SKRIPSI
Oleh:
NAILUS SYAFAAH
NIM. T20161167
i
EFEKTIVITAS METODE MURAJAAH
UNTUK MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF
DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN
DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN DARUSSYAFA’AH
SILIRAGUNG-BANYUWANGI
SKRIPSI
Oleh:
NAILUS SYAFAAH
NIM. T20161167
Disetujui Pembimbing
ii
EFEKTIVITAS METODE MURAJAAH
UNTUK MENGATASI INTERFERENSI RETROAKTIF
DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN
DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN DARUSSYAFA’AH
SILIRAGUNG-BANYUWANGI
SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Agama Islam
Hari : Selasa
Tanggal : 8 September 2020
Tim Penguji:
Ketua Sekretaris
Anggota:
1. Dr. H. Abd. Muhith, M.Pd.I ( )
Menyetujui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
iii
MOTTO
“Perumpamaan orang yang hafal al-Qur’an adalah seperti pemilik unta yang
terikat. Jika ia terus menjaganya, maka ia dapat terus memegangnya. Dan, jika ia
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Waman (Bandung: Sygma
exagrafika, 2007), 262.
Abu Abdillah Muhammad al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (Beirut: Dar Ibn Katsir, 1987), 1920.
iv
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan. Dengan segala usaha, tekad dan iringan doa akhirnya skripsi ini dapat
Untuk Abah dan Ibuk, kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda
kasih sayang, doa yang tak pernah putus asa dan ikhtiarmu yang tak kenal
2. Adik-adikku Tercinta
Nur Maya Badriyatus Zamro dan Muh. Farisqi Maulana, tiada hari yang
dan dorongan sehingga aku bisa menjadi seperti sekarang ini. Semoga ilmu
3. Semua Sahabat
dan mendoakan penuh. Tanpa semangat dan bantuan kalian semua tak akan
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Swt. yang telah melimpahkan
penyusunan skripsi ini dengan baik walaupun didalamnya masih terdapat banyak
Shalawat, salam, rindu dan doa penulis haturkan kepada beliau baginda
Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa risalah yang penuh dengan ilmu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan yang ada pada penulis. Ucapan
pengarahan, bimbingan dan bantuan apapun yag diberikan oleh berbagai pihak.
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Rektor IAIN Jember yang
2. Dr. Hj. Mukniah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
vi
4. Dr. H. Matkur, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberi
dukungan kepada penulis dalam bentuk doa atau apapun dalam proses
untaian rasa terimakasih yang tulus dengan diiringi doa-doa. Semoga Allah
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan dan kami terima dengan tangan terbuka. Semoga skripsi ini dapat
Aamiin..
Nailus Syafaah
NIM. T201161167
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
MOTTO ......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .......................................................................................... v
ix
4. Menghafal Al-Qur’an ................................................................... 29
Banyuwangi .................................................................................. 61
x
6. Jadwal Pelaksanaan Murajaah Santri (putri) di Pondok
Banyuwangi .................................................................................. 64
Banyuwangi .................................................................................. 68
Siliragung-Banyuwangi ................................................................ 83
Banyuwangi ................................................................................... 90
xi
2. Problematika Interferensi Retroaktif dalam meghafal
A. Kesimpulan ....................................................................................... 96
B. Saran ................................................................................................. 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Bagi setiap muslim, al-Qur’an merupakan kitab suci yang diagung kan
orang Islam apabila ingin mengharap kehidupan yang sejahtera, damai dan
bahagia maka semestinya berperilaku sesuai dengan semua hal yang sudah
kepada kita secara mutawatir, dan yang membacanya dihitung sebagai ibadah
paling tinggi, yang memberikan petunjuk kepada seluruh umat manusia agar
berada dijalan yang lurus dan keluar dari kegelapan menuju cahaya terang dan
1
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Bisa Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), 1.
2
Wiwi Alwiyah Wahid, Panduan Menghafal Al-Qur’an Super Kilat. Step By Step dan
Berdasarkan Pengalaman ( Yogyakarta: DIVA Press, 2015), 143.
1
2
Artinya: “Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat
ummat manusia. Al-Qur’an juga melewati suatu masa dimana ummat Islam
tetap utuh sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sampai sekarang,
karena keaslian dan kemurniannya selalu dijaga oleh Allah Swt. hingga akhir
nanti. Sebagaimana telah ditegaskan dalam firman Allah Swt. dalam al-Qur’an
9)4
kemurnian al-Qur’an dari tangan-tangan jahil dan musuh Islam yang tak pernah
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Waman (Bandung: Sygma
exagrafika, 2007), 500.
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Waman..., 262.
3
Salah satu usaha nyata seorang hamba dalam proses pemeliharaan al-
meghafal al-Qur’an adalah suatu hal yang luarbiasa, karena kita dapat
menemukan ribuan bahkan jutaan umat Islam yang hafal al-Qur’an. Padahal
kitab ini tergolong besar, surat-suratnya sangat banyak, dan banyak pula ayat-
didapat oleh manusia tanpa melalui proses yang panjang. Sudah dimaklumi
sedikit dari mereka yang mengeluh bahwa menghafal itu susah. Hal ini
lingkungan.5 Mereka juga mengeluh karena semula hafalannya baik dan lancar
akan tetapi pada suatu saat hafalan tersebut hilang dari ingatannya.
Terkadang satu ayat dalam sebuah surat hanya berbeda satu huruf atau satu
kata dengan satu ayat dalam satu surat. Terdapat pula ayat yang sama bisa
al-Qur’an:
5
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an Super Kilat. Step By Step dan
Berdasarkan Pengalaman ( Yogyakarta: DIVA Press, 2015), 43.
4
Serupa dengan firman Allah Swt. dalam surah al-Baqarah ayat 175 sebagai
berikut:7
Serupa dengan firman Allah Swt. dalam surah al-Anfal ayat 38 sebagai
berikut:9
Salah satu ayat serupa diatas menjadi problem tersediri bagi para
mereka dapat keliru dalam membedakan antara ayat satu dengan ayat lain yang
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Waman (Bandung: Sygma
exagrafika, 2007), 3.
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Waman..., 26.
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Waman..., 51.
9
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Waman..., 181.
5
ayat berlangsung, mereka tidak sadar berpindah atau meyambung pada surat
menghancurkan hafalan ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena hal ini
Maka, yang telah dimiliki harus dicairkan dan berupaya untuk mencari
solusinya.
Qur’an yaitu metode atau cara yang digunakan dalam menghafal. Metode juga
baik, serta tidak mudah lupa atau pudar hafalannya. Dalam memilih metode
diterapkan program Tahfidzul Qur’an yang mana nantinya peserta didik bisa
memelihara hafalannya.
program Tahfidzul Qur’an yang akan diteliti oleh peneliti yaitu Pondok
10
Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 802.
