Skripsi
Disusun oleh
Skripsi
Disusun oleh
OLEH:
FAHRIMA WIDYA AGUSTINA
Artinya: Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di
langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya.
masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya[1043],
dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. An-nur :41)1
1
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Lautan Lestari, 2004), h.41
v
PERSEMBAHAN
Bissmillahirahmanirrahim...
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan sebagai ungkapan rasa Syukur ini saya
persembahkan karya tulisan ini kepada orang yang selalu mencintai dan memberi
1. Yang Terhormat, yang tercinta, yang terkasih, kedua orangtuaku, Ayah Fahrurrozi
dan Ibunda Khuzaimah, atas dukungan baik moril maupun materil, doa yang
teramat tulus yang tiada henti kalian lantunkan, serta limpahan kasih sayang yang
2. Adikku terkasih Muhammad Al-Iqbal terimakasih untuk motivasi dan cinta yang
begitu besar.
Islam Anak Usia Dini ( PIAUD ), khususnya untuk teman sekaligus saudaraku
Kura-Kura Ninja (Ayu rahayu, Ayu meilani, Dewi sartika, Faridhatul ropipah,
do’a serta semangat, dan megajarkanku betapa pentingnya tanpa harus menunda-
vi
RIWAYAT HIDUP
yaitu sebuah desa di Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 26 Agustus 1996,
sebagai anak ke-pertama dari 2 bersaudara, dari Ayah Fahrurrozi dan Ibu Khuzaimah.
Ayah bekerja sebagai Swasta dan ibu sebagai Pegawai Negeri Sipil. Penulis kini
Tengah.
dan lulus pada tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan Tingkat Menengah
Pertama di SMPN 1 Terbanggi Besar dan lulus pada tahun 2011. Selanjutnya pada
Tengah sampai tahun 2014. Kemudian pada tahun 2014 penulis mendaftarkan diri
sebagai mahasiswa di IAIN Raden Intan Lampung yang kini menjadi UIN Raden
Intan Lampung. .
Selama kuliah penulis mengikuti kegiatan wajib Pendidikan Islam Anak Usia
Dini (PIAUD) yaitu Kuliah Ta’aruf (kulta), Proses pembelajaran dari semester 1-6.
Lampung Selatan, serta menempuh PPL di TK Assalam BTN 3 Way Halim Bandar
Lampung.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta langit
dan bumi serta segala isinya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta kasih
sayang-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak
lupa pula shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
Nabi yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang
maupun kesulitan yang terkadang membuat penulis berada di titik terlemah dirinya.
Namun adanya doa, restu, dan dorongan dari orang tua yang tak pernah putus
1. Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
3. Dr. Hj. Nilawati Tajuddin, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Dr. Umi
Hijriyah. S.Ag. M.Pd selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu dan
bimbingan yang sangat berharga kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya Prodi PIAUD yang telah
viii
ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri (UIN)
5. Kepada Kepala TK Dharma Wanita Rejomulyo Jati Agung Ibu Kasinem serta
Kura-Kura Ninja (double Ayu, Dewi, Farida, Khusnul, & Lusia) yang telah saling
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
x
C. Analisis Penerapan Metode Bercerita Terhadap Perkembangan Bahasa
Anak ....................................................................................................... 44
D. Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 44
A. Jenis Penelitian..................................................................................... 48
B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 50
C. Setting Penelitian ................................................................................. 50
a. Sejarah Singkat Berdirinya TK Dharma Wanita Rejomulyo
Jati Agung Lampung Selatan ........................................................ 50
1. Latar Belakang ......................................................................... 50
2. Dasar ....................................................................................... 51
3. Pengertian ................................................................................ 51
4. Tujuan ...................................................................................... 52
5. Sasaran .................................................................................... 52
6. Visi dan Misi ............................................................................ 52
7. Fasilitas dan Layanan............................................................... 53
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 55
E. Teknik Analisis Data............................................................................ 58
F. Uji Keabsahan Data ............................................................................. 60
A. Kesimpulan .......................................................................................... 80
B. Saran-saran........................................................................................... 81
C. Penutup................................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
peraga
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
sebelum anak memasuki jenjang sekolah dasar, yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pembinaan agar
lainnya.2
1
Depdiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, ( Jakarta :
Depdiknas,2009), h.2
2
Chairul Anwar, Hakikat Manusia dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis,
(Yogyakarta: Suka Press, 2014) h.62
1
2
Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Kedua, jalur
Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Ketiga, jalur
akan terwujud jika pendidikan yang demikian dilakukan sejak anak usia dini.
manusia sejak dini. Perhatian itu melebihi perhatian apa pun yang ada pada
berupa janin sampai manusia menjadi besar dan dewasa. Oleh karena itu,
yang dimulai sejak usia dini mempunyai daya keberhasilan yang tinggi
Tafsir Ibnu Katsir pada surat An Nahl ayat 78 yaitu diantara karunia
pendengaran, penglihatan, dan hati. Dan yang dimaksud hati adalah akal
hal tadi, pendengaran agar kita bisa mendengarkan ilmu yang diterangkan
oleh pendidik, penglihatan agar kita bisa melihat (membaca) materi, dan hati
dalam keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki
pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah membekali anak yang baru lahir
tersebut dengan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani (yaitu akal yang
4
indera ini diperoleh seseorang secara bertahap, yakni sedikit demi sedikit.
pembelajaran.
model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian
Rahman: 3-4
3
Yuliani Nuraini, Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta:
PT Indeks, 2010), h.82
6
dengan baik.
