SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ZULFA FAMAUL KHUSNA
NIM. 11106127
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012
i
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:administrasi@stainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp
Hal
: 4 Eks
: Pengajuan Naskah Skripsi
Zulfa Famaul Khusna
Kepada
Yth: Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
ASSALAMUALAIKUM, WR. WB
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama
: Zulfa Famaul Khusna
NIM
: 11106127
Jurusan
: Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
Judul
: Pendidikan Adab Kepribadian Menurut Syekh Muhammad Bin
Umar Al Nawawi Al Bantani dalam Kitab Maroqiy AlUbudiyah
Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
WASSALAMUALAIKUM, WR.WB
ii
SKRIPSI
PENDIDIKAN ADAB DAN KEPRIBADIAN MENURUT SYEKH
MUHAMMAD BIN UMAR AL NAWAWI AL BANTANI DALAM
KITAB MAROQIY AL-UBUDIYAH
DISUSUN OLEH
ZULFA FAMAUL KHUSNA
NIM. 11106127
Ketua Penguji
________________
Sekretaris Penguji
________________
Penguji I
________________
Penguji II
: M. Ghufron, M.Ag
________________
Penguji III
________________
iii
NIM
: 11106127
Judul Skripsi
: Pendidikan
Adab
Kepribadian
Menurut
Syekh
iv
MOTTO
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka
(QS. At Tahrim: 6)
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb yang
Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai
keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis
mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa
terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi
Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin
Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah
merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya
dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka
terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul Pendidikan
Kepribadian Menurut Syekh Muhammad Bin Umar Al Nawawi Al Bantani dalam
Kitab Maroqiy Al-Ubudiyah. Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan
terima kasih yang tiada taranya kepada :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Achmad Maimun, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing, yang telah
memberikan bimbingan dengan penuh keikhlasan.
3. Dosen STAIN Salatiga, yang telah memberikan pengarahan selama penulis
menyelesaikan studi.
4. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.
mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang
berlipat ganda. Amin.
Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa
vi
senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan
bagi pembaca pada umumnya.
Amin amin yarobbal alamin
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
ii
PENGESAHAN ...........................................................................................
iii
iv
vi
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
10
13
20
ix
27
30
39
54
57
59
61
63
74
74
78
80
81
81
88
C. Adab Pergaulan
1. Adab bergaul dengan Allah .............................................
91
92
93
93
94
98
D. Nilai-nilai
Pendidikan
Adab
Kepribadian
dalam
KitabMaroqiy AlUbudiyah
1. Pengertian Pendidikan Kepribadian ..................................
99
102
102
104
BAB IV PEMBAHASAN
A. Signifikansi Pemikiran Nawawi dalam Kitab dalam
Pendidikan di Indonesia ..........................................................
106
110
113
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
116
B. Saran-saran .............................................................................
117
C. Kata Penutup...........................................................................
121
122
BAB I
PENDAHULUAN
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep pendidikan adab dan kepribadian dalam kitab Maroqiy
Al-Ubudiyah?
2. Bagaimana relevansi konsep pendidikan adab dan kepribadian dalam kitab
Maroqiy Al-Ubudiyah dalam konteks pendidikan Islam di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan konsep pendidikan adab dan kepribadian garis
besar menurut dalam isi kitab Maroqiy Al-Ubudiyah
2. Untuk mengetahui relevansi pemikiran Nawawi dalam konteks pendidikan
Islam di Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
Memberikan informasi dan memperkaya wacana tentang pendidikan adab dan
kepribadian khususnya menyangkut mengenai pemikiran Syekh Muhammad
Bin Umar Al Nawawi Al Bantani yang dapat dijadikan suri teladan khususnya
bagi penulis dan pembaca.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Library Research. Wasito (1993: 10)
mengartikan Library Research adalah jenis penelitian yang data-datanya
diambil dari perpustakaan artinya penelitian literature yang dilakukan
dengan penelitian
khusus (Zubair, 1999: 69). Dalam metode ini penulis mencermati dari
kehidupan dan peristiwa yang ada di lingkungan pesantren dan sekitar.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul di atas, maka
perlu adanya pembahasan dan penjelasan terlebih dahulu dengan judul
tersebut. Adapun pembahasan dan penjelasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan
Menurut Marimba (1962: 19) pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani
dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Perlu diketahui bahwa banyak perbedaan pendapat tentang masalah
pendidikan, tetapi dasarnya tidak sampai pada hal-hal yang prinsip karena
inti dari pendidikan itu punya arahan yang sama yakni menjadikan
kehidupan manusia itu menjadi lebih baik lewat bimbingan untuk menuju
kedewasaan peserta didik, serta membentuk dan mempola pribadinya.
2. Adab
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1989: 5) adab berarti
kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti atau orang yang tinggi
akhlaknya.
3. Kepribadian
Dikatakan oleh Yusuf (2007: 241), kepribadian adalah organisasi
yang dinamis dalam diri individu tentang psikofisik yang menentukan
perilaku,
sikap,
watak,
cara
berpikir
seseorang
dalam
G. Sistematika Penulisan
Untuk mengarahkan pembahasan menjadi sistematis, maka hasil
penelitian dilaporkan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:
Bab I
tujuan
penelitian,
kegunaan
penelitian,
metode
: Berisi tentang biografi pribadi, biografi pendidikan dan karyakarya pemikiran Syekh Muhammad Bin Umar Al Nawawi Al
Bantani.
Bab III
Maroqiy Al-Ubudiyah.
Bab V
10
BAB II
RIWAYAT HDUP NAWAWI AL-BANTANI
di
pesantren
ayahnya.
Namun,
kondisi
tanah
air
tidak
10
11
uzur
menjadi
Imam
Masjidil
Haram,
Nawawi
ditunjuk
12
judul, meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti tauhid, ilmu kalam, sejarah,
syariah, tafsir, dan lainnya. Di antara buku yang ditulisnya dan mutabar
(diakui secara luasRed) seperti Tafsir Marah Labid, Atsimar al-Yaniah fi ArRiyadah al-Badiah, Nurazh Sullam, al-Futuhat al-Madaniyah, Tafsir AlMunir, Tanqih Al-Qoul, Fath Majid, Sullam Munajah, Nihayah Zein, Salalim
Al-Fudhala, Bidayah Al-Hidayah, Al-Ibriz Al-Daani, Bugyah Al-Awwam,
Futuhus Samad, dan al-Aqdhu Tsamin. Sebagian karyanya tersebut juga
diterbitkan di Timur Tengah. Dengan kiprah dan karya-karyanya ini,
menempatkan dirinya sebagai Sayyid Ulama Hijaz hingga sekarang. Dikenal
sebagai ulama dan pemikir yang memiliki pandangan dan pendirian yang
khas, Syekh Nawawi amat konsisten dan berkomitmen kuat bagi perjuangan
umat Islam. Namun demikian, dalam menghadapi pemerintahan kolonial
Hindia Belanda, ia memiliki caranya tersendiri. Syekh Nawawi misalnya,
tidak agresif dan reaksioner dalam menghadapi kaum penjajah. Tapi, itu tak
berarti ia kooperatif dengan mereka. Syekh Nawawi tetap menentang keras
kerjasama dengan kolonial dalam bentuk apapun. Ia lebih suka memberikan
perhatian kepada dunia ilmu dan para anak didiknya serta aktivitas dalam
rangka menegakkan kebenaran dan agama Allah SWT. Dalam bidang syariat
Islamiyah, Syekh Nawawi mendasarkan pandangannya pada dua sumber inti
Islam, Alquran dan Al-Hadis, selain juga ijma dan qiyas. Empat pijakan ini
seperti yang dipakai pendiri Mazhab Syafiiyyah, yakni Imam Syafii.
