Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MATERI AJAR

PAI SMA/ SMK Q.S AL-ISRA’: 32 DAN Q.S AN-NUR:


2,SERTA HADIS TENTANG LARANGAN
PERGAULAN BEBAS DAN PERBUATAN ZINA
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah: Materi PAI SMA/SMK
Dosen Pengampu: Drs. Abdul Halim Nasution, M.Ag

Disusun Oleh:
Sem. IV/ PAI 2
Kelompok II:
Silvia NIM. 0301181012
M. Adly Amri NIM. 0301165264

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan atas khadirat Allah swt. dimana masih
memberikan kita semua kesehatan terutama kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang “Analisis Dan Pengembangan Materi Ajar Pai
SMA/ SMK Q.S Al-Isra’: 32 Dan Q.S An-Nur: 2, Serta Hadis Tentang Larangan
Pergaulan Bebas Dan Perbuatan Zina” guna untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Materi PAI SMA/SMK dengan dosen pembimbing Drs. Abdul Halim
Nasution, M.Ag.
Makalah ini kami buat dan kami susun dengan usaha yang maksimal.
Terlepas dari semua itu, kami mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada rekan-rekan
sekelompok yang sudah ikut andil dalam hal waktu, tenaga dan fikiran sehingga
tugas ini dapat terselesaikan.

Terlepas dari semua itu, kami juga menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal
yang lainnya. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan guna
untuk perbaikan makalah-makalah kami selanjutnya. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfat bagi pembaca sekalian. Akhir kata kami ucapkan terima kasih
atas segala perhatiannya.

Medan, 14 Maret 2020

Penulis

Kelompok II

i
ABSTRAK

Islam adalah Agama yang di tetapkan Allah SWT untuk manusia


didalamnya terdapat perintah untuk manjauhi zina, Qs Al-Israa ayat 32 berisi
larangan mendekati zina. Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa zina itu
fahisyah atau keji, kotor dan sa’a sabilan yang berarti jalan buruk. Oleh karena
itu setiap muslim mesti menjauhi zina.
Pergaulan Bebas Menurut Agama adalah proses bergaul dengan orang lain
terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan. Zina adalah persetubuhan yang
dilakukan oleh seorang lelaki dengan seorang perempuan tanpa nikah yang sah
menurut hukum islam. Zina dibagi dua yaitu zina muhsan dan bukan muhsan.
Seseorang yang melakukan zina Muhsan, wajib dikenakan keatas mereka
hukuman had (rajam) Yaitu dilempar dengan batu yang sederhana besarnya
hingga mati,sedangkan yang bukan muhsan harus di cambuk sebanyak seratus
kali cambukan.
Faktor utama maraknya zina adalah lemah iman di Negara kita ini, serta
pengaruh kemajuan teknologi.Cara mencegah zina yang paling utama adalah
menyegrakan menikah bagi yang sudah mampu,serta dengan mengembangkan
syariat islam di negeri ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

ABSTRAK...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Larat Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3

A. Materi Pembelajaran PAI......................................................................3


B. Analisis dan pengembangan materi PAI SMA/SMK Q.S Al-Isra’: 32
dan Q.S An-Nur: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan zina.......................................................................................5

BAB III PENUTUP............................................................................................16

A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun


2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, pemerintah telah menerbitkan
beberapa aturan agar penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah NKRI dapat
memenuhi acuan atau standar tertentu. Diantaranya adalah standar isi, standar
kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.

Dalam pencapaiannya standar isi yang memuat kompetensi ini dan


kompetensi dasar yang harus dicapai oleh pesera didik setelah pembelajaran
dalam jenjang dan waktu tertentu. Untuk membantu peserta didik mencapai
berbagai kompetensi yang diharapkan, pelaksanaan atau proses pembelajaran
perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi
peserta didik untuk aktif. Analisis terhadap kompetensi ini dan kompetensi dasar
juga merupakan bagian yang sangat penting dalam mendukung keseluruhan
komponen materi pembelajaran tersebut.