Allah SWT adalah perintah untuk membaca yaitu yang tertera dalam QS.A-
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakanmu dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu
lah yang maha pemurah, Yang mengajarkan (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.
perantara baca tulis. Oleh karena itu, bahasa adalah menjadi sumber manusia
Tabel 1
Indikator Pencapaian Perkembangan Bahasa 5-6 tahun
Indikator Sub Indikator Item
fonologi (system 1. Dapat menirukan suara 4
suara) 2. Melafalkan bunyi yang
tidak ada artinya secara
berulang
Morfologi 3. Anak dapat 4
(aturan untuk mengucapkan
mengombinasik pengucapkan dua kata
an unit makna 4. Anak dapat
minimal) mengucapkan dengan
menggunakan kalimat
di dalam dan di atas
Sintaksis (aturan 5. Anak dapat membuat 2
membuat kalimat pertanyaan
kalimat)
Semantik 6. Penambahan kosa kata 4
(system makna) baru setiap harinya
7. Menghubungkan kata
PERKEMBANGAN baru dengan kata yang
sudah diketahui
BAHASA Pragmatis 8. Anak dapat 6
(aturan berinteraksi/bertanya
penggunaan dengan teman atau guru
dalam setting nya didalam kelas
social) 9. Anak dapat meminta
tolong kepada gurunya.
10. Anak dapat meminta
tolong kepada orang tua
dan orang yang ada
disekitarnya.
Jumlah 20
Sumber:John W.Suntrock.
8
akan diajarkan, serta metode atau pengalaman belajar yang akan diberikan
kepada siswa.
secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling
lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus
disampaikan dalam betuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang
4
Tarigan, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: Bandung Angkasa, 1997), h 15
5
Ni Wyn. Tara Indahyani, “Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Buku Bergambar
Untuk Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B “.e-Journal PG-PAUD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014), h 4
9
yang tepat yaitu salah satu nya guru menggunakan metode bercerita . Guru
dan perkembangan nya akan lebih meningkat lagi. Dengan guru menerapkan
metode tersebut maka guru seharusnya bercerita kepada anak apa yang telah
menyampaikannya dengan menarik karena masa fokus anak usia dini hanya
15 menit saja.
berkembang, dapat dilihat dari kondisi anak didalam kelas yang berjumlah
anak atau tidak ada . Hal ini dimungkinkan karena para guru di TK Dharma
mengajarkan bercerita pada anak bukan hanya sekedar bercerita saja, lebih
dari itu adalah dalam membantu anak untuk mengembangkan bahasanya dan
memilih tema bercerita yang tepat dan membuat anak senang untuk
mendengarkan adalah sangatlah penting. Hal ini pada saat kegiatan Tanya
Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Rejo Mulyo Jati Agung, dari hasil
Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Rejo Mulyo Jati Agung sangat jarang
media yang diterapkan belum banyak, sehingga anak mudah merasa bosan.
Hal itu disebabkan oleh minimnya sarana dan prasarana disekolah serta
11
B. Identifikasi Masalah
Jati Agung.
2. Anak tidak dapat berkomunikasi secara lisan kepada guru dan temannya di
Wanita Rejo Mulyo Jati Agung, masih klasikal sehingga kurangnya media
6
Hasil Wawancara Kepala Sekolah dan Guru TK Dharma Wanita Rejo Mulyo Jati Agung.
12
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
informasi dan sebagai salah satu acuan teoretis kepada berbagai pihak
dini.
kemampuan bahasa anak usia dini umur 5-6 tahun di Taman Kanak-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Pembelajaran
hodos berarti jalaan atau cara. Metode bararti jalan atau cara yang harus
pengertian cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.
1
Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Megajar, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2007), h 62
2
Ramayulia, Metode Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), h 103-104
3
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet Ke-7, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya Offset, 2003), h 9
14
15
tujuan pembelajaran.4
tujuan kegiatan.5
berarti jalan atau cara. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah
upaya atau usaha dalam meraih sesuatu yang diinginkan. Max Siporin yang
rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata, agar tujuan yang disusun
bahwa metode adalah sesuatu cara atau alat untuk mencapai tujuan tertentu.
4
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta Renika Cipta,
2010, h 158
5
Moeslichateoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010)
,h. 3
6
http://www.eurekapwendidikan.com/2004/10/definisi-metode-menurut-para-ahli.html
7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008), h 145
16
karena anak usia 4-6 tahun umumnya senang apabila diperdengarkan sebuah
adalah aktivitas yang mengasikkan bagi anak dan dengan cerita mampu
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik.