Mengenai ijtihad dan taklid (mengikuti salah satu ajaran), Syekh Nawawi
berpendapat, bahwa yang termasuk mujtahid (ahli ijtihad) mutlak adalah
13
Imam Syafii, Hanafi, Hambali, dan Maliki. Bagi keempat ulama itu, katanya,
haram bertaklid, sementara selain mereka wajib bertaklid kepada salah satu
keempat imam mazhab tersebut. Pandangannya ini mungkin agak berbeda
dengan kebanyakan ulama yang menilai pintu ijtihad tetaplah terbuka lebar
sepanjang masa. Barangkali, bila dalam soal mazhab fikih, memang keempat
ulama itulah yang patut diikuti umat Islam kini
14
tafsir. Selain itu ia belajar pada kyai Yusuf di Purwakarta. Pada usia 15 tahun
ia pergi menunaikan ibadah haji ke Makkah dan bermukim di sana selama 3
tahun. Di Makkah ia belajar pada beberapa orang syekh yang bertempat
tinggal di Masjidil Haram, seperti Syekh Ahmad Nahrawi, Syekh Ahmad
Dimyati dan Syekh Ahmad Zaini Dahlan. Ia juga pernah belajar di Madinah di
bawah bimbingan Syekh Muhammad Khatib Al-Hanbali. Sekitar tahun 1248
H/1831 M ia kembali ke Indonesia. Di tempat kelahirannya ia membina
pesantren peninggalan orang tuanya. Karena situasi politik yang tidak
menguntungkan, ia kembali ke Makkah setelah 3 tahun berada di Tanara dan
menuruskan belajarnya di sana. Sejak keberangkatannya yang kedua kalinya
ini ia tidak pernah kembali ke Indonesia (Ensiklopedi Islam, 1994: 23-24).
Beliau menetap di sana hingga akhir hayatnya. Beliau meninggal pada
tanggal 25 Syawal 1314 H atau tahun 1897 M. Beliau wafat dalam usianya
yang ke-84 tahun di tempat kediamannya yang terakhir yaitu kampung Syiib
Ali Makkah. Jenazahnya dikuburkan di pekuburan Mala, Makkah, berdekatan
dengan kuburan Ibnu Hajar dan Siti Asma Binti Abu Bakar Shiddiq. Beliau
wafat pada saat sedang menyusun sebuah tulisan yang menguraikan Minhaj
Ath-Thalibin-nya Iman Yahya bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin
Jamaah bin Hujam Nawawi (Hasan, 1987: 39)
Menurut catatan sejarah, di Makkah nawawi berupaya mendalami ilmuilmu agama dari para gurunya, seperti Syekh Muhammad Khatib Sambas,
Syekh Abdul Gani Bima, Syekh Yusuf Sumulaweni dan Syekh Abdul Hamid
Dagastani.Dengan bekal pengetahuan agama yang telah ditekuninya selama
15
lebih kurang 30 tahun, ia setiap hari mengajar di Masjidil Haram. Muridmuridnya berasal dari berbagai penjuru dunia. Ada yang berasal dari
Indonesia, seperti KH. Khalil (Bangkalan, Madura), KH. Asyari (Jombang,
Jawa Timur). Ada pula yang berasal dari Malaysia, seperti KH. Dawud
(Perak). Ia mengajarkan pengetahuan agama secara mendalam kepada muridmuridnya, yang meliputi hampir seluruh bidang. Di samping membina
pengajian, melalui murid-muridnya, ia memantau perkembangan politik di
tanah air dan menyumbangkan ide-ide dan pemikirannya untuk kemajuan
masyarakat Indonesia. Di Makkah ia aktif membina suatu perkumpulan yang
disebut Koloni Jawa, yang menghimpun masyarakat Indonesia yang berada di
sana. Aktivitas koloni Jawa ini mendapat perhatian dan pengawasan khusus
dari pemerintahan kolonial Belanda.
Nawawi memiliki beberapa pandangan dan pendirian yang khas.
Diantaranya, dalam menghadapi pemerintahan kolonial, ia tidak agresif atau
reaksioner. Namun demikian ia sangat anti bekerja sama dengan pihak
kolonial dalam bentuk apapun. Ia lebih suka mengarahkan perhatiannya pada
pendidikan, membekali murid-muridnya dengan jiwa keagamaan dan
semangat untuk menegakkan kebenaran. Adapun terhadap orang kafir yang
tidak menjajah, ia membolehkan umat Islam berhubungan dengan mereka
untuk tujuan kebaikan dunia. Ia memandang bahwa semua manusia adalah
saudara, sekalipun dengan orang kafir. Ia juga menganggap bahwa
pembaharuan dalam pemahaman agama perlu dilakukan untuk terus menggali
hakikat kebenaran. Dalam menghadapi tantangan zaman, ia memandang umat
16
17
18
Nyi Zubaidah
Imam Nawawi Al Bantani
19
tanah
airnya
dan
mendalami
berbagai
macam
ilmu
20
21
22
beliau untuk dijadikan tentara (karena badan beliau tegap) ternyata beliau
ditolak, karena adanya bekas api di jempol tadi (Arifin, 2012).
Pengaruh pemikiran Nawawi adalah disebabkan beliau adalah orang yang
produktif dan komunikatif, di samping beliau adalah seorang pujangga yang
sudah hafal Al-Quran sejak usia 18 tahun, disamping ribuan hadits. Oleh
sebab itu beliau sangat menguasai berbagai permasalahan, sehingga di mesir
beliau dikenal juga sebagai seorang mufti dan fiqih. Nawawi tidak saja
dikenal sebagai orang yang ahli dalam bidang fiqih saja,tetapi juga sebagai
seorang sufi, bahkan
keberanian, tawakkal yang mutlak kepada Allah Swt. Ciri khas karya beliau
banyak bicara soal hukum Islam dan bermadzhab Syafii, kebanyakan
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia terutama masalah thariqah khususnya
bagi masyarakat Banten.
Pemikiran beliau ternyata banyak sekali mengutip pikiran para ulama
salaf. Terutama masalah yang berkaitan pernikahan, ibadah dan lain-lain.
Karangan beliau dalam masalah ibadah banyak diungkapkan lewat kitab
Kasifatussyaja, kitab seperti ini banyak dipakai di pondok pesantren. Dalam
masalah ilmu kalam, pembahasannya lewat teori sifat- sifat Allah. Beliau
memperkenalkan kemustahilan teori daur dan tasalsul (lingkaran dan rantai
yang tidak ada ujung pangkalnya) dalam karyanya Tijan Ad- Darari. Dalam
ilmu tasawuf yang beliau kembangkan, terutama tentang kedudukan manusia,
Allah dan doa sangat berpengaruh di masyarakat.
23
Kumpulan doa-doa yang baik, kutipan ayat-ayat Al-Quran dan AlHadist, yang berisi doa-doa dipedomani oleh masyarakat bahkan wirid-wirid
(amalan) tertentu yang banyak diamalkan, adapula doa dan wirid beliau yang
diangkat menjadi syair dan dikumandangkan oleh para muslimin dan
muslimat di masjid, di mushola-mushola. Untuk menghargai jasa beliau
khususnya bagi masyarakat Banten, setiap tahun di Banten di daerah
kelahirannya diadakan upacara haul (peringatan hari wafat) dan diprakarsai
oleh keturunannya. Kegiatan semacam ini sudah menjadi kebiasaan
masyarakat Tanara Banten, sebagai acara resmi yang dihadiri oleh tokoh
masyarakat dan para ulama setempat, yang diselenggarakan setiap akhir bulan
syawwal. Dari peringatan ini timbul suatu kesadaran bahwa nawawi adalah
tokoh
pendidikan
yang
sangat
besar
dan
usahanya
itu
harus
segi
intelektual
atau
kesufiannya.
Wawasan
keilmuan
beliau
24
25
BAB III
POKOK PEMIKIRAN NAWAWI AL BANTANI
TENTANG ADAB DAN KEPRIBADIAN
26
27
28
terang dengan cahaya marifat dan terbebas dari penyakit hati, yaitu cinta
dunia, keserakahan, dengki, saling membanggakan diri.
Para nabi seperti halnya para dokter mengajak manusia untuk
melakukan ketaatan dan ubudiyah mulai bangun dari tidur, karena sangat
bermanfaat dan bisa menghilangkan penyakit. Demikianlah dikatakan oleh
Asy-Syarbini. Hendaklah mengawali waktu dalam harimu dengan
berdzikir menyebut nama Allah SWT. Diriwayatkan oleh Bukhari bahwa
Rasulullah saw bersabda; Setan mengikat belakang kepala salah seorang
dari kamu di waktu tidur dengan tiga ikatan, ia memukul pada setiap
ikatan seraya berkata; Tetaplah di tempatmu, malam masih panjang, maka
tidurlah. Jika ia terbangun sambil menyebut nama Allah SWT terlepaslah
satu ikatan. Dan jika ia shalat, terlepaslah seluruh ikatan. Maka ia pun
menjadi giat dan baik jiwanya. Kalau tidak, maka ia pun berjiwa buruk
dan malas.
