosedur perencanaan program bilingual ?
Jawab : Untuk bagian keuangan sudah ditetapkan rapbs nya oleh
yayasan. Proseduralnya dari awal kita rekrut siswa yang daftar
dengan diberikan informasi tentang kelas reguler, Cambridge,
dan akselerasi. Mereka berkomunikasi menentukan minat anak
kemana dan kita memberikan pencerahan dan manfaat dari kelas
program kami nanti mereka yang memilih. Setelah itu di kelas
program Cambridge akan ada entry test nya cenderung ke
bahasa Inggris dan ini juga bukan merupakan eliminasi. Jadi jika
memang mereka berkemampuan bahas Inggris kurang tetapi
punya minat dan kemauan nanti akan meningkat. Yang sudah
bagus dan berminat bisa lebih ditingkatkan lagi. Kuotanya
minimal 20 anak karena annual fee yang harus kita bayar ke
cambridge besar jadi harus bisa tertutup semua pembiayaan.
8. Tanya : Bagaimana mekanisme kerja program bilingual ?
Jawab : Saya sebagai koordinator pada dasarnya memegang lebih
banyak porsi. Tapi saya dibantu bekerjasama dengan wali kelas
jadi jika ada informasi bridging program, home stay, dan check
point dan buku-buku internasional itu ada di awal bedah buku
terkait buku apa yang menunjang untuk check point dan sejalan
dengan Cambridge dan kurikulum Nasional. Wali kelas
membantu komunikasi dengan wali murid. Ada kuota tertentu
jika berhasil membawa 20 anak bisa membawa guru/wali kelas.
9. Tanya : Apa saja data yang dibutuhkan baik internal dan eksternal dalam
merencanakan program bilingual ?
Jawab : Data dari internal kita hanya melanjutkan tahun sebelumnya,
pembiayaan kita selalu kroscek dengan yayasan jika ingin
mengadakan kegiatan. Dari eksternalnya kita selalu mendapat
informasi dari Cambridge via email bahwa untuk annual fee
tahun ini sekian poundsterling, untuk pretest dari tanggal sekian
ke sekian, kemudian entry siswa harus lengkap.
10. Tanya : Apa saja yang didiagnosa dalam program bilingual ?
Jawab : Pastinya progress anak-anak. Karena dari hasil check point
kenapa match sama ipa bagus, tetapi bahasa Inggris kurang
bagus.itu akan kita diagnosa kenapa karena ternyata standar
bahasa Inggris dari Cambridge itu tinggi sekali tidak hanya
harus tahu multiple choice tapi writing nya harus oke. Jadi
pengembangan penyusunan kalimat harus baik, vocabularynya
harus kaya. Jadi writing tapi vocabulary nya sedikit kan mati,
harus sekian ribu kata tapi tidak sampai. Dan itu jadi penilaian
di Cambridge karena mereka yang mengkoreksi. kemudian
sarana prasarana yang diperlukan, network kita sudah berapa
sister shcool yang kita punya, anak-anak sudah home stay
kemana saja, bagaiaman komunikasi mereka dengan pihak
disana.
11. Tanya : Apa saja kebijakan yang disiapkan dalam membentuk program
bilingual ?
Jawab : Kebijakannya simple saja selama masih ada murid langsung
dijalankan saja. Jika suddah melaksanakan suatu program
jangan berhenti di tengah jalan.
12. Tanya : Bagaimana cara seluruh pihak terlibat dalam melaksanakan
kebijakan bilingual ?
Jawab : Komunikasi. Jadi komunikasi yang saya hadapi ke kepala
sekolah tentang pelaksanaan program, kegiatan-kegiatan, hasil
ujian anak-anak dan komunikasi ke guru yang mengajar. Dan
kita akan ada pertemuan rutin setiap bulan antar guru yang
mengajar dan wali kelas.
13. Tanya : Menurut ibu, apa kelebihan dan kekurangan program bilingual
di sekolah ini ?
Jawab : Kelebihannya adalah otomatis ini menjadi salah satu keunggulan
karena tidak semua sekolah mempunyai kurikulum Cambridge
seperti ini, memberikan fasilitas untuk mewadahi kemampuan
anak yang lebih dalam berbahasa Inggris dan mau memiliki
wawasan internasional lebih luas dan promosi sekolah juga.
Kekurangannya, setiap tahun memiliki anak-anak dengan
kemampuan berbeda-beda jadi itu menjadi tantangan bagaimana
kita berusaha agar mereka lebih meningkat kemampuan
keinternasionalannya. Jadi kita sebagai guru harus selalu
memotivasi mereka bahwa mereka punya tanggung jawab,
biayanya juga tidak sedikit. Mereka darisini harus punya
manfaat kelak.
14. Tanya : Apa saja perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang
program bilingual ?
Jawab : Jangka pendek nya kemampuan berbahasa mereka harus baik
dan pengetahuan keinternasionalannya, jangka panjang nya
mereka harus punya kesiapan mental dan potensi lain yang akan
menjadi bekal mereka untuk masuk ke dunia yang lebih tinggi.
Mereka harus punya interpersonal yang baik, komunikasi yang
baik dan harus siap menghadapi kemajuan teknologi yang
menuntut mereka mampu di dalamnya.
15. Tanya : Bagaimana pembagian anggaran perencanaan program bilingual
?
Jawab : Pembagian anggaran untuk pembayaran annual fee itu dari
yayasan. Untuk kegiatan intern seperti hoestay dari orang tua,
bridging dan check point dari sekolah.
16. Tanya : Apa saja kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan program
bilingual ?
Jawab : Pengajar Cambridge untuk empat mata pelajaran yang pasti
lulusan S1 dan profesional karena juga mengikuti pelatihan yang
setaraf dengan guru Cambridge, dan ketika ada pelatihan RSBI
mereka selalu ikut.
17. Tanya : Apa saja kualifikasi peserta didik program bilingual ?
Jawab : Perekrutannya tidak harus cerdas bahasa Inggris tetapi punya
minat dan kemamuan dan orang tuanya mendukung.
18. Tanya : Apa saja target yang ingin dicapai dalam perencanaan program
bilingual ?
Jawab : Ya itu tadi yang disebut dalam jangka pendek dan jangka
panjang tadi.
19. Tanya : Apa saja yang dilakukan stake holder dalam mengevaluasi
perencanaan program bilingual ?
Jawab : Mengecek dan komunikasi yang baik tentang sarana prasarana,
program yang dilaksanakan selain di kelas, sumber daya nya
seperti metode pembelajarannya.gurunya ditingkatkan dengan
mengadakan meeting bersama
20. Tanya : Apakah ada perbaikan yang harus dilakukan dalam program
bilingual ?
Jawab : Ya, harus
21. Tanya : Jika ada, Apa saja perbaikan/pengayaan yang dilakukan dalam
tahap mengevaluasi perencanaan program bilingual ?
Jawab : Guru-guru harus inovasi terhadap pembelajaran, sekolah
mengupgread sarana prasarana
22. Tanya : Bagaimana pembagian tugas kepada setiap bidang yang terlibat
perencanaan program bilingual ?
Jawab : Sebenarnya masing-masing sudah mempunyai job description
sendiri yang sudah disesuaikan dan saling bekerjasama dan
mensupport. Wali kelas setiap tahun berganti jadi secara tidak
langsung juga terlibat perumusan program hanya pada
pelaksanaannya. Dari wali kelas menginformasikan ke skom
tiap unit dari tiap jenjang yang menangani masing-masing.
23. Tanya :Bagaimana stake holder menjabarkan perencanaan ke dalam
bidang kegiatan program bilingual ?
Jawab : Yayasan pada dasarnya hanya mensupport tapi jika kita punya
sesuatu yang baru bisa dieksplor dan dilihat budget serta
manfaatnya. Dari sekolah memberikan penjabaran kepada tiap
bidang
24. Tanya : Berapa jumlah sumber daya yang dibutuhkan program bilingual
?
Jawab : Ya tidak terlalu banyak karena kelas hanya satu, guru yang
kompeten, ruang kelas komunikatif dan kooperatif, koordinator
dan pimpinan yang mengkomunikasikan program kami ke
yayasan.
25. Tanya : Apakah ada pendelegasian wewenang yang dilakukan stake
holder dalam program bilingual ?
Jawab : Ya, tentu.
26. Tanya : Bagaimana bentuk pendelegasian wewenang nya ?
Jawab : Biasanya dari ketua pelaksana harian atau direktur, ke bagian
marketing, ke pengelola, ke kepala sekolah kemudian ke saya
jika berkaitan dengan Cambridge atau sebaliknya dalam hal
anggaran yang kurang.
27. Tanya : Apa hasil yang didapat dari hal itu ?
Jawab : Ada solusi dari masalah yang dibahas, kendala yang dilaporkan
dsb.
28. Tanya : Berapa lama periode waktu berjalannya program bilingual ?
Jawab : 1 tahun ajaran sama dengan lainnya. Setiap level punya program
masing-masing.
29. Tanya : Apa saja umpan balik yang didapatkan seluruh bidang yang
terlibat program bilingual ?
Jawab : Jika kita punya program kegiatan dan sukses dengan baik,
bermanfaat, tepat waktu itu bisa menjadi nilai dan inovasi yang
baik bagi kita semua.
30. Tanya : Apakah ada bentuk pengontrolan yang dilakukan stake holder
kepada seluruh pihak yang terlibat program bilingual ?
Jawab : Ya, tentu.
31. Tanya : Bagaimana bentuk pengawasannya ?
Jawab : Kepala sekolah selalu mengingatkan seperti penyesuaian dengan
kalender akademik kita.
32. Tanya : Apa saja prestasi yang didapatkan oleh peserta didik yang
mengikuti program bilingual ?
Jawab : Ketika ada kompetisi bahasa Inggris seperti writing, reading,
story telling. Jadi kita punya stock tetapi tidak menutup
kemungkinan untuk kelas reguler sendiri.

Narasumber Interviewer

Novini Nilakusumah, S.S Iis Istianah


Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA

PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL

DI SMP BAKTI MULYA 400

UNTUK WALI KELAS BILINGUAL

A. DATA INFORMAN
Nama : Edy Hermawan, M.Sc
Jabatan : Wali kelas Sains VIII.1
Pendidikan Terakhir : S2
Tempat : Ruang Guru

ITEM PERTANYAAN
1. Mekanisme kontrol stake holder kepada seluruh pihak yang terlibat
program bilingual
2. Perbaikan dan pengayaan terhadap perencanaan program bilingual
BERITA WAWANCARA
NAMA : Edy Hermawan, M.Sc
JENIS KELAMIN : Laki-laki
JABATAN : Wali kelas Sains VIII.1
PENDIDIKAN TERAKHIR: S2
TANGGAL : 09 Desember 2014
WAKTU : 13. 45
TEMPAT : Ruang guru

1. Tanya : Apakah bapak terlibat dalam pembentukan program bilingual ?


Jawab : Saya termasuk guru pertama yang mengajar di kelas internasional
tapi untuk membentuk pertama kali itu tidak karena sekolah yang
menentukan. Setelah terbentuk baru dicari gurunya
2. Tanya : Bagaimana proses belajar mengajar di program internasional
kelas VIII ?
Jawab : Kita memadukan lesson plan dari kurikulum Cambridge dan
kurikulum Nasional. Karena saya mengajar ipa, mereka harus
memahami konsep sains dan disaat yang bersamaan mereka bisa
mengembangkan bahasa Inggris mereka karena saya sebisa
mungkin mengajar dengan menggunakan bahasa Inggris Dalam
pelajaran sains, kita menggunakan bahasa Inggris karena dari
Cambridge menggunakannya, dan jangka panjangnya kami ingin
peserta didik tidak hanya mengerti bahasa Inggris saja tetapi bisa
mengaplikasikan ke dalam bidang keimuan yang lain terutama
IPA.
3. Tanya : Bagaimana proses home stay ?
Jawab : Kita sudah ke Australia dan Turki. Selama 10-12 hari mereka
kesana dan mereka belajar di sekolah lokal disana. Jadi mereka
ikut pembelajaran di kelas dan ikut tinggal disana. Saya belum
pernah mengikuti home stay ke luar
4. Tanya : Apa saja prestasi yang didapatkan oleh peserta didik yang
mengikuti program bilingual ?
Jawab : Kompetensi bahasa Inggris mereka di atas kelas reguler, mereka
bisa berbahasa Inggris aktif. Kami juga ingin materi yang mereka
pelajari bisa bermanfaat untuk mereka.
5. Tanya : Apakah ada perbaikan yang dilakukan sekolah terhadap kesalahan
Jawab : Dan kekurangan yang terjadi pada program bilingual ?
Kami ada klinik untuk membantu menyamaratakan kemampuan
yang ada. Kami berusaha agar anak-anak per minggu tidak
ketinggalan materi sebelumnya. Remedial kami ada ketika
ulangan harian ketika tidak memenuhi KKM. Dan klinik
dilakukan diluar jam KBM.
6. Tanya : Bagaimana pengayaan yang dilakukan sekolah terhadap peserta
didik program bilingual ?
Jawab : Untuk anak yang di atas rata-rata saya berikan tugas yang lebih
menantang.
7. Tanya : Menurut ibu, apakah ada pengawasan yang dilakukan oleh stake
holder kepada wali kelas dan peserta didik program bilingual dan
bagaimana bentuknya?
Jawab : Tiap semester ada supervisi dari kepala sekolah untuk wali kelas
dan seluruh guru. Untuk lesson plan dilihat pada awal semester.

