Anda di halaman 1dari 146

STRATEGI KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU


DI SMP AL-SHIGHOR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
DEDE ANIK FH
NIM. 106018200744

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M
LEMBAR PERI{YATAAN PENULIS

Bi smi IIahir r amanir r oim

Sayayang bertandatangan di bawah ini :

Nama DedeAnik FH.

NIM r06018200744

Fakultas/Jurusan FlTl?KependidikanIslamManajemenPendidikan

Judul Skripsi StrategiKepalaSekolahdalamMeningkatkanKinerja

Gurudi SMPAl Shiehor

Dengan ini menyatakan :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang penuiis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah
penulis cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Flidayatullah Jakarta

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya penulis,
maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

Jakarta,14Agustus2011
LEMBAR PENGESAIIAN
*

STRATEGI KEPALA SEKOLAH


DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU
DI SMP AL-SHIGHOR

SKRIPSI

, DiajukanKepadaFakultasIlmu TarbiyahdanKeguruan
MencapaiGelarSarjanaPendidikan(S.Pd)
UntukMemenuhiSyarat-syarat

DisusunOleh:
DedeAnik FH
NIM. r060t8200744

Pembimbing:

Drs. Rusvdv Zakaria. M. Ed. M. Phil


NIP. 195605301985031002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JIJRUSANKEPENDIDIKAN ISLAM

X'AKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
20ll
LEMBAR PENGESAHAII PANITIA MUNAQOSAH

Skripsi yang berjudul "strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan


Kinerja Guru di SMP Al-Shighor", yang disusunoleh Dede Anik FH, NIM:
106018200744, 2011dantelahditerima
telahdiujikanpadatanggal16 September
dan disahkanoleh DewanPengujiSkripsiFakultasIlmu Tarbiyahdan Keguruan
UniversitasIslam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.Skripsi ini telah diterima
sebagaisalah satu syaratuntuk memperolehgelar SarjanaProgramStrata(Sl)
padaJurusanKependidikanIslamProgramStudiManajemenPendidikan.

2011
Jakarta,20 September

Panitia Munaqosah,

Tanggal Tanda Tangan

Ketua
Drs.RusydyZakaria.M. Ed. M. Phil
198503| 002
NIP. 19560530

Sekretaris
Drs.Mu'arrif SAM. M.Pd
NIP. 19650717 1994031 005
4/-rr
PengujiI
Drs.Akbar Zainudin.MM
,t /u lru
PengujiII
Drs.Mu'arif SAM. M. Pd
NIP. 19650717 199403I 005 :4i'!\
Mengetahui,
Dekan f,'akultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
* UJI REFERENSI

Seluruhreferensiyang digunakandalampenulisanskripsiyang berjudul"Strategi

KepalaSekolalahdalamMeningkatkanKinerja Guru di SMP Al-Shighor", yang

disusun oleh Dede Anik FH. 106018200744,Program $tudi Manajemen

Pendidikan,JurusanKependidikanIslam, FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan,

UniversitasIslam Negeri Syarif HidayatullahJakarta,telah diuji kebenarannya

olehdosenpembimbingskripsipadatanggal14Agustus2011'

Jakarta,14Agustus2011
DosenPembimbing'

198503
NIP. 19560530
ABSTRAK
Dede Anik FH. NIM : 106018200744. Strategi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Al-Shighor. Skripsi. Jakarta: Program
Studi Kependidikan Islam, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk strategi
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor, “Ma’had
Al-Shighor Al-Islamy Al-Dauly”, Desa Ender, Kecamatan Pangenan, Kabupaten
Cirebon, 45182
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif yang didukung pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
studi dokumentasi. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah: Ketua Yayasan,
Kepala sekolah, 4 orang guru, komite sekolah, dan 2 orang wali murid. Jawaban
wawancara tersebut diklasifikasi dan dikategorisasikan berdasarkan aspek dimensi
masalah selanjutnya dianalisis serta diinterpretasikan secara deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa strategi peningkatan
kinerja guru yang dilaksanakan oleh kepala sekolah SMP Al-Shighor
menunjukkan hasil yang baik dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari berbagai upaya
atau langkah-langkah yang telah dilakukan diantaranya ; pembinaan kinerja guru
melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), serta mikro teaching; pembinaan
disiplin guru melalui penerapannya yang bersifat konstruktif; pengendalian dan
pengawasan melalui rapat evaluasi kerja mingguan; motivasi & penghargaan
berupa beasiswa pendidikan, short course ke pare dan parwisata religi/ziaroh wali songo
gratis setiap tahunnya; serta penanaman komitmen dengan menerapkan tujuh
komitmen sebagai upaya mengarahkan para tenaga pendidik untuk melaksanakan
kinerja yang sesuai dengan arah-arah dan tujuan pendidikan.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT,
atas rahmat, karunia serta ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Al-
Shighor”. Semua berkat ke-Maha Pengasih dan ke-Maha Pemurah-Nya bagi
hamba-Nya yang bersungguh-sungguh menuntut ilmu.
Shalawat serta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada sang reformis
islam, seorang manusia pilihan yang menjadi teladan bagi umat manusia yakni
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan ummatnya
yang selalu istiqomah di jalannya.
Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat
mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan. Akibat berbagai keterbatasan yang dimiliki penulis, untuk itu saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan .
Penulis juga sangat menyadari bahwa dari awal penulisan hingga
selesainya skripsi ini, banyak sekali pihak yang telah membantu baik secara
materil maupun moril. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.,
2. Ketua Jurusan Kependidikan Islam yakni Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed,
M.Phil sekaligus sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran
membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini,
3. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan, Drs. Mu'arif SAM, M.Pd
sekaligus Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan arahan-
arahan, nasihat dan motivasi kepada penulis,

ii
4. Pimpinan harian International Islamic Boarding School “Ma’had Al –
Shighor Al Islamy Al-Dauly” KH. Drs. Bisyri Imam beserta Hj.Dzarrotul
Jannah sekaligus orang tua kedua bagi penulis, komite sekolah, guru-guru,
serta staf- staf lainnya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian, sehingga penulis mendapatkan informasi
yang berkaitan dengan skripsi ini,
5. Seluruh dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan atas ilmu dan wawasan yang diberikan selama penulis belajar di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
6. Ayahanda KH. Syarhani serta Ibunda Hj. Maslukhah, yang selalu
memberikan kasih sayang dan senantiasa mendukung secara moril maupun
materil, yang selalu mendo’akan penulis di sela-sela sujudnya ketika
sholat dan mendo’akannya disetiap waktu, sehingga penyusunan skripsi
ini dapat terselesaikan. Robbighfirlii wa li walidayya warhamhuma kama
robbayani shoghiro. Amin..,
7. My beloved hubby-Que, Muhammad Syauqi, S.Si, yang selalu ada untuk
membantu, membimbing, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, mohon maaf dan ridlo pada suamiku tercinta, karena dalam hal
penyelesaian skripsi ini terkadang menyita waktumu dan mengurangi
tugas saya sebagai seorang istri. Beribu-ribu ucapan terima kasih, cinta
dan sayang untuk suamiku.
8. Kakak-kakakku yakni Hj. Muslikhah, Hj. Khofifah, Imam Syaikhu, Bisyri
Musthofa, Rizki Hisyam Mamnun, Hj. Arofah Al Munawaroh, dan
Maghfuroh Aprilia beserta semua kakak iparku yang senantiasa
mendukung dan memberikan semangat dalam proses penulisan skripsi.
Juga Adiku tercinta Indana Zulfa yang memberi do’a dan kecerian buat
penulis,serta keponakan-keponakanku yakni Euis Kholilah, Ikhya
Ulumuddin, Muhibbah El Lubabah, M. Wildan, Adelia Tahta Alfina,
Helwa auliyah, Balqis Syahira, Najma Ravelah, M.rafi hilmy, My Special
nephnew M. Kevin Ulumul Fuady (Dede Alit), serta selamat datang
sebuah kehidupan baru buat 2 kepoanakan baruku baby Davina Imtiyaz

iii
dan M.Labib Husain yang menambah warna keceriaan dalam proses
penulisan skripsi ini.
9. Yayu dan adik-adik iparku yakni Naili Hanani, Romzi Ahmad, Najhah
Barnamij, Nida Istiqomah, Syarifah Ro’fah, Rofat Hamzi, Nuvi Nurul
Afiyah, Syafri Ilman yang senantiasa member warna dalam menjalani
kehidupan baru sebagai Istri.
10. Sahabat-sahabat Kampusku Indah Syifa, Dewi Purwati, Eka Setiawati,
Budi Kurniawan, Agus Saepullah yang senantiasa menjadi tempat curhat
dari semester pertama sampai lulus di kampus sekaligus memberikan
masukan-masukan serta berbagi dalam proses penulisan skripsi ini,
Teman-teman KI-MP angkatan 2006 terima kasih kalian sudah
memberikan canda, tawa, senangnya kehidupan kampus. Terutama
“petualangan-petualangan” kita yang tidak bisa dilupakan, yang terekam
dalam memori
11. Sahabat-sahabat Terbaikku yakni Siti Syofah, Nurafiyah, Ade Wila,
Fitriah ramdani, Siti Maryam, yang selalu setia menemani penulis dalam
suka duka,dan terimakasih Kosan Sakinah yang selalu terbuka dikala
penulis membutuhkan tempat persinggahan.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang turut memberikan dukungan dan
do’a dalam proses penulisan laporan skripsi ini.

Hanya Allah yang dapat membalas jasa dan kebaikan Antum sekalian,
semoga mendapat ganjaran kebaikan yang berlipat dari Allah SWT. Amin.
Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis sendiri, dan bagi pembaca.

Jakarta, 31 Juli 2011

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………......................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ………................…….…………………...……………….. vii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 9
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 9
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 10
E. Maanfaat Penelitian ............................................................... 10

BAB II KERANGKA TEORI


A. Kinerja Guru .......................................................................... 11
1. Pengertian Kinerja Guru .................................................. 11
2. Kompetensi Guru ............................................................. 15
3. Peran dan Tugas Guru ...................................................... 18
4. Tanggung Jawab Keguruan .............................................. 20
5. Permasalahan dalam Peningkatan Kinerja Guru .............. 21

B. Peningkatan Kinerja Guru .................................................... 22


1. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Kinerja
Guru................................................................................... 22
2. Strategi Peningkatan Kinerja ……………...……………. 24

C. Kerangka Berfikir ................................................................. 30

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian dan Tempat Penelitian .............................. 32
B. Pendekatan dan Metode Peneliti ........................................... 32
C. Sumber Data Penelitian ......................................................... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 33
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Objek Penelitian ……………....…..….... 37
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Al-Shighor ……….…. 37
2. Visi dan Misi SMP Al-Shighor ……………...…………. 39
3. Sistem Pendidikan ………………………………......….. 39
4. Jenjang Pendidikan …………………...……………....… 40
5. Keadaan Guru dan Siswa Al-Shighor ……...…...........… 41
6. Sarana dan Prasaran ………………………………......... 43
7. Proses Pembelajaran ………………………………......... 44
8. Kekhususan Pendidikan Ma’had Al-Shighor …..…....…. 44
9. Kerjasama dengan Instansi Terkait ………………....….. 45
10. Kurikulum ………………………………………....…… 45
11. Evaluasi dan Prestasi yang Telah Dicapai ……….....….. 45
B. Deskripsi dan Analisis Data ................................................. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................ 83
B. Saran-Saran ............................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA …..................................................................................... 86


LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………… 88

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-Kisi Final Penyusunan Instrumen Pengumpulan Data ..…… 35

Tabel 2. Nama-nama Guru ……...………………………………………... 41

Tabel 3. Keadaan Siswa .............................................................................. 42

Tabel 4. Sarana dan Prasarana ………......................................................... 43

Tabel 5. Prestasi Belajar Siswa …………..…………...………………….. 46

Tabel 6. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih 47


sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) ……..

Tabel 7. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor ……………..……. 49

Tabel 8. Minat guru sebagai tenaga pendidik .............................................. 50

Tabel 9. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola


program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, 52
mengelola interaksi belajar-mengajar ….………..........................

Tabel 10. Penggunaan metode pembelajaran …………………...…………. 54

Tabel 11. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) ... 55

Tabel 12. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, 56


mediator, fasilitator) ......................................................................

Tabel 13. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, 57


kemasyarakatan) …………………………………………………

Tabel 14. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk 60


kepribadian, dan menggali potensi anak didik) ………………….

Tabel 15. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah … 61

Tabel 16. Strategi peningkatan kinerja guru ……………………………….. 62

Tabel 17. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat


pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai 64
anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenangan dan
kenyamanan belajar) ......................................................................

Tabel 18. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup 66

vii
pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas .......

Tabel 19. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan 67


kedewasaan) ..................................................................................

Tabel 20. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan ……….. 69

Tabel 21. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan


diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan 70
simulasi pembelajaran) ..................................................................

Tabel 22. Pemeriksaan daftar hadir guru …………………………………... 72

Tabel 23. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif) terhadap tenaga 72


pengajar dalam melakukan tugas ..................................................

Tabel 24. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, 74


kenaikan pangkat / jabatan ............................................................

Tabel 25. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru 75


untuk meningkatkan kinerja ..........................................................

Tabel 26. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah ………………… 77

Tabel 27. Kemitraan/ kerjasama ma’had …………………………………... 78

Tabel 28. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja ………………………... 79

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. ...……. Pedoman Wawancara

Lampiran 2. ............ Hasil Wawancara

Lampiran 3. ……… Struktur Organisasi SMP Al-Shighor

Lampiran 4. .…..…. Surat Permohonan Dosen Pembimbing

Lampiran 5. ...…..... Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 6. ...…..... Surat Izin Penelitian

Lampiran 7. ............ Surat Pernyataan Telah Mengadakan Penelitian

Lampiran 8. ..…….. Lembar Uji Referensi

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan masalah yang berkaitan dengan hidup dan
kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama
proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada
hakikatnya adalah proses yang satu. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh
Rupert C. Lodge bahwa pengertian luas pendidikan “life is education, and
education is life” akan berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan
manusia itu adalah proses pendidikan. Segala pengalaman sepanjang
hidupnya merupan dan memberikan pengaruh pendidikan baginya.1
Secara umum, esensi tujuan pendidikan adalah pembentukan manusia
yang bukan hanya dapat menyesuaikan diri hidup dalam masyarakatnya,
melainkan lebih dari itu mampu menyumbang bagi panyempurnaan
msyarakat itu sendiri. Perubahan-perubahan yang terjadi di sekeliling kita,
terutama yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi, demikian
pesatnya sehingga “bekal” pendidikan yang diterima orang tua tidak akan
memadai bagi anak-anak kita, sebab mereka harus menghadapi dunia yang

1
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, Cet.I, 1992), h.10

1
2

pada hakikaynya telah berbeda karakternya apabila dibandingkan dengan


keadaan sebelumnya.2
Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,
pertama dan utama, figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan
strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait
dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan, guru memegang peran
utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan
secara formal disekolah, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta
didik, terutama dalam kaitannya dengan prosees belajar mengajar.
Dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendididkan nasional Bab 1 (1) disebutkan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3

Dalam hal ini kemampuan untuk mencetak manusia yang unggul dan
berakhlak mulia sangat ditentukan oleh seorang guru. Guru merupakan salah
satu unsur manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar
sekaligus menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional jika sumber-
sumber daya manusia atau tenaga kerja indonesia dalam jumlah yang besar
tersebut dapat ditingkatkan mutu dan pendayagunaanya.4 Guru merupakan
aset dan sumber daya terbesar dalam dunia pendidikan, karena sekolah akan
menghasilkan keluaran yang sangat bagus apabila sekolah tersebut memiliki

2
JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya, Cet .VII, 1999) h.9
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS,
(Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penilaian Hasil
Belajar Tahap Akhir Nasional, 2003) h.2
4
E.Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah,(Jakarta:Bumi
Aksara, Cet.III, 2009) h.87
3

guru yang sangat produktif dan begitupun sebaliknya apabila sekolah tersebut
memiliki guru yang tidak produktif akan mengakibatkan outputnya tidak
dapat relevan dengan tujuan pendidikan.
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005)
tentang guru dan dosen BAB II Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan pasal 6
disebutkan bahwa :
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan
untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5

Dalam memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan


yang semakin ketat di segala bidang kehidupan, maka salah satu tujuan
Pendidikan nasional dirancang agar dapat mewujudkan manusia Indonesia
yang handal, mandiri, dan mampu bersaing di arena global. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan orang untuk terus belajar.
Terlebih bagi seorang guru yang mempunyai tugas mendidik dan mengajar
peserta didiknya. Oleh karena itu, kemampuan mengajar seorang guru harus
senantiasa ditingkatkan, antara lain melalui pembinaan dan pelatihan dalam
menyusun rencana pembelajaran yang benar.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang betugas membimbing
dan membina generasi muda untuk dapat hidup di masyarakat yang penuh
dengan tantangan dan perjuangan hidup yang gigih. Pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan tertentu yang diterima dari sekolah belum
merupakan jaminan bagi peserta didik untuk dapat hidup di masyarakat sesuai
dengan yang dicita-citakan.6 Hal ini dapat disebabkan dalam menempuh
proses pendidikan di sekolah terkadang banyak kendala dan masalah yang

5
Undang- Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.(Jakarta : DPR RI,
2005)
6
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosda Karya, Cet.XIII, 2004) h.184.
4

muncul. Salah satunya adalah kinerja guru yang belum maksimal dalam
mendidik peserta didiknya di sekolah.
Guru melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sesuai dengan tiga
fungsi, yaitu sebagai pendidik, pengajar/pelatih, dan pembimbing. Secara
umum, tugas pokok guru sebagai pendidik adalah mendewasakan peserta
didik, sebagai pengajar/pelatih adalah melaksanakan pembelajaran, dan
sebagai pembimbing adalah menyelaraskan perkembangn peserta didik.7
Konsep pendidik mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk
interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, nonformal,
maupun informal, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan
tugas perkembangannya secara optimal, sehingga guru mencapai suatu tahap
kedewasaan tertentu.8
Sumber daya organisasi berupa sumber daya manusia sangat berperan
dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan sebuah organisasi. Dalam
dunia pendidikan, guru adalah sumber daya yang nyata, maka sumber daya
guru inilah yang dapat memberikan kemampuan, keterampilan, pengetahuan,
dan motivasi kepada peserta didik. Sumber daya guru pun secara normal tidak
akan produktif jika tidak diarahkan dan dikelola dengan baik melalui
organisasi yang sistematis. Maka pemberdayaan dan pengorganisasian guru
dalam suatu aktivitas tertentu menjadi suatu keharusan bagi setiap lembaga
pendidikan.
Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses
belajar mengajar merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.
Ketrampilan penguasaan proses belajar mengajar ini sangat erat kaitannya
dengan yugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik. Guru
sebagai pengajar, secara sempit dapat diinterpretasikan sebagai pembimbing
atau fasilitator belajar siswa. Guru sebagai pendidik, mengandung arti yang
sangat luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran, tetapi

7
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung : CV.Pustaka Setia, Cet I, 2009), h.286.
8
Mengenai Konsepsi Pendidikan dapat dilihat pada Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta : Bumi Aksara, Cet.I, 1992), h.167-185.
5

menjangkau etika dan estetika perilaku siswa kelak dalam menghadapi


tantangan kehidupan masyarakat.
Sebagai pengajar, guru hendaknya memiliki perencanaan (planning)
pengajaran yang cukup matang. Perencanaan pengajaran tersebut erat
kaitannya dengan berbagai unsur, seperti tujuan pengajaran, bahan
pengajaran, kegiatan belajar, metode mengajar, dan evaluasi hasil belajar.9
Dalam kenyataan yang terjadi di lapangan, masih banyak guru yang
belum menguasai materi ajar yang akan disampaikannya didalam kelas, hal
ini mengakibatkan ketidaksiapan guru dalam mengajar, jelas ini merupakan
masalah yang harus dihilangkan dalam pendidikan.
Metode mengajar, adalah alat yang dapat merupakan bagian dari
perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar-mengajar.
Dan karena strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk
mencapai tujuan-tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat untuk
mencapai tujuan belajar.10 Seperti yang dikatakan oleh S.Nasution bahwa
dalam mencegah kebosanan dalam mengajar bahwa, banyak kritik
ditimbulkan oleh strategi mengajar yang tidak serasi, yang tidak
menggunakan alat dan sumber belajar-mengajar secara kreatif. Sekolah dan
perguruan tinggi terlampau dikuasai oleh metode ceramah.11
Pemilihan metode sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, metode yang tepat digunakan dalam pengajaran akan
menghasilkan tujuan belajar mengajar yang efektif dan sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Dan sebaliknya kesalahan mennggunakan
metode akan menghasilkan tujuan belajar mengajar yang tidak sesuai Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Terlihat dalam kenyataanya, metode ceramah masih menjadi metode
yang paling sering dipakai para guru. Hampir dalam segala keadaan metode

9
Gunawan Undang, Cucu Komara, Deden Suhendar, Peningkatan Mutu Proses Belajar
Mengajar Sekolah Dasar (Bandung: Cv. Siregar tengah, Cet 1,1996) h.1
10
JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya, Cet .VII, 1999), h.3
11
S.Nasution, Kurikulum dan pengajaran (Jakarta:PT.Bumi Aksara,Cet v,2009) h.86
6

ini dianggap paling mudah bagi seseorang untuk menyajikan secara lisan. Hal
ini harus diperhatikan oleh guru, kesalahan dalam pemakaian metode akan
mengakibatkan kurang tepat sasaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pada kenyataannya guru tidak dengan mudah menjalankan tugasnya
dan mengembangkan potensi dirinya karena dihadapkan oleh berbagai
masalah dalam kehidupannya serta kurangnya fasilitas yang diberikannya
dalam mengajar sehingga dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang
pendidik dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa tidak disertai
dengan persiapan-persiapan secara matang, apalagi menambah wawasan dan
pengetahuan dari sumber lain sehingga akan memunculkan kinerja para
pendidik yang tidak produktif.
Masalah lain yang timbul yaitu masih banyak guru yang belum
optimal dalam melaksanakan tugasnya, diantaranya masih banyak guru yang
belum membuat rencana pelaksanaan pembelajarn (RPP), ketidakcocokan
dalam penggunaan metode mengajar, serta ketidaksiapan guru dalam
mengajar.
Mengajar bukanlah tugas sederhana, ia menuntut profesional.
Aktifitas mengajar adalah sangat urgen sebab ia berkaitan dengan upaya
mengubah, mengembangkan, dan mendewasakan insan didik.12 Oleh karena
itu guru dalam mengajar dituntut untuk bekerja secara profesional diantaranya
yaitu dengan keidisiplinan dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga
kependidikan dan tenaga pendidik. Kedisiplinan sangat penting dalam proses
pembelajaran.
Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi
kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin
memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses
pembelajaran.13

12
Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran (Jakarta:PT Rineka Cipta,Cet II, 2004) h.
kata pengantar
13
Tulus TU’U, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa (Jakarta; PT.Grasindo,
2004) h.37
7

Meskipun kedisiplinan sangat penting namun masih saja ada sebagian


guru yang melanggar kedisiplinan tersebut misalnya terlambat masuk kelas,
melalaikan tugas kependidikan mungkin ini dilatar belakangi oleh lingkungan
diluar sekolah (keluarga) bagi guru yang telah berkeluarga dan karena
sekolah ini terintergrasi dengan pondok pesantren, mereka juga berkewajiban
mengurusi kegiatan diluar sekolah (pondok pesantren).
Sekolah sebagai institusi pendidikan formal diharapkan mampu
mengantarkan peserta didiknya menjadi tunas bangsa yang cerdas, terampil,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) ditambah dengan
keimanan dan ketaqwaan (Imtak) serta berwawasan dan dapat memecahkan
masalah (Problem Solving) yang sedang dihadapi bangsa kita.
Kepala Sekolah yang profesioanl tak terlepas dari paradigma
kepemimpinan pada umumnya. Banyak hal yang harus dikuasai dan dipahami
dengan berbagai pendekatan dan strategi. Kepala Sekolah menjadi figur
sentral dan harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan. Bukan
hanya karena lamanya pengabdian, namun ide-ide cemerlang diperlukan
untuk mempersiapkan kader bangsa melalui penggodogan pendidikan di
lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Jadi sekolah yang dipimpin Kepala
Sekolah harus dapat menangkap misi dan visi masa depan sekolah.
Lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab sosial yang sangat
besar kepada bangsa ini bukan hanya sekedar untuk kepentingan bisnis
semata. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi lembaga pendidikan
diantaranya adalah strategi yang dilakukan kepala sekolah. Seorang kepala
sekolah adalah seorang pemimpin yang akan menentukan langkah-langkah
pendidikan yang efektif di lingkungan sekolah.
Kepala sekolah sedikit banyak dapat mempengaruhi pendidikan di
lingkungan sekolah. Sekolah juga membutuhkan figur seorang pemimpin
yang siap bekerja keras untuk dapat memajukan sekolah untuk meningkatkan
mutu pendidikan di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Faktor lain yang
berperan mempengaruhi pendidikan adalah kinerja guru yang berkualitas.
Seorang guru dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang sangat besar
8

terhadap pendidikan di lingkungan sekolah terutama dalam hal belajar


mengajar. Kita tentunya ingin mempunyai guru yang berkualitas dengan
kinerja yang bagus dan bertanggung jawab.
Secara etimologis supervisi (pembinaan guru) diartikan melihat dari
atas, maka praktek-praktek supervisi lebih banyak mengarah ke inspeksi,
kepenilikan dan pengawasan.14 Supervisi memiliki pengertian yang luas,
supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju
kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya
di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan,
dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti
bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam
pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode
mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase
seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain supervisi ialah
suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.15
Demikian penting peningkatan kinerja guru, namun kadang karena
tidak adanya komunikasi yang baik antara guru dan kepala sekolah sehingga
timbul rasa kurang diperhatikan dari pihak guru oleh kepala sekolah dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Bukan hanya pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah, namun
kepala sekolah juga harus memberikan pengawasan dan pengendalian
terhadap kinerja guru.hal ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan guru
dalam melaksanakan tugas serta mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja
yang dimiliki para guru.
Secara umum, pembinaan guru atau supervisi bertujuan untuk
memberikan bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar yang
lebih baik, melalui usaha peningkatan profesional mengajar, menilai
kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing-

14
Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995), h. 10.
15
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,..., h.76
9

masing guna membantu mereka melakukan perbaikan dan bilamana


diperlukan dengan menunjukan kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki
sendiri.16 Maka sekolah perlu senantiasa melakukan peningkatan kinerja para
gurunya dengan menerapkan strategi yang tepat demi terciptanya iklim
organisasi yang produktif.
SMP Al-Shighor merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten
Cirebon selalu memberikan pembinaan terhadap kinerja para karyawannya.
Dengan adanya pembinaan tersebut, para karyawan khususya guru yang
menjadi andalan dalam mengembangkan anak didiknya selalu meningkatkan
profesionalisme kerja. Oleh sebab itu, untuk mencapai kompetensi dan
produktivitas seorang guru perlu dibina melalui berbagai pelatihan dan
pembinaan di sekolah.
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “Strategi Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Al-Shighor”.

B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kurang optimal guru dalam mengajar
2. Ketidakdisiplinan guru dalam mengajar
3. Ketidaksiapan guru dalam mengajar
4. Lemah penguasaan metode mengajar
5. Kurangnya pengawasaan dari kepala sekolah
6. Kurangnya fasilitas dalam pelaksanaan tugas guru

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan Masalah
Agar pembatasan masalah dalam skripsi ini terarah maka masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kurang optimal guru dalam mengajar
b. Lemah penguasaan metode mengajar
c. Kurangnya pengawasaan dari kepala sekolah

16
Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia…, h. 12.
10

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatan kinerja guru di
SMP Al-Shighor?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
menjelaskan bentuk-bentuk strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru di SMP Al-Shighor.

E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai strategi
peningkatan kinerja guru.
b. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan
untuk mengembangkan strategi peningkatan kinerja guru.
c. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang
strategi peningkatan kinerja guru.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja diartikan beragam oleh para ahli. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang
diperlihatkan, atau kemampuan kerja.1 Wibowo mengungkapkan bahwa
kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut.2
Sedangkan Anwar Prabu Mangkunegara merumuskan bahwa kinerja
merupakan prestasi kerja atau hasil kerja secara kualitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.3
Dari beberapa pengertian di atas, bahwa Kinerja dapat diartikan
dengan kemampuan kerja, aplikasi kerja dan hasil kerja yang dicapai dan
diperlihatkan oleh individu ataupun kelompok dalam suatu organisasi atau
perusahaan.

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002) Cet, 4, h. 570.
2
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) Ed. 1 h. 2.
3
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 4, h. 67.

11
12

Dengan kata lain, guru sebagai salah satu komponen penting dalam
sebuah lembaga pendidikan, diharuskan memiliki potensi mumpuni sesuai
dengan profesinya sebagai guru, lalu ia juga harus mampu menyampaikan
dengan baik semua potensi yang dimiliki dalam bentuk pendidikan dan
pembelajaran, sehingga hasil dari keduanya dapat terlihat dan dirasakan oleh
peserta didik. Berbicara tentang kinerja sangat erat kaitannya dengan apa
yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Dari beberapa pengertian kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru dalam meningkatkan pruduktivitas sekolah bukan semata-mata
ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan
kualitas unjuk kerja juga penting diperhatikan. Yaitu produktivitas dengan
tolok ukur berdasarkan tingkatannya; prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
pencapaian kerja, hasil kerja, dan unjuk kerja.4

2. Kompetensi Guru
Johnson menyatakan dalam buku yang ditulis oleh Wina Sanjaya
bahwa:”Competency as rational performance which satisfactirily meets the
objective for a desired condition”(Charles E.Johnson,1974). Menurutnya,
kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian,
suatu kompetensi ditunjukann oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat
dipertanggung jawabkan (rasional) dalam upaya mencapai tujuan.5
Untuk mencapai keberhasilan, guru harus mempunyai kemampuan
yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Kemampuan tersebut harus di
dasarkan pada setiap kompetensi yang dimiliki. Gordon dalam bukunya E.
Mulyasa menjelaskan aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep
kompetensi sebagai berikut:

4
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), Cet. 9 h. 135-136
5
Wina Sanjaya.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana, Cet V, 2006), h.17-18
13

a) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif,


misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan
belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik
sesuai dengan kebutuhannya.
b) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang
dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan
pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik
dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara
efektif dan efisien.
c) Kemampuan (skill); adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya
kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana
untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.
d) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku
guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-
lain).
e) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka)
atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya
reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaaan terhadap kenaikan upah/gaji,
dan sebagainya.
f) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan
sesuatu.6
Dari kompetensi guru di atas, kita dapat melihat bahwa guru harus
mempunyai kompetensi berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,
sikap dan minat untuk mendidik anak dengan sebaik mungkin. hal ini agar
anak didik dapat menyerap informasi atau ilmu dengan baik.