Pada waktu itu bacalah:
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah
mematikan kami dan kepada-Nya kami dibangkitkan (dari
kubur). (HR. Bukhari dari Hudzaifah dan Abi Dzar)
Diriwayatkan dari Abi Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda:
Apabila seseorang dari kamu bangun, hendaklah ia mengucapkan: segala
puji bagi Allah yang mengembalikan ruhku kepadaku dan menyehatkan
aku dalam tubuhku serta mengizinkan aku menyebut nama-Nya.
29
30
31
Artinya:
Dengan nama Allah, Aku berlindung kepada Allah dari
kotoran yang najis, setan yang jahat dan menjadikan jahat,
yaitu setan yang terkutuk.
Dalam riwayat Ibnu Adiy:
Artinya:
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu perlindungan dari kotoran
yang najis, dan setanyang jahat dan menjadikan jahat, yaitu
setan yang terkutuk.
Doa ini terdapat pula dalam iwayat Ibnu Abi Ayaibah, tetapi dengan
taawwudz lain.
Di waktu keluar dari tempat buang air ucapkan :
Artinya:
Ya Allah, ampunilah aku. Segala puji bagi Allah yang maha
menghilangkan dari kotoran yang menggangguku dan
menyiasakan padaku kekuatan yang bermanfaat bagiku.
Disunahkan mengucapkan: Ghufranaka, dua atau tiga kali
sebagaimana disebutkan oleh Al-Wanaiy.
32
33
ada orang yang melihatnya. Kalau tidak, maka wajib menutup aurat,
karena diharamkan membuka aurat di hadapan orang banyak sebagaimana
dikatakan oleh Al-Wanaiy. Janganlah engkau membuka auratmu sampai
di tempat duduk.
Apabila engkau sampai ke situ, maka bukalah pakaianmu sedikit
demi sedikit. Kecuali bila engkau takut terkena najis, maka engkau boleh
mengangkatnya sesuai keperluanmu. Kemudian turunkan lagi sebelum
engkau berdiri tegak. Janganlah engkau menghadap matahari dan bulan di
waktu buang air kecil maupun air besar di watu terbit matahari dan
terbenamnya tanpa penutup seperti awan. Tidaklah mengapa bagimu bila
engkau membelakanginya. Janganlah engkau menghadap kiblat pada saat
buang hajat, walaupun dada tidak menghadap ke arah kiblat tanpa penutup
ketika disiapkan baginya. Adapun tempat yang disediakan, maka
berlawanan arah adalah yang paling utama, jika mudah menyimpang dari
kiblat. Yang dimaksud dengan membelakangi kiblat adalah menampakkan
kemaluan depan atau belakang ke arahnya di saat membuang hajat. Barang
siapa menunaikan dua hajat sekaligus, tidaklah wajib baginya menutup
aurat,
kecuali
dari
arah
kiblat
saja
jika
ia
menghadap
atau
membelakanginya.
Disyaratkan penutup itu meliputi semua bagian tubuhnya yang
menghadap kiblat, yaitu dari pusat sampai tanah. Sama halnya antara
orang yang berdiri, maka ia harus menutupi dari pusatnya sampai kedua
telapak kakinya demi memelihara kiblat, meskipun aurat itu sampai ke
34
lutut. Disyaratkan antara ia dan penutup itu berjarak tiga hasta atau kurang
sepanjang hasta manusia yang sedang. Diharamkan menghadap atau
membelakangi Mushaf di waktu buang hajat bilamana menimbulkan kesan
penghinaan, bahkan bisa menjadi kufur. Demikian pula dikatakan tentang
menghadap
atau
membelakangi
kubur
orang
yang
dimuliakan
35
36
Artinya:
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selamalamanya. sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar
taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut
kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orangorang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. At-Taubah:
108, As-Shiddiqie dan Terjemahan: 1977)
Kami beristinja dengan air. Sebelumnya RasulAllah berkata
dengan mereka: Apabila seseorang dari kamu mendatangi tempat buang
37
38
39
3. Adab Berwudhu
Yang dimaksud dengan adab di sini meliputi tuntunan dari yang
wajib sampai sunnah-sunnahnya sebagaimana disebutkan oleh guru kami
Abdul Hamid. Apabila engkau selesai beistinja, maka jangan tinggalkan
siwak dan niatkanlah dengan siwak itu mengerjakan sunnah dan
membersihkan mulut untuk membaca Al-Quran dan mengingat Allah
dalam shalat, sebagaimana engkau niat jimak (senggama) untuk
mendapatkan keturunan. Karena siwak itu membersihkan mulut dari bau
busuk dan menimbulkan karidhaan Tuhan serta membangkitkan
kemarahan setan. Ketahuilah shalat dua rakaat dengan bersiwak lebih
utama daripada shalat 70 rakaat tanpa bersiwak berdasarkan kabar yang
diriwayatkan oleh Al-Humaidi: Dua rakaat dengan bersiwak lebih utama
daripada 70 rakaat tanpa siwak. Dalam riwayat lain: Dua rakaat dengan
bersiwak menyamai 70 rakaat.
Hadist ini tidak menunjukkan bahwa keutamaan siwak melebihi
keutamaan shalat jamaah yang mencapai 27 derajat, karena pahala
keduanya tidaklah sama, sebab satu derajat dari shalat jamaah bisa
menyamai 70 rakaat dengan bersiwak. Dikatakan oleh Al-Wanaiy,
40
terkadang bersiwak wajib bagi seorang istri apabila disuruh oleh suaminya
dan wajib bagi hamba sahaya bila disuruh oleh tuannya.
Hal itu juga wajib bagi siapa yang makan bawang putih atau
bawang merah pada hari Jumat dan penghilang bau itu tergantung pada
siwak untuk shalat Jumat. Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra, ia berkata,
Rasulullah saw. bersabda: Kalau saja tidak memberatkan umatku, niscaya
kusuruh mereka bersiwak setiap hendak mengerjakan shalat. Kemudian
duduklah untuk berwudhu dengan menghadap kiblat di atas tempat tinggi
supaya tidak terkena percikan kencing. Ini sesuai dengan perkataan ArRamli dan Al-Mawardi bahwa tempatnya sebelum membasuh kedua
telapak tangan.
Berlainan dengan Al-Imam dan Ibnu Shalah, Ibnu An-Naqib, Ibnu
Hajar dan Asy-Syarbini bahwa tempatnya antara membasuh kedua telapak
tangan dan berkumur. Dengan mengucapkan; Bismillahi rahmanir rahiim
di awal wudhu. Bismillah saja, maka itu sudah cukup, jika lupa
mengucapkan bismalah di awal wudhu, maka bacalah di tengahnya.
Namun jika sedah selesai baru ingat, maka jangan membacanya, karena
bukan pada tempatnya. Selain itu mengucapkan: Segala puji bagi Allah
yang menjadikan air ini suci. Dalam Al-Adzkar disebutkan: Ya
Tuhanku. Aku berlindung kepada-Mu dasri bisikan-bisikan setan dan aku
berlindung kepada-Mu dari kehadiran mereka kepadaku. Kemudian
membasuh kedua telapak tangan tiga kali, dan sebulum memasukkan
tanganmu ke dalam bejana mengucapkan: Ya Allah, aku mohon kepada-
41
42
ambil air untuk membasuh hidung dan menghirup air telaga air tiga kali,
kecuali dalam keadaan puasa, dan keluar air dan kotoran di hidung dengan
jari kelingking kiri, sambil mengucapkan di waktu beristinsyaq: Ya
Allah, berilah aku bau surga sedang Engkau ridha kepadaku. Dalam AlAdzkar disebutkan: Ya Allah, janganlah Engkau haramkan aku bau
kenikmatan dan surga-Mu. Di waktu mengeluarkan air dari hidung
mengucapkan: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari bau api neraka
dan tempat tinggal yang buruk.
Kemudian ambil air untuk muka dan membasuh dari dahi hingga
dagu, dan dari batas telinga hingga telinga lain yang melebar. Usapkan air
ke rambut di tepi kepala, yaitu bagian antara ujung telinga hingga sudut
dahi. Usapkan pula air ke tempat-tempat tumbus rambut yang empat, yaitu
alis, kumis, bulu mata dan ambang serta wajib mengusap air ke tempat
tumbuh jenggot yang tipis, bukan yang lebat. Ketika membasuh muka
mengucapkan: Ya Allah, putihkanlah wajahku ketika wajah-wajah
menjadi putih dan wajah-wajah menjadi hitam.
