SKRIPSI
Oleh
MUHAMMAD SOLEHAN
NIM 111 11 167
Terucap syukur kepada Allah SWT Yang Maha Sempurna beserta Asmaul
HusnaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi iniu sebagai salah satu
persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Srata Satu Pendidikan
Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Tak lupa sholawat serta
sehingga skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
kepada :
6. Ayah dan Ibuku tercinta Bapak Khoiron dan Ibu Farida yang selalu
memaknai hidup.
yang terus mentransfer ilmu, hikmah dan semangat untuk tak henti
bagi sesama.
kelak di akhirat.
12. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu.
dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan untuk kajian yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat
Penulis,
Muhammad Solehan
NIM.11111167
ABSTRAK
Kata Kunci: Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Tuhan Maaf Kami Sedang Sibuk
MOTTO..................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
E. Metode Penelitian........................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................... 98
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keprihatinan para pejabat negara. Hal itu juga menjadi keprihatinan para
dalam menjawab soal ujian akan tetapi mentalnya lemah dan moralnya
diduga akan keluar dalam lembar soal ujian. Sementara praktik nilai-nilai
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
mereka akan menjadi orang yang beriman dan bertakwa (Tafsir, 2002: 4).
yang cukup untuk mengatasinya atau paling tidak menetralisir keadaan. Itu
masyarakat.
agama hanya menjadi sekedar pengisi kepala atau pengetahuan tanpa ada
panggilan Allah tersebut. Karakter seperti inilah yang menjadi salah satu
gambaran bahwasanya agama belum bisa menjadi ruh bagi setiap aktifitas
yaitu keluarga.
bimbingan dari orang tua atau anggota keluarga lainya. Didalam keluarga
yang masih muda, karena pada usia-usia ini anak lebih peka terhadap
hakikatnya hidup ini memiliki satu tujuan, yakni beribadah kepada Allah
SWT. Jadi ada dua dimensi yang harus seimbang dalam pendidikan akhlak,
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
penelitian ini, maka dapat dirumuskan manfaat yang dapat diperoleh dari
berikut:
1. Manfaat Teoritis
akademisi sebagai bahan acuan dan rujukan. Bisa juga sebagai pijakan
2. Manfaat Praktis
siswa.
research), karena objek kajian studi difokuskan pada kajian sebuah buku.
dengan biografi, latar belakang pendidikan penulis, dan berbagai hal yang
tidak langsung.
1. Jenis Penelitian
berikut:
pendidikan akhlak.
lain.
sekunder (pendukung).
per bab.
dengan cara:
a. Deduktif
akhlak dalam buku Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk karya Ahmad
khusus.
b. Induktif
F. Penegasan Istilah
1. Nilai
tidak pantas dikerjakan. Menurut Sidi Gazalba (1996: 62) nilai adalah
sesuatu yang bersifat abstrak, namun ideal, nilai bukan konkrit, bukan
esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan
2009: 15)
kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkunganya
baru mengandung nilai akhlak yang hakiki jika tindakan atau perilaku
tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (Tuhan), sehingga akhlak
2014: 42)
Islam.
sudah mendapat kategori National Best Seller ini adalah salah satu
karya penulis muda berbakat, yaitu Ahmad Rifa‟i Rif‟an. Di dalam
umumnya.
G. Sistematika Penulisan
memiliki arti suatu tata urutan yang saling berkaitan, saling berhubungan,
sebagai berikut:
sistematika penulisan serta sinopsis buku Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk.
Bab III : nilai-nilai pendidikan akhlak dalam buku Tuhan, Maaf Kami
saja yang ada dalam buku Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk penerapan
pendidikan akhlak dalam dunia pendidikan di sekolah, serta peranan
Bab V : penutup berisi kesimpulan dari teori pendidikan akhlak yang ada
dalam buku Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk, saran berikut metode yang
dapat dipakai dan diterapkan pada pendidikan masa kini dan penutup.