6
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi.
(Bandung: PT Rosdakarya, 2004), Cet. 4, h. 38-39.
14

Menurut Muhibbin Syah, sebagaimana dikutip Pupuh Fathurrohman,


ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya
peningkatan keberhasilan belajar mengajar, yaitu :
a) Menguasai bahan
b) Mengelola program belajar mengajar
c) Mengelola kelas
d) Menggunakan media atau sumber belajar
e) Menguasai landasan-landasan kependidikan
f) Mengelola interaksi belajar mengajar
g) Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran
h) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna
keperluan pengajaran.7
Kompetensi guru yang disampaikan di atas, memberikan pandangan
tersendiri bahwa tidak mudah menjadi seorang guru yang profesional dan
mumpuni di bidang profesinya masing-masing. Seorang guru selain
kemampuan materi ajarnya, juga harus memiliki kemampuan metode
penyampaian materi dengan baik. Selain itu juga sorang guru harus memiliki
kemampuan interpersonal yang baik kepada murid maupun atasan dan teman
kerja di sekolah. Dari kompetensi yang dimiliki dan aplikasi yang
dilaksanakan, maka guru akan memberikan kinerja yang baik terhadap
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Dari beberapa pendapat diatas, penulis mengkategorikan kedalam dua
kompetensi, pendapat yang pertama adalah kompetensi yang menekankan
pada aspek lahiriah manusia dalam proses mencapai sebuah keberhasilan.
Sedangkan pendapat yang kedua adalah bentuk aktualisasi kompetensi
lahiriah manusia yaitu sebagai seorang guru dalam mencapai sepuluh dasar
kompetensi tersebut. Jadi, dengan keenam potensi yang telah dimiliki

7
Pupuh Fathurruhman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007),
Cet. 1, h. 45-46.
15

manusia secara lahiriah tersebut (pengetahuan, pemahaman, kemampuan,


nilai, sikap dan minat), seorang guru selanjutnya dapat mencapai kesepuluh
kompetensi dengan mudah untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam proses
belajar mengajar.
Namun, Wina Sanjaya mengkategorikannya ke dalam tiga
kompetensi, yaitu: kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial kemasyarakatan. Kompetensi pribadi adalah kompetensi
yang condong pada kompetensi yang disebutkan oleh Gordon. Sedangkan
kompetensi profesional adalah seperti halnya sepuluh dasar kompetensi yang
disebutkan oleh Muhibbin. Dan Wina menambahkan satu kompetensi guru
yang berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan
makhluk sosial, yaitu kompetensi sosial kemasyarakatan, meliputi;
Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat
untuk meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan untuk mengenal
dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan, dan
kemampuan untuk menjalin kerja sama, baik secara individual maupun secara
kelompok.8

3. Peran dan Tugas Guru


Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua
mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan
terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.
a. Peran guru dalam proses belajar-mengajar
1) Guru sebagai demonstrator
Dalam perannya sebagai demonstrator, guru senantiasa menguasai
bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam ilmu
yang dimilikinya karena hal ini sangant menentukan hasil belajar yang
dicapai oleh siswa.
8
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan....., h.18-
19.
16

2) Guru sebagai pengelola kelas


Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu
mengelola kelas sebagi lingkungan belajar serta merupakan aspek dari
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan diatur dan
diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan
pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan
sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan danmenggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar
mencapai hasil yang baik.
3) Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses
belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar
yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian
integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
Sebagai mediator gurupun menjadi perantara dalam hubungan antar
manusia. Untuk keperluan itu guru harus terampil mempergunakan
pengetahuan bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya
agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang
interaktif
4) Guru sebagai evaluator
Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi evaluator
yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan
yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang
diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut dapat dijawab
melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru
hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh
siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang dapat diperoleh melalui
17

evaluasi ini merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar-


mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan tolak ukur untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses belajar-mengajar selanjutnya. Dengan demikian
proses belajar-mengajar akan terus-menerus ditingkatkan untuk
memperolah hasil yang optimal.
b. Peran guru dalam administrasi
Dalam hubungannya dengan kegiatan administrasi seorang
gurudapat berperan sebagai berikut.
1) Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan
pendidikan. Hal ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan-
kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.
2) Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru
menjadi anggota suatu masyarakat. Guru harus mencerminkan suasana
dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik.
3) Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru harus bertanggung jawab
untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa
pengetahuan.
4) Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.
5) Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar,
gurupun bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan
ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.
6) Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak ditangan
guru. Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan
diri anggota masyarakat yang dewasa.
7) Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk
menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada
masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan.
c. Peran guru secara pribadi
Dilihat dari dirinya sendiri (self oriented), seorang guru harus
berperan sebagai berikut.
18

1) Petugas sosial, yaitu seseorang yang harus membantu untuk


kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru
senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk
berpartisipasi didalamnya.
2) Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus-menerus menuntut ilmu
pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa
belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pendidikan.
3) Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid disekolah dalam
pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
sesudah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan
keluarga guru berperan sebagai orang tua dari siswa-siswanya.
4) Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik
untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat. Guru menjadi ukuran
bagi norma – norma tingkah laku.
5) Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi
siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa-siswa untuk
memperoleh rasa aman dan puas didalamnya.
d. Peran guru secara Psikologis
Peran guru secara psikologis, guru dipandang sebagai berikut.
1) Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan
yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi.
2) Seniman dalam hubungan antarmanusia, yaitu orang yang mampu
membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu, dengan
menggunakan teknik tertentu, khususnay dalam kegiatan pendidikan.
3) Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan.
4) Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam
menimbulkan pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut sebagai
inovator (pembaharu).
19

5) Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggung


jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan
mental siswa (Dr.Moh.Surya, Dr.Rohman Natawidjaja,1994:6-7).9
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa peran
guru diatas apabila dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan komitmen,
maka akan memajukan sekolah dengan keprofesionalannya dalam mendidik
anak.
Uzer membagi tugas guru ke dalam tiga tugas : tugas yang berkaitan
dengan profesi, kemanusiaan, dan kemasyarakatan.
a) Profesi, meliputi :
- Mendidik, berati meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
- Mengajar, yaitu meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi
- Melatih, yakni mengembangkan keterampilan dan penerapannya
b) Kemanusiaan, meliputi
- Sebagai orang tua kedua bagi siswanya
- Menarik simpati dan perhatian siswa dari semua lapisan masyarakat
- Memotivasi siswa dan mentransformasikan diri kepada siswa.
c) Kemasyarakatan
- Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara
indonesia yang bermoral pancasila
- Mencerdaskan bangsa Indonesia. 10
Bila kita cermati tugas-tugas diatas, tugas guru begitu berartinya bagi
seluruh kehidupan ummat manusia, yakni dengan melihat tugas-tugasnya dari
mulai lingkungan yang terkecil yaitu bagi dirinya, kemudian antar manusia,
bahkan sampai tugasnya bagi bangsa dan negara.
Sedangkan tanggung jawab seorang guru bukan hanya dilihat dari
peran dan tugasnya saja akan tetapi juga dalam kewajibannya sebagai tenaga
pendidik. Dimana Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003
9
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosda Karya. Cet.IX,
1995) h.9-13
10
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, …., h.6-7
20

tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan


berkewajiban menyebutkan :
a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan, dan
c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.11
Dengan memperhatikan tugas, peran, serta kewajiban guru, begitu
kompleks beban dan tanggung jawab guru, apabila serangkaian peran, tugas
dan kewajiban tersebut dilaksaknakan dengan baik, maka proses belajar
mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

4. Tanggung Jawab Keguruan


Dalam tanggung jawabnya, tugas utama seseorang guru ialah
mendidik, mengajar, membimbing, melatih, oleh sebab itulah tanggung jawab
keberhasilan pendidikan berada di pundak guru.
Perubahan peran guru yang tadinya sebagai penyampai pengetahuan
dan pengalihan pengetahuan dan pengalih keterampilan, serta merupakan
satu-satunya sumber belajar, berubah peran menjadi pembimbing, pembina,
pengajar, dan pelatih. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan bertindak
sebagai fasilisator yang bersikap akrab dengan penuh tanggung jawab, serta
memperlakukan peserta didik sebagai mitra dalam menggali dan mengolah
informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah direncanakan.
Tanggung jawab guru juga dalam membentuk kepribadian siswa
hendaknya seperti apa yang dikemukakan oleh DR. Zakiah Darajat, bahwa
setiap guru sepatutunya mengetahui dan menyadari betul bahwa
kepribadiannya yang tercermin dalam berbagai penampilan, ikut menentukan

11
Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penilaian Hasil Belajar
Tahap Akhir Nasional, 2003) h. 18-19
21

tercapai tidaknya tujuan pendidikan pada umumnya, dan tujuan lembaga


pendidikan tempat ia mengajar khususnya.
Demikian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa beberapa
tanggung jawab guru dalam proses belajar mengajar yaitu : membimbing,
melatih atau menggali potensi, serta membentuk kepribadian siswa.

5. Permasalahan dalam Peningkatan Kinerja Guru


Dalam setiap peningkatan kinerja guru, kepala sekolah harus selalu
siap pada masalah-masalah yang akan dihadapi. Piet A. Sahertian
mengelompokan masalah-masalah guru menjadi dua :
a. Masalah-masalah umum yang dihadapi dalam tugas mengajar dan
mendidik yang mencakup :
1) Membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum dari pusat ke dalam
bahasa belajar-mengajar.
2) Membantu guru-guru dalam meningkatkan program belajar-mengajar.
a) Membantu dalam merancangkan program belajar-mengajar.
b) Membantu dalam melaksanakan proses belajar-mengajar.
c) Membantu dalam menilai proses dan hasil belajar-mengajar.
b. Masalah-masalah khusus yang dihadapi guru. Masalah-masalah itu antara
lain :
1) Membantu guru dalam menghadapi kesulitan dalam mengajarkan tiap
mata pelajaran.
2) Membantu guru dalam memecahkan masalah-masalah pribadi
(personal problem).
3) Membantu guru dalam menghadapi masalah khusus di tiap tingkat
mulai dari SD sampai di SMU.12
Permasalahan guru di atas, merupakan permasalahan yang sering
dihadapi oleh guru dalam dunia pendidikan. Kepala sekolah sebagai teman
kerja guru, harus mampu mengarahkan dan membina guru yang masih
memiliki kendala dalam pengajaran dan pembelajaran.
12
Piet A. Suhertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet. 1 h. 130-131.
22

B. Peningkatan Kinerja Guru


1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kinerja Guru
Abraham H. Maslow, mengemukakan bahwa ”man is waiting being -
he always wants, and lie wants more. This process is unending. A satisfied
needs is not motivator of behavior. Only unsatisfied need motive behaviour.
Man’s need are arrange in a series of level (Orang adalah makhluk yang
berkeinginan -ia selalu ingin dan ingin lebih banyak. Proses ini tiada
mengenal henti. Suatu kebutuhan yang telah memuaskan tidak menjadi
motivator perilaku. Hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpuaskan
menjadi motivator perilaku. Kebutuhan manusia tersusun dan berjenjang).13
Maslow dalam teori hirarki kebutuhan, menurutnya motivasi dan
kinerja seseorang akan dipengaruhi oleh lima kategori kebutuhan yaitu:
kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa harga
diri, serta kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kebutuhan fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini paling
rendah tingkatannya, dan memerlukan pemenuhan yang paling mendesak,
misalnya kebutuhan akan makanan, minuman, air, dan udara. Kebutuhan ini
juga dapat mempengaruhi kinerja guru. Jika guru sudah merasa aman akan
kebutuhan yang sifatnya mendesak ini, maka guru tinggal memikirkan hal
yang lain yang lebih bermanfaat bagi tugas dan tanggungjawabnya sebagai
guru.
Kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan tingkat kedua ini
adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh
ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya,
misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan atas
tindakan yang sewenang-wenang. Kebutuhan ini juga sangat mempengaruhi
kinerja guru, seorang guru yang merasa tidak tenang akan keterpenuhannya
tempat tinggal dan perlindungan tindak sewenang-wenang, maka pikirannya
tidak terfokus pada kerja dan profesionalnya, melainkan ia akan memikirkan
keamanan dan kenyamanan di tempat ia bekerja.

13
Hikmat, Manajemen Pendidikan,(Bandung : CV Pustaka Setia, 2009) Cet. I, h.275
23

Kebutuhan kasih sayang (belongingnesss and love neeeds).


Kebutuhan ini mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau
ikatan emosional dengan individu lainnya, baik dengan sesama jenis maupun
dengan yang berlainan jenis, di lingkungan keluarga ataupun di masyarakat,
misalnya rasa disayangi, diterima, dan dibutuhkan oleh orang lain. Seorang
guru harus mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari
lingkungan di tempat ia bekerja, jika perhatian dan kasih sayang tersebut
telah diberikan, maka ia akan berusaha melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik.
Kebutuhan akan rasa harga diri (esteem needs). Kebutuhan ini terdiri
dari dua bagian. Bagian pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari
diri sendiri, dan bagian yang kedua adalah penghargaan dari orang lain.
Misalnya hasrat untuk memperoleh kekuatan pribadi dan mendapat
penghargaaan atas apa-apa yang dilakukannya. Guru yang merasa dihargai
akan hasil kerjanya, maka dia akan merasa nyaman dan lebih giat lagi untuk
mendidik anak didiknya.
Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization).
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan akan muncul
apabila kebutuhan yang ada dibawahnya sudah terpenuhi dengan baik.
Misalnya pemusik menciptakan komposisi musik atau seorang ilmuan
menemukan suatu teori yang berguna bagi kehidupan. Seorang guru akan
merasa bangga ketika pendapat dan masukannya serta karya seorang guru
dapat diterima dan diindahkan oleh sekolah. 14
Kelima faktor tersebut juga sangat berpengaruh dalam peningkatan
kinerja guru di sekolah. Kepala sekolah, sebagai pimpinan tertinggi pada
struktur organisasi sekolah seyogyanya dapat memenuhi kelima aspek
kebutuhan tersebut, sehingga guru dapat meningkatkan produktifitas kerjanya
dengan aman, nyaman, serta lebih giat lagi.

14
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ...., h. 146
24

2. Strategi Peningkatan Kinerja Guru


Upaya peningkatan kinerja guru oleh kepala sekolah harus
dilaksanakan dengan strategi yang matang. Mudrajad Kuncoro
mengemukakan bahwa strategi adalah ”sejumlah keputusan dan aksi yang
ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dalam menyesuaikan sumber daya
organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan
industrinya”.15 Sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia ”Strategi
adalah Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus”.16
Dari kedua definisi tersebut dapat diketahui bahwa strategi
merupakan sebuah langkah dalam mencapai kesuksesan organisasi, hal ini
untuk mencapai suatu target atau sasaran yang telah ditetapkan melalui proses
penganalisaan terhadap lingkungan.
Menurut pengertian di atas, maka kepala sekolah harus memiliki
pilihan-pilihan keputusan tentang cara terbaik untuk mengoptimalkan sumber
daya yang ada guna mencapai misi dan tujuan organisasi.
Secara umum pimpinan di sebuah organisasi khususnya kepala
sekolah di sebuah institusi pendidikan harus memperhatikan kebutuhan
sekolah akan sumber daya manusia (guru). Selain itu, kepala sekolah juga
harus mampu mengembangkan sikap profesional guru agar mempunyai
inisiatif sendiri dalam mengembangkan potensi dirinya atau dalam
melaksanakan tugasnya tanpa instruksi terlebih dahulu dari kepala sekolah.
Lalu untuk pengembangan sumber daya manusia kepala sekolah juga dituntut
mampu melakukan komunikasi dan kerja sama dengan perusahaan yang
bergerak dalam pengembangan sumber daya manusia di institusi pendidikan.
Strategi kepala sekolah di sebuah institusi pendidikan berkaitan erat
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (guru). Castetter
memberikan dua macam strategi guna peningkatan sumber daya manusuia,

15
Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meriah Keunggulan Kompetitif?, (tt.p.:
Erlangga, 2006) h. 12
16
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002) Cet, 4, h.1092
25

sebagaimana dikutip oleh E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala


Sekolah Profesional yaitu Strategi umum dan Stategi khusus.
Dalam strategi umum Castetter membagi kedalam tiga bagian
diantaranya:pengembangan tenaga kependidikan harus dilakukan berdasarkan
rencana kebutuhan yang jelas, dalam dunia pendidikan perlu senantiasa
dikembangkan sikap dan kemampuan profesional, serta kerjasama dunia
pendidikan dengan perusahaan perlu terus-menerus dikembangkan (terutama
dalam memanfaatkan perusahaan untuk laboratorium praktek dan objek
studi).
Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan
pengembangan dan peningkatan pengelolaan tenaga kependidikan yang lebih
efektif. Strategi tersebut berkaitan dengan kesejahteraan, pendidikan
prajabatan calon tenaga kependidikan, rekrutmen dan penempatan,
pembinaan mutu tenaga kependidikan, dan pengembangan karier.
Strategi khusus meniscayakan kepala sekolah untuk membuat pilihan-
pilihan keputusan untuk kesejahteraan guru, pengembangan karier dan
pendidikan guru, rekrutmen dan penempatan, dan pembinaan guna
peningkatan mutu guru di sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus
mempunyai pilihan-pilihan yang tepat, efektif dan efisien sehingga misi dan
tujuan organisasi tercapai dengan baik. 17
Berdasarkan konsep diatas, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah
dalam mengembangkan sumberdaya manusia yang ada dilingkungan sekolah
khususnya guru harus melaksanakan strategi-strategi tersebut dalam
perencanaan dan kebijakan yang dibuatnya.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru di sebuah institusi pendidikan, di antara strategi
yang dapat di lakukan oleh kepala sekolah adalah dengan cara melakukan
pembinaan terhadap kinerja guru, melakukan pengawasan (supervisi)

17
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Cet. 9, 2007), h. 128-130
26

terhadap kinerja guru, mengadakan evaluasi terhadap proses dan hasil kerja
(kinerja) guru.
a. Pembinaan Kinerja Guru
Menurut Ali Imron dalam bukunya Pembinaan Guru di Indonesia,
pembinaan guru secara terminologi diartikan sebagai serangkaian usaha
bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional
yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta
pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar.18
Berbeda dengan pendapat Ali Imron, menurut B. Suryo Subroto
dalam bukunya Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah
mengartikan pembinaan atau pengembangan guru yaitu pengembangan
profesi guru sebagai usaha-usaha melalui keaktifan sendiri untuk
meningkatkan pengetahuan dan kecakapan sehingga akan berguna dalam
menjalankan kewajiban sebagai guru.19
Dari dua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan
pembinan terhadap guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
melalui bantuan orang lain, baik itu kepala sekolah, pembina, ketua yayasan,
pengawas dan instansi lain yang akan memberikan pembinaan. Selain itu juga
kegiatan pembinaan guru dapat dilakukan sendiri oleh guru yang
bersangkutan, yaitu dengan keaktifan dan kesadaran diri untuk
mengembangkan potensi diri guru yang bersangkutan.
Ali Imron mengelompokkan pembinaan guru menjadi tiga macam
pembinaan. Pertama, pembinaan kemampuan guru dalam hal memelihara
program pengajaran di kelas; Kedua, kemampuan guru dalam hal menilai dan
memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak didik; Ketiga,
memperbaiki situasi belajar anak didik.20
Dalam hal Pembinaan kemampuan guru dalam memelihara program
pengajaran di kelas, kepala sekolah harus mengetahui dan memahami tahap-

18
Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1993) h. 9.
19
B. Surya Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta Bina
Aksara, 1984) h. 147.
20
Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, … h. 13.
27

tahap proses pengajaran sehingga dapat membantu kepala sekolah untuk


melaksanakan pembinaan program pengajaran kepada guru-guru. Selanjutnya
kepala sekolah juga harus memahami faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi belajar anak didik, seperti faktor motivasi, kematangan,
hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan,
rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi.
Jika kepala sekolah memahami faktor-faktor di atas, maka sangat
mudah bagi kepala sekolah untuk melakukan pembinaan kepada guru dalam
hal bagaimana evaluasi dan penilaian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar anak didik di sekolah. Maka kepala sekolah juga
hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan para tenaga
kependidikan, agar mereka dapat mengemukakan berbagai permasalahan
yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan..

b. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan


Dalam meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah harus mampu
menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan, terutama disiplin diri, dalam hal
ini kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Membantu tenaga kependidikan mengembangkan pola perilakunya
2) Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar perilakunya
3) Menggunakan pelakasanaan aturan sebagai alat.21
Guru yang telah dibina oleh kepala sekolah dengan baik, maka dia
akan menjadi guru yang profesional dibidangnya. Dengan mengedepankan
disiplin kerja sebagai acuan untuk mencapai target pengajaran dan
pembelajaran yang diinginkan. Jika semuanya tercapai, maka kualitas
pendidikan di sekolah berkat kinerja guru yang ditopang oleh disiplin yang
baik akan segera tercipta. Kepala sekolah yang dapat menjadi pioneer,
pelaksana dan pengawas dalam hal disiplin tenaga kependidikan ini.

c. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru

21
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h. 141.
28

Menurut E. Mulyasa kepala sekolah harus mampu melakukan


berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.22
Dalam hal pengawasan dan pengendalian kinerja guru, kepala sekolah
dapat melakukan pengawasan dan pengendalian dengan cara diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran. Namun dalam melaksanakan kepengawasannya, kepala
sekolah harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis.
2) Dilaksanakan secara demokratis.
3) Berpusat pada tenaga kependidikan (guru).
4) Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru).
5) Merupakan bantuan profesional. 23
Prinsip-prinsip di atas harus diperhatikan dengan benar oleh kepala
sekolah agar proses pengendalian dan pengawasan terhadap kinerja guru
dapat terlaksana dengan baik dan guru tidak merasa terbebani dengan
pengawasan yang ada, namun sebaliknya guru merasa dibantu dan
diperhatikan serta dihargai atas apa yang dia kerjakan.

d. Pemberian motivasi
Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik khusus, yang satu
sama lain berbeda. Hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus
pula dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk
meningkatkan kinerjanya. Perbedaan tenaga kependidikan tidak hanya dalam
bentuk fisiknya, tetapi juga psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu
untuk meningkatkan produktivitas kerja, perlu diperhatikan motivasi para
tenaga kependidikan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.24

22
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h. 111.
23
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h. 113.
24
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h.143
29

Motivasi yang diberikan dapat melalui reward, apresiasi, beasiswa


pendidikan, penugasan, promosi terhadap kinerja para guru. Guru akan lebih
giat lagi dalam meningkatkan kinerjanya, apabila ada motivasi atau dorongan
dari kepala sekolah. Hal ini bisa berupa dengan pembinaan atau dengan
dorongan kata-kata.

e. Penghargaan
Penghargaan sangat penting utuk meningkatkan produktivitas kerja
dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan
ini tenaga kependidikan dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif
dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan dengan
prestasi tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga setiap tenaga
kependidikan meniliki peluang untuk meraihnya. Penggunaan penghargaan
ini perlu dilakukan secara tepat, efektif, dan efisien, agar tidak menimbulkan
dampak negatif.25
Kepala sekolah yang mengerti kebutuahan seorang guru, maka dia
akan memberikan penyemangat agar guru dapat meningkatkan kinerjanya.
Hal ini bisa dengan, kenaikan pangkat, finansial, piagam. Dan harus
disesuaikan dengan tugas yang diberikan serta hasil kerja guru tersebut.
Sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang RI No.14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen bahwa guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa,
dan/atau bertugas khusus berhak memperoleh penghargaan.26

f. Persepsi
Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
pancaindera (Badudu, 1990: 675). Sedangkan Sarlito (1982: 76) mengartikan
persepsi sebagai daya mengenal objek, mengelompokan, membedakan,
memusatkan perhatian, mengetahui dan mengartikan melalui pancaindera.
Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif serta

25
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h. 151
26
Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Penghargaan, Pasal
36).
30

sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja. Kepala sekolah perlu


menciptakan persepsi yang baik bagi setiap tenaga kependidikan terhadap
kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan
kinerjanya.27
Persepsi sangat berpengaruh terhadap kinerja para gurunya, melalui
komitmen yang diberikan kepala sekolah terhadap guru maka akan tertanam
atau memunculkan tenaga pengajar yang berdedikasi tinggi dalam
menjalankan tugasnya.
Guru yang merasa dihargai hasil kerjanya oleh kepala sekolah,
merupaka salah satu cara untuk meningkatkan kinerja guru.
Dari upaya peningkatan kinerja guru yang dilakukan oleh kepala
sekolah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan disiplin tenaga
kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan, persepsi harus dilaksanakan
dengan dukungan dari kedua belah pihak, baik kepala sekolah maupun guru
itu sendiri.

C. Kerangka Berfikir
Mengacu pada kondisi riil di SMP Al-Shighor, kepala sekolah sudah
melakukan strategi dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja para gurunya.
Namun, strategi tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat
pada supervisi yang masih belum memberikan hasil yang baik, yaitu
kurangnya memberikan pengawasan dan pengendalian terhadap proses
mengajar para guru, sehingga sulit untuk mengetahui kekurangan apa saja
pada guru yang harus dibenahi. Selain itu, kepala sekolah juga belum optimal
dalam mengadakan pembinaan terhadap guru dan dalam pengadaan fasilitas
untuk menunjang proses mengajar guru.
Selain kepala sekolah, guru melalui kinerja yang dilakukannya juga
memilki pengaruh dalam peningkatan kualitas pendidikan. Namun, kenyataan
yang ditemukan, sebagian guru masih belum memenuhi kompetensi mereka
sebagai seorang guru, baik itu kompetensi pribadi, profesional, dan sosial

27
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h. 151
31

kemasyarakatan. Seperti belum menguasai materi ajar yang akan disampaikan


dikelas sehingga mengakibatkan ketidak siapan guru dalam mengajar, masih
adanya guru yang menggunakan metode ceramah (kurang kreatifnya guru),
kedisiplinan kinerja guru yang belum maksimal, kurang optimalnya guru
dalam mengajar, dll.
Melihat berbagai kenyataan diatas, hal ini masih jauh untuk mencapai
harapan sekolah. Karena, dengan strategi dan upaya yang dilakukan untuk
guru yang diharapkan mampu melaksanakan kinerja mereka dengan baik,
efektif, dan efisien, masih belum terlaksana dengan baik.
Kondisi tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa sebab, salah satunya
adalah penerapan strategi yang masih butuh pembenahan lebih lanjut.
Pembenahan tersebut dapat dilakukan dengan kepala sekolah melakukan
pembinaan lebih lanjut terhadap kinerja guru, pembinaan disiplin tenaga
kependidikan, pengendalian dan pengawasan kinerja guru, pemberian
motivasi, penghargaan, serta membangun komitmen guru untuk bekerja lebih
baik.
Kerangka berpikir diatas dapat digambarkan pada bagan sebagai
berikut :

Input Proses Output


Kondisi Nyata Strategi
1. Strategi Kep- Sek - Pembinaan Kinerja
- Kurangnya pengawasaan dari Guru
kepala sekolah - Pembinaan disiplin
Masalah
- Kurangnya pembinaan dari tenaga pendidik
kepala sekolah Belum - Pengendalian dan Harapan
- Kurangnya fasilitas dalam efektifnya Pengawasan Kinerja
pelaksanaan tugas guru strategi Guru Kinerja
kepala - Pemberian motivasi Guru
2. Kinerja Guru
sekolah - Pemberian yang
- Kurang optimal guru dalam
dalam Penghargaan Efisien
mengajar
meningkat terhadap kinerja
- Ketidakdisiplinan guru dalam
kan kinerja guru
mengajar
guru - Membangun
- Ketidaksiapan guru dalam
mengajar komitmen guru
- Lemah penguasaan metode untuk meningkatkan
mengajar kinerja

Feedback
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan dan Tempat penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk
menjelaskan bentuk-bentuk strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru di SMP Al-Shighor.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Shighor, yang berlokasi di
International Islamic Boarding School ”Ma’had Al-Shighor Al-Islami Al-
dauly” Desa Ender Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon 45182.
Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan
sampai dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian,
rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan dimulai pada bulan April
sampai bulan Juni 2011.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif serta
metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
memberi gambaran laporan penelitian berisi kutipan-kutipan yang mungkin
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen

32
33

pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.1 Penelitian ini hanya
mendeskripsikan keadaan atau gejala sesuatu apa adanya, artinya penelitian
ini bermaksud untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan
menginterpretasikan situasi atas kejadian riil di lapangan.
Data yang hendak dikumpulkan dalam penelitian adalah yang
berkenaan dengan pelaksanaan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru. Data yang akan diperoleh adalah data kualitatif yang memberi
gambaran tentang strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di
SMP Al-Shighor.

C. Sumber Data Penelitian


Sumber data dalam penelitian ini terdapat 9 orang, yaitu: ketua
yayasan sebagai puncak pimpinan dalam lembaga, komite sekolah sebagai
pengawas kebijakan kepala sekolah,kepala sekolah sebagai pembuat
kebijakan, 4 orang guru diantaranya 1 guru IPA, 1 guru IPS, 1 guru agama,
dan 1 guru Bahasa, serta 2 wali murid.

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapat hasil penelitian yang akurat, penulis menggunakan
teknik sebagai berikut:
a. Pengamatan/Observasi
Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data mengenai kondisi
objek yang sedang diteliti, seperti mengamati gejala gejala yang ada
disekolah mengenai kinerja guru, strategi kepala sekolah, struktur organisasi
sekolah. Dengan observasi, peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap
objek penelitian secara langsung. Fokus observasi ini dilakukan untuk
memperoleh data tentang kinerja guru serta strategi yang dilakukan kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor.
b. Wawancara

1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet.XVII, 2002) h.6
34

Wawancara adalah sebuah kegiatan tatap muka pada nara sumber


untuk memperoleh informasi dan data. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan
data dengan cara melakukan tanya jawab dengan pihak terkait dalam
penelitian yaitu ketua yayasan, komite sekolah, kepala sekolah, empat guru
(IPA, IPS, Bahasa, Agama), dan dua wali murid. Wawancara ini bertujuan
untuk memperoleh data tentang kinerja guru, strategi yang dilakukan kepala
sekolah dalam peningkatan kinerja guru di sekolah tersebut, dan persepsi
guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu cara memperoleh data dengan mencatat data
dokumen-dokumen yang terdapat di sekolah. Diantaranya mulai dari data
tentang laporan seperti kinerja guru, struktur organisasi, sarana, prasarana
sampai dengan strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru di SMP Al-Shighor.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Berdasarkan teknik pengumpulan data dan metode yang digunakan
pada penelitian ini, maka data akan disajikan dalam bentuk analisis deskriptif-
kualitatif. Data-data yang ditemukan di lapangan akan dikaji dan dijelaskan
secara terperinci sehingga dapat diciptakan suatu konsep atau penarikan
kesimpulan tentang penerapan strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor. Pengolahan dan analisis data
dimulai dengan:
1. Klasifikasi data yakni proses pengelompokkan data yang berupa
jawaban dari pertanyaan terbuka, atau proses pengumpulan data
berdasarkan jawaban-jawaban sumber data informasi.
2. Kategorisasi data yakni proses pengelompokkan data atau jumlah
informasi berdasarkan aspek aspek masalah yang disusun atas dasar
pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu. Atau pengelompokan
data dari jawaban sumber data berdasarkan pada dimensi-dimensi
masalah
35

3. Interpretasi data yaitu proses penafsiran data dengan cara mencari


persamaan dan perbedaan dari data untuk ditarik kesimpulan
berdasarkan kerangka berfikir yang telah ditentukan.