Renggangkan sela-sela jenggot yang lebat sebelum membasuh
muka sebagaimana dikatakan oleh Athiyyah menurut Al-Inani, kecuali
bila dalam keadaan ihram. Maka jangan melakukannya supaya rambutnya
tidak tercabut. Kemudian basuh kedua tangan dari ujung jari sampai ke
siku, dimulai dengan tangan kanan emudian tangan kiri karena perhiasan
di surga mencapai tempat-tempat wudhu. Gerakkan cincin dan
renggangkan sebelum membasuh jari-jarimu.
43
44
45
dari para salaf yang shalih. Ada yang menambah dan ada yang
menguranginya.
Ibnu Hajar berkata: hal itu diiwayatkan dari jalan-jalan yang tidak
kosong dari dusta. Akan tetapi Al-Mahalil dan Ar-Ramli Al-Kabir dan
Ash-Saghir menyukainnya karena hal itu disebutkan dalam Tarikh Ibnu
Hibban dan lainnya, meskipun dhaif, karena hadis dhaif diamalkan
mengenai amalan-amalan utama. Syarat mengamalkan hadis dhaif adalah
bilamana tidak sangat lemah masuk di bawah asal umum serta termasuk
dalam ibadah.
Apabila selesai berwudhu, merngarahkan pandangan ke langit dan
menghadap ke kiblat dengan dada, karena langit adalah kiblat doa, dan
kebutuhan-kebutuhan manusia berada dalam perbendaharaan di bawah
arsy. Mengulurkan kedua tangan dan memohon atas semua kebutuhan,
kerena Kabah adalah arah termulia. Dan katakanlah: Aku bersaksi
bahwa tidak Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Maha Suci Engkau Ya
Allah dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Engkau. Aku berbuat keburukan dan menganiaya diriku. Aku mohon
ampun dan bertobat kepada-Mu, maka ampunilah dosaku dan terimalah
tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang. Ya Allah jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang
shalih. Jadikanlah aku seorang yang penyabar dan sangat bersyukur dan
46
47
Tetapi
disunnahkan
mengeringkan
mayit
sesudah
48
49
dengan tidak menyebut nama Allah, tidur di atas tempat tidur mereka serta
memakai baju yang dilipat dengan menyebut nama Allah. Ada yang
mengatakan, ia adalah setan yang berusaha menimbulkan permusuhan di
antara suami istri untuk memisahkan antara keduanya. Yang kedelapan
bernama Mathun ada yang mengatakan Masuth, ia bertugas penyiarkan
berita bohong yang ditiupkan kedua telinga manusia, sedangkan berita
tersebut tidak ada sumbernya. Yang kesembilan Al-Abyadh, bertugas
menggoda para nabi dan wali. Adapun para nabi, maka mereka selamat
darinya. Sedangkan para wali, maka mereka memeraninya. Dan siapa yang
disesatkan Allah, ia pun tersesat. Demikianlah disebutkan oleh Husein bin
Sulaiman Ar-Rasyidi.
Janganlah berwudhu dengan air yang terkena sinar matahari.
Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa ketika ia memanaskan air di dinar
matahai untuk Rasulullah saw. Maka beliau berkata: Janganlah engkau
lakukan itu, hai Humaira, karena bisa menyebabkan belang. Meskipun
hadis ini dhaif karena sanadnya lemah, namun ia dikuatkan oleh khabar
Umar ra. bahwa ia tidak suka mandi dengan air yang terkena sinar
matahari.
Diriwayatkan bahwa umar berkata: Janganlah kalian mandi dengan
air yang terkena sinar matahari karena bisa menyebabkan belang. Dan
janganlah membersihkan makanan di sela-sela gigi dengan bambu, karena
bisa membusukkan gigi. Ini masyhur di kalangan para sahabat hingga
menjadi ijma sukuti. Janganlah berwudhu di bejana yang terbuat dari
50
kuningan, tanah liat dan wadah kayu. Diriwayatkan dari Ibnu Umar dan
Abi Hurairah bahwa dihukum makruh memakai bejana kuningan. Inilah
tujuh perkara yang dihukum makruh di waktu berwudhu dan berlawanan
dengan yang utama seperti mengembaskan air dan berbicara.
Disebut dalam khabar yang diriwayatkan oleh Abdu Razzaq dari
Hasan Al-Kufi: Sesungguhnya siapa yang menyebut nama Allah di waktu
berwudhu, maka Allah menyucikan seluruh tubuhnya. Dan siapa yang
tidak meyebut nama Allah, maka tidaklah suci darinya keculi bagian yang
terkena air.
Ali bin Ahmad Al-Azizi berkata mengenai makna hadis ini, yakni:
Siapa yang menyebut nama Allah di awal wudhu, maka Allah
menyucikan tubuhnya yang lahir dan batin. Jika ia tidak menyebut nama
Allah ketika berwudhu, maka tidaklah disucikan darinya, kecuali yang
lahir saja tanpa yang batin.
Disunnahkan wudhu di setiap waktu sebagaimana dijelaskan
sebagai berikut: Wudhu syari dituntut di banyak tempat, yaitu ketika
membaca Al-Quran, di waktu mendengarkan Al-Quran, di waktu
mendengarkan riwayat hadis dari syeikh (guru), di waktu belajar ilmu
syari berupa tafsir, hadis, fiqh dan mengerjakannya kepada para pelajar.
Adapaun alat-alatnya, maka tidak disunnahkan wudhu baginya. Di waktu
berdzikir menyebut nama Allah., di waktu melakukan sai antara Shofa
dan Marwah, di waktu wukuf di Arafah, di waktu menziarah kubur Nabi
saw. dan kubur-kubur lainnya, di waktu berkhutbah selain hari Jumat, di
51
waktu tidur malam atau siang, walaupun sedikit dalam keadaan duduk
yang tegak, ketika menyerukan adzan, ketika menjadi janabah dan mandi
wajib atau sunnah lainnya, ketika menyerukan iqamat untuk shalat, di
waktu beribadah seperti menulis fiqh melempar jumrah, ketika orang
junub ingin makan, walaupun makanan yang diharamkan seperti yang
dirampas atau ingin minum atau ingin tidur atau ingin menggauli istrinya
sekali lagi, meskipun janabah yang pertama tanpa menggauli.
Adapun diharamkan seperti zina, maka tidaklah disunnahkan
baginya berwudhu. Dan ketika berbekam (canduk mengeluarkan darah
kotor dari dalam tubuh,) dan sebelum atau sesudah memikul manyentuh
bagian tubuh mayit, meski tidak membatalkan wudhu seperti rambut dan
kuku. Maka disunnahkan berwudhu sesudahnya. Dan ketika orang lakilaki dan perempuan menyentuh kemaluannya, maka disunnahkan untuk
menyempurnakan wudhu.
Ketika orang lelaki dan perempuan menyentuh kemaluan orang lain
dan menyentuh laki-laki yang mulus mukanya dan tampan berdasarkan
khilaf mengenai pembatalan wudhu oleh sebab itu. Setelah makan daging
unta dan ketika melakukan dhiban. Maka disunnahkan wadhu sesudahnya,
walaupun engkau dalam keadaan wudhu.
Dan ketika melakukan namimah, (mengadu domba) di antara orangorang, dan melakukan perbuatan keji seperti mengejek orang lain,
melakukan sumpah palsu, bersaksi bohong, menuduh orang berzina tanpa
bukti, berdusta tanpa ada maslahat dan tertawa keras di dalam shalat.
52
karena
menyentuh
bagian
yang
terpotong
darinya
53
54
tilawah, karena syarat sahnya adalah suci. Oleh karena ini dibolehkan
baginya mengerjakan shalat fardhu.
4. Adab Mandi
Yang dimaksud dengan mandi adalah mandi wajib atau mandi
sunnah. Apabila seseorang terkena janabah yang disebabkan karena mimpi
atau persetubuhan, maka ambillah bejana ke tempat mandi dan letakkanlah
di sisi kanan jika akan menciduk dan sisi kiri jika ingin menuangkan.
Menyebut nama Allah sambil membasuh kedua tangan terlebih dahulu tiga
kali, kemudian beristja dan menghilangkan kotoran yang melekat di
anggota tubuh seperti mani atau lendir serta nasjis bila mana ada.
Berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat berserta semua doa dan
sunnah-sunnahnya. Hendaklah membasuh kedua kaki supaya membasuh
kedua telapak kaki atau kedua kaki supaya airnya tidak sia-sia.
Apabila selesai berwudhu, maka yang lebih utama sesudah itu
membersihkan sela-sela anggota tubuh, merenggangkan rambut kepala
sekalipun dalam keadaan ihram. Lakukan dengan perlahan jika ada rambut
di atasnya dengan memasukkan sepuluh jarimu di dalamnya. Sebagaimana
dikatakan oleh Syaikhul Islam dan At-Tahrir, kemudian tuangkan air di
atas kepala tiga kali sambil berniat menghilangkan hadast, karena janabah
atau semacamnya. Kemudian tuangkan air di atas sisi yang kanan tiga kali,
dan di atas sisi yang kiri tiga kali.
55
56
Ahmad serta fardhu dalam mandi, sunnah dalam wudhu menurut Imam
Abi Hanifah.
Jagalah jangan sampai engkau menyentuh kemaluan sesudah
wudhu, yakni sebelum mandi, sebagaimana disebutkan dalam Al-Ihya.
Jika tanganmu menyentuh, maka ulangilah wudhu. Sesuai dengan apa
yang dikatakan oleh Ibnu Hajar dan ini adalah jelas supaya keluar dari
khilaf. Al-Bujairami berkata: Andaikata setelah wudhu dan sebelum
mandi engkau berhadats, maka tidaklah disunnahkan mengulangi wudhu,
ini menurut pendapat yang mutamad dan Ar-Ramli, karena wudhu tidak
dibatalkan oleh hadats, tetapi dibatalkan oleh jimak. Ada teka-teki, wudhu
mana yang tidak dibatalkan oleh hadast. Dalam bait-bait syairnya AsSuyuthi berkata:
Katakanlah kepada ahli fiqh dan para syikh, juga kepada siapa yang
mempunyai pengetahuan luas. Apa jawabanmu mengenai orang yang
berwudhu.
Ia telah melakukan perbuatan yang tepat. Mereka tidak membatalkan
wudhunya meskipun ia buang air besar atau lebih dan wudhunya tidak
batal, kecuali dengan persetubuhan baru.
Salah seorang dari mereka menjawab dalam bait-bait syair pula:
Hai pembuat teka-teki yang benar,
Hai orang alim yang tiada bandingannya di masanya,
Wudhu inilah yang di sunnahkan untuk mandi sebagaimana engkau
beritahukan.
57
Dan wudhu itulah yang tidak batal, kecuali dengan persetubuhan baru.
Yang fardhu dari semua itu adalah niat dan menghilangkan najasah
serta membasuh seluruh badan. Fardhu wudhu adalah membasuh muka
dan kedua tangan sampai dengan kedua siku, mengusap sebagian kepala
dan membasuh kedua kaki sampai tumit di sertai niat dan tertib.selain itu
adalah sunnah muakkadah. Keutamaannya dan pahalanya banyak
sedangkan yang meremehkannya akan rugi.
Bahkan ia pun nyaris merusakkan fardhu-fardhunya. Karena
nawafil bisa mengganti kekurangan fardhunya, yakni jika seseorang mati
dan tidak mengerjakan shalat-shalat fardhu, maka setiap 70 rakaat nawafil
(sunnah) menggantikan satu rakaat fardhu. Begitu pula setiap 70 riyal dari
sedekah tawattu (sunnah) sama dengan satu riyal zakat. Adapun di dunia,
maka amalan fardhu tidak bisa diganti dengan nawafil, tetapi harus
dikerjakan. Adapun wudhu maka ia menghapus dosa-dosa kecil. Jika ia
tidak mempunyai dosa-dosa kecil, maka diambillah dari dosa-dosa besar.
5. Adab Tayamum
Tayamum adalah rukhshah disaat tidak ada air, sebagian ada yang
mengatakan azimah. Rukhshah adalah menggugurkan qadha. Sebagian
yang lain mengatakan, bilamana airnya tidak ada secara tayammum orang
yang durhaka dalam perjalanan sebelum bertobat nyata, maka merupakan
azimah. Apabila tidak demikian, maka tayammum adalah rukhshah
dengan dalil keabsahan jika tidak ada air secara nyata dan kebatalan
tayammum sebelum itu jika tidak ada air secara syara seperti
58
59
disunnahkan
mengingat
kesulitannya.
Lepaskanlah
cincin,
karena
melepaskan cincin pada kali yang kedua adalah wajib supaya debu sampai
ketempatnya dan tidak cukup hanya dengan menggerakkannya, karena
debu tidak sampai di bawahnya lantaran ketebalannya. Lain halnya dengan
air, maka kewajiban melepaskannya adalah diwaktu mengusap.
Adapun dalam tepukan pertama, hukumnya sunnah supaya seluruh
wajah bisa diusap dengan tangan sebagaimana dikatakan oleh Al-Mahalli.
Tepuklah untuk kali yang kedua dengan merenggangkan antara jari-jari
dan usapkan dengan kedua telapak tangan pada kedua tangan sampai
kedua siku. Jika tidak bisa memenuhi keduanya, maka tepuklah sekali lagi
hingga memenuhi keduanya. Kemudian usapkan salah satu telapak tangan
pada telapak tangan lain dan usapkan pada sela-sela jari dengan
merenggangkannya dan shalatlah fardhu sekali dan nawafil yang
diinginkan.
Jika
ingin
melakukan
shalat
fardhu
lainnya,
maka
60
amal-amal
akhirat
atau
untuk
menampakkan
61
paling utama adalah shalat ashar. Dalam hadis disebutkan: barang siapa
mengerjakan shalat isya dalam jamaah seakan-akan ia shalat separuh
malam dan siapa melakukan shalat subuh dalam jamaah, seakan-akan
shalat semalam penuh. Kemudian An Nawawi mengemukakan alasan
larangan meninggalkan shalat jamaah dengan perkataannya: karena shalat
jamaah lebih baik 27 derajat daripada shalat sendiri sebagaimana
disebutkan dalam hadis. Jika engkau mengabaikan keuntungan seperti ini,
yakni keutamaan jamaah maka apakah gunanya menuntut ilmu?
Sesungguhnya buah ilmu adalah mengamalkannya. Jika pergi ke masjid
maka berjalan dengan perlahan dan tenang dan jangan terburu-buru. Dan
dalam perjalanan mengucapkan: Ya Allah, aku mohon kepadaMu, demi
hak orang-orang yang memohon padaMu dan hak orang-orang yang
berharap padaMu dan demi perjalanan padaMu ini. Sesungguhnya aku
tidak keluar (ke masjid) dengan sombong dan congkak maupun karena
riya dan mencari ketenaran. Akan tetapi aku keluar dari rumahku untuk
menghindari kemarahanMu dan mencari keridhaanMu. Maka aku mohon
kepadaMu agar menyelamatkan aku dari api neraka dan mengampuni
dosa-dosaku, sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa
selain Engkau.
62
yang mulia. Sama halnya seperti kabah. Ketika hendak masuk maka
mengucapkan:
Artinya:
Aku berlindung kepada Allah yang maha agung dan
dzatNya yang mulia serta kekuasaan-Nya yang lama dari
setan yang terkutuk, segala puji bagi Allah.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Adzkar, kemudian mengucapkan:
Artinya:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada
Muhammad dan keluargaNya serta para sahabatNya. Ya
Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukalah bagiku pintupintu rahmat-Mu.
Kemudian ucapkan basmAllah dan masuklah. Apabila keluar, maka
dahulukan kaki kiri dan mengucapkan seperti di atas, dan yang terakhir
diganti:
Artinya:
Dan bukalah bagiku pintu-pintu karunia-Mu.
63
64
65
Artinya:
Diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri
dan diantara mereka ada yang pertengahan, dan diantara
mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat baik dengan izin
Allah(Ash Shiddiqie: 1977).
Abu Bakar Al Waraq berkata; keadaan hamba ada tiga, yaitu
bermaksiyat, lalai, dan bertobat, kemudian mendekatkan diri kepada Allah.
Apabila durhaka, ia masuk dalam golongan orang-orang yang zalim.
Apabila bertobat, ia masuk dalam golongan orang-orang pertengahan. Bila
sah tobatnya dan banyak ibadahnya ia akan masuk golongan orang-orang
yang lebih dahulu berbuat kebajikan. Jika tidak bisa beruntung dengan
66
67
Jika engkau bisa meniru para malaikat yang mulia, maka janganlah
engkau turun dari derajat hamba yang pertengahan, yaitu tigkatan hewan
dan benda mati, menjadi tingkatan kalajengking, ular, dan binatang buas
yang membahayakan. Jika engkau rela dirimu turun derajat malaikat ke
derajat pertengahan, maka janganlah engkau rela dirimu turun ke derajat
yang paling rendah, yaitu derajat binatang buas.
Maka barang kali engkau selamat dari sekadar kebutuhanmu, tidak
kurang dan tidak lebih, engkau tidak mendapat manfaat dan tidak
dirugikan. Oleh karena itu, kerjakanlah diwaktu siangmu sesuatu yang
bermanfaat bagimu untuk dunia dan akhiratmu. Jika
engkau seorang
fitnah,
68
69
70
71
72
Artinya:
Dan bertasbihlah dengan memuji tuhanmu sebelum terbit
matahari dan terbenamnya (Ash shiddiqie, 1997:827).
Bacalah empat surah sebelum matahari terbenam, yaitu surah Asy
Syams, Al Lail, dan Al Muawwidzatain. Barang siapa membaca surah
Asy Syams, maka Allah mengaruniainya pemahaman yang cerdas
mengenai segala sesuatu. Barang siapa membaca surah Al Lail, ia akan
terpelihara dari sikap kejelekan. Barang siapa membaca surah Al Falaq, ia
terpelihara dari gangguan. Dan barang siapa membaca surah An Naas,
maka ia terlindung dari berbagai cobaan, dan setan. Barang siapa yang
terus menerus membacanya, ia mendapat rezeki seperti hujan.
Al Ghazali berkata: maka patutlah seorang hamba memperhatikan
keadaannya. Jika keadaan hari ini lebih baik dari kemarin, maka ia
beruntung. Jika keadaan hari ini sama dengan hari kemarinnya, maka ia
merugi. Jika lebih buruk dari kemarinnya, maka ia terkutuk. Jika
ia
fardhu
setelah
menunaikan
dua
rakaat
ringan.Kemudian
73
Artinya:
Sesungguhnya permulaan malam adalah lebih tepat (untuk
khusyu) dan bacaan diwaktu itu lebih berkesan(Ash
shiddiqie, 1977:1434).
Yakni permulaan malam yang di isi dengan shalat lebih menjaga
kebaikan hati, mata, telinga, dan lisankarena terputusnya berbagai suara
dan gerak serta lebih besar pengaruhnya di dalam hati karena kehadiran
hati disaat tidak terdengar suara dan dunia terang. Apabila bermaksud
mengerjakan shalat malam sesudah tidur, maka akhirkan shalat witir
supaya akhir shalat di waktu malam menjadi witir berdasarkan hadis
Syaikhain: Jadikanlah akhir shalatmu di waktu malam dengan shalat
witir. Dan berdasarkan hadis muslim: Barangsiapa takut tidak bisa
74
75
dan
menurunkan
ke
depan
dengan
keras
maupun
76
Artinya:
Allah maha besar sebesar-besarnya dan segala puji yang
banyak bagi Allah. Maha suci Allah di waktu pagi dan
petang. Kuhadapkan wajahku kepada tuhan yang
menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri
dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah. Sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidup dan matiku, adalah bagi Allah tuhan sekalian alam.
Tiada sekutu baginya dan dengan semua itu aku disuruh dan
aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
Jika berada di belakang imam, maka ringkaslah doa iftitah karena
takut tidak bisa membaca Al fatihah sebelum rukunya imam. Diantara
amin dan ruku disunnahkan bagi imam untuk diam sesudah mengucapkan
amin dalam shalat yang keras bacaannya sekadar pembacaan Al Fatihah
77
setelah
memberi
isyarat
dengannya,
dan
hendaklah
wajburnii
warfanii
warzuqnii
wahdinii
waaafinii
wafuannii
Kerjakan rakaat yang selanjutnya seperti rakaat yang pertama, yakni
dalam meletakkan kedua tangan di bawah dada, membaca Al Fatihah dan
78
79
80
e. Seorang mukallaf jika menjadi imam jumat dan termasuk empat puluh
orang
f. Tidak
ada
keharusan
mengulangi
shalat
seperti
orang
yang
bertayammum
g. Tidak boleh bertindak sembarangan tanpa berijtihad
h. Mengetahui cara shalat
i. Tidak salah ucap sehingga merusak makna
j. Tidak bisu
k. Bukan seorang ummi
l. Tidak boleh mengikuti lainnya
m. Bukan pelaku bidah yang bisa dikafirkan
n. Perbuatan-perbuatannya harus jelas bagi makmum supaya bisa
mengikutinya
o. Berkumpulnya syarat-syarat shalat pada imam secara yakin
p. Berniat imaman.
81
82
menghapus dosa-dosa seminggu dan puasa hari pertama dari setiap bulan,
hari tengah, dan hari akhir, menghapus dosa-dosa sebulan.
Sedangkan dosa-dosa setahun dihapus dengan puasa dihari-hari
yang tersebut ini dan bulan-bulan tersebut yaitu yang terulang dalam setiap
tahun. Pengarang tidak menyebut puasa enam hari dibulan syawal.
Sesungguhnya dianjurkan puasa enam hari dibulan syawal. Nabi SAW
bersabda: Barang siapa berpuasa dibulan ramadhan, kemudian ia
menambahnya dangan enam hari dibulan syawwal, maka seakan-akan ia
berpuasa setahun.
Puasa dikatakan sempurna dengan empat perkara. Pertama, menjaga
mata dari pandangan kepada yang diharamkan dan kepada setiap sesuatu
yang melalaikan hati dari dzikrullah. Kedua, menjaga lisan dari perkataan
yang tidak berguna. Ketiga, mencegah telinga dari mendengarkan apa-apa
yang diharamkan Allah. Keempat, jangan memperbanyak makanan.
Puasa adalah dasar ibadah dan kunci kedekatan dengan Allah.
Sebagaimana Nabi SAW bersabda, Allah berfirman, setiap kebaikan
mendapat pahala sepuluh kali lipat hingga 700 kali, kecuali puasa. Karena
83
84
karena itu pahalanya lebih besar. Karena ketaatan dapat dilakukan setiap
orang sedangkan meninggalkan syahwat tidak dapat dilakukan kecuali
oleh orang-orang yang benar. Oleh karena itu, Rasulullah saw bersabda:
muhajir itu orang yang meninggalkan keburukan sedangkan mujahid
adalah orang yang berjihad melawan hawa nafsunya. Dalam riwayat
Tirmidzi dan Ibnu Hibban, mujahid ialah orang yang berjihad melawan
hawa nafsunya, yakni menekan nafsunya yang buruk untuk melakukan
ketaatan dan menjauhi maksiyat. Jihad melawan hawa nafsu adalah
puncak dari semua jihad, karena jika tidak bisa memeranginya, maka tidak
bisa memerangi musuh. Tentara hawa nafsu ada sepuluh; dengki,
sewenang-wenang, sombong, dendam, tipu daya, was-was, melawan
perintah, buruk sangka, dan suka mendebat.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya engkau mendurhakai Allah dengan
anggota tubuhmu yang merupakan nikmat Allah atas dirimu serta amanat
padamu yang harus engkau pelihara dari perbuatan yang dilarang Allah.
Maka penggunaan nikmat Allah untuk melakukan maksiyat merupakan
puncak pengingkaran nikmat, sedangkan penghianatan terhadap amanat
yang dititipkan Allah adalah puncak pelanggaran dalam kedurhakaan.
Anggota-anggota tubuhmu adalah di bawah pengawasanmu, maka lihatlah
bagaimana engkau memeliharanya dengan menunaikan haknya. Karena
masing-masing dari kamu adalah pemimpin dan masing-masing dari kamu
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
85
Artinya:
86
87
88
89
90
a. Dengki
Orang dengki itu tersiksa hatinya tanpa belas kasihan dan terus
tersiksa di dunia. Nabi saw bersabda: kedengkian itu memakan
kebaikan seperti api memakan kayu. (HR. Ibnu Majah). Kedengkian
itu menimbulkan lima perkara. Pertama, rusaknya ketaatan. Kedua,
perbuatan maksiyat dan kejahatan. Ketiga, kepayahan dan kesusahan
tanpa faidah. Keempat, kebutaan hati hingga nyaris tidak bisa
memahami suatu hukum Allah. Dan kelima, kegagalan dan nyaris
tidak bisa mencapai keinginanya.
b. Riya
Perbuatan riya itu ada lima macam. Pertama, riya dalam
agama dengan menonjolkan badan seperti menampakkan kurus dan
pucat serta membiarkan rambut acak-acakan. Dengan penampilannya
itu ia ingin menunjukkan sedikit makan, dengan pucat, ia ingin
menunjukkan kurang tidur di waktu malam, dan sangat sedih atas
agama. Dengan rambut yang acak-acakan, ia ingin menunjukkan
dirinya sangat memikirkan agama dan tidak sempat menyisir rambut.
Kedua, riya dengan penampilan dan pakaian seperti menundukkan
kepala di waaktu berlalan, bersikap tenang dalam gerak serta
membiarkan bekas sujud pada mukanya, mendenakan baju kasar, tidak
membersihkan baju, dan membiarkannya robek serta memakai baju
bertambal. Ketiga, riya dengan perkataan, seperti mengucapkan kata
berhikmah dan menggerakkan kedua bibir dengan berdzikir, amar
91
ibadah.
C. Adab Pergaulan
1. Adab bergaul dengan Allah ada 14:
a. Menundukkan kepala dan merendahkan pandangan.
b. Memusatkan perhatian kepada Allah SWT.
c. Memperbanyak diam disertai dengan dzikir.
d. Menenangkan anggota badan dari gerakan yang sia-sia.
e. Mematuhi perintah.
92
f. Menjauhi larangan.
g. Sedikit menyanggah takdir.
h. Senantiasa berdzikir.
i. Selalu memikirkan tentang nikmat Allah dan keagungan-Nya.
j. Mengutamakan kebenaran di atas kebathilan.
k. Tidak mengandalkan manusia dalam segala keperluan.
l. Tunduk disertai rasa takut pada Allah SWT.
m. Bersedih disertai rasa malu kepada Allah SWT atas kecerobohan
dalam ibadah.
n. Tidak mengandalkan siasat dalam mencari penghasilan karena percaya
pada jaminan Allah SWT.
93
94
95
96
kepada Allah dan yang dimaksud dengan orang berakal adalah orang
yang memahami segala urusan menurut apa adanya.
Ali bin Abi Thalib ra. berkata; Janganlah engkau berteman
dengan orang bodoh dan jagalah dirimu darinya. Banyak orang bodoh
membinasakan orang berakal ketika berteman dengannya. Manusia
diukur dengan manusia bila ia berjalan dengannya, seperti sandal itu
berdampingan ukuran dan kemiripan dengan benda lainnya, sedang
hati itu menjadi petunjuk hati yang lain bila berjumpa dengannya.
Penyair lain berkata; Bergaullah dengan orang mulia dan
hindarilah pergaulan dengan orang yang rendah. Jangan urusi
kejelekan temanmu dan lukapakanlah. Jagalah lisanmu jika berada di
tempat berkumpul orang
menjamin.
b. Berteman dengan orang yang berakhlak Baik
Orang
yang
berakhlak
baik
adalah
orang
yang
bisa
97
kefaksian
dan
maksiyat
secara
terus
menurus
98
99
yang berarti
topeng (Hurlock, 1989: 236). Topeng merupakan tutup muka yang sering
digunakan oleh pemain-pemain panggung. Maksud dari penggunaan
100
dirinya
sebagaimana
adanya,
melainkan
selalu
101
yang
masing-masing
bagian
tersebut
mempunyai
102
gambaran budi pekerti dan amal buktinya atau dengan kata lain budi dan
amal bakti seseorang, itulah gambaran kepribadiannya (Husein, 2004: 8).
Dengan kata lain, kepribadian muslim cenderung kepada
pengabdian diri dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT baik
sikap lahiriah maupun batiniahnya. Segala niat amal perbuatannya
hanyalah karena Allah dan memang dalam pengawasan Allah SWT.
Dari penjelasan di atas menggiring pemahaman bahwa istilah
pendidikan kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha
atau proses perubahan dan perkembangan budi pekerti manusia menuju ke
arah yang lebih baik dan sempurna.
Al-Quran,
tipe
kepribadian
manusia
itu
dapat
kafir
(menolak
kebenaran),
dan
munafik
(meragukan
kebenaran).
3. Perkembangan Kepribadian
Makna perkembangan kepribadian menurut Freud dalam buku
Teori Kepribadian karya Yusuf adalah belajar tentang cara-cara baru untuk
mereduksi ketegangan dan memperoleh kepuasan. Ketegangan itu terjadi
bersumber kepada 4 aspek, yaitu: pertumbuhan fisik, frustasi, konflik dan
ancaman. Tahap-tahap perkembangan kepribadian:
103
motif
untuk
mencintai
orang
lain/
mulai
104
105
106
BAB IV
PEMBAHASAN
106
107
ajaran agama Islam itu sendiri, selain juga pendidikan ke-teologis-an dan
keibadahan (Nasution, 1998: 87).
Pendidikan Islam mempunyai tujuan yang utama yaitu terbentuknya
suatu pribadi utama dengan mewujudkan idealitas Islami yang pada
hakekatnya mengandung nilai perilaku manusia yang didasari dan dijiwai oleh
iman dan taqwa, sebagaimana pengertian pendidikan Islam yang dikemukakan
oleh Marimba (1962: 19) yaitu bimbingan atau pimpinan secara sadar dari isi
pendidikan terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.
Agar proses pendidikan dapat berjalan sesuai yang diharapkan, maka
pendidikan, pengajaran, dan metodenya harus diambil dari aturan dan nilainilai tersebut, sehingga menjadi pemandu program pendidikan Islam yang
sukses, dapat menciptakan generasi muda yang berpotensi dan berkepribadian
yang Islami. Dikatakan oleh Langgulung (1995: 30) bahwa untuk mencapai
itu semua, sejak dini anak harus dibekali keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT. Setelah iman dan taqwa bersemayam dalam hati anak maka
perilaku yang ditampilkan akan mempengaruhi penyesuaian diri dengan
dirinya maupun dengan masyarakat, sehingga membawa kepada ketenangan
hidup, ketentraman jiwa, maupun kebahagiaan batin, oleh karena itu untuk
mengantarkan anak pada kematangan pribadinya, maka materi yang ada dalam
kitab Maroqiy Al-ubudiyah ini sangat signifikan jika dipakai sebagai acuan
dalam upaya mencapai keberhasilan pendidikan, terutama pendidikan adab
kepribadian. Materi yang disajikan dalam kitab ini tidak hanya mengacu pada
108
seperti
adab-adab
pergaulan
yang telah
penulis
109
Untuk itu pemilihan metode yang tepat akan sangat penting jika
diterapkan dalam pendidikan Islam guna mewujudkan tujuan pendidikan
terciptanya insan kamil yang berkepribadian shalih-shalihah. Dalam proses
pembentukan adab dan kepribadian anak, diperlukan strategi dan metode yang
tepat. Dan keberadaan kitab ini sangatlah signifikan dalam upaya pencapaian
terbentuknya generasi muda yang sesuai dengan tujuan umat Islam.
Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan
statis tetapi tujuannya itu merupakan keseluruhan dari kepribadian seseorang
yang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya. Seperti dikatakan oleh
Langgulung (1995:55), berbicara tentang tujuan pendidikan tidak terlepas dari
pembahasan tentang tujuan hidup manusia. Oleh karena itu pendidikan
hanyalah suatu alat yang digunakan manusia untuk memelihara kelanjutan
hidupnya, baik sebagai individu atau masyarakat.
Tujuan pendidikan tersebut tidak jauh berbeda dengan tujuan
pendidikan yang ada dalam kitab Maroqiy Al-ubudiyah, walaupun dalam
penyampaiannya berbeda. Tujuan dalam kitab Maroqiy Al-ubudiyah upaya
pembentukan adab dan kepribadian individu dan kepribadian sosial yang baik,
seperti contohnya taat kepada Allah, meninggalkan maksiat, akan membentuk
kepribadian individu yang baik. Sedang kepribadian sosial dengan
menanamkan adab terhadap orangtua, guru dan teman. Sehingga kitab
Maroqiy Al-ubudiyah sangatlah signifikan dipakai dalam proses pendidikan
di Indonesia.
110
111
paradigma baru pendidikan Islam, visi, misi, dan tujuan, yang dididukung
dengan system kurikulum atau materi pendidikan, manajemen, dan organisasi.
Metode pembelajaran untuk dapat mempersiapkan manusia yang berkualitas,
bermoral tinggi dalam menghadapi perubahan masyarakat global begitu cepat,
sehingga produk pendidikan Islam tidak hanya melayani dunia pendidikan
Islam saja, tetapi mempunyai pasar baru atau mampu bersaing secara
kompetitif dan proaktif dalam dunia modern. Perubahan yang perlu dilakukan
pendidikan islam, yaitu:
- Membangun sistem pendidikan Islam yang mampu mengembangkan
sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu mengantisipasi
kemajuan iptek untuk menghadapi tantangan dunia global yang dilandasi
nilai- nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan budaya.
- Menata manajemen pendidikan Islam yang berorientasi pada manajemen
sekolah
agar
mampu
menyerap
aspirasi
masyarakat,
dan
dapat
112
dilakukan oleh seorang pendidik untuk membentuk tabiat yang baik pada
seorang anak didik sehingga terbentuk manusia yang berkepribadian luhur,
yang taat kepada Allah. Pembentukan adab dan kepribadian ini dilakukan
secara kontinue dengan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Pendidikan adab dan kepribadian pada hakekat keberadaannya
sangatlah urgen di indonesia. Pendidikan yang bertujuan membentuk pribadi
muslim, mengembangkan seluruh potensi manusia dari segi jasmani dan
rohani, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis dan seimbang setiap
pribadi dengan Allah, dan sesama. Agar mencapai tujuan pendidika islam
tersebut, maka eksistensi lembaga pendidikan di indonesia harus menyusun
rancagan program pendidikan yang dijabarkan dalam kurikulum yang
berorientasi pada:
-
Indonesia sangatlah berkesinambungan, karena baik dari segi materi isi kitab,
nilai pendidikan adab dan kepribadian dan tujuan pendidikan dalam kitab ini
sangatlah cocok untuk dipakai oleh lembaga-lembaga pendidikan Islam di
Indonesia, terutama yang telah dipakai oleh lembaga pendidikan non formal.
113
Sehingga akan terciptalah generasi Islam yang berkualitas yang sesuai dengan
tujuan pendidikan Islam.
Dalam kitab ini, Nawawi banyak menjelaskan akhlak mahmudah
seperti contoh ketaatan, hal ini akan terwujud jika kita senantiasa patuh
terhadap perintah-perintah Allah baik yang wajib maupun yang sunnah.
Menghargai setiap orang yang memiliki keutamaan dan menghargai orangorang yang patut dihargai menurut derajad mereka, seperti guru, orang tua dan
teman. Kitab ini juga menjelaskan akhlak tercela (madzmumah) yang harus
ditinggalkan, seperti contoh meninggalkan maksiat, karena jika maksiat
merajalela di masyarakat, maka tidak bisa diharapkan terwujudnya keamanan
dan kedamaian dalam kehidupan bersama.
Maka dari itu, kitab ini sangat urgen dalam proses penanaman akhlak
anak dalam rangka pembentukan adab dan kepribadian anak yang shalih dan
shalihah karena jika bumi ini diwariskan kepada generasi-generasi yang tidak
bertanggungjawab, yang terjadi hanyalah kemaksiatan dan kemungkaran. Hal
ini akan dapat membawa malapetaka dan nestapa di muka bumi ini.
114
adab-adab yang mengarah pada hubungan dengan sang pencipta namun juga
berhubungan dengan sesama.
Adapun hal-hal positif yang diperoleh peserta didik atau santri yang
mempelajari dan mengindahkan kitab ini, adalah perubahan sikap dalam
beribadah kepada Allah, sikap terhadap orang-orang di sekitarnya, perubahan
perilaku
dalam
bertindak
atau
melakukan
aktifitas,
dengan
modal
kepribaadian yang luhur. Sehingga setiap peserta didik atau santri dapat hidup
dengan aman dan tentram. Kepribadian yang luhur tersebut di antaranya taat
kepada Allah, terciptanya kerja sama dan solidaritas yang baik, saling
menghormati, serta menjauhi perilaku maksiat seperti dusata, ghibah,
menggunjing berburuk sangka, dengki, riya, dan sombong.
Dalam pembentukan adab dan kepribadian, perlu adanya loyalitas
terhadap dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Quran dan Hadis, serta
sifat konsistensi dan kesungguhan dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
Ada juga dari sebagian peserta didik yang tidak mengindahkan kitab ini dan
dan tidak menyadari akan urgennya pendidikan kepribadian. Hal tersebut akan
menimbulkan dekadensi moral pada generasi Islam, di antaranya yaitu
merebaknya
peserta
didik
atau
santri
yang
meninggalkan
shalat,
115
yang tepat serta harus kita tunjukkan tentang begaimana kita harus bersikap
dan bagaimana kita harus menghormati kalau ingin dihormati oleh orang lain,
tentulah harus diawali dari diri sendiri untuk berbuat baik kepada sesama dan
berbakti kepada kedua orang tua. Maka dengan mengawalinya demikian,
niscaya orang lain pun akan menghormati dan anak-anak pun akan berbakti.
Jadi pembelajaran kitab ini tidak hanya dengan ceramah dalam kelas saja,
namun juga perlu diterapkan melalui keteladanan, nasehat dan kebiasaan.
Maka dengan usaha pembiasaan pada diri secara dini dan konsisten,
lebih bisa diharapkan terbentuknya kepribadian yang luhur yang tumbuh pada
diri anak sehingga apa yang diharapkan akan terwujud, yakni harapan
mempunyai keluarga yang dipimpin kepala keluarga yang shalih, didampingi
istri yang sholihah, dan dihiasi pula putra putri yang shalih dan shalihah.
116
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam bab-bab yang telah lalu, maka penulis dapat
mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kitab Maroqiy Al-ubudiyah merupakan buah karya Syekh Muhammad
Nawawi Bin Umar Al Jawi putra dari Umar Bin Arabi. Kitab Maroqiy Alubudiyah terdiri dari tiga bagian, bagian pertama berisi tentang adab
ketaatan, bagian kedua berisi tentang adab meninggalkan maksiat, dan
bagian ketiga berisi tentang adab pergaulan. Materi yang ada dalam kitab
Maroqiy Al-ubudiyah sangat signifikan jika dipakai sebagai acuan dalam
upaya mencapai keberhasilan pendidikan islam di Indonesia. Materi yang
disajikan tidak hanya mengacu pada hubungan antara manusia dengan
Allah, melainkan juga hubungan antar manusia, seperti adab terhadap
orang alim, guru, ornag tua dan teman. Kitab Maroqiy Al-ubudiyah
kurang efisien jika dipakai dalam proses pendidikan, karena adanya
kemajuan teknologi zaman, sehingga diperlukan pemikiran pembaharuan
lagi untuk penyesuaian dengan kemajuan zaman globalisasi, pemikiran
dan mampu bersaing dalam dunia modern.
2. Relevansi kitab Maroqiy Al-ubudiyah terhadap pendidikan islam di
Indonesia sangatlah berkesinambungan karena baik dari segi materi isi
kitab, nilai pendidikan adab kepribadian dan tujuan pendidikan dalam
116
117
B. Saran-saran
1. Kepada Anak
a. Sebagai seorang anak hendaknya merasa berterimakasih terhadap
orang tua, yang telah merawat dan mengasuhnya sejak kecil dengan
susah payah, penuh kasih sayang serta membimbingnya dan
mendidiknya, sehingga tumbuh dewasa menjadi manusia yang
bertanggung jawab atas segala perbuatannya dengan cara berusaha
senantiasa membahagiakan keduanya jangan sampai menyakiti
maupun mengecewakan.
118
119
120
pembinaan yang diberikan akan lebih mengena sesuai dengan apa yang
diharapkan.
4. Kepada Masyarakat
a. Setiap masyarakat hendaklah dapat memberikan bimbingan dan
pengarahan bagi anak-anak kearah kedewasaan yang positif. Sehingga
anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang
berguna di masyarakat dalam membantu serta meningkatkan
kebahagiaan, kesejahteraan hidup bersama dan terciptanya kehidupan
yang harmonis dalam masyarakat.
b. Masyarakat hendaknya meningkatkan dan menjalin kerjasama dengan
pihak terkait dalam menanggulagi kenakalan anak baik dengan
organisasi masyarakat, pemerintah, swasta atau perorangan.
c. Bagi setiap individu muslim agar ikut andil dan saling bekerja sama
dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melaui pendidikan
Islam yang dimanifestasikan, misalnya melalui rencana pendidikan,
baik berjangka panjang maupun pendek, tujuan pendidikan, komponen
kurikulum,
pelatihan
tenaga
kependidikan,
maupun
anggaran
121
C. Kata Penutup
Puji syukur alhamdullilah dengan segala pertolongan dan petunjuk
serta ridla Allah SWT, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Dan kepada
semua pihak, penulis mengucapkan banyak terimakasih atas segala
bantuannya.
Penulis telah berusaha untuk mewujudkan penulisan skripsi yang
terbaik, namun penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini
terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan, maka saran dan kritik sangat
penulis harapakan demi perbaikan dan penyempurnaan.
Semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan segenap
pembaca yang budiman. Amiin Ya Rabbal Alamiin.
122
DAFTAR PUSTAKA
Al
Scribd
(online).
123