Bahan ajar bukan semata-mata dibuat berdasarkan imajinasi sang pendidik


saja, akan tetapi yang jauh lebih penting adalah berbasis pada kebutuhan peserta
didik. Untuk itu, bahan ajar harus mendukung dan memuaskan peserta didik
dalam soal keilmuan dan kedalaman materi.

Maka dari itu, makalah ini akan membahas lebih jauhnya mengenai analisis
dan pengembangan materi PAI SMA/SMK Q.S Al-Isra’: 32 Dan Q.S An-Nur: 2,
Serta Hadis Tentang Larangan Pergaulan Bebas Dan Perbuatan Zina.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud materi pembelajaran PAI?

1
2. Bagaimanakan analisis dan pengembangan materi PAI SMA/SMK Q.S Al-
Isra’: 32 dan Q.S An-Nur: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas
dan perbuatan zina?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud materi pembelajaran PAI
2. Untuk mengetahui analisis dan pengembangan materi PAI SMA/SMK Q.S
Al-Isra’: 32 dan Q.S An-Nur: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan
bebas dan perbuatan zina

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Materi Pembelajaran PAI

Pembelajaran secara bahasa merupakan terjemah dari kata instruction yang


dalam bahasa Yunani disebut intruere yang artinya menyampaikan pikiran. Hal
ini berarti pembelajaran adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah
secara bermakna melalui kegiatan pembelajaran.1

Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan


maupun teori belajar, yang merupakan penentu utama keberhasilan. Menurut
Corey, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu
dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.2

Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut guru dalam


menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana
yang telah diprogramkan.

Berdasarkan beberapa paparan diatas, dapat ditarik satu pemahaman bahwa


pembelajaran adalah proses yang secara sengaja dirancang untuk menciptakan
terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu.

Sedangkan mengenai pengertian pendidikan agama Islam, Zakiya Darajat


berpendapat bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara
menyeluruh, lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan
Islam sebagai pandangan hidup.3

Jadi pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu upaya membuat


peserta didik dapat belajar, terdorong mau belajar, dan tertarik untuk terus
menerus mempelajarai agama Islam yang mengakibatkan adanya perubahan yang

1
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), h. 265.
2
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 61.
3
Zakiya Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 87.

3
relatif tetap dalam tingkah laku peserta didik baik itu pada aspek kognitif, afektif,
dan psikomotoriknya.

Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan sesuatu yang


hendak dicapai setelah kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Islam dan tujuan
tersebut dirumuskan dalam bentuk perilaku atau penampilan sebagai gambaran
hasil belajar.

Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam pada dasarnya merupakan


rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa setelah melakukan
proses pembelajaran itu dan hal itu tentunya dirumuskan berdasarkan
pertimbangan beberapa faktor, seperti masyarakat, siswa dan ilmu pengetahuan.
Tujuan pendidikan agama Islam itu identik dengan tujuan hidup manusia yakni
hamba Allah swt, mendekatkan diri kepada Allah swt dan mendapat kebahagiaan
hidup didunia dan di akhirat.4

Ruang lingkup PAI meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan


antara hubungan manusia dengan Allah swt, dengan eseama manusia, dan dengan
dirinya sendiri, serta hubungannya dengan makhluk lainnya.

Dalam Pendidikan Agama Islam secara keseluruhan mata pelajarannya itu


dibagi kepada empat bagian, yaitu Alquran Hadis yang lingkup kajiannya tentang
membaca Alquran dan menegrti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat
Alquran. Aqidah Akhlak yang lingkup kajiannya tentang aspek kepercayaan
menurut ajaran Islam dan pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada
kehidupannya dalam mencapai akhlak yang baik. Fiqih yang lingkup kajiannya
tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya. Sejarah Kebudayaan
Islam yang lingkup kajiannya tentang pertumbuhan dan perkembangan agama
Islam dari awal sampai zaman sekarang.

Mahfud, dkk, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multietnik, (Yogyakarta:


4

Deepublish, 2015), h.14.

4
B. Analisis Dan Pengembangan Materi Ajar PAI SMA/ SMK Q.S Al-Isra’:
32 Dan Q.S An-Nur: 2, Serta Hadis Tentang Larangan Pergaulan Bebas
Dan Perbuatan Zina

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang terencana untuk


menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan.
Bidang studi PAI meliputi Alquran Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah
Kebudayaan Islam.