6
Metode Murajaah dapat dilakukan oleh semua penghafal al-Qur’an baik dalam
kegiatan lain.
mengikuti seluruh kegiatan yang ada di pesantren. Hal ini cukup sulit untuk
B. Fokus Penelitian
secara singkat, jelas, tegas, spesifik dan operasional yang dituangkan dalam
7
Banyuwangi?
C. Tujuan Penelitian
Banyuwangi.
11
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 72.
12
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah..., 73.
8
D. Manfaat Penelitian
teoritis dan kegunaan yang bersifat praktis, seperti kegunaan bagi penulis,
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
ilmiah yang lebih baik, juga sebagai latihan dalam melakukan sebuah
13
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 73.
9
c. Bagi IAIN
E. Definisi Istilah
menjadi titik perhatian didalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi
seseorang dengan cara tertentu yang sesuai denga tujuan yang hendak
dicapai.
dihafalkan kepada seorang guru, dengan maksud agar hafalan yang pernah
dihafal tetap terjaga dengan baik serta memperlacar hafalan sehingga tidak
mudah lupa.
14
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2018),73.
10
F. Sistematika Pembahasan
skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format
11
bukan seperti daftar isi.15 Adapun sistematika dari pembahasan ini adalah:
Bab Satu, Pendahuluan. Pada bagian ini terdiri daru sub-sub bab
Bab Empat, Hasil Penelitian. Pada bagian ini berisi tentang atau
hasil penelitian yang memiliki latar belakang, objek penelitian, penajian data,
kesimpulan dan saran. Kesimpulan sebagai sub bab terkait jawaban dari
rumusan masalah yang telah ditentukan pada bab pertama. Sedangkan saran
15
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 73.
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
Lampung, 2018).17
peroleh dari ustadz, ustadzah dan para santri sebagai informan pendukung.
16
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2018),74.
17
Lida Husniah, “Implementasi Metode Hatam Dalam Mengatasi Interferensi Retroaktif Ditaman
Pendidikan Al-Qur’an Al-barokah Way Halim Bandar Lampung” (Skripsi, UIN Raden Intan
Lampung, 2018), ii.
12
13
baik oleh para santri, karena dirasa mudah dan membuat ingatan dapat
dibuktikan dari banyaknya santri yang sudah mampu melafalkan ayat al-
Semarang, 2018).18
data dalam penelitian berupa teknik analisis deskriptif, yaitu analisis data
Dari hasil penelitian dapat diketahui dua hal sebagai berikut. Pertama,
hadapan pembimbing dan ada juga yang mengalami pada saat simaan.
dalam menghafal al-Qur'an di PPTQ adalah (1) Faktor dari al-Qur'an itu
sendiri, (2) Faktor dari santri yang menghafal al-Qur'an, dan (3) Faktor
ingat letak maupun posisi ayat-ayat yang mirip dengan menggaris bawahi,
menirukan.
November 2018- Februari 2019. Subjek penelitian adalah guru penghafal al-
deskriptif kualitatif.
untuk menghafal al-Qur’an dan hal ini merupakan suatu temuan yang baru,
karena biasanya metode muroja’ah ini hanya digunakan oleh penghafal al-
dari penelitian ini. Adapun evaluasi yang digunakan dalam hafalan al-
Qur’an ini antara lain: evaluasi harian, evaluasi mingguan, evaluai tengah
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan
Kajian Terdahulu dengan Kajian Sekarang
Nama, Judul
No Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
dan Tahun
1 2 3 4 5
1. Lida Husniah, Sama-sama Penelitian Hasil penelitian sebagai
Implementasi yang diteliti ini metode berikut: 1) Metode
Metode Hatam adalah cara yang HATAM di Taman
Dalam mengatasi digunakan Pendidikan al-Qur’an
Mengatasi Interferensi dalam (TPA) Al-Barokah Way
Interferensi Retroaktif, mengatasi Halim Bandar Lampung
Retroaktif sama-sama Interferensi dikategorikan efektif. 2)
Ditaman menggunak Retroaktif Interferensi Retroaktif
Pendidikan al- an metode adalah santri di
16
1 2 3 4 5
Qur’an Al- penelitian metode Taman Pendidikan al-
barokah Way kualitatif. hatam, Qur’an (TPA) AlBarokah
Halim Bandar sedangkan Way Halim Bandar
Lampung. peneliti Lampung dikategorikan
(2018) menguunak berkurang dan lebih baik.
an metode
murajaah.
2. Mei Ilmayati, Sama-sama Penelitian Pertama, Interferensi
Upaya yang diatasi ini retroaktif dalam
Mengatasi yaitu cara menggunak menghafal al-Qur'an
Interferensi Mengatasi an banyak dialami oleh semua santri
Retroaktif Interferensi cara/ upaya yang menghafalkan al-
Dalam Retroaktif dalam Qur'an di Pondok
Menghafal Al- dalam mengatasi Pesantren Tahfidzul
Qur’an Di menghafal Interferensi Qur’an Purwoyoso
Pondok al-Qur’an, Retroaktif, Ngaliyan Semarang. Hal
Pesantren sama-sama sedangkan ini dapat terlihat ketika
Tahafadzul menggunak peneliti santri membaca hafalan
Qur’an an metode (mengguna al-Qur'an sering
Purwoyoso penelitian ka) mengalami kekeliruan
Ngaliyan kualitatif. mengfokus membaca antara ayat satu
Semarang. kan satu dengan ayat lain yang
(2008) metode mirip. Kedua, upaya santri
yakni Pondok Pesantren
metode Tahfidzul Qur’an
murajaah. Purwoyoso mengatasi
interferensi retroaktif
dalam menghafal al-
Qur'an yani melakukan
pengulangan terhadap
ayat-ayat yang mirip,
mengelompokkan ayat-
ayat yang mirip,
Mengingat-ingat letak
maupun posisi ayat-ayat
yang mirip dengan
menggarisbawahi,
Memperdengarkan hafalan
ataupun mendengarkan
bacaan santri lain, saling
simak-menyimak,
mendengarkan murotal
sambil menirukan.