8
Choirul Ummah, “Pengaruh Metode Bercerita Bermedia Flip Chart Terhadap Kemampuan
Berbicara Anak Usia Dini Kelompok B Di Tk Dharma Wanita Persatuan Pucung Balongpanggang
Gresik”. Jurnal PG-PAUD , Vol, 2 No.4 (Maret 2012), h. 2
17
usia TK.9Bila isi cerita itu dikaitkan dengan dunia kehidupan anak TK, maka
mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkan nya
dengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita.
di usia dini.10
penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru
atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari
guru kepada anak didik ditaman kanak-kanak. Oleh karena itu materi yang
disampaikan berbentuk cerita yang awal dan akhirnya hubungan erat dalam
9
Latif, Muhammad Abdul, The Miracle Of Story Telling, ( Jakarta: Zikrul Hakim, 2012), h
53
10
Kadek Dwi Arinoviani, “Penerapan Metode Bercerita Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berbahasa Inggris Anak Kelompok A1 Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler”, E-Journal Pendidikan Anak
Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
(Volume 4. No. 2 - Tahun 2016), h. 4.
11
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum TK, (Jakarta,2004), h 8
18
dahulu.12
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik
bercerita baik kelemahan dan kelebihan dan mengetahui tempat serta waktu.
Hal ini sesuai dengan pendapat slameto, bahwa “salah satu langkah untuk
dan memiliki metode mengajar sebagai tehnik penyajian dalam kelas agar
proses pembelajaran tersebut dapat dilihat oleh peserta didik dengan baik
12
Untung Nopriansyah Editor (Nirva Diana), Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini
(Perdana Ublising, 2016) h 26
13
Novan Ardi Wiyanti, Barnawi Format PAUD (Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia, 2011). h 126
19
Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu
didengar dan diceritakanya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan
orang lain.14
lain: guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku
gambar, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita
14
Nurbianan Dhieni, Metode Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), h 67
15
Sobry Sutikno, Metode dan Model-model Pembelajaran menjadikan proses pembelajaran
lebih variatif, Aktif, Inovatif, dan menyenangkan, (Lombok: Holistika, 2014), h 45-46
20
bagus bila guru mempunyai puisi atau prosa yang sesuai untuk
dibacakan pada anak TK. Ukuran kebagusan puisi atau prosa itu
perbuatan ini benar, atau hal ini bagus dan hal itu jelek, atau
yang dapat menarik perhatian anak, maka tehnik bercerita ini akan
c. Menceritakan Dongeng.
kebijakan.
bercerita.
terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, nenek,
sebagainya.
tokoh dalam suatu cerita yang di sukai anak dan merupakan daya
anak secara utuh? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
itu sendiri. Kalau cerita itu menarik dan memikat perhatian, maka
secara mengasikkan.
kemampuan mencerna isi cerita anak usia TK. Cerita itu harus
Kepada anak usia muda guru tidak dapat menuntut anak untuk aktif
dapat menanggapi cerita guru baik secara verbal atau fisik; yang
Dengan demikian, fungsi kegiatan bercerita bagi anak 4-6 tahun adalah
16
Ni Kd. Dewi Wahyun, “Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Gambar Seri Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Kelompok B Tk Putra Sesana Antiga, Karangasem”. e-
Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014), h, 3
26
kelompok yang lain duduk dimeja yang lain dengan kegiatan yang berbeda,
bahan plastisin.
peraga
isi cerita yang disampaikan artinya menyajikan sebuah cerita pada anak usia
dini dengan menggunakan berbagai media yang menarik bagi anak untuk
dimainkan oleh guru maupun anak dan sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Alat atau media yang digunakan dapat asli atau alami dari lingkungan
18
Ni Wyn. Tara Indahyani, “Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Buku
Bergambar Untuk Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B”. e-Journal PG-PAUD
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun
2014), h. 5
28
wajah, serta gerak tubuh. Penceritaan dapat mengambil posisi duduk atau
bercerita dengan alat peraga karena peneliti ingin memanfaatkan apa yang
No Kelebihan Kekurangan
1 Melatih anak untuk Guru atau orang tua terkadang enggan
memfokuskan perhatian untuk berekspresi denagn sebaik-
29
19
Winda Gunarti, Dkk, Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia
Dini, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h 5-6
31
komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada system
20
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri, 2008), h.
67
21
Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik (Jakarta: Renika Cipta, 2002 ), h. 21.
22
Sang Ayu Putu Rahyuni, “Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Berbantuan
Media Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak”. e-Journal PG-PAUD
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No
1 Tahun 2014), h. 6
32
orang lain., sedangkan menurut sumiyati, bahasa adalah ucapan pikiran, dan
perasaan seseorang yang teratur yang digunakan sebagai alat komunikasi antar
anggota masyarakat. Dengan kata lain bahasa adalah ucapan pikiran dan
hewan, bahasa merupakan anugrah dari Allah SWT, yang dengan manusia
sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh anggota suatu
23
Ni Made Sri Astuti Nugraha,” Penggunaan Metode Bercerita Dengan Media Gambar Dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Dan Sikap Mandiri Anak Kelompok A Tk Negeri
Pembina Bangli Tahun Ajaran 2012/2013”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014), h. 2
24
Endang Fatimah, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h 99
25
Djawad Dahlan, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2009), h 118
33
Sedangkan Menurut Piaget bahwa, bahasa adalah salah satu cara yang utama
mengarahkan perhatian anak pada benda-benda baru atau hubungan baru yang
berbeda dan memberikan informasi pada anak. Menurut Miller bahwa, bahasa
itu digunakan sesuai dengan kaidah yag berlaku dalam bahasa yang
bersangkutan.27
26
Sang Ayu Putu Rahyuni, “Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Berbantuan
Media Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak”. e-Journal PG-PAUD
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No
1 Tahun 2014), h. 10-11
27
Suhartono, Perkembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini, (Jakarta: Depdikbud,
2005), h 8
34
pelajaran yang baik. Hal ini ditegaskan dalam surah Al A’raf ayat 204 :
kepada umatnya untuk memiliki bekal pengetahuan dan pelajaran agar umat
Pada anak usia dini terjadi perkembangan bahasa yang amat pesat.