Analisis dan pengembangan materi PAI merupakan kegiatan yang dilakukan


oleh guru dalam meneliti, menganalisis dan mengembangkan materi melalui
penelaah isi kurikulum, hakekat dan karakteristik PAI, kompetensi yang ingin
dicapai, kemudian menjabarkan materi secara mendalam berdasarkan kompetensi
secara sistematis dengan mempertimbangkan penyajinya.

Berikut adalah analisis dan pengembangan materi ajar PAI SMA/SMK Q.S
Al-Isra’: 32 dan Q.S An-Nur: 2, serta Hadis tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan zina.

INDIKATOR
KOMPETENSI
KOMPETENSI INTI PENCAPAIAN
DASAR
KOMPETENSI
3. Memahami, menerapkan 3.2. 1 Siswa mampu
dan menganalisis Q.S Al-Isra’: 32 menjelaskan
pengetahuan faktual, dan Q.S An- pengerian larangan
konseptual, prosedural, Nur: 2, serta pergaulan bebas dan
dan metakognitif Hadis tentang perbuatan zina
berdasarkan rasa ingin larangan 2 siswa mampu
tahunya tentang ilmu pergaulan bebas menyebutkan dalil
pengetahuan, teknologi, dan perbuatan tentang larangan
seni, budaya, dan zina pergaulan bebas dan
humaniora dengan perbuatan zina
wawasan kemanusiaan, 3 siswa mampu
kebangsaan, kenegaraan, menjelaskan isi
dan peradaban terkait kandungan Q.S Al-
penyebab fenomena dan Isra’: 32, Q.S An-
kejadian, serta Nur:2 , dan Hadis
menerapkan tentang larangan
pengetahuan prosedural pergaulan bebas dan
pada bidang kajian yang perbuatan zina
spesifik sesuai bakat dan

5
minatnya untuk
memecahkan masalah

INDIKATOR
KOMPETENSI
KOMPETENSI INTI PENCAPAIAN
DASAR
KOMPETENSI
4. Mengolah, menalar, 4.2.1 membaca 1. Siswa mampu
dan menyaji dalam Q.S Al-Isra’: membaca Q.S Al-
ranah konkri dan 32, Q.S An- Isra’: 32, Q.S An-
ranah absrak terkait Nur:2 sesuai Nur:2 , dan Hadis
dengan pengembangan dengan ajwid tentang larangan
dari yang dan makharijul pergaulan bebas
dipelajarinya huruf dan perbuatan zina
disekolah secara 4.2.2 2 siswa mampu
mandiri dan mampu mendemonsrasi menyebutkan
menggunakan metode kan hafalan makna mufradat
sesuai kaidah Q.S Al-Isra’: Q.S Al-Isra’: 32,
keilmuan 32, Q.S An- Q.S An-Nur:2 , dan
Nur:2 dengan Hadis tentang
fasih dan lancar larangan pergaulan
4.2.3 menyajikan bebas dan
keerkaian anara perbuatan zina
larangan 3 siswa mampu
berzina dengan mendemoinsrasikan
berbagai hafalan Q.S Al-
kekejian yang Isra’: 32, Q.S An-
diimbulkannya Nur:2 , dan Hadis
dan perangai tentang larangan
yang buruk pergaulan bebas
sesuai pesan dan perbuatan zina
4 siswa mampu
mengaplikasikan
Q.S Al-Isra’: 32,
Q.S An-Nur:2 , dan
Hadis tentang
larangan pergaulan
bebas dan
perbuatan zina

MATERI POKOK:

1. Pengertian pergaulan bebas dan perbuatan zina


2. Q.S Q.S Al-Isra’: 32
3. Q.S An-Nur:2

6
4. Hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina
5. Perilaku Orang yang Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan keji

URAIAN MATERI:

1. Pengertian pergaulan bebas dan perbuatan zina

Pergaulan bebas yang dimaksud pada bagian ini adalah pergaulan yang
tidak dibatasi oleh aturan agama maupun susila. Salah satu dampak negatif dari
pergaulan bebas adalah perilaku yang sangat dilarang oleh agama Islam, yaitu
zina.
Secara bahasa, zina berasal dari kata zana-yazni yang artinya hubungan
persetubuhan antara perempuan dengan laki-laki yang sudah mukallaf (balig)
tanpa akad nikah yang sah. Jadi, zina adalah melakukan hubungan biologis
layaknya suami istri di luar tali pernikahan yang sah menurut syari’at Islam.
Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya haram,
bahkan zina dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut didasarkan pada
firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Isrā/17:32.  Menurut pandangan hukum Islam,
perbuatan zina merupakan dosa besar yang dikategorikan sebagai perbuatan yang
keji, hina, dan buruk.
2. Q.S Al-Isra: 32

ِ َ‫الزنَا إِنَّه َكا َن ف‬


‫اح َشةً َو َساءَ َسبِيال‬ ُ ِّ ‫َوال َت ْقَربُوا‬

Terjemah Lafal Terjemah Lafal


Suatu
‫َكا َن‬ Dan janganlah
‫َوال‬
Perbuatan keji ِ َ‫ف‬
ً‫اح َشة‬
Kamu mendekati
‫َت ْقَربُوا‬

َ‫َو َساء‬ ‫الزنَا‬


Buruk zina
ِّ
‫َسبِيال‬ ُ‫إِنَّه‬
Jalan sesungguhnya

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (Q.S Al-Isra’: 32)

7
Kandungan Ayat:

Dalam tafsir Jalalain dijelaskan bahwa ayat ini menjelaskan mengenai


larangan untuk mendekati zina, dan larangan untuk melakukannya tentunya lebih
keras lagi. Karena zina itu adalah perbuatan yang keji atau perbuatan yang buruk.
Dan zina itu adalah perbuatan yang jelek.5

Faktor lain yang menyebabkan masyarakat Arab untuk membunuh anak-


anak perempuan mereka adalah kekhawatiran akan diperkosa dan berzina. Untuk
itu, lebih jauhnyaayat ini menjelaskan untuk memerintahkan seluruh anggota
masyarakat untuk menghindari sebab-sebab yang akan menghantarkannya kepada
hal tersebut.

Sayyid Qurthub menjelaskan bahwa dalam perzinaan terdapat pembunuhan


beberapa segi. Pertama, pada penempatan sperma bukan pada tempat yang sah.
Hal ini biasanya disusul dengan keyakinan untuk menggugurkan kandungan atau
janinnya. Kalau ia dilahirkan maka anak tersebut akan dibiarkan saja tanpa
memelihara dan mendidiknya. Perzinaan juga pembunuhan terhadap masyarakat
yang merajalela karena disini jadi tidak jelas atau bercampur baurketurunan
seseorang. Disisi lain, perzinaan juga membunuh masyarakat dari segi kemudahan
melampiaskan nafsu sehingga kehidupan rumah tangganya menjadi sangat rapuh.6

Berdasarkan pengamatan sejumlah ulama, pada kata “janganlah mendekati”


seperti ayat diatas merupakan larangan mendekati sesuatu yang dapat merangsang
jiwa/nafsu untuk melakukannya. Untuk itu, larangan mendekati mengandung
makna larangan untuk tidak terjerumus dalam rayuan yang nantinya berpotensi
mengantarkannya kepada langkan ingin melakukannya. Karena memang siapa
yang berada di sekeliling jurang, ia dikhawatirkan akan masuk ke dalam
jurangnya.

Sedangkan pada kata “jalan yang buruk” dipahami bahwa ia dikatakan jalan
buruk karena nantinya akan mengantar menuju neraka. Thabathaba’I memahami
kata ini dalam arti untuk mempertahankan kehidupan. Dan ulama
menghubungkan pemahaman tersebut dengan QS. Al-Ankabut: 29 yang menyifati

Jalaludin al-Mahalli dan Jalalaudin as-suyuti, Tafsir Jalalain, (Bandung: Sinar Baru
5

Algesindo, 2007), h. 1071.


6
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 79.