17
1 2 3 4 5
3. Muhammad Sama-sama Penelitian Pelaksanaan metode
Fatkhurrohma menggunak ini muroja’ah dalam
n, an metode menggunak menghafal al-Qur’an di
Penerapan murajaah, a metode SMP Al Muayyad Tahun
Metode sama-sama murajaah Ajaran 2018/2019 adalah
Muraja’ah menggunak untuk sebagai berikut: metode
Dalam an metode Meningkatk muroja’ah dapat
Meningkatkan penelitian an Kwalitas digunakan untuk
Kwalitas kualitatif. Hafalan al- menghafal al-Qur’an dan
Hafalan Al- Qur’an, hal ini merupakan suatu
Qur’an Siswa sedangkan temuan yang baru, karena
Kelas VII di peniliti biasanya metode
SMP Al- meggunaka muroja’ah ini hanya
Muayyad n metode digunakan oleh penghafal
Surakarta murajaah al-Qur’an sebagai cara
Tahun Ajaran untuk tambahan, namun dalam
2018/2019 mengatasi penelitian ini metode
(2019) problem muroja’ah ini
Interferensi menggunakan evaluasi-
Retroaktif evaluasi yang menjadikan
dalam keunikan dari penelitian
menghafal ini.
al-Qur’an.
B. Kajian Teori
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.20 Dalam penelitian ini terdapat
20
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2018),74.
18
1. Deskripsi Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
satu kejadian atau gejala yang mengikuti kejadian lain dalam satu relasi
21
James P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 158.
22
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 89.
23
Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektifitas Pembelajaran di Abad Global (Malang:
UIN Maliki Press, 2012), vii.
19
pengajaran secara umum dapat dilihat dari dua segi, yaitu kriteria ditinjau
dari sudut proses pengajaran itu sendiri atau kriteria yang ditinjau dari
pesertadidik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam
semangat belajar dan rasa percaya diri. Sedang dari segi hasil, proses
24
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penidikan (Jakarta: Bima Aksara, 2009), 236.
20
besar (75%).25
yang efektif berarti guru dapat meggunakan waktu yang singkat dengan
2. Metode Murajaah
atau jalan yang ditempuh. Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode
25
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),131.
26
Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektifitas Pembelajaran di Abad Global (Malang:
UIN Maliki Press, 2012),vii.
27
Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), 740.
21
yang semula sudah dihafal dengan baik dan lancar, kadangkala masih
didalam shalat, dengan cara tersebut shalat kita akan terjaga dengan baik
28
Alpiyanto, Menjadi Juara dan Berkarakter (Bekasi: PT. Tujuh Samudra, 2013), 184.
29
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Waman (Bandung: Sygma
exagrafika, 2007), 39.
22
Rasulullah Saw.
ِ ِ َكمثَ ِل ص،آن
ِ ب ال ُقر ِ مَّنَا مثَل ص
َ إِ ْن َع،ب ا ِإلبِ ِل املَُع مقلَة
َوإِ ْن،اه َد َعلَْي َها أ َْم َس َك َها ِ اح َ َ ْ
ِ اح َ ُ َ
akan diam dan jinak. Dan jika ia dibiarkan terlantar, maka akan
dihafalkan tidak diberi perhatian yang optimal terhadap ayat yang telah
maka menurunlah daya ingat kita. Untuk itu, diperlukan pemantauan dan
penghafal al-Qur’an.
23
mudah hilang, maka ulangi hafalan secara teratur. Ada dua macam
1) Murajaah Bin-Nadhor
mengingat.30
2) Murajaah Bil-Ghaib
Oleh karena itu, wajar jika hanya dapat dilakukan sekali atau setiap
hari dengan jumlah hafalan yang sedikit. Cara ini dapat dilakukan
30
Abdul Aziz dan Abdur Rauf Al-Hafiz, Anda Pun Bisa Jadi Hafiz Al-Qur’an (Jakarta: Markas
Al-Qur’an, 2009), 125.
31
Herman Syam El-Hafiezh, Siapa Bilang Menghafal Al-Qur’an Itu Sulit? (Yogyakarta: Pro-U
Media, 2015), 152.
24
dengan sendiri atau dengan teman.32 Jadi, Murajaah dengan cara ini
pembiasaan bagi indera lisan atau bibir dan telinga. Apabila bibir atau
lisan sudah biasa membaca maka pada suatu saat membaca lafadz
yang tidak bisa diingat atau lupa akan bisa menggunakan sistem reflek
hafalan.
dengan lancar, kini tidak lagi, atau banyak hafalannya yang hilang.
32
Herman Syam El-Hafiezh, Siapa Bilang Menghafal Al-Qur’an Itu Sulit?..., 127.
33
Mahbub Junaidi Al-Hafiz, Menghafal Al-Qur’a Itu Mudah (Lamongan: CV Angkasa, 2006).
146.
34
Mahbub Junaidi Al-Hafiz, Menghafal Al-Qur’an Itu Mudah..., 155.
25
1) Persiapan.
2) Menyetorkan hafalannya.
3) Pengulangan/penjagaan.
terlebih dahulu.
3. Interferensi Retroaktif
pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal
35
Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 127.
26
permanen siswa tersebut.36 Dalam hal ini, materi pelajaran lama akan
sangat sulit diingat atau diproduksi kembali. Dengan kata lain siswa
materi yang baru, di mana materi yang lama telah kita pelajari tedapat
diisyaratkan dengan firman Allah Swt. dalam Qur’an Surat Al-A’la ayat
6 yang berbunyi:
36
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),
171.
37
Ahmad Rofi’ Usmani, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa (Bandung: Pustaka, 2000), 229.
38
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Waman (Bandung: Sygma
exagrafika, 2007), 591.
27
sebelumnya.
39
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2012), 24.
40
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), 166.
41
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), 111.
28
c. Ingatan
mengalami, atau dengan kata lain kejadian itu telah dimasukkan ke dalam
42
Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi offset, 2004), 145.
43
Magda Bninnety, “Struktur dan Proses memory”, Vol. 16 No. 2 Fakultas Psikologi UGM hal 76.
29
seolah-olah dalam dua dunia, yakni dunia masalalu dan saat sekarang
pernah berakhir.44
suatu jaringan baru, namun disimpan dalam organisasi yang telah ada.
4. Menghafal Al-Qur’an
44
Megda Bninnety, “Struktur dan Proses memory”..., 85
30
nantinya suatu waktu bisa diperlukan dan dapat diingat kembali kealam
sadar.45
ini lebih kuat dan lebih tepat, karena dalam bahasa Arab lafal al-Qur’an
bacaan.46
(bagi laki-laki) dan haafidzah (bagi perempuan). Kata ini berasal dari
posisi itu selalu didambakan oleh semua orang dan merupakan suatu cita-
cita yang mulia, serta berharap pada kenikmatan duniawi dan ukhrawi
bersabda:
اجا يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة ِ ِ أُلْب،من قَرأَ الْ ُقرآ َن وع ِمل ِِبا فِ ِيه
ً َس َوال َداهُ ت
َ َ َ ََ ْ َ َْ
45
Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 29.
46
Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at: keanehan bacaan Al-Qur’an Qira’at Ashim dari Hafash
(Banten: AMZAH, 2013), 41.