BAB II
Ahmad Rifa‟i Rif‟an atau lebih akrab dengan panggilan Fai, lahir
saat itu dibawah bimbingan KH. Asyikin Asghori (Rif‟an, 2010: 235). Ia
menikah di usia 24 tahun. Istrinya adalah Ary Mita Christy Yanti, yang
artikel sederhana yang ia upload di blog. Hingga suatu hari ada seorang
dikumpulin, kan lama-lama bisa jadi buku”. Dari sanalah penulis mulai
Adapun buku yang paling sering ia baca adalah non fiksi jenis
begitu terbit dan terpajang di toko buku, ternyata rasanya gitu aja.
Akhirnya ia ingin buku yang ia tulis menjadi best seller. Tetapi setelah
best seller rasanya gitu aja. Maka ia pun mencari motivasi apa yang bisa
amalnya, “Ya Allah, bukankah timbangan amal saya tak sebesar ini?”,
Allah, “Ya, Rifai, kau benar. Tapi ribuan orang telah tergerak beramal
luar biasa. Sementara pada saat ini berlimpah fasilitas untuk menulis,
menggunakan waktu emas untuk menulis yaitu sebelum subuh dan ba‟da
subuh. Termotivasi dari semangat berbagi dan menjadi pelaku dari Hadits
Rasulullah Saw,
telah menulis puluhan buku motivasi, bisnis, dan religi. Kini di sela-sela
Rifa‟i Rif‟an dalam bentuk buku sesuai dengan pengamatan penulis adalah
sebagai berikut:
4. My Life My Adventure
10. Jangan Sampai Ada dan Tiadamu Di Dunia Ini Tak Ada Bedanya
16. God, I Miss You: 100 Cara Mengobati Luka Jiwa Bersama Tuhan
21. Kiat Menjadi Pelajar Berprestasi dan Dirindukan Syurga (Rif‟an, 2010:
235)
33. Tuhan Memberi Yang Kita Butuhkan Bukan Yang Kita Inginkan
September 2015)
Manusia Langit
(http://www.duniaparcelbuku.com/products/21/0/Ahmad-Rifai-Rifan/
(http://www.gramedia.com/catalogsearch/result/?q=Ahmad+Rifai+RIf
bahwa judul buku ini sangatlah berani, terkesan lancang, dan tergolong
menerbitkan naskah buku ini. Namun, tak disangka ternyata buku ini
tembus menjadi national best seller dan telah mencapai cetakan ke-14.
utama, namun akhiratlah tujuan akhir hidup manusia. Ahmad Rifa‟i Rif‟an
mengibaratkan seperti padi dan rumput. Jika menanam padi, maka rumput
akan ikut tumbuh, namun bila menanam rumput, maka tak ada padi yang
tumbuh. Dunia adalah rumput dan akhirat adalah padi. Memprioritaskan
saat penulis diundang ke Jakarta beberapa tahun yang lalu mengisi acara
menolak untuk untuk dijemput panitia. Ia menuju lokasi dengan naik bus
oleh pengamen cilik yang berjudul Pantaskah Syurga Untukku. Saat itulah
tersebut. Berangkat dari peristiwa itu, maka ditulislah buku Tuhan, Maaf
Kami Sedang Sibuk (Seminar Nasional Tuhan Maaf Kami Sedang Sibuk,
2014).
yang dikolaborasikan dengan riset data ilmiah dan ilmu pengetahua terkini,
bahwa jika kita menanam padi, maka rumput akan ikut tumbuh.
Namun bila hanya menanam rumput maka tak akan ada padi yang
ketika menerima jawaban dari Allah, “Ya, Rifai, kau benar. Tapi
hari ini yang memilih jalan „Pacaran‟ dengan alasan ingin saling
dan pada akhirnya terjadilah free sex, hamil diluar nikah, aborsi dll.
tenang, pandangan mata terjaga, getar hati pun berirama sesuai getaran
akhlak yang baik adalah pilihan terbaik. Menikah akan lebih menjaga
5. Ajakan yang juga tak pernah luput yaitu memaknai hidup dalam
“Jika kita memikirkan orang lain, tuhan akan memikirkan kita. Tetapi
orang lain.”