Narasumber Interviewer

Edy Hermawan, M.Sc Iis Istianah


Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA

PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL

DI SMP BAKTI MULYA 400

UNTUK WALI KELAS BILINGUAL

A. DATA INFORMAN
Nama : Epih Saripah, S.Pd
Jabatan : Wali kelas Bahasa Inggris IX.1
Pendidikan Terakhir : S1
Tempat : Ruang Guru

ITEM PERTANYAAN
1. Mekanisme kontrol stake holder kepada seluruh pihak yang terlibat
program bilingual
2. Perbaikan dan pengayaan terhadap perencanaan program bilingual
BERITA WAWANCARA
NAMA : Epih Saripah, S.Pd
JENIS KELAMIN : Perempuan
JABATAN : Wali kelas bahasa Inggris IX.1
PENDIDIKAN TERAKHIR: S1
TANGGAL : 09 Desember 2014
WAKTU : 13.25
TEMPAT : Ruang guru

1. Tanya : Apakah ibu terlibat dalam pembentukan program bilingual ?


Jawab : Tidak, hanya dalam pelaksanaannya saja.
2. Tanya : Bagaimana proses belajar mengajar ?
Jawab : Sama saja hanya mereka mendapat empat mata pelajaran native
yaitu bahasa inggris, match, sains.
3. Tanya : Bagaimana proses check point ?
Jawab : Sebelum check point ada pretest, di diknas seperti try out. Secara
garis besar hampir sama dengan soal yang akan diberikan dan itu
langsung dari Cambridge. sebelumnya anak-anak diberukan
pemantapan selam 4 bulan
4. Tanya : Apa saja prestasi yang didapatkan oleh peserta didik yang
mengikuti program bilingual ?
Jawab : Prestasinya memiliki kemampuan menulis essay bahasa Inggris
dengan baik karena lebih terarah dan terstruktur untuk membuat
essay yang benar-benar Inggris. Untuk 4 mata pelajaran khusus
itu menggunakan soal essay langsung dalam bahasa Inggris dari
Cambridge.
5. Tanya : Apakah ada perbaikan yang dilakukan sekolah terhadap kesalahan
dan kekurangan yang terjadi pada program bilingual ?
Jawab : Pastinya. Setiap guru native pasti memantau perkembangan anak-
anak sampai anak-anak tahu solusinya. Jadi anaknya dipanggil
dan diberitahu lalu akan di drilling hingga paham.
6. Tanya : Bagaimana pengayaan yang dilakukan sekolah terhadap peserta
didik program bilingual ?
Jawab : Dalam bahasa Inggris biasanya diberikan kosakata yang lebih
banyak bagi peserta didik yang memang sudah baik dalam
pembelajarannya.
7. Tanya : Menurut ibu, apakah ada pengawasan yang dilakukan oleh stake
holder kepada peserta didik program bilingual dan bagaimana
bentuknya?
Jawab : Pastinya, ada kekurangan dan masalah selalu dilihat oleh ketua
program dan kepala sekolah seperti nilai check point yang rendah,
dicari akar permasalahannya bersama-sama. kita sempat
dikumpulkan terkait bedah kurikulum Cambridge dan Diknas,
mana yang sama tidak perlu digunakan. Hanya bentuk enrichment
saja.

Narasumber Interviewer

Epih Saripah, S.Pd Iis Istianah


Lampiran 6

INDIKATOR VISI

Mewujudkan pengembangan sekolah yang bernafaskan Islam dan berkualitas internasional


yang diterapkan dalam pengelolaan, tenaga pendidik dan kependidikan, pembiayaan,
kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, penilaian, dan kompetensi lulusan

DESKRIPTOR VISI

1. Terwujudnya manajemen sekolah yang berkualitas Internasional.


(1) Mewujudkan pengembangan struktur dan organisasi sekolah dengan jaringan
kerja yang efektif dan efisien baik secara vertikal dan horisontal sesuai dengan
kebutuhan sekolah
(2) Mewujudkan pendayagunaan SDM sekolah dengan cara membuat dan
pembagian tugas-tugas secara jelas
(3) Mewujudkan pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang tangguh
dengan menjamin otonomi sekolah, transparansi, akuntabilitas, partisipasi,
fleksibilitas, dan kontinyuitas
(4) Mewujudkan pelaksanaan pembelajaran secara efektif dan efisien
(5) Mewujudkan pengembangan kelengkapan dokumen dan administrasi sekolah
(6) Mewujudkan jaringan informasi akademik secara internal maupun eksternal
sekolah dengan menggunakan ICT
(7) Mewujudkan laporan kepada berbagai pihak yang relevan, menyangkut bidang
akademik dan non akademik dengan menggunakan berbagai media.
(8) Mewujudkan penggalangan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan
komite sekolah (FKOM)
(9) Mewujudkan pengembangan unit usaha di sekolah dan kerjasama dengan pihak
lain untuk menggalang partisipasi masyarakat
(10) Mewujudkan kerjasama dengan sekolah sederajat yang telah mendapat reputasi
yang baik secara internasional
(11) Mewujudkan model managemen sekolah dengan standar internasional ISO 9001
VERSI 2000 atau sesudahnya
(12) Mewujudkan pembuatan rencana pengembangan sekolah (RPS) tiap tahun,
jangka menengah dan panjang yang melibatkan semua pemangku kepentingan
2. Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk mengelola sekolah berkualitas internasional.
(1) Mewujudkan nilai solidaritas untuk membentuk team kolaboratif untuk
mendorong kemajuan sekolah
(2) Mewujudkan pengembangan warga sekolah yang terus belajar (learning
community)
(3) Mewujudkan pengembangan guru dan tenaga kependidikan untuk studi lanjut ke
strata pendidikan lebih tinggi
(4) Mewujudkan pelatihan secara berkesinambungan untuk menguasai teknologi
informasi komputer dan bahasa Inggris
(5) Mewujudkan pengembangan guru profesional dengan pembinaan kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian Islami, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial
(6) Mewujudkan supervisi klinis dan monitoring untuk memecahkan masalah
pembelajaran
(7) Mewujudkan evaluasi tenaga pendidik dan kependidikan secara berkala dengan
prinsip objektivitas
(8) Mengadakan rekrutmen tenaga pendidik yang memiliki kompetensi guru
profesional

3. Tercapainya pembiayaan untuk memenuhi standar biaya sekolah berkualitas


internasional.

(1) Mewujudkan pembiayaan sekolah dalam pengelolaan YBKSP Bakti Mulya 400
yang memadai, efektif, efisien dan akuntabel
(2) Mewujudkan pembiayaan sekolah bersumber dari bantuan pemerintah yang
bersifat tidak mengikat
(3) Mewujudkan pengembangan kerjasama dengan penyandang dana, baik donatur
tetap maupun tidak tetap secara individual maupun secara kelembagaan
(4) Mewujudkan penggalangan dana dari berbagai sumber termasuk dari sponsor
yang tidak mengikat terutama dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah
(5) Mewujudkan pendayagunaan potensi sekolah dan lingkungan yang menunjang
kegiatan sekolah
(6) Mewujudkan kerjasama dengan alumni, khususnya untuk penggalangan dana
pendidikan dan sarana pendidikan
(7) Mewujudkan kerjasama dengan komite sekolah (FKOM)

4. Terwujudnya pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berkualitas


internasional.
(1) Mewujudkan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
lengkap, mutakhir, dan berwawasan global
(2) Mewujudkan pengembangan bidang studi Agama Islam yang bermuatan
akhlaqul karimah
(3) Mewujudkan pengembangan bidang studi kewarganegaraan yang memupuk
kebangsaan Indonesia
(4) Mewujudkan pengembangan kurikulum berstandar internasional untuk bidang
studi Matematika, Sains, Teknologi Informatika dan Bahasa Inggris untuk
siswa.
(5) Mewujudkan pengembangan bidang studi kebahasaan, seni budaya dan
olahraga untuk meningkatkan ketrampilan hidup (life skill)
(6) Mewujudkan pengembangan silabus untuk semua bidang pengajaran
(7) Mewujudkan pengembangan Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dengan
pendekatan komprehensif untuk semua bidang studi
(8) Menyusun standar kompetensi lulusan internasional.
(9) Mewujudkan hasil perbandingan kurikulum internasional
(10) Mewujudkan pengembangan kurikulum yang bermuatan kewirausahaan
(enterpreneurship)
5. Terpenuhinya fasilitas pendidikan yang berkualitas Internasional.
(1) Mewujudkan pegembangan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir dan
berwawasan global

(2) Mewujudkan pengembangan lingkungan yang bersih, sehat berwawasan


ekologis dan kondusif untuk kegiatan belajar
(3) Mewujudkan peningkatan dan pengembangan peralatan laboratorium komputer,
IPA dan Bahasa yang lengkap dan memadai
(4) Mewujudkan pengembangan jaringan internet dan intranet, yang didayagunakan
untuk peserta didik, pendidik maupun tenaga kependidikan untuk menunjang
program pembelajaran
(5) Mewujudkan pengembangan sarana dan prasarana di dalam kelas dengan
memanfaatkan teknologi multimedia (laptop, LCD, jaringan internet) dan CCTV
(6) Mewujudkan pengembangan perpustakaan yang ideal sebagai salah satu pusat
sumber belajar dan multimedia laboratory
(7) Mewujudkan pengembangan media pembelajaran untuk semua mata pelajaran
(8) Mewujudkan peningkatan dan pengembangan peralatan pembelajaran untuk
semua mata pelajaran
(9) Mewujudkan perawatan sarana dan prasarana sekolah dengan standar kualitas
tinggi

6. Terwujudnya proses belajar mengajar yang berkualitas internasional.

(1) Mewujudkan pengembangan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan


menyenangkan (PAKEM)
(2) Mewujudkan pengembangan dan inovasi metode pengajaran pada semua mata
pelajaran dengan cara pemutakhiran pendekatan pembelajaran
(3) Mewujudkan pengembangan dan inovasi bahan pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai sumber lingkungan dan kemajuan teknologi
informatika
(4) Mewujudkan pengembangan pengelolaan kelas
(5) Mewujudkan teknik penilaian berbasis kelas
(6) Mewujudkan pengembangan berbagai teknik evaluasi pembelajaran dengan
penelitian tindakan kelas termasuk lesson study.