47
Lisya Chairini, M.A Subandi, Psikologi Santri Penghafal Al-Qu’an (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2010), 38.
31
disisi Allah SWT. Seperti yang telah dijelaskan bahwa orang-orang yang
lainnya, tetapi jika tidak ada sama sekali maka berdosalah semuanya.
al-Qur’an pertama kali, dan merupakan contoh paling baik bagi para
umat Rasulullah SAW baik sejak beliau masih hidup maupun sampai
50
Sa’dulloh, Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 19.
51
Sa’dulloh, Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 23.
33
c) Bahtera ilmu
luar kepala agar tidak menjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat
52
Abdurrab Nawabudin dan Ma’arif, Teknik Menghafal Al-Qur’an (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, ), 21.
53
Wiwi Alwiyah wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an (Jogjakarta: Diva Press, 2007),
74.
34
berjalan lancar dan hasilnya maksimal. Berikut beberapa hal yang harus
Niat adalah kunci pertama yang harus dimiliki oleh seorang calon
Karena Allah tidak akan menerima suatu amalan pun, kecuali sesuatu
ِإِلَْيه
Artinya:“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan
sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan
yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah
dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju
Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena
dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang
ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan
apa yang ia niatkan.” (HR. Al-Bukhori)54
kemudian dia akan lupa dan Allah tidak akan menerima amalan
darinya.
Sebab hal ini juga ikut dalam keberhasilan dalam meraih cita-cita
menghafal al-Qur’an.55
semata.
55
Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis Menghafal Al-Qur’an (Bandung: Mujahid, 2004) 53.
36
yang berbunyi:
kerakusan nafsu syahwat tidak akan ada tempat untuk cahaya al-
Qur’an sebanyak tiga puluh juz, seratus empat belas surah dan kurang
enam ribu enam ratus puluh enam ayat bukanlah pekerjaan yang
56
Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi (Al-hafidz), Revolusi Menghafal Al-Qur’an (Surakarta: Insan
kamil, 2010), 47.
57
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Special for Waman (Bandung: Sygma
exagrafika, 2007), 544.
37
mudah. Oleh karena itu, diperlukan kemauan yang kuat dan kesabaran
menghafalnya.59
Sendiri)60
maka bentuk dan posisi ayat dalam mushaf akan terekam dengan baik.
hafalan.
58
Sa’dulloh, Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 30.
59
Wiwi Alwiyah wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an (Jogjakarta: Diva Press, 2007),
30.
60
Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi (Al-hafidz), Revolusi Menghafal Al-Qur’an (Surakarta: Insan
kamil, 2010), 53.
38
b) Memperlancar bacaannya.
7) Istiqomah
61
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
54.
62
Wiwi Alwiyah wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an (Jogjakarta: Diva Press, 2007),
53.
63
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an..., 55.
64
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
51.
39
kepentingan lain.65
meliputi:
1) Bakat
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.66 Dalam hal ini,
siswa yang memiliki bakat akan lebih tertarik dan berminat serta lebih
2) Kesehatan
yang penghafal al-Qur’an. Bila keadaan tubuh sehat maka akan lebih
65
Mahbub Junaidi, Menghafal Al-Qur’a Itu Mudah (Lamongan: CV Angkasa, 2006) 154.
66
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Jakarta: Rajawali Pers,
2013),135.
40
mudah dan cepat dalam prosesnya, namun bila tubuh tidak sehat maka
Qur’an tidak hanya dari segi kesehatan lahiriyah saja, tetapi juga dari
dari segi fikiran maupun hati. Apabila banyak sesuatu yang difikirkan,
proses menghafal pun akan menjadi tidak tenang, bahkan tidak lancar.
Akibatnya banyak ayat yang sulit dihafalkan. Oleh sebab itu, jika
3) Motivasi siswa
67
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an (Jogjakarta: Diva Press, 2007),
139.
68
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),
136.
69
Imam Malik, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Kalimedia, 2016), 93.
41
Qur’an 30 juz dalam waktu tertentu. Selain motivasi dari diri sendiri,
lain, orang terdekat utamanya dari kedua orang tua, keluarga dan
4) Kecerdasan
masih sangat segar dan jernih, bisa lebih fokus, dan tidak terlalu
70
Imam Malik, Pengantar Psikologi Umum..., 102.
42
cepat ingat dan lebih lama lupa, dan sebaliknya di atas usia itu lebih
kesulitan.71
lingkungan sekitar.72 Hal ini berarti faktor-faktor yang berasal dari luar
desa dan para santri-santrinya.73 Selain itu, peran Kyai juga sebagai
71
Wiwi Alawiyah wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an, Jogjakarta: Diva Press, 2007),
142.
72
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pengantar Baru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)
132.
73
Binti Maunah, Tradisi Intelektual Santri (Yogjakarta: Teras 2009), 29.
43
2) Faktor lingkungan
bagi orang yang ingin mahir membaca al-Qur’an. Sebab membaca al-
menguasai tajwid bacaan akan menjadi kaku, tidak lancar dan banyak
yang salah.74
74
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an, Jogjakarta: Diva Press, 2007),
114.
44
a) Makhorijul huruf.
b) Shifatul huruf.
makhrojnya.
c) Ahkamul huruf.
menghadapi huruf hijaiyah, maka ada yang dibaca idzhar ada pula
yang diidghomkan.
75
Ummu Habibah, 20 Hari Hafal 1 Juz (Yogyakarta: Diva Press, 2015), 38.
45
memulai bacaan.
Islam supaya dapat membaca al-Qur’an dengan lancar, baik dan benar.
terang, fasih, atau petah lidah.77 Fasih berarti terang atau jelas baik
meliputi:
a) Tartil
76
Wiwi Alawiyah Wahid, Panduan Menghafal al-Quran Super Kilat, (Yogyakarta: Diva Press,
2015), 52.
77
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Ciputat: PT Mahmud Yunus, 2010), 317.
78
Yusuf Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Alkautsar,
2000), 166.
47
b) Hadr
c) Tadwir
METODE PENELITIAN
mengandalkan uraian deskriptif kata atau kalimat yang disusun secara cermat
pendekatan ini karena data yang akan terkumpul berbentuk kata-kata atau
orang lain.
81
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif (Pontianak: ALFABET, 2015), 55.
82
Muhammad Tolchah Hasan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Malang: Visi Press, 2002)
48
49
B. Lokasi Penelitian
adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengulang hafalan agar tidak mudah
hilang dari memori (ingatan). Metode ini sangat cocok untuk mengatasi
banyak yang masih menempuh sekolah formal yaitu tingkat SD, SMP, SMA
83
Tim Penyusun, Pedoman Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember, 2018), 74.