Rifa‟i Rif‟an ini hampir sama dengan buku-buku pada umumnya, dengan
selipan cerita perjalanan penulisan buku ini dengan bahasa yang menarik
dan sopan, serta diikuti dengan ucapan terima kasih kepada orang-orang
kisah dan motivasi. Pada lembar penutup dilampirkan profil penulis, daftar
1. Halaman Judul
2. Daftar Isi
4. Pembahasan
b. Rumahku, Syurgaku
5. Profil Penulis
6. Daftar Pustaka
7. Halaman Sinopsis Beberapa Buku Karya Ahmad Rifa‟i Rif‟an yang
Best Seller.
zikir, berdoa, tahajud, bahkan kewajiban-Mu yang lima waktu saja sudah
wajib saja sering kali terlupa. Tuhan, urusan-urusan dunia kami masih
amatlah banyak. Jadwal kami masih amatlah padat. Kami amat kesulitan
Allah.
hal yang memberikan manfaat bagi diri sendiri dan manfaat bagi lebih
Buku yang terdiri dari empat bab ini disusun dengan klasifikasi
Sang Pencipta. Pada bab empat atau bab penutup, yaitu “Memperkokoh
Semangat dan Visi Hidup” yang memotivasi setiap muslim untuk meraih
BAB III
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU “TUHAN MAAF
Akhlak
a. Nilai
nilai adalah cita, ide, bukan fakta. Sebab itulah tiadak ada ukuran-
hari.
b. Pendidikan
14).
c. Akhlak
dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan
luar.
d. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak
a. Al-Qur‟an
tidak punya cela, mempunyai nilai universal dan tidak terikat oleh
b. Al-Hadis
(Ali,2008: 112).
manusia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah,
mana yang baik mana yang buruk. Dengan akalnya manusia akan
pendidikan Islam:
pendidikan.
kemanfaatan.
161-162).
13,
menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt (Usman, 2002: 4).
a. Metode Pembiasaan
dengan tuntunan ajaran agama Islam. oleh karena itu, sebagai awal
2002: 110-111).
43), dan pada tahap akhir Allah dengan tegas melarang meminum
b. Metode Keteladanan
baik dan benar (Arief, 2002: 120). Pada dasarnya manusia sangat
sebagaimana firman-Nya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
(Q.S Al- Ahzab: 21)
terhadap efek dari perilaku orang lain. Teori ini juga dikenal
Nasehat adalah salah satu cara dari al- mau‟idzah al- hasanah
dan lemah lembut agar dapat melunakkan hatinya. Bisa juga diartikan
dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar.
kisah. Kisah dijadikan oleh beliau sebagai alat (media dan sarana)
satu metode pendidikan yang mashur dan terbaik, sebab kisah itu
mendidik akhlak umat manusia pada waktu itu, bahkan dalam Al-
Qur‟an, cerita orang saleh zaman dahulu, dan juga cerita mengenai
g. Metode Perumpamaan
Nabawi.
(1) Beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa menurut cara
yang diajarkan-Nya melalui wahyu yang menjadi petunjuk dan
dosa dan taubat dalam makna sadar untuk tidak lagi melakukan
Terdiri atas:
meninggal dunia.
menepati janji.
2) Akhlak terhadap bukan manusia (Lingkungan Hidup)
Iman adalah labil. Iman bukanlah sesuatu yang statis. Iman dapat naik
atau turun. Ketika iman sedang tinggi, kita bersemangat sekali
beribadah kepada Allah. Ibadah-ibadah wajib maupun sunnah
dilaksanakan dengan gairah yang tinggi. Sementara saat iman sedang
rendah, kita makin bermalasan dalam beribadah, kita enggan
melaksanakan yang wajib, apalagi yang sunnah. Hubungan timbal
balik itu sebenarnya terjadi. Urutanya bukan hanya: ketika iman kita
naik, maka kita menjadi tekun beribadah. Tetapi berlaku juga
sebaliknya, ketika kita tekun beribadah, maka iman meningkat (Rif‟an,
2015: 29-30)
Wajar hingga saat ini dengan mudah kita menjumpai orang yang
shalatnya genap lima waktu, tapi ketika tiba di meja kerja ia dengan
begitu beringasnya menggelembungkan dana ini itu agar bisa di tilap.