7. Terwujudnya sistem penilaian pendidikan yang berkualitas internasional.

(1) Mewujudkan pengembangan model-model penilaian pembelajaran


(2) Mewujudkan pengembangan penilaian sekolah yang otentik dengan validitas
dan reliabilitas tinggi
(3) Mewujudkan penerapan berbagai jenis test dan instrumen test
(4) Mewujudkan pelaksanaan pelatihan intepretasi hasil tes
(5) Mewujudkan pengembangan bank soal sekolah
(6) Mewujudkan peningkatan standar nilai atau ketuntasan kompetensi dengan
mengadakan lomba-lomba dan uji coba (try out)
(7) Mewujudkan kerjasama dengan lembaga nasional untuk melaksanakan
penilaian/tes dan intepretasi hasil penilaian/ tes
(8) Mewujudkan kerjasama dengan lembaga internasional dalam rangka sertifikasi
kemampuan peserta didik
(9) Mewujudkan kerjasama dengan lembaga internasional untuk pengembangan
perangkat penilaian sampai dengan analisa dan pelaporan hasil belajar peserta
didik
(10) Mewujudkan laporan hasil belajar dalam berbagai bentuk sebagai hasil penilaian
sekolah
(11) Mewujudkan pengukuran penilaian dari ranah pengetahuan sampai dengan
ranah evaluasi

8. Terwujudnya standar kompetensi lulusan yang berkualitas internasional.

(1) Mewujudkan pegembangan sekolah yang menghasilkan lulusan cerdas,


terampil, beriman, bertaqwa, dan memiliki keunggulan kompetitif
(2) Mewujudkan tercapainya ketuntasan belajar secara optimal untuk setiap mata
pelajaran
(3) Mewujudkan peningkatan nilai Ujian Nasional setiap tahun dengan rata-rata
skornya tertinggi di tingkat nasional
(4) Mewujudkan tercapainya siswa yang berprestasi akademik tingkat nasional dan
internasional
(5) Mewujudkan tercapainya siswa yang berprestasi dalam kesenian dan olahraga
tingkat nasional dan internasional
(6) Mewujudkan tercapainya siswa yang terampil dalam menerapkan kecakapan
hidup sehari-hari, terampil memecahkan persoalan sendiri dan mampu
berorganisasi pada tingkat nasional maupun internasional
(7) Mewujudkan tercapainya lulusan yang memiliki profil kompetensi dengan
apresiasi internasional
(8) Mewujudkan lulusan yang dapat diterima di sekolah unggulan di dalam dan luar
negeri
LAMPIRAN 7

DAFTAR GURU

TEMPAT/
STATUS
NO NAMA LENGKAP TANGGAL PENDIDIKAN ALAMAT NO TELP/ HP/ EMAIL MENGAJAR
PEGAWAI
LAHIR
S1. Jl.Moh Kahfi
Pend.Geografi.IKIP Gg.Panjang No.32
HADI SUWARNO, Demak, 13 08159599583/
01 Semarang, 1994 Rt.06/04 Cipedak Tetap GEOGRAFI
M.Pd. Desember 1969 jagabumi@yahoo.com
S2. MPEP UHAMKA Ciganjur Jagakasa
Jakarta, 2008 Jaksel
Jl. H. Taip
Banyumas, 20 S1.Matematika IKIP 021.74708210/
No.52Rt.05/19 MATEMATIK
02 SITO, S.Pd. Desember Muhamadiyah, 085717376951/ Tetap
Kedaung Pamulang A
1970 1995 bilanaia@gmail.com
Tangerang
Pondok Sukmajaya 021.7706462/
RIKE ANWARI Balikpapan, 13 SMA, SI Univ. BIOLOGI/
03 Permai Blok DI/8 0816756786/ Tetap
FUADY,S.Si Maret 1971 Nasional 1996 FISIKA
Depok rikeanwari@yahoo.com
Villa Dago Tol Blok 02174637829/
Drs. H. HASANUDIN, Pemalang, 20 S1 Bahasa Inggris BAHASA
04 D 15/5 Ciputat 081213018989 Tetap
M.Pd. Agustus 1969 IKIPM Jakarta 1994 INGGRIS
Tangsel hasan.dien@yahoo.com
Jl.Gotong Royong
Bogor, 3 S1.Tarbiyah IAIN 0251.542420/
Gg. Mesjid Rt.02/1 AGAMA
05 DRS. AJI BANDI November Syarif Hidayatulloh 08561597400/ Tetap
Cihowe, Ciseeng, ISLAM
1967 Jkt 1993 bandiaji48@yahoo.com
Parung-Bogor
Jl. Permata Permai
Raya Blok H.12
DRA. Hj. SYAFRIANI Sihepeng, 21 S1.Bahasa dan Seni 021.7562702/ BAHASA
06 No.7 Permata Tetap
LUBIS Sep 1959 IKIP Jakarta 1987 08128968626 INDONESIA
Pamulang Estate
Serpong Tangerang
TEMPAT/
STATUS
NO NAMA LENGKAP TANGGAL PENDIDIKAN ALAMAT NO TELP/ HP/ EMAIL MENGAJAR
PEGAWAI
LAHIR
Jl. Agung Raya II
S1.Sejarah STKIP
Gg.H.Joko 12 021.78887502/
Jakarta, 7 Jakarta 2002 S2
07 USMAN, M.Pd. Rt.005/04 No.1 081316925513/ Tetap SEJARAH
Desember 1961 Universitas
Lenteng Agung usman-cni@yahoo.com
Indraprasta 2010
Depok
Jl. Masjid Al-
S1.Pend.
Muchlisin Rt.02/06 251.600151/
Bogor, 4 Matematika IAIN MATEMATIK
08 SOBARI, S.Pd. Kel. Bedahan 085691000142/ Tetap
Januari 1970 Syarif Hidayatulloh A
Kec.Sawangan ob_ay@yahoo.com
Jkt, 1996
Depok
081585086913 /
Jakarta, 18 S1.Pend.Matematik MATEMATIK
09 HERICE M AZIZ.,S.Pd. Cemara Depok mrs_herice@hotmail.co Tetap
Februari 1964 a IKIP Jakarta, 1988 A
m
Jl. Wijayakusuma
021.75818174/
DRS. YATIM Jakarta, 7 Juni S1 Adpen IKIP No.17 C Rt.09/04
10 '081384734965/ Tetap BP/BK
ABDULLAH 1964 Jakarta 1989 Dapur Susu Pd.
abichemi@yahoo.com
Labu Jak-Sel

D3 PKK.IKIP Medan, Poncol Indah V/82.


P.Brandan, 2 021.7429065/
11 DINA ASTILIA, S.Pd. 1987 S1 STIKIP Rt.03/02 Cirendeu- Tetap TATA BOGA
Januari 1965 081386256863
PGRI Jakarta Ciputat Tangerang

Jl.Kemang Blok B2
021.98853231/
HJ. RINA NUZRINA, Jakarta, 20 S1.BK STKIP Jakarta No.26 Perum Gria BP/BK /
12 081383002680/ Tetap
S.Pd Januari 1965 2004 Jakarta Pamulang TATABOGA
nuzrina@gmail.com
Tangerang
Perum Kelapa Dua
Kebumen, 24 S1.PDU Tata Niaga Jl. Layar I No.13 021.5465640/
13 SUSHARYONO,S.Pd. Tetap EKONOMI
Januari 1966 IKIP Jakarta 1991 Kelapa Dua 081513222210
Tangerang
TEMPAT/
STATUS
NO NAMA LENGKAP TANGGAL PENDIDIKAN ALAMAT NO TELP/ HP/ EMAIL MENGAJAR
PEGAWAI
LAHIR
021.7510642/
S1.Tarbiyah.IAIN Jl. Adhiyaksa II/1 085697780198/
Pandeglang, 4 AGAMA
14 DRS. AEF SAEFUDIN Syarif Hidayatulloh Lebak Bulus Jakarta aef- Tetap
Pebruari 1966 ISLAM
Jkt,1993 Selatan saefudin67@yahoo.co
m
Jl. H. Sapri
IR. H. BONDI Jakarta, 13 April
15 IPB, Bogor 1993 Rt.002/09 No.105 08159913695 Tetap BIOLOGI
ROBIARSO 1969
Pd. Aren Tangerang
021.7778024/
Bandung, 5 S1.Bahasa & Sastra Jl. Kalimantan
DYAH 08128284717/ BAHASA
16 Nopember Indonesia. IKIP No.139 Depok Tetap
RATNAWIATI,S.Pd. dyah- INDONESIA
1970 Jakarta 1996 Utara 16421
ratnawiati@yahoo.com
Jl. Pertamina Raya 021.7408956/
S1.Akuntansi.Univ.
Jakarta, 5 No. 69 Blok M/14 08318915040/ EKONOMI/
17 SOVIA ANDRIANI, SE. 17 Agustus. Sby Tetap
Desember 1970 Pondok Ranji soviaandriani@yahoo.c PLKJ
1993
Ciputat om
S1.Kimia. IKIP Jl. Saenan Rt.04/09 08128287609/
Kulon Progo,
18 SRI SUBEKTI, S.Pd. Negeri Yogyakarta, Bedahan Sawangan srisubekti72@gmail.co Tetap KIMIA
20 Juli 1972
1998 Depok m
Jl. Jaya Wijaya Raya 021.77840851/
S1.Pend. ELEKTRONIK
Ngawi, 19 Mei Rt.01/07 Sektor 08174815498/
19 PRAYOGO, S.Pd. Elektronika UNJ Tetap A/
1974 Gardenia Grand pray_man74@yahoo.co
Jakarta 2000 KOMPUTER
Depok City m
021.7433722/
S1,Bhs.Indonesia.IKI Jl. Kuningan No.29
Jakarta, 26 08159467694/ BAHASA
20 NOVITRI RIYANI, S.Pd. P Negeri Malang, Rt.03/01 Kuningan Tetap
Oktober 1974 novitri.riyanitumanggor INDONESIA
1998 Gintung Ciputat
@gmail.com
S.1.FPBS Jl. Raya Parung 081310946741/
Garut, 25 BAHASA
21 EPIH SARIPAH, S.Pd. Inggris.IKIP Ps.Rebo 01 epih.syarifah@yahoo.co Tetap
Februari 1975 INGGRIS
Muhamadiyah, Rt.002/01 m
TEMPAT/
STATUS
NO NAMA LENGKAP TANGGAL PENDIDIKAN ALAMAT NO TELP/ HP/ EMAIL MENGAJAR
PEGAWAI
LAHIR
1997 Sawangan Depok

Jl H Saikin RT 11
081310537295/
S1 Tarbiah IAIN RW 08 No 36 PEND.
USMAN JAMHURI, Jakarta, 2 Maret 93047375/
22 Syarif Hidayatullah Pondok Pinang Tetap AGAMA
S.Ag. 1975 usmanjamhuri75@yaho
Jakarta Kebayoran Lama ISLAM
o.com
Jaksel
Jl Talas 3 Gg Labu 1
081318080088/
Tulungagung, S1. Fisika Institut 10 No 102 Pondok
23 YENIS HERDIANI, S.Si. yenisherdiani@yahoo.c Tetap FISIKA
14 Juli 1977 Nop. Sby 2001 Cabe Ilir Tangerang
om
Selatan
S1 Geografi Jl Pintu Air 3 RT 28 08129539536/
Lampung, 22
24 ASIH BUDIANTI, S.Pd. Universitas Negeri RW 08 No 22 R Budiantiasih@yahoo.co Tetap GEOGRAFI
Desember 1977
Jakarta Gandul Depok m
021.74636026/
Griya Rajawali
NOVINI Jakarta, 24 S1.Sastra Cina.Univ. 081315066023/ BAHASA
25 Sawah Baru Blok Tetap
NILAKUSUMAH,SS. Februari 1977 Indonesia 2001 liu.wanyi95@yahoo.co MANDARIN
B2/7 Ciputat
m
Vila Inti Persada
021.32280701/
Kuningan, 2 S1. Matematika UIN Blok B No 11 MATEMATIK
26 LELI SUGIARTI, S.Pd. 08179810942/ Tetap
Desember 1978 Jakarta, 2002 Pamulang Timur A
lelisugiarti@yahoo.com
Tangerang
Jl Bintaro Permai III
0817879608/
S1 Bahasa Inggris No 27 RT 04/ 09
DEWI WULANSARI, Jakarta, 6 02190508879/ BAHASA
27 UHAMKA Jakarta Bintaro Tetap
S.Pd. Oktober 1980 wulanwibisono@gmail. INGGRIS
2003 Pesanggrahan
com
Jakarta
TEMPAT/
STATUS
NO NAMA LENGKAP TANGGAL PENDIDIKAN ALAMAT NO TELP/ HP/ EMAIL MENGAJAR
PEGAWAI
LAHIR
Jl Wahab Telaga
DRA.MUMUN Bogor, 06 Mei Tidak AGAMA
28 S1 IAIN 1993 Jambu 12 A 085880208543
MAEMUNAH 1968 Tetap ISLAM
Sawangan Depok
Jl. Almubarok I No
D3 Manajemen 02172791471/
Jakarta, 15 Juli 70 RT 10/ RW 06 Tidak
29 RACHFI YULIARTI Informatika AMIK 081510126160/ KOMPUTER
1983 Cipulir Kebayoran Tetap
BSI Jakarta rachfi@triplegate.net.id
Lama Jaksel
S1 Ekonomi
Jl Waracas I No. 53
Manajemen 021 4372565/
Jakarta, 22 Mei Rt 9/1 Tanjung Tidak
30 SUNTORO, SE Universitas '081219768184/ KOMPUTER
1979 Priuk Jakarta Utara Tetap
Borobudur Jakarta apyhst@yahoo.com
14340
2002

Perumahan Al
SANTI WIDIASTUTI, Jakarta, 1 April Seni Musik dan Tari 082111556429
31 Falaah III Blok L/15 Tetap Seni Rupa
S.Pd. 1972 FPBS IKIP Jakarta Widi472@gmail.com
Pamulang