50
C. Subjek Penelitian
adalah sampel bertujuan (purposive sampling). Yaitu teknik penentuan ini ialah
tahu tentang apa yang kita harapkan, sehingga akan mempermudah peneliti
Subyek yang peneliti tetapkan dalam penelitian ini adalah pihak yang
terdiri dari informan. Hal itu dilakukan karena para informan dapat
peneliti. Adapun informan yang telah ditentukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Yurita Zahro
a. Anik Mukarromah
b. Elok Rofiqoh
c. Nihayutun Ni’mah
84
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Penerbit Alfabeta), 85.
51
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
1. Observasi
observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang
lain.87
langsung terhadap gejala-gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang
sebenarnya.
85
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D..., 224.
86
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta),158.
87
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Penerbit Alfabeta),
145.
52
Banyuwangi
Darussyafa’ah Siliragung-Banyuwangi
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu bentuk instrumen jenis non tes yang
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
88
Moh Sahlan, Evaluasi Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik
(Jember: STAIN Jember Press, 2013), 127.
89
Moh Sahlan, Evaluasi Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik
(Jember: STAIN Jember Press, 2013), 140.
53
Darussyafaah.
3. Dokumentasi
adalah:
Darussyafa’ah
Darussyafa’ah
90
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Penerbit Alfabeta),
329.
54
E. Analisi Data
1. Kondensasi Data
a. Selecting
91
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Penerbit Alfabeta),
129.
55
b. Focusing
Darussyafa’ah Banyuwangi.
c. Abstracting
Pada tahap ini data yang telah terkumpul dievaluasi, dipilih yang
berkaitan dengan kualitas data dan kecakupan data. Apabila data yang
d. Simplying
e. Transforming
2. Penyajian Data
dipahami apa yag sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
3. Penarikan Kesimpulan
temuan baru yang sebenarnya belum pernah ada. Temuan yang berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah
F. Keabsahan Data
keabsahan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
diperoleh melalui beberapa sumber. Jika pada sumber data peneliti tidak
92
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Penerbit Alfabeta),
253.
57
data dengan sumber lain.93 Hal ini dikarenakan agar data yang diperoleh dapat
peneliti mencari data informasi kepada sumber lain. Hal tersebut bisa melalui
pengurus atau santri serta pihak lain yang berperan dilokasi tersebut.
data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
tehnik yang berbeda.94 Dalam hal ini, ketika sudah diperoleh data dari
G. Tahap-tahap Penelitian
Pada tahap ini ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peniliti,
diantaranya:
ditetapkan
sebagai berikut:
a. Penarikan kesimpulan
“Awale aku iki santri Blokagung, terus rabi oleh kene. Setelah rabi
oleh ibukmu kui, mulai aku duduk neng kene diikuti santri-santri
blokagung. Awal-awale biyen tiap poso santri blokagung banyak
yang posoan disini, akhirnya di kenal lingkugan kemudian pada
banyak yang mondok disini. Terus dibarengi santri kanan kiri
lingkungan, saudara-saudara, tetangga terus akhirnya berlanjut sampe
tambah tambah. Kemudian selama 11 tahun masih menempat di
lingkungan orangtua/ mertua. Karena tempatnya sempit, tidak
mungkin ditempati banyak orang, karena waktu iku wes onok santri
25-30 santri putra karo putri dan lingkungan sempit, akhirnya
memutuskan pindah nang kene ki, mulai 95. Terus lagi diiringi ada
pendidikan formal MAN negeri sebelah, akhirnya banyak siswa siswi
sekolah banyak yang bertempat di pondok sini, terutama siswa aliyah
yang jauh jauh. Terus sampek saiki santriku wes ono 300 lebih.”96
bahwa awalnya mulanya dulu ini bukan pondok pesantren namun tempat
banyak yang posoan disini. yang mana saat itu masih menempat
dilingkungan orang tua. Saat itu, setiap seminggu 3 kali santri Blokagung
96
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
59
60
berlanjut ada anak baru dari berbagai kota hingga terus berlanjut sampai
ditempati orang banyak yang mana pada waktu itu santrinya sekitar 25-30an
yang terdiri dari santri putra/putri, maka abah Zakariya memutuskan untuk
pindah.
Darussyafa’ah.
97
Observasi PPTQ Darussyafa’ah, Banyuwangi, 06 April 2020.
61
Darussyafa’ah memiliki Visi dan Misi yang ingin dicapai untuk masa yang
akan datang.
a. Visi
b. Misi
kemasyarakatan.98
Qur’an Darussyafa’ah
tugas dan tanggung jawab. Adapun lebih jelasnya untuk susunan struktur
98
Dokumentasi PTTQ Darussyafa’ah, Banyuwangi, 18 Juni 2020.
99
Dokumentasi PTTQ Darussyafa’ah, Banyuwangi, 18 Juni 2020.
62
Tabel 4.1
Struktur Kepengurusan Santri Putri Masa Abdi 2019-2020
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafaah
PENGASUH
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz
Ny. Hj. Qibtiyatun Nurul Aini
KETUA UMUM
Gus Abdul Kholiq Mahfudz S.Kom.I
PENASEHAT
Ning Khilda Isnia Fitriana
KETUA
Ustdz. Dewi Muhimmatul Qowimah
WAKIL
Ustdz. Anik Mukaromah
SEKRETARIS BENDAHARA
Ustdz. Aqidatul Izza Ustdz. Nurun Mala Niken
Ustdz. Nabila Yurita Zahro Ustdz. Elok Rofiqoh
SIE-SIE
Darussyafa’ah
santri yang tidak menghafal, hanya bin nadhar saja. Kondisi santri yang
mereka juga banyak yang menempu sekolah formal, yakni dari berbagai
macam jenjang pendidikan, ada yang sudah Mahasiswa, siswa MAN, siswa
MTs dan yang tidak sekolah hanya mondok saja. Selain itu, ada juga santri
2020 keseluruhan berjumlah 267 santri, yakni 124 santri putra dan 143
santri putri. Adapun santri putri sendiri ada 143 santri, dengan rincian 89
mandiri dan tidak selalu menjadi beban orang lain, termasuk orang tua.
kondisi umat.
64
subuh mulai dari Juz 1-30, disetorkan ke Abah Kyai (KH. Ahmad Zakariya
Al-hafidz).
Untuk setor Murajaah Al-Qur’an bil ghaib mulai dari Juz 1-6 yaitu
Murajaah bil ghaib mulai dari Juz 7-30 yaitu dilaksanakan setelah Ashar.
tahfidz putra/putri mulai dari juz 1-30. Tujuannya yaitu Murajaah bersama-
sama.
Syafaah
100
Observasi di lingkungan PPTQ Darussyafa’ah, Banyuwangi, 17 Juni 2020.