Tabel 1. Kisi-Kisi Final Penyusunan Instrumen Pengumpulan Data

Dimensi Aspek Dimensi / Indikator


Kinerja Guru Kompetensi Guru mencakup mempunyai pengetahuan,
pemahaman, minat, kemampuan mengajar (menguasai bahan
ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas,
penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar,
mengenal dan menyelenggarakan adminstrasi sekolah).
Peran dan Tugas serta tanggung jawab keGuruan. Perannya
sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator dan fasilitator,
dan sebagai evaluator. Tugasnya yang berkaitan dengan profesi,
kemanusiaan, dan kemasyarakatan. Dan tanggung jawab
keguruannya (membimbing, membentuk kepribadian, menggali
potensi anak didik)
Strategi Kepala Faktor-faktor Kinerja Guru, seperti kebutuhan fisiologis, rasa
Sekolah aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri
Pembinaan Kinerja Guru mencakup pembinaan kemampuan
guru(menyiapkan RPP, media/alat pembelajaran, metode
mengajar), kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki
situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan
waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, membantu
meningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan
kedewasaan).
Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru mencakup
mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan
individual, dan simulasi pembelajaran.
36

Memberikan motivasi (apresiasi, reward, motif, beasiswa


pendidikan, penugasan, promosi) terhadap tenaga pengajar dalam
melakukan tugas.
Penghargaan mencakup pemberian, kenaikan pangkat, finansial,
piagam.
Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru
untuk meningkatkan kinerja.

Untuk jelasnya, kisi-kisi ini dapat dilihat pada pedoman wawancara dan
dokumentasi transkip wawancara terlampir.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah singkat berdirinya SMP Al- Shighor
Ma’had Al-Shighor Al-Islami adalah sub bagian dari pesantren
induknya yaitu Pesantren Gedongan, sebuah pesantren salafi yang terletak di
Desa Ender Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon yang didirikan oleh
Mbah KH. Mohammad Sa’id sekitar tahun 1880 M. Ma’had Al-Shighor Al-
Islamy berjarak + 500 m dari pesantren induknya, didirikan oleh salah
seorang cucu beliau dari generasi ke IV tahun 1990 M. Bersamaan dengan
berdirinya Ma’had ini didirikan pula Madrasah Ibtidaiyah (MI) bernama MI
“Manbaul Hikmah” yang mengambil nama dari nama Madrasah Diniyah
(MD) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang telah ada sebelumnya.
Keberadaan Ma’had Al-Shighor Al-Islami mendapat respon baik dari wali
santri terbukti dengan bertambahnya jumlah santri setiap tahunnya.
Enam tahun kemudian (1996 M), MI tersebut menamatkan lulusannya
yang pertama kali sebanyak 17 Siswa. Tahun berikutnya yaitu tahun pelajaran
1996/1997 didirikanlah kelas jauh (filial) MTs ”Manbaul Hikmah” yaitu
sebuah madrasah yang berada dipondok pesantren induknya.
Latar belakang pendirian kelas filial ini diantaranya adalah;
a. Menindak-lanjuti program pembelajaran bahasa Arab dan Bahasa Inggris
yang telah diajarkan secara intensif di MI

37
38

b. Optimalisasi pencapaian prestasi bagi para siswa, yaitu dengan penerapan


system integrasi penuh antara madrasah dan pesantren dimana para
santri/siswa semuanya diasramakan dalam satu asrama
Kelas filial setiap tahun pelajaran hanya menerima siswa maksimal 40
Siswa/Santri(satu kelas) melalui seleksi kelayakan alumni MI Manbaul
Hikmah sendiri dan tes masuk bagi calon siswa luar madrasah ini. Hal ini
dilaksanakan karena keterbatasan sarana yang ada. Dengan demikian kelas
filial ini merupakan kelas unggulan dari MTs Manbaul Hikmah.
Ma’had Al-Shighor Al-Islamy selalu berupaya meningkatkan prestasi
belajar para santrinya sesuai dengan tuntutan kehidupan yang semakin
mengglobal. Pada tanggal 5 Mei 2007, bertepatan dengan Haul Ponpes
Gedongan, Pengasuh Ma’had Al-Shighor Al-Islamy telah melaunching
perubahan Ma’had Al-Shighor Al-Islamy menjadi Ma’had Al-Shighor Al-
Islamy Al-Dauly (Al-Shighor International Islamic Boarding School).
Untuk lebih mengoptimalkan pembinaan siswa /santri dan
kemandirian madrasah pengasuh ma’had bersama pengelola dan dewan guru
telah menjadikan kelas filial MTs Manbaul Hikmah ini menjadi sekolah yang
berdiri sendiri dengan nama “Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-
Shighor” di bawah naungan yayasan Al-Shighor Al-Islami Al-Dauly dan
mendapat surat Rekomendasi Penerimaan Siswa Baru Tahun Pelajaran
2007/2008 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon No.422.2/1550/Diknas
tahun 2007 serta keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor C-876
HT.01.02.TH. 2005. Keberadaan sekolah ini mendapat sambutan yang baik
dari wali murid/santri terbukti dengan penerimaan siswa baru yang mencapai
60 siswa(2 kelas).
Pendirian SMP Al-Shighor mendapat respon baik dari masyarakat,
karena disamping menggunakan system boarding school juga diarahkan ke
sekolah unggulan berstandar Internasional, terbukti dengan penerimaan siswa
baru yang mencapai 60 siswa.
39

2. Visi dan Misi SMP Al- Shighor


a. Visi SMP Al-Shighor
Sekolah SMP Al-Shighor ini memiliki visi yaitu menjadikan
“Al-Shighor” International Islamic Boarding School Ponpes
Gedongan sebagai pusat pengembangan model pendidikan integratif
kompetitif dan berwawasan global.
b. Misi SMP Al-Shighor
1) Membina siswa yang menguasai bahasa international (Bahasa Arab
dan Inggris) kuat iman, berjiwa kewirausahaan, dan unggul dalm
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Mengembangkan kegiatan pendidikan keahlian dengan model-model
pembelajaran yang mengarah kepada pembekalan life skill dan
mempunyai akuntabilitas publik.
3) Mencetak lulusan yang berkualitas integratif, memahami ilmu
keislaman dengan metodologi kontemporer dalam rangka
muhãfadhah „alã al-qadîmi al-shãlih wa al-akhdzu bi al-jadîdi al-
ashlah.

3. Sistem Pendidikan
Melaksanakan Pendidikan terpadu selama 24 jam setiap hari melalui
tiga Pusat Pendidikan, yaitu:
a. Pendidikan Asrama
Pendidikan keluarga di International Islamic Boarding School
“Ma’had Al-Shighor Al-Islami Al-Dauly” dilakukan oleh bagian Asrama
putra dan putri secara terpisah. Lembaga ini berfungsi sebagai pengganti
orang tua yang bertugas menyediakan semua fasilitas yang diperlukan santri,
di antaranya akomodasi, konsumsi, air, listrik, kenyamanan, keamanan dan
lainnya. Di samping itu, bertugas memberikan pendidikan yang seharusnya
diberikan dalam keluarga yaitu:
40

1) Pendidikan Kerohanian yang meliputi: pendidikan keimanan,


pembiasaan ibadah, penghafalan Al-Qur’an, menjadi serta acara-
acara keagamaan.
2) Pendidikan Akhlak meliputi: Akhlak terhadap Allah SWT dan
Rasul-Nya, terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, keluarga,
orang lain, dan akhlak terhadap lingkungan sekitar.

b. Pendidikan Sekolah
Pendidikan Sekolah terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah sampai
Mahasiswa. Program pendidikannya terintegrasi sebagai berikut:
1) Pendidikan intelektual yang meliputi Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) sesuai ketentuan pemerintah yang
diintegrasikan dengan nilai-nilai kepesantrenan (IMTAQ) dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
2) Pendidikan keterampilan bahasa

c. Pendidikan Lingkungan
Pendidikan keluarga dan sekolah merupakan fondasi dasar
terbentuknya kepribadian seorang anak, namun demikian sebaik apapun
pendidikan yang diberikan akan menjadi sia-sia jika tidak didukung oleh
lingkungan yang kondusif. Oleh karena itu International Islamic Boarding
School “Ma’had Al-Shighor Al-Islami Al-Dauly” menciptakan pendidikan
lingkungan yang Islami dengan cara menjadikan masjid sebagai sentral
aktivitas. Dengan demikian semua aktivitas dijiwai dan diwarnai oleh shalat
lima waktu yang menjadi tiang utama agama Islam. Selain itu, berbagai
bentuk aktivitas juga diberikan kepada santri dengan harapan akan
membentuk pribadi-pribadi yang peduli terhadap berbagai masalah social dan
lingkungan alam sekitarnya.

4. Jenjang Pendidikan
a. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Manbaul Hikmah
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al Shighor
41

c. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Shighor


Bidang Keahlian : Teknologi Informasi dan Komunikasi
Program Keahlian : 1. Teknik Komputer Jaringan (TKJ)
2. Multi Media (MM)
d. Madrasah Aliyah (MA) Al-Shighor
e. Mahasiswa yang kuliah diberbagai perguruan tinggi

5. Keadaan Guru dan Siswa SMP Al-Shighor


a. Keadaan guru
Ma’had Al-Shighor Al-Islamy didukung oleh 20 orang guru, lulusan
dalam maupun luar negeri baik S1 maupun S2 dan beberapa orang asisten
yang bertugas membantu para santri dalam pendalaman materi. Sebagian
besar guru dan asisten bertempat tinggal di asrama/perumahan yang telah
disiapkan oleh ma’had, sehingga dengan demikian para siswa berada dalam
bimbingan dewan guru selama 24 jam.
Mayoritas dewan guru menguasai bahasa Arab dan Inggris,
diantaranya sebagai berikut :
Tabel 2. Nama-nama Guru

No Nama Tempat Tgl Lahir Pendidikan Pengampu


01 Dra. Dzarrotul Jannah Cirebon, 12-12-1964 IAIN Bandung Bahasa Arab
02 Aeni Amalia S.Pd Cirebon, 22-11-1976 UIN Yogyakarta Bahasa Inggris
03 M. Fatihul Hadi, S.Pd.I Cirebon, 05-07-1975 Al-Aqidah Jakarta IPS-Sejarah
04 Muhammad Ratim, S.Ag Cirebon, 05-09-1974 STAIN Cirebon PAI
05 Yusuf Saefuddin, M.Ag. Cirebon, 09-05-1974 UIN Bandung B.Inggris
06 Nining Supriyatin, S.Pd.I Cirebon, 02-08-1982 STAIN, Cirebon IPA-Biologi
UNISRI,
07 Andi Kumala Sakti, S.Si Cirebon, 25-12-1980 Matematika
Palembang
08 Ahmad Fauzan SE.I Jakarta, 16-07-1984 STAIN, Cirebon IPS-Ekonomi
UIN Suka
09 Aeni Amalia, S.Pd Cirebon, 16-03-1983 IPA-Fisika
Yogyakarta
H. Ahmad Abu nasor, Lc.
10 Cirebon, 19-01-1979 Al-Ahqof, Yaman Bahasa Arab
MA
H. Muhammad bin Jafar,
11 Cirebon, 27-05-1980 Al-Ahqof, Yaman Bahasa Arab
Lc
12 Lastri Auliya, S.Pd.I Cirebon, 16-12-1986 STAIN, Cirebon PPKn
Indramayu, 09-09- IAIN Syekh
13 Dodi Nurwansyah, S.Pd.I B.Inggris
1986 Nurjati, Cirebon
42

14 Zahrotul Jannah, S.Pd.I Cirebon, 05-05-1985 STAIN,Cirebon Bhs. Indonesia


IAIN Syekh
15 M. Asrorrudin AS Bogor, 14-02-1986 IPS-Geografi
Nurjati, Cirebon
IAIN Syekh
16 Syaeful Bahri Cirebon, 25-11-1987 TIK
Nurjati, Cirebon
17 Arifuddin, S.Pd.I NTT, 12-08-1983 STAIC, Cirebon Budi Pekerti
18 Naili Hanani, Sh.I Cirebon, 11-11-1986 STAIN, Cirebon PAI
IAIN Syekh
19 Kamaluddin Umar Cirebon, 13-06-1987 Seni Budaya
Nurjati, Cirebon
Sampang, 11-04-
20 Saefudin, S.Pd.I STAIN, Cirebon Staf TU
1983

Sumber :Profil SMP Al-Shighor Tahun 2010/2011

Syarat suatu lembaga pendidikan yang berkualitas, selain memiliki


sarana dan prasarana yang lengkap, lembaga pendidikan tersebut harus
memiliki tenaga pendidik yang professional. Dapat kita lihat pada tabel di
atas.

b. Keadaan Siswa
Siswa SMP Al-Shighor berasal dari berbagai daerah di Indonesia
terutama dari kota-kota sekitar kabupaten Cirebon disamping dari daerah
Cirebon sendiri, dengan berbagai macam latar belakang ekonomi orang tua,
kebanyakan dari mereka adalah petani dan nelayan, dan Pegawai Negeri Sipil
sebagai tenaga pengajar (guru), serta sebagian kecil birokrat serta tokoh
politik.
Keadaan siswa tahun ajaran 2010/2011 sebagaimana tertera dalam
tabel ini :
Tabel 3. Keadaan Siswa
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
VII A 9 13
VII B 12 17
VIII A 14 16
VIII B 12 10
IX A 7 10
IX B 10 9
Jumlah 64 75 139

Sumber :Profil SMP Al-Shighor Tahun 2010/2011


43

Semua siswa diasramakan dalam asrama yang telah disiapkan oleh


Ma’had di bawah bimbingan dewan guru selama 24 jam.

6. Sarana dan Prasarana


Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan sesuatu yang diadakan
oleh sekelopok manusia atau alat penunjang proses pendidikan agar dapat
memberikan kontribusi secara berarti dan optimal bagi jalannya proses
pendidikan. Adapun sarana dan prasarana di SMP Al- Shighor, lihat table
dibawah ini:
Tabel 4. Sarana dan Prasarana
No Deskripsi Jumlah Keterangan
1 Ruang kelas 6 Baik
2 Ruang guru 1 Baik
3 Ruang koperasi 2 Baik
4 Laboratorium IPA 1 Baik
5 Laboratorium computer 1 Sangat Baik
6 Perpustakaan 1 Sangat Baik
7 Ruang kepala sekolah 1 Sangat Baik
8 Ruang kepala yayasan 1 Sangat Baik
9 Ruang OSIS 1 Sangat Baik
10 Papana tulis 9 Baik
11 Komputer 29 Sangat baik
12 Telepon 1 Baik
13 Masjid 1 Sangat Baik
14 Toilet Guru 3 Baik
15 Toilet Siswa 6 Baik
16 Asrama putra – putrid 2 Baik
17 Perumahan guru 7 Baik
18 MCK putra putrid 3 Baik
19 Lapangan olah raga 1 Baik
44

20 Koperasi/kantin 1 Baik
21 Kendaraan Operasional 3 Baik
22 Halaman Upacara 1 Baik
23 Gudang 3 Baik
Sumber :Profil SMP Al-Shighor Tahun 2010/2011

7. Proses Pembelajaran
Kegiatan – kegiatan pendidikan yang telah dillaksanakan selama satu
tahun pelajaran 2010/2011 sebagai berikut:
a. Penerimaan Siswa Baru
Meliputi :
1) Pembentukan panitia PSB
2) Pendaftaran Siswa Baru
3) Seleksi Masuk
4) Masa Orientasi Siswa Baru (MOS)
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari
- Pukul 07.00 s/d 14.00
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun pelajaran
2010/2011 sebagai berikut :
a. Penyusunan jadwal pelajaran dan pembagian tugas
b. Belajar efektif sesuai dengan kalender pendidikan yang ditentukan
oleh diknas
c. Absensi siswa dan kehadiran guru
d. Evaluasi hasil belajar baik berskala, Mid tes maupun tes Akhir
semester
e. Pengisian rapot dan pembagiannya
f. Persiapan dan pengayaan Ujian Nasional

8. Kekhususan pendidikan Ma’had Al-Shighor


a. Semua siswa diasramakan dalam satu asrama yang telah disediakan
oleh Ma’had dalam bimbingan dan pengawasan guru 24 jam.
45

b. Bahasa inggris dan bahasa arab dijadikan sebagai bahasa pengantar


dalam proses belajar-mengajar di dalam kelas, di samping bahasa
Indonesia
c. Diluar kelas, bahasa Inggris dan bahasa arab dijadikan sebagai bahasa
percakapan sehari-hari.
d. Siswa mendapat pelajaran pengetahuan agama dalam kegiatan dirosah
diniyah dengan pengantar bahasa arab disamping bahasa jawa dan
Indonesia

9. Kerja sama dengan instansi terkait


a. Mahesa Institute, Pare Kediri
b. Harvard English Course, Pare Kediri
c. Genta English Course Pare, Kediri Jawa Timur.
d. Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon (IAIN Cirebon)
dalam usaha mengembangkan bahasa juga peningkatan mutu
kurikulum pendidikan.
e. Dalam bidang kewirausahaan kami sedang menjalin kerjasama dengan
kementerian pertanian dalam melaksanakan program pengembangan
ternak mandiri.

10. Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di SMP Al-Shighor adalah kurikulum
berstandar nasional yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
yang diarahkan ke sekolah Berstandar Internasional dengan modifikasi dan
penambahan mata pelajaran muatan lokal sesuai dengan visi dan misi sekolah
dan Ma’had.

11. Evaluasi dan prestasi yang telah dicapai


Setelah selesai tahun ajaran 2010/2011dan menjelang memasuki tahun
pelajaran baru 2011/2012 dilaksanakan evaluasi secara menyeluruh terhadap
segala aktifitas dan kegiatan yang telah dilaksanakan dengan perolehan
sebagai berikut :
46

a) Secara umum proses belajar mengajar berjalan lancer dan efektif


mencapai >90 %
b) Target kurikulum yang tercapai > 90 %
c) Kehadiran Guru > 90 %
d) Kehadiran siswa > 90 %
Adapun prestasi yang diperoleh oleh siswa untuk 4 mata pelajaran
yang diujikan sebagai berikut :
Tabel 5. Prestasi Belajar Siswa
Semester I Semester II
Mata Pelajaran Ket
Tertinggi Terendah Tertinggi Terendah
Bhs. Indonesia 8,0 7,0 8,5 7,3
Bhs. Inggris 9,0 7,3 90 7,5
Matematika 8,0 7,0 8,0 7,3
IPA 8,3 7,0 8,5 7,5
Sumber : Profil SMP Al-Shighor Tahun 2010/2011
47

B. Deskripsi dan Analisis Data


Dalam penelitian, penulis menggunakan data penelitian bersifat
kualitatif, data yang ditampilkan bersifat narasi dan dijabarkan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan dalam wawancara yang diadakan
dari tanggal 27 April s/d 11 Mei 2011.
Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pertanyaan
tersebut ditujukan kepada pihak yayasan komite, kepala sekolah, para guru
dan wali murid diberikan secara terpisah dan berbeda. Adapun hasil
keseluruhan dari wawancara dilampirkan dalam lampiran skripsi ini. Bentuk
pertanyaan dan jawabannya dari setiap responden beserta analisisnya
dituangkan dalam deskripsi sebagai berikut:

Tabel 6. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih


sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Atas kinerja yang saya lakukan, saya mendabat imbalan yang sesuai
dengan beban pekerjaan saya, lumayan cukuplah untuk makan dan
SH.I memenuhi kebutuhan saya sehari-hari. Kalau dikatakan aman dan
nyaman, dalam kebersamaan kita sesama guru saling memotivasi dan
bertukar curhat satu sama lain, seperti yang anda lihat sendiri bagaimana
kehidupan di pesantren
M. Asroruddin IPS Mengenai kebutuhan Alhamdulillah walaupun tidak seseberapa banyak
saya masih merasa terpenuhi. Walaupun saya tinggal di asrama dengan
segala kesedarhanaan, tapi justru saya labih banyak menemukan
kenyamanan dibanding tinggal di luar asrama, karena untuk saya secara
pribadi dapat lebih banyak belajar, apalagi belajar mengenai
kebersamaan. Kepala sekolah masih banyak memberikan kepercayaan
yang tinggi kepada saya, seperti event-event yang dilaksanakan disekolah,
saya selalu dilibatkan dalam posisi yang strategis dalam kepanitiaan, ini
adalah satu bentuk penghargaan yang menurut saya tidak bisa dinilai
dengan penghargaan uang.

Nining IPA Disini saya sangatlah diperhatikan, dari segi makanan, minuman, dan lain
sebagainya. Misalkan, untuk makan siang dan cemilan, kami tinggal
Supriatin, makan saja, semuanya sudah dipersiapkan. Untuk masalah keamanan,
S.Pd.I kami dibantu oleh security, apabila terjadi masalah seperti kekerasan
(perkelahian), maka yang melerai pertama kali adalah tugas dia,
sedangkan kami akan membimbing siswa apabila menghadap guru BK
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Saya jarang sekali
menjustifikasi siswa saya, karena saya menganggap mereka adalah anak
saya sendiri. Jadi apabila ada masalah, saya juga terkadang menengahi
mereka, jangan sampai ada orang tua yang dipanggil. Karena ini akan
mempengaruhi psikologis diri siswa. Dari beberapa siswa yang
bermasalah, terkadang mereka lebih terbuka kepada saya, jadi selaku
guru, saya juga terkadang menjelma sebagai teman mereka, bahkan
sebagai sahabat mereka.
Dodi Faktor-faktor yang anda sebutkan tadi sudah cukup memadai karena
Bahasa
Inggris

sekolah ini terintegrasi penuh dengan pesantren, maka faktor – faktor


Nurwansyah, peningkatan kinerja seperti fisiologis, kenyamanan, kasih sayang,
S.Pd.I dihargai, dan aktualisasi diri disekolah ini berjalan dengan baik.
48

Drs. H. Bisyri Lembaga kami merupakan sebuah boarding school yang diasramakan.
Kira-kira 80% tenaga pengajar dan pengurus yayasan kami juga berada
Imam, M.Ag satu atap didalam lingkungan kampus lembaga kami. Jadi hubungan
emosional antara pengurus yayasan dan guru-guru merupakan faktor
paling penting dalam usaha terus dan terus membangun yayasan kami

Ketua Yayasan
menjadi lebih baik. Kami dalam rangka memberikan rasa nyaman kepada
para fungsionaris yayasan dan guru-guru lembaga kami menyediakan
fasilitas-fasilitas penunjang berupa mobil yayasan, motor, kamar untuk
beberap guru dan juga rumah untuk guru yang sudah menikah juga
fasilitas-fasilitas lain yang intinya kami berikan agar para pengurus
merasa betah dan menikmati keberadaannya didalam lembaga. Kami juga
memberikan seluas-luasnya kesempatan bagi pengurus untuk berani
bertindak mengekspresikan hobbi mereka dan mencurahkannya dalam
lembaga kami. Sebagai contoh, beberapa pengurus yang menyukai
olahraga dipersilahkan mengembangkan olahraga di lembaga kami. Juga
beberapa pengurus yang aktif dalam dunia penelitian maupun akademis
juga didukung untung mgembangkan keahliannya tersebut.
Dra. Hj. Jelas saya memperhatikan faktor-faktor peningkatan kinerja para tenaga
pengajar yang ada disekolah ini, diantaranya
Dzarrotul a. faktor fisiologis, saya rasa sudah sangat terpenuhi kebutuhan ini,
Jannah misalnya tersedianya makanan, minuman kapan saja guru inginkan.
semua itu ada yang menyediakannya apalagi kebutuhan ini
merupakan kebutuhan yang dapat dibilang tidak bisa ditunda - tunda.
b. Selain itu juga saya sebagai pimpinan dalam struktural sekolah
seyogyanya memberikan kenyamanan terhadap para guru agar
tercipta kerja sama dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan
pendidikan yang ingin diwujudkan. Saya memberikan kebebasan
untuk melakukan apa saja kepada mereka agar mereka merasa
nyaman, betah, dan tentram berada dilingkungan yayasan dan
sekolah ini sehingga mereka juga nyaman dan fokus dalam
menjalankan tanggung jawabnya sebagai tenaga pengajar yang
professional.
Kepala Sekolah

c. Saya dan ketua yayasan menanamkan kepada semua civitas yayasan


termasuk tenaga pengajar betapa besarnya nilai kebersamaan (kasih
sayang, perhatian). Baik itu atasan terhadap bawahan, bawahan
terhadap atasan, bawahan terhadap bawahan yang lain. Saya
menganggap guru – guru disini sudah seperti keluarga saya sendiri,
dimana saya sangat memperhatikan mereka dan dalam diri saya
bertanggung jawab untuk memperhatikan perkembangan para guru.
Sehingga dapat terlihat suasana yang begitu dekat antara saya dengan
para guru sehingga dapat tercipta emosional yang dekat antara saya
dengan mereka dan mereka dengan saya.
d. Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap guru yang
kreatif dan inovatif. Mereka memberikan jiwa dan raganya untuk
mengabdi sebagai pahlawan tanpa jasa dan memberikan kemajuan
terhadap pendidikan.
e. Aktualisasi diri tenaga pengajar/guru saya sangat memperhatikannya,
dan saya sangat bangga apabila guru guru disini berkreasi
meningkatkan kemampuan mengajarnya dan dapat menciptakan hal
– hal yang baru seperti penggunaan metode mengajar yang
menyenangkan. Dan saya akan menjadikannya sebgai tauladan bagi
guru-guru yang lain.

Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Dengan menganalisis jawaban-jawaban tersebut, bahwa aspek-aspek


peningkatan kerja guru telah dapat dicapai dengan memenuhi kelima aspek
(fisioligis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai dan
49

aktualisasi diri), yakni sebagaimana juga telah dijelaskan mengenai teori


kebutuhan yang diajukan oleh Abrahm H. Maslow yang juga telah dijelaskan
di Bab kajian teori.
Namun, ternyata materi bukanlah faktor utama yang bisa membuat
seseorang bertindak. Tetapi beranjak dari kesederhanaan, kenyamanan,
keter7batasan, serta kepercayaan membuat seseorang bisa melakukan yang
terbaik bagi lembaga dimana dia bekerja. Para tenaga pengajar bisa
mengoptimalisasi fasilitas-fasilitas yang ada, supaya bisa dipergunakan secara
maksimal, yakni seperti yang dikatakan E Mulyasa -dengan mengutip
perkataan Laeham dan Wexley (1992)- bukan semata-mata untuk
mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas unjuk kerja
dengan memperhatikan produktivitas berdasarkan tingkatanya; prestasi kerja,
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, dan unjuk kerja.

Tabel 7. Kenyamanan berada di lingkungan di SMP Al-Shighor


NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih
SH.I merasa nyaman mengajar disini, semua pihak
disini mengedepankan rasa kekeluargaan.
M. Asroruddin IPS yah yang saya rasakan sejauh ini, saya sudah
nyaman berada dilingkungan sekolah dan
pesantren ini.
Nining IPA Disini saya merasa nyaman sekali, karena disini
Supriatin, jauh dari kota, dan kendaraan yang hilir
S.Pd.I mudikpun jarang. Sehingga kami bisa mengajar
tanpa terasa terganggu oleh suara bising.
Dodi Bahasa Menurut saya lingkungan disekitar SMP Al –
Nurwansyah, Inggris Shighor sudah cukup nyaman dan representatif
S.Pd.I dan letaknya jauh dari keramaian
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Kenyamanan merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses


belajar mengajar. Semakin nyaman suatu tempat, maka proses pembelajaran
bisa dilakukan secara optimal. Bisa dilihat dari jawaban-jawaban tersebut,
bahwa dengan kondisi lingkungan yang memperhatikan tata letak geografis
yang jauh dari keramaian, serta pembentukan budaya sekolah dengan
50

mengedepan rasa saling kekeluargaan, membuat para guru nyaman dalam


melaksanakan kinerja mereka. Ini pun pun dapat dirasakan bukan hanya oleh
para guru namun semua elemen pendidikan di lingkungan sekolah dapat
merasakan kenyamanannya.
Faktor kenyamanan dalam peningkatan kinerja dengan
memperhatikan hal-hal yang dapat disimpulkan dari jawaban-jawaban
tersebut; Rasa kekeluargaan, dapat menumbuhkan pelaksanaan kinerja
dengan kerjasama dan gotong royong semua pihak di sekolah, sehingga
program-program dan beberapa masalah dapat dilkasanakan dan diselesaikan
dengan mudah, sekalipun program yang sulit dan membutuhkan penyelesaian
yang rumit. Begitu pun tata letak lingkungan yang strategis yang jauh dari
keramaian -dengan ditempatkan di tengah-tengah area pesawahan-, ini telah
sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru, yakni dengan
terhindarnya dari gangguan-gangguan, baik itu gangguan yang bersifat
sederhana seperti suara bising, maupun gangguan yang besar, yakni isu-isu
dan budaya-budaya lingkungan luar sekolah yang tidak relevan dengan arah
pendidikan.

Tabel 8. Minat guru sebagai tenaga pendidik


NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Bisa dikatakan mengajar atau menjadi seorang
SH.I pendidik itu adalah salah satu pekerjaan yang
sulit, kalau tidak ada minat dalam diri kita tujuan
mengajar dalam sebuah pendidikan tidak akan
terlaksana dengan baik. Maksud saya kalau pun
tidak ada minat dalam diri saya, mungkin saya
tidak akan mengajar. Saya termotivasi untuk
mengajar, terutama pelajaran agama karena saya
bisa banyak belajar dengan mengajar, terus
terang mengajar bagi saya dapat meningkatkan
dan mengembangkan pengetahuan bagi diri saya
secara pribadi.
M. Asroruddin IPS Menjadi guru adalah sudah menjadi cita-cita
saya dari dulu, sehingga profesi ini adalah benar-
benar sudah menjadi minat saya. Walaupun latar
belakang pendidikan saya bukan dari
pendidikan, apa pun pekerjaan saya nanti, saya
51

harus tetap mengajar, karena mengajar


merupakan bagian dari jalan hidup saya untuk
mengaktualisasikan diri saya.
Nining IPA Latar belakang saya sebagai salah satu sarjana
Supriatin, pendidikan di negeri ini, saya ingin mengabdi
S.Pd.I kepada nusa dan bangsa, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa ini. Karena banyak sekali dari
mereka yang tidak mengenyam bangku
pendidikan dan mengalami pendewasaan dini.
Dodi Minat saya menjadi guru bahasa di SMP Al-
Bahasa Inggris
Nurwansyah, Shighor didasari karena backround saya waktu
S.Pd.I kuliah mengambil jurusan pendidikan maka saya
terjun ke dunia pendidikan dan disini saya
didukung oleh lingkungan dan kegiatan –
kegiatan pondok yang wajib menggunakan
bahasa arab dan bahasa inggris
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Dari wawancara di atas disimpulkan bahwa menjadi seorang guru


merupakan salah satu minat yang mereka (para guru) punyai. Tidak ada
minat, berarti tidak akan muncul motivasi, karena dari minat dan didikung
oleh motivasi akan mengakibatkan sebuah perbuatan. Jika tidak ada motif
(minat), walaupun sebesar apapun motivasi, maka akan tercipta proses
pengabaian. Selain itu, salah satu tujuan utama responden ini adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meminimalisir buta aksara. Hal ini
merupakan sebuah tujuan mulia, di samping tujuan-tujuan pendidikan yang
lain.
Minat-minat mereka sebagai seorang guru dalam peningkatan kinerja
merupakan faktor yang juga penting dalam pencapaian tujuan pendidikan,
dengan minat-minat tersebut mereka mengetahui arti penting akan hakikat
peran mereka sebagai seorang guru, mereka akan menikmati dan dengan
penuh ketulusan mengajar, sehingga kepuasan dalam pencapaian dan hasil
kerja selain dirasakan oleh mereka sendiri, juga dapat dirasakan oleh peserta
didik, pengelola dan pimpinan sekolah, serta orang tua atau wali murid,
sebagaimana hasil wawancancara dengan orang tua atau wali murid dengan
52

laporan-laporan kemajuan siswa serta persepsi mereka mengenai kinerja


kepala sekolah dan guru.

Tabel 9. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola


program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media,
mengelola interaksi belajar-mengajar.
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Dalam menyiapkan materi ajar sebelum saya
SH.I mengajar, dengan mempertimbangkan
kemampuan masing-masing dari siswa, saya
menyiapkan terlebih dahulu tehnik bagaimana
menyampaikannya kepada siswa, agar siswa
dapat memahami dan mengerti apa yang saya
sampaikan dan saya jelaskan.
M. Asroruddin IPS saya pasti menguasai bahan ajar yang akan
dipresentasikan, nengelola kelas supaya proses
belajar mengajar berjalan dengan lancar, dan
saya juga berusaha untuk menyajikan media
sebagai alat bantu mengajar.
Nining IPA Dalam dunia pendidikan, apalagi saya selaku
Supriatin, guru Ilmu Pengetahuan Alam, saya tidak hanya
S.Pd.I memberikan materi saya, tetapi kami bisa
langsung praktek ke laboratorium yang sudah
disiapkan oleh sekolah, dan tidak menutup
kemungkinan kami langsung praktek ke
lapangan, seperti praktek mencangkok, stek, dll.
Agar para siswa selain mengerti akan teori yang
mereka dapatkan, mereka juga bisa
menerapkannya di dalam lingkungan mereka
juga.
Dodi penguasaan guru dalam mengajar, menurut saya
Nurwansyah, guru-guru disini sudah cukup bagus dalam
Bahasa Inggris

S.Pd.I penguasaan materi ajar, mengelola kelas, dan


sudah dapat menggunakan media seperti in focus
dalam proses pembelajaran, apalagi dalam
berinteraksi, mereka sudah bisa mengatasi siswa-
siswi agar tercipta proses pembelajaran yang
menyenangkan
53

Dra. Hj. Saya lihat guru-guru di SMP Al-Shighor


Dzarrotul sebagian banyak sudah menguasai bahan ajar
Jannah yang akan dipresentasikan dikelas, ya walaupun
masih ada guru yang belum menguasai bahan
ajar. Untuk mengetahui itu saya selalu membuka

Kepala Sekolah
diskusi dengan para siswa yang ada di SMP Al-
Shighor ini mengenai guru-guru pada saat
mereka mengajar, dari situlah saya mendapat
informasi siapa saja guru-guru yang sudah
menguasai bahan ajar dan guru-guru yang belum
menyiapkan bahan ajar sebelum dipresentasikan
dikelas. Dan informasi tersebut dijadikan bahan
musyawarah atau rapat yang diadakan setiap
minggu.
Drs. H. Bisyri Menurut saya saat ini kompetensi guru kami
Imam, M.Ag dam penguasaan materi ajar sudah sangat baik.
Karena kebanyakan dari mereka adalah fresh
graduate dari kampusnya masing-masing,
mereka sangat segar dalam mengajar dan
Ketua Yayasan

mengelola hubungan emosional di kelas dalam


program belajar mengajar. Mereka juga sangat
Kreatif dan bersahabat. Beberapa mata pelajaran
sudah sempurna baik dalam pengadaan buku
penyampian guru juga dalam penggunaan media.
Namun dalam beberapa mata pelajaran masih
belum sempurna dalam penggunaan media ajar
karena kesulitan dalam membuat media ajar
yang sesuai dengan kebutuhan.
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Dari uraian diatas dilihat bahwa sebelum para tenaga pengajar


memberikan materi, terlebih dahulu mereka mempersiapkan dan
mempelajarinya. Dengan kurikulum yang ada, selain memberikan teori,
mereka juga memberikan praktek (ex: IPA dengan cara praktek di
laboraturium atau kebun, Bahasa Inggris dengan menggunakan infocus),
segala sesuatu yang menyenangkan lebih mudah diterima daripada sesuatu
yang dipaksakan. Dan, kesemuanya ini tetap dimonitoring oleh kepala
sekolah.
Dengan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi
mereka sebagai seorang guru tersebut, mengajar dengan bidang yang sesuai
54

dengan latar belakang pendidikan, fresh graduate (baru saja menyelesaikan


atau lulus menempuh pendidikan), penggunaan media ajar yang sesuai, serta
diskusi antara kepala sekolah, guru, dan para siswa, telah dapat meningkatkan
performa dan kinerja mereka sebagai tenaga pengajar yang ada disana.

Tabel 10. Penggunaan metode pembelajaran


NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Karena saya mengajar pelajaran agama, maka
SH.I saya lebih banyak menggunakan metode
ceramah, praktek dan demonstrasi, agar siswa
dapat memahami dan memperaktekkan ibadah
dengan baik. Terkadang saya juga menyisipkan
tanya jawab mengenai apa yang sudah saya
jelaskan dan dipraktekkan
M. Asroruddin IPS Dalam mengajar, saya menggunakan metode
dan pendekatan mengajar yang beragam,
seperti tanya jawab, demonstrasi, diskusi,
ceramah, games, terkadang saya juga mengajar
di luar kelas dengan outbound
Dodi saya dalam mengajar sudah menggunakan
Nurwansyah, bermacam – macam metode, seperti drilling,
Bahasa
Inggris

S.Pd.I grammmer translation method, direct method.


Hal ini untuk menghindari kejenuhan dalam
belajar
saya tidak hanya memberikan materi saya,
Nining IPA tetapi kami bisa langsung praktek ke
Supriyatin,S.Pd.I laboratorium yang sudah disiapkan oleh
sekolah, dan tidak menutup kemungkinan kami
langsung praktek ke lapangan, seperti praktek
mencangkok, stek, dll. Agar para siswa selain
mengerti akan teori yang mereka dapatkan,
mereka juga bisa menerapkannya di dalam
lingkungan mereka juga.
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Penggunaan metode pengajaran setiap guru ada perbedaan, perbedaan


itu bisa dilihat dari kesesuaian materi atau pelajaran yang disampaikan
kepada peserta didik, semuanya tergantung dengan materi yang diajarkan.
Satu mata pelajaran pun disampaikan dengan metode yang berbeda dan
beragam, dengan mempertimbangkan bobot materi dan tujuan pembelajaran.
Dari perbedaan itu maka tercipta keharmonisan antara guru dan siswa,
55

keharmonisan tersebut dapat berupa terlaksananya suasana belajar yang


menyenangkan tanpa ada kejenuhan antara guru dan murid.
Pendekatan dan penggunaan metode yang beragam dan berbeda
seperti inilah yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, agar apa yang
diajarkan mudah dipahami, dimengerti dan bisa dipraktekkan dengan mudah.
Guru dengan penggunaan pendekatan dan metode yang beragam ini pun
dalam melaksanakan kinerjanya (mengajar) dapat terus berinovasi dan
meningkatkan metode mengajar mereka, sehingga dapat mencapai hasil kerja
dengan tujuan-tujuan pendidikan yang terus berjalan, berkembang dan
dinamis.

Tabel 11. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)


NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Saya tidak begitu banyak dan tidak secara
SH.I langsung terlibat dalam tugas-tugas administratif
sekolah
M. Asroruddin IPS Saya termasuk yang selalu terlibat dalam tugas-
tugas administrasi pendidikan, diantaranya
mencatat nilai-nilai ke dalam buku besar
kompetensi guru dalam hal administrasi di SMP
Dodi
Bahasa
Inggris

Al- Shighor masih harus perlu banyak belajar.


Nurwansyah,
Saya jujur masih ada kebingungan kalau sedang
S.Pd.I
diberi tugas dalam hal administrasi
Nining IPA Sebagai tenaga administrasi, saya juga harus
Supriatin, masih banyak belajar. Seiring perjalanan waktu
S.Pd.I yang ada, saya sedikit banyak memahami sedikit
demi sedikit. Tapi saya juga masih harus banyak
belajar dari teman-teman yang ada
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Sebagian dari tenaga pengajar masih perlu belajar untuk masalah


administrasi. Masih perlunya transfer knowledge antara tenaga pengajar yang
satu dengan yang lain, dan juga perlu adanya pelatihan dari sekolah untuk
masalah administrasi. Bisa jadi, mereka sudah sedikit mengerti tentang
administrasi. Tetapi ada baiknya mereka diberikan pelatihan untuk bidang
administrasi.
56

Dengan pelatihan keterampilan administrasi dalam peningkatan


kinerja guru, para guru akan dapat mengetahui apa yang menjadi tugas
mereka sebagai seorang administrator; apa yang sudah mereka laksanakan,
yang kurang dan belum dilaksanakan, sehingga pencapain kerja dapat
diketahui dan dapat direncanakan dengan seksama dan sistematis;
melancarkan jalannya tujuan pendidikan, yakni tugas dan peran mereka
dalam administrasi sebagai pengambil inisiatif, pengarah, dan penilaian
kegiatan-kegiatan pendidikan. Dengan keterampilan administrasi juga
meningkatkan kedisipilinan dalam proses pendidikan, mengingat pula tugas
dan peran mereka sebagai penegak disiplin.

Tabel 12. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas,


mediator, fasilitator)
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Sebagai pengajar agama, sudah tentu materi
SH.I yang saya ajarkan saya demonstrasikan, karena
saya sebagai guru berperan sebagai
demonstrator. Saya juga dituntut untuk bisa
mengelola kelas, menjadi mediator dan
fasilitator bagi anak didik
Saya harus bisa mendemonstrasikan materi yang
dipresentasikan, dan harus mengelola kelas
IPS

M. Asroruddin
dengan baik yah itu tadi agar proses belajar
mengajar berjalan dengan lancer
Dodi mengenai peran guru sebagai seorang pendidik,
Nurwansyah, hal ini sebagai demonstrator, pengelola kelas,
Bahasa
Inggris

S.Pd.I mediator, dan fasilitator sudah cukup baik


karena kita yang masih guru baru banyak
mendapat masukan dari guru – guru senior
bagaimana menjadi seorang pendidik yang benar
Nining Dalam membaginya kesemuanya itu saya
Supriatin, memiliki strategi yang bisa dibilang berbeda
S.Pd.I dengan guru lainnya. Saya mencoba untuk
membuat kelas nyaman terlebih dahulu. Sebelum
IPA

mereka mempraktekkan sesuatu, biasanya saya


yang terlebih dahulu mempraktekkannya. Saya
membuat anak didik daya senyaman mungkin
dalam belajar. Dengan kenyamanan, mereka bisa
lebih leluasa dalam menerima pelajaran
57

Dra. Hj. Anda bisa lihat bagaimana cara guru-guru disini


Dzarrotul mengajar, mereka nampak dekat dan akrab

Kepala Sekolah
Jannah dengan murid, mereka dapat menciptakan
suasana kelas aktif, murid-murid tidaka hanya
diam mendengar guru menjelaskan pelajaran
atau mengantuk. Alhamdulillah guru-guru disini
dapat menciptakan suasana belajar siswa dengan
aktif dan kritis
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Dari jawaban-jawaban di atas, nampak para guru sudah melaksanakan


tugas dan peran mereka sebagai pengajar, para guru dapat menciptakan
suasana belajar yang lebih kondusif dan berdasarkan peran dan tugas mereka
sebagai pengajar, mulai dari mendemonstrasikan pelajaran sampai dengan
mengelola kelas. Walaupun sebagian besar beberapa guru baru saja
menyelasaikan pendidikan mereka, namun dengan adanya arahan, bimbingan,
dan berbagi pengetahuan dari para tenaga pengajar yang lebih senior, mereka
lebih percaya diri dalam mengajar, dan lebih memudahkan proses dalam hal
pengakraban diri mereka terhadap para siswa-siswa yang ada.
Dalam melaksanakan tugas dan peran guru sebagai pengajar, dapat
nampak jelas bagaimana peningkatan kinerja mereka dalam proses belajar
mengajar; yakni dapat terlaksana dan berjalan kondusif, dengan suasana
belajar yang menyenangkan dan penyampaian materi yang dapat dengan
mudah diserap oleh para peserta didik, sehingga akan jelas tujuan pendidikan
dalam aspek transformasi pengetahuan pada peserta didik.

Tabel 13. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan,


kemasyarakatan)
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Mengajar, mendidik, dan mencerdaskan siswa
SH.I merupakan tugas saya yang berprofesi sebagai
seorang guru. Nilai-nilai ketauladanan pun saya
sampaikan kapada siswa, agar para siswa dapat
berprilaku dan berakhlak mulia, dan
hubungannya dengan masyarakat secara luas,
kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu
bagian terpenting dalam pembentukan peradaban
58

masyarakat yang luhur, tentunya dengan


mengedepankan aspek budaya-budaya luhur
dalam bermasyarakat, salah satunya aspek
budaya ke-Islam-an dan ke-Indonesiaan.
Menurut saya guru bukan sebuah profesi, namun
guru (baca: mengajar) adalah sebuah kewajiban
bagi setiap manusia yaitu untuk membentuk
kehidupan masyarakat yang berwawasan dan
meningkatkan intelektualitas masyarakat.
IPS
M. Asroruddin Dengan pernyataan saya tadi, secara otomatis
ketika ada masalah-masalah seperti masalah
dalam daya nalar siswa, putus sekolah, dan
masyarakat yang berpendidikan rendah, serta
masalah-masalah lain, saya hampir selalu
terlibat dalam mengatasi hal-hal tersebut
Dodi Menurut saya, profesi ialah sebuah tugas yang
Nurwansyah, didasarkan oleh keahlian, dan profesi saya
S.Pd.I sebagai guru bahasa karena backround saya
adalah pendidikan bahasa. Profesi harus
dipertanggung jawabkan dengan benar, jadi guru
Bahasa Inggris

merupakan sebuah profesi yang harus


professional. Dalam hal kemanusiaan guru di
sini sudah baik dalam hal kemanusiaan
contohnya membantu siswa dalam belajar, dalam
mengatasi masalah – masalah yang dihadapi
siswa baik itu bersifat pribadi, sedangkan
masalah kemanusiaan, guru – guru disini hidup
dalam sebuah miniature masyarakat dan mereka
dalam bermasyarakat di lingkungan pondok
sudah cukup baik
Nining Mungkin untuk pertanyaan ini jawabannya
Supriatin, hampir sama dengan guru-guru lainnya. Disini
S.Pd.I kita mengontrol siswa kita 24 jam. Jadi, kita
memiliki waktu yang relatif banyak untuk
bercengkrama antara siswa dan masyarakat.
Contohnya, kita mencoba untuk mengunjungi
IPA

kebun yang ada di sekitar sekolah yang menjadi


milik warga. Disana kita bisa melihat proses
pertumbuhan, mengelola sampai dengan panen.
Disini manusia sedikit banyak memiliki
persamaan dengan tumbuhan. Kita selalu
tumbuh dan membutuhkan pendukung-
pendukung primer maupun sekunder
59

Dra. Hj. Kebanyakan guru disini alumni sekolah disini,


Dzarrotul mereka sudah mengenal betul bagaimana
Jannah lingkungan sekolah, yayasan, dan ma’had disini,
sehingga nampak misi-misi pengabdian mereka,

Kepala Sekolah
ini juga berpengaruh betul terhadap jiwa
keprofesian mereka, sehingga mereka tahu
makna mengajar perspektif tujuan kemanusiaan
dan kemasyarakatan. Seperti bagaimana mereka
harus dekat dengan murid, menyelasaikan
masalah-masalah murid, baik itu berkaitan
dengan masalah belajar murid maupun masalah
sosial murid.
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Tugas utama seorang guru adalah mendidik dan menjadi suri tauladan
kepada para muridnya. Hal ini menjadi tolak ukur apabila mereka (siswa)
nantinya setelah keluar dari pondok, akan langsung berhubungan dengan
masyarakat. Dalam penerapannya, pondok ini mewajibkan para siswanya
hidup dipondok selama 24 jam. Jadi segala aktifitas mereka termonitoring
oleh para guru, dan apabila dipandang tidak sesuai, maka dari pihak guru bisa
memperbaikinya terlebih dahulu sebelum mereka terjun langsung ke
masyarakat.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa para guru tinggal satu
lingkungan dengan para siswa, dengan pengawasan selama 24 jam di bawah
naungan pondok pesantren, hal ini memudahkan para guru dalam mendidik
siswa, sehingga para guru dapat mengetahui keseharian para siswa. Dengan
terus hidup bersama selama 24 jam ini, secara otomatis berpengaruh terhadap
penyikapan para guru (notabene sebagai seorang yang lebih tua) kepada para
siswa (dengan usia yang lebih muda), rasa belas kasih sayang akan terus
tumbuh, dan dengan sendirinya pun para guru tergugah untuk membimbing
pada ajaran-ajaran akhlak mulia. Dengan kondisi tersebut, sehingga jelaslah
bagaimana peningkatan kerja guru sebagai pendidik yakni profesinya dalam
menanamkan nilai-nilai kemanusisaan dan kemasyarakatan, mengingat
berada di bawah naungan pondok pesantren sebagai upaya pencapaian
pendidikan karakter yang berbasis budaya pondok pesantren.
60

Tabel 14. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk


kepribadian, dan menggali potensi anak didik)
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Sebagai guru agama, saya kepada selalu
SH.I membimbing siswa, tugas saya dalam
membimbing mereka agar membentuk mereka
berkepribadian Islami, agar kelak mereka dapat
menjalani kehidupan mereka dengan
mengedepankan nilai-nilai Islami sebagai jalan
hidup mereka.
yah jelas saya sebagai pendidik harus bisa
membimbing, membentuk kepribadian dan
IPS

M. Asroruddin
menggali peotensi anak didik karena itu semua
merupakan bagian dari tujuan pendidikan
Dodi disamping mengajar, membimbing merupakan
Nurwansyah, tanggung jawab seorang guru. Membentuk
Bahasa Inggris

S.Pd.I pribadi anak didik, serta menggali potensi siswa


sudah menjadi tanggung jawab kami. Dan ini
sangat dijunjung tinggi oleh guru-guru yang ada
di SMP Al-Shighor karena kita berada 24 jam
bersama para siswa dan ini sudah sangat baik
telah dilakukan guru-guru disini
Nining disamping mengajar, membimbing merupakan
Supriatin, tanggung jawab seorang guru. Membentuk
S.Pd.I pribadi anak didik, serta menggali potensi siswa
sudah menjadi tanggung jawab kami. Dan ini
IPA

sangat dijunjung tinggi oleh guru – guru yang


ada di SMP Al – Shighor karena kita berada 24
jam bersama para siswa dan ini sudah sangat
baik telah dilakukan guru – guru disini
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Tanggung jawab seorang guru tidak hanya sebagai tenaga pengajar


yang hanya memberikan materi dan materi saja, tetapi mereka juga bisa
membimbing dan membentuk para siswa untuk menjadi pribadi yang
bertanggung jawab, menggali dan mengarahkan potensi dari masing-masing
siswa yang ada. Pelaksanaan tanggung jawab ini secara optimal menunjukkan
bahwa guru telah menunjukkan kinerja yang baik.
61

Tabel 15. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Kepala sekolah sebagai pimpinan dalam
SH.I organisasi sekolah, memiliki beberapa tugas dan
peran utama terutama dalam hal kebijakan, yakni
sebagai penentu kebijakan beberapa rumusan
yang berkaitan dengan manajemen, kegiatan
belajar mengajar, kurikulum, dsb. Beberapa
tugas dan peran juga seperti halnya tugas dan
peran guru. Kepala sekolah sebagai pimpinan
tidak harus duduk diam di kantor dan hanya
mengawasi kinerja-kinerja bawahannya. Namun,
kepala sekolah juga harus terlibat dalam
kegigatan belajar mengajar
Kepala sekolah menurut saya adalah seperti
seorang direktur atau manajer dalam sebuah
perusahaan, dimana ia harus mengetahui
IPS

M. Asroruddin bagaimana keadaan sekolah, kesejahteraan guru-


guru, keadaan murid, isu-isu tentang
kependidikan dengan selalu memonitor seluruh
KBM dalam sekolah
Dodi kepala sekolah adalah seorang pimpinan sekolah
Bahasa Inggris

Nurwansyah, dimana semua keputusan ada pada kepala


S.Pd.I sekolah. Kami lihat kepala sekolah di SMP Al-
Shighor sudah baik hal ini dapat dilihat dari
kinerjanya dan kami juga dapat melihat langsung
kinerja kepala sekolah karena kami tinggal
disatu lingkungan yang sama ( pesantren )
Nining Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi
Supriatin, disini. Terkadang saya merasa iri dengan beliau.
S.Pd.I Apa yang beliau rencanakan akan
IPA

dilaksanakannya. Terkadang beliau tidak segan-


segan untuk turun langsung. Beliau memang
pimpinan yang benar-benar ideal untuk
meminpin sekolah ini
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Kepala sekolah merupakan penopang dari sekolah, jadi segala sesuatu


beliau harus bisa mengambil keputusan yang bersifat urgent. Dan beliau juga
harus bisa menjadi seorang leader, karena seorang leader selain mem-backup
62

apabila guru tidak masuk dan menjadi suritauladan bagi para tenaga pengajar
lainnya.
Pendapat lain (komite sekolah dan wali murid), menunjukkan bahwa
kepala sekolah sudah melaksanakan peran dan tugasnya dengan baik, mulai
dari mengajar, kedekatan dengan murid dan para guru, sampai pada
kerjasama dalam pelaksanaan kinerjanya dengan para guru dan elemen-
elemen sekolah lainnya.
Dengan mengetahui kinerja kepala sekolah, para guru dengan mudah
memahami dan melaksanakan tugas-tugas mereka dibawah pimpinan dan
instruksi kepala sekolah. Dengan ini juga, para guru dapat bekerjasama
dengan baik dengan kepala sekolah, sehingga apa saja yang harus dicapai
dapat dilaksanakan dengan penuh gotong royong, seiring dan selaras dengan
apa yang menjadi tujuan pendidikan dalam pelaksanaan teknis program
pendidikan.

Tabel 16. Strategi peningkatan kinerja guru


NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Upaya-upaya peningkatan kinerja sudah banyak
SH.I dilakukan, baik itu pembinaan, penerapan
disiplin kerja, serta beberapa penghargaan yang
diberikan oleh kepala sekolah. Fasilitas-fasilitas
yang diberikan oleh pihak yayasan dalam
menunjang proses belajar mengajar pun telah
diberikan, seperti kendaraan operasional, laptop,
dsb
menurut saya kepala sekolah sudah memberikan
atau melaksanakan upaya-upaya untuk
IPS

M. Asroruddin meningkatkan kinerja para gurunya contohnya


saja memotivasi, memberi penghargaan, dan
pembinaan-pembinaan juga sudah dilakukan
Dodi kepala sekolah melakukan pembinaan micro
Nurwansyah, teaching 2X dalam sebulan dengan
Bahasa
Inggris

S.Pd.I menggunakan bahasa inggris dan bahasa arab


sebagai pengantar bahasanya. Hal ini bertujuan
agar kemampuan mengajar dan bahasa yang
dimiliki oleh guru terus ditingkatkan
63

Nining Kami selalu memanfaatkan apa yang ada disini


Supriatin, dan disekitar kami, memang masih banyak
S.Pd.I kekurangan. Kedisiplinan adalah point penting.

IPA
Ada beberapa guru yang memiliki kedisiplinan
yang tinggi mendapatkan penghargaan dari
kepala sekolah
Dra. Hj. Dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar
Dzarrotul saya adakan micro teaching kepada para guru di
Jannah SMP Al- Shighor. Ada dua kategori yang
Kepala Sekolah
diadakan yaitu micro teaching dengan
penggunaan bahasa inggris sebagai pengantarnya
bagi guru umum dan micro teaching dengan
penggunaan bahasa arab sebagai bahasa
pengantarnya bagi guru – guru agama. Dalam
micro teaching yang saya adakan 2X dalam
sebulan, saya sendiri yang menyaksikan dan
menilai sejaumana kinerja para guru disini
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Upaya peningkatan kinerja dari para guru adalah melakukan


pembinaan melalui micro teaching yang diberikan. Tujuan utamanya adalah
melihat sejauhmana kinerja para guru. Apabila kinerja menurun, pihak kepala
sekolah memberikan motivasi, sedangkan apabila kenerjanya meningkat,
maka akan diberikan reward.
Bukan hanya itu, untuk meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah
juga memberikan beasiswa pendidikan kepada beberapa para guru untuk
belajar lebih banyak akan profesi keguruan di perguruan tinggi terkait, kursus
bahasa Inggris gratis di beberapa lembaga kursus kemitraan dengan yayasan
di Pare, Kediri, yang dilaksanakan setiap libur semester, mengingat sekolah
ini mengarah pada International Islamic Boarding School, yakni sebagai
upaya meningkatkan kompetensi guru dalam berbahasa asing. Dan dengan
diberikan ruang-ruang menginap dan rumah guru di lingkungan sekolah pun
adalah upaya kepala sekolah beserta ketua yayasan dalam meningkatkan
kinerja guru, yakni semua dalam pengawasan bersama selama 24 jam penuh.
64

Tabel 17. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat


pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik,
memperbaiki situasi belajar (ketenangan dan kenyamanan belajar)
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Dalam menyiapkan perangkat-perangkat
SH.I mengajar, beberapa kali kepala sekolah
mengecek dan mengarahkan aspek-aspek yang
perlu dilaksanakan dalam penyusunan RPP,
penyediaan alat-alat pembelajaran, serta
beberapa kali mengarahkan para guru mengenai
metode dan pendekatan dalam pembelajaran,
baik itu dalam situasi formal maupun non formal
atau secara persuasive
Saya dalam menyusun RPP secara keseluruhan
masih belum begitu menguasai, walaupun
arahan-arahan untuk menyusunnya sudah
banyak diberikan. Dalam menyiapkan materi
ajar, saya tidak selalu mengacu pada RPP, saya
IPS

M. Asroruddin langsung mengacu pada buku ajar yang dalam


buku tersebut dijelaskan SK dan KD-nya. Saya
juga selalu mendapat arahan-arahan mengenai
metode mengajar, menilai kemampuan anak
didik, dan bagaimana meningkatkan kondisi dan
situasi belajar
Dodi Menurut saya kepala sekolah sudah mengadakan
Nurwansyah, pembinaan mengenai RPP, media/alat
Bahasa Inggris

S.Pd.I pembelajaran, metode mengajar, kemampuan


dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar mengajar. Namun masih ada saja guru
yang masih belum mengerti dengan pembuatan
RPP. Mungkin karena kepala sekolah belum
terlalu intens dalam membimbingnya
Nining Beliau (kepala sekolah) sering mengecek alat-
Supriatin, alat yang kami gunakan dalam proses belajar
S.Pd.I mengajar, apakah itu masih layak atau tidak.
Terkadang kepala sekolah juga masih sering
mengarahkan kita untuk memberikan wejangan
IPA

kepada kita agar anak didik kita merasa nyaman


dalam proses penyerapan ilmu yang kami
berikan.selain itu juga kepala sekolah sering
mengajak para guru mengikuti diklat2 yang
diadakan pemerintah.
65

Dra. Hj. Dalam forum diskusi dan mikro teaching


Dzarrotul tersebut saya juga mengarahkan para guru

Sekolah
Kepala
Jannah bagaimana menyusun RPP, media-media apa
saja yagn dibutuhkan dalam mengajar, metode
mengajar yang digunakan, serta bagaimana
mengelola kelas dengan baik
Drs. H. Bisyri Secara jujur saya beranggapan bahwa
Imam, M.Ag kompetensi guru dalam hal administrasi sekolah
masih belum sempurna. Kurangnya sosialisasi
Ketua Yayasan
dan pendidikan administrasi terhadap para guru
masih menjadi kendala. Kami biasanya
melakukan upgrading berkala dalam pendidikan
administrasi, namun itu belum cukup saya
berharap ada partisipasi pemerintah dalam hal ini
depdiknas dalam membantu membangun
pengetahuan administrasi kepada para guru dan
fungsionaris yayasan di lembaga kami
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Dalam hal ini biasanya dari pihak yayasan, komite ataupun kepala
sekolah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk peningkatan
kurikulum yang ada, apabila ada kurikulum baru yang baru, maka akan
diterapakan di sekolah, hal ini tentunya ditunjang dengan fasilitas-fasilitas
yang selalu dimonitoring oleh pihak sekolah. Kepala sekolah selalu
memberikan pembinaan terhadap para guru demi memperbaiki kinerja para
gurunya.
Pembinaan-pembinaan tersebut berupa arahan dan controlling
(pengawasan) oleh kepala sekolah kepada para guru tentang bagaimana cara
mereka mengajar, bagaimana mereka menyiapkan perangkat-perangkat dalam
mengajar, tentunya dengan penyediaan alat-alat atau media mengajar yang
sudah disediakan oleh kepala sekolah. Upgrading berkala, forum diskusi,
diklat (pendidikan dan pelatihan) dan micro teaching diadakan hampir
seminggu sekali, sebagai upaya mengevaluasi, mengarahkan, serta
pembinaan-pembinaan untuk meningkatkan kualitas kinerja yang lebih
produktif.
66

Tabel 18. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup


pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Diasramakannya guru-guru bersama-sama
SH.I dengan siswa juga adalah salah satu upaya
pembinaan disiplin oleh yayasan dan kepala
sekolah, dengan demikian kepala sekolah dapat
secara langsung menjangkau dan mengontrol
bagaimana kinerja para guru
M. Asroruddin Saya selalu tepat waktu dalam mengajar, karena
saya sendiri tinggal dilingkungan sekolah,
sehingga saya mendapat pengawasan dan
IPS

pembinanan secara langsung mengenai


kedisiplinan dari pihak-pihak sekolah di atas
saya
Dodi Pembinaan disiplin sudah baik seperti disiplin
Bahasa Inggris

Nurwansyah, waktu mengajar sudah tertib, dengan adanya


S.Pd.I jadwal yang jelas dan dalam disiplin
menyelesaikan tugas juga sudah dibagi sesuai
tugasnya masing – masing namun masih ada
sebagian guru yang masih belum
melaksanakannya dengan baik
Nining Upaya pendisiplinan masih diterapkan walaupun
Supriatin, diluar jam sekolah. Karena kita dilingkungan
IPA

S.Pd.I asrama, jadi sewaktu-waktu kepala sekolah


masih bisa membina sekaligus mengontrol guru -
guru yang ada
Dra. Hj. Saya selalu dihimbau oleh ketua yayasan untuk
Dzarrotul membina para guru dikonteks ini, sehingga saya
Jannah juga memperhatikan betul bagaimana
Kepala Sekolah

kedisiplinan mereka laksanakan, bagaimana


mereka menyelasaikan tugas dan hal yang juga
sangat penting, yaitu mengenai perilaku mereka
dengan membentuk kewibawaan mereka, ini bisa
dilakukan dengan memberikan mandate kepada
mereka untuk menjadi imam di masjid, menjadi
Pembina upacara, dll
Drs. H. Bisyri Saya melihat kepala sekolah sangat aktif dalam
Imam, M.Ag membina guru dalam pengetahuan kependidikan.
Ketua Yayasan

Saya juga melihat adanya support dari sekolah


kepada guru-guru dalam meningkatkan
kreatifitas dalam mengajar baik dalam metode
maupun membuat media ajar. Dalam beberapa
kesempatan sekolah juga mengadakan pelatihan
pembuatan RPP dan media ajar. Dalam rapat-
rapat sekolah biasanya para guru juga
67

membicarakan dan saling memberikan solusi


tentang bagaiman cara menggali potensi anak
dan menjaga ketenangan proses belajar mengajar

Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Dalam hal peningkatan disiplin, karena diasramakannya guru-guru


dan penyediaan rumah-rumah bagi guru, dan tinggal dalam satu lingkungan
dengan kepala sekolah dan ketua yayasan, maka pembinaan disiplin
dilakukan dengan pengawasan langsung, bukan hanya didalam kelas tetapi
juga bisa dilakukan diluar kelas. Ini bukan hanya tanggung jawab kepala
sekolah saja, akan tetapi semua pihak yang berada didalam pondok
pesanteren ini.
Pembinaan kedisiplinan ini mencakup waktu mengajar, maupun
penyelesaian tugas. Dengan tempat tinggal yang disediakan oleh ketua
yayasan dan kepala sekolah untuk para guru ini memudahkan akses tempat
tinggal guru menuju sekolah, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan waktu yang efektif, ketika ada guru yang tidak mengajar -mengingat
mereka tinggal di lingkungan sekolah- kepala sekolah dapat langsung
menegur dan menghimbau guru untuk masuk kelas untuk mengajar. Begitu
pun juga dalam pelaksanaan tugas, kepala sekolah dapat langsung
berinteraksi dengan para guru dalam melaksanakan program-program
sekolah. Sehingga, dengan begitu, kinerja guru dapat dilaksanakan dan
ditingkatkan dengan segala efektifitas dan efisiensi.

Tabel 19. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan


kedewasaan)
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Terutama saya sebagai guru agama adalah yang
SH.I paling selalu diajak bicara mengenai hal ini,
karena ini merupakan faktor penting dalam
meningkatkan sikap-sikap keberagamaan siswa,
mengingat siswa/i diasramakan di ma’had
68

Mengenai perilaku dalam mengajar, baik itu


performa atau kewibawaan, saya dan guru-guru

IPS
M. Asroruddin lain selalu diberi masukan-masukan mengenai
bagaimana perilaku dalam mengajar dengan
baik
Dodi kapala sekolah sudah berusaha meningkatkan
Nurwansyah, kewibawaan guru, kematangan dan kedewasaan

Bahasa
Inggris
S.Pd.I dengan cara setiap guru diberi kepercayaan
untuk mengimami sholat, menjadi Pembina
upacara, serta pembimbing anak-anak
bermasalah disekolah maupun dipesantren
Nining Dalam peningkatan kewibawaan kita dimata
Supriatin, siswa dan proses kematangan dan pendewasaan,
IPA

S.Pd.I biasanya kita mendapatkan giliran untuk menjadi


Pembina upacara maupn dalam acara-acara
lainnya
Drs. H. Bisyri Dalam usaha meningkatkan wibawa guru, kepala
Imam, M.Ag sekolah bekerja sama dengan ketua yayasan
dalam berbagai program. Sebagai contoh
Ketua Yayasan

memberikan tugas untuk menjadi Pembina


upacara pada apel pagi sekolah, memberikan
tugas menjadi imam di masjid dan beberapa
program lainnya. Kami juga selalu
mengingatkan dalam setiap rapat agar guru
menjaga wibawa dan selalu berusaha tampil
menarik dan berakhlak dalam setiap kesempatan
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Peningkatan dari upaya pendewasaan dan kewibawaan seorang guru


dengan cara menjadi imam dalam sholat, menjadi pembina dalam upacara.
Juga ada cara lain dalam hal peningkatannya, diantaranya berpenampilan
menarik dan berakhlak dalam setiap kesempatan. Setiap guru selalu berusaha
untuk meningkatkan performa mereka dalam menjalani proses belajar
mengajar yang ada.
Upaya-upaya yang dilakukan ini, seiring dengan meningkatnya
tingkat kedewasaan dan kewibawaan para guru, memberikan penyadaran
akan peran, tugas, dan tanggung jawab mereka sebagai seorang guru,
tentunya ini juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap peningkatan kinerja
mereka, semakin dewasa dan berwibawanya para guru, maka pandangan para
siswa terhadap guru semakin meningkat, para guru lebih dihormati dan
69

disegani, sehingga faktor ini dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses
belajar mengajar.

Tabel 20. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan


NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Disiplin memang diterapkan, namun dalam penerapan sanksi
saya tidak menemui hal tersebut
SH.I
Bicara tentang kedisiplinan, kita selalu bersama-sama
IPS menerapkan kedisiplinan, kalau pun ada kesalahan atau
M. Asroruddin ketidakdisiplinan diantara kita, tidak ada sangsi, akan tetapi
hanya bentuk teguran saja
Dodi penerapan disiplin sudah cukup baik dalam pelakasanaan,
Bahasa
Inggris

menurut saya sudah 85%. Adapun sanksi pelanggaran


Nurwansyah, kedisiplinan masih belum ada sanksi yang tertulis tetapi lebih ke
S.Pd.I sanksi moral dan si pelaku akan merasa malu dan tidak enak
dilingkungan sekolah dan pesantren

Nining Dalam hal ini memang kita belum banyak aturan tertulis dan
IPA

baku. Biasanya kalau ada yang baru ataupun ada yang melanggar
Supriatin, sanksi, kita akan diskusikan dengan pihak terkait dan akan
S.Pd.I memberikan contoh kepada siswa-siswa yang lain
Dra. Hj. Mengenai kedisiplinan guru yang ada di SMP Al-Shighor ini,
saya rasa para guru disini sudah belajar untuk disiplin, masuk ke
Dzarrotul kelas sudah tepat waktu, memakai durasi waktu belajar mengajar
Jannah sudah baik, tapi menyelesaikan tugas kependidikannya seperti
administrasi yang mungkin belum sepenuhnya disiplin, mungkin
karena adanya miskomunikasi antara guru dengan instruktor.
Tapi sejauh ini masih daapat diatasi. Saya selalu mengecek
setiap pagi ke setiap kelas untuk mengetahui proses belajar
mengajar setiap harinya dan memeriksa absensi guru.
Seandainya ada guru yang tidak masuk/tidak mengajar saya akan
Kepala Sekolah

menanyakan ke esokan harinya kepada guru tersebut alasan


kenapa dia tidak mengajar.
Dan apabila ada guru yang tidak mengajar/tidak masuk lebih dari
tiga hari tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu, saya akan
menindak lanjuti dengan mengintrogasi guru bersangkutan,
menanyakan ke teman kerjanya (guru lain) dan seandainya
ditemukan indikasi bahwa ada kemalasan terhadap kinerja, saya
akan mengambil tindakan dengan cara menegur guru tersebut
(diajak bicara face to face). Setelah itu saya akan melihat
perubahan sesudah mendapat teguran. Berkaitan dengan sanksi
atau hukuman, saya tidak pernah menerapkan hukuman yang
diatur dalam seperangkat aturan tertulis, budaya saling menegur
dan mengingatkan saya coba terapkan, sehingga ketika
kedisiplinan sudah membudaya di lingkungan sekolah, para guru
akan enggan dan malu untuk melakukan kesalahan dan
ketidakdisiplinan
Drs. H. Bisyri Dalam perekrutan guru ada kesepakatan tentang kedisiplinan dan
komitmen kerja. Saya melihat kepala sekolah sangat baik dalam
Ketua Yayasan

Imam, M.Ag membahasakan itu dan berani menegur guru-guru yang tidak
disiplin dan tidak komitmen dalam bekerja. Sangsi dalam
lembaga kami tidak merupakan sebuah elemen penting. Karena
menurut kami kebersamaan dalam kerja justru akan membawa
kebaikan kepada lembaga. Kebersamaan dan hubungan
emosional yang baik akan menjadi lebih penting dalam menjaga
disiiplin kerja para guru. Singkatnya daripada memberi sangsi
karena tidak disiplin, lebih baik meningkatkan kedisiplinan kerja
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011
70

Dalam penerapan disiplin, belum ada sanksi yang baku, tetapi apabila
ada pelanggaran untuk para tenaga pengajar dipanggil oleh pihak kepala
sekolah dan bertemu secara face to face. Budaya saling menegur dan
mengingatkan satu sama lain pun dilaksanakan upaya penerapan disiplin,
walupun tidak ada sangsi yang diberikan, dengan demikian para tenaga
pengajar akan malu dengan adanya teguran dan dia juga akan malu dengan
kesalahan yang dilakukan.
Penerapan disiplin yang dilakukan lebih bersifat konstruktif, dengan
mengabaikan sangsi atas ketidakdisiplinan para guru, ternyata lebih mampu
meningkatkan kerja guru dengan segala ketulusan dan totalitas pelaksanaan
tugas, seperti juga yang dikatakan oleh ketua yayasan, bahwa dari pada sibuk
dengan sangsi-sangsi yang diberikan, lebih baik berfikir dan bertindak pada
arah yang lebih meningkatkan kinerja.

Tabel 21. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan


diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Yang saya katakan tadi, dengan diasramakannya
SH.I para guru bersama para siswa, ini
mempermudah jangkauan untuk pengendalian
dan pengawasan kinerja guru, apalagi yang tadi
anda sebutkan seperti diskusi kelompok,
pembicaraan individual atau yang tadi saya
istilahkan dengan persuasif, serta simulasi
belajar dalam bentuk mikro teaching
Kira-kira tiga kali dalam satu bulan, guru-guru
selalu dikumpulkan dan duduk bersama
membicarakan perihal sekolah dan sistem
belajar mengajar. Mengenai kunjungan ke kelas,
setiap pagi kepala sekolah selalu keliling
mengontrol kegiatan belajar mengajar. Dalam
IPS

M. Asroruddin
menanyakan akan tugas dan pekerjaan guru,
pembicaraan secara langsung face to face pun
dilakukan oleh kepala sekolah. Simulasi
pembelajaran dalam bentuk program micro
teaching yang diadakan satu kali dalam dua
minggu
71

Dodi kepala sekolah selalu keliling setiap pagi untuk


Nurwansyah, mengetahui siapa saja yang mengajar, dalam

Bahasa
Inggris
S.Pd.I pengawasan kepala sekolah juga setiap minggu
mengadakan rapat dan membicarakan hal atau
maslah yang terjadi pada kinerja guru dan
dibahas dalam rapat tersebut
Nining Karena disini kita lebih dekat, makanya kita bisa
Supriatin, memberikan pelajaran tidak hanya di dalam
S.Pd.I kelas, tetapi juga di luar kelas. Biasanya setiap
satu minggu sekali kami mengadakan rapat
IPA
internal dengan kepala sekolah untuk mengecek
apa yang sudah kami ajarkan kepada anak didik
kami dan apa yang perlu kami perbaiki dari sisi
metode pengajarannya
Dra. Hj. Hampir seminggu sekali saya kumpulkan para
Dzarrotul guru, kami diskusikan masalah-masalah yang
Jannah ditemukan oleh mereka ketika mengajar, ada pun
Kepala Sekolah

yang berkaitan dengan simulasi mengajar, ketika


kumpulan tersebut terkadang saya sisipkan
simulasi yang dilakukan dengan jalan mikro
teaching. Terkadang untuk mengontrol
bagaimana mereka mengajar saya keliling ke
kelas-kelas melihat bagaimana mereka mengajar.
Ketika ada masalah dengan mereka, saya coba
ajak bicara mereka dengan empat mata
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Dalam hal ini kepala sekolah memegang hak penuh. Melalui


pengawasan yang ada, kepala sekolah biasanya berkeliling untuk melihat
bagaimana seorang guru mengajar dikelasnya. Apabila diperlukan dalam
seminggu sekali mereka berkumpul utuk membahas permasalahan-
permasalahan yang ada didalam kelas. Terkadang juga kepala sekolah
melakukan micro teaching.
Dengan demikian, kinerja guru lebih terarah dan makin memberikan
hasil dan pencapaian yang lebih optimal, pengetahuan mereka akan mengajar
–mulai dari pengetahuan akan perangkat-perangkat mengajar, metode dan
pendekatan dalam mengajar, sampai pada penguasaan materi ajar- makin
berkembang, mereka juga akan menyadari segala kekurangan dan kesalahan
72

yang sudah dilakukan, sehingga mereka dapat lebih meningkatkan kualitas


mengajar mereka.

Tabel 22. Pemeriksaan daftar hadir guru


NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Ya, tentu itu juga dilakukan oleh kepala sekolah
SH.I dan dibantu oleh guru piket setiap harinya untuk
mengontrol guru
Yang saya tahu kepala sekolah memeriksa daftar
IPS

M. Asroruddin hadir guru kira-kira satu kali dalam satu minggu


Dodi kepala sekolah seminggu sekali melihat daftar
Bahasa
Nurwansyah, hadir guru
Inggris
S.Pd.I
Nining sudah tentu, biasanya itu dilakukan oleh kepala
Supriatin, IPA sekolah
S.Pd.I
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Untuk pemeriksaan absensi/daftar kehadiran para guru dilakukan oleh


kepala sekolah satu minggu sekali dan setiap harinya guru piket berkoordinasi
dengan kepala sekolah. Dengan dilakukan pemerikasaan tersebut, kepala
sekolah dapat mengetahui kondisi dan kedisiplinan para guru. Dengan data
yang jelas dalam absen, kepala sekolah dapat dengan mudah menegur dan
mengingatkan guru, maka guru dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih
baik dan penuh kedisiplinan.

Tabel 23. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga


pengajar dalam melakukan tugas
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI kepala sekolah tidak segan-segan memberikan
SH.I pujian kepada guru yang melaksanakan tugas
dengan baik, kepala sekolah juga sering
memotivasi lewat pembicaraan dalam rapat
maupun non formal
kepala sekolah selalu memberikan motivasi –
motivasi dalam bekerja, memberikan pujian
IPS

M. Asroruddin
pada guru yang kinerjanya dapat dikatakan
memuaskan
73

Dodi guru selalu diberi apresiasi setelah melaksanakan


Nurwansyah, tugasnya dengan benar apresiasi tersebut bisa
Bahasa
S.Pd.I berupa kata – kata atau pujian, dan juga diberi
Inggris
motif berupa ziaroh gratis setiap tahun suapaya
guru dapat meningkatkan kinerjanya
Nining disini kami semua ringan tangan, selalu
Supriatin, membantu rekan kerja kami dan memberikan
S.Pd.I motivasi apabila mereka tidak semangat dalam
IPA
mengajar. Biasanya, setiap tahunnya akan nada
yang berkunjung ke makam Wali Songo sebagai
reward yang didapatkan atas prestasi dalam
mengajar
Dra. Hj. Ya, untuk terus memotivasi mereka, kami
Sekolah
Kepala

Dzarrotul berikan penghargaan untuk mereka yang selalu


Jannah komitmen dalam menjalankan tugas, dan mereka
yang berprestasi tentunya
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Dalam hal ini, apresiasi diberikan kepada para tenaga pengajar yang
bekerja dengan baik dan optimal. Apresiasi ini diberikan agar para guru yang
lain bisa mencontohinya, dan yang menjadi contoh harus bisa menjadi lebih
baik agar bisa menjadi guru percontohan, bahakan mendapatkan yang lebih
baik.
Apresiasi yang diberikan berupa pujian dan pemberian reward, setiap
resepsi perpisahan, atau di sekolah tersebut diistilahkan dengan “akhir
sanah” yang dilakukan setahun sekali, guru yang berprestasi dan teladan
diberikan penghargaan dan sertifikat. Dan guru-guru tersebut pun diberikan
kesempatan untuk mengikuti studi tour gratis dan kursus bahasa Inggris di
Pare, Kediri. Dengan motivasi dalam bentuk apresiasi-apresiasi tersebut, para
guru dapat berlomba-lomba dalam meningkatkan prestasi kinerja mereka
dalam proses belajar mengajar, dan proses belajar mengajar berjalan makin
lebih baik seiring dengan peningkatan kinerja mereka.
74

Tabel 24. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa


pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Biasanya guru-guru ketika ada libur panjang,
SH.I beberapa guru berprestasi diberikan studi gratis
short course bahasa Inggris di Pare, saya pun
demikian. Beasiswa bagi beberapa guru yang
belum menyelesaikan studi S1 pun diberikan
kepala sekolah memberikan reward berupa
ziaroh gratis untuk para guru, beasiswa
pendidikan bagi santri yang sudah mengabdi
IPS

M. Asroruddin mengajar di sekolah, memberikan kesempatan


berupa kenaikan jabatan bagi guru yang sudah
maksimal dalam melakukan tugasnnya sebagai
seorang guru
Dodi pemberian reward berupa ziaroh gratis, beasiswa
Nurwansyah, bagi guru yang pengabdiannya sangat bagus, dan
Bahasa
Inggris

S.Pd.I diberi kepercayaan memimpin moment-moment


yang diadakan sekolah seperti ketua penerimaan
siswa baru
Nining pemberian reward kepada guru yang memiliki
Supriatin, prestasi lebih dari guru lainnya, selain berziarah,
IPA

S.Pd.I ada juga yang mendapatkan beasiswa untuk


melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi
Dra. Hj. Beasiswa, bagi para guru yang belum
Kepala Sekolah

Dzarrotul menyelasaikan studi S1, dengan segala


Jannah pengabdian dan kerja keras mereka kami berikan
juga beasiswa untuk menyelasaikan studi, Short
Course Bahasa Inggris gratis ke Pare, Kediri,
dan ongkos gratis ziarah wali songo yang biasa
diadakan oleh yayasan setiap tahunnya
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Para tenaga pengajar yang dapat menunjukkan prestasi yang baik akan
diberikan reward berupa short course ke Pare, Kediri. Selain itu ada juga
yang mendapatkan berziarah gratis ke makam Wali Songo, kenaikan pangkat,
beasiswa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Seperti juga yang sudah dijelaskan, atas penghargaan-penghargaan
tersebut, dapat meningkatkan kualitas kerja guru, terutama bagi guru
berprestasi yang belum menyelesaikan pendidikan, dengan diberikannya
75

beasiswa penyelesaian studi tersebut, para guru mengerti arti penting


perhatian sekolah dan elemen-elemen penting di sekolah kepadanya, sehingga
dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab guru, lebih meningkatkan jiwa
pengabdian mereka, dan mereka pun lebih meningkatkan kinerja mereka.

Tabel 25. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru


untuk meningkatkan kinerja
NAMA GURU JAWABAN
Naili Hanani, PAI Komitmen, adalah satu kata yang selalu
SH.I dipertegas oleh ketua yayasan, kepada beberapa
pihak terkait dalam kepengurusan yayasan dan
sekolah, beliau menyebutkan bahwa visi dan
misi tidak akan dapat dijangkau dengan baik
tanpa adanya komitmen satu sama lain, yaitu
dengan merangkainya dalam 7 komitmen Al-
Shigor
a. Akhlakul karimah
b. Intelektualitas dan profesionalitas
c. Peduli dengan kemajuan
IPS

M. Asroruddin d. Hidup untuk pengabdian


e. Kemandirian
f. Kebersamaan
g. Nasionalisme
Dodi Akhlakul karimah, Intelektualitas dan
Nurwansyah, Bahasa profesionalitas, Peduli dengan kemajuan, Hidup
S.Pd.I Inggris untuk pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan,
Nasionalisme
Nining Dalam usaha peningkatan komitment kami, kami
Supriatin, IPA mengacu pada vidsi dan misi yang telah dibuat
S.Pd.I oleh yayasan
Dra. Hj. saya dibantu oleh ketua yayasan dalam
Dzarrotul membangun komiten, peran ketua yayasan
Kepala Sekolah

Jannah disinilah sangat memegang kendali. Ketua


yayasan selalau membangun komitmen para guru
baik dalam kgiatan formal maupun non formal
.komitmn tersebut adalah Akhlakul karimah,
Intelektualitas dan profesionalitas, Peduli dengan
kemajuan, Hidup untuk pengabdian,
Kemandirian, Kebersamaan, Nasionalisme
76

Drs. H. Bisyri Ma’had Al-Shighor membangun 7 (tujuh)


Imam, M.Ag komitmen;
a. Akhlakul karimah
b. Intelektualitas dan profesionalitas
c. Peduli dengan kemajuan
d. Hidup untuk pengabdian
e. Kemandirian
f. Kebersamaan
g. Nasionalisme
Komitmen terhadap dedikasi yang diberikan
oleh guru juga kami tanamkan atau mengacu
kepada Al – Quran yang berbunyi:
Ketua Yayasan

     

     

     

“Dan katakanlah:”bekerjalah kamu, maka Allah


dan Rosul-Nya serta orang – orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan”.(QS. Al –T aubah (9) :105).

Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Dalam hal komitmen, kesemua elemen yang ada didalam pondok ini
mengacu kepada 7 komitmen, akhlakul karimah; intelektualitas dan
proffesionalitas; peduli dengan kemajuan; hidup untuk pengabdian;
kemandirian; kebersamaan; nasionalisme. Selain ketujuh hal tersebut, masih
ada dasar dari ketujuh itu semua. Itu tercermin di dalam QS at-Taubah:105.
Masalah komitmen guru terhadap kinerjanya, guru yang memilki
motif dan komitmen pribadi, dan mereka tidak konsisten dalam mengajar
terhadap tujuan-tujuan pendidikan yang sebenarnya, sehingga terjadi
pembiasan dalam proses belajar mengajar, hal ini menghambat dan
mengganggu proses belajar mengajar. Dengan demikian, kepala yayasan
77

bersama kepala sekolah menerapkan tujuh komitmen tersebut, sebagai upaya


mengarahkan para tenaga pendidik untuk melaksanakan kinerja yang sesuai
dengan arah-arah dan tujuan pendidikan yang sebenarnya, dan tidak terjadi
pembiasan pada arah yang tidak jelas, tidak sesuai, dan tidak selaras dalam
melaksanakan tujuan-tujuan dalam proses pendidikan. Hal-hal tersebut di atas
sangat penting dalam peningkatan kualitas kinerja guru, dan guru lebih
mengerti dan memahami arti, makna, dan hakikat profesi keguruan yang
sebenarnya.

Tabel 26. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah


NAMA GURU JAWABAN
Dra. Hj. Dalam pembuatan dan perencanaan kebijakan
Dzarrotul sekolah saya secara pribadi yang membuat
Jannah rumusan-rumusan atau formatnya, kemudian
Kepala Sekolah

saya ajukan ke ketua yayasan sebagai pimpinan


saya, dan kemudian ketua yayasan biasanya
selalu mengadakan rapat dengan penentu-
penentu kebijakan sekolah lainnya baik itu
komite sekolah maupun juga mengajak
komisaris yayasan serta para guru untuk
bersama-sama dalam satu forum merumuskan
kebijakan yang akan dilaksanakan
Drs. H. Bisyri Dalam pembuatan dan perencanaan kebijakan
Ketua Yayasan

Imam, M.Ag sekolah saya secara pribadi biasanya selalu


mengadakan rapat dengan penentu-penentu
kebijakan sekolah lainnya baik itu komite
sekolah maupun juga mengajak komisaris
yayasan untuk bersama-sama dalam satu forum
merumuskan kebijakan terbaik bagi yayasan
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Jadi, dalam pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah, biasanya


kepala sekolah terlebih dahulu membuat perumusan-perumusan, yang
kemudian dirapatkan ke komite dan yayasan sekolah serta para tenaga
pengajar yang ada, hal ini dilakukan untuk peningkatan dari tujuh komitmen
pondok.
Penerapan pelaksanaan pembuatan dan perencanaan kebijakan
sekolah ini berupa seperangkat program dalam pencapaian tujuan
78

pelaksanaan pendidikan, program-program ini misalnya berupa program


peningkatan mutu guru, pendidikan, system pembelajaran, atau juga berkaitan
dengan kesejahteraan guru, tentunya hal ini berdasarkan kesepakatan dengan
komite sekolah dan pihak-pihak yang terkait di wilayah kebijakan sekolah.

Tabel 27. Kemitraan/ kerjasama ma’had


NAMA GURU JAWABAN
Drs. H. Bisyri Lembaga kami saat ini sedang bekerjasama
Imam, M.Ag dengan beberapa lembaga lain baik dalam dunia
pendidikan maupun dunia pengembangan
kewirausahaan. Dalam dunia pendidikan kami
bekerjasama dengan lembaga-lembaga bahasa
seperti mahesa institute, Harvard English Course
Ketua Yayasan

dan Genta English Course yang kesemuanya


berkedudukan di Pare, Kediri Jawa Timur. Kami
juga bekerjasama dengan Institut Agama Islam
Negeri Syekh Nurjati Cirebon dalam usaha
mengembangakan bahasa juga peningkatan mutu
kurikulum pendidikan. Dalam bidang
kewirausahaan kami sedang menjalin kerjasama
dengan kementrian pertanian dalam
melaksanakan program pengembangan ternak
mandiri
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Pondok pesanteren Al-Shighor tidak hanya memberikan pendidikan


yang tertutup, hal ini terbukti dengan adanya kerjasama yang dilakukan untuk
peningkatan mutu tenaga pengajar dan para siswa, kerjasama yang dilakukan
tidak hanya dalam usaha peningkatan penguasaan bahasa asing, tetapi juga
dalam hal mutu pendidikan serta kewirausahawan. Seperti yang disebutkan
kerjasama tersebut dilakukan dengan IAIN Syekh Nurjati, berupa kurikulum
pendidikan dan pengembangan bahasa asing (Arab dan Inggris). Dengan
kerjasama dan kemitraan yang dilakukan tersebut, maka mutu pendidikan
sekolah semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya mutu kinerja
tenaga-tenaga pendidiknya.
79

Tabel 28. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja


NAMA GURU JAWABAN
Drs. H. Bisyri Dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja
Imam, M.Ag yayasan secara umum kami selalu mengadakan
pertemuan berkala. Rapat-rapat dan forum-forum
diskusi juga menjadi cara yang efektif dalam
Ketua
usaha meningkatkan mutu pendidikan. Karena
Yayasan
kami percaya semakin sering kita berfikir dan
membicarakan tentang lembaga dan usahanya
untuk menjadi lebih baik semakin besar pula
peluang untuk mau bekerja menjadi lebih baik
Agust saya dan anggota komite terkait dengan
Muhaimin, peningkatan kinerja yang dilakukan oleh kepala
Komite Sekolah

M.Ag sekolah, kami berperan sebagai pemberi


masukan, pertimbangan, dan rekomendasi atas
kebijakan yang dilakukan atau dijalankan oleh
kepala sekolah, dan kami juga mengevaluasi dari
hasil kebijakan tersebut. kepala sekolah selalu
berkoordinasi dengan kami mengenai strategi –
strategi yang akan dibuat oleh kepala sekolah
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011

Upaya-upaya peningkatan kinerja dilakukan kepada guru pada


beberapa konteks, konteks-konteks itu berupa kompetensi, tanggung jawab
dan kedisiplinan, etos kerja, serta pola fikir para guru. Semuanya dilakukan
oleh kepala sekolah bersama dengan pihak-pihak yayasan sebagai upaya
peningkatan mutu SDM baik di sekolah maupun yayasan, sehingga
pencapaian-pencapain bisa dirsain searah dan sesuai dengan tujuan-tujuan
pendidikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Al-Shighor, sekolah ini


merupakan salah satu sekolah yang memiliki beberapa kekhususan, diantaranya;
siswa-siswa yang diasramakan bersama para guru, kepala sekolah dan pengurus-
pengurus yayasan; bahasa Arab dan Inggris yang dijadikan sebagai bahasa sehari-
sehari; serta terintegrasi sekolah dengan pondok pesantren, yang mau tidak mau
semua program baik itu di sekolah maupun di ma‟had harus berjalan beriringan
dan saling mendukung satu sama lain.
80

Kurikulum di sekolah ini menggunakan kurikulum nasional, yang


diarahkan ke sekolah berstandar internasional dengan beberapa modifikasi dalam
penambahan mata pelajaran muatan lokal, muatan lokal tersebut salah satunya
adalah dengan penambahan jam pelajaran bahasa Arab dan Inggris. Untuk
meningkatkan kompetensi siswa dalam berbahasa asing.
Prestasi yang dicapai di sekolah ini, selama babarapa kurun waktu
semenjak berdiri hingga saat ini sudah tercapai dengan baik, hal ini bisa dilihat
dari prestasi yang dicapai pada tahun ajaran 2010/2011, 90% sudah berjalan
dengan baik, mulai dari proses belajar mengajar, target kurikulum, aktifitas para
guru, serta aktifitas para siswanya.
Kekhususan, kurikulum, serta prestasi tersebut tidak dapat dengan mudah
begitu saja dijalankan dan diraih seiring dengan berjalannya waktu. Sekuat tenaga
upaya-upaya atau strategi dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah tersebut, yang dilakukan oleh kepala sekolah bersama dengan pengurus
yayasan. Upaya-upaya tersebut dilakukan mulai dari pemenuhan sarana pra
sarana, sistem belajar yang baik, serta peningkatan kualitas kerja guru.
Dan berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, penulis melakukan
penelitian di SMP Al-Shighor mengenai upaya atau strategi yang dilakukan oleh
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Hal itu bisa dilihat dari
bagaimana optimalisasi kerja guru. Dalam konteks ini, penelitian dimulai dengan
melihat bagaimana persepsi mereka tentang kinerja masing-masing pihak sekolah,
faktor-faktor pendukung, kompetensi, kedisiplinan, serta tanggung jawab para
guru dalam menjalankan segala aktifitas pendidikan.
Secara umum, semua pihak terutama guru di sekolah ini sudah memahami
dan mengerti tentang kinerjanya masing-masing. Mereka dapat mengetahui dan
memahami apa yang harus dilakukan dan mana yang tidak dilakukan, ini
berkaitan juga dengan pembagian tugas kerja dan tanggung jawab masing-masing
pihak. Dengan demikian dapat terjalin kerjasama yang baik antara satu dengan
yang lain sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Begitu pun faktor-faktor pendukung peningkatan kinerja mereka, segala
pemenuhan kebutuhan guru sudah banyak diberikan oleh kepala sekolah, mulai
81

dari kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan, sampai pada alat-alat
transportasi seperti mobil dan motor inventaris yayasan. Dengan ini guru dapat
melakukan segala aktifitasnya dengan nyaman. Hal ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow mengatakan dengan terpenuhinya
kebutuhan dasar, maka akan meningkat pula kebutuhan yang ada. 1 Kebutuhan
yang paling dasar adalah kebutuhan akan sandang, pangan dan papan dan yang
paling tinggi adalah aktualisasi diri. Di SMP Al-Shigor, kebutuhan-kebutuhan
tersebut sudah terpenuhi dengan baik.
Dengan segala pemenuhan tersebut, para guru dapat menjalankan
aktifitasnya dengan aman dan nyaman. Disamping itu, lokasi yang strategis dan
rasa kekeluargaan diantara pihak-pihak disana pun sangat mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan mereka dalam beraktifitas di sana. Sehingga mereka
dapat meningkatkan kinerja, terhidar dari gangguan, dan bekerjasama dengan
baik.
Selain itu, kompetensi yang dimiliki para guru menunjukkan bahwa
mereka memilki potensi yang mapan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, mulai dari metode dan pendekatan yang dipakai, penggunaan media
ajar, sampai pada pengelolaan kelas. Namun, dalam hal administrasi, setelah
penelitian dilakukan di SMP ini, menunjukkan bahwa mereka dalam pelaksanaan
tugas-tugas administrasi masih belum optimal. Akan tetapi, dengan minat yang
sangat besar dimilki oleh para guru akan profesi mereka, sangat memacu mereka
untuk terus banyak belajar banyak akan profesi keguruan mereka, sehingga
mereka dapat meningkatkan kompetensi dan kualitas kerja mereka.
Begitu juga mengenai kedisiplinan, kedisiplinan diterapkan dengan baik,
walaupun belum ada aturan baku mengenai kedisiplinan terutatama dalam hal
sangsi. Apabila guru ada yang melanggar kedisiplinan, maka kepala sekolah akan
langsung memanggil mereka dan bertemu secara face to face. Disini guru hidup
dan bertempat tinggal di dalam asrama, jadi untuk keterlambatan dan
ketidakhadirian sangatlah diminimalisir. Apabila tidak hadir dalam mengajar,