S1 Metalurgi FMIPA
UI 2002 S2 Sain &
Komplek Timah 087884328344/
EDY HERMAWAN, Surabaya, Teknologi Tampere Tidak
32 Blok BB No. 35 edyhermawan1976@g IPA
M.Sc. 19 Juni 1976 University Tetap
Cimanggis Depok mail.com
Technology
Findland 2008
Jur Bhs Indonesia Jl. Suka Karya RT 021 94944476/
Manado, 26 FTK UIN Syarif 07/02 No. 8 Buaran '085283839233/ Tidak BAHASA
33 DEWI YANTI, S.Pd.
Desember 1986 Hidayatullah Sarua Ciputat caca_nonahermawan@ Tetap INDONESIA
Jakarta 2010 Tangsel 15412 yahoo.com
Purwodadi- Cluster Puri
Pend Pelatihan 085865163217/
DOBY PUTRA Grobogan, 15 Permata I BD 09"6" Tidak
34 FPOK UNES doby_ganteng@yahoo. OLAHRAGA
PARLINDUNGAN, S.Pd. November No 22 Kel Larangan Tetap
Semarang 2012 co.id
1988 Selatan Kec
TEMPAT/
STATUS
NO NAMA LENGKAP TANGGAL PENDIDIKAN ALAMAT NO TELP/ HP/ EMAIL MENGAJAR
PEGAWAI
LAHIR
Larangan TangSel

Jl Lembur
Pend Pelatihan
Kampung Makasar 085325647086/083866
Olahraga dan
RT 16/06 No. 68 089152
Karanganyar, Kesehatan Tidak
35 EKO JULIANTO, S.Pd. Kelurahan Makasar eko.julianto77@yahoo.c OLAHRAGA
15 Juli 1989 Universitas Sebelas Tetap
Kecamatan om/eko_penkepor@yah
Maret Surakarta
Makasar Jakarta oo.com
2012
Timur

S1 Jurusan
Jl Warung Bensin 081212741181/021943
Komunikasi
Bekasi, 10 Mei RT 12 RW 5 Ulujami 59020/ Tidak
36 KHOIRUDIN, S.Sos.I Penyiaran Islam Pkn
1981 Pesanggrahan khoirudin_63@yahoo.c Tetap
UIN Syarif
Jakarta Selatan om
Hidayatullah 2005

Jakarta, 21 S1 Hukum Perdata


CISILIA DEWI Jl Adyaksa Raya No 081381045991/ Tidak
37 September Universitas Pkn
PANGALILA, SH. 4 Jakarta Selatan cdpangalila@gmail.com Tetap
1971 Indonesia 1996

S1 Pend Seni Jl Meranti B7/3


GALIH PRATAMA Jakarta, 25 Mei Tidak
38 Drama, Tari, Musik Komp Graha 081290289162 Seni Musik
SUKMAWARDANA 1987 Tetap
UNES 2010 Permai Ciputat
TEMPAT/
STATUS
NO NAMA LENGKAP TANGGAL PENDIDIKAN ALAMAT NO TELP/ HP/ EMAIL MENGAJAR
PEGAWAI
LAHIR
Jl. Haji Jian No 47
Redruth UK, 28 RT 12 Rw 03 Cipete 081317362613/
S-2 John Mores Tidak Bahasa
39 ROBERT JOHN ROWSE September Utara Kebayoran sinar_kapal@yahoo.co.u
Engineering 1992 Tetap Inggris/TIK
1961 Baru Jakarta k
Selatan

DAFTAR KARYAWAN
No Nama Lengkap Tempat Tgl Pendidikan Alamat No Telp/ HP Email
Lahir
1 Mohamad Janaka Jakarta, S-1 Ek. Vila Mutiara Cinere 021.29099933/ mohamadjnk@yahoo.co.id
Jachja, SE 9 Januari 1973 Manajemen UPN Blok B-9/2 Kel '08159607630/
Yogya Th 1997 Grogol Kec Limo 087882205065
Depok 16512
2 Dwiyati, S.Pd Jakarta, S-1 PKn STKIP Vila Inti Persada '081382136789 dwiyati69@yahoo.com
13 September Kusuma Negara Blok A3 No.8
1969 Th 2010 Pamulang Timur
TangerangSelatan
3 Nur Evi Yani, SE Jakarta, 21 S-1 Ekonomi Jl Pahlawan No 86 02129043275/ yani_nurevi@yahoo.co.id
Maret 1975 Akuntansi STIE Gg Arsento RT 0812862626461
Ahamad Dahlan 05/01 Cempaka
Jakarta Putih Ciputat
Tangsel
4 Ratih Agustin Jakarta, 17 S1 Jurusan Ilmu Jl. Lapangan Merah 0817800256/ ratihagustinkw@gmail.com
Kusuma Wardani, Agustus 1985 Perpustakaan No. 72 RT 12 RW 03 99042707
SIP UIN Jakarta 2008 Joglo Jakarta Barat
No Nama Lengkap Tempat Tgl Pendidikan Alamat No Telp/ HP Email
Lahir
5 Sulaeman Jakarta, MTS N 3 Jkt th Pondok Pinang 021.7669670/ suleman23434@yahoo.co.id
29 Agustus 1992 Rt.05-6 Keb. Lama '08561012414
1976 No.21 Gg.Masjid Al-
Falah Jakarta
Selatan
6 Nedi Supriadi Bogor, SMP Bogor Jl. Raya Puncak Kp. 082122665054
12 April 1975 Babakan Rt.04/01
Desa Batu Cisarua-
Bogor
7 Agus Cilacap, SMP Kp. Juraganan 087885072038 agus_ta02@yahoo.com
2 November Rt.004/012 Grogol
1964 Utara Keb.Lama
JakSel
8 Toha Jakarta, SMA (IPS) Jl. Tanjung Barat RT 083895336874 toha_man15@yahoo.com
15 Februari Teladan Th 1987 03/06 Jak-Sel 12530
1965
9 Yatimo Wonogiri, STM Listrik Binika Kedaung Rt 05/010
2 April 1963 Karya Th 1983 Pamulang TangSel

10 Muhafas Jakarta, SMA (IPS) 63 Jkt Jl.Ciputat Raya 021.7697595/


4 Mei 1965 Pondok Pinang '021.97028993
No.18
11 Slamet Supriyadi Banyumas, 15 STM Mesin Perum Bukit 021.7491965/
Februari 1970 Kebumen Th Pamulang Indah '085691517879
1989 A2/6 RT 02/04
TangSel
12 Taslim Tuban, SMA Pelayaan Th Jl.Wr. Supratman 081384642010
5 Mei 1972 1992 No.125 Rt 02/09
Cempaka Putih
TangSel
No Nama Lengkap Tempat Tgl Pendidikan Alamat No Telp/ HP Email
Lahir
14 Darmawan Tangerang, 15 SMK Sasmita Jl WR Supratman RT 021.60857575/
Agustus 1981 Jaya Pamulang 01/09 Kp. Utan Gg. '081807900341
Bacang Kel.
Cempaka Putih
Ciputat Tangerang
15 Ujang Setiawan Jakarta, STM Mesin Jl. Mawar II 021.7352454/ '021.
21 Desember Cendrawasih Th Rt.2/013 Bintaro 93582091
1969 1991 Pesanggrahan
12330
16 Sadirin Kebasen, SMA (A3) Th Jl Pejaten Timur RT 081383019802
29 Mei 1972 1990 02/10 Pasar Minggu
JakSel
17 Imam Wahyudi Jakarta, SMA (IPS) JakSel Jl.Jati Petamburan I 021.28737170/ imam.wr.72@yahoo.com
20 Maret 1972 th 2008 Rt.007/01 Tanah '085311723506
Abang Jakarta Pusat
18 Jamsari Cirebon, SD Pondok Benda 021.7499584/
18 Agustus Indah Blok QI No.4 '081314083589
1967 Benda Baru
Pamulang
19 Suwarso Semarang SMP JL Tangkis 021.7499584/
Purwodadi,15 Pangkalan Rayung '081314083589
Agustus 1973 Purwadadi RT03/03
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :____________________________________________________
Alamat :____________________________________________________
_____________________________________________________

Orang tua/ wali dari:


Nama :____________________________________________________
Alamat :____________________________________________________
_____________________________________________________

Dengan ini menyatakan:


1. Setuju untuk memasukkan putra/ putri kami pada Kelas Internasional di SMP Bakti Mulya
400 mulai tahun pelajaran 2009/2010
2. Sanggup menyelesaikan biaya penyelenggaraan kelas tersebut di luar biaya regular sebesar
(pilih salah satu)

(A). Dibayar lunas pada awal tahun pertama sebesar Rp 27.250.000,00

atau

(B). Dibayar secara angsuran sebagai berikut:


Kelas Tahun Pelajaran Termin Jumlah
VII 2009/2010 I. Juli 2009 Rp. 6.000.000
II. September 2009 Rp. 3.500.000
III.November 2009 Rp. 2.500.000
VIII 2010/2011 I. Juni 2010 Rp. 4.000.000
II. September 2010 Rp. 2.000.000
III.November 2010 Rp. 1.750.000
IX 2011/2012 I. Juni 2011 Rp. 4.000.000
II. September 2011 Rp. 2.000.000
III.November 2011 Rp.1.500.000

3. Sanggup untuk membimbing putra/ putri untuk mentaati segela ketentuan yang berlaku
pada kelas tersebut dan tata tertib sekolah SMP Bakti Mulya 400.

Demikian surat pernyataan ini kami tandatangani dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
siapapun.

Jakarta, _______________
Mengetahui Yang Menyatakan
Kepala SMP Bakti Mulya 400

(Materai)

______________________ ________________________
LAMPIRAN 9

Adapun rencana program kerja dan kegiatan yang tertera dalam dokumen Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah adalah sebagai berikut:
a. Pemenuhan SKL SMP bertaraf internasional:
1) Peningkatan prestasi bidang akademik bertaraf internasional
2) Peningkatan prestasi bidang non akademik bertaraf internasional
3) Peningkatan jumlah kelulusan
4) Peningkatan jumlah yang melanjutkan studi ke sekolah bertaraf internasional

b. Pemenuhan Standar Isi bertaraf internasional:


1) Pengembangan Buku-1 KTSP (Dokumen-1 KTSP) bertaraf internasional
2) Pengembangan silabus bertaraf internasional
3) Pengembangan silabus bertaraf internasional kelas 7 semua mata pelajaran,
dengan susunan sebagai berikut:
a) Peningkatan kompetensi KBK bagi guru:
(1) Pembentukan tim/kepanitiaan workshop KBK
(2) Pengadaan ATK workshop KBK
(3) Penyiapan akomodasi workshop KBK
(4) Penyusunan materi/bahan workshop KBK
(5) Pelaksanaan workshop KBK
(6) Pelaksanaan evaluasi kegiatan workshop KBK
(7) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan workshop KBK
b) Peningkatan kompetensi TIK bagi guru:
(1) Pembentukan tim/kepanitiaan workshop TIK
(2) Pengadaan ATK workshop TIK
(3) Penyiapan akomodasi workshop TIK
(4) Penyusunan materi/bahan workshop TIK
(5) Pelaksanaan workshop TIK
(6) Pelaksanaan evaluasi kegiatan workshop TIK
(7) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan workshop TIK
c) Pengembangan jumlah tenaga guru:
(1) Pembentukan tim/kepanitiaan pengadaan/seleksi guru
(2) Pembuatan panduan pengadaan guru
(3) Penyusunan materi/bahan seleksi pengadaan guru
(4) Pelaksanaan seleksi guru
(5) Pelaksanaan evaluasi kegiatan pengadaan guru
(6) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan pengadaan guru
d) Peningkatan kompetensi Bahasa Inggris bagi guru:
(1) Pembentukan tim/kepanitiaan workshop/kursus Bahasa Inggris
(2) Pengadaan ATK workshop/kursus Bahasa Inggris
(3) Penyiapan akomodasi workshop/kursus Bahasa Inggris
(4) Penyusunan materi/bahan workshop/kursus Bahasa Inggris
(5) Pelaksanaan workshop/kursus Bahasa Inggris
(6) Pelaksanaan evaluasi kegiatan workshop /kursus Bahasa Inggris
(7) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan workshop /kursus Bahasa
Inggris
e) Pengadaan fasilitas komputer:
(1) Pembentukan tim/kepanitiaan pengadaan komputer
(2) Pembuatan panduan pengadaan komputer
(3) Pelaksanaan pengadaan komputer
(4) Pelaksanaan evaluasi kegiatan pengadaan komputer
(5) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan pengadaan komputer
4) Pengembangan RPP bertaraf internasional
5) Pengembangan Bahan Ajar, Modul, Buku, dan sebagainya bertaraf internasional
6) Pengembangan Panduan Pembelajaran bertaraf internasional
7) Pengembangan Panduan Evaluasi Hasil Belajar bertaraf internasional

c. Pemenuhan Standar Proses bertaraf internasional:


1) Pemenuhan persiapan pembelajaran bertaraf internasional
2) Pemenuhan persyaratan pembelajaran bertaraf internasional
3) Peningkatan pelaksanaan pembelajaran bertaraf internasional
4) Peningkatan pelaksanaan penilaian pembelajaran bertaraf internasional
5) Peningkatan pengawasan proses pembelajaran bertaraf internasional

d. Pemenuhan Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan bertaraf internasional:


1) Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan (kepala sekolah) bertaraf
internasional
2) Peningkatan kompetensi tenaga pendidik (guru) bertaraf internasional
3) Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan lainnya yang bertaraf internasional

e. Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana bertaraf internasional:


1) Pemenuhan sarana dan prasarana bertaraf internasional
2) Pemenuhan sarana dan prasarana lainnya bertaraf internasional
3) Pemenuhan fasilitas pembelajaran dan penilaian bertaraf internasional

f. Pemenuhan Standar Pengelolaan bertaraf internasional:


1) Pemenuhan perangkat dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja dan kegiatan
sekolah
2) Pemenuhan struktur organisasi dan mekanisme kerja sekolah
3) Peningkatan supervisi, monitoring, evaluasi, dan akreditasi sekolah
4) Peningkatan peranserta masyarakat dan kemitraan
5) Pemenuhan pengelolaan sekolah berbasis TIK, e-learning, e-school, dll
6) Pengembangan perangkat administrasi sekolah (Program Aplikasi Sekolah)
7) Pengembangan SIM sekolah
8) Pengembangan standar ISO: 9001 tahun 2000 dan seterusnya
9) Pengimplementasian TQS (Total Quality Service)
10) Pengimplementasian TQM (Total Quality Manajemen)
11) Pemenuhan kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri
12) Pemenuhan kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional luar negeri
13) Pemenuhan kerjasama dengan dunia usaha
14) Pemenuhan kerjasama dengan lembaga lain yang relevan dalam negeri
15) Pemenuhan kerjasama dengan lembaga lain yang relevan luar negeri
16) Pencapaian/pemenuhan akreditasi sekolah

g. Pemenuhan Standar Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan:


1) Peningkatan sumber dana pendidikan dari pemerintah daerah
2) Peningkatan sumber dana pendidikan dari masyarakat/orang tua siswa/komite
sekolah
3) Pemenuhan pengalokasian dana sesuai kebutuhan
4) Pemenuhan penggunaan dana yang transparan dan akuntabel
5) Pemenuhan pelaporan penggunaan dana yang akuntabel
6) Pemenuhan dokumen pendukung pelaporan penggunaan dana
7) Pengembangan income generating unit/unit produksi/unit usaha sekolah
8) Pemenuhan penggalian dana dengan dunia usaha/industri

h. Pemenuhan Standar Penilaian Pendidikan bertaraf internasional:


1) Peningkatan frekuensi ulangan harian
2) Peningkatan pelaksanaan UTS
3) Pengembangan materi UAS bertaraf internasional
4) Pengembangan materi bertaraf internasional untuk ulangan kenaikan kelas
5) Pengembangan teknik-teknik penilaian kelas
6) Pengembangan instruman ulangan harian bertaraf internasional
7) Pengembangan instrumen ulangan kenaikan kelas bertaraf internasional
8) Pengembangan instrumen UTS bertaraf internasional
9) Pengembangan instrumen UAS bertaraf internasional
10) Pemenuhan mekanisme dan prosedur penilaian guru
11) Pemenuhan mekanisme dan prosedur penilaian oleh sekolah
12) Pengembangan perangkat pendokumentasian penilaian

i. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah:


1) Pengembangan budaya bersih
2) Penciptaan lingkungan sehat, asri, indah, rindang, sejuk, dll (tamanisasi)
3) Pemenuhan sistem sanitasi/drainasi
4) Penciptaan budaya tata krama “in action”
5) Peningkatan kerjasama dengan lembaga lain relevan bidang 6K
6) Pengembangan lomba-lomba kebersihan, kesehatan, dll.1

1
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-2), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, h. 20-22
Lampiran 10

JENIS LOMBA PERINGKAT TAHUN TINGKAT


1 Atletik O2SN Juara 3 21 April 2014 Kotamadya
2 Atletik O2SN Juara 3 4 April 2014 Kecamatan
3 Taekwondo Juara 1 dan 2 22-23 Maret 2014 Jabodetabek
4 Futsal High Scope Juara 2 15 Maret 2014 Jabodetabek
25 – 28 Februari
5 Futsal Hi Com Juara 4 Jabodetabek
2014
6 Basket Al Fath Cup Juara 4 24 Februari 2014 Jabodetabek
7 Atletik Al Izhar Cup Juara 2 15 Februari 2014 Jabodetabek
8 Try Out SMP Juara 1 8 Februari 2014 Jabodetabek
9 Membuat Cerpen Harapan I 9 Maret 2013 Kecamatan
10 Vokal Group Juara II 9 Maret 2013 Kecamatan
11 Cipta Puisi Balada Juara I 9 Maret 2013 Kecamatan
12 Pidato Juara I 9 Maret 2013 Kecamatan
13 Tari Saman Juara II 23 Feb 2013 Jobodetabek
14 Futsal Raffles Cup Juara 3 1 Des 2012 Jabodetabek
15 Written Test Juara 3 24 Nov 2012 Kecamatan
16 Kompetisi IPA Juara 3 25 Nov 2012 DKI Jakarta
17 Kompetisi IPA Juara 1 18 Nov 2012 Kotamadya
18 KompetisiMatematika Juara 3 28 Oktober 2012 Kecamatan
19 Kompetisi IPA Juara 1 27 Oktober 2012 Kecamatan
20 Quiz Juara 1 21 Sep 2012 DKI Jakarta
21 Futsal Juara 2 22 Sep 2012 Jabodetabek
22 Futsal Top Score 22 Sep 2012 Jabodetabek
23 Cerdas Cermat Juara IV Sep 2012 Kecamatan
24 Olimpiade Sain IPA Juara Mei 2012 Provinsi
25 Olimpiade Sain IPS Juara Mei 2012 Provinsi
26 Modrn Dance Juara 3 13 Februari 2012 Jabodetabek
27 Written test kelas 7 Juara 2 11 Februari 2012 Kecamatan
28 Written test kelas 8 Juara 2 11 Februari 2012 Kecamatan
29 Written test kelas 9 Juara 1 11 Februari 2012 Kecamatan
30 Story telling Juara 1 11 Februari 2012 Kecamatan
31 Speech Contest Juara 2 11 Februari 2012 Kecamatan
32 Wall Magazine Juara 2 11 Februari 2012 Kecamatan
33 Kompetisi IPA Lolos seleksi Oktober 2011 Provinsi
34 Sketsa Juara umum 19 Nopember 2011 Jabodetabek
35 Story Telling Juara I 19 Nopember 2011 Jabodetabek
36 Story Telling Juara II 19 Nopember 2011 Jabodetabek
37 Musikalisasi Puisi Juara III 19 Nopember 2011 Jabodetabek
Lampiran 10

JENIS LOMBA PERINGKAT TAHUN TINGKAT


38 Bulu Tangkis Juara III 19 Nopember 2011 Jabodetabek
39 FUTSAL Juara I 29 oktober 2011 Jabodetabek
40 FUTSAL Best Pleyer 29 oktober 2011 Jabodetabek
41 FUTSAL Juara harapan I 7 Oktober 2011 Jabodetabek
Jakarta
42 Modrn Dance Juara I 29 Januari 2011
Selatan
43 Tari Saman Juara I 22 Januari 2011 DKI jakarta
Jakarta
44 Modrn Dance Juara II 10-15 Januari 2011
Selatan
4-10 Desember Jakarta
45 Rics Futsal Cup III Best Pleyer
2010 Selatan
4-10 Desember Jakarta
46 Rics Futsal Cup III Juara III
2010 Selatan
47 Story Telling Juara I Desember 2010 Kecamatan
Jakarta
48 Debate Contest Juara II November 2010
Selatan
49 Sepak Bola Peringkat III 14-29 Juli 2010 International
50 Tari Saman 5-8 Agustus 2010 Nasional
Lampiran 11

INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (1) Manajemen

NO PROGRAM METODE PELAKSANAAN TAHUN KE KETERANGAN


1 2 3 4 5
09/10 10/11 11/12 12/13 13/14
1 Pengembangan Manajemen sekolah yang berkualitas internasional. Taggungjawab:
Kepala Sekolah
1.1. Pengembangan struktur dan keorganisasian Penerapan struktur dan keorganisasian sekolah 100 100 100 100 100 Perluasan: staff
sekolah pengembangan job description dengan job description-nya dengan perangkat humas,
pendukungnya kurikulum, ko lab
dan perpustakaan
1.2. Pengembangan manajemen berbasis sekolah Penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) 75 100 100 100 100
(MBS) dan POAC
dan Pengembangan manajemen POAC
1.3. Pengembangan managemen sekolah dengan ISO Sosialisasi, workshop dan implementasi 20 40 60 80 100
9001 VERSI 2000 managemen sekolah dengan ISO 9001 VERSI
2000
1.4. Pengembangan kerjasama dengan sekolah 1. In house trining sekolah internasional 25 50 75 100 100
internasional 2. Kerjasama akreditasi twins school
3. Kerjasama kurikulum sekolah internasional
1.5. Pengembangan pembelajaran secara efektif dan Tata kelola jadual dan penugasan guru 100 100 100 100 100
efisien
1.6. Pengembangan kerjasama dengan komite Memperkuat kerjasama dengan komite (FKOM) 80 90 100 100 100 Melibatkan dalam
(FKOM) RPS tahunan
1.7. Pengembangan unit-unit produksi/usaha di Pengelolaan unit-unit produksi/usaha di sekolah 85 100 100 100 100 Pengelolaan
sekolah (koperasi dan kantin) karyawan kantin
1.8. Pengembangan jaringan informasi akademik Pelatihan dan penerapan managemen sistem 25 50 100 100 100 Perlu staff
dan laporan berbasis database informatika karyawan
database
managemen
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (2) Pendidik dan Tenaga Kependidikan

NO PROGRAM METODE PELAKSANAAN TAHUN KE KETERANGAN


1 2 3 4 5
09/10 10/11 11/12 12/13 13/14
2 Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengelola sekolah Tanggungjawab:
berkualitas internasional Kepala Sekolah
2.1. Pengembangan solidaritas dan kerjasama 1. Pembinaan kerohanian (pengajian) 100 100 100 100 100
2. Kegiatan sosial (anjangsana, dana sosial)
2.2. Pengembangan studi lanjut guru dan tenaga Studi lanjut tenaga pendidik dan 20 40 60 80 100 20% studi lanjut
kependidikan kependidikan S2/ S3
2.3. Pengembangan ketrampilan Bahasa Inggris Pelatihan bahasa Inggris untuk komunikasi 20 40 60 80 100 Untuk semua guru
dan Komputer sehari-hari & tenaga pendidik
2.4. Pengembangan guru profesional melalui 1. Pelatihan multimedia pembelajaran 20 40 60 80 100 Tahun 2015 guru
sertifikasi pendidik 2. Pelatihan pengelolaan database sekolah Indonesia
3. Diklat Profesi Guru ditergetkan
bersertifikat
profesional
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (3) Pembiayaan

NO PROGRAM METODE PELAKSANAAN TAHUN KE KETERANGAN


1 2 3 4 5
09/10 10/11 11/12 12/13 13/14
3. Pengembangan pembiayaan untuk memenuhi standar biaya sekolah berkualitas internasional Tanggungjawab:
Kepala Sekolah
3.1. Pengembangan biaya pendidikan YBKSP 1. Sumber internal YBKSP Bakti Mulya 400: 20 40 60 80 100 Tarif internasional
Bakti Mulya 400 Pembiayaan pendidikan setara dengan
3.2. Pemanfaatan pembiayaan sekolah pelayanan 100 100 100 100 100
bersumber dari bantuan 2. Sumber eksternal: Upaya maksimal
3.3. Pengembangan kerjasama dengan sumber biaya pendidikan (pemerintah, 50 100 100 100 100
penyandang dana lembaga, pribadi, sponsor, alumni)
3.4. Penggalangan dana sponsor 100 100 100 100 100
3.5. Pengembangan potensi sekolah dan 25 50 100 100 100
lingkungan
3.6. Pengembangan kerjasama dengan alumni 25 50 75 100 100
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (4) Kurikulum

