Disusun Oleh:
Sem. IV/ PAI 2
Kelompok II:
Silvia NIM. 0301181012
M. Adly Amri NIM. 0301165264
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan atas khadirat Allah swt. dimana masih
memberikan kita semua kesehatan terutama kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang “Analisis Dan Pengembangan Materi Ajar Pai
SMA/ SMK Q.S Al-Isra’: 32 Dan Q.S An-Nur: 2, Serta Hadis Tentang Larangan
Pergaulan Bebas Dan Perbuatan Zina” guna untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Materi PAI SMA/SMK dengan dosen pembimbing Drs. Abdul Halim
Nasution, M.Ag.
Makalah ini kami buat dan kami susun dengan usaha yang maksimal.
Terlepas dari semua itu, kami mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada rekan-rekan
sekelompok yang sudah ikut andil dalam hal waktu, tenaga dan fikiran sehingga
tugas ini dapat terselesaikan.
Terlepas dari semua itu, kami juga menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal
yang lainnya. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan guna
untuk perbaikan makalah-makalah kami selanjutnya. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfat bagi pembaca sekalian. Akhir kata kami ucapkan terima kasih
atas segala perhatiannya.
Penulis
Kelompok II
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
ABSTRAK...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Larat Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................2
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maka dari itu, makalah ini akan membahas lebih jauhnya mengenai analisis
dan pengembangan materi PAI SMA/SMK Q.S Al-Isra’: 32 Dan Q.S An-Nur: 2,
Serta Hadis Tentang Larangan Pergaulan Bebas Dan Perbuatan Zina.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud materi pembelajaran PAI?
1
2. Bagaimanakan analisis dan pengembangan materi PAI SMA/SMK Q.S Al-
Isra’: 32 dan Q.S An-Nur: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas
dan perbuatan zina?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud materi pembelajaran PAI
2. Untuk mengetahui analisis dan pengembangan materi PAI SMA/SMK Q.S
Al-Isra’: 32 dan Q.S An-Nur: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan
bebas dan perbuatan zina
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), h. 265.
2
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 61.
3
Zakiya Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 87.
3
relatif tetap dalam tingkah laku peserta didik baik itu pada aspek kognitif, afektif,
dan psikomotoriknya.
4
B. Analisis Dan Pengembangan Materi Ajar PAI SMA/ SMK Q.S Al-Isra’:
32 Dan Q.S An-Nur: 2, Serta Hadis Tentang Larangan Pergaulan Bebas
Dan Perbuatan Zina
Berikut adalah analisis dan pengembangan materi ajar PAI SMA/SMK Q.S
Al-Isra’: 32 dan Q.S An-Nur: 2, serta Hadis tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan zina.
INDIKATOR
KOMPETENSI
KOMPETENSI INTI PENCAPAIAN
DASAR
KOMPETENSI
3. Memahami, menerapkan 3.2. 1 Siswa mampu
dan menganalisis Q.S Al-Isra’: 32 menjelaskan
pengetahuan faktual, dan Q.S An- pengerian larangan
konseptual, prosedural, Nur: 2, serta pergaulan bebas dan
dan metakognitif Hadis tentang perbuatan zina
berdasarkan rasa ingin larangan 2 siswa mampu
tahunya tentang ilmu pergaulan bebas menyebutkan dalil
pengetahuan, teknologi, dan perbuatan tentang larangan
seni, budaya, dan zina pergaulan bebas dan
humaniora dengan perbuatan zina
wawasan kemanusiaan, 3 siswa mampu
kebangsaan, kenegaraan, menjelaskan isi
dan peradaban terkait kandungan Q.S Al-
penyebab fenomena dan Isra’: 32, Q.S An-
kejadian, serta Nur:2 , dan Hadis
menerapkan tentang larangan
pengetahuan prosedural pergaulan bebas dan
pada bidang kajian yang perbuatan zina
spesifik sesuai bakat dan
5
minatnya untuk
memecahkan masalah
INDIKATOR
KOMPETENSI
KOMPETENSI INTI PENCAPAIAN
DASAR
KOMPETENSI
4. Mengolah, menalar, 4.2.1 membaca 1. Siswa mampu
dan menyaji dalam Q.S Al-Isra’: membaca Q.S Al-
ranah konkri dan 32, Q.S An- Isra’: 32, Q.S An-
ranah absrak terkait Nur:2 sesuai Nur:2 , dan Hadis
dengan pengembangan dengan ajwid tentang larangan
dari yang dan makharijul pergaulan bebas
dipelajarinya huruf dan perbuatan zina
disekolah secara 4.2.2 2 siswa mampu
mandiri dan mampu mendemonsrasi menyebutkan
menggunakan metode kan hafalan makna mufradat
sesuai kaidah Q.S Al-Isra’: Q.S Al-Isra’: 32,
keilmuan 32, Q.S An- Q.S An-Nur:2 , dan
Nur:2 dengan Hadis tentang
fasih dan lancar larangan pergaulan
4.2.3 menyajikan bebas dan
keerkaian anara perbuatan zina
larangan 3 siswa mampu
berzina dengan mendemoinsrasikan
berbagai hafalan Q.S Al-
kekejian yang Isra’: 32, Q.S An-
diimbulkannya Nur:2 , dan Hadis
dan perangai tentang larangan
yang buruk pergaulan bebas
sesuai pesan dan perbuatan zina
4 siswa mampu
mengaplikasikan
Q.S Al-Isra’: 32,
Q.S An-Nur:2 , dan
Hadis tentang
larangan pergaulan
bebas dan
perbuatan zina
MATERI POKOK:
6
4. Hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina
5. Perilaku Orang yang Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan keji
URAIAN MATERI:
Pergaulan bebas yang dimaksud pada bagian ini adalah pergaulan yang
tidak dibatasi oleh aturan agama maupun susila. Salah satu dampak negatif dari
pergaulan bebas adalah perilaku yang sangat dilarang oleh agama Islam, yaitu
zina.
Secara bahasa, zina berasal dari kata zana-yazni yang artinya hubungan
persetubuhan antara perempuan dengan laki-laki yang sudah mukallaf (balig)
tanpa akad nikah yang sah. Jadi, zina adalah melakukan hubungan biologis
layaknya suami istri di luar tali pernikahan yang sah menurut syari’at Islam.
Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya haram,
bahkan zina dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut didasarkan pada
firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Isrā/17:32. Menurut pandangan hukum Islam,
perbuatan zina merupakan dosa besar yang dikategorikan sebagai perbuatan yang
keji, hina, dan buruk.
2. Q.S Al-Isra: 32
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (Q.S Al-Isra’: 32)
7
Kandungan Ayat:
Sedangkan pada kata “jalan yang buruk” dipahami bahwa ia dikatakan jalan
buruk karena nantinya akan mengantar menuju neraka. Thabathaba’I memahami
kata ini dalam arti untuk mempertahankan kehidupan. Dan ulama
menghubungkan pemahaman tersebut dengan QS. Al-Ankabut: 29 yang menyifati
Jalaludin al-Mahalli dan Jalalaudin as-suyuti, Tafsir Jalalain, (Bandung: Sinar Baru
5
8
kebiasaan buruk yang dilakukan oleh kaum nabi Luth yaitu homoseksual. Jalan
mereka putus itu berarti jalan kelanjutan keturunan mereka karena perbuatan itu
tidak menghasilkan keturunan dan kelanjutan jenis manusia. Dan berbeda halnya
dengan perzinaan, yang melakukannya dapat memiliki anak tetapi jalannya itu
adalah jalan yang sangat buruk.7
3. Q.S An-Nur: 2
7
Ibid, h. 80.
9
Sebagian/sekelompok ٌطَائَِفة Dan jangan َوال
Dari ِم َن Mencegah kamu تَأْ ُخ ْذ ُك ْم
نيِِ هِبِ َما
َ الْ ُم ْؤمن
Dengan
Orang yang beriman
keduanya
ٌَرأْفَة
Rasa belas
kasihan
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-
tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan
kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS. An-
Nur: 2)
Kandungan Ayat:
Asbabun nuzul dari ayat ini adalah pernah diriwayatkan bahwa seorang
wanita yang bernama Umi Mahzul menjadi pelacur. Dia biasa berjabat tangan
dengan lelaki dengan syarat mau memberinya nafkah. Dan sebagian lagi dari
kaum muslimin ingin untuk memperistrinya, dan hal itu terdengat oleh Nabi saw,
maka turunlah ayat: “ Dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan
oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik” dan diriwayatkan juga dari
Ibnu Abbas, bahwa Hilal bin Umayyah menuduh di hadapan Nabi bahwa istrinya
berzina dengan Syuraik bin Sahma’, lalu Nabi bersabda: “saksi (kamu punya
saksi), atau hukuman ada di punggungmu”. Hilal berkata: “Ya Rasulullah, jika
salah seorang dari kita melihat laki-laki lain bersama istrinya, apakah dia pergi
mencari saksi? Demi Dia mengutusmu dengan kebenaran, sesungguhnya saya
benar dan sesungguh Allah menurunkan sesuatu yang membebaskan punggungku
dari hukuman” maka turunlah ayat ini: “Dan orang-orang yang menuduh istrinya
berzina.”8
Ayat ini adalah ayat yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang
mengandung makna tentang hukuman atau siksaan bagi pezina laki-laki dan
594.
10
perempuan yang telah diwajibkan Allah masing-masing hukuman keduanya adlah
100 kali deraan. Dan untuk itu maka, jangan sampai merasa kasihan kepada
mereka dalam hukum Allah, sehingga meringankan hukuman atau mengurangi
jumlahnya. Maka harus sebaliknya, yaitu menyakitkan mereka dengan pukulan.
Mujahid berkata: laksanakanlah hukum Allah dan jangan meninggalkannya
karena kasian. Maka jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka jangan sampai tidak melaksanakan hukuman itudan kasihan terhadap orang
yang zina, sebab dosa zina terlalu untuk menarik sayang atau kasihan. Dan
hukuman kepada dua plekau zina harus dihadiri oleh sekelompok orang mukmin
agar lebih jelas menderanya dan lebih manjur, karena dipermalukan kadang lebih
membuat jera dari pada sadar hukuman.9
Zina merupakan salah satu dosa besar, yang selain mendapat ancaman siksa
di akhirat pelakunya juga mempertanggungjawabkan secara hukum pada
ketetapan syariat. Ada dua macam hukuman zina. Pertama adalah rajam, yakni
pelaku dilempari dengan batu hingga meninggal dunia, dan ini berlaku untuk
pezina mukhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah.
Kedua adalah di dera 100 kali dan hal ini dilakukan untuk pezina ghairu mukhsan,
artinya pezina yang belum pernah menikah sebelumnya.
Rasulullah saw bersabda yang artinya “Dari Abu Hurairah dan Zaid bin
Khalid al-Juhany bahwa ada seorang Arab Badui menemui Rasulullah saw dan
berkata “Wahai Rasulullah, dengan nama Allah, aku hanya ingin anda memberi
keputusan kepadaku dengan kitabullah” temannnya (yang lebih pandai dari pada
orang badui itu) berkata, “Benar, berilah keputusan diantara kami dengan
kitabulah dan izinkanlah aku untuk menceritakan masalah kami” Beliau berkata
“Ceritakanlah”. Ia berkata “anakku menjadi buruh orang ini, lalu ia berzina
dengan istrinya. Ada orang yang memberitahukan kepada kami harus dirajam,
namun aku menebusnya dengan seratus ekor domba dan seorang budak wanita.
Aku bertanya kepada orag-orang alim dan mereka memberitahukan kepadaku
bahwa puteraku harus dicambuk seratus kali dan diasingkan setahun, sedangkan
istri orang ini harus dirajam”. Rasulullah saw bersabda “ Demi Tuhan yang
menggenggam jiwaku, sungguh aku akan memutuskan antara kalian berdua
9
Ibid, h. 595.
11
dengan kitabullah”. Ambil kembali budak wanita dan domba yang telah kau
berikan, anakmu dihukum seratus kali cambukan dan diasingkan selama satu
tahun”. Nabi berkata kepada pelayannya, “wahai Unais, temuilah istri laki-laki
ini. Bila ia mengaku, rajamlah ia”. HR Muttafaq Alaih10
12
اخْلَ ْمَر ِ
َ حنْي
Khamar ketika
َواَل ِ
َ حنْي
Dan tidak Ketika
ب ِ
ُ َيْنتَه يَ ْشَربُ َها
Merampas Dia meminumnya
Suatu ketika
اتَ َذ
Beriman
ُم ْؤ ِم ٌن
Mulia
فٍ َشر Dan tidak
َواَل
َ
Mengangkat
َيْرفَ ُع Dia mencuri
يَ ْس ِر ُق
Manusia
َّاس
ُ الن
Pencuri
السا ِر ُق
َّ
Kepadanya
اِلَْي ِه Ketika ِ
َ حنْي
Penglihatan
mereka ص َار ُه ْم َ ْاَب
Dia mencuri
يَ ْس ِر ُق
Di dalamnya
فِْي َها Dan dia
َو ُه َو
ِ ُم ْؤ ِم ٌن
َ حنْي
Ketika Beriman
Dia merampasnya
َيْنتَ ِهُب َها Dan ditambahkan
َو َز َاد
Dan dia
َو ُه َو Dalam ىِف
Beriman
ُم ْؤ ِم ٌن Riwayat
ِر َوايٍَة
“Abi Hurairah berkata: Nabi saw bersabda: “tidak akan berzina seorang
pelacur di waktu berzina jika dia sedang beriman, dan tidak akan meminum
khamar di waktu meninum jika dia sedang beriman, dan tidak akan mencuri di
waktu mencuri ia sedang beriman”di lain riwayat ditambahkan: “Dan tidak akan
merampas rampasan yang berharga sehingga orang-orang membelalakkan mata
kepadanya, ketika merampas ia sedang beriman” (H. R Bukhari danMuslim)
Kandungan Hadis:
13
Hadis diatas menjelaskan tentang keimanan yang merupakan landasan
utama dalam hidup manusia. Jika imannya kuat, maka ia tidak akan tergoda
dengan segala perbuatan dosa. Namun jika imannya lemah, maka ia akan mudah
tergoda untuk melakukan perbuatan dosa itu. Dalam hadis tersebut dijelaskan
bahwasanya jika seseorang itu beriman, ia tidak akan melakukan empat perbuatan
dosa tersebut, seperti berzina, meminum minuman keras, mencuri, dan merampas
hak orang lain. Dan begitu pula sebaliknya, apabila seseorang melakukan empat
perbuatan tersebut, maka tidak sempurnalah keimanannya.
1. Melihat Aurat
Oleh karena itu, memelihara atau menutup aurat itu menjadi penting untuk
menghindari perbuatan keji. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S An-Nur
ayat 30 yang artinya: “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman laki-laki
hendaklah menahan pandangannyadan menjaga kemaluannya, yang demikian itu
lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat”.
14
berangan-angan yang tidak-tidak yang nantinya bisa menjerumus kepada
perzinaan.
3. Berduaan (berkhalwat)
Khalwat adalah berduaan di suatu tempat dimana tidak ada orang lain
ataupun ada orang lain, akan tetapi hal yang mereka bicarakan tidak terdengar
oleh orang lain. Berdua-duaan ini pasti nantinya akan menimbulkan fitnah dan
akan mengundang setan yaitu perbuatan yang asusila.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
al-Asqalany, Imam al-Hafiz ibn Hajar. Bulughul Maram. Bandung: Mizan Media Utama
2017
al-Mahalli, Jalaludin dan Jalalaudin as-suyuti. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru
Algesindo. 2007.
Ash-Shabuni, Muhammad Ali. Shafwatut Tafasir. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2011.
16