65
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan Santri Putri
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darus Syafaah
Syafaah
memadai demi kenyamanan santri itu sendiri. Meski sudah berdiri lama,
namun Pondok Pesantren ini terus memperbaiki sarana prasarana nya agar
perencanaan gedung sekolah formal, yaitu MTs Al-Furqon. MTs ini sudah
Tabel 4.3
Sarana Prasarana Asrama Putri
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah
101
Observasi di lingkungan PPTQ Darussyafa’ah Banyuwangi, 17 Juni 2020.
68
setiap ba’da dhuhur dan ashar yang dilakukan secara terbimbing serta
“Murajaah teng ngriki niku di bagi dados tigo mbak, yoiku murajaah
teng ngajeng Abah, murajaah tg ngajenge ustadzah, murajaah sareng-
sareng kale murajaah kyambak. Lajeng, wekdale murajaah nggeh
benten-benten.”102
(Murajaah disini itu dibagi menjadi 3 mbak, yaitu murajaah didepan
Abah, didepan Ustadzah, bersama-sama, dan murajaah sendiri.
Sehingga, waktunya pun berbeda-beda)
untuk menyetorkan murajaah. Ini lakukan setiap hari, kecuali hari jum’at.
untuk santri yang sudah Juz 7-30 dan yang sudah khatam, sekurangnya di
102
Nabila Yurita Zahro, wawancara, Banyuwangi, 18 Juni 2020.
70
akeh iku wes angel ngreksone. Tur santri-santri sing wes khatam
panggah tetep wajib setor murajaah, supoyo apalane tetep
terjaga”103
(Santri-santri yang hafalannya mulai juz 7 sampai 30 itu setor
murajaahnya langsung ke saya. Sebab, hafalan yang sudah dapat
banyak itu sulit menjaganya. Serta santri-santri yang sudah hatam
pun juga tetap wajib setor murajaah, supaya hafalannya tetap
terjaga).
Gambar 4.1
Dokumentasi Pelaksanaan Murajaah
Dihadapan Pengasuh
Nur Hamidah:
“Inggih mbak, lak setor hafalan langsung teng Abahe kok sampe
mboten munggah apalane, mbak-mbak niku isin mbak. Dadose
santri-santri niku tau diri, merasa sungkan”.104
(Iya mbak, kalau setor hafalan ke abah dan tidak sampai naik
hafalanya, mbak-mbak santri itu malu mbak. Jadi santri merasa
sungkan sendiri)
maghrib setiap hari kecuali hari kamis malam jum’at, yakni untuk santri
penghafal mulai Juz 1-6 dan juz 30 (khusus pemula). Adapun jumlah
sebanyak 1 surah.
Gambar 4.2
Dokumentasi Pelaksanaan Murajaah
Dihadapan Ustadzah
c. Murajaah bersama-sama
antara santri putra dan putri beserta Abah Kyai. Murajaah bersama-sama
yang baik dan benar. Jadi, disamping santri membaca kyai juga
peneliti:
d. Murajaah sendiri
dihafal.
Murajaah sendiri itu bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja,
tujuannya agar tidak mudah hilang dan selalu ingat hafalannya, meski di
juga siswa:
106
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
107
Tri Ayu Hernita, wawancara, Banyuwangi, 18 Juni 2020.
74
Kyai akan menyimak hafalan santri dan menegur apabila bacaan yang
dibaca oleh santri tersebut ada kasalahan baik dalam pelafalan maupun
berikutnya.
108
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
75
peneliti:
(membuat) hafalan baru. Setelah itu, hafalan lama dan hafalan baru
pembelajaran formal dan non formal (pesantren). Jadi, santri disana selain
menjadi santri mereka juga menjadi seorang siswa, ada yang dari
109
Anik Mukaromah, wawancara, Banyuwangi, pada tanggal 18 Juni 2020.
76
murajaah ini sangat tepat sekali untuk diterapkan. Karena dengan ini, santri
Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah ini dibuat lagu yang khas yang dibuat
sendiri oleh Kyai nya, yakni KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz. Sehingga
bagi para calon huffadz. Seperti yang diungkapkan KH. Ahmad Zakariya
Al-hafidz:
110
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
77
secara aktif. Seperti yang di ungkapkan oleh KH. Ahmad Zakariya Al-
111
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
78
Qur’an yang semula baik dan lancar tetapi pada saat hafalan, hafalan
tersebut hilang dari ingatannya. Hal ini terlihat ketika seseorang menghafal
al-Qur’an mereka sering keliru antara ayat satu dengan ayat lain yang
memiliki kemiripan bunyi ayat, padahal terdapat pada surat yang berbeda.
Seketika mereka tidak sadar berpindah atau menyambung pada surat yang
lain. Hal ini bisa disebabkan karena banyaknya ayat-ayat yang serupa di
dalam al-Qur’an.
membutuhkan banyak waktu, pikiran dan juga tenaga yang ekstra. Sehingga
tidak sedikit dari mereka para penghafal al-Qur’an yang mengeluh bahwa
“Aku ga ngerti opo iku Interferensi Retroaktif nduk, ngeng sing tak
ngerti yoiku gangguan santri amergo ilang apalane. Santri ora iso
ngeling apalane sing tau diapalke, mergo ora tau di deres akhire
ndadekne apalane ilang alias lali”112
(Saya tidak tahu persis apa itu yang namanya Interferensi Retroaktif,
namun yang saya tahu itu seperti gangguan karena santri kehilangan
hafalan al-Qur’an yang sudah pernah dihafal, disebabkan karena
tidak pernah di deres atau murajaah sendiri)
112
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
79
Retroaktif, akan tetapi yang beliau tahu gangguan tentang menghafal al-
yang dulu.
Pendapat lain yang dikatakan oleh Ayu Tri selaku santri dan siswa
Qur’an oleh peneliti disini yaitu suatu kondisi dimana para penghafal al-
lama, karena adanya kemiripan bunyi ayat dengan hafala baru, sehingga
yang keluar selalu bunyi ayat yang baru di hafal. Pendek kata “salah ucap”.
menghafal al-Qur’an yang dialami oleh beberapa santri salah satunya adalah
“Kulo merasa angel ngapalne niku pas nganu mbak, pas wonten
potongan ayat sing sami, ngajenge sami tapi wingkinge benten mbak.