8
kebiasaan buruk yang dilakukan oleh kaum nabi Luth yaitu homoseksual. Jalan
mereka putus itu berarti jalan kelanjutan keturunan mereka karena perbuatan itu
tidak menghasilkan keturunan dan kelanjutan jenis manusia. Dan berbeda halnya
dengan perzinaan, yang melakukannya dapat memiliki anak tetapi jalannya itu
adalah jalan yang sangat buruk.7

3. Q.S An-Nur: 2

‫اح ٍد ِمْن ُهما ِمائَةَ َج ْل َد ٍة وال تَأْ ُخ ْذ ُك ْم هِبِما َرأْفَةٌ يِف‬


ِ ‫الزايِن فَاجلِ ُدوا ُك َّل و‬
ْ َّ ‫الزانِيَةُ َو‬
َّ
َ َ َ َ
ِ ‫ِدي ِن اللَّ ِه إِ ْن ُكْنتُم ُت ْؤ ِمنُو َن بِاللَّ ِه والْيوِم‬
‫اآلخ ِر َولْيَ ْش َه ْد َع َذ َاب ُه َما طَائَِفةٌ ِم َن‬ َْ َ ْ
‫ني‬ِِ
َ ‫الْ ُم ْؤمن‬

Terjemah Lafal Terjemah Lafal

Pada agama Allah ‫يِف ِدي ِن اللَّ ِه‬ Pezina


perempuan ُ‫الزانِيَة‬
َّ
Jika kamu ‫إِ ْن ُكْنتُ ْم‬ Dan pezina laki-
laki
‫الزايِن‬
َّ ‫َو‬
Beriman ‫ُت ْؤ ِمنُو َن‬ Deralah ‫اجلِ ُدوا‬ْ َ‫ف‬
Kepada Allah ‫بِاللَّ ِه‬ Setiap ‫ُك َّل‬
Dan hari ‫َوالَْي ْوِم‬ Satu ‫اح ٍد‬ ِ‫و‬
َ
Akhir ِ
‫اآلخ ِر‬ Dari keduanya ‫ِمْن ُه َما‬
Menyaksikan ‫َولْيَ ْش َه ْد‬ Seratus َ‫ِمائَة‬
Hukuman mereka ‫َع َذ َاب ُه َما‬ Deraan ‫َج ْل َد ٍة‬

7
Ibid, h. 80.

9
Sebagian/sekelompok ٌ‫طَائَِفة‬ Dan jangan ‫َوال‬
Dari ‫ِم َن‬ Mencegah kamu ‫تَأْ ُخ ْذ ُك ْم‬
‫ني‬ِِ ‫هِبِ َما‬
َ ‫الْ ُم ْؤمن‬
Dengan
Orang yang beriman
keduanya

ٌ‫َرأْفَة‬
Rasa belas
kasihan

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-
tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan
kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS. An-
Nur: 2)

Kandungan Ayat:

Asbabun nuzul dari ayat ini adalah pernah diriwayatkan bahwa seorang
wanita yang bernama Umi Mahzul menjadi pelacur. Dia biasa berjabat tangan
dengan lelaki dengan syarat mau memberinya nafkah. Dan sebagian lagi dari
kaum muslimin ingin untuk memperistrinya, dan hal itu terdengat oleh Nabi saw,
maka turunlah ayat: “ Dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan
oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik” dan diriwayatkan juga dari
Ibnu Abbas, bahwa Hilal bin Umayyah menuduh di hadapan Nabi bahwa istrinya
berzina dengan Syuraik bin Sahma’, lalu Nabi bersabda: “saksi (kamu punya
saksi), atau hukuman ada di punggungmu”. Hilal berkata: “Ya Rasulullah, jika
salah seorang dari kita melihat laki-laki lain bersama istrinya, apakah dia pergi
mencari saksi? Demi Dia mengutusmu dengan kebenaran, sesungguhnya saya
benar dan sesungguh Allah menurunkan sesuatu yang membebaskan punggungku
dari hukuman” maka turunlah ayat ini: “Dan orang-orang yang menuduh istrinya
berzina.”8

Ayat ini adalah ayat yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang
mengandung makna tentang hukuman atau siksaan bagi pezina laki-laki dan

Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), h.


8

594.