Wajar jika kita masih dengan mudah melihat orang yang shalat lima
waktunya lancar tapi masih saja berani mengurangi timbangan. Orang
yang rajin shalat lima waktu tapi masih suka menipu konsumen.
Karena kita selama ini tidak menjadikan shalat sebagai kebutuhan
hidup. Kita hanya menjadikan shalat sebagai kewajiban yang memaksa
(Rif‟an, 2015: 254-255)
Bagi anda para perempuan yang memilih untuk tidak bekerja diluar
dengan alasan khawatir pada terabaikannya tugas anda sebagai istri
bagi suami serta ibu bagi anak-anak anda, tidaklah apa. Tugas sebagai
ibu rumah tangga tak kalah mulia dari usaha mencari nafkah. Namun
bagi anda yang telah memilih hidup dalam karier, yakinlah bahwa
Islam tak pernah menempatkan perempuan pada derajat rendah
kehidupan. Islam tak meminta perempuan untuk mengunci diri dalam
bilik kecil rumahnya. Silahkan meniti profesi, asalkan profesi yang
dipilih tidak menganjurkan pada pelanggaran etika dan naluri sebagai
wanita (ibu dan istri). Namun ada aturan yang harus dipegang erat agar
kaum wanita tetap berada ditempat tehormat. Pertama, patuhi adab
keluarnya wanita dari rumahnya, misalnya perihal pakaian. Semoga
tidak ada lagi perempuan muslim membeber auratnya dengan alasan,
“Maklumlah, tuntutan profesi!” (Rif‟an, 2015: 167).
Umur manusia memang misteri. Kita tak tahu kapan usia kita berakhir.
Namun terkadang kita lupa bahwa Allah menjadikan usia kita sebagai
misteri justru agar kita bisa mendayagunakan pikir, bahwa kita bisa
mati kapan saja. betapa bodohnya ketika kita tahu bahwa kematian bisa
datang kapan pun, namun masih saja dengan tenang mengerjakan dan
pekerjaan yang sia-sia dalam hidup (Rif‟an, 2015: 332).
“Ketika kita melihat orang lain sukses, yang kita lhat seringkali hanya
enaknya saja. banyak dari kita yang tidak berminat untuk melihat
betapa susahnya orang tersebut dalam menggapai tangga-tangga
suksesnya.” (Rif‟an, 2015: 213).
“Coba kita balik logika bersedekah. Jika dulu urutan yang kita anut
adalah: Meminta -> Dapat Rizki -> Sedekah, kini mari balik urutanya
menjadi: Sedekah -> Meminta -> Dapat rezeki. Insya Allah
kesuksesan hidup semakin cepat tergapai.” (Rif‟an, 2015: 308).
Allah
Kesetiaan memang tak hanya butuh cinta. Rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap ikatan suci pernikahan adalah engikat yang lebih
kuat ketimbang cinta. Kita kesulitan mengendalikan cinta. Sehingga
jika keluarga dipertahankan atas dasar cinta (yang notabene tidak bisa
diatur), ia rentan pecah. Carilah kata lain yang bisa dikendalikan dan
bisa memperkuat jalinan kasih di rumah tangga, insya Allah komitmen
dan tanggung jawab adalah jawabannya. ... Peliharalah kesetiaan.
Ketika ada bersitan jahat yang menyita perhatian anda, segeralah ber-
istighfar, berwudhu dan ingatlah, di rumah anda ada pasangan yang
selalu tersenyum menyambut kehadiran anda. Yang selalu berdoa
tatkala anda bekerja. Yang tak pernah letih mengabdi. Yang rela
bersama anda selama hidup. Dialah istri anda. Dialah suami anda
(Rif‟an, 2015: 127-128).
a. Peran Ayah
b. Peran Ibu
Ibu sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak. Peran ibu
sangatlah vital sebagai pencetak generasi sejak dini. Ibundalah
yang pertama kali berinteraksi dengan anak, sosok pertama yang
memberi rasa aman dan sosok pertama yang dipercaya dan
didengar ucapanya oleh anak. ... Untuk anda wahai para ibu.