Kulo ngatasi niki biasae al-Qur’ane niku kulo paringi garis, terus
113
Ayu Tri Hernita, wawancara, Banyuwangi, 18 Juni 2020
80
kulo bunderi, terus kulo paringi nomer. Nggeh mantun niku kulo
apalne, kulo murajaah kyambak bolak-balik”114
(Saya merasa kesulitan itu ketika ada potongan ayat yang sama,
depannya mirip belakangnya tidak. Saya biasa atasi sendiri dengan
cara memberi garis, kemudian di beri nomer pada ayat yang memiliki
kesamaan. Selanjutnya saya murajaah sendiri secara berulang-ulang)
mengingat berulang-ulang, tetapi dia juga memiliki cara lain yaitu dengan
“Enggeh mbak, sering supe pas maos ayat sing nate kulo apalne
mbak. Padahal sebelume kulo nggeh nyetor apalan niku mpun
nggluenggeng, mbasan ketekan apalan baru kulo supe maleh.
Contohe niku pas surat al-Baqarah ayat 57 kale al-A’raf ayat 160.
Niku disebabkan karena kulo jarang murajaah seh mbak. Pas tepak
sareng kegiatan sekolah nggeh katah, sareng kegiatan pondok
pindah. Dadose keteteran apalane”.115
(Iya mbak. Sering lupa dengan ayat yang pernah saya hafal. Padahal
sebelumnya telah saya hafal dengan lancar, tapi setelah mendapat
hafalan baru saya lupa lagi. Contohnya pada surat al-Baqarah ayat
57 kale al-A’raf ayat 160. Itu sebabnya memang saya kurag
murajaah, karena pas bareng-bareng dengan tugas-tugas sekolah,
sehinggan hafalan saya jadi keteteran)
114
Nihayatun Ni’mah, wawancara, Banyuwangi, 19 Juni 2020.
115
Ayu Tri Hernita, wawancara, Banyuwangi, 18 Juni 2020.
81
yang serupa. Tingkat kefokusan santri yang kurang dalam menghafal yang
mereka masing-masing.
116
Elok Rofiqoh, wawancara, Banyuwangi, 19 Juni 2020
117
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
82
dikatakan waktu menghafal masih kurang. Sehingga mau tidak mau santri
dan memurajaah.
dan luangnya untuk keperluan lainnya. Hal ini dibenarkan oleh Nabila
agar supaya tidak mudah lupa. Dengan sering membaca maka akan adanya
merekam apa yang kita baca. Sehingga memori akan menampung apa yang
118
Nabila Yurita Zahro, wawancara, Banyuwangi, 17 Juni 2020.
119
Anik Mukarromah, wawancara, Banyuwangi, 18 Juni 2020.
83
penting. Fungsi yang paling pokok bagi seorang guru atau Kyai adalah
mengontrol hafalan. Penghafal yang tanpa guru atau Kyai dapat dipastikan
bagi santri yang belum bisa menghafal disuruh untuk bin nadhar (membaca
120
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
84
hafalan satu hari satu halaman, maka hafalan santri akan tetap terjaga dan
selalu istiqomah dalam murajaah baik hafalan baru maupu lama. Sehingga
menyikai hal ini. Santri yang memiliki kemampuan yang kurang dalam
121
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
122
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
85
Pendamping itu berupa berupa waktu, bisa saat menghafal, maupun diluar
jam hafalan. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan Ustadzah Anik
Zakariya Al-hafidz:
“Onok suwijene arek iku sekali maju, sekali murajaah wes lancar, ora
ono sing salah ora ono sing kliru. Ono kalane wes dua kepindo ketelu
tapi sik akeh kesalahan ae, berarti memang kemampuane arek e
dewe-dewe.”124
(Ada anak sekalinya sekali maju sudah lancar murajaah, tidak ada
yang salah. Ada juga yang maju dua sampai tiga kali tapi masih
banyak kesalahan. Berarti memang kemampuan setiap anak itu
berbeda-beda)
Maka dari itu baik Kyai ataupun Ustad/ustadzah harus jeli dalam
santri bisa tetap terjaga, lancar, baik, benar dari segi makhroj dan tajwidnya,
serta santri dapat menyetor murajaah dengan semangat. Sehingga hal ini
123
Anik Mukarromah, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
124
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
86
metode murajaah yang telah diterapkan dan pada prakteknya dalam kegiatan
murajaah dinilai efektif karena dapat dilihat dari hasil hafalan santri. Hal
tersebut dapat dilihat dari waktu yang ditempuh selama waktu tiga tahun
dalam proses menghafal, dalam jangka waktu tiga tahun rata-rata sanrti
yang lebih. Menurut beliau, justru orang yang memiliki ketabahann dalam
yang sulit menghafalkan tetapi dia tahan uji, tidak putus asa dan terus
“Ada niat pasti ada jalan”, begitulah pepatah bilang. Setaip niat
apapun bisa dilalui prosesnya, setiap proses tentunya tidak lepas dari
125
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
87
lebih panjang proses dan banyak rintangan yang dilalui. Niat yang ikhlas
dan tulus dapat mengalahkan segala rintangan yang meghadang. Jika niat
hafidz karena Allah Swt. maka Allah Swt. akan memberikan jalan dan ridha
bagi calon hafidz. Menghafal al-Qur’an haruslah istiqomah dan sabar baik
C. Pembahasan Temuan
sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan yang diungkap dari
lapangan.128
126
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
127
KH. Ahmad Zakariya Al-hafidz, wawancara, Banyuwangi, 15 Juni 2020.
128
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah..., 77.
88
beberapa hal yaitu, proses metode Murajaah dalam meningkatkan hafalan Al-
hafalan Al-Qur’an.
Tabel 4.4
Hasil Temuan Penelitian
terlebih jika menghafal al-Qur’an yang disertai dengan niat karena Allah
seperti niat yang ikhlas semat-mata karena Allah Swt., tekad yang kuat,
adapun waktunya juga terbagi yakni dari pagi (ba’dha subuh), siang (ba’dha
dhuhur), sore (ba’dha asar), dan malam (ba’dha maghrib). Adapun kegiatan
c. Murajaah di bersama-sama
tersebut adalah:
91
a. Persiapan.
kematangan hafalan yang dimurajaahkan bisa lebih kuat lagi dan lancar.
b. Menyetorkan hafalannya.
setoran tidak boleh melihat mushaf, jika sedikit lupa boleh sesekali
Ustadzah).
jauh lebih utama dari pada menambah hafalan, karena menjaga hafalan
c. Pengulangan.
dipelajari.
dialami oleh santri disana hampir sama rata, yaitu karena tingkat kefokusan
129
Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan..., 128.
93
muncul ketika santri melafalkan ayat al-Qur’an, mereka sering keliru antara
ayat yang satu dengan ayat yang lainnya, terkadang mereka tidak sadar ayat
benar, permasalahan diatas sesuai antara teori dengan realita yang terjadi.
dapat dipisahkan dari penyakit lupa. Penyakit lupa bisa terjadi pada siapa
oleh lamanya tenggang waktu antara saat terjadinya proses belajar dengan
lupa bisa terjadi karena hal apa saja. Orang mampu mengingat informasi
yang didapat namun juga dapat lupa apa yang telah didapati tadi. Misalnya
130
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan...,166.