1
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), Cet. 9 h. 145-146.
82

kepala sekolah dapat dengan mudah menjangkau mereka untuk menegur dan
memperingati guru. Budaya saling mengingatkan dan menegur antar sesama guru
pun diterapkan, sehingga mereka akan malu untuk melakukan kesalahan.
Penerapan disiplin yang dilakukan lebih bersifat konstruktif, dengan mengabaikan
sangsi atas ketidakdisiplinan para guru, ternyata lebih mampu meningkatkan
kerja guru dengan segala ketulusan dan totalitas pelaksanaan tugas.
Dengan demikian, di SMP Al-Shighor ini, segala pemenuhan kebutuhan,
kedisiplinan, potensi, dan peran serta guru menunjukkan bahwa dalam
pelaksanaan tanggung jawab mereka sebagai seorang guru menunjukkan kinerja
yang baik.
Hal ini juga ditunjang dengan adanya berbagai strategi yang dilakukan
oleh kepala sekolah bersama dengan komite sekolah, dan pihak-pihak yayasan.
Kepala sekolah sangat piawai dalam menerapkan strateginya, bisa dilihat seperti
menumbuhkan jiwa seorang pendidik yang ditegaskan dan tertuang dalam 7
Komitmen Al-Shighor (Akhlakul Karimah, Intelektualitas dan Profesionalitas,
Peduli dengan Kemajuan, Hidup untuk Pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan,
dan Nasionalisme), pemberian penghargaan-penghargaan yang berupa beasiswa
dan kursus gratis kepada guru-guru yang berprestasi dan yang belum
menyelesaikan studi, serta dengan adanya program micro teaching.
Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa strategi yang dipakai oleh
kepala sekolah bersama dengan pihak-pihak terkait dalam peningkatan kinerja
guru, menunjukkan hasil yang sudah efektif dalam melaksanakan dan mencapai
tujuan-tujuan pendidikan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-
Shighor menunjukkan bahwa :
1. Strategi peningkatan kinerja guru yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
SMP Al-Shighor menunjukkan hasil yang baik dan efektif. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai upaya atau langkah-langkah yang telah dilakukan
diantaranya : pembinaan kinerja guru, pembinaan disiplin guru,
pengendalian dan pengawasan, motivasi, penghargaan, serta penanaman
komitmen.
2. Aspek peningkatan kinerja guru diawali dengan pembinaan kinerja guru
yaitu dengan cara; memberikan pelatihan pembuatan RPP, pengenalan
media/alat pembelajaran, pendidikan dan pelatihan (diklat), serta mikro
teaching. Dengan pembinaan tersebut, maka kualitas kinerja guru
meningkat dengan baik.
3. Pelaksanaan disiplin guru di SMP Al-Shighor sudah berjalan baik. Hal ini
dapat dilihat dari guru datang tepat waktu dalam mengajar dan
penyelesaian tugas guru yang diberikan oleh kepala sekolah, selain itu juga
kepala sekolah memberikan giliran setiap hari senin kepada para guru
untuk menjadi Pembina dalam upacara bendera. Penerapan disiplin yang
dilakukan bersifat konstruktif, dengan mengabaikan sangsi atas

83
84

ketidakdisiplinan para guru, ternyata lebih mampu meningkatkan kerja


guru dengan segala ketulusan dan totalitas pelaksanaan tugas.
4. Pengendalian dan pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dengan
selalu mengunjungi kelas setiap pagi untuk mengecek kehadiran guru
dalam mengajar, pemeriksaan absen daftar hadir guru. Kepala sekolah juga
mengadakan rapat setiap malam jum’at untuk membahas permasalahan-
permasalahan di sekolah.
5. Setiap guru yang berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik selalu
diberikan apresiasi oleh kepala sekolah berupa pujian dan piagam setiap
tahun (akhirus sanah).
6. Kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi
dalam menjalankan tugasnya dengan memberikan reward berupa beasiswa
pendidikan, short course ke pare dan parwisata religi/ziaroh wali songo
gratis setiap tahunnya. Reward ini bertujuan agar para guru dapat
menumbuhkan rasa tanggung jawab, lebih meningkatkan jiwa pengabdian
mereka, dan mereka pun lebih meningkatkan kinerja mereka.
7. Kepala sekolah dengan ketua yayasan menanamkan komitmen kepada para
guru dengan menerapkan tujuh komitmen sebagai upaya mengarahkan
para tenaga pendidik untuk melaksanakan kinerja yang sesuai dengan arah-
arah dan tujuan pendidikan yang sebenarnya, juga sebagaai upaya
meningkatkan kualitas kinerja guru, mereka pun akan lebih mengerti dan
memahami arti, makna, dan hakikat profesi keguruan yang sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dikatakan bahwa strategi kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor sudah baik dan
efektif.
85

B. Saran
1. Untuk para guru, sebaiknya tidak mengharapkan reward dalam
melaksanakan tugas mengajar. Namun lakukanlah apa yang lebih
meningkatkan kualitas mengajar, dengan meningkatkan kualitas kerja
segala sesuatu dapat diraih selaras dan sesuai dengan hasil kerja.
2. Untuk sekolah, selain pembinanaan yang dilakukan, alangkah baiknya
mengadakan studi komparatif ke sekolah-sekolah lain yang lebih maju,
agar dapat membandingkan, mengetahui, serta melaksanakan apa saja
yang belum diadakan di SMP Al-Shighor, khususnya perihal administrasi
yang dinilai masih belum maksimal.
3. Untuk kepala sekolah, dalam hal peningkatan kinerja guru dalam hal
administrasi, alangkah lebih baiknya pihak sekolah mendatangkan dan
dapat melibatkan tenaga ahli.
DAFTAR PUSTAKA

Fathurruhman, Pupuh. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama,


Cet.I 2007.

Hasibuan, JJ. & Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, Cet. VII, 1999.

Hikmat. Manajemen Pendidikan. Bandung : CV.Pustaka Setia, Cet I, 2009.

Imron, Ali. Pembinaan Guru Di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1995.

Kuncoro, Mudrajad. Strategi Bagaimana Meriah Keunggulan Kompetitif?. tt.p.:


Erlangga, 2006.

Ladjid, H. Hafni. Pengembangan Kuruikulum (Menuju Kurikulum Berbasis


Kompetensi). Ciputat: PT Ciputat Press Group,2005.

Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.IV, 2002.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya, Cet.XVII, 2002.

Mulyasa, E. Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah.


Jakarta:Bumi Aksara, Cet. III, 2009.

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan


Implementasi. Bandung: PT Rosdakarya, Cet. 4, 2004.

Nasution, S. Kurikulum dan pengajaran. Jakarta: PT.Bumi Aksara, Cet V, 2009.

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung, PT


Remaja Rosda Karya, Cet.XIII, 2004.

Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet II, 2004.

86
87

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana, Cet VI, 2006.

Subroto, B. Surya Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah. Jakarta:


Bina Aksara, 1984.

Suhertian, Piet A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet.1,
2000.

TU, Tulus. U. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta;
PT.Grasindo, 2004.

Undang, Gunawan, Cucu Komara, Deden Suhendar. Peningkatan Mutu Proses


Belajar Mengajar Sekolah Dasar. Bandung: CV. Siregar tengah, Cet
1,1996.

Usman, Moh.Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Cet.IX, 1995.

Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, Cet.I, 1992.

.................... Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Cet.IV, 2007.

……………. Undang- Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Jakarta : DPR RI, 2005.

……………. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


Tentang SISDIKNAS. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Bagian Proyek Penilaian Hasil Belajar Tahap Akhir Nasional,
2003.
LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman wawancara guru:


1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya
2. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
3. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor
4. Minat guru sebagai tenaga pendidik
5. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program
belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola
interaksi belajar-mengajar.
6. Penggunaan metode pembelajaran
7. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
8. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator,
fasilitator)
9. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan)
10. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian,
menggali potensi anak didik)
11. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah
12. Strategi peningkatan kinerja guru
13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode
mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas,
15. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan
kedewasaan).
16. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan
17. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
18. Pemeriksaan daftar hadir guru.
19. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar
dalam melakukan tugas
20. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
21. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk
meningkatkan kinerja.

88
89

Pedoman wawancara kepala sekolah:


1. Pengetahuan dan persepsi kepala sekolah terhadap kinerja guru
2. Latar belakang pedirian sekolah
3. Visi misi sekolah
4. Struktur organisasi
5. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah
6. Strategi peningkatan kinerja guru
7. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
8. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program
belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola
interaksi belajar-mengajar.
9. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
10. Peran guru sebagai pendidik ( demonstrator, pengelola kelas, mediator,
fasilitator)
11. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan)
12. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian,
menggali potensi anak didik)
13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode
mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, standar perilaku (kewibawaan,
kematangan, berakhlak mulia dan kedewasaan).
15. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan
16. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
17. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar
dalam melakukan tugas
18. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
19. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk
meningkatkan kinerja.
90

Pedoman wawancara ketua yayasan:


1. Pengetahuan dan persepsi ketua yayasan terhadap kinerja guru
2. Latar belakang pendirian yayasan (Ma’had) dan sekolah
3. Visi misi pendirian Ma’had dan sekolah
4. Kemitraan/ kerjasama ma’had
5. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah
6. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja
7. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
8. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program
belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola
interaksi belajar-mengajar.
9. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
10. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode
mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
11. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas.
12. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan,berakhlak mulia
dan kedewasaan).
13. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan.
14. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran).
15. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif ) terhadap tenaga pengajar
dalam melakukan tugas.
16. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
17. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk
meningkatkan kinerja.
91

Pedoman wawancara komite sekolah:


1. Pengetahuan dan persepsi komite sekolah terhadap Perannya dalam
peningkatan mutu (pertimbangan, arahan, dukungan tenaga, sarana
prasarana, dan pengawasan terhadap lembaga pendidikan)
2. Pembentukan komite pendidikan
3. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja
4. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
5. Pengetahuan dan persepsi komite sekolah terhadap kinerja guru
6. Pengetahuan dan persepsi komite sekolah tentang kinerja kepala sekolah
7. Strategi peningkatan kinerja guru
8. Pembinaan kinerja guru ( menyusun RPP, media/alat pembelajaran,
metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki
situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
9. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas,
10. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan
11. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
12. Pemeriksaan daftar hadir guru.
13. Memberikan motivasi ( apersepsi, piagam, motif ) terhadap tenaga
pengajar dalam melakukan tugas
14. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
15. Pembangunan komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) terhadap
Peningkatkan kinerja guru

Pedoman wawancara wali murid:


1. Pengetahuan dan persepsi terhadap perannya sebagai wali murid dan
pengguna hasil pendidikan
2. Kemajuan peningkatan belajar
3. Laporan kemajuan
4. Partisipasi orang tua dalam penginformasian tentang kemajuan anak
5. Pengetahuan dan persepsi tentang kinerja kepala sekolah.
LAMPIRAN 2

HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara guru


Nama : Naili Hanani. SH.I
Guru mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)

1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya


Jawaban : Menurut saya, guru itu selain mengajar, guru juga bertugas
mendidik, ada perbedaan yang sangat mendasar mengenai makna
mengajar dan mendidik. Terutama saya sebagai guru agama, peran dan
tugas saya yang harus menjadi prioritas bagi saya adalah mendidik
dibanding mengajar yang hanya mengedapankan aspek kognitif dibanding
afektif dan psikomotorik. Banyak hal yang bisa dijelaskan dan tercakup
dalam mendidik, seperti menjadi suri tauladan, membina, membimbing,
dan termasuk mengajar itu sendiri adalah merupakan bagian dari
mendidik.
2. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
Jawaban : Atas kinerja yang saya lakukan, saya mendabat imbalan yang
sesuai dengan beban pekerjaan saya, lumayan cukuplah untuk makan dan
memenuhi kebetuhan saya sehari-hari. Kalau dikatakan aman dan nyaman,
dalam kebersamaan kita sesama guru saling memotivasi dan bertukar
curhat satu sama lain, seperti yang anda lihat sendiri bagaimana kehidupan
di pesantren.
3. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor
Jawaban : Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih merasa nyaman
mengajar disini, semua pihak disini mengedepankan rasa kekeluargaan.
4. Minat guru sebagai tenaga pendidik
Jawaban : Bisa dikatakan mengajar atau menjadi seorang pendidik itu
adalah salah satu pekerjaan yang sulit, kalau tidak ada minat dalam diri
kita tujuan mengajar dalam sebuah pendidikan tidak akan terlaksana
dengan baik. Maksud saya kalau pun tidak ada minat dalam diri saya,
mungkin saya tidak akan mengajar. Saya termotivasi untuk mengajar,
terutama pelajaran agama karena saya bisa banyak belajar dengan
mengajar, terus terang mengajar bagi saya dapat meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan bagi diri saya secara pribadi.
5. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program
belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola
interaksi belajar-mengajar.
Jawaban : Dalam menyiapkan materi ajar sebelum saya mengajar, dengan
mempertimbangkan kemapuan masing-masing dari siswa, saya
menyiapkan terlebih dahulu tehnik bagaimana menyampaikannya kepada

92
93

siswa, agar siswa dapat memahami dan mengerti apa yang saya sampaikan
dan saya jelaskan.
6. Penggunaan metode pembelajaran
Jawaban : Karena saya mengajar pelajaran agama, maka saya lebih
banyak menggunakan metode ceramah, praktek dan demonstrasi, agar
siswa dapat memahami dan memperaktekkan ibadah dengan baik.
Terkadang saya juga menyisipkan tanya jawab mengenai apa yang sudah
saya jelaskan dan dipraktekkan.
7. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
Jawaban : Saya tidak begitu banyak dan tidak secara langsung terlibat
dalam tugas-tugas administratif sekolah.
8. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator,
fasilitator)
Jawaban : Sebagai pengajar agama, sudah tentu materi yang saya ajarkan
saya demonstrasikan, karena saya sebagai guru berperan sebagai
demonstrator. Saya juga dituntut untuk bisa mengelola kelas, menjadi
mediator dan fasilitator bagi anak didik.
9. Tugas guru sebagai pendidik ( profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan)
Jawaban : Mengajar, mendidik, dan mencerdaskan siswa merupakan
tugas saya yang berprofesi sebagai seorang guru. Nilai-nilai ketauladanan
pun saya sampaikan kapada siswa, agar para siswa dapat berprilaku dan
berakhlak mulia, dan hubungannya dengan masyarakat secara luas,
kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu bagian terpenting dalam
pembentukan peradaban masyarakat yang luhur, tentunya dengan
mengedepankan aspek budaya-budaya luhur dalam bermasyarakat, salah
satunya aspek budaya ke-Islam-an dan ke-Indonesiaan.
10. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian,
menggali potensi anak didik)
Jawaban : Sebagai guru agama, saya kepada selalu membimbing siswa,
tugas saya dalam membimbing mereka agar membentuk mereka
berkepribadian Islami, agar kelak mereka dapat menjalani kehidupan
mereka dengan mengedepankan nilai-nilai Islami sebagai jalan hidup
mereka.
11. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah
Jawaban : Kepala sekolah sebagai pimpinan dalam organisasi sekolah,
memiliki beberapa tugas dan peran utama terutama dalam hal kebijakan,
yakni sebagai penentu kebijakan beberapa rumusan yang berkaitan dengan
manajemen, kegiatan belajar mengajar, kurikulum, Dsb. Beberapa tugas
dan peran juga seperti halnya tugas dan peran guru. Kepala sekolah
sebagai pimpinan tidak harus duduk diam di kantor dan hanya mengawasi
kinerja-kinerja bawahannya. Namun, kepala sekolah juga harus terlibat
dalam kegigatan belajar mengajar.
12. Strategi peningkatan kinerja guru
Jawaban : Upaya-upaya peningkatan kinerja sudah banyak dilakukan,
baik itu pembinaan, penerapan disiplin kerja, serta beberapa pengharhaan
yang diberikan oleh kepala sekolah. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh
94

pihak yayasan dalam menunjang proses belajar mengajar pun telah


diberikan, seperti kendaraan operasional, laptop, Dsb.
13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode
mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar (ketenangan dan kenyamanan belajar).
Jawaban : Dalam menyiapkan perangkat-perangkat mengajar, beberapa
kali kepala sekolah mengecek dan mengarahkan aspek-aspek yang perlu
dilaksanakan dalam penyusunan RPP, penyediaan alat-alat pembelajaran,
serta beberapa kali mengarahkan para guru mengenai metode dan
pendekatan dalam pembelajaran, baik itu dalam situasi formal maupun non
formal atau secara persuasif.
14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas.
Jawaban : Diasramakannya guru-guru bersama-sama dengan siswa juga
adalah salah satu upaya pembinaan disiplin oleh yayasan dan kepala
sekolah, dengan demikian kepala sekolah dapat secara langsung
menjangkau dan mengontrol bagaimana kinerja para guru.
15. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan
kedewasaan).
Jawaban : Terutama saya sebagai guru agama adalah yang paling selalu
diajak bicara mengenai hal ini, karena ini merupakan faktor penting dalam
meningkatkan sikap-sikap keberagamaan siswa, mengingat siswa/i
diasramakan di ma’had.
16. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan.
Jawaban : Disiplin memang diterapkan, namun dalam penerapan sanksi
saya tidak menemui hal tersebut.
17. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
Jawaban : Yang saya katakana tadi, dengan diasramakannya para guru
bersama para siswa, ini mempermudah jangkauan untuk pengendalian dan
pengawasan kinerja guru, apalagi yang tadi anda sebutkan seperti diskusi
kelompok, pembicaraan individual atau yang tadi saya istilahkan dengan
persuasif, serta simulasi belajar dalam bentuk micro teaching.
18. Pemeriksaan daftar hadir guru.
Jawaban : Ya, tentu itu juga dilakukan oleh kepala sekolah, dan dibantu
oleh guru piket setiap harinya untuk mengontrol guru.
19. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar
dalam melakukan tugas
Jawaban : kepala sekolah tidak sega- segan memberikan pujian kepada
guru yang melaksanakan tugas dengan baik, kepala sekolah juga sering
memotivasi lewat pembicaraan dalam rapat maupun non formal.
20. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
Jawaban : Biasanya guru-guru ketika ada libur panjang, beberapa guru
berprestasi diberikan studi gratis short course bahasa Inggris di Pare, saya
95

pun demikian. Beasiswa bagi beberapa guru yang belum menyelesaikan


studi S1 pun diberikan.
21. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk
meningkatkan kinerja.
Jawaban : Komitmen, adalah satu kata yang selalu dipertegas oleh ketua
yayasan, kepada beberapa pihak terkait dalam kepengurusan yayasan dan
sekolah, beliau menyebutkan bahwa visi dan misi tidak akan dapat
dijangkau dengan baik tanpa adanya komitmen satu sama lain, yaitu
dengan merangkainya dalam 7 komitmen Al-Shigor
96

Hasil wawancara guru


Nama : M. Asroruddin
Guru mata pelajaran : IPS
1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya
Jawaban : Saya sebagai guru harus memenuhi beberapa tugas guru yaitu :
mendidik siswa dengan baik, menjadi suritauladan untuk anak didik,
motivator, dan membimbing. Guru juga harus memenuhi kinerja yang
berkaitan dengan administrasi, karena saya juga pernah terlibat dalam
beberapa pembuatan proposal, panitia penerimaan siswa baru, dan
kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan administrasi sekolah.
2. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
Jawaban : Mengenai kebetuhan Alhamdulillah walaupun tidak seseberapa
banyak saya masih merasa terpenuhi. Walaupun saya tinggal di asrama
dengan segala kesedarhanaan, tapi justru saya labih banyak menemukan
kenyamanan dibanding tinggal di luar asrama, karena untuk saya secara
pribadi dapat lebih banyak belajar, apalagi belajar mengenai kebersamaan.
Kepala sekolah masih banyak memberikan kepercayaan yang tinggi
kepada saya, seperti event-event yang dilaksanakan disekolah, saya selalu
dilibatkan dalam posisi yang strategis dalam kepanitiaan, ini adalah satu
bentuk penghargaan yang menurut saya tidak bisa dinilai dengan
penghargaan uang.
3. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor
Jawaban : yah yang saya rasakan sejauh ini, saya sudah nyaman berada
dilingkungan sekolah dan pesantren ini.
4. Minat guru sebagai tenaga pendidik
Jawaban : Menjadi guru adalah sudah menjadi cita-cita saya dari dulu,
sehingga profesi ini adalah benar-benar sudah menjadi minat saya.
Walaupun latar belakang pendidikan saya bukan dari pendidikan, apa pun
pekerjaan saya nanti, saya harus tetap mengajar, karena mengajar
merupakan bagian dari jalan hidup saya untuk mengaktualisasikan diri
saya.
5. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program
belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola
interaksi belajar-mengajar.
Jawaban : saya pasti menguasai bahan ajar yang akan dipresentasikan,
nengelola kelas supaya proses belajar mengajar berjalan dengan lancer,
dan saya juga berusaha untuk menyajikan media sebagai alat bantu
mengajar.
6. Penggunaan metode pembelajaran
Jawaban : Dalam mengajar, saya menggunakan metode dan pendekatan
mengajar yang beragam, seperti tanya jawab, demonstrasi, diskusi,
ceramah, games, terkadang saya juga mengajar di luar kelas dengan
outbound.
7. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
97

Jawaban : Saya termasuk yang selalu terlibat dalam tugas-tugas


administrasi pendidikan, diantaranya mencatat nilai-nilai ke dalam buku
besar.
8. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator,
fasilitator)
Jawaban : Saya harus bisa mendemonstrasikan materi yang
dipresentasikan, dan harus mengelola kelas dengan baik yah itu tadi agar
proses belajar mengajar berjalan dengan lancar.
9. Tugas guru sebagai pendidik ( profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan)
Jawaban : Menurut saya guru bukan sebuah profesi, namun guru (baca:
mengajar) adalah sebuah kewajiban bagi setiap manusia yaitu untuk
membentuk kehidupan masyarakat yang berwawasan dan meningkatkan
intelektualitas masyarakat. Dengan pernyataan saya tadi, secara otomatis
ketika ada masalah-masalah seperti masalah dalam daya nalar siswa, putus
sekolah, dan masyarakat yang berpendidikan rendah, serta masalah-
masalah lain, saya hampir selalu terlibat dalam mengatasi hal-hal tersebut.
10. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian,
menggali potensi anak didik)
Jawaban : yah jelas saya sebagai pendidik harus bisa membimbing,
membentuk kepribadian dan menggali peotensi anak didik karena itu
semua merupakan bagian dari tujuan pendidikan
11. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah
Jawaban : Kepala sekolah menurut saya adalah seperti seorang direktur
atau manajer dalam sebuah perusahaan, dimana ia harus mengetahui
bagaimana keadaan sekolah, kesejahteraan guru-guru, keadaan murid, isu-
isu tentang kependidikan dengan selalu memonitor seluruh KBM dalam
sekolah.
12. Strategi peningkatan kinerja guru
Jawaban : menurrut saya kepala sekolah sudah memberikan atau
melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja para gurunya
contohnya saja memotivasi, memberi penghargaan, dan pembinaan-
pembinaan juga sudah dilakukan.
13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode
mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
Jawaban : Saya dalam menyusun RPP secara keseluruhan masih belum
begitu menguasai, walaupun arahan-arahan untuk menyusunnya sudah
banyak diberikan. Dalam menyiapkan materi ajar, saya tidak selalu
mengacu pada RPP, saya langsung mengacu pada buku ajar yang dalam
buku tersebut dijelaskan SK dan KD’nya. Saya juga selalu mendapat
arahan-arahan mengenai metode mengajar, menilai kemampuan anak
didik, dan bagaimana meningkatkan kondisi dan situasi belajar.
14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas,
Jawaban : Saya selalu tepat waktu dalam mengajar, karena saya sendiri
tinggal dilingkungan sekolah, sehingga saya mendapat pengawasan dan
98

pembinanan secara langsung mengenai kedisiplinan dari pihak-pihak


sekolah di atas saya.
15. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan
kedewasaan).
Jawaban : Mengenai perilaku dalam mengajar, baik itu performa atau
kewibawaan, saya dan guru-guru lain selalu diberi masukan-masukan
mengenai bagaimana perilaku dalam mengajar dengan baik.
16. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan
Jawaban : Bicara tentang kedisiplinan, kita selalu bersama-sama
menerapkan kedisiplinan, kalau pun ada kesalahan atau ketidakdisiplinan
diantara kita, tidak ada sangsi, akan tetapi hanya bentuk teguran saja.
17. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
Jawaban : Kira-kira tiga kali dalam satu bulan, guru-guru selalu
dikumpulkan dan duduk bersama membicarakan perihal sekolah dan
sistem belajar mengajar. Mengenai kunjungan ke kelas, setiap pagi kepala
sekolah selalu keliling mengontrol kegiatan belajar mengajar. Dalam
menanyakan akan tugas dan pekerjaan guru, pembicaraan secara langsung
face to face pun dilakukan oleh kepala sekolah. Simulasi pembelajaran
dalam bentuk program micro teaching yang diadakan satu kali dalam dua
minggu.
18. Pemeriksaan daftar hadir guru.
Jawaban : Yang saya tahu kepala sekolah memeriksa daftar hadir guru
kira-kira satu kali dalam satu minggu.
19. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar
dalam melakukan tugas
Jawaban : kepala sekolah selalu memberikan motivasi – motivasi dalam
bekerja, memberikan pujian pada guru yang kinerjanya dapat dikatakan
memuaskan.
20. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
Jawaban : kepala sekolah memberikan reward berupa ziaroh gratis untuk
para guru, beasiswa pendidikan bagi santri yang sudah mengabdi mengajar
di sekolah, memberikan kesempatan berupa kenaikan jabatan bagi guru
yang sudah maksimal dalam melakukan tugasnnya sebagai seorang guru
21. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk
meningkatkan kinerja.
Jawaban : Akhlakul karimah, Intelektualitas dan profesionalitas, Peduli
dengan kemajuan, Hidup untuk pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan,
Nasionalisme
99

Hasil Wawancara Guru


Nama : Nining Supriatin. S.Pd.I
Guru mata Pelajaran : IPA

1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya


Jawaban : Guru adalah seorang pendidik yang sekaligus membimbing
siswa , sebuah tanggung jawab yang diembann seorang pendidik
2. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
Jawaban : Disini saya sangatlah diperhatikan, dari segi makanan,
minuman, dan lain sebagainya. Misalkan, untuk makan siang dan cumilan,
kami tinggal makan saja, semuanya sudah dipersiapkan. Untuk masalah
keamanan, kami dibantu oleh security, apabila terjadi masalah seperti
kekerasan (perkelahian), maka yang melerai pertama kali adalah tugas dia,
sedangkan kami akan membimbing siswa apabila menghadap guru BK
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Saya jarang sekali
menjustifikasi siswa saya, karena saya mengaangp mereka adalah anak
saya sendiri. Jadi apabila ada masalah, saya juga terkadang menengahkan
mereka, jangan sampai ada orang tua yang dipanggil. Karena ini akan
mempengaruhi psikologis diri siswa. Dari beberapa siswa yang
bermasalah, terkadang mereka lebih terbuka kepada saya, jadi selaku guru,
saya juga terkadang menjelma sebagai teman mereka, bahkan sebagai
sahabat mereka.
3. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor
Jawaban : disini saya merasa nyaman sekali, karena disini jauh dari kota,
dan kendaraan yang hilir mudikpun jarang. Adi kami bias mengajar tanpa
terasa terganggu oleh suara bising.
4. Minat guru sebagai tenaga pendidik
Jawaban : Dengan latar belakang saya sebagai salah satu sarjana
pendidikan di negeri ini, saya ingin mengabdi kepada nusa dan bangsa,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Karena banyak sekali dari
mereka yang tidak mengenyam bangku pendidikan dan mengalami
pendewasaan dini.
5. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program
belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola
interaksi belajar-mengajar.
Jawaban : Dalam dunia pendidikan, apalagi saya selaku guru Ilmu
Pengetahuan Alam, saya tidak hanya memberikan materi saya, tetapi kami
bisa langsung praktek ke laboratorium yang sudah disiapkan oleh sekolah,
dan tidak menutup kemungkinan kami langsung praktek ke lapangan,
seperti praktek mencangkok, stek, dll. Agar para siswa selain mengerti
akan teori yang mereka dapatkan, mereka juga bisa menerapkannya di
dalam lingkungan mereka juga.
6. Penggunaan metode pembelajaran
Jawaban : Saya tidak hanya memberikan materi saja, tetapi kami bisa
langsung praktek ke laboratorium yang sudah disiapkan oleh sekolah, dan
100

tidak menutup kemungkinan kami kami langsung praktek ke lapangan,


seperti praktek mencangkok, stek, dll. Agar para siswa selain mengerti
akan teori yang mereka dapatkan, mereka juga bisa menerapkannya di
dalam lingkungan mereka juga.
7. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
Jawaban : Sebagai tenaga administrasi, saya juga harus masih banyak
belajar. Seiring perjalanan waktu yang ada, saya sedikit banyak memahami
sedikit demi sedikit. Tapi saya juga masih harus banyak belajar dari
teman-teman yang ada.
8. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator,
fasilitator)
Jawaban : Dalam membaginya kesemuanya itu saya memiliki strategi
yang bisa dibilang berbeda dengan guru lainnya. Saya mencoba untuk
membuat kelas nyaman terlebih dahulu. Sebelum mereka mempraktekkan
sesuatu, biasanya saya yang terlebih dahulu mempraktekkannya. Saya
membuat anak didik daya senyaman mungkin dalam belajar. Dengan
kenyamanan, mereka bisa lebih leluasa dalam menerima pelajaran.
9. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan)
Jawaban : Mungkin untuk pertanyaan ini jawabannya hampir sama
dengan guru-guru lainnya. Disini kita mengontrol siswa kita 24 jam. Jadi,
kita memiliki waktu yang relatif banyak untuk bercengkrama antara siswa
dan masyarakat. Contohnya, kita mencoba untuk mengunjungi kebun yang
ada di sekitar sekolah yang menjadi milik warga. Disana kita bisa melihat
proses pertumbuhan, mengelola sampai dengan panen. Disini manusia
sedikit banyak memiliki persamaan dengan tumbuhan. Kita selalu tumbuh
dan membutuhkan pendukung-pendukung primer maupun sekunder.
10. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian,
menggali potensi anak didik)
Jawaban : Disamping mengajar, membimbing merupakan tanggung
jawab seorang guru. Membentuk pribadi anak didik, serta menggali
potensi siswa sudah menjadi tanggung jawab kami. Dan ini sangat
dijunjung tinggi oleh guru-guru yang ada di SMP AL-Shighor karena kita
berada 24jam bersama para siswa dan ini sudah sangat baik telah
dilakukan guru-guru disini.
11. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah
Jawaban : Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi disini. Terkada
saya merasa iri dengan beliau. Apa yang beliau rencanakan akan
dilaksanakannya. Terkadang beliau tidak segan-segan untuk turun
langsung. Beliau memang pimpinan yang benar-benar ideal untuk
meminpin sekolah ini.
12. Strategi peningkatan kinerja guru
Jawaban : Kami selalu memanfaatkan apa yang ada disini dan disekitar
kami, memang masih banyak kekurangan. Kedisiplinan adalah point
penting. Ada beberapa guru yang memiliki kedisiplinan yang tinggi
mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah.
101

13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode


mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
Jawaban : Beliau (kepala sekolah) sering mengecek alat-alat yang kami
gunakan dalam proses belajar mengajar, apakah itu masih layak atau tidak.
Terkadang kepala sekolah juga masih sering mengarahkan kita untuk
memberikan wejangan kepada kita agar anak didik kita merasa nyaman
dalam proses penyerapan ilmu yang kami berikan. Selain itu juga kepala
sekolah sering mengajak para guru mengikuti diklat-diklat yang diadakan
pemerintah.
14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas,
Jawaban : Upaya pendisiplinan masih diterapkan, walaupun diluar jam
sekolah. Karena kita dilingkungan asrama, jadi sewaktu-waktu kita masih
bisa membina sekaligus mengontrol guru-guru yang ada.
15. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan
kedewasaan).
Jawaban : Dalam peningkatan kewibawaan kita dimata siswa dan proses
kematangan dan pendewasaan, biasanya kita mendapatkan giliran untuk
menjadi Pembina upacara maupn dalam acara-acara lainnya.
16. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan
Jawaban : Dalam hal ini memang kita belum banyak aturan tertulis dan
baku. Biasanya kalau ada yang baru ataupun ada yang melanggar sanksi,
kita akan diskusikan dengan pihak terkait dan akan memberikan contoh
kepada siswa-siswa yang lain.
17. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
Jawaban : Karena disini kita lebih dekat, makanya kita bisa memberikan
pelajaran tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Biasanya
setiap satu minggu sekali kami mengadakan rapat internal dengan kepala
sekolah untuk mengecek apa yang sudah kami ajarkan kepada anak didik
kami dan apa yang perlu kami perbaiki dari sisi metode pengajarannya.
18. Pemeriksaan daftar hadir guru.
Jawaban : itu suda tentu, biasanya itu dilakukan oelh kepala sekolah.
19. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar
dalam melakukan tugas
Jawaban : disini kami semua ringan tangan, selalu membantu rekan kerja
kami dan memberikan motivasi apabila mereka tidak semangat dalam
mengajar. Biasanya, setiap tahunnya aka nada yang berkunjung ke mKN
Wali Songo sebagai reward yang didapatkan atas prestasi dalam mengajar.
20. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
Jawaban : pemberian reward kepada guru yang memiliki prestasi lebih
dari guru lainnya, selain berziarah, ada juga yang mendapatkan beasiswa
untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
102

21. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk


meningkatkan kinerja.
Jawaban : Dalam usaha peningkatan komitment kami, kami mengacu
pada vidsi dan misi yang telah dibuat oleh yayasan.
103

Hasil Wawancara Guru


Nama : Dodi Nurwansyah. S.Pd.I
Guru mata Pelajaran : Bahasa Inggris

1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya


Jawaban : guru adalah orang yang berinteraksi langsung dengan murid,
dimana saya sebagai seorang guru memiliki tanggung jawaab yang sangat
besar, harus mendidik, mengajar, membimbing..dan masih banyak tugas
dan tanggung jawabnya. menurut saya the teacher is complicated
2. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
Jawaban : faktor-faktor yang anda sebutkan tadi sudah cukup memadai
karena sekolah ini terintegrasi penuh dengan pesantren, maka faktor –
faktor peningkatan kinerja seperti fisiologis, kenyamanan, kasih sayang,
dihargai, dan aktualisasi diri disekolah ini berjalan dengan baik
3. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor
Jawaban : menurut saya lingkungan disekitar SMP Al-Shighor sudah
cukup nyaman dan representatif dan letaknya jauh dari keramaian.
4. Minat guru sebagai tenaga pendidik
Jawaban : minat saya menjadi guru bahasa di SMP Al-Shighor didasari
karena backround saya waktu kuliah mengambil jurusan pendidikan maka
saya terjun ke dunia pendidikan dan disini saya didukung oleh lingkungan
dan kegiatan-kegiatan pondok yang wajib menggunakan bahasa arab dan
bahasa inggris
5. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program
belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola
interaksi belajar-mengajar).
Jawaban : penguasaan guru dalam mengajar, menurut saya guru – guru
disini sudah cukup bagus dalam penguasaan materi ajar, mengelola kelas,
dan sudah dapat menggunakan media seperti in focus dalam proses
pembelajaran, apalagi dalam berinteraksi, mereka sudah bisa mengatasi
siswa – siswi agar tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan
6. Penggunaan metode pembelajaran
Jawaban : saya dalam mengajar sudah menggunakan bermacam – macam
metode , seperti drilling, grammmer translation method, direct method.
Hal ini untuk menghindari kejenuhan dalam belajar.
7. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
Jawaban : kompetensi guru dalam hal administrasi di SMP Al-Shighor
masih harus perlu banyak belajar. Saya jujur masih ada kebingungan kalau
sedang diberi tugas dalam hal administrasi.
8. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator,
fasilitator)
Jawaban : mengenai peran guru sebagai seorang pendidik, hal ini sebagai
demonstrator, pengelola kelas, mediator, dan fasilitator sudah cukup baik
karena kita yang masih guru baru banyak mendapat masukan dari guru-
guru senior bagaimana menjadi seorang pendidik yang benar
104

9. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan)


Jawaban : Menurut saya, profesi ialah sebuah tugas yang didasarkan oleh
keahlian, dan profesi saya sebagai guru bahasa karena backround saya
adalah pendidikan bahasa. Profesi harus dipertanggung jawabkan dengan
benar, jadi guru merupakan sebuah profesi yang harus professional. Dalam
hal kemanusiaan guru di sini sudah baik dalam hal kemanausiaan
contohnya membantu siswa dalam belajar, dalam mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi siswa baik itu bersifat pribadi, sedangkan masalah
kemanusiaan, guru – guru disini hidup dalam sebuah miniature masyarakat
dan mereka dalam bermasyarakat di lingkungan pondok sudah cukup baik.
10. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian,
menggali potensi anak didik)
Jawaban : disamping mengajar, membimbing merupakan tanggung jawab
seorang guru. Membentuk pribadi anak didik, serta menggali potensi siswa
sudah menjadi tanggung jawab kami. Dan ini sangat dijunjung tinggi oleh
guru-guru yang ada di SMP Al-Shighor karena kita berada 24 jam bersama
para siswa dan ini sudah sangat baik telah dilakukan guru-guru disini.
11. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah
Jawaban : kepala sekolah adalah seorang pimpinan sekolah dimana
semua keputusan ada pada kepala sekolah. Kami lihat kepala sekolah di
SMP Al- Shighor sudah baik hal ini dapat dilihat dari kinerjanya dan kami
juga dapat melihat langsung kinerja kepala sekolah karena kami tinggal
disatu lingkungan yang sama (pesantren).
12. Strategi peningkatan kinerja guru
Jawaban : kepala sekolah melakukan pembinaan micro teaching 2X
dalam sebulan dengan menggunakan bahasa inggris dan bahasa arab
sebagai pengantar bahasanya.hal ini bertujuan agar kemampuan mengajar
dan bahasa yang dimiliki oleh guru terus ditingkatkan
13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode
mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
Jawaban : menurut saya kepala sekolah sudah mengadakan pembinaan
mengenai RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar , kemampuan
dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar mengajar. Namun
masih ada saja guru yang masih belum mengerti dengan pembuatan RPP.
Mungkin karena kepala sekolah belum terlalu intens dalam
membimbingnya.
14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas,
Jawaban : Pembinaan disiplin sudah baik seperti disiplin waktu mengajar
sudah tertib, dengan adanya jadwal yang jelas dan dalam disiplin
menyellesaikan tugas juga sudah dibagi sesuai tugasna masing – masing
namun masih ada sebagian guru yang masih belum melaksanakannya
dengan baik.
15. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan
kedewasaan).
105

Jawaban : kapala sekolah sudah berusaha meningkatkan kewibawaan


guru , kematangan dan kedewasaan dengan cara setiap guru diberi
keparcayaan untuk mengimami sholat, menjadi Pembina upacara, serta
pembimbing anak- anak bermaslah disekolah maupun dipesantren
16. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan
Jawaban : penerapan disiplin sudah cukup baik dalam pelakasanaan,
menurut saya sudah 85% . Adapun sanksi pelanggaran kedisiplinan masih
belum ada sanksi yang tertulis tetapi lebih ke sanksi moral dan si pelaku
akan merasa malu dan tidak enak dilingkungan sekolah dan pesantren
17. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
Jawaban : kepala sekolah selalu keliling setiap pagi untuk mengetahui
siapa saja yang mengajar, dalam pengawasan kepala sekolah juga setiap
minggu mengadakan rapat dan membicarakan hal atau maslah yang terjadi
pada kinerja guru dan dibahas dalam rapat tersebut.
18. Pemeriksaan daftar hadir guru.
Jawaban : kepala sekolah seminggu sekali melihat daftar hadir guru
19. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar
dalam melakukan tugas
Jawaban : guru selalu diberi apresiasi setelah melaksanakan tugasnya
dengan benar apresiasi tersebut bisa berupa kata-kata atau pujian, dan juga
diberi motif berupa ziaroh gratis setiap tahun suapaya guru dapat
meningkatkan kinerjanya
20. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
Jawaban : pemberian reward berupa ziaroh gratis, beasiswa bagi guru
yang pengabdiannya sangat bagus, dan diberi kepercayaan memipin
moment-moment yang diadakan sekolah seperti ketua penerimaan siswa
baru
21. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk
meningkatkan kinerja.
Jawaban : Akhlakul karimah, Intelektualitas dan profesionalitas, Peduli
dengan kemajuan, Hidup untuk pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan,
Nasionalisme.
106

Hasil Wawancara Kepala Sekolah


Nama : Dra. HJ. Dzarrotul Jannah

1. Pengetahuan dan persepsi kepala sekolah terhadap kinerja guru


Jawaban : Menurut saya, kepala sekolah yaitu guru yang merangkap
jabatan sebagai seorang pemimpin, dimana harus dapat membuat
kebijakan, memutuskan, dan merencanakan sesuatu demi mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan lembaga kami.
2. Latar belakang pedirian sekolah
Jawaban : terlampir dalam profil SMP Al- Shighor
3. Visi misi sekolah
Jawaban : visi sekolah yaitu menjadikan International Islamic Boarding
School “Al-Shighor” Ponpes Gedongan sebagai pusat pengembangan
model pendidikan integratif kompetitif dan berwawasan global. Misi
sekolahnya yaitu :
a) Membina siswa yang menguasai bahasa international (Bahasa Arab
dan Inggris) kuat iman, berjiwa kewirausahaan, dan unggul dalm ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b) Mengembangkan kegiatan pendidikan keahlian dengan model-model
pembelajaran yang mengarah kepada pembekalan life skill dan mempunyai
akuntabilitas publik.
c) Melahirkan lulusan yang berkualitas integratif, memahami ilmu
keislaman dengan metodologi kontemporer dalam rangka muhãfadhah
‘alã al-qadîmi al-shãlih wa al-akhdzu bi al-jadîdi al-ashlah.
4. Struktur organisasi
Jawaban : terlampir dalam profil SMP Al- Shighor
5. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah
Jawaban : Dalam pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah saya
secara pribadi yang membuat rumusan-rumusan atau formatnya, kemudian
saya ajukan ke ketua yayasan sebagai pimpinan saya, dan kemudian ketua
yayasan biasanya selalu mengadakan rapat dengan penentu-penentu
kebijakan sekolah lainnya baik itu komite sekolah maupun juga mengajak
komisaris yayasan serta para guru untuk bersama-sama dalam satu forum
merumuskan kebijakan yang akan dilaksanakan.
6. Strategi peningkatan kinerja guru
Jawaban : Dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar saya adakan
micro teaching kepada para guru di SMP Al- Shighor. Ada dua kategori
yang diadakan yaitu micro teaching dengan penggunaan bahasa inggris
sebagai pengantarnya bagi guru umum dan micro teaching dengan
penggunaan bahasa arab sebagai bahasa pengantarnya bagi guru-guru
agama. Dalam micro teaching yang saya adakan 2X dalam sebulan, saya
sendiri yang menyaksikan dan menilai sejaumana kinerja para guru disini.
7. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
Jawaban : Jelas saya memperhatikan faktor – faktor peningkatan kinerja
para tenaga pengajar yang ada disekolah ini , diantaranya
107

a. faktor fisiologis, saya rasa sudah sangat terpenuhi kebutuhan ini,


misalnya tersedianya makanan, minuman kapan saja guru inginkan.
semua itu ada yang menyediakannya apalagi kebutuhan ini merupakan
kebutuhan yang dapat dibilang tidak bisa ditunda - tunda.
b. Selain itu juga saya sebagai pimpinan dalam struktural sekolah
seyogyanya memberikan kenyamanan terhadap para guru agar tercipta
kerja sama dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan
yang ingin diwujudkan. Saya memberikan kebebasan untuk melakukan
apa saja kepada mereka agar mereka merasa nyaman, betah, dan
tentram berada dilingkungan yayasan dan sekolah ini sehingga mereka
juga nyaman dan fokus dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai
tenaga pengajar yang professional.
c. Saya dan ketua yayasan menanamkan kepada semua civitas yayasan
termasuk tenaga pengajar betapa besarnya nilai kebersamaan (kasih
sayang, perhatian). Baik itu atasan terhadap bawahan, bawahan
terhadap atasan, bawahan terhadap bawahan yang lain. Saya
menganggap guru – guru disini sudah seperti keluarga saya sendiri,
dimana saya sangat memperhatikan mereka dan dalam diri saya
bertanggung jawab untuk memperhatikan perkembangan para guru.
Sehingga dapat terlihat suasana yang begitu dekat antara saya dengan
para guru sehingga dapat tercipta emosional yang dekat antara saya
dengan mereka dan mereka dengan saya.
d. Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap guru yang
kreatif dan inovatif. Mereka memberikan jiwa dan raganya untuk
mengabdi sebagai pahlawan tanpa jasa dan memberikan kemajuan
terhadap pendidikan.
e. Aktualisasi diri tenaga pengajar/guru saya sangat memperhatikannya,
dan saya sangat bangga apabila guru guru disini berkreasi
meningkatkan kemampuan mengajarnya dan dapat menciptakan hal –
hal yang baru seperti penggunaan metode mengajar yang
menyenangkan. Dan saya akan menjadikannya sebgai tauladan bagi
guru-guru yang lain.
8. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program
belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola
interaksi belajar-mengajar).
Jawaban : Saya lihat guru-guru di SMP Al-Shighor sebagian banyak
sudah menguasai bahan ajar yang akan dipresentasikan dikelas, ya
walaupun masih ada guru yang belum menguasai bahan ajar. Untuk
mengetahui itu saya selalu membuka diskusi dengan para siswa yang ada
di SMP Al- Shighor ini mengenai guru-guru pada saat mereka mengajar,
dari situlah saya mendapat informasi siapa saja guru-guru yang sudah
menguasai bahan ajar dan guru-guru yang belum menyiapkan bahan ajar
sebelum dipresentasikan dikelas. Dan informasi tersebut dijadika bahan
musyawarah atau rapat yang diadakan setiap minggu.
9. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
108

Jawaban : Saya selalu melibatkan guru dalam hal pekerjaan-pekerjaan


yang berkaitan dengan administrasi, dari satu program administrasi ke
administrasi yang lain, secara bergiliran saya libatkan satu persatu dari
mereka, dan sejauh ini, walaupun sepenuhnya belum menguasai, tapi
beberapa dari mereka bisa dibilang sudah cukup mampu untuk
melaksanakan tugas-tugas administrasi.
10. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator,
fasilitator)
Jawaban : Anda bisa lihat bagaimana cara guru-guru disini mengajar,
mereka nampak dekat dan akrab dengan murid, mereka dapat menciptakan
suasana kelas aktif, murid-murid tidaka hanya diam mendengar guru
menjelaskan pelajaran atau mengantuk. Alhamdulillah guru-guru disini
dapat menciptakan suasana belajar siswa dengan aktif dan kritis.
11. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan)
Jawaban : Kebanyakan guru disini alumni sekolah disini, mereka sudah
mengenal betul bagaimana lingkungan sekolah, yayasan, dan ma’had
disini, sehingga nampak misi-misi pengabdian mereka, ini juga
berpengaruh betul terhadap jiwa keprofesian mereka, sehingga mereka
tahu makna mengajar perspektif tujuan kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Seperti bagaimana mereka harus dekat dengan murid, menyelasaikan
masalah-masalah murid, baik itu berkaitan dengan masalah belajar murid
maupun masalah sosial murid.
12. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian,
menggali potensi anak didik)
Jawaban : Mereka bisa dibilang sudah bertanggung jawab sebagai
seorang guru, mereka cukup baik dalam membimbing murid, dan
bagaimana membentuk kedewasaan anak-anak, ini termasuk tujuan
penting sebagai guru SMP, mengingat usia SMP adalah usia-usia dimana
anak didik diarahkan untuk mengetahui mana yang baik dan buruk,
sehingga dapat membentuk budaya dan prilaku yang baik pada anak didik.
Ya begitupu juga mengenai potensi, usia-usia SMP lah yang dapat
menentukan apa sih yang menjadi bakat dan minat siswa.
13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode
mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
Jawaban : Dalam forum diskusi dan mikro teaching tersebut saya juga
mengarahkan para guru bagaimana menyusun RPP, media-media apa saja
yagn dibutuhkan dalam mengajar, metode mengajar yang digunakan, serta
bagaiman mengelola kelas dengan baik.
14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, standar perilaku (kewibawaan,
kematangan, berakhlak mulia dan kedewasaan).
Jawaban : Saya selalu dihimbau oleh ketua yayasan untuk membina para
guru dikonteks ini, sehingga saya juga memperhatikan betul bagaimana
kedisiplinan mereka laksanakan, bagaimana mereka menyelasaikan tugas
dan hal yang juga sangat penting, yaitu mengenai perilaku mereka dengan
109

membentuk kewibawaan mereka, ini bisa dilakukan dengan memberikan


mandate kepada mereka untuk menjadi imam di masjid, menjadi Pembina
upacara, Dll.
15. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan
Jawaban : Mengenai kedisiplinan guru yang ada di SMP Al-Shighor ini,
saya rasa para guru disini sudah belajar untuk disiplin, masuk ke kelas
sudah tepat waktu, memakai durasi waktu belajar mengajar sudah baik,
tapi menyelesaikan tugas kependidikannya seperti administrasi yang
mungkin belum sepenuhnya disiplin, mungkin karena adanya
miskomunikasi antara guru dengan instruktor. Tapi sejauh ini masih
daapat diatasi. Saya selalu mengecek setiap pagi ke setiap kelas untuk
mengetahui proses belajar mengajar setiap harinya dan memeriksa absensi
guru. Seandainya ada guru yang tidak masuk / tidak mengajar saya akan
menanyakan ke esokan harinya kepada guru tersebut alasan kenapa dia
tidak mengajar.
Dan apabila ada guru yang tidak mengajar/tidak masuk lebih dari tiga hari
tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu, saya akan menindak lanjuti
dengan mengintrogasi guru bersangkutan, menanyakan ke teman kerjanya
(guru lain) dan seandainya ditemukan indikasi bahwa ada kemalasan
terhadap kinerja, saya akan mengambil tindakan dengan cara menegur
guru tersebut (diajak bicara face to face). Setelah itu saya akan melihat
perubahan sesudah mendapat teguran. Berkaitan dengan sanksi atau
hukuman, saya tidak pernah menerapkan hukuman yang diatur dalam
seperangkat aturan tertulis, budaya saling menegur dan mengingatkan saya
coba terapkan, sehingga ketika kedisiplinan sudah membudaya di
lingkungan sekolah, para guru akan enggan dan malu untuk melakukan
kesalahan dan ketidakdisiplinan.
16. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
Jawaban : Hampir seminggu sekali saya kumpulkan para guru, kami
diskusikan masalah-masalah yang ditemukan oleh mereka ketika
mengajar, ada pun yang berkaitan dengan simulasi mengajar, ketika
kumpulan tersebut terkadang saya sisipkan simulasi yang dilakukan
dengan jalan mikro teaching. Terkadang untuk mengontrol bagaimana
mereka mengajar saya keliling ke kelas-kelas melihat bagaimana mereka
mengajar. Ketika ada masalah dengan mereka, saya coba ajak bicara
mereka dengan empat mata.
17. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar
dalam melakukan tugas
Jawaban : Ya, untuk terus memotivasi mereka, kami berikan penghargaan
untuk mereka yang selalu komitmen dalam menjalankan tugas, dan
mereka yang berprestasi tentunya.
18. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
110

Jawaban : Beasiswa, bagi para guru yang belum menyelasaikan studi S1,
dengan segala pengabdian dan kerja keras mereka kami berikan juga
beasiswa untuk menyelasaikan studi, Short Course Bahasa Inggris gratis
ke Pare, Kediri, dan ongkos gratis ziarah wali songo yang biasa diadakan
oleh yayasan setiap tahunnya.
19. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk
meningkatkan kinerja.
Jawaban : saya dibantu oleh ketua yayasan dalam membangun komiten,
peran ketua yayasan disinilah sangat memegang kendali. Ketua yayasan
selalau membangun komitmen para guru baik dalam kgiatan formal
maupun non formal .komitmn tersebut adalah Akhlakul karimah,
Intelektualitas dan profesionalitas, Peduli dengan kemajuan, Hidup untuk
pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan, Nasionalisme
111

Hasil wawancara Ketua Yayasan


Nama : Drs. K.H. Bisyri Imam. M.Ag

1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya.


Jawaban : Ketua yayasan dalam lembaga kami hampir sama dengan
ketua-ketua yayasan di lembaga lain. Bertugas selain mengangkat atau
menurunkan kepala-kepala sekolah juga menjaga stabilitas lembaga agar
tetap berjalan sesuai dengan arah dan tujuan lembaga ini.
2. Latar belakang pendirian yayasan (Ma’had) dan sekolah
Jawaban : telampir dalam profil
3. Visi misi pendirian Ma’had dan sekolah
Jawaban : terlampir dalam profil
4. Kemitraan/ kerjasama ma’had
Jawaban : Lembaga kami saat ini sedang bekerjasama dengan beberapa
lembaga lain baik dalam dunia pendidikan maupun dunia pengembangan
kewirausahaan. Dalam dunia pendidikan kami bekerjasama dengan
lembaga-lembaga bahasa seperti mahesa institute, Harvard English course
dan genta English course yang kesemuanya berkedudukan di pare, Kediri
jawa timur. Kami juga bekerjasama dengan institute agama islam negeri
syeh nurjati Cirebon dalam usaha mengembangakan bahasa juga
peningkatan mutu kurikulum pendidikan. Dalam bidang kewirausahaan
kami sedang menjalin kerjasama dengan kementrian pertanian dalam
melaksanakan program pengembangan ternak mandiri.
5. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah
Jawaban : Dalam pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah saya
secara pribadi biasanya selalu mengadakan rapat dengan penentu-penentu
kebijakan sekolah lainnya baik itu komite sekolah maupun juga mengajak
komisaris yayasan untuk bersama-sama dalam satu forum merumuskan
kebijakan terbaik bagi yayasan.
6. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja
Jawaban : Dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja yayasan secara
umum kami selalu mengadakan upgrading pengurus yayasan berkala.
Rapat-rapat dan forum-forum diskusi juga menjadi cara yang efektif dalam
usaha meningkatkan mutu pendidikan. Karena kami percaya semakin
sering kita berfikir dan membicarakan tentang lembaga dan usahanya
untuk menjadi lebih baik semakin besar pula peluang untuk mau bekerja
menjadi lebih baik.
7. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
Jawaban : Lembaga kami merupakan sebuah boarding school yang
diasramakan. Kira-kira 80% tenaga pengajar dan pengurus yayasan kami
juga berada satu atap didalam lingkungan kampus lembaga kami. Jadi
hubungan emosional antara pengurus yayasan dan guru-guru merupakan
faktor paling penting dalam usaha terus dan terus membangun yayasan
kami menjadi lebih baik. Kami dalam rangka memberikan rasa nyaman
kepada para fungsionaris yayasan dan guru-guru lembaga kami
112

menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang berupa mobil yayasan, motor,


kamar untuk beberap guru dan juga rumah untuk guru yang sudah
menikah juga fasilitas-fasilitas lain yang intinya kami berikan agar para
pengurus merasa betah dan menikmati keberadaannya didalam lembaga.
Kami juga memberikan seluas-luasnya kesempatan bagi pengurus untuk
berani bertindak mengekspresikan hobbi mereka dan mencurahkannya
dalam lembaga kami. Sebagai contoh, beberapa pengurus yang menyukai
olahraga dipersilahkan mengembangkan olahraga di lembaga kami. Juga
beberapa pengurus yang aktif dalam dunia penelitian maupun akademis
juga didukung untung mengembangkan keahliannya tersebut.
8. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program
belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola
interaksi belajar-mengajar.
Jawaban : Menurut saya saat ini kompetensi guru kami dam penguasaan
materi ajar sudah sangat baik. Karena kebanyakan dari mereka adalah
fresh graduate dari kampusnya masing-masing, mereka sangat segar dalam
mengajar dan mengelola hubungan emosional di kelas dalam program
belajar mengajar. Mereka juga sangat Kreatif dan bersahabat. Beberapa
mata pelajaran sudah sempurna baik dalam pengadaan buku penyampian
guru juga dalam penggunaan media. Namun dalam beberapa mata
pelajaran masih belum sempurna dalam penggunaan media ajar karena
kesulitan dalam membuat media ajar yang sesuai dengan kebutuhan.
9. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
Jawaban : Guru-guru kami sangat bertanggung jawab. Karena 24 jam
penuh guru-guru dan para fungsionaris yayasan bersentuhan langsung
dengan para murid membuat kami dengan mudah mengajari mereka,
mengenali potensi mereka dan juga dalam saat yang yang bersamaan
membangun kepribadian mereka.
10. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode
mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
Jawaban : Secara jujur saya beranggapan bahwa kompetensi guru dalam
hal administrasi sekolah masih belum sempurna. Kurangnya sosialisasi
dan pendidikan administrasi terhadap para guru masih menjadi kendala.
Kami biasanya melakukan upgrading berkala dalam pendidikan
administrasi, namun itu belum cukup saya berharap ada partisipasi
pemerintah dalam hal ini depdiknas dalam membantu membangun
pengetahuan administrasi kepada para guru dan fungsionaris yayasan di
lembaga kami.
11. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas.
Jawaban : Saya melihat kepala sekolah sangat aktif dalam membina guru
dalam pengetahuan kependidikan. Saya juga melihat adanya support dari
sekolah kepada guru-guru dalam meningkatkan kreatifitas dalam mengajar
baik dalam metode maupun membuat media ajar. Dalam beberapa
kesempatan sekolah juga mengadakan pelatihan pembuatan RPP dan
113

media ajar. Dalam rapat-rapat sekolah biasanya para guru juga


membicarakan dan saling memberikan solusi tentang bagaiman cara
menggali potensi anak dan menjaga ketenangan proses belajar mengajar.
12. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan,berakhlak mulia
dan kedewasaan).
Jawaban : Dalam usaha meningkatkan wibawa guru, kepala sekolah
bekerja sama dengan ketua yayasan dalam berbagai program. Sebagai
contoh memberikan tugas untuk menjadi Pembina upacara pada apel pagi
sekolah, memberikan tugas menjadi imam di masjid dan beberapa program
lainnya. Kami juga selalu mengingatkan dalam setiap rapat agar guru
menjaga wibawa dan selalu berusaha tampil menarik dan berakhlak dalam
setiap kesempatan.
13. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan
Jawaban : Dalam perekrutan guru ada kesepakatan tentang kedisiplinan
dan komitmen kerja. Saya melihat kepala sekolah sangat baik dalam
membahasakan itu dan berani menegur guru-guru yang tidak disiplin dan
tidak komitmen dalam bekerja. Sangsi dalam lembaga kami tidak
merupakan sebuah elemen penting. Karena menurut kami kebersamaan
dalam kerja justru akan membawa kebaikan kepada lembaga.
Kebersamaan dan hubungan emosional yang baik akan menjadi lebih
penting dalam menjaga disiiplin kerja para guru. Singkatnya daripada
memberi sangsi karena tidak disiplin, lebih baik meningkatkan
kedisiplinan kerja.
14. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
Jawaban : Saya selalu menuntut Kepala sekolah untuk selalu mobile dan
bekerja keras. Alhamdulillah kepala sekolah merespon dengan baik
perintah saya tersebut. Kepala sekolah dalam setiap kesempatan selalu
berkeliling sekolah untuk mengontrol kinerja guru dan memberikan
pengawasan terhadap mereka. Kepala sekolah juga sering memanggil
guru-guru secara bergantian untuk mebicarakan hal-hal berkaitan dengan
sekolah. sekolah juga setiap minggu mengadakan mikro teaching berbagai
macam pelajaran secara bergantian untuk melatih pengetahuan dan
kempuan mendidik guru. Dengan cara-cara tersebut kerja guru sangat
terawasi dan terjaga dengan baik.
15. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar
dalam melakukan tugas.
Jawaban : Sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan komite sekolah
memberikan apresiasi kepada guru berupa fasilitas, beasiswa pendidikan
dan terutama kenaikan pangkat sebagai hadiah maupun apresiasi kerja
keras mereka.
16. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
Jawaban : Kepala sekolah setiap tahun selalu memberikan penghargaan
predikat guru terbaik kepada beberapa guru berprestasi dan bekerja
114

komitmen. Juga memberikan kepada guru yang bekerja dengan baik


berupa reward Ziaroh gratis Wali songo, dan tamasya gratis.
17. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk
meningkatkan kinerja.
Jawaban : Ma’had Al-Shighor membangun 7 (tujuh) komitmen;
a. Akhlakul karimah
b. Intelektualitas dan profesionalitas
c. Peduli dengan kemajuan
d. Hidup untuk pengabdian
e. Kemandirian
f. Kebersamaan
g. Nasionalisme
Komitmen terhadap dedikasi yang diberikan oleh guru juga kami
tanamkan atau mengacu kepada Al-Quran yang berbunyi:
         
   

     


Artinya :
“Dan katakanlah:”bekerjalah kamu, maka Allah dan Rosul-Nya serta
orang – orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan”.(QS. Al –T aubah (9) :105).
115

Hasil Wawancara Komite Sekolah


Nama : Aghuts Muhaemin. M. Pd

1. Pengetahuan dan persepsi komite sekolah terhadap Perannya dalam


peningkatan mutu (pertimbangan, arahan, dukungan tenaga, sarana
prasarana, dan pengawasan terhadap lembaga pendidikan)
Jawaban : Komite Sekolah merupakan badan yang bersifat mandiri,.
Pembentukan Komite Sekolah bertujuan yaitu: (a) mewadahi dan
menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan
kebijakan dan program pendidikan di kabupaten/kota (untuk Dewan
Pendidikan) dan di satuan pendidikan (untuk Komite Sekolah); (b)
meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; (c) menciptakan suasana
dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan
dan pelayanan pendidikan yang bermutu di daerah kabupaten/kota dan
satuan pendidikan
2. Pembentukan komite pendidikan
Jawaban :
Pembentukan Komite Sekolah, yang telah ditetapkan dalam Keputusan
Mendiknas No.044/U/2002, juga merupakan amanat dari UU No. 25
Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-
2004, di mana dinyatakan bahwa sasaran yang akan dicapai dalam
program pembinaan menengah di antaranya adalah terwujudnya
manajemen pendidikan yang berbasis sekolah/masyarakat dengan
mengenalkan konsep dan merintis pembentukan Dewan Sekolah
(Pendidikan) di setiap kabupaten/kota, serta pemberdayaan atau
pembentukan Komite Sekolah di setiap sekolah. Pengurus Komite
Sekolah ditetapkan berdasarkan AD/ART yang sekurang-kurangnya terdiri
atas seorang ketua, sekretaris, bendahara. Apabila dipandang perlu,
kepengurusan dapat dilengkapi dengan bidang-bidang tertentu sesuai
kebutuhan
3. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja
Jawaban : saya dan anggota komite terkait dengan peningkatan kinerja
yang dilakukan oleh kepala sekolah, kami berperan sebagai pemberi
masukan, pertimbangan, dan rekomendasi atas kebijakan yang dilakukan
atau dijalankan oleh kepala sekolah, dan kami juga mengevaluasi dari hasil
kebijakan tersebut. kepala sekolah selalu berkoordinasi dengan kami
mengenai strategi – strategi yang akan dibuat oleh kepala sekolah.
4. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang,
kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri)
Jawaban : Disini kita menyiapkan dari sandang, pangan, papan. Kami
juga tidak menutup kemungkinan bagi tenaga pengajar kita yang sudah
menikah untuk tinggal disini. Kami dengan tangan terbuka menerima
mereka. Dengan begitu kegiatan-kegiatan yang akan diadakan bisa tepat
waktu. Kami juga membuka peluang bagi tenaga pengajar yang hendak
116

menyalurkan hobbinya, kami siap memfasilitasi mereka. Agar semua yang


ada disini bisa terarah.
5. Pengetahuan Dan Persepsi Komite Sekolah Tentang Kinerja Guru
Jawaban : guru-guru disini sangat kreatif dan bersemangat dalam
mengajar, hal ini terlihat dari keaktifan mereka dalam mengajar/jarang
bolos. Anak-anak disini merasa nyaman ketika diajar oleh guru mereka,
mungkin karena mereka secara emosional sudah dekat (karena siswa
berada 24 jam dalam pengawasan guru) hal ini yang menyebabkan adanya
kedekatan, tapi tanpa menghilangkan rasa ta’dzim siswa terhadap gurunya.
Guru-guru disini juga sudah cukup baik dalam menguasai bahan yang
akan diajarkan, metode yang digunakan juga sudah cukup beragam.saya
berharap selalu ditingkatkan para guru dalam meningkatkan kinerjanya.
6. Pengetahuan dan persepsi komite sekolah tentang kinerja kepala sekolah
Jawaban : kepala sekolah sebagai manajer, pemimpin , evaluator
pendidikan yang cukup kompleks tugasnya. Kepala sekolah di SMP Al-
Shighor sudah baik , kepala sekolah selalu mengkomunikasikan hal-hal
yang terjadi dalam lingkungan pendidikan, entah itu masalaha-masalah
yang terjadi di sekolahataupun tentang keterbukaan ide-idenya.
7. Strategi peningkatan kinerja guru
Jawaban : kepala sekolah sudah cukup bagus dalam mengupayakan
strategi-strategi dalam meningkatkan kinerja para gurunya,diantaranya
saya sangat apresiasif dengan adanya kursus-kursus bagi guru yang kurang
dalam pendalaman bahasa inggris, kemudian bea siswa S1 bagi asisten
guru yang sudah mengabdi cukup lama
8. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode
mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi
belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).
Jawaban : Biasanya dalam hal ini kita inklud dalam pelatihan pelatihan
yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun pihak kita sendiri.
Setelah mengikuti pelatihan itu, kita mengharapkan adanya warna baru
dalam metode pengajaran yang ada di sekolah kita. Pelatihan diadakan
bukan hanya kepada para guru-guru saja, tetapi juga struktural komite
sekolah.
9. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu
mengajar, disiplin menyelesaikan tugas,
Jawaban : sejauh yang saya lihat kepla sekolah selalu mencoba
menerapkan kedisiplinan untuk dirinya dan para tenaga pengajar, dan
kepala sekolah selalu mencontohkan disiplin dalam menyelesaikan tugas
maupun dalam penggunaan waktu kepada seluruh tenaga pengajar.
10. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan
Jawaban : Menurut saya guru – guru disini cukup disiplin dalam hal
menyelesaikan semua tugas-tugasnya hal ini tidak lepas karena
pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Mengenai sanksi di SMP
ini belum memberlakukan sanksi secara baku/tertulis ,hanya berupa lisan
saja.
117

11. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi


kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi
pembelajaran)
Jawaban : Kepala sekolah dalam setiap kesempatan selalu berkeliling
sekolah untuk mengontrol kinerja guru dan memberikan pengawasan
terhadap mereka. Kepala sekolah juga sering memanggil guru-guru secara
bergantian untuk mebicarakan hal-hal berkaitan dengan sekolah. sekolah
juga setiap minggu mengadakan mikro teaching berbagai macam pelajaran
secara bergantian untuk melatih pengetahuan dan kempuan mendidik guru.
Dengan cara-cara tersebut kerja guru sangat terawasi dan terjaga dengan
baik
12. Pemeriksaan daftar hadir guru.
Jawaban : Untuk kehadiran atau absensi guru diperiksa oleh kepala
sekolah. Kami hanya menerima laporan dari kepala sekolah.
13. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar
dalam melakukan tugas
Jawaban : yayasan memberikan fasilitas yang lebih, beasiswa pendidikan
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, bahkan promosi
kepada tenaga pengajar yang memiliki prestasi yang lebih. Agar guru-guru
yang lain termotivasi dan meningkatkan kinerja mereka.
14. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan
pangkat / jabatan.
Jawaban : Terjawab dipertanyaan sebelumnya.
15. Pembangunan komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) terhadap
Peningkatkan kinerja guru
Jawaban : Setiap manusia tidak luput dari kesalahan, tetapi dari kesalahan
itu kita bisa belajar dan menjadi pengalaman untuk tenaga pengajar
lainnya agar tidak terjerumus dalam lubang yang sama. Apalagi seorang
guru merupakan pabrik yang mencetak generasi penerus yang memiliki
akhlakul karimah. Setiap ada yang melakukan kesalahan, kita mencoba
untuk memberbaikinya bersama-sama, karena kesemuanya kita tercermin
dalam tujuh komitmen kita, akhlakul karimah, intelektual dan
professionalitas, peduli terhadap kemajuan, kemandirian, hidup untuk
mengabdi dan nasionalisme. Tujuh komitmen ini secara berkala terus kami
ingatkan setiap ada meeting dengan tenaga pengajar yang lainnya. dan
juga, komitmen ini merupakan fondasi dari sekolah ini, jadi setiap orang
yang menjadi penghuni didalamnya, harus menghargai, mengayomi dan
menamankannya kedalam hati. Supaya apa yang kita kerjakan tidak keluar
dari koridor tujuh komitmen ini.
118

Hasil Wawancara Wali Murid


Nama : Bapak Samsul

1. Pengetahuan dan persepsi terhadap perannya sebagai wali murid dan


pengguna hasil pendidikan
Jawaban :Saya sebagai orang tua bertanggung jawab untuk membimbing
anak saya, mulai menyekolahkan, memberikan fasilitas-fasilitas
kebutuhanya sampai dengan kedewasaanya. Anak adalah titipan ilahi
dimana harus dijaga dan dididik dengan sebaik-baiknya , karena akan kita
dipertanggung jawabkan diakhirat nanti.
2. Kemajuan peningkatan belajar
Jawaban : Dalam kemajuan peningkatan balajar saya hanya melihat
kemajuan akademiknya ketika saya sedang berkunjung ke pesantren, tetapi
kalau yang berhubungan dengan etika budi pekerti saya sudah bias melihat
pada saat anak berada dirumah.perbedaan sebelelum dan sesudah saya
pesanternkan banyak hal positif yang saya lihat dalam diri anak saya
3. Laporan kemajuan
Jawaban : Saya selalu intens berkunjung ke pesantren, karena dari situlah
saya menerima laporan-laporan tentang perkembangan belajar anak saya
4. Partisipasi orang tua dalam penginformasian tentang kemajuan anak
Jawaban : Saya hanya mencoba untuk berkomunikasi yang baik dengan
para pengurus dan guru-guru di SMP Al-Shighor. Karena dengan itulah saya
berpartisipasi dengan pihak sekolah mengenai penginformasian kemajuan
anak
5. Pengetahuan dan persepsi tentang kinerja kepala sekolah
Jawaban : Kepala sekolah yang saya ketahui bahwa beliaulah yang
mengendalikan semua, ya bisa dikatakan ketua atau pemimpin sekolah lah.
Tapi kepala sekolah di SMP ini juga mengajar anak anak kalau seandainya
guru ada yang tidak hadir. Beliaulah yang menggantikannya.dan kinerja
kepala sekolah di SMP Al-Shighor di sini sudah cukup baik. Karena
sepertinya selalu ada pada saat guru-guru dan para murid membutuhkannya.
119

Hasil Wawancara Wali Murid


Nama : Bapak Zaenuri

1. Pengetahuan dan persepsi terhadap perannya sebagai wali murid dan


pengguna hasil pendidikan
Jawaban : Anak adalah amanah, jadi mendidik anak adalah wajib. Ketika
usia anak beranjak remaja, menurut saya membangun pondasi aqidah dan
moralitas anak dilakukan semenjak usia dini, oleh karena itu kami
percayakan pendidikan anak- anak di pondok pesantren yang selalu diawasi
selama 24 jam. Saya berharap anak saya menjadi seorang anak yang
berguna bagi orang tua dan lingkungannya.amiiin
2. Kemajuan peningkatan belajar
Jawaban : Mengenai kemajuan anak dalam belajar, saya melihat perubahan
yang sangat baik setlah anak saya di tempatkan disekolah yang mana berada
dalam sebuah pesantren. Tutur kata terhadap orang tua lebih sopan,
belajarnya lebih giat apalagi saya melihat perkembangan bahasa anak saya
sudah sangat terlihat.itu semua saya lihat pada saat dia berlibur dirumah dan
terkadang pada saat saya berkunjung ke pesantren dan melihat langsung
interaksi anak dengan lingkungan pesantren ntah itu dengan guru, dan juga
dengan temannya. Saya juga menilai bahwa anak saya sedang mengalami
proses pendewasaan, baik itu perubahan perilaku, tutur kata, maupun
prestasi belajarnya. Berarti ini ada kemajuan peningkatan belajar pada anak
saya.
3. Laporan kemajuan
Jawaban : Saya mengetahui kemajuan anak saya di sekolah ini dengan
membuka komunikasi yang aktif dan berkesinambungan dengan pengurus /
Guru-guru .yang memberikan informasi secara objektif tentang kemajuan
anak saya, komunikasi tersebut terjalin bisa melalui tatap muka dan melalui
handphone (HP), selain itu juga pengamatan langsung terhadap anak saya
pada saat saya berkunjung ke pesantren sebulan sekali, dari obrolan
langsung , juga saya sering melihat nilai nilai ulangan harian anak saya
beserta nilai ujian semesternya, dan pada saaat anak saya sedang berada
dirumah.
4. Partisipasi orang tua dalam penginformasian tentang kemajuan anak
Jawaban : Mengenai partisipasi saya dalam penginformasian kemajuan
anak, mungkin saya tidak pernah menghadiri atau diundang dalam
pembagian rapot atau pun hal-hal yang berkaitan dengan acara sekolah, saya
hanya berpartisipasi tidak langsung. Melalui komunikasi yang
berkesinambungan dengan pengurus dan para guru di pesantren dan di
seklah tentang perkembangan anak saya dari waktu ke waktu.
5. Pengetahuan dan persepsi tentang kinerja kepala sekolah
Jawaban : Mengenai kinerja kepala sekolah, saya tidak tau terlalu banyak.
Karena memang belum tau jelas tugas apa saja yang di emban oleh seorang
kepala sekolah. Yang pasti yang saya ketahui kepala sekolah adalah seorang
pemimpin dalam sebuah lembaga institusi. Dan daya lihat kepala sekolah di
SMP Al-Shighor ini ketika bekerja sudah baik karena yang saya lihat kepala
120

sekolah selalu aktif dalam bertugas dan guru guru mayoritas selalu hadir
mengajar. Ini menandakan bahwa kepala sekolah sudah menjdai seorang
pemimpin yang dapat memimpin.
LAMPIRAN 3

STRUKTUR ORGANISASI
SMP AL-SHIGHOR

KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH


Aghuts Muhaimin, M.Ag Dra. Hj. Dzarrotul Jannah

WK.KEPALA
SEKOLAH

PENGELOLA
PENGELOLA LABORATORIUM & MEDIA
PERPUSTAKAAN BELAJAR
Lastri Aulia, S.Pd.I
PJB. LAB. FISIKA PJB. LAB. KOMPUTER
Ibnu Mas’ud Saiful Bakhri
PJB. LAB. BIOLOGI PJB. LAB. BAHASA
Ayu S. Awaliyah, S.Pd.I Asep Hamdani
PJB. LAB. KIMIA PJB. R. MEDIA BELAJAR
M. Ridwanullah Saefudin, S. Pd.I

UR. KURIKULUM UR. KESISWAAN URUSAN SRANA UR. HUBUNGAN


Muhammad Syauqi, Dodi Durwansyah, PRASARANA MASYARAKAT
S.S.I. S.Pd.I. Ahmad Fauzan SE.I Naili Hanani, SH.I

WALI KELAS WALI KELAS WALI KEKAS


VII A : M. Asroruddin AS. VIII A : Zahrotul Janah, S.Pd.I IX A : Dodi Nurwansyah, S.Pd.I.
VII B : Lastri Aulia, S.Pd.I. VIII B : Kamaludin Umar IX B : Nining Supriyatin, S.Pd.I.

GURU MATA
PELAJARAN

SISWA/SISWI

121
--

DEPARTEMENAGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-104


T.J
@t utNJAKARTA rgt.reruitffi
glFJ errr F O R M( F R ) No. Revisi: : O0
Jl, h H. JuandaNo 95 Clpulst 15412 Hal

SKRIPSI
N OS E NPEMBIM BING
P E R MOH ON A D
Nomor:Istimewa Jakarta,l9 Januari201I
Lamp : I berkas
Hal : Pengajuan Proposali3kripsi

KepadaYth.
KetuaProgramManajemenPendidikan
FakultasIlmu Tarbiyah& Keguruan
UIN SyarifHidayatullahJakarta
di
Tempat

Assalamu'alaikum Wn llb.
Yang bertandatangandi bawahini :
Nama DedeAnik FFI
NIM I 06018200744
Jurusan/Prodi Kepend idikcnIslam/Manajemen ikan
Pendid
Semester IX
Bermaksud mengajukan proposalskripsidenganjudul

"StrategiKepala Sikolah dalamMeningkatkanKinerja Guru di SMP Al-


Shighor"
Sebagai berikutsayalampirkan:
bahanpertimbangan,
l. OutLine
2. BAB I, BAB II danBAB III
3. DaftarPustakaSementara
sayaucapkan
atasperhatiannya,
Demikianpernohonanini sayasampaikatr,
terimakasih.
alamu'alailum Wr. I4/b.
Yl/ass

Pemohon

A\\$ul)
DedeAnik FH
r060r8200'744
Mengetahui:

ProposalSkripsi
DosenSerninar DosenPenasehatAkademik

R= ..-\

Drs.Muarif SAM M.Pd Drs.Muarif SAM M. Pd


NIP. 19s60717199403| 0 0 5 N I P . 1 9 5 6 0 7 1179 9 4 0 I3 0 0 5
disetujui *
Disetujui/Tidak

, ff'P{s*rPeskinsi
l. .1,..... . i.l. ' ' '.,

2.
* idikan
<*"tq t*'{sf' ":tencl
-\ --\
\__

D-rs.!\t*ttl!A vt,S4ld'
NrP.19650717 199403I 005
t
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
FITK
FoRM(FR)
l- t, tt H. JuandaNo95ciputat 1s412lndonesia

: Un.0
l/F.I/KM.O
I .stLn.tzOto Jakarla,25 Januari201I

: Bimbingan Skripsi

KepadaYth.
Drs. Rusydi Zakaria,M.Ed. M.Phil
PembimbingSkripsi
FakultasIlmu Tarbiyahdan Keguman
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Assalamu' alaikurnwnw b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing
(materi/teknis)penulisanskripsimahasiswa:

Nama DedeAnik FH
NIM t060t8200744
Jurusan/Prodi Kependidikan
Islam/Manajemen
Pendidikan
Semester IX
JudulSkripsi :Strategi Kepala Sekslah clalam iVleningkatkan
Kinerja Guru di SMP Al-Shighor
J u d u l t e r s e b u t t e l a h d i s e t u j u i o l e h J u r u s a n y a n g b e r s a n g k u t a n p a dl a
TtJaanngugaarl2
i 011,
abstraksi/outlineterlampir. Saudaradapat melakukan perubahanredaksional pada judul
tersebut.Apabila perubahansubstansial dianggapperlu,mohon pernbimbingrnenghubungi
Jurusanterlebihdahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkanselesai dalarn waktu 6 (enarn) bulan, dan dapat
diperpanjangselarna6 (enam)bulanberikutnyatanpasuratperpanjangan.

Atas perhatiandan kerjasamaSaudara,kami ucapkanterimakasih.

ll'assal amu' al a i kum wr:w b.

KajurKependidika

- Drs.RusydiZakarialM.Ed.M,Phil
rlNw. r9s6os03
l98so3
r oo2
)ekan FITK
\lahasiswa
ybs.
M. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
. KEMENTERIANAGAMA 1 Maret 2010
Tgl.Terbit- :
}. UINJAKARTA FoRM(FR) : 02
No Revisi:
= I FITK 1t1
f Ui No gs ciputatM2
J. k. H. Juanda Indonesia Hal

oHoNANlzlN PENELIIIAN
1
3t SBQ,1201
: Un.01/F.1/KM.01 Jakarta,17 APril2011
: Outline/ProPosal
: Permohonanlzin Penelitian

KepadaYth.

lbu KepalaSekolahSMPAl- Shighor

di
Tempat

u'alaikum wr.wb.
Assalam
bahwa,
Denganhormatkamisampaikan

Nama : Dede Anik FH


NIM :106018200744
Jurusan/Prodi : Kependidikan Pendidikan
lslam/Manajemen
S e m e ste r :X
KinerjaGuru di
Judulskripsi: "strategiKepalaSekolahdalamMeningkatkan
SMPAl-Shigho/'

FakultasllmuTarbiyahdan Keguruan.UlN.Jakarta
adalahbenarmahasiswaii (riset)di
yang sedangmenyusunskripsi,dan akan m-engadakan penelitian
yangSaudarapimpin'
instinsi/sekolah/madrasah
tersebut
Untuk itu kami mohon Saudaradapat mengizinkanmahasiswa
penelitian
rnelaksanakan dimaksud.

dankerjasamasaudara,kamiucapkanterimakasih'
Atasperhatian

amu'alaikum wr.wb.
Wassal

ikanIslam

M.Phil
vdi .raria,IvI.Ed.
1956050198503 1 002
:- busan:
" DekanFITK
: PembantuDekan BidangAkademik
: MahasiswaYangbersangkutan
YAYASAI!AI.-sHIGI"{OR
02' TH' ?0S5
KeputusanMenteri Hukurnrjan l-tAMRl Nomor C-876'HT' 01'
nnrrurrucAH
SEKOLAH {SMP}AL-SHIGHOR
PCRTAMA
Kode pos' 45182
GedonganDesaEnderKecamatanPangenanKabupatenCirebon

SURAT KETERANGAN
No.488.2/SMP/VIV2011

Yang bertandatangan di bawah ini Kepala Sekolah MenengahPertama


:
Al-Shighor, PestGedongan,Pangenan,Cirebon,denganini menerangkanbahwa

Nama DedeAnik FH
MM 106018200744
ProgramStudi KependidikanIslam ManajemenPendidikan
Fakultas Tarbiyah
Universitas UIN Syarif HidaYatullahJakarta

Adalah benar telah melaksanakanpenelitian dalam rangka penyusunan


April
skripsidi SekolahMenengahPertamaAl-Shighorterhitungsejaktanggal05
-27 Jvtnz0ll.

Demikian surat keterangan ini kami buat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Cirebon,28Juli 2011
LEMBAR UJI REFERENSI

: Dede Anik FH
.\1 :106018240744

-:ul Skripsi : StrategiKepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja


Guru di SMP Al-Shighor

No. Halaman Halaman Paraf


\o Bab Daftar Referensi
Footnote Skripsi Referensi Pembimbing

Zuhairini,Filsafat
I I I PendidiknnIslam,(Jakarta:
Bumi Aksara,Cet.I, 1992)

JJ.HasibuandanMoedjiono,
ProsesBelajar Mengajar,
10

h
I 2 2 (Bandung: PT. Remaja 9
RosdaKarya,Cet .VII,
re9e)
Undang-UndangRepublik
IndonesiaNomor 20 Tahun
2003 TentangSISDIKNAS
(Jakarta: Direktorat Jenderal
I a
J 2 2
PendidikanDasar dan
Menengah,Bagian Proyek
PenilaianHasil Belajar
TahapAkhir Nasional,2003)

E.Mulyasa,Impl ementasi
KTSPKemandirian Guru
I t
Ll 2 dan Kepala 81
SekoIah,(Jakarta:Bumi
Aksara,Cet.III,2009)

a Undang-Undang RI No.i4
I 5 J

Tahun 2005 tentangGuru


-

dan Dosen.(Jakarta: DPR


Rr.200s)
M. Ngalim Purwanto,
Administrasidan SuPervisi
I 6 a
J Pendidikan,(Bandung,PT 184
RemajaRosdaKarya,
Cet.XI[,2004)

Hikmat, Manajemen
Pendidikan,(Bandung:
I I 4 286
CV.PustakaSetia,CetI,
2009)

Filsafat
Zuhafuini,
I 8 4 PendidikanIslam,(Jakarta: 85
167-r
BumiAksara,Cet.l,1992)

GunawanUndang,Cucu
Komara,DedenSuhendar,
PeningkatanMutu Proses
I 9 5 I
Belajar Mengaiar Sekolah
Dasar (Bandung:Cv.
Siregartengah,Cet 1,1996

H. Hafni Ladjid,
Pengembangan Kuru ikul um
I 10 5 (Menuju Kur ikulum Berbasis t29

I 11 5
Kompetensi),(CiPutat:PT
CiputatPressGrouP,2005)

JJ.HasibuandanMoedjiono,
Proses Belajar Mengaiar, a
J
fr
(Bandung:PT. Remaja
RosdaKarya, Cet .VII,
1999)
S.Nasution,Kurikulum dan
pengajaran
I t2 5 86
(Jakarta:PT.Bumi
Aksara,Cetv,2009)h.86
-

13 lI l3 6
AhmadRohani.Pengelolaan
Pengajaran (Jakarta:PT
RinekaCiPta,CetII, 2004)
,"il',*\
r
TultrsTU'U, PeranDisiPlin
pada Perilaku dan Prestasi

h
t4 7 37
l4 I
Siswa (Jakarta;PT.Grasindo,
2004)
-v

15 I 15 8
Ali Imron, Pembinaan L;uru
D i Indone si a, (J akarta:
PustakaJaya,1995)

M. Ngalim Purwanto,
10
tr
Administrasidan SuPenisi
l6 8 Pendidiknn,(Bandung,PT 76
t6 I
RemajaRosdaKarya'
CeI.XIII,2004)

Ali Imron,PembinaanLiuru
t7 10 D i Indonesia, (Jakarta: t2
t7 I
Jaya,1995)
Pustaka

Tim PenyusunKamusPusat
Bahasa.KamusBesar
I t2 570
i8 I
Bahasa Indonesia, (Jakarta:
BalaiPustaka,2002)Cet,4

Wibowo,Manajemen
Kinerja, (Jakarta:PT Raja
2 t2 2
19 II
GrafindoPersada,2007)
Ed.1

Anwar Prabu
Mangkunegata, M anajemen
SumberDqta Manusia
il 3 !a
IL
67
Perusahaan,(Bandung:PT
RemajaRosdakarya,2002),
Cet.4
I

E. Mulyasa,MenjadiKepala
SekolahProfesional,
2l il 4 13 13 5 - l3 6
(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2007),Cet. 9

Hikmat,Manajemen
22 il 5 13 Pendidikan,(Bandung
: CV 275
PustakaSetia,2009)Cet.I

E. Mulyasa,Menjadi Kepala
SekolahProfesional,
il 6 l5 146
(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2007),Cet. 9

Wina Sanjaya.Strategi
PembeIajaran Berorientasi
24 I 1
l5 StandarProses Pendidikan 17-18
(Jakarta:Kencana,Cet V,
2006)

E. Mulyasa,Ku.rikulum
BerbasisKompetensi
25 il 8 l6 Konsep,Karakteristik, dan 38- 39
Implementasr.(Bandung:PT
Rosdakarya,2004),Cet.4

PupuhFathurruhman,
Strategi BeIajar Mengajar,
26 II 9 t7 45-46
(Bandung:PT Refika
Aditama,2007),Cet. I

Wina Sanjaya.Strategi
PembeIajaran Berorientasi
27 il 10 l8 StandarProses Pendidikan 18-19
(Jakarta:Kencana,Cet V,
2006
0
t)
28 Moh.UzerUsman,Menjadi
II ll 22 9-13
Guru Profesional, (Bandung
: RemajaRosda Karya.
Cet.IX, 1995)

Moh.Uzer LJsman,Menjadi
Gur u Pr ofesional, (Bandung
29 il T2 22 6-7
: RemajaRosda Karya.
Cet.IX, 1995)

Undang-UndangRI No.20
tahun 2003 tentang Sistem
PendidikanNasional.
(Jakarta: Direktorat jenderal
30 il t3 23 18-19
PendidikanDasar dan
Menengah,Bagian Proyek
Penilaian Hasil Belajar
Tahap Akhir Nasional, 2003)

Piet A. Suhertian,Konsep
Dasar & TelcnikSupervisi

11 Pendidikan Dalam Rangka


JI il l4 24 1 3 0 - 1I3
PengembanganSumber
Dayo Manusia, (Jakarta:PT.
Rineka Cipta, 2000), Cet. I

Wibowo, Manajemen
Kinerja, (Jakarta:PT Raja
)z il l5 25 320

fr
Grafindo Persada,2007)
Ed.1

Mudrajad Kuncoro, Strategi

aa Bagaimana Meriah
JJ II t6 26 t2
Keunggul an Kompeti tiJ?,
(tt.p.: Erlan gga,2006)

Tim PenyrrsunKamus Pusat

1A
Bahasa,Kamus Besar
J+ il t7 26 t092
Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka,2002) Cet, 4
E. Mulyasa, Menjadi Kepala
SeknlahProfesional,
35 il 18 27 128-30
1
(Bapdung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), Cet. 9

Ali Imron, Pembinaan Guru


36 u t9 28 D i Indonesia, (J akarta: 9
PustakaJaya,1,993)

B. Surya Subroto,Dimensi-
Dimensi Administrasi
5l il 20 28 toT
Pendidikan Di Sekolah,
(JakartaBina Aksara, 1984)

Ali Imron, Pembinaan Guru


38 il 2L 28 Di Indonesi a, (J akarta: 13
PustakaJaya,1993)

E. Mulyasa, Menjadi Kepala


/
SelrolahProfesional,
39 il 22 29 t4r
@andung: PT Remaja
Rosdakarya,2007), Cet. 9

E. Mulyasa, Menjadi Kepala


SekolahProfesional,
fr
40 U 23 30 111
(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2007), Cet. 9

E. Mulyasa, Menjadi Kepala


SekolahProfesional,

L
+I II 24 30 113
(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), Cet. 9

E. Mulyasa, Menjadi Kepala


SekolahProfesional,
42 II 25 30 t43
(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2007), Cet. 9

E. Mulyasa, Menjadi Kepala


43 I 26 31 151
SekolahProfesional,
L
(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2007), Cet. 9

Undang-UndangRI No.14 /
Tahun 2005 tentang Guru
44 il 27 3l
dan D osen (Penghargaan,
Pasal36)

E. Mulyasa, Menjadi Kepala


SekolahProfesional,
45 il 28 32 151
(Bandung:PT Remaja
Rosdakary4 2007), Cet. 9

Lexy J. Moleong,
Metodologi Penelitian
h
46 n 1 36 Kualitatif @andung: PT. 6
RemajaRosdakarya,
Cet.XVII,2002)

E. Mulyasa,Menjadi Kepala
SekolahProfesional,
47 IV I 86 r4s-146.
(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2007), Cet. 9

Jakarta,14 Agustus2011

Drs. Rusvdv Zakaria. M. Ed" M. Phil


N r P . 1 9 s 6 0 5 3 01 9 8 5 0 31 0 0 2

Anda mungkin juga menyukai