10
perempuan yang telah diwajibkan Allah masing-masing hukuman keduanya adlah
100 kali deraan. Dan untuk itu maka, jangan sampai merasa kasihan kepada
mereka dalam hukum Allah, sehingga meringankan hukuman atau mengurangi
jumlahnya. Maka harus sebaliknya, yaitu menyakitkan mereka dengan pukulan.
Mujahid berkata: laksanakanlah hukum Allah dan jangan meninggalkannya
karena kasian. Maka jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka jangan sampai tidak melaksanakan hukuman itudan kasihan terhadap orang
yang zina, sebab dosa zina terlalu untuk menarik sayang atau kasihan. Dan
hukuman kepada dua plekau zina harus dihadiri oleh sekelompok orang mukmin
agar lebih jelas menderanya dan lebih manjur, karena dipermalukan kadang lebih
membuat jera dari pada sadar hukuman.9

Zina merupakan salah satu dosa besar, yang selain mendapat ancaman siksa
di akhirat pelakunya juga mempertanggungjawabkan secara hukum pada
ketetapan syariat. Ada dua macam hukuman zina. Pertama adalah rajam, yakni
pelaku dilempari dengan batu hingga meninggal dunia, dan ini berlaku untuk
pezina mukhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah.
Kedua adalah di dera 100 kali dan hal ini dilakukan untuk pezina ghairu mukhsan,
artinya pezina yang belum pernah menikah sebelumnya.

Rasulullah saw bersabda yang artinya “Dari Abu Hurairah dan Zaid bin
Khalid al-Juhany bahwa ada seorang Arab Badui menemui Rasulullah saw dan
berkata “Wahai Rasulullah, dengan nama Allah, aku hanya ingin anda memberi
keputusan kepadaku dengan kitabullah” temannnya (yang lebih pandai dari pada
orang badui itu) berkata, “Benar, berilah keputusan diantara kami dengan
kitabulah dan izinkanlah aku untuk menceritakan masalah kami” Beliau berkata
“Ceritakanlah”. Ia berkata “anakku menjadi buruh orang ini, lalu ia berzina
dengan istrinya. Ada orang yang memberitahukan kepada kami harus dirajam,
namun aku menebusnya dengan seratus ekor domba dan seorang budak wanita.
Aku bertanya kepada orag-orang alim dan mereka memberitahukan kepadaku
bahwa puteraku harus dicambuk seratus kali dan diasingkan setahun, sedangkan
istri orang ini harus dirajam”. Rasulullah saw bersabda “ Demi Tuhan yang
menggenggam jiwaku, sungguh aku akan memutuskan antara kalian berdua
9
Ibid, h. 595.

11
dengan kitabullah”. Ambil kembali budak wanita dan domba yang telah kau
berikan, anakmu dihukum seratus kali cambukan dan diasingkan selama satu
tahun”. Nabi berkata kepada pelayannya, “wahai Unais, temuilah istri laki-laki
ini. Bila ia mengaku, rajamlah ia”. HR Muttafaq Alaih10

Berdasarkan hadis diatas sudah jelas diterangkan mengenai hukuman bagi


oang yang melakukan perzinaan, baik itu pezina mukhsan dan ghairu mukhsan.

Dalam melaksanakan ketentuan hukum itu, tidak per;u merasa terhalangi


oleh rasa iba dan kasihan, jika benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.
Karena, konsekuensi dari iman adalah mendahulukan perkara Allah daripada
perkataan manusia. Dan dalam pelaksaan hukuman cambuk itu, hendaknya
dihadiri oleh segolongan orang yang islam, agar hukuman itu menjadi pelajaran
yang anntinya membuat orang lai selain mereka berdua jera.

4. Hadis Tentang Larangan Pegaulan Bebas dan Perbuatan Zina

‫الزايِن ُّ ِحنْي َ َيْزىِن َو ُه َو ُم ْؤ ِم ُن َواَل‬


َّ ‫ال اَل َيْزىِن‬
َ َ‫م ق‬.‫حديث أيب هريرة أن النىب ص‬

‫السا ِرقُ ِحنْي َ يَ ْس ِر ُق َو ُه َو‬


َّ ‫ب اخْلَ ْمَر ِحنْي َ يَ ْشَربُ َها َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌن َواَل يَ ْس ِر ُق‬
ُ ‫يَ ْشَر‬
‫ص َار ُه ْم‬ ِ ِ ‫ف يرفَع الن‬
ٍ ِ ٍ ِ ‫ىِف‬ ِ
َ ْ‫َّاس الَْيه اَب‬
ُ ُ ْ َ ‫ات َشَر‬
َ ‫ب نُ ْهبَةً َذ‬
ُ ‫ َو َز َاد ر َوايَة َواَل َيْنتَه‬.‫ُم ْؤم ٌن‬
)‫فِْي َها ِحنْي َ َيْنتَ ِهُب َها َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌن (رواه البخارى و مسلم‬

terjemah Lafal Terjemah Lafal


Dan dia
‫َو ُه َو‬ Berkata
‫ال‬ َ َ‫ق‬
Beriman
‫ُم ْؤ ِم ُن‬ Tidak
‫اَل‬
Dan tidak
‫َواَل‬
Berzina ‫َي ْزىِن‬
‫ب‬
ُ ‫يَ ْشَر‬ ُّ ‫الزايِن‬
Dia meminum Pezina
َّ
10
Imam al-Hafiz ibn Hajar al-Asqalany, Bulughul Maram, (Bandung: Mizan Media Utama,
2017), h. 715.

12
‫اخْلَ ْمَر‬ ِ
َ ‫حنْي‬
Khamar ketika

‫َواَل‬ ِ
َ ‫حنْي‬
Dan tidak Ketika

‫ب‬ ِ
ُ ‫َيْنتَه‬ ‫يَ ْشَربُ َها‬
Merampas Dia meminumnya

ً‫نُ ْهبَة‬ ‫َو ُه َو‬


Rampasan Dan dia

Suatu ketika
‫ات‬َ ‫َذ‬
Beriman
‫ُم ْؤ ِم ٌن‬
Mulia
‫ف‬ٍ ‫َشر‬ Dan tidak
‫َواَل‬
َ
Mengangkat
‫َيْرفَ ُع‬ Dia mencuri
‫يَ ْس ِر ُق‬
Manusia
‫َّاس‬
ُ ‫الن‬
Pencuri
‫السا ِر ُق‬
َّ
Kepadanya
‫اِلَْي ِه‬ Ketika ِ
َ ‫حنْي‬
Penglihatan
mereka ‫ص َار ُه ْم‬ َ ْ‫اَب‬
Dia mencuri
‫يَ ْس ِر ُق‬
Di dalamnya
‫فِْي َها‬ Dan dia
‫َو ُه َو‬
ِ ‫ُم ْؤ ِم ٌن‬
َ ‫حنْي‬
Ketika Beriman

Dia merampasnya
‫َيْنتَ ِهُب َها‬ Dan ditambahkan
‫َو َز َاد‬
Dan dia
‫َو ُه َو‬ Dalam ‫ىِف‬
Beriman
‫ُم ْؤ ِم ٌن‬ Riwayat
‫ِر َوايٍَة‬

“Abi Hurairah berkata: Nabi saw bersabda: “tidak akan berzina seorang
pelacur di waktu berzina jika dia sedang beriman, dan tidak akan meminum
khamar di waktu meninum jika dia sedang beriman, dan tidak akan mencuri di
waktu mencuri ia sedang beriman”di lain riwayat ditambahkan: “Dan tidak akan
merampas rampasan yang berharga sehingga orang-orang membelalakkan mata
kepadanya, ketika merampas ia sedang beriman” (H. R Bukhari danMuslim)

Kandungan Hadis:

13
Hadis diatas menjelaskan tentang keimanan yang merupakan landasan
utama dalam hidup manusia. Jika imannya kuat, maka ia tidak akan tergoda
dengan segala perbuatan dosa. Namun jika imannya lemah, maka ia akan mudah
tergoda untuk melakukan perbuatan dosa itu. Dalam hadis tersebut dijelaskan
bahwasanya jika seseorang itu beriman, ia tidak akan melakukan empat perbuatan
dosa tersebut, seperti berzina, meminum minuman keras, mencuri, dan merampas
hak orang lain. Dan begitu pula sebaliknya, apabila seseorang melakukan empat
perbuatan tersebut, maka tidak sempurnalah keimanannya.

5. Perilaku Orang yang Menghindari Pergaulan Bebas dan Perbuatan keji

Banyak hal-hal yang dapat memicu seseorang untuk melakukan perzinaan,


diantaranya:

1. Melihat Aurat

Melihat aurat, baik aurat laki-laki maupun perempuan adalah haram


hukumnya. Melihat aurat baik secara langsung maupun tidak bisa menimbulkan
dan membangkitkan gairah seks. Gairah ini tidak salah jika disalurkan sesuai
denagn hukum Islam. Namun, apabila gairah ini tidak disalurkan sesuai dengan
hukum Islam, hal inilah yang nantinya akan memicu timbulnya perzinaan.

Oleh karena itu, memelihara atau menutup aurat itu menjadi penting untuk
menghindari perbuatan keji. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S An-Nur
ayat 30 yang artinya: “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman laki-laki
hendaklah menahan pandangannyadan menjaga kemaluannya, yang demikian itu
lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat”.

2. Mendengarkan hal-hal yang mengundang hawa nafsu

Selain melihat, mendengarkan hal-hal yang buruk yang bisa mengundang


hawa nafsu pun harus dihindari juga. Karena hal ini tidak menutup kemungkinan
bahwa diantara teman-teman pasti ada yang bercerita atau berbicara hal-hal buruk
seperti merayu, perselingkuhan, dan lain sebagainya. Dan jika hal ini
diperdengarkan erus-menerus, maka hal buruk itu seakan menjadi hal yang

14
berangan-angan yang tidak-tidak yang nantinya bisa menjerumus kepada
perzinaan.

3. Berduaan (berkhalwat)

Khalwat adalah berduaan di suatu tempat dimana tidak ada orang lain
ataupun ada orang lain, akan tetapi hal yang mereka bicarakan tidak terdengar
oleh orang lain. Berdua-duaan ini pasti nantinya akan menimbulkan fitnah dan
akan mengundang setan yaitu perbuatan yang asusila.

Berdasarkan uraian mengenai beberapa hal yang akan mendatangkan kepada


perzinaan, maka dari itu setelah memahami ayat-ayat diatas dan hadis tentang
larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina, diharapkan dapat teraplikasi dalam
bentuk sikap menghindari perbautan-perbuatan tersebut, seperti tidak mengumbar-
umbar aurat, tidak mendengarkan hal-hal yang dapat mengundang hawa nafsu,
tidak berkhalwat atau berduaan, dan lain sebagainya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang terencana untuk


menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati,
danmengamalkan ajaran Islam memalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan terhadap bidang mata pelajaran yang tercakup dalam lingkup Pendidikan
Agama Islam ini, seperti Alquran Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah
Kebudayaan Islam.

Dalam rangka untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus


dicapai oleh peserta didik, maka seorang guru harus menyiapkan salah satu
komponen yang dapat mendukung keberhasilan hal tersebut, salah satu
diantaranya adalah menyiapkan materi ajar yang baik.

Dalam menganalisis dan mengembangkan materi ajar PAI yang telah


dirumuskan dalam kurikulum, maka seorang guru juga harus memperhatikam
bagaimana cara menganalisis dan mengambangkan materi ajar tersebut.

15
B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan. Mungkin terdapat banyak


kekurangan baik itu dalam hal pengetikan maupun materi yang diuraikan. Untuk
itu, penulis akan menerima segala saran dan kritik yang konstruktif guna
perbaikan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

al-Asqalany, Imam al-Hafiz ibn Hajar. Bulughul Maram. Bandung: Mizan Media Utama
2017
al-Mahalli, Jalaludin dan Jalalaudin as-suyuti. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru
Algesindo. 2007.
Ash-Shabuni, Muhammad Ali. Shafwatut Tafasir. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2011.

Darajat, Zakiya. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Mahfud, dkk. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multietnik. Yogyakarta:


Deepublish. 2015.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2003.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati. 2002.

Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya,. Jakarta: Rineka


Cipta. 2008.

16

Anda mungkin juga menyukai