94
saja, seseorang sudah lupa nama-nama gurus SD nya dulu ketika dia telah
seseorang lupa akan janjinya hari ini, dan lain sebagainya. Menurut Marnio
Pudjiono ada tiga teori yang dapat menjelaskan gejala kelupaan yaitu (1)
Teori Pemudaran, (2). Teori Interferensi dan (3) Teori Ketergantungan pada
tanda.131 Oleh karena itu Kelupaan merupakan bagian dalam proses memori
131
Marnio Pudjono. “Teori-teori Kelupaan” Vol. 16 No. 2 Fakultas Psikologi UGM Hal. 89
95
efektivitas murajaah yang sudah diterapkan dan dapat dinilai dari metode
tersebut dengan melihat hasil hafalan santri yang sesuai dengan tujuan
waktu tiga tahun untuk mengkhatamkan al-Qur’an. Selain itu, dapat dilihat
dari tes murajaah sewaktu-waktu oleh Kyai atau ustadzah, yang mana
tersebut, dan hasilnya menunjukkan bahwa hafalan santri tersebut bagus dan
baik.
belajar siswa yang baik. Dalam penelitian ini keefektivan penerapan metode
A. Kesimpulan
mudah untuk dilakukan dimana saja dan kapan saja, serta membuat hafalan
santri hampir sama rata, yaitu karena tingkat kefokusan santri yang kurang,
96
97
melafalkan ayat al-Qur’an, mereka sering keliru antara ayat yang satu
dengan ayat yang lainnya, terkadang mereka tidak sadar ayat yang
Hal ini dapat dibuktikan dengan kemampuan yang dapat menempuh waktu
tiga tahun untuk mengkhatamkan al-Qur’an. Selain itu, dapat dilihat dari tes
murajaah sewaktu-waktu oleh Kyai atau ustadzah, yang mana dengan cara
B. Saran
selesainya skripsi ini, maka peneliti akan memberikan saran yakni sebagai
berikut:
2. Kepada Santri
waktu dengan sebaik mugkin. Walaupun hafalannya sudah baik dan lancar
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Ahmad Yasin. 2010. Ilmu Tajwid Pedoman Membaca Al-Qur’an. Jombang:
Pelita Offset.
Alpiyanto. 2013. Menjadi Juara dan Berkarakter. Bekasi: PT. Tujuh Samudra.
Aziz, Abdul dan Abdur Rauf Al-hafidz. 2009. Anda Pun Bisa Jadi Hafidz Al-
Qur’an. Jakarta: Markas Al-Qur’an.
Bhinnety, Megda. Jurnal Struktur dan Proses Memori. Vol. 16 No. 2 Fakultas
Psikologi Univertas Gadjah Mada.
Https://rumaysho.com/16311-hadits-arbain-01-setiap-amalan-tergantung-pada-
niat html. (Diakses Pada Tgl. 6-6-2020 Pukul 16:44).
Syam, Herman El-hafiezh. 2015. Siapa Bilang Menghafal Al-Qur’an itu Sulit?.
Yogyakarta: Pro-U Media.
Utsman. Ahmad Rofi’i. 2000. Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Bandung: Pustaka.
Wahid, Wiwi Alawiyah. 2015. Panduan Menghafal Al-Qur’an Super Kilat. Step
By Step & Berdasarkan Pengalaman. Yogyakarta: Diva Press.
NIM : T20161167
Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa dalam hasil penelitian ini tidak
terdapat unsur-unsur menjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang pernah
dilakukan atau dibuat orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah
unsur-unsur penjiplakan dan ada klaim dari pihak lain, maka saya bersedia untuk
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa
Nailus Syafaah
NIM. T20161167
MATRIK PENELITIAN
A. Instrumen Observasi
1. Letak Geografis Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah
2. Data santri putri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah
3. Jadwal Murajaah santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah
4. Kegiatan santri putri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah
5. Keadaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an
Darussyafa’ah
B. Instrumen Wawancara
1. Pengasuh
a. Bagaimana sejarah Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
b. Bagaimana pembelajaran Tahfidz yang diterapkan di Pondok Pesantren
Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
c. Apa saja metode menghafal Al-Qur’an yang diterapkan di Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
d. Bagaimana penerapan metode murajaah di Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur’an Darussyafa’ah?
e. Bagaimana problematika Interferensi Retroaktif di Pondok Pesantren
Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
f. Apa yang menyebabkan terjadinya Interferensi Retroaktif di Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
g. Mengapa memilih metode Murajaah untuk mengatasi Interferensi
Retroaktif di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
h. Sejauh mana efektivitas metode Murajaah untuk mengatasi Interferensi
Retroaktif dalam menghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur’an Darussyafa’ah?
2. Ustadzah
a. Bagaimana langkah-langkah penerapan metode Murajaah di Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
b. Dilakukan berapa kali penerapan Murajaah di Pondok Pesantren
Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
c. Dilaksanakan kapan saja waktu untuk Murajaah di Pondok Pesantren
Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
d. Peningkatan apa yang diperoleh santri setelah murajaah di Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
e. Apa saja problematika Interferensi Retroaktif yang dialami santri di
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
f. Bagaimana mengatasi Interferensi Retroaktif yang dialami santri di
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah?
3. Santri
a. Apa yang kamu ketahui tentang Interferensi Retroaktif dalam menghafal
al-Qur’an?
b. Problematika Interferensi Retroaktif yang seperti apa yang pernah kamu
alami?
c. Apa penyebab terjadinya Interferensi Retroaktif yang kamu alami?
d. Bagaimana cara kamu mengatasi Interferensi Retroaktif dalam menghafal
al-Qur’an?
e. Peningkatan apa yang kamu peroleh setelah murajaah hafalan?
C. Instrumen Dokumentasi
1. Dokumentasi Visi dan Misi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an
Darussyafa’ah
2. Dokumentasi struktur kepengurusan santri Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur’an Darussyafa’ah
3. Dokumentasi foto pembelajaran Tahfidz di Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur’an Darussyafa’ah
4. Dokumentasi foto setoran Murajaah santri kepada Pengasuh di Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah
5. Dokumentasi foto di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussyafa’ah
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Mataram No.1 Mangli, Telp. (0331) 487550 Fax. (0331) 472005, Kode Pos : 68136
Website : www.http://ftik.iain-jember.ac.id e-mail : tarbiyah.iainjember@gmail.com
a.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik
Mashudi
DOKUMENTASI PENELITIAN
A. Identitas Diri
NIM : T20161167
No. Hp : +682231496860
Email : nailuss28@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan