Oleh:
BISRI MUSTOFA
NIM : 18122110029
BLOKAGUNG BANYUWANGI
2022
SKRIPSI
Oleh:
BISRI MUSTOFA
NIM : 18122110029
BLOKAGUNG BANYUWANGI
2022
i
SKRIPSI
Oleh:
BISRI MUSTOFA
NIM : 18122110029
BLOKAGUNG BANYUWANGI
2022
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Alhamdulilah terselesaikannya tulisan ini yang bagi kalin mungkin tidaklah ada
apa apanya.namun huruf demi huruf saya tulis sehingga menjadi sebuah maha
karya.bagi saya bukanlah sebuah rahasia,mengerjakan skripsi bukanlah proses
yang mudah dan instan.melewati sebuah proses yang tidaklah mudah.saya akan
mempersembahkan kepada beberapa sosok hebat dan berjasa kepada:
1. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kehendak dan rahmatnya sehingga
dapat tersusun skripsi ini Alhamdulillah dengan lancar.
2. Teruntuk dua insan paling hebat dan istimewa di dalam hidup saya,Ibunda
Ahmalia dan Ayahhanda Abdul Roni yang menjadikan segalanya mungkin
serta pengorbanan dan do`a terbaik yang tidak pernah terlalaikan,serta
kakak kakak saya.
3. Ibu ketua prodi yang saya hormati Halimatus Sa’diah, S.psi., M.A. yang
tak pernah lelah dalam memperjuangkan kami.
4. Dosen pembimbing kami bapak M. Rizqon Al Musafiri, S.Pd., M.Pd.yang
selalu ikhlas memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Terima kasih kepada teman dan sahabat yang sudah memberikan
dukungan dan pelatihan pelajaran hidup yang begitu banyak.
v
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
Bisri Mustofa, 2022 Application of Ta'Zir to Discipline the Male Santri of Pondok
Pesantren Darussalam Blokagung.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji pada Allah SWT. Skripsi ini hanya bisa selesai semata
karena rahmat, ridho dan kasih- Nya.
Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Yang menjadi teladan bagi umatnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi
ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan ikhlas kepada:
Tiada balas jasa yang dapat diberikan oleh penulis kecuali hanya do’a
kepada Alloh yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih, semoga kebaikan beliau
semua mendapat balasan dari-Nya.
Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna. Demikian juga
dengan skripsi ini, tentunya masih ada kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis berharap akan saran dan kritik ang konstruktif. Dan atas
ix
segala kekhilafan dalam penulisan skripsi ini penulis mohon maaf sebagai insan
yang dho’if.
Penulis
Bisri Mustofa
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................................i
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................................x
DAFTAR ISI.........................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Kajian Teori................................................................................................................11
B. Penelitian Terdahulu...................................................................................................39
C. Alur Pikir Penelitian...................................................................................................43
A. Jenis Penelitian...........................................................................................................44
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................................45
C. Kehadiran Peneliti......................................................................................................45
D. Informan Penelitian....................................................................................................45
E. Data dan Sumber Data................................................................................................46
F. Prosedur Pengumpulan Data......................................................................................46
G. Keabsahan Data..........................................................................................................49
H. Analisis Data..............................................................................................................51
xi
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN...........................................53
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................................73
BABVI PENUTUP...............................................................................................................82
A. Kesimpulan.................................................................................................................82
B. Implikasi Penelitian....................................................................................................83
1. Implikasi Teori.....................................................................................................83
2. Implikasi Kebijakan.............................................................................................83
C. Keterbatasan Penelitian..............................................................................................83
D. Saran...........................................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran- lampiran:
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Islam. Yaitu, dari satu sisi keberadaan pesantren diwarnai oleh berebagai
macam gambar dan hubungan ajaran Islam yang diikuti oleh para pendiri
Dari sejak didirikannya pada abad ke-16 M. Hingga saat ini, pesantren
tetap terus memainkan peranannya yang semakin besar dan semakin luas
adat kebiasaannya yang unik dan berdasar pada nilai religiusitas ajaran Islam,
serta kiprah pada lulusannya yang tampil sebagai tokoh nasional yang
1
2
Nasional (Sisdiknas).1
di dalam pesantren didirikan oleh para santri dan orang tuanya serta dibantu
keinginan para orang tua menitipkan anak-anaknya kepada kiai untuk dididik.
Besar atau kecilnya Pondok Pesantren biasanya diukur dari jumlah santrinya.
Pondok yang kecil biasanya dihuni oleh santri kurang dari seratus orang,
sementara pondok yang besar memiliki tanah yang luas dengan jumlah
berupaya untuk membina moral santri agar memiliki akhlak yang mulia dan
Menurut Alex Sobur, disiplin berasal dari kata asing yaitu disicipline
1
Wiwin Fitriyah, dkk, “Eksistensi Pesantren Dalam Kpribadian Santri”, Palapa: Jurnal
StudKeislaman dan Ilmu Pendidikan, Vol. 6, No. 2, 2018, 156.
2
Anis Masykhur, Menakar Modernisasi Pendidikan Pesantren,2010,44.
3
arti yang lebih luas disiplin berarti setiap macam pengaruh yang ditunjukkan
kepada kiainya dan juga gurunya”. Kebiasaan ini menjadikan santri bersikap
salah satu sikap yang khas pada santri yang cukup membedakan dengan
lembaga kursus.4
situasi yang tidak menyenangkan dan situasi yang ingin dihindari untuk
dari pelanggaran, kejahatan, atau kesalahan yang dilakukan oleh anak didik.
3
Widi Widayatullah, ”Pengaruh Ta’zir Terhadap Peningkatan Kedisiplinan Santri di Pondok
Pesantren (Penelitian di Pondok Pesantren Al-Musaddadiyah Garut)”, Jurnal Pendidikan
Universitas Garut, Vol. 06, No. 01, 2012, 69.
4
Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, 20.
4
menerimanya.5
kepribadian anak sehingga disebut sebagai disiplin diri. Seperti yang terdapat
dalam pesantren, santri yang melanggar peraturan akan merasa aman jika
salah dan hal tersebut berakibat akan hilangnya sikap disiplin dalam mentaati
Tujuan utama dari pemberian ta’zir kepada santri adalah agar anak
merasa jera dan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya yang salah. Ta’zir
terhadap santri, melainkan untuk mendidik para santri agar sanggup mengatur
dengan sebaik-baiknya.
5
Bustomi Ramin, “Pengaruh Penerapan Metode Ta’zir terhadap Kedisiplinan Belajar Santri Putra
di Pondok Pesantren Daarul Fathonah Desa Tegal Gubug Lor Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon” Skripsi, (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati, 2015), 5.
5
Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Abdul Qadir
Audah dan Wahbah Zuhaili. Ta’zir diartikan mencegah dan menolak. Karena
akhlak yang baik terhadap para santri. Manfred Ziemek, tertarik melihat sudut
berdisiplin dalam waktu dan pakaian. Kedisiplinan ini tumbuh dalam aktifitas
shalat berjamaah dan kerapian berpakaian. Misalkan salah satu cirinya adalah
mereka akan merasa sopan dihadapan Allah saat mendirikan shalat dengan
memakai kain sarung dan berpeci. Maka hampir tidak ada santri yang
harus dilaksanakan dan ditaati oleh para santri agar ciri khas yang dimiliki
6
Makhrus Munajat, Hukum Pidana Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Teras, 2009), 177.
7
Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi,
(Jakarta: Erlangga, 1996), 4.
8
Anis Masykhur, Menakar Modernisasi Pendidikan Pesantren (Mengusung Sistem Pesantren
Sebagai Sistem Pendidikan Mandiri), (Depok: Barnea Pustaka, 2010), 58.
6
merasa jera dan bagi santri yang sudah disiplin dapat mempertahankan
menyatu di dalam diri seseorang. Bahkan, disiplin itu sesuatu yang menjadi
bagian dalam hidup seseorang, yang muncul dalam pola tingkah lakunya
sehari-hari. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan dampak proses
pembinaan cukup panjang yang dilakukan sejak dari dalam keluarga dan
sebagai pribadi yang berada dalam satu lingkungan atau kelompok tertentu.
kepercayaan bahwa yang dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi diri dan
lingkungan.9
santri. Ta’zir diberikan kepada santri memiliki tujuan dalam jangka pendek
adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah, sedangkan dalam jangka
diri santri dan dibuat atas persetujuan pengasuh serta departemen keamanan
pondok, baik santri putri maupun santri putra. Serta untuk menumbuhkan rasa
jera kepada para santri yang telah melanggar tata tertib Pondok Pesantren
yang telah ditetapkan, karena jika tidak diberikan hukuman setelah mereka
9
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2018), 32.
8
Ta’zir ini berlaku bagi seluruh santri yang tinggal (mukim) di Pondok
atau ketahuan melakukan pelanggaran tata tertib pesantren maka akan tetap
juga mendapatkan arahan berupa nasihat atau pun tuntunan perilaku baik agar
tujuan realisasi dirinya. Dalam interaksi tersebut anak belajar tetang nilai-
Perilaku ini berubah tertuju pada arah yang sudah ditentukan oleh nilai-nilai
10
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, 2018 33.
9
pacaran, menjaga lingkungan pesantren senantiasa asri, rapi dan bersih, dan
Banyuwanggi”.
B. Fokus Peneliti
Blokagung?
10
E. Tujuan Peneliti
berikut:
Blokagung.
F. Manfaat Peneliti
1. Manfaat Teoritis
santri.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk peneliti
b. Bagi pembaca
mendisiplinan santri
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
a. Pengertian Ta`Zir
Menurut bahasa, lafadz ta’zir berasal dari kata azzara yang berarti
menghormat.11
pelajaran atau pendidikan dalam bentuk hukuman tertentu terhadap santri yang
karena suatu sebab misalnya kesiangan shalat subuh atau tidak ikut mengaji
tanpa ada alasan yang benar. Hukuman tersebut bertujuan mencegah yang
11
Makhrus Munajat, Hukum Pidana Islam di Indonesia, 177.
12
Lailatus Saidah, “Tradisi Ta’ziran di Pondok Pesantren Raudlatul Muta’aliimin Desa
Datinawong, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan-Jawa Timur”, 327.
11
12
bahwa ta’zir adalah pengajaran dan tidak termasuk ke dalam kelompok had.
Penjelasan Al-Fayyumi ini sudah mengarah pada definisi ta’zir secara syariat
sebab ia sudah menyebut istilah had. Begitu pula dengan beberapa definisi di
bawah ini.14
Syari’ah Al-Islamiyyah
Ta’zir ialah sanksi hukum yang wajib diberlakukan sebagai hak Allah
atau hak manusia karena melakukan kemaksiatan yang tidak ada sanksi
kafaratnya. Hal mendasar yang ditegaskan dalam definisi ini adalah bahwa
ta’zir bukan sebagai sanksi yang masuk dalam jenis sanksi hudud dan kafarat,
sebagai hak Allah atau manusia karena melakukan kemaksiatan yang tidak
termasuk ke dalam sanksi had dan kafarat. Ta’zir sama dengan hudud dalam
13
Widi Widayatullah, “Pengaruh Ta’zir Terhadap Peningkatan Kedisiplinan Santri di Pondok
Pesantren (Penelitian di Pondok Pesantren Al-Musadaddiyah Garut)”,68.
14
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2013), 136.
13
sebagai ancaman).
sebab itu, jenis hukuman yang tidak termasuk had ini disebut ta’zir, karena
berfungsi sebagai pengajaran. Arti lain dari al-ta’zir adalah mencegah dan
menghalangi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ta’zir ialah sanksi yang
dengan hak Allah maupun hak manusia dan tidak termasuk ke dalam kategori
hukuman hudud atau kafarat. Karena ta’zir tidak ditentukan secara langsung
oleh Al-Qur’an dan hadits, maka ini menjadi kompetensi penguasa setempat.
Dalam memutuskan jenis dan ukuran sanksi ta’zir harus tetap memperhatikan
pada diri santri akan terbentuk, apabila santri sudah dapat bertingkah laku
sesuai dengan pola tingkahnya yang baik. Santri dikatalan telah dapat
memahami arti disiplin, apabila tanpa hukuman ia sudah dapat betingkah laku
15
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, 138.
14
ada keseimbangan antara pengakuan diri dan kebebasan di suatu pihak, dan di
sudah berumur tujur tahun dan apabila ia berumur sepuluh tahun hendaklah
untuk melatih anak disiplin sejak kecil, bila anak melakukan pelanggaran maka
Tentang pemukulan adalah pukulan fisik bkan pukulan hati dan tidak
mengandung konotasi yang lain. Namun, pukulan itu bukan pukulan yang
b. Jenis-jenis ta’zir
Imbalan atau tanggapan terhadap orang lain itu terdiri dari dua, yaitu
dapat diambil sebagai metode pendidikan apabila terpaksa atau tak ada
b. Jangan sampai menyakiti perasaan dan harga diri anak atau orang yang
kita hukum.
itu, apabila si terhukum itu perempuan, maka bajunya tidak boleh dibuka,
tidak boleh diarahkan ke kepala, wajah dan farji. Karena apabila diarahkan
17
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),21.
18
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, 147.
16
meninggal dunia.
bukan berarti mengambil harta pelaku untuk diri orang yang memberikan
a. Peringatan keras.
b. Dihadirkan orang tua dihadapan sidang.
c. Nasihat.
d. Dikeluarkan.
e. Pengumuman kesalahan secara terbuka
adalah berakal sehat. Tidak ada perbedaan, baik laki-laki maupun perempuan,
dewasa maupun anak-anak, atau kafir maupun muslim. Setiap orang yang
tidak dibenarkan baik dengan perbuatan, ucapan, atau isyarat perlu diberi
19
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, 143.
17
yang terdapat peraturan bahwa setiap santri putra dan santri putri yang
melakukan pelanggaran tata tertib, maka akan dikenai ta’zir atau hukuman
cara untuk menakut-nakuti atau untuk mengancam supaya orang tidak berani
Dalam hal ini, hukuman yang hanya untuk menakuti, menurut Bohar
seseorang merasa terpojok dan frustasi. Frustasi sering diikuti oleh agresi dan
Karena itu, yang dipimpin/bina tidak mungkin menghargai hal seperti ini dan
20
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, 43.
18
A. Pengertian disiplin
mereka yang berseragam hijau. Denga kata lain, disiplin terasa sebagai sesuatu
kendali diri, karakter atau keteraturan dan efisiensi, sebuah definisi umum yang
menyiratkan, sah-sah saja dan bukan hal yang mustahil untuk ditanamkan
bahwa: “Bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya,
sikap dan perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban,
21
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa,42.
22
Chaerul Rochman, dan Edi Warsidi, Membangun Disiplin dalam Mendidik, (Bandung:
Putra Setia, 2011),25.
19
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
era persaingan dan globalisasi di abad XXI. SDM yang unggul tersebut dapat
terjadi apabila ada kesadaran diri dan hati nurani yang mendorong dan memicu
dirinya untuk menerapkan disiplin yang baik. Disiplin individu yang baik dapat
dalam keluarga dan sekolah. Karena itu, pada arah dua tempat tersebut sangat
berdisiplin tinggi.
23
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa,10.
24
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemah Al-Kaffah, (Sukabumi:
dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti
didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya.
Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena
B. Macam-macam disiplin
preventif dan korektif. Kedua hal itu dapat dirangkum sebagai berikut:26
mematuhi pedoman kerja dengan peraturan yang berlaku. Dengan hal itu,
yang ada.
Dalam pendapat lain juga disebutkan ada dua macam disiplin. Pertama,
adat dan budaya yang diatur dengan hukum yang demokratis yang menyangkut
25
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, 31.
26
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, 12.
22
seluruh anggota masyarakat tersebut. Kedua, ialah apa yang disebut yang
perintah dan aturan yanng dikeluarkan penguasa dianggap benar dan tidak
boleh dibantah.27
a. Disiplin Otoritarian
Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan
mentaati peraturan yang telah disusun dan berlaku ditempat itu. Apabila gagal
mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi atau
mendapat penghargaan atau hal itu sudah dianggap sebagai kewajiban. Jadi,
27
Chaerul Rochman, dan Edi Warsidi, Membangun Disiplin dalam Mendidik, 10.
28
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, 44
23
kesempatan bertanya kenapa disiplin itu harus dilakukan dan apa tujuan
disiplin itu. Orang hanya berpikir kalau harus dan wajib mematuhi dan
mentaati peraturan yang berlaku. Kepatuhan dan ketaatan dianggap baik dan
perlu bagi diri, institusi atau keluarga. Apabila disiplin dilanggar, wibawa dan
pelanggaran perlu diberi sanksi, ada sesuatu yang harus ditanggung sebagai
akibat pelanggarannya.
Di sini dapat terjadi orang patuh dan taat pada aturan yang berlaku,
tetapi tidak bahagia, tertekan dan tidak aman. Siswa kelihatan baik, tetapi
menjadi stres: karena tampak baik, patuh, taat, tetapi merasa kurang bebas,
kurang mendiri, berbuat sesuatu hanya sekedar untuk memuaskan pihak lain
keasadaran diri. Di sini mereka perlu dibantu untuk memahami arti dan
manfaat disiplin itu bagi dirinya, agar ada kesadaran diri yang baik tentang
disiplin.
b. Disiplin Permisif
berbuat sesuatu, dan ternyata membawa akibat melanggar norma atau aturan
tidak dilarang dan mana yang dilarang. Atau bahkan menjadi takut, cemas dan
c. Disiplin Demokratis
mematuhi dan mentaati peraturan yang ada. Hal ini menekankan aspek
edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada
yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud
atas kesadaran diri sehingga siswa memiliki disiplin diri yang kuat dan
mantap. Oleh karena itu, bagi yang berhasil mematuhi dan mentaati disiplin,
29
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, 46.
25
tanggung jawab.
Dalam rumusan dan sistematika bagan tentang disiplin, ada empat hal
yang dapat membentuk dan meningkatkan disiplin (individu): mengikuti dan
mentaati peraturan, kesadaran diri, alat pendidikan, hukuman. Keempat faktor
ini merupakan faktor dominan yang membentuk dan meningkatkan disiplin.
Alasannya sebagai berikut:
a. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting
bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran diri menjadi
motif sangat kuat terwujudnya disiplin.
b. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas
peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individualnya. Hal ini sebagai
kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan
dan kemauan diri yang kuat. Tekanan dari luar dirinya sebagai upaya
mendorong, menekan dan memaksa agar disiplin diterapkan dalam diri
seseorang sehingga peraturan-peraturan diikuti dan dipraktikkan.
c. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau
diajarkan.
d. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang
salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.
Selain keempat faktor tersebut, masih ada beberapa faktor lain lagi
yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan kedisiplinan individu, antara
lain teladan, lingkungan berdisiplin dan latihan berdisiplin.30
a. Teladan
30
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, 49.
26
dibandingkan dengan kata-kata. Karena itu, contoh dan teladan disiplin atasan,
kepala sekolah dan guru-guru serta penata usaha sangat berpengaruh terhadap
disiplin para siswa. Mereka lebih mudah meniru apa yang mereka lihat,
dibanding apa yang mereka dengar. Lagi pula hidup manusia banyak
dipengaruhi peniruan- peniruan terhadap apa yang dianggap baik dan patut
ditiru. Disini faktor teladan disiplin sangat penting bagi disiplin siswa.
b. Lingkungan berdisiplin
c. Latihan berdisiplin
D. Definisi santri
yaitu pengertian sempit dan pengertian luas. Pengertian sempit “santri” adalah
seorang pelajar sekolah agama yang disebut pondok atau pesantren atau orang
Agama Islam di Jawa tidak harus diperoleh dari keluarga, masjid, majelis-
Agama Islam yang pada umumnya kegiatan tersebut diberikan dengan cara
para santrinya berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh
ulama besar sejak abad pertengahan, sedangkan para santri biasanya di dalam
Kata santri mempunyai arti orang yang mendalami agama Islam, orang
yang beribadah dengan sungguh-sungguh dan orang yang saleh. Santri adalah
sekelompok orang baik-baik yang taat terhadap aturan agama(orang saleh) dan
senantiasa menyangkut pula kehidupan para santri yang menjadi murid dan
sekaligus menjadi pengikut serta pelanjut perjuangan ulama yang setia. Santri
31
Abdul Mughits, Kritik Nalar Fiqh Pesantren, (Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2008),1.
28
kebanyakan santri berumur antara dua belas sanpai dua puluh lima tahun,
namun ia juga pernah menjumpai beberapa yang berumur enam tahun dan tiga
maka kecuali kiyai, jarang sekali terdapat berumur setengah baya atau orang
tua di pondok,32
istilah yang menjadi asal usul penyebutan santri. Pertama, dengan mengutip
pendapat Prof. John bahwa istilah santri ini berasal dari bahasa Tamil yang
berarti guru mengaji. Jika dikaitkan dengan kenyataan santri, memang pada
awalnya santri ini dididik untuk menjadi guru mengaji. Kedua, pendapat C.C.
Berg bahwa kata santri berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India
berarti orang-orang yang tahu buku-buku suci Agama Hindhu atau seorang
E. Klasifikasi santri
Santri muqim adalah murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh
dan menetap dalam kelompok pesantren. Santri mukim yang paling lama
32
Muhammad Muzakki, “Perubahan Perilaku Santri (Studi Kasus Alumni Pondok Pesantren
Salafiyah di Desa Langkap Kecamatan Besuki Kabupaten Ponorogo)”, ISTAWA: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, 2016, 7.
33
Anis Masykhur, Menakar Modernisasi Pendidikan Pesantren (Mengusung Sistem Pesantren
Sebagai Sistem Pendidikan Mandiri), 55.
29
kitab-kitab dasar dan menengah. Dalam sebuah pesantren yang besar (dan
belajar di sana, para putera-putera kiyai ini memainkan peranan yang sangat
kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Semakin besar sebuah
pesantren akan semakin besar jumlah santri mukimnya. Dengan kata lain,
pesantren kecil akan lebih banyak santri kalong dari pada santri mukim.34
dijumpai santri yang berusia tua duduk belajar bersama dengan santri yang
lebih muda. Hal ini disebabkan karena orientasi pendidikan di pesantren ialah
34
Nur Salim, Pengaruh Tingkat Penghayatan Santri tentang Ta’zir terhadap Akhlak Studi Kasus
pada Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga Tahun 2009, Skripsi, (Salatiga: STAIN Salatiga,
2010),21.
35
Anis Masykhur, Menakar Modernisasi Pendidikan Pesantren (Mengusung Sistem Pesantren
Sebagai Sistem Pendidikan Mandiri),36.
30
ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Perilaku santri berubah sebagai
rasa aman dan bebas dari ancaman sanksi karena pelanggaran peraturan
Kedua, bertindak dan berbuat lebih baik. Bila orang telah memiliki
berbuat semaunya, asal berbuat sesuatu yang dapat melanggar aturan Pondok
36
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa,96.
31
baik, santri tidak lagi berbuat semaunya atau seenaknya. Tata tertib Pondok
Pesantren yang ketat dan konsisten dapat menbuat santri tidak sembarangan
akan muncul perilaku yang tidak tertib, tidak teratur, tidak terkontrol, perilaku
liar, yang pada gilirannya menunggu kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini,
agar dilatih dan dibiasakan hidup teratur, bertanggung jawab dan dewasa.
Tuhan adalah makhluk yang terbatas. Karena keterbatasannya dapat lalai dan
peraturan yang berlaku. Sanksi yang diberikan kepada yang melanggar aturan
yang sama untuk kedua kalinya. Pada dirinya muncul upaya untuk
diniyyah tepat waktu, mengikuti kegiatan dengan tertib, shalat berjamaah dan
tidak keluar masuk pondok tanpa seizin dari pengurus atau dari pengasuh.
aktifitasnya akan besar pengaruhnya terhadap pola tingkah laku dan ini
37
Kasmiyati, “Implementasi Tata Tertib dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Islam Kampung Baru Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi” Skripsi, (Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2012),41.
33
pesaturan.
tertentu. Jadi, dibalik perbuatan seseorang pasti ada latar belakangnya, ketika
orang melakukan perbuatan tertentu, ada harapan yang akan dicapai dan
dicari. Dengan demikian, satu perbuatan atau tingkah laku merupakan upaya
kebutuhan ini menyebabkan adanya tingkah laku yang positif dan negatif.
Tingkah laku disiplin, dapat juga dilihat dari teori Maslow di atas.
baik, kebutuhan fisik yang belum tercukupi. Selain hal itu, pelanggaran
disiplin menurut pengalaman dan pengamatan, dapat juga terjadi karena tujuh
mantap.
38
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, 52.
35
Oleh karena itu, pengasuh Pondok Pesantren, ustadz dan ustadzah, serta orang
tua perlu terlibat dan bertanggung jawab membangun disiplin santri dan
dan diterima oleh individu lain dalam ruang lingkupnya. Dengan standar
yang sama, diharapkan tidak ada diskriminasi dan rasa ketidak adilan pada
tertib, para santri tidak dapat lagi bertindak dan berbuat sesuka hatinya.
hukuman ada perbedaan antara pelanggar yang satu dengan yang lainnya.
39
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa,56.
36
Hal seperti ini akan membingungkan santri. Perlu sikap konsisten dan
orang tua atau keluarga. Keluarga atau orang tua merupakan pendidik
pertama dan utama yang sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan dan
membantu sekolah, antara lain memotivasi siswa belajar dengan baik, rajin
keindahan, kekeluargaan).40
perilaku disiplin. Orang tua dapat ikut berpatisipasi menerapkan disiplin diri
Memberi persuasi bahwa tata tertib itu baik untuk perkembangan dan
keberhasilan pendidikan.
dengan individu yang telah menlanggar tata tertib. Mereka ini ditolong agar
tidak melanggar lebih jauh lagi, dengan jalan nasihat, peringatan atau sanksi
individu yang melanggar tata tertib dan sudah diberi sanksi disiplin. Upaya
menyembuhkan perilaku yang salah dan tidak baik. Ketiga hal ini dapat
a. Preventif
40
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa,57.
41
Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa,58.
38
b. Represif
pelanggaran yang lebih berat lagi. Atau langkah menindak dan menghukum
sekolah dan telah diberi sanksi disiplin perlu dibina dan dibimbing oleh gur-
mengubah tingakah lakunya yang salah. Atau di antara mereka yang terluka
batin karena masalah disiplin tersebut. Atau siswa yang melanggar disiplin
disebabkan oleh problem internal yang ada di dalam dirinya. Siswa-siswa ini
perlu secara khusus dibina dan dibimbing agar mengalami pemulihan dan
melalui langkah preventif, represif dan kuratif. Sanksi yang diberikan tidak
boleh dilaukan secara emosional atau sesuai selera, tetapi harus mengacu pada
standar dan aturan yang ada serta bertujuan mendidik. Dengan hal-hal
yang bermasalah dengan perilaku yang kurang baik dapat dotolong dan
dipulihkan. Diharapkan, dengan langkah dan sikap seperti itu akan memberi
dampak besar bagi kondisi kondusif sehingga tercipta hasil belajar yang baik
B. Peneltian Terdahulu
sebagai berikut :
Kamilah, banyak santriwati yang menjadi lebih disiplin dan lebih bisa
adalah santriwati.
dilakukan santri.
penelitian, jadi jenis kegiatan yang akan diteliti pun juga sama.
44
Kebijakan
pondok Pelaksanan Peningkatan
pesantren yang penegakkan kedisiplinan santri
beasal dari kedisiplina santi dari berbagai hal
pengasuh
METODE PENELITIAN
aktualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran penelitian tanpa tercemar oleh
objek, gejala kelompok tertentu.44 Jadi penelitian ini tidak dimaksudkan untuk
variabel, gejala atau keadaan. memang adakalanya dalam penelitian ini ingin
membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim, yang umum adalah bahwa
42
Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), 69.
43
Dedi Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2003) ,201.
44
Slamet Yulis, Metode Penelitian Sosial, (Surakarta: Sebelas Maret University Pers, 2006), 87
45
Suharsimi Arikunto, Menejemen Penelitian, (Jakarta: Rineke Cipta, 2002), 234.
44
45
B. Lokasi Penelitian
mempunyai aturan yang sangat ketat, jadwal mengaji yang begitu padat,
C. Kehadiran Peneliti
penelitian.
D. Subjek Peneliti
pada orang yang diteliti, baik individu ataupun kelompok sebagai sumber
a. Sie Keamanan.
E. Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data primer
dan skunder.
mengetahui secara jelas dan rinci mengenai masalah yang sedang diselidiki.
Seperti dikatakan Meleong, bahwa kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku
publikasi, surat menyurat, daftar gaji, arsip, rekaman, evaluasi, atau buku
harian. Maka peneliti dalam hal ini berkoordinasi dengan pengurus pondok
46
Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian kualitatif 2008,12.
47
a) Observasi
terhadap apa yang sedang diobservasi dan orang yang berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut.49
b) Wawancara
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012.
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013, 265.
49
Asrori Izzi, Peran Pesantren dalam Mengontrol Perilaku Santri(Studi Pondok Pesantren Al-
Hidayah Asshomadiyah Sukorejo, Pasuruan), Skripsi, UIN Sunana Ampel Surabaya, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2018,40.
50
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,.............,157.
48
c) Dokumentasi
fotografi, video, film, memo, surat, data pondok, atau apapun yang dapat
51
Muhammad Nazr, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.
52
Asrori Izzi, Peran Pesantren dalam Mengontrol Prilaku Santri 2019, 41.
49
dianalisis. Terdapat dua kategori foto yang dapat dijadikan sumber data
yaitu foto yang dihasilkan orang lain dan foto yang dihasilkan oleh peneliti
sendiri.53
G. Keabsahan Data
yang didasarkan atas kriteria tertentu. Menurut Meleong, ada empat kriteria
(confirmability).
satu kriteria tersebut sudah bisa dijadikan tolak ukur untuk bisa menjamin ke-
1) Kredibilitas.
53
Lexy J. Meleong,metode penelitian kualitatif,2018,160.
50
diskusi dengan teman, (5) analisis kasus negatif, (6) member cek.54
terus menerus terhadap subjek yang diteliti guna memahami gejala lebih
perbandingan. Triangulasi yang digunakan oleh peneliti ada tiga yaitu: (1)
54
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung: ALFABETA, 2014),366.
51
H. Analisis Data
Menurut Bogdan & Biklen konsep analisis data adalah segala upaya
penting dan dipelajari, memutuskan apa yang dapat diceritakan oleh orang
lain.55 Miles dan Huberman mengemukakan bahwa teknik analisis data yaitu
menyangkut tiga tahap. Pertama, reduksi data. Kedua, penyajian data. Ketiga,
1) Reduksi Data
milah data yang tidak tersusun menjadi suatu data yang lebih teratur dengan
2) Penyajian Data
3) Penarikan Kesimpulan
Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah ntuk mencari makna data
yang telah diperoleh. Maka dari itu, peneliti akan berusaha mencari pola,
hubungan. Tema, persamaan, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari semua data
58
Dwi Wahyu Sabariyati, , 54.
59
Dwi Wahyu Sabariyati, , 54.
BAB IV
selatan jawa timur, tepatnya + 12 Km dari kota genteng dan jajag serta
subur dan disebelah barat di sebelah barat dibatasi oleh sungai kali
53
54
putri dari Bpk. Karto Diwiryo yang berasal dari Desa Margo Katon
Timur.
hal ini tidak diduga bahwa apa yang diperoleh di Pondok Pesantren
sangatlah berguna.
yang demikian beliau dengan sabar dan penuh kasih sayang beliau
sekali.
bambu dan beratap ilalang, dengan ukuran 7 x 5M. Mushola ini diberi
lain yang ahli, agar kita dapat belajar dari padanya untuk bekal nanti
untuk belajar. Dan santri yang dating dari seluruh penjuru tanah air
Indonesia.
adiknya.
57
2. Tokoh Pendiri
K. M. MUHYIDDIN (Almarhum)
Desa : Karangdoro
Kecamatan : Tegalsari
Kabupaten : Banyuwangi
Hp 085288991951
Nomor : AHU-4237.AH.01.04
Tahun 2010
6849
S.Sos.I, M.H
dan di sebelah barat dibatasi oleh sungai Kali Baru dan pedesaan,
meliputi :
Kesehatan
8 Kantin 6 Ruang
9 Aula 3 Ruang
13 Kolam 2 Kolam
- Kabupaten Yogyakarta
- Kabupaten Majalengka
61
e. Provinsi Banten
- Pulau Maluku
a.Pendidikan Formal
TK)
SD)
(Setingkat SLTP)
SLTA)
1) Pengajian Sorogan/Tahsus
2) Pengajian Bandongan
62
3) Pengajian Mingguan
7) TPQ Darussalam
8) Bahtsul Masail
- Kaligrafi - Jurnalistik
2) Keterampilan Meliputi :
7. Organisasi-0rganisasi santri
cilacap)
magelang)
darussalam)
baru)
rogojampi)
wongsorejo, banyuwangi)
Kegiatan-kegiatan meliputi :
- Kursus mengursus
65
- Keterampilan
- Dan lain-lain
sekitar.
2. MAZIYATUL FATA
4. LIWA’UL MURIDIN
6. ORFIDA
pengasuh
Ketua umum
Kabid kepesantrenan
Kepala pesantren
Sekretaris bendahara
MH
MAULANA
LAKSONO
Ketua IV : M. BURHANUDIN
Pelanggaran Ringan
Pelanggaran Sedang
No Peraturan Keteraggan
1 Dilarang membawa alat elektronik.
Contoh: HP, kamera, dll
Teguran
Digundul
100.000/hari
Pelanggaran berat
No Peraturan Keteranggan
1 Dilarang surat-suratan dengan Teguran lanjutan
ajnabiyah
2 Dilarang menyimpan foto ajnabiyah Membersihkan
pesantren
3 Dilarang memberi, menerima barang Di gundul
dari atau ke ajnabiyah
4 Dilarang boncengan dengan ajnabiyah Menulis surat
perjanjian
5 Dilarang foto bareng ajnabiyah Membaca al quran
didepan kantor
6 Dilarang sms-an dengan ajnabiyah Panggilan orang
dalam keadaan di pesantren tua
7 Dilarang berduaan atau ketemuan Di pulangkan
dengan ajnabiyah
saya biasanya mencari teman yang bias diajak keluar baik itu
a) Tidak merokok
enggak rokok itu rasanya kayak ada yang kurang gitu biasanya
kalua mau merokok yang setelah makan kalua gak yah pas ke
kamar mandi mesti saya juga bawak rokok entah itu mau mandi
merokok dulu itu juga belum termasuk diajak temen saya ya kira
yang lebih terarah. Menurtu keamanan santri itu ketika kena ta`zir
kasus yang sama contoh kasus merokok itu santri sering sekali
jera dari hal tersebut karena mereka harus membayar denda atas
perbuatan mereka.
BAB V
PEMBAHSAN
73
74
Membaca Al-Qur’an
Ta’ziran ditentukan oleh guru yang
1. Tingkat Ringan
mengajar (cubit, berdiri ketika
mengaji,
dll)
Membersihkan lingkungan pesantren
2. Tingkat Sedang
Peringatan pertama
Potong rambut
Berdiri ketika mengaji
Potong rambut acak
3. Tingkat Berat Pemanggilan orang tua atau wali santri
Dikarantina atau sekorsing
Dikembalikan pada orang tua atau
wali santri
harapan para orang tua agar anaknya mampu berproses menjadi orang
ta’zir berfungsi sebagai motivasi pada diri santri. Santri akan selalu
kesalahan dan selalu berintropeksi pada diri santri sehingga akan timbul
tersebut itu pasti memilii efek jera terhadap santri yang melanggar agar
para santri tidak mengulangi kesalaha yang sama dan bentuk ta`ziran
yang ada di pondok pesantren itu berupa denda bisa membayar paki uang
atau pakai semen,dan santri yang melanggar itu biasanya juga digundul
dimulai pada pukul 19.30 WIB. Sebelum madrasah diniyyah dimulai pada
rasa kesadaran masuk ke kamar untuk bersiap siap ke ruang kelas dengan
dibantu oleh pihak pengurus yang mengoprak oprak santri agar datang
76
syar’i. Sebagian santri memang mereka disiplin waktu, tapi sebagian kecil
khususnya, mereka berharap semua santri disiplin dalam hal apapun, serta
unik. Ilustrasi inilah dianggap sangat strategis untuk diteliti, dikaji sebagai
mempunyai santri yang sebagian besar pelajar sehingga para santri pun
tingkatannya tersebut.
norma kehidupan yang islami. Apabila santri melanggar tata tertib yang
sudah dibuat oleh pengasuh atau pun pengurus maka santri akan
merupakan sesuatu yang membuat jera yang diberikan kepada santri agar
macam bentuk ta’zir yang diterapkan, yaitu pertama, ta’zir berupa denda
ngaji, tidak shalat jamaah, kabur dan bertingkah laku yang tidak sesuai
dengan norma- norma islami, karena hal ini merupakan tolak ukur
Blokagung.
sebagai motivasi pada diri santri. Santri akan selalu berupaya menghindari
berintropeksi pada diri santri sehingga akan timbul rasa sadar akan
pada sikap yang menunjukkan tidak membuat hal- hal penyimpangan pada
Pondok Pesantren dimana pada diri santri bergitu antusias dan semangat
dan tidak pernah dibicarakan kasus oleh pengurus karena kesalahan yang
mereka perbuat, selalu tertib keluar masuk pondok pada jam-jam yang
liburan tiba.
berlawanan atau kebalikan dari apa yang dilakukan oleh santri yang
disebutkan sering tidak mematuhi tata tertib yang sudah tertera di pondok
blokagung ada yang sudah terbiasa disiplin dan ada juga yang belum
belakang santri yang umumnya berbedan dari daerah asal maupun yang
lainnya.
teman, tempat daerah asal sebelumnya, faktor keluarga, serta niat santri
yang berbeda-beda untuk berusaha disiplin terhadap tata tertib yang telah
81
berlaku.
yaitu dalam hal belajar mengajar, mentaati peraturan, serta disiplin dalam
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pembahasan dan analisis mulai dari bab I sampai
dengan bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang
dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai
batas kewajaran dan pada semua aktivitas Pondok Pesantren, seperti tertib
diniyyah. Yang ketiga, adanya rasa kesadaran, yaitu bukan didasarkan atas
paksaan dari luar, melainkan atas kesadaran dari diri sendiri dengan
dengan tata tertib yang berlaku baik waktu, tempat maupun keadaan.
hukuman pada dasarnya akan di tindak lanjuti pada seksi keamanan, antara
82
83
Sedangkan hukuman non fisik tersebut bisa berupa membaca al qur`an dan
B. Implikasi penelitian
yang melanggar.
C. Keterbatasan penelitian
lain-lain.
D. Saran
untuk para santri hendaknya para santri sadar bahwa tinggal di Pondok
Para santri harus sadar bahwa mereka diberikan hukuman atau ta’zir
itu bukan untuk merendahkan, akan tetapi agar mereka memiliki sikap
disiplin diri serta bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat
Mughits, Abdul. 2008. Kritik Nalar Fiqh Pesantren. Jakarta: Kencana Prenada
Grup.
Munajat, Makhrus. 2009. Hukum Pidana Islam di Indonesia.
Mulyana, Dedi,2003Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda
Karya) Nazr,Muhammad,1998.Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia
Indonesia
Nasran, “Peran Pondok Pesantren dalam Pembinaan Karakter Disiplin dan
Kemandirian Santri(Studi Pondok Pesantren IMMIM Putra Makasar),
Program Pascasarjana Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Nurkholis, 2015. “Santri Wajib Belajar”, (Purwokerto: Stain Press)
Pritaningrum, Mewidiana, dkk, 2013. “Penyesuaian Diri Remaja yang Tinggal di
Pondok Pesantren Modern Nurul Izzah Gresik pada Tahun Pertama”,
Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial Vol.02 No.03
Qomar,Mujamil. 2005. Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga.
Ramin, Bustomi. 2015. “Pengaruh Penerapan Metode Ta’zir terhadap
Kedisiplinan Belajar Santri Putra di Pondok Pesantren Daarul Fathonah
Desa Tegal Gubug Lor Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon”
Skripsi. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Rochman, Chaerul dan Edi Warsidi. 2011. Membangun Disiplin dalam Mendidik.
Bandung: Putra Setia.
Salim, Nur. 2010. “Pengaruh Tingkat Penghayatan Santri tentang Ta’zir terhadap
Akhlak Studi Kasus pada Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga
Tahun 2009”, Skripsi. Salatiga: STAIN Salatiga.
Saidah, Lailatus. 2016. “Tradisi Ta’ziran di Pondok Pesantren Raudlatul
Muta’aliimin Desa Datinawong, Kecamatan Babat, Kabupaten
Lamongan-Jawa Timur”Vol.05,No.2
Sofia Afiati,Nikmah,2018. “Kualitas Kehidupan Sekolah dan Disiplin pada Santri
Asrama Pondok Pesantre), Insight, Vol. 20 No. 1
Susanto, Ahmad.Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Sugiyono,2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Tu’u, Tulus. 2018. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.
Uwes, Sanusi,1999. Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu,)
Wahyu Sabariyati,Dwi,2018 Upaya Pondok Pesantren dalam Membentuk
Kepribadian Santri yang Sempurna (Studi di Pondok Pesantren An-Nur
Candirejo, Tuntang, Semarang), Skripsi, IAIN Salatiga, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Widayatullah, Widi,2012.” Pengaruh Ta’zir Terhadap Peningkatan Kedisiplinan
Santri di Pondok Pesantren (Penelitian di Pondok Pesantren Al-
Musaddadiyah Garut)”,Vol. 06, No. 01
Widiantoro, Wahyu, dkk, 2015.Perilaku Melanggar Peraturan pada Santri di
Pondok Pesantren, Jurnal Psikologi, Vol.11
Yulis, Slamet,2006. Metode Penelitian Sosial, (Surakarta: Sebelas Maret
University Pers)
Lampiran - lampiran
Kuisioner Penelitian
Pertanyaan ta`zir
2. apakah hukuman yang ada dipondok pesantren darussalam blokagung itu tidak
membuat anda trauma?
3. apakah hukuman yang ada dipondok pesantren darussalam blokagung itu tidak
membuat sakit hati anda ?
Pertanyaan disiplin
1. bagaimana sikap mental anda terhadap tata tertib setelah diberikan ta`zir
dipondok pesantren darussalam blokagung?
A: peneliti
B: keamanan
A: Assalamualaikum wr wb
B:Waalaikumsalam wr wb
B:alhamdulilah seahat
A:baik bapak alfandy,apakah bapak alfandy ini sei keamanaan pondok pesantren
Darussalam blokagung?
B:iya
A:boleh saya tau bapak disini sudah mengabdi berapa lama dan menjabat sebagai
apa?
B:saya disini sudah lebih dari 2 tahun dan saya disini sebagai seksi persidangan
A:kalau saya boleh tau seksi persidangan itu tugasnya apa yah pak?
B:kalau saya disini tugasnya mengintrogasi anak anak yang melangar dan yang
yang memberi hukuman kepada anak tersebut
A:Jjadi bapak lumayan faham ya terkait dengan penerapan ta`zir yang ada di
pondok ini
B:iya,saya faham
A:baiklah bapak boleh saya mewawancarai bapak terkait dengan penerapan ta`zir
yang ada di pondok pesantren Darussalam blokagung?
A:kalau saya boleh tau ta `ziran tersebut atas keputusan siapa pak
B:kalau ta `ziran yang ada di pondok pesantren ini atas musyawara dari pengasuh
pondok pesantren Darussalam
A:berarti keamanan ini hanya menjalankan tugas yang diamanai oleh pengasuh
B:iya,jadi ta`ziran yang ada di pondok pesantren ini dari pengasuh pondok bukan
semata mata dari pihak keamanan.
A: apakah ta`ziran yang ada di pondok ini membuat santri disini sakit hati
B:kalau untuk itu pasti, ta`ziran yang ada disini mesti membuat beberapa santri
yang melanggar sakit hati tapi juga ada beberapa santri yang sudah biasah dengan
ta `ziran tersebut karena mereka sudah sering ketahuan melanggar.
A:kalau saya boleh tau jenis pelanggaran apa yang biasanya sering dilakukan
santri?
A:apakah ta`ziran yang ada di pondok ini membuat santri merasakan efek jera
B:tentu,karena setiap santri yang melanggar akan di suruh berdiri di depan kantor
keamana dan ada yang beberapa kasus yang harus di bayar dengan denda baik
berupa uang atau materi
B:iya,ta`ziran yang ada disini bersifat pembelajaran karena setiapa santri yang
melanggar pasti disuruh berdiri di depan kantor keamanan tujuan dari hukuman
ini agar santri yang tidak melanggar tidak ikut serta dalam melanggar qonun
qonun yang ada di pondok ini dan hukuman ini memberikan pelajaran kepada
pelanggar agar tidak mengulangi kesalahanya lagi.
A:apakah ta`ziran yang diberikan pengurus di sini sesuai dengan tingkatan yang
dilanggar
B:iya ta`ziran yang ada disini itu sesuai dengan kadar yang dilanggar
A:kalau boleh tau pelanggaran apa yang terkecil sampai pelanggaran yang
terberat?
A;kalau boleh tau berapa batasan buat santri yang melanggar qonun qonun
pondok dan apa konsekunsinya bagi santri yang melebihi batasan tersebut?
B:kalau untuk kasus ringan itu tidak ada batasan,contohnya kasus merokok
sampai beberapa kali pun santri ketahuan merokok di pondok pasti tidak akan di
keluarkan dari pondok,beda halnya dengan santri yang melanggar kasusu berat
contohnya berhubungan lain muhrim itu bisa langsung dikeluarkan atau
mendapatkan dispen akan hukuman tersebut itu semua tergantung dari pengasuh
pondok
A:apakah ada beberapa santri yang harusnya boyong karena melanggar qonun
qonun,tapi tidak jadi
Boyong?
B:ada beberapa santri yang mendaptkan dispen akan hal tersebut,karena menurut
pengurus kasus ini harus diboyong tapi nyatanya ada beberapa santri yang tidak
boyong karena pengasuh pondok tidak menggiginkan santri tersebut dipulangkan
kepada orang tua.
A:baiklah saya rasa cukup buat wawncara kali ini,terima kasih buat waktunya
bapak alfandi
B:waalaikumsalam wr wb.
A:peneliti
B:santri
A:assalamualikum wr wb
B:waalaikumsalam wr wb
A;saya mau bertanya kepada baihqi apakah anda sudah pernah kena ta`zir oleh
keamanan
A:oooh tenang mas,ini hanya buat laporan skripsi saya bukan buat laporan
dikeamana dan saya akan merahasiakan identitas masnya.
A: baiklah,kalau saya boleh tau bagaimana mental masnya ketika sudah kena
ta`zir sama keamanan?
B:kalau sekarang si biasa saja karena sudah sering di ta`zir tapi saya kadang
merasa malu karena setelah di ta`zir rambut sayakan gak ada jadinya saya malu
dilihatin sama beberapa orang.
A:terus kalau saya boleh tau masnya pernah melanggar apa saja?
B:kalau saya si paling merokok terus keluar tanpa ijin udah itu aja
B:kalau merasa jera si bisa dibilang iya karena kan ada ta`ziran yang berrupa
denda uang jadi kalau sering ketahuan melanggar ya juga binggung bayarnya
A:berarti masnya sudah pernah melakukan kesalahan yang sudah pernah di ta`zir?
B:iya mas,mau gimana lagi kan saya sendiri susah kalau sehari aja gak merokok
A:ya udah mas kalau gitu saya rasa cukup buat hari ini terima kasih banyak atas
waktunya mas
A:assalamualaikum
B:waalaikumsalam
A:peneliti
A:assalamualaikum
C:waalaikumsalam
A;saya mau bertanya kepada faizin apakah anda sudah pernah kena ta`zir oleh
keamanan
A:oooh tenang mas,ini hanya buat laporan skripsi saya bukan buat laporan
dikeamana dan saya akan merahasiakan identitas masnya.
A: baiklah,kalau saya boleh tau bagaimana mental masnya ketika sudah kena
ta`zir sama keamanan?
C:kalau saya ya mas,malu karena kan abis dari keamanan rambut saya gundul
A:terus kalau saya boleh tau masnya pernah melanggar apa saja?
C:kalau merasa jera si bisa dibilang iya kan baru pertama kali kena jadinya malu
sama teman teman
A:emang masnya gak punya rasa ingin berhenti atau mengurangi merokok
C:aslinya si pingin tapi kan agak susah buat saya mas,belum lagi nanti biasanya
di ajak sama temen ya ada aja hambatanya
A:berarti masnya sudah pernah melakukan kesalahan yang sudah pernah di ta`zir?
C:iya mas,mau gimana lagi kan saya sendiri susah kalau sehari aja gak merokok
A:terus kalau di sini ta`ziran dengan yang dilanggar itu sesuai gak dengan qonun
qonunnya
A:ya udah mas kalau gitu saya rasa cukup buat hari ini terima kasih banyak atas
waktunya mas
A:assalamualaikum
C:waalaikumsalam
RIWAYAT HIDUP
No.HP : 082211866542
Email : bisri4712@gmail.com