Jangan terlalu banyak berharap memiliki anak yang rajin shalat
jika anda tak pernah shalat. Jangan bercita memiliki anak yang
pandai membaca Al-Qur‟an jika anda menyentuh Al-Qur‟an pun
tak pernah. Jangan pernah berharap memiliki buah hati yang hobi
membaca, jika anda tak pernah meneladankan itu sejak dini kepada
mereka (Rif‟an, 2015: 144).
keimanan
26. Penjelasan tentang akhlak anak terhadap orang tua (birrul walidain)
Yatim. Jika anda menjadi penderma panti asuhan, jika anda sempat
berbuka bersama, memberi santunan, bahkan mengajak beberapa anak
yatim untuk tinggal dirumah anda , jangan pernah sedikitpun merasa
bahwa anda adalah penolong bagi mereka. Ya, kita tak punya jasa
apapun kepada mereka. Jangan dipikir kita mampu menolong anak
yatim, karena sungguh, dihadapan Allah merekalah yang menjadi
penolong hebat bagi kita. Ketika anda memberi makan kepada mereka,
bukan berarti anda telah menolong mereka. Anda memberi makan
kepada mereka itu berarti anda telah menyelamatkan diri anda sendiri
dihadapan Allah. Ketika anda ditimpa masalah, merekalah yang akan
menolong anda dengan doa-doa mereka yang makbul (Rif‟an, 2015:
185).
ANALISIS DATA
Karena pendidikan akhlak adalah salah satu bagian dari pendidikan Islam
itu sendiri. Adapun dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah
akidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan
dari akidah dan pancaran darinya. Oleh karena itu, jika sesorang berakidah
dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik, dan lurus. Begitu
pula sebaliknya, jika akidahnya salah dan melenceng, maka akhlaknya pun
bahwa dalam kehidupan, manusia akan menghadapi hal baik dan hal buruk.
Untuk menghadapi hal yang serba kontra tersebut Islam telah menetapkan
maka dikatakan akhlak yang baik. Sebaliknya bila perilaku buruk yang
timbul adalah buruk, maka dikatakan akhlak yang buruk. Bedanya dengan
moral, ukuran baik dan buruk dalam akhlak mengikuti ketentuan agama,
sedangkan moral berdasarkan budaya masyarakat dan akal pikiran
perbuatan yang tercela dan dilarang hukum, akan tetapi setelah budaya
minuman keras diterima sebagai gaya hidup. Ini yang dimaksud dengan
moralitas manusia yang berasal dari budaya masyarakat dan akal fikiran.
keras tadi tetap merupakan perbuatan dan gaya hidup yang tidak sesuai
pada kebiasaan dan pendapat akal fikiran sementara akhlak ukuran yang
memiliki kebebasan serta tanggung jawab atas segala apa yang dilakukan
rahmat bagi alam semesta. Dan tentu membutuhkan suatu wadah untuk
sebagai berikut:
hanya berorientasi pada diri sendiri saja, akan tetapi dengan segenap
Allah telah memberikan bekal yang cukup berupa fisik, akal (pikiran),
Q.S. al-Isra‟: 70
berupa akal pikiran dan hati, maka akan ada konsekuensi yang harus
ditanggung oleh manusia. Allah Swt berfirman dalam Q.S Al-Isra‟: 15:
manusia lainya (Achmadi, 2005: 58). Manusia tidak akan dapat hidup
Al-Hujurat: 13 disebutkan,
...
kegiatan berdoa, shalat, atau tata cara ibadah yang lainya. Dengan
demikian ada keterkaitan yang mutlak antara hamba dan Allah, sebuah
Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku (Q.S Adz-Zariyat: 56).
yang patuh dan setia dengan penuh keikhlasan (Jalaludin, 2003: 56).