Dari bayi yang belum dapat berbicara sampai anak usia 3 tahun yang sudah
dapat mulai mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Bahasa anak ini bukan
manusia, secara lebih khusus untuk anak-anak baik yang normal maupun
pandangan, hipotesis, atau teori psikologi yang dianut. Dalam hal ini sejarah
35
telah mencatat adanya tiga pandangan atau teori dalam perkembangan bahasa
anak. Dua pandangan yang kontrovensial ditemukan oleh pakar dari Amerika,
(Nature). Pandangan ketiga muncul dieropa dari jean piaget yang berpendapat
bahasa adalah ucapan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada
orang lain yang digunakan sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan alat
komunikasi yang penting sehingga dari bahasa tersebut akan terjalin hubungan
sosial dalam lingkungan. Dengan demikian bahasa yang dipakai anak untuk
menyampaikan kepada kedua orang tua atau orang-orang yang ada disekitarnya
atau harapan anak, bisa pula anak berbicara dengan orang tuanya dengan kata
dari usia 3 sampai enam bulan. Bayi biasanya mengucapkan kata pertamanya
pada usia 10 sampai 13 bulan. Pada usia 24 bulan bayi biasanya mulai
36
memadukan dua kata. Pada tahap ini, bayi dengan cepat memahami arti
“itu buku”, “permenku”, “mama jalan” dan “cium Papa”. Pada saat bayi
aturan bahasa mulai meningkat, system aturan ini mencakup Fonologi (system
sebagai berikut :
anak itu juga dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata
28
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri, 2008), h. 71
37
morfologis, misalnya membuat kata kerja aktif atau pasif, “kakak memukul
lebih, mereka mulai berbicara dengan urutan kata yang menunjukkan suatu
kerja (predikat), seperti Adi membawa buku bukan membawa Adi buku.
mampu menggunakan kalimat lebih dari kata, anak-anak sudah mulai mampu
usia 6 tahun.
29
Soenjono Dardjowidjojo, Psiko Linguistik (Jakarta, 2010), h. 24.
38
Usia tiga sampai lima tahun, anak- anak menyukai buku cerita
pendek dan sederhana atau buku-buku bertema, cerita bergambar tanpa teks,
bebek adalah salah satu contoh cerita yang dapat meningkatkan partisipasi dan
pengalaman membaca buku dan bercerita, merupakan hal yang tidak biasa
dibacakan kembali.30
Artinya: Allah tidak menyukai Ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus
terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui. (Qs. An-nisaa:148).
a. Faktor Kesehatan
anak pada usia dua tahun pertama sering mengalami sakit-sakitan maka anak
perkembangan bahasa.
b. Intelegensi
normal atau diatas normal. Namun begitu, tidak semua naka memahami
bahwa sepertiga diantara mereka yang dapat berbicara secara normal dan
anak yang berada pada tingkat intelektual yang paling rendah, mereka sangat
31
Syamsu LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2009),
h 121
40
keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan oleh
Pada tahun pertama usia anak tidak ada perbedaan dalam vokalisasi
antara pria dengan wanita. Namun mulai usia dua tahun, anak wanita
e. Hubungan Keluarga
sehat antara orang tua dan anak (perlu perhatian dan kasih sayang dari orang
itu bias berupa sikap orang tua yang kasar/keras. Kurang kasih sayang atau
yang baik kepada anak, maka perkembanagn bahasa anak cenderung akan
mengalami stagnasi atau kelainan, seperti gagap dalam berbicara, tidak jelas
41
Fungsi bahasa bagi anak usia dini adalah sebagai alat untuk
khusus Gardner mengemukakan bahwa fungsi bahasa bagi anak usia dini
antara lain:
d. Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran untuk orang
lain33
dimaksud adalah lingkungan disekitar anak antara lain teman sebaya, teman
32
Winda Dan Azizah Muis, Modul PAUD, ( Jakarta: Universitas Negri Jakarta, 2008), H. 358
33
Rusniah,” Meningkatkan Perkembangan Bahasa Indonesia Anak Usia Dini Melalui
Penggunaan Metode Bercerita Pada Kelompok A Di Tk Malahayati Neuhen Tahun Pelajaran
2015/2016”. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014), h. 3
42
bermain, orang dewasa, baik yang ada disekolah, dirumah maupun dengan
menurut Depdikbud :
orang lain.34
berdasarkan peran serta masing-masing guru dan anak didik ruang lingkup
sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dalam buku khusus
34
Ilma Kumoro, “Analisis Urgensi Metode Pembelajaran Bercerita Bagi Perkembangan
Bahasa Anak Di Tk Dharma Wanita Bandung”. MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah,
(Volume 3, Nomor 1, Oktober 2017), h. 4
43
35
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Pembelajaran Terpadu Untuk Taman Kanak-
Kanak, (Jakarta: 2000), h 4-6
44
a. Menyimak
b. Membaca
c. Berbicara
d. Menulis.
Anak
anak mengerti akan peristiwa yang terjadi disekitarnya dan setelah memorinya
mampu merekam beberapa kabar berita, masa tersebut terjadi pada usia 4-6
berikut:
36
Anita, “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini”. Jurnal Al-Shifa, Vol. 06. No. 02(Juli-
Desember) 2015, h. 3
46
siklus I sebesar 58,07% yang berada pada kategori rendah ternyata mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 82,25% tergolong pada kategori tinggi. Jadi
2013/2014.
86.90 % pada siklus II, (2) anak mampu mendengarkan cerita, anak mampu
teaching and learning of the speaking skill focusing on story telling ability can
work well when supported by the appropriate choice of teaching method. This
study attempts to: 1) identify the list of things needed by teachers of primary
schools to teach Bahasa Indonesia in fun and creative ways, 2) design a
prototype of suggestopedia based storytelling learning model to teach Bahasa
Indonesia in primary schools, 3) develop the prototype into a suggestopedia
based storytelling learning model to teach Bahasa Indonesia in primary
schools, 4) determine the effectiveness of the application of suggestopedia
based storytelling learning model to teach Bahasa Indonesia in primary
schools.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dimana penelitian ini memotret peristiwa dan kejadian yang terjadi menjadi
1
Cresswell, John W. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2014), h.4
2
Ibid, h. 20
48
49
secara alami, apa adanya dalam situasi yang normal tidak memanipulasi
penelitian kualitatif metode studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini
meningkatkan kemampuan bahasa anak usia dini. Hal ini dirasa tetap
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi 6 cet XII (Jakarta:
Renika Cipta, 2002), h. 117
4
Mardalis, Metode Penelitian suatu pendekatan proposal, (Jakarta: Bumi Aksara Edisi ke 1 Vet
7, 2004), h.26
50
dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek peneitian
adalah murid/ siswa di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Rejo Mulyo Jati
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
1) Latar Belakang
Untuk itu pada tahun 1992 Dharma Wanita sudah bersepakat untuk
2) Dasar.
Kahfi: 96)
e) Anak adalah asset pahala bagi orang tua dihari kiamat, karena
anak yang soleh dapat menjadi tabir penghalang dari api neraka.
f) Anak adalah generasi masa depan, sebagai pewaris orang tua baik
3) Pengertian
4) Tujuan
dan mandiri.
5) Sasaran
a) Visi
mandiri.
b) Misi
intelektual)
53
Tabel 3
Keadaan Tenaga Pendidik di TK Dharma Wanita Rejomulyo Jati Agung,
Lampung Selatan Tahun Ajaran 2017/2018
Ijazah
Tempat
No Nama Guru Tera Keterangan
Tanggal Lahir
khir
Yogyakarta,
Kepala TK
1. KASINEM 20-05- SPG-SD
& Guru
1968
Rejomulyo,
2. UMINI 01-02- SMK Guru Kelas
1982
Karang anyar,
3. ASMIYATI, S.Sos 22-05- S1 Guru Kelas
1969
Rejomulyo,
4. NURIYATI, A.Ma 07-01- D2 PAI Guru Kelas
1988
Pacitan, 23-
5. SULARTI, S.Pd S1 Guru Kelas
05-1975
MELIYA Rejomulyo,
6. PURNAMASARI, 16-05- S1 Guru Kelas
S.I.Kom 1983
Rejomulyo,
ESTIYA
7. 23-08- SMA Guru Kelas
RAHMAWATI
1990
Sumber : Dokumentasi TK Dharma Wanita Rejomulyo Jati Agung, Lampung Selatan
Tahun Ajaran 2017/2018
Dari table diatas dapat diketahui TK Dharma Wanita memiliki tenaga
pendidik dengan latar belakang pendidikan yang sangat beragam. Namun dengan
latar belakang pendidikan yang sangat beragam ini menjadikan tenaga pendidik di TK
Table 4
Keadaan Peserta Didik di TK Dharma Wanita Rejomulyo, Jati Agung.
Tahun Ajaran 2017/2018
Jenis Kelamin
Kelompok Jumlah
Laki-laki Perempuan
Kober 5 3 8
TK (A) 8 7 15
TK (B1) 13 12 25
Jumlah 26 22 48
4. Waktu Penelitian
Pelajaran 2017/2018.
1. Observasi (Pengamatan)
atau perilaku objek sasaran.5 Observasi ini digunakan untuk memperoleh data
diteliti.
Dalam hal ini penulis amati adalah kesalahan guru dalam penerapan
metode bercerita untuk meningkatkan bahasa anak yang dilakukan oleh guru
ditaman kanak-kanak Dharma Wanita Rejo Mulyo Jati Agung. Adapun hal-hal
keaktifan guru dan murid serta sarana dan prasarana Taman Kanak-kanak
Dharma Wanita Rejo Mulyo Jati Agung. Metode ini penulis jadikan metode
pokok.