NO PROGRAM METODE PELAKSANAAN TAHUN KE KETERANGAN


1 2 3 4 5
09/10 10/11 11/12 12/13 13/14
4 Pengembangan Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berkualitas internasional. Tanggungjawab:
Waka Kurikulum
4.1. Pengembangan kurikulum tingkat satuan Mengadakan rapat kerja dan workshop guru 100 100 100 100 100
pendidikan dan MGMP untuk membuat pemetaan
4.2. Pengembangan kurikulum bidang studi SK,KD, membuat silabus, membuat RPP 75 90 100 100 100
4.3. Pengembangan silabus dan RPP bidang studi 100 100 100 100 100
4.4. Pengkajian kurikulum internasional 1. Mengadakan seminar, studi banding dan 20 40 60 80 100
kajian kurikulum internasional
2. Mengadakan pelatihan guru-guru
pengajar kurikulum internasional /studi
banding
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (5) Sarana dan Prasarana

NO PROGRAM METODE PELAKSANAAN TAHUN KE KETERANGAN


1 2 3 4 5
09/10 10/11 11/12 12/13 13/14
5. Pengembangan fasilitas pendidikan yang berkualitas Internasional. Tanggungjawab:
Waka Sarpra
5.1. Pengembangan lingkungan sekolah yang 1. Mengoptimalkan warga sekolah untuk 80 100 100 100 100
bersih, sehat berwawasan ekologis dan membuat lingkungan sekolah yang bersih,
kondusif untuk kegiatan belajar sehat berwawasan ekologis dan kondusif
untuk kegiatan belajar
5.2. Pengembangan laboratorium komputer, IPA 2. Kerjasama yang harmonis dengan 25 50 75 100 100
dan Bahasa stakeholder untuk menciptakan fasilitas
5.3. Pengembangan jaringan internet dan sekolah yang relevan, mutakhir dan 50 75 100 100 100
intranet berwawasan ke depan
5.4. Pengembangan teknologi multimedia dan 20 40 60 80 100
CCTV di dalam kelas
5.5. Pengembangan peralatan & modul 20 40 60 80 100
pembelajaran
5.6. Pengembangan perpustakaan 50 75 100 100 100
5.7. Pengembangan media pembelajaran 50 75 100 100 100
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (6) Proses Belajar Mengajar

NO PROGRAM METODE PELAKSANAAN TAHUN KE KETERANGAN


1 2 3 4 5
09/10 10/11 11/12 12/13 13/14
6 Pengembangan proses belajar mengajar yang berkualitas Internasional. Tanggungjawab:
Waka Kurikulum
6.1. Pengembangan inovasi pendekatan 1. Mengadakan pelatihan pengelolaan 80 90 100 100 100
pembelajaran pembelajaran dengan berbagai pendekatan
6.2. Pengembangan pengelolaan kelas mutakhir (quantum learning, the 100 100 100 100 100
6.3. Pengembangan penilaian berbasis kelas accelerated learning, multiple intelegence, 25 50 75 100 100
dan lain-lain)
2. Pemberdayaan MGMP tingkat yayasan,
tingkat kecamatan dan kodya
6.4. Pengembangan penelitian tindakan kelas/ Mengadakan kolaborasi antar bidang studi, 20 40 60 80 100
lesson study. team teaching dan lesson study
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (7) Sistem Penilaian

NO PROGRAM METODE PELAKSANAAN TAHUN KE KETERANGAN


1 2 3 4 5
09/10 10/11 11/12 12/13 13/14
7 Pengembangan sistem penilaian pendidikan yang berkualitas internasional. Tanggungjawab:
Waka Kurikulum
7.1. Pengembangan model-model penilaian 1. Pembinaan model-model penilaian 25 50 75 100 100 Kerjasama dengan
pembelajaran 2. Pelatihan penilaian berbasis kelas EQC
3. Pelatihan riset dan penelitian tindakan
kelas
7.2. Pengembangan instrumen tes Pelatihan intepretasi tes dan pengembangan 80 90 100 100 100 Perlu perangkat lunak
bank soal sekolah yang bermutu
7.3. Pengembangan uji coba test 100 100 100 100 100
7.4. Pengembangan bank soal sekolah 20 40 60 80 100
7.5. Pengembangan kerjasama dengan lembaga 20 40 60 80 100
penyelenggara tes nasional dan internasional
7.6. Pengembangan laporan hasil belajar Pelatihan komputerisasi penilaian 20 40 60 80 100
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (8) Kompetensi Lulusan
NO PROGRAM METODE PELAKSANAAN TAHUN KE KETERANGAN
1 2 3 4 5
09/10 10/11 11/12 12/13 13/14
8 Pengembangan standar kompetensi lulusan yang berkualitas internasional Tanggungjawab:
Waka Kurikulum
8.1. Pengembangan kriteria ketuntasan minimal 1. Penerapan belajar tuntas 100 100 100 100 100
(KKM) 2. Pengelolaan program remedial
3. Pembinaan kontinu siswa bermasalah
8.2. Pengembangan pengajaran remedial 100 100 100 100 100
8.3. Pengembangan prestasi akademik siswa Pembinaan siswa berprestasi akademik 20 40 60 80 100
dalam tim olimpiade atau sejenisnya
8.4. Pengembangan prestasi non akademik siswa Pembinaan siswa berprestasi non akademik 20 40 60 80 100
(seni dan olahraga) dalam kompetisi nasional
8.5. Pengembangan kecakapan hidup (life skill) Pembinaan performan siswa (karya tulis, 100 100 100 100 100
paparan, praktek, field trip, outdoor study,
home stay)
8.6. Pengembangan kecakapan Bahasa Inggris, Pembinaan kecakapan siswa melalui 25 50 75 100 100
Sain dan Teknologi Informatika berbagai kompetisi
8.7. Pengembangan prestasi ujian nasional Penerapan bimbingan belajar, try out, 100 100 100 100 100
klinik belajar
Lampiran 12

JADWAL KEGIATAN KELAS INTERNASIONAL


SMP BAKTI MULYA 400
TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010

JADWAL KEGIATAN CALON SISWA KELAS INTERNASIONAL

NO TANGGAL KEGIATAN
1 Kamis, 4 Juni 2009 Menyebar Undangan kepada calon peserta
kelas internasional
-Calon yang sudah terdaftar = 30 siswa
-Calon lain = 60 siswa
2 Rabu, 10 Juni 2009 Presentasi Program Kelas Internasional dari
Imperial Education Indonesia
3 Rabu, 10 Juni sd Sabtu 20 Juni 2009 Folow Up
-Penandatanganan dan Pengembalian Surat
Minat Siswa
4 Sabtu, 20 Juni 2009 Test Entry
5 Rabu, 24 Juni 2009 Pengumuman Hasil Seleksi
6 Jumat, 26 Juni 2009 Pemabayaran Program

JADWAL KEGIATAN SARANA PRASARANA DAN GURU KELAS INTERNASIONAL


NO TANGGAL KEGIATAN
1 Rabu, 10 Juni sd Sabtu 13 Juli 2009 Instalasi sarana dan prasarana kelas
internasional
2 Jumat, 26 Juni sd 13 Juli 2009 Pembahasan materi dan bahan ajar guru-
guru kelas internasional (guru SMP Bm 400
dengan Imperial Education Indonesia)
3 Juli 2009 sd Juni 2010 Training guru untuk sertifikasi TKT
Cambridge

PERKIRAAN LAUNCHING PROGRAM : 28 AGUSTUS 2009


Jakarta, 25 Mei 2009 M/
30 Jumadil Awwal 1430 H

Kepala SMP Bakti Mulya 400

Surdiyanta, S.Pd.
JADUAL KEGIATAN PPDB RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
NO NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. Persiapan Awal
1 Adaptasi/Adopsi kurikulum P P P P P P P P P
2 Melengkapi sekretariat dan ruang
server online RSBI P P P P P P
II. Sosialisasi
1 Pembuatan leaflet/ brosur P P P
2 Kunjungan promosi ke SD P P P P P P
III. Penerimaan Siswa Baru
1 Pembuatan perangkat admisntrasi P P P P P
2 Pengembangan soal tes PPDB P P P
3 Seleksi Administrasi P P P
4 Pelaksanaan Tes (Akademik dan Non
akademik) P
5 Pengumuman hasil seleksi PSB P
IV. Persiapan Sumberdaya Guru
1 Pemantapan Bhs Inggris untuk guru
kelas internasional P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
2 Administrasi KTSP Plus muatan RSBI P P P P
3 Tes TOEFL/ peer teaching untuk
pengajar Kls Internasional P P P P
V. Penempatan siswa RSBI kelas VII
JADUAL KEGIATAN PERSIAPAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
NO NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. Persiapan Awal
1 Bedah kurikulum
2 Pembuatan sekretariat dan ruang server
online RSBI
II. Sosialisasi
1 Pembuatan leaflet/ brosur
2 Kunjungan promosi ke SD
III. Penerimaan Siswa Baru
1 Pembuatan perangkat admisntrasi
2 Pengembangan soal tes PSB
3 Seleksi Administrasi
4 Pelaksanaan Tes (Akademik dan Non
akademik)
5 Pengumuman hasil seleksi PSB
IV. Persiapan Sumberdaya Guru
1 Training Bhs Inggris untuk guru kelas
RSBI
2 Administrasi KTSP Plus muatan RSBI
3 Tes TOEFL untuk pengajar RSBI
V. Penempatan siswa RSBI kelas VII
JADUAL PELAJARAN KELS 7 (KELAS INTERNASIONAL)
SMP BAKTI MULYA 400
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
06.30-07.10 BIOLOGI MATEMATIKA OLAH RAGA GEOGRAFI FISIKA
07.10-07.50 BIOLOGI MATEMATIKA OLAH RAGA GEOGRAFI FISIKA
07.50-08.30 BHS INGGRIS BHS INDONESIA FIQIH BHS INDONESIA MATEMATIKA
08.30-09.10 BHS INGGRIS BHS INDONESIA PLKJ BHS INDONESIA MATEMATIKA
09.10-09.30 ISTIRAHAT
09.30-10.10 MATEMATIKA BHS INGGRIS BHS INDONESIA TATA BOGA BP/BK
10.10-10.50 MATEMATIKA BHS INGGRIS BHS INDONESIA TATA BOGA ELEKTRONIKA
10.50-11.30 AGAMA ISLAM SENI MUSIK ALQURAN KOMPUTER ELEKTRONIKA
11.30-12.10 AGAMA ISLAM SENI MUSIK ALQURAN KOMPUTER PKN
12.10-12.50 SHOLAT DZUHUR PKN
12.50-13.30 BHS MANDARIN FISIKA SEJARAH EKONOMI
SHOLAT JUMAT
13.30-14.10 BHS MANDARIN KIMIA SEJARAH EKONOMI

CATATAN: Pelajaran yang diberi warna merupakan pelajaran yang mendapat muatan
kurikulum internasional
JEJARING INTERNASIONAL
SMP BAKTI MULYA 400
TAHUN 2012-2014

20 - 30 Januari 2012
• Mengikuti Brotherhood Leadership Camp di Turki
25 Maret - 2 April 2012
• Mengikuti Indofest Adelaide
26 April - 5 Mei 2012
• Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di Ceceli Okullari Ankara Turki
• Penandatanganan MoU di Kedubes RI Ankara Turki
18 Oktober 2012
• Mendapat kunjungan guru-guru sekolah Thailand
• Mendapat kunjungan Sekjen ASEAN
7 - 13 Februari 2013
• Homestay siswa Ceceli Okullari Ankara Turki di SMP Bakti Mulya 400
22 -31 Maret 2013
• Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di Hallet Cove Adelaide Australia
16 - 21 Juni 2013
• Kunjungan dan kesepakatan kerjasama Elliot Primary School Adelaide
dengan SMP Bakti Mulya 400
18 Juni - 6 Juli 2013
• Mengikuti festifal budaya di Ferrierre Italia
11 - 19 Mei 2014
• Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di St Luke Grammar School Sydney
Australia
KEGIATAN NETWORKING INTERNASIONAL

• Mengikuti Brotherhood • Mengikuti Indofest • Homestay siswa SMP


Leadership Camp di Turki Adelaide Bakti Mulya 400 di Ceceli
Okullari Ankara Turki
• Penandatanganan MoU
di Kedubes RI Ankara
Turki

20 - 30 25 Maret - 2 26 April - 5
Januari 2012 April 2012 Mei 2012

• Mendapat kunjungan • Homestay siswa Ceceli • Homestay siswa SMP


guru-guru sekolah Okullari Ankara Turki di Bakti Mulya 400 di Hallet
Thailand SMP Bakti Mulya 400 Cove Adelaide Australia
• Mendapat kunjungan
Sekjen ASEAN

18 Oktober 7 - 13 22 -31 Maret


2012 Februari 2013 2013

• Kunjungan dan • Mengikuti festifal budaya • Homestay siswa SMP


kesepakatan kerjasama di Ferrierre Italia Bakti Mulya 400 di St
Elliot Primary School Luke Grammar School
Adelaide dengan SMP Sydney Australia
Bakti Mulya 400

16 - 21 Juni 18 Juni - 6 11 - 19 Mei


2013 Juli 2013 2014
Lampiran 15

KEGIATAN NETWORKING INTERNASIONAL

• Mengikuti Brotherhood • Mengikuti Indofest • Homestay siswa SMP


Leadership Camp di Turki Adelaide Bakti Mulya 400 di Ceceli
Okullari Ankara Turki
• Penandatanganan MoU
di Kedubes RI Ankara
Turki

20 - 30 25 Maret - 2 26 April - 5
Januari 2012 April 2012 Mei 2012

• Mendapat kunjungan • Homestay siswa Ceceli • Homestay siswa SMP


guru-guru sekolah Okullari Ankara Turki di Bakti Mulya 400 di Hallet
Thailand SMP Bakti Mulya 400 Cove Adelaide Australia
• Mendapat kunjungan
Sekjen ASEAN

18 Oktober 7 - 13 22 -31 Maret


2012 Februari 2013 2013

• Kunjungan dan • Mengikuti festifal budaya • Homestay siswa SMP


kesepakatan kerjasama di Ferrierre Italia Bakti Mulya 400 di St
Elliot Primary School Luke Grammar School
Adelaide dengan SMP Sydney Australia
Bakti Mulya 400

16 - 21 Juni 18 Juni - 6 11 - 19 Mei


2013 Juli 2013 2014
Lampiran 16

YAYASAN BADAN KERJASAMA PENDIDIKAN (BKSP) BAKTI MULYA 400

SMP BAKTI MULYA 400


RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)
Jl. LINGKAR SELATAN PONDOK PINANG KEBAYORAN LAMA JAKARTA
TELP.(+621)7658790 Website : www.baktimulya400.com E-mail:smp@baktimulya400.com

EVALUASI PENYELENGGARAAN KELAS INTERNASIONAL


PT IMPERIAL EDUCATION INDONESIA
Juli 2010

Beberapa hal yang belum terwujud/ perlu diperbaiki/ ditingkatkan:

I. BELUM TERWUJUD

(a). Menyusun dan melakukan classroom observation, Cambridge Curriculum training, Class
management training dan Quality control

(b). Affiliasi dengan menyiapkan satu atau lebih partner sister school di Negara asing seperti United
Kingdom, Malaysia, Australia, Singapura dan lain-lain

(c). Melakukan academic pedagogy dan strategy training

(d). Memfasilitasi untuk ujian checkpoint dan ujian ICGSE

(e). Menyediakan prasarana promosi dan pemasaran

II. PERLU DIPERBAIKI/ DITINGKATKAN

(a). Data guru (curriculum viteae) guru kelas internasional

(b). Silabus dan rencana pembelajaran oleh guru internasional

(c). Ketrampilan guru dalam pengelolaan kelas

(d). Kesiapan sarana dan prasarana dalam kelas

(e). Penggunaan multimedia dalam kelas (labtop, infocus, ebeam)

(f). Perlu memberikan laporan prestasi siswa secara berkala

(g). Format raport agar lebih memuat komponen yang dinilai dan dengan tampilan yang lebih elegan

(h). Melanjutkan training guru-guru local sesuai dengan subject SBI secara berkala berdasarkan times
table selama setahun dan mengantarkan guru-guru untuk mendapatkan Cambridge TKT
Certification

(i). Mengadakan pertemuan antar guru local dan internasional secara berkala (sebagaimana
kesepakatan sebelumnya dilaksanakan tiap Senin jam 9.30)
NO KEGIATAN PERMASALAHAN SOLUSI KETERANGAN
1 Kualifikasi guru -Belum ada guru IT -semua guru harus S1
-Guru masih belum -perlu guru yang
S1 (Biologi, Kimia) berpengalaman
-Guru fresh graduate -perlu micro teaching
(Matematika) sebelum ditugaskan
2 Lesson plan -Silabus sudah ada -harus menyerahkan
tapi lesson plan lesson plan sebelum
belum ada mulai KBM
-perlu dikoordinir untuk
dijilid dan diserahkan
kepada sekolah
3 KBM Miss Mega: -dievaluasi kembali
-Pengelolaan kelas penempatannya
masih kurang baik
-Suara terlalu pelan
-Materi cukup
-Bhs Inggris cukup
Mr Edi: -membuat perencanaan
-sudah ada progress KBM sampai evaluasi
dari performan dan disampaikan ke
sebelumnya sekolah
-tugas belum
direspon siswa dg
baik
-belum melakukan
penilaian dan soal
penilaian sendiri
Mr Mike: -membuat perencanaan
-dapat menguasai KBM sampai evaluasi
dan diterima siswa dan disampaikan ke
dg baik sekolah
ANGGARAN RSBI TERBARU
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010, 2010/2011 DAN 2011/2012
Asumsi: 1 kelas RSBI dengan 25 siswa
NO ANGGARAN KUANTITAS UNIT BIAYA PER UNIT TOTAL BIAYA WAKTU
A BIAYA INVESTASI
I. Persiapan Awal
1 Bedah kurikulum 4 bidang studi (4 pert X 8
32 pertemuan Rp 100.000 Rp 3.200.000
guru)
2 Pembuatan Sekretariat (renovasi ruang ganti
guru)
Ac Samsung 1 Pk 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
Kusen 1 unit Rp 3.500.000 Rp 3.500.000
Cabinet (lemari dokumen) 2 unit Rp 2.000.000 Rp 4.000.000
Kursi 5 unit Rp 1.500.000 Rp 7.500.000
Meja Kerja 5 unit Rp 750.000 Rp 3.750.000
3 Ruang server online/acces point (di loby) November- Desember 2008
1 ruang Rp 12.000.000 Rp 12.000.000
penyekat dan mebeler
4 Pc Dekstop : Intel Pentium Dual Core 3.0
Ghz, 2 Gb DDR2 Pc 5300, 250 Gb Hdd Sata
1 unit Rp 7.000.000 Rp 7.000.000
Raid, 7200 rpm, VGA Ati Radeon 512 MB, Lcd
Acer 19' Crystalbrite,
LCD Monitor 17' Acer 2 unit Rp 1.900.000 Rp 3.800.000
Wireless D-link ( Acsess Point outdoor ) 1 unit Rp 650.000 Rp 650.000
Vga Spliter for Client 1 unit Rp 550.000 Rp 550.000
5 Studi banding ke RSBI lain 2 sekolah Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
SUB TOTAL Rp 59.950.000
II. Sosialisasi
1 Pembuatan leaflet/ brosur 4 rim Rp 500.000 Rp 2.000.000
Pembuatan profil sekolah multimedia 1 master Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
50 copy Rp 50.000 Rp 2.500.000
Januari-Februari 2009
2 Kunjungan promosi ke SD (10 SD x Rp
10 sekolah Rp 1.000.000 Rp 10.000.000
500.000)
3 ATK terkait sosialisasi 1 perangkat Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
SUB TOTAL Rp 19.000.000
III. Penerimaan Siswa Baru
1 Formulir dan ATK PSB 50 siswa Rp 50.000 Rp 2.500.000
2 Insentif Panitia PSB 12 anggota Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
3 Pengembangan soal tes PSB 4 bidang studi Rp 300.000 Rp 1.200.000 Februari-Maret 2009
4 Tes psikologi (Rp 120.000 x 300 calon siswa) 50 siswa
Rp 120.000 Rp 6.000.000
SUB TOTAL Rp 21.700.000

B. BIAYA RAFFLES INTERNATIONAL CONSULTANCY


TAHAP I:
Classroom Observation, English training,
1 Cambridge curriculum training, Class 40 minggu paket Rp 90.000.000 Jadual terlampir
Management training & Quality Control
2 Smartboard 77-inch & full training 1 unit paket Rp 60.000.000
HeuLabs Fun with Construction (Software
3 1 unit 20 paket lisensi Rp 20.000.000
Smartboard dari DEPDIKNAS Singapore)
4 Cambridge TKT Certification (Certifikasi dalam negosiasi jml guru
10 guru paket Rp 4.000.000
bahasa inggris dari Cambridge)
SUB TOTAL Rp 174.000.000
TAHAP II:
Training Cambridge content dengan
23 minggu paket Rp 60.000.000
1 Smartboard dan E-Learning content
AskNLearn E-learning content (Cambridge E-
2 tahun paket Rp 70.000.000
2 Learning content utk guru dan murid)
SUB TOTAL Rp 130.000.000
TAHAP III:
1 Academic Pedagogy and Strategy training 20 hari paket Rp 55.000.000
2 Buku Cambridge pegangan siswa (25 siswa) 6 bidang studi Rp 2.250.000 Rp 56.250.000
SUB TOTAL Rp 111.250.000

C BIAYA UNIVERSITY OF CAMBRIDGE


1 Biaya Pre Registration Inspection 350 £ Rp 16.500 Rp 5.775.000 sekali saja
2 Biaya Centres Registered 1080 £ Rp 16.500 Rp 17.820.000 tergantung waktu persetujuan
3 Annual fee 2160 £ Rp 16.500 Rp 35.640.000 th pelajaran 2009/2010
3 Ujian Checkpoint 3 pelajaran (25 siswa) 13,06 £ Rp 16.500 Rp 16.161.750
4 Ujian ICGSE 6 pelajaran (25 siswa) 33,65 £ Rp 16.500 Rp 83.283.750
SUB TOTAL Rp 158.680.500
RINGKASAN ANGGARAN RSBI
SMP BAKTI MULYA 400
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
NO BIAYA KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
A. BIAYA INVESTASI
1 Persiapan Awal Rp 79.450.000 Rp 25.900.000 Rp 25.900.000
2 Sosialisasi Rp 19.000.000
3 Penerimaan Siswa Baru Rp 64.200.000
4 Persiapan Pendidik Kelas RSBI Rp 83.600.000 Rp 63.200.000 Rp 63.200.000
5 Persiapan Guru Non RSBI Rp 9.500.000
B. BIAYA UNIVERSITY OF CAMBRIDGE
1 TEACHERS SALARY Rp 136.000.000 Rp 136.000.000 Rp 158.400.000
2 MANAGEMENT Rp 156.000.000 Rp 156.000.000 Rp 171.000.000
3 EXAMINATION Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 138.125.000
4 STUDENTS SELECTION Rp 15.000.000 Rp 26.000.000

JUMLAH Rp 582.750.000 Rp 401.100.000 Rp 582.625.000

JUMLAH TOTAL Rp 1.566.475.000


PER TAHUN (TIAP SISWA) Rp 62.659.000
PER BULAN (TIAP SISWA) Rp 1.740.528
STUDENT INCOME
INTERNATIONAL CLASS PROGRAMME SMP BM 400 (SBI)
PERIOD 2009/2010

For 25 Student. TH. 2009-2012

NO. ITEM STU UNIT YEAR VII, VIII, IX

1 Regristration 25 Rp - /entry Rp -
2 Course Fee 25 Rp 27.012.839,51 /entry Rp 675.320.987,65
3 Commisions 25 Rp - /exit Rp -

T o t a l Rp 675.320.987,65

4 Estimated Course Fee Rp 27.250.000,00


( Pembulatan )
Lampiran 18

SARANA PRASARANA

1. Ruang Tata Usaha 17. Ruang Kelas Ber-AC dan LCD


2. Ruang BP/BK 18. Laboratorium Fisika
3. Ruang OSIS 19. Laboratorium Biologi
4. Ruang Tata Boga 20. Laboratorium Elektronika
5. Ruang Foto Copy 21. Laboratorium Bahasa
6. Gudang 22. Laboratorium Matematika
7. Kamar kecil/WC 23. Laboratorium Agama/ IPS
8. Kantin 24. Laboratorium Komputer
9. Koperasi 25. Ruang Kepala Sekolah
10. Perpustakaan 26. Ruang Wakil Kepsek
11. Sarana Olahraga 27. Ruang Guru
12. Audio Kelas 28. Ruang UKS
13. Free HotSpot 29. Ruang Audio Visual
14. Internet 30. Ruang Aula
15. Taman 31. Musholla
16. Gedung Sekolah 3 lantai
DENAH RUANG

DENAH LANTAI II

GUDANG TANGGA TANGGA GUDANG TOILET

AULA / MUSOLLA
TERAS

DENAH LANTAI III


Cambridge Teaching Knowledge Test (TKT) Training (PHASE I)
Expected period of completion 3-6 months