Sibuk di Sekolah
akhlak dalam buku Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk pun juga
dasar dari pendidikan akhlak adalah aqidah yang benar. Maka dari
hamba Allah:
6) Taubat
7) Bersyukur
8) Uzlah
horisontal.
a) Menjaga keimanan
b) Jujur
f) Menjauhi ghosab
zina
b) Cinta sedekah
d) Ikhlas mengabdi
Fazlur Rahman berpendapat bahwa inti dari ajaran Islam adalah akhlak
(psikomotor).
secara total.
Sedang Sibuk,
membantu orang tua, menolong orang lain, dan perilaku lain yang
bersifat praktik.
baik dan benar (Arief, 2002: 120). Disadari ataupun tidak, peserta
Sebagaimana firman-Nya:
kehidupan pribadi.
kesan positif bagi peserta didik, sedangkan cara yang buruk dan
menyampaikan nasehat.
melihatnya.
surah Muhammad, surah Luqman, surah Ali Imran dll. Bisa pula
pada tujuan yang ingin dicapai pendidik/guru dan siswa serta merta
dapat langsung memahami apa yang hendak diajarkan. Namun
a. Tujuan Tertinggi/Terakhir
mampu memakmurkanya
b. Tujuan Umum
c. Tujuan Khusus
dapat didasarkan kultur atau cita-cita suatu bangsa, minat dan bakat
sesuai kemampuan peserta didik, serta tuntutan situasi dan kondisi
dilahirkan sampai dewasa dan menikah. Secara kodrati orang tua dan anak
dengan anak sejak kecil yang membangun timbal balik ini sehingga terjadi
bahwa anak merupakan perwujudan jujur dari sifat dan sikap orangtua,
pergaulan dan hubungan yang disengaja atau tak sengaja, dan langsung
atau tidak langsung antara orang tua dengan anak. Dimana didalamnya
pertama yang masuk sebagai peserta didik. Oleh karena itu dalam
berinteraksi orang tua harus bisa menampilkan pola perilaku yang positif,
(memberi pesan), bertingkah laku, dll. Karena anak akan men-sugesti, me-
baik dan benar, yang dimulai dari kehidupan interaksional dalam keluarga
Orang tua dan guru harus memiliki tujuan dan komitmen yang sama untuk
A. Kesimpulan
Lamongan 3 Oktober 1987. Beliau adalah penulis muda yang banyak menulis
dan anak yang tinggi. Oleh karena itu orang tua harus mampu menjadi
B. Saran
terpuji dalam diri anak. Orang tua sebagai penanggung jawab utama
masyarakat.
orang tua. Dengan kuatnya akidah atau hubungan vertikal anak, maka
Ali, Muhammad Daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Grafindo Persada
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press
Hafidz, Muh, dan Kastolani. 2009. Pendidikan Islam Antara Tradisi dan
Modernitas.
Khallaf, Abdul Wahhab. 1994. Ilmu Ushul Fiqh. Semarang: Dina Utama
Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani
Mucharror, 2014. Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Hikam Karangan Syaikh
Ibnu Athaillah Al-Syukandari. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan
Tarbiyah Stain Salatiga
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam 1. Ciputat: Logos Wacana Ilmu
Nata, Abuddin. 2012. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Press
Rifan, Ahmad Rifai. 2010. Izrail Bilang Ini Ramadhan Terakhirku. Jakarta:
Republika
Rif‟an, Ahmad Rifa‟i. 2013. Don‟t Cry ! Allah Loves You. Jakarta: Quanta
Rif‟an, Ahmad Rifa‟i. 2013. Jadikan Aku Halal Bagimu. Bandung: Mizania
Rif‟an, Ahmad Rifa‟i. 2015. Tuhan Maaf Kami Sedang Sibuk. Jakarta: Quanta
Suparta, Munzier dan Hefni Harjani. 2003. Metode Dakwah. Jakarta: Prenada
Media.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17406-2106100024-
http://www.pesantrenpenulis.com/2014/05/berhasil-menulis-buku.html. diakses
25 September 2015
http://elabdurrahman.blogspot.co.id/2014/04/hadith-hasan-by-al-albani-in-
Data Pribadi
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Sidorejo Salatiga
Latar Pendidikan :
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat supaya dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Muhammad Solehan
NIM. 111 11 167
LAMPIRAN-LAMPIRAN