2. Wawancara (Interview)
5
Saini Usman dan Pumimo Setiadi Akbar, Metodelogi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), h. 54
57
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang
relatif.6
pertanyaan secara lebih bebas dan terbuka, tanpa terikat oleh suatu susunan
Mulyo Jati Agung yang akan di jadikan sebagai sasaran dari kegiatan
wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti karena mereka dianggap yang
6
Burhan, Bungin. Penelitian Kualitatif. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu
Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2011), h.111
7
Taylor, Steven J.; Bogdan, Robert; Devault, Marjorie. Introduction To Qualitative
Research Methods: A Guidebook And Resource. John Wiley & Sons, 2015, H. 178
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualittaif, Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2012), H. 319-320.
58
cerita.
bahwa di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Rejo Mulyo Jati Agung masih
kurang dalam penerapan metode cerita didalam kelas. Selain itu ternyata ada
faktor internal salah satunya ialah minimnya sarana dan prasarana sekolah
3. Dokumentasi
Dokumentasi berupa:
Video: Data-data/ File dan Foto semua penyampaian materi, foto kegiatan
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan foks
dari tehnik analisis data. Data yang telah direduksi memberikan gambaran
2. Penyajian Data
tersebut akan mudah peniliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan
kerja penilitian selanjutnya. Pada langkah ini peniliti berusaha menyusun data
memiliki makna tertentu. Dalam hal ini penulis menyajikan data dalam bentuk
uraian singkat.
3. Menarik Kesimpulan
Peniliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari
segi makna maupun dari segi kebenaran kesimpulan yang disepakati objek
tempat penilitian.
60
diperankan oleh peneliti itu sendiri, maka yang akan diperiksa adalah ke
absahan datanya.
Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji kreabilitas, uji
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau teknik pemeriksaan data ini memanfaatkan sesuatu yang lain untuk
Dalam penelitian ini, digunakan tenik triangulasi sumber yang dicapai dengan
9
Moloeng, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Rosdakarya, 2008), h.
330-331.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Pada bab ini akan dibahas mengenai pengolahan data dan analisis data.
Data yang diolah dan dianalisa dalam bab ini merupakan data kualitatif yang
Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Rejo Mulyo Jati Agung.
bagi anak TK dengan guru membawakan cerita kepada anak kepada anak
secara lisan. Cerita yang disampaikan oleh guru harus menarik dan
pendidikan anak usia dini. Cerita yang disampaikan kepada anak didik dapat
dikaitkan dengan dunia kehidupan anak sehingga anak dapat memahami isis
bergembala sapi.
a. Langkah pertama yaitu guru memilih tema yang akan diceritakan guru
61
62
tema yang dapat digunakan oleh guru harus menarik dan bersangkutan
dengan kehidupan anak selain itu mimik wajah guru harus menarik
harian terlebih dahulu dan juga menentukan tema apa yang akan dipakai
1
Asmiyati, Wawancara dengan guru kelompok B di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita
Rejomulyo Jati Agung, 12 Juli 2018.
2
Umini, Wawancara dengan guru kelompok B di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita
Rejomulyo Jati Agung, 12 Juli 2018.
63
bercerita.
b. Langkah kedua yaitu, membuat naskah jalan cerita yang akan digunakan
digunakan pada saat jalan cerita dengan tema Binatang dan Sub Tema
Binatang Darat. Pada saat itu anak-anak sangat senang dan antusias mau
disiapkan.
tentunya”.
Namun dalam hal ini menurut Sobry Sutikno dalam model dan
bercerita yang dapat digunakan antara lain: guru dapat membaca langsung
Rejomulyo Jati Agung guru selalu membuat alat peraga jalannya cerita
pertanyaan kepada anak didiknya “gambar apakah ini” langkah ini dibuat
agar anak merasa penasaran sehingga anak ingin tahu dan ingin
3
Sobry Sutikno, Metode dan Model-model Pembelajaran menjadikan proses pembelajaran
lebih variatif, Aktif, Inovatif, dan menyenangkan, (Lombok: Holistika, 2014), h 45-46
65
dengan tema yang lain alat yang dibutuhkan bukan hanya alat yang
anak belum berkembang. Hal ini terlihat dari sikap beberapa anak
yang masih suka ribut didalam kelas dan belum bisa memahami isi
cerita.
ada sebagian anak yang merasa malu dan ada sebagian anak pula susah
syair lagu)
menyanyikan lagu “pak tani punya ayam” hal ini dapat dilihat ketika
anak dapat mengulang syair lagu dan anak mulai senang dalam
ada gambar apa ya ditangan ibu? Disini dapat dilihat ketika anak dapat
menjawab “ini sapi” dan anak meminta kepada orang tuanya “mama
makan”.
ketika anak bertanya kepada gurunya didalam kelas “ibu makanan sapi
itu apa ya” dan anak pula dapat bertanya “ibu ayamnya peliharaan
berkembang.
belum berkembang.
kelas
orang yang ada disekitar anak, disini dapat dilihat ketika anak sedang
bermaain bersama temannya dan anak pula aktif bertanya kepada guru
atau guru yang ada disekitar anak misalnya: “ibu mari saya bantu
meminta tolong membukakan tutup botol kepada guru dan teman yang
k. Anak dapat meminta tolong kepada orang tua dan orang yang ada
disekitarnya.
tali sepatu. Dari hasil pengamatan penulis dapat melihat 12 orang anak
cerita didalam kelas, hal ini yang menurut peneliti menjadi penyebab
peraga bukan hanya satu saja melainkan ada tiga atau lebih
menit saja. Oleh sebab itu guru dituntut untuk lebih aktif
isi cerita karena dengan guru lebih paham dengan isi cerita
anak akan lebih paham tentang isi cerita, mimic wajah guru
71
bosan.
B. Pembahasan
Lampung Selatan diawali dengan pemilihan sub tema dan pembuatan RPPH
yang dilakukan oleh guru, hal ini bertujuan agar proses kegiatan bercerita
didalam kelas yang dilakukan didalam kelas akan berjalan lebih terstruktur.
jalannya cerita. Guru tidak membuat percakapan secara detail agar anak
menjadi lebih mandiri dan menjalankan kegiatan bercerita didalam kelas dan
anak terlihat lebih tersusun rapih. Sebelum kegiatan bercerita dimulai guru
terlebih dahulu menyiapkan anak dan tuntun anak untuk berdo’a terlebih
72
dilakukan oleh guru yaitu guru menjelaskan kepada anak-anak fungsi dari
alat-alat penunjang yang telah dipersiapkan oleh guru, hal ini bertujuan agar
adalah guru memberi pertanyaan kepada anak “yang ibu pegang apa ya”
penasannya anak ketika guru belum memberi jawaban kepada anak. Setelah
pertanyaan kepada anak guna agar anak tidak merasakan bosan krtika kegiatan
berlangsung.
hanya sekedar evaluasi singkat. Dalam hal ini guru tidak memberikan
seharusnya diterapkan agar selanjutnya bercerita berjalan lebih baik lagi, hal
ini juga dapat menjadi ajang untuk melihat apakah anak dapat mendengarkan
secara baik dan anak memperhatikan guru pada saat guru bercerita didepan.
73
Menurut hasil wawancara yang penulis lakukan guru merasa jika hal itu
Dari tujuh tehnik bercerita yang ada menurut teori, yang diterapkan
oleh guru disekolah hanya lima tehnik bercerita. Sedangkan dua tehnik
bercerita lainnya tidak diterapkan dengan alasan anak tidak mengerti jika guru
RPPH tersebut didapat lah tema Aku, kebutuhan, Binatang sebagai sub tema
suara binatang. Pada sub tema tanggung jawab kepada allah guru bercerita
didepan kelas tanpa menggunakan alat peraga dan cerita yang digunakan yaitu
dengan anggota tubuh saja dan hasil pemikiran guru sendiri tetapi dengan
seadanya dengan menggunakan alat peraga yang sudah ada didalam ruangan
kelas seperti sikat gigi, sisir dan lain-lainnya. Yang terakhir dengan subtema
menggunakan alat peraga yaitu gambar sapi, disela-sela guru bercerita agar
sesuai dengan perkembangan anak usia dini, maka penulis mendapati hasil
BB = < − 1.
MB = > × ≥ − 1.
BSH = + 1. > × ≥
BSB = ≥ + 1.
= (25 + 12) = × 37 = 18
BB Belum Berkembang4
= < − 1.
= < 18 − 7
BB = <11
MB Mulai Berkembang
= > × ≥ − 1.
= 18 > × ≥ 18 − 7
MB = 18 > × ≥ 11
= + 1. > × ≥
= 18 + 1.7 > × ≥ 18
4
Djemari Mardafi, Teknik Penyusunan Instrument Tes Dan Non Tes,(Yogyakarta : Mitra
Cendikia Offset, 2008), h. 122
78
BSH = 25 > × 18
BSB = ≥ 25
di atas
kelas
j. Anak dapat meminta tolong kepada orang tua dan orang yang ada
disekitarnya.
penulis lakukan, maka hasil akhir Analisis Penerapan Metode Cerita Dalam
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat dilihat dari kondisi anak didalam kelas yang berjumlah 25 anak , dengan
bahasa anak dan dikarnakan tenaga pendidik atau guru yang ada di Taman
bercerita secara keseluruhan yaitu: diawali dengan pemilihan tema, hal ini
agar guru mudah dalam menerapkan metode cerita yang akan dilaksanakan.
berimajinasi dengan kenyataan yang ada dalam arti guru dapat bercerita
dengan mengarang , hal ini dilakukan agar guru mempersiapkan bahan untuk
80
81
metode cerita agar dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak dan anak
tidak merasa bosan atau jenuh dalam penerapan metode cerita dikelas maupun
diluar kelas.
dalam penelitian ini yaitu anak mampu menirukan suara, Melafalkan bunyi
Penambahan kosa kata baru setiap harinya, Menghubungkan kata baru dengan
atau guru nya didalam kelas, Anak dapat meminta tolong kepada gurunya,
Anak dapat meminta tolong kepada orang tua dan orang yang ada
disekitarnya.
B. Saran
kemampuan bahasa anak dikembangkan sejak dini sebagai bekal untuk anak
dalam kehidupan anak dari dini hingga dewasa, maka penulis mengemukakan
.C. Penutup
Dengan mengucap Puji serta Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
kelak. Atas segala kekhilafan penulis memohon maaf dan kepada Allah
mohon ampun.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, 2003, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet Ke-7, Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya Offset
Anita, “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini”. Jurnal Al-Shifa, Vol. 06. No.
02(Juli-Desember) 2015.
Djawad Dahlan, 2009, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja (Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Endang Fatimah, 2006, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hasil Observasi dan Wawancara guru di TK Dharma Wanita Rejo Mulyo Jati Agung
Ilma Kumoro, “Analisis Urgensi Metode Pembelajaran Bercerita Bagi
Perkembangan Bahasa Anak Di Tk Dharma Wanita Bandung”.
MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, (Volume 3, Nomor 1, Oktober
2017).
Lara fridani, et.al, 2014, Evaluasi perkembangan anak usia dini, Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Latif, Muhammad Abdul, 2012, The Miracle Of Story Telling, Jakarta: Zikrul Hakim.
Mardalis, 2004, Metode Penelitian suatu pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara
Edisi ke 1 Vet 7.
Saini Usman dan Pumimo Setiadi Akbar, 2001, Metodelogi Penelitian Sosial,
Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta
Renika Cipta.
Syamsu LN, 2009, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT.
Rosdakarya.
Untung Nopriansyah Editor (Nirva Diana), 2016, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia
Dini, Perdana Ublising.
Winda Dan Azizah Muis, 2008, Modul PAUD, Jakarta: Universitas Negri Jakarta.
Winda Gunarti, Dkk, 2010, Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar
Anak Usia Dini, Jakarta: Universitas Terbuka.
Perkembangan Bahasa
Pedoman Wawancara
1. Apakah anak sudah mampu menirukan suara binatang seperti suara ayam,
saja ?
8. Apakah sudah ada sarana dan prasarana yang digunakan guru didalam
metode ceritra ?
11. Apakah dengan metode bercerita anak dapat mengulang kembali apa yang
12. Apakah dengan metode cerita anak dapatmengerti beberapa perintah secara
bersamaan ?
Uraian wawancara dari gutu di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Rejomulyo Jati
Agung:
1. Apakah anak sudah mampu menirukan suara binatang seperti suara ayam,
“disekolah ini terutama menggunakan metode cerita selain itu pula guru dapat
“dengan cara menggunakan metode cerita yang tidak monoton sehingga tidak
“agar dalam pemelajaran didalam kelas tidak monoton supaya anak tidak
“tentunya ada nya alat peraga yang digunakan ketika bercerita dan juga mimic
7. Apakah sudah ada sarana dan prasarana yang digunakan guru didalam kelas
“sudah ada, dari bantuan pemerintah maupun guru kelas, seperti boneka
metode ceritra ?
“dengan cara Tanya kembali apa yang telah diceritakan, lalu guru dapat
10. Apakah dengan metode bercerita anak dapat mengulang kembali apa yang telah
11. Apakah dengan metode cerita anak dapat mengerti beberapa perintah secara
bersamaan ?
“iya, bisa”
Contohnya: guru menyuruh anak bercerita dan guru menyuruh anak dengan
Kisi-kisi Observasi
Analisis Penerapan Metode Cerita Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa
Anak Usia Dini 5-6 tahun Di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita
Rejo Mulyo Jati Agung
Sumber:John W.Suntrock.
Lampiran 6
Pedoman Lembar Observasi
Analisis Penerapan Metode Cerita Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa
Anak Usia Dini 5-6 tahun Di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita
Rejo Mulyo Jati Agung
Instrument observasi
Analisis Penerapan Metode Cerita Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa
Anak Usia Dini 5-6 tahun Di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita
Rejo Mulyo Jati Agung
Indikator Pencapaian
B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
B M B M B M B M B M B M B M B M B M B M
S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Skor Nilsi
B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
H B H B H B H B H B H B H B H B H B H H
Adi .P
1. 2 1 2 1 2 3 1 2 3 2 19 MB
1
2. Adittya 2 1 2 2 1 2 1 3 2 17 MB
Afif. H
3. 3 1 2 1 2 2 1 2 2 2 18 MB
Alfa. D
4. 2 2 3 2 3 3 2 3 1 3 25 BSH
Arfan. H
5. 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 16 MB
6. Arri 3 2 1 1 1 1 2 2 3 2 18 MB
Baruna
7. 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 25 BSH
8. Cahaya 1 2 2 1 2 2 2 1 3 1 17 MB
Cahya.
9. 2 2 1 1 3 1 2 3 2 2 19 MB
Calysta.P
10. 2 1 2 1 3 1 2 3 1 2 18 MB
11. Dea 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 16 MB
12. Depin 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 14 BB
Depi. A
13. 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 12 BB
14. Diara 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 17 MB
15. Diaz 1 1 3 1 3 2 2 2 2 2 19 MB
Ferdian
16. 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 16 MB
Ibam. E
17. 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 19 MB
Ika. N
18. 1 2 1 1 3 1 2 2 2 1 16 MB
Iqbal
19. 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 25 BSH
Izati
20. 1 2 2 1 1 2 3 1 2 1 16 MB
Khoirunn
21. 2 1 1 1 1 2 2 1 3 2 16 MB
isa
Lia
22. 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 14 BB
Louren
23. 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 16 MB
Lufi
24. 1 1 1 2 1 2 1 2 3 2 16 MB
Naifah
25. 2 2 1 2 3 2 1 2 2 3 20 MB