Day Week Description Consultants


English
Mathematics
Information technology
Subject sharing for day with respectective teachers (round 1)
Chemestry
Physics
Tue, 16 th Feb '10 Week 1
Biology
Setting of test and Examinations (round 1)
(tables of specification, paper outlook, marking scheme)
Teachers to set one subject paper and present and discuss
(examination paper, marking scheme, item analysis)
Module 1:
Tue, 23th Feb '10 Week 2 Lesson 1: Describing language and langauge skills
Tue, 2nd Mar '10 Week 3 Lesson 2: Background to language learning
Tue, 9th Mar '10 Week 4 Lesson 3: Background to language teaching
Tue, 16th Mar '10 Week 5 Classroom observation
Module 2:
Tue, 23th Mar '10 Week 6 Lesson 1: Planning and preparing a lesson or sequence of lessons
Tue, 30th Mar '10 Week 7 Lesson 2: Background to language learning
Module 3:
Tue, 6th April '10 Week 8 Lesson 1: Teachers' and learners' language in the classroom
Tue, 13th April '10 Week 6 Lesson 2: Classroom management
Tue, 20\th April '10 TKT Examinations
Week 9
Examinations will be held at the Cambridge Head Office
English
Mathematics
Information technology
Tue, 27th April '10 Week 10 Subject sharing for day with respectective teachers (round 2)
Chemestry
Physics
Biology
Setting of test and Examinations (round 2)
(tables of specification, paper outlook, marking scheme)
Tue, 4th April '10 Week 11
Teachers to set one subject paper and present and discuss
(examination paper, marking scheme, item analysis)
Tue, 11th April '10 Week 12 Observation of teachers and feedback to principal/ board member
Iruepulv leqesuued uasoc 'I
:uusnqrueJ
8/000z8t00tIr'I^IrN t00 t €0t66 r 600r9966t 'dIN
qeuerNl sll
/- -^*;*u:::
"i-,,r)rlfr)
/
Twtrk{/
'uoqoued u*llplpuoduarueleuu,rnqele'ueyl
' q M. LurD[D lD. nlu0 lD s sDfu|
"td|
'rllsEI euilJol
uoldecnip e,(uuurleq.tecl selu 'uolledues u,(es rur uuuoqotu;ed uerryueq
' uu1.r rdurel e,(es ue8uequrlred r.l
lesccituci Bqeq te8uqe 5
t_
. )'J rJ Burqrurqurad
",t
Lt uu ')6"tt^!15 iV\ Surqurrqrue6
I Hurclurqued
- "'r"t/0W +g :
:r.re)lnsnrp 3uu( rsdlrlg Surqunqrued uesoq
s fl- " nB^{sls (usuqug)
IBnl{alolul lul;duy
uu>18uuq ure8uetr41 urBIBp 1unBrr111g ruur8or4 uarua fuuuy41 sull^Jl{aJ[,,
:Wlepu uulnlerp 8ue,( rsduls lnpnlundepy'eusluf
qe11n1u,(eprg3ue,(g Nfn (l e1e"4g) 1-5 urerSo;d uu>pesele,(uaru 1e.le,{s nles
qules re8eqes 'rsduls ue8ulqurq leJns uuuoqorued uelnlu8ueru rur ue8ueq
(uude1e6) 11n JelseIUos
uu)rprpued ueure feuutr41 rpoJd/uesnJnI
8I,OOOZBIOOIII I^IIN
qeu€rlsl sll euuN
rur r4el\uq rp ueEuel upueuoq Suen
'q.^ 'J\r wnltDlD, nruDpssv
1edue.1
lp
uenrnEey uup qe,(rqrel ntull sellnluC
uee./trsrsBrleIue) ? Iruopely 8uqqn5 'ey
'u11epude;
rsdrrl5 ue8urqurg I€qrJed
lesodo;6 se{req nl€S ue;rdurel
yl1zuenrqeC r0 ?U€Iet u,ueurlsJ JOTUON
lsdluys NV9Ntgt,tts IVuns NVNoHol tuSd
leH elsauopul ZLrgL lend9 aO oN epuenf.H t.f
t0 : :rsr^au oN vlll
'161
yqlel
(ur) ruuor
0l0Z laJef1 I : VIUVYVT NIN
: ueunloo'oN VhIVCV NVIU=IIN=IAI]Y
o0
\E->
'\-f-
.o
E
\ ft)=
ui
O EE
qr
(B
!
EI
H
o0
.(] : -\_ \ l
(1
()
lri
+r
(c
Lr
63
(
O.
LA @ tr)
a. (Bd
I
.t
I tr6
re
tr-
.+
ca \o (r)
-(L) co oo N N $
lu *q F- t--
>' r- \o
tr-
ri
I
V
E4 rv (,
FA tro
CgEr
-d-
N c.i N o\ o\
H N co
z
a
+Y E/]
r+
.l
,= tu (/)
J F.
d
bI) oi ()
.t
.r 6l
,.1
-m $r
(u ! C.I
.v(s
d
9
q qh
F (d
i- bo u N %
q)d
€K \s
(r) q)
i _J
bOJ?t +i E.F ! a
() .=
oZa- l-i
'9*y
%6 +
;t;
L
L
cU i<
:4d-2.
:'
.o -= T\
liHv\
{r-
:l
\) I4i
\i Fr;
rli=
-LUF
-otr*(E .u;
-nJ
h\ dF-
V: UU)
Soo "AC hr ).^v H
gocs+^>,
f-^o2za'
!
EEF BF S- "Eo C/]\
+r boi {r! aSQ =
+.i vu N
!F
Nco 'E
Rl co tr
-co'ii]=t-
(soq(dr^' E;)
*t
m
co
ctr
-o iJi
s6
q)v
*c) {*-:
^=A <fi[ '-1
h
.O m ir' \- a)CS cdROO
5.tr HZ rJsi
i riv
AsE ol
$ a/)
HR€
-F<
-1
Z1 i^A Sol €t-r b"o Nd "d"G H
q^
\61 dca 5
Lrd
,!v (/) VE Qs cn SPq
.=\c<
Ei al =
oll a!
s\9. q xts 1i r- 5S%
f!:.^
cd-=i. dl
aPot Eh EN$
xGt.^
.i
ri
= CU E.l u \J ol 6 S'; A6--! @
ty:b0b0 '=v '9Y cd P)= s h",'
--o-o !:
Ei:r
:YS?
L.J r. i ll$
.=$(, oc :*E rY
X'r'C) \:-i
J-
!;=5"o =a.=.= -
+r Lrr F<JZ ai 5du.E
=
cs=!9b6 o
zz 4 4 d c z N ca
-{- tr) \o
--d.*,
\J- re. -€ -r- -)-p
<>- G
* s \\
=t:
-Er _
q \ l
\
oo
N
s
q .+
tr-
C..l
(r-
oo \o co o\ \o N .+ ca \o
\o
Ir- s
aA
o\
n
(.'I
N
I
o.l
oo
o\ \o N ca
N
N o\ ol
.+
c\
tr)
o\ O N $ \o
N
c.l
cn
.* cO
6l
cn ca
N (\
o\ oo /{
.t s-9 o\ 'a
: q t. no
Fi :(, SN N xcl 63
u GN I ?4
P
Lr G,. -v o -:
(6
j4 u
.\r d r,: s
,\e SN v! tq, 3A S Qcr
:i!
M
|,-
x
CB s- -.i
Boo B- \ $
bo= q-v
'FS :X
tri c.l qo F
x:
!
ST
,lu
o
\ -R
\o> U1
A6
\ t< SE NO
liso bb
t\
{l
*o aa
=
"x
!o
c.r
a) \ \./ \) N.t *l- - ,.{ r- bO
v.3
tr
ar ia {
Son
tr <oo -Aa , BO\ S$E € .S o.r
!
!
\oo S c'l \O
yt{ S F> q q L.i
u t-- Scs
S.t vN
S9 s- Ca- tril SEE
Cd
EQo q
qJ^
sc{ .E:
*\< (JF
'; co qJH s!s id
boi
o0q t6
iu
u_o
q)- !vd
sSF-n M= -J'o\c-l uL
I
NX s
SP
.si
,{ -q a)- c6 -V o* bu s c-.1 bo
$sssv cd -oo
ul
NK S$*r s9
rrl ro $o\ %(g
\-(€ \cd -\r i
istr - c/)
P(, \i I!
-oo otJ ,< 6Oi Nd a) .:=oo
o\ ag *-v
$L
Xc) sse s* M
E9 ca \g
.s9
-o z.-
q)* u) t)-
!Lr .= >.
$in 'd' b! $B
Y- .i() s" fucn ,o\ !i oa l-r
sc)
\F< -cg trE ^q) > .:' o\
q
oi- ssE
F\(,
U+j()
'S)
t.g cd
-v6
cg
a-a oo B'* i. ;i q)
s r\
.B i< N'E -o F; Le
:: LI
o< Erl] =s) bo !s Nq-:
-()
s\J 9U
\P
\;;
<tr-r A3\r .-
N ".<
->) N ss Qg =;6 5S
*U
-ll
asi
=-l
B6 trcd
No4 =o_v
(J }J cS tr-
o ,lz am d(- -rR rid
0a H.{ (shJ
=.o ^o\ \J ot
-\4 o\
,$'od
jo A(oo
.V oid
Eil=^n
()cd E.-
! 3* ='o ti-^o\ oea
o> -,: a c \ No Eu
CS
i \-, J..
.O ol
tro tr
ots
oo- o \(d cr,
FdE ,NS' ;z !'S
-i aiS* oo
ih .ibi -\<i
!z ()
JZS (Bs
.. fri
.r il .=
s>
Ft
b{
E.:U
lrl as ooE 1i $H
()Ea-
gs a-u !u
c:v sb
63
EA-*s--c tr-v
'E
cdo qc
()r: LIJ 1\ 9pB
'E dl q-E HE X o-c sm
rr. a -y/ EO
(Ba
VJ
'HRto x.o
E
E*-r
li *E .ii
r!v
Ets
ai
}H
Hd -P x&
dE
cd Or
:E co=63 za
A s$ I 5> 6> .4$Fl
IE a- -c <6 >€38 AM
,=
F3
c6
or{ .:
IE tr.
Q.l
N c.l <. tal \o tr- oo o\
tr- oo o\ N
# \=1 \r- H -?:: +\< $ >s >+a ) \/
\
i
s
L.
--.>
C c
cO
$
o' + N $ t-- N
N o\ tr- cn c.'l
tr) tr-
6l
ca
\o
t-r a o\
r-
(\ oo cn ca ca $ cA
N N N ca cr.) cA cn \i
ca
ll t
-l (d 'i^.\l
(sl
(dl j F !v
Eca $rr
6
al E
.ox >.
lJ<
\-: q1 3
csl
'5o8= ij L - $lr ": cG
oo-= 'llcd k o* .x ;1
(sd
H3-i
a q. .$@ SX
'r.l
E s^x !
!o
J1
F-) M.: <5
13t
0)l N .H'E -'S
'av *r s-E .^61 .=Cj)
cB. CU YO
\l
< q* tQo
.S
'F
cd Gi
\)- SY i-
o\o Jid .s a'
Ql=
al o si'-: (dcu
o- oo
G.t a- 0-)
"Y^l s\f, So
q)
OI N d'tr+ uo, >. </ $c{
SUrE€ $ca < c-.1
,d\
9l .-
Nt qi..i E= H So Q-^ A:N 11. A 9U S
>t s.3E Q+ S ,''1 .2 v) () -'r
^a.)
=l J!c -s3e'
tvEsi(.)_c. ss{
Q9 $E o.g a5
'ti
t-g
OI E.'Y
h < 0);-i sS \CB
PI
gl\o
(,I

.Fi N^^'9 .H
.\rY*
El$q- 'E. o F!
,Fs
^v

(ttv
Pg
\,)
'Sr
!
l*-
dl<
tro-
O .r *r
o0 bt
ol b{
Cd
€sH A lOU =\ \l-
-Cg
F9
.Bo c)= J(S
dc
bot <\J
j" O\o o r,z
xA CBH
Qi -V
<.'A
4tr,
H'E.54 o 5 !: ,-
CB
-I iJtr)
Lt
tiI,E
l9
>S s .qoiN rr*
"r<
EO
jv
E=
tr.i 3e
b0'= JN Fcd
8i..
S
Bt-c c6
ti9\i 'rr
-Yl dl
gl';l 9\H '=q E& </ .:
.)o
C! tr Ed o
HI oi zl E> HY CAE
a
Soo
[i
=l.E
€* 9or L (g t-is
-o*d 9N (B oo=
ss ie
rr aa
>..:
?t".r !-V
a(g
.E c-: rl-
U) \i
-B a ol tsa -,f \O
.g EYI -.CeaH
ru Ft ul 'i S.i H PI-. E9 U)e
(S a) -'!
-rCl
#
!rd-
\<lPE ))) trh\i E i= 6Jh X it-
., A-\) qrn\o
>.6 IE
N ,4\iJ-C
(d
OcoO l- z{.H 6C aq
N ca $ tr) \o r- oo o\
c.l N CN N N N ol N ca
FOTO FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai