Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN MINI RISET

MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN

JUDUL
“PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA TERHADAP SISWA DI SD 1
MARDLIATUL ISLAMIYAH MEDAN”

Dosen Pengampu:
Elya Siska Anggraini, S.Sn., M.A.

Kelompok 3:
Muhammad Ali Hakim NIM 2233111018
Fadilla Aura Ramadani NIM 2233111034
Ela Emayusnita Sirait NIM 2233111035
Rahma Hidayati NIM 2233111039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena kasih
karunia-Nya yang memberikan kita kesempatan dapat hidup dalam keadaan sehat dan selamat.
Hal yang sama dirasakan oleh penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
Mini Riset ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ucapan terima kasih diberikan
kepada Ibu Elya Siska Anggraini, S.Sn., M.A. sebagai dosen pengampu mata kuliah Filsafat
Pendidikan atas arahan dan bimbingan yang telah diberikan sehingga makalah Mini Riset ini
dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada seluruh
pihak yang turut berkontribusi dalam penyelesaian makalah Mini Riset ini.

Adapun makalah Mini Riset ini diajukan sebagai salah satu pemenuhan tugas KKNI
dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan. Makalah Mini Riset ini berisi tentang hasil mini riset
mengenai Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Siswa di SD 1 Mardliatul Islamiyah
Medan. Berdasarkan hal tersebut, sumber yang disertakan merupakan sumber yang masih
memiliki kaitan dengan materi yang dipaparkan.

Penyusun menyadari bahwa makalah Mini Riset ini juga tidak luput dari kekurangan.
Hal itu disebabkan oleh keterbatasan penyusun dalam menganalisis serta mencari sumber
informasi. Melalui makalah Mini Riset ini, penyusun memberikan apresiasi yang baik bagi
setiap saran yang diberikan oleh pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata,
penyusun memiliki harapan agar kiranya makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya.

Medan, November 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................................... 4

A. Pengertian Pancasila ...................................................................................................... 4


B. Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Sila-Sila Pancasila ............................................... 5
C. Cara Penanaman Nilai-Nilai Pancasila .......................................................................... 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 9

A. Waktu Penelitian dan Lokasi.......................................................................................... 9


B. Sumber Data................................................................................................................... 9
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................. 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 11

A. Gambaran Hasil Survey ............................................................................................... 11


B. Pembahasan.................................................................................................................. 11

BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 23

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 23
B. Saran ............................................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 24

LAMPIRAN............................................................................................................................ 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila berasal dari dua kata, "panca" dan "sila" yang berarti "lima" dan "dasar" yang
berarti dasar. Jadi, secara umum Pancasila mengacu pada lima prinsip negara Indonesia.
Kata panca sendiri disarankan oleh presiden pertama Indonesia yaitu oleh Ir. Soekamo
sementara kata sila disarankan oleh salah satu ahli bahasa. Pancasila adalah dasar negara
Indonesia. Pancasila lahir berdasarkan nilai-nilai budaya yang dibangun sejak zaman
dahulu. Secara tidak sengaja nilai-nilai tersebut lahir dan mejadi kebiasaan nenek moyang.
Nilai-nilai pancasila mendasari nilai-nilai segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Ideologi Pancasila merupakan ideologi yang didaulatkan oleh negara Indonesia.
Ideologi Pancasila berarti ideologi Pancasila yang digunakan sebagai dasar ketertiban
negara dan tujuan nasional negara. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memikat
dan mempersatukan perbedaan-perbedaan atau keragaman yang terjadi di Indonesia
contohnya keberagaman budaya, keberagaman etnis, keberagaman agama, keberagaman
sejarah serta yang lainnya yang memperkuat bangsa Indonesia untuk tetap berdiri tegak,
kuat dan kokoh.
Pendidikan Pancasila yaitu salah satu mata pelajaran wajib mulai dari tingkat dasar
hingga perguruan tinggi. Pendidikan Pancasila sangat diharapkan memberikan
perhatiannya pada perkembangan nilai-nilai, perkembangan moral, serta sikap dan perilaku
peserta didik. Tujuan pendidikan Pancasila di sekolah dasar adalah untuk membekali dan
memantapkan pengetahuan dan keterampilan dasar tentang hubungan baik warga negara
Indonesia yang berpancasila dengan warga negara lain maupun dengan sesama warga
negara Indonesia. Pentingnya pendidikan Pancasila yaitu nilai-nilai Pancasila merupakan
prinsip sikap untuk berbangsa dan bemegara.
Nilai Pancasila merupakan nilai yang mencerminkan perilaku keseharian Masyarakat
Indonesia. Standar etika ini secara jelas tercermin dalam preskripsi Pancasila. Nilai-nilai
Pancasila yang melekat dalam diri, jiwa serta nurani masyarakat Indonesia dalam aktivitas
kehidupan sehari-harinya dapat memperkokoh persatuan serta kesatuan negara Indonesia.
Nilai pancasila pada era saat ini sudah mulai memudar. Pudamnya nilai-nilai pancasila pada
lingkungan sekolah terjadinya perilaku penyimpangan contonya tawuran antar sekolah,

1
sementara pada lingkungan masyarakat hilangnya nilai-nilai Pancasila dapat
mempengaruhi Indonesia contohnya tawuran dikarenakan hal sepele, penistaan agama,
terosime. Semua penyimpangan yang terjadi diberbagi lingkungan sekitar keluarga dan
masyarakat disebabkan oleh pudarnya nilai-nilai pancasila.
Dikehidupan saat ini sudah mulai tidak sejalan dengan nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila, banyak sekali perbuatan-perbuatan atau prilaku masyarakat yang menyimpang
dari nilai-nilai pancasila dan tidak sesuai dengan norma. Saat penetapan pancasila semua
masyarakat Indonesia senang dan selalu menerapkan sila pancasila kedalam kehidupan
sehari-harinya. Namun seiring berjalannya waktu, Pancasila memiliki makna yang sudah
mulai memudar di masyarakat, sampai-sampai sama sekali tidak menerapkan nilai-nilai
pancasila di kehidupan sehari-harinya. Jika Pancasila dipandang dapat menerapkan nilai-
nilai dalam kehidupan sehari-hari, maka akan berdampak positif serta membawa perubahan
besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu penyebab tidak menerapkan
nilai-nilai pancasila adalah tidak memiliki patokan untuk berprilaku atau berpikir, sehingga
tidak tau apa yang baik dan apa yang buruk.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia?
2. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila pancasila?
3. Bagaimana cara penanaman nilai-nilai pancasila terhadap siswa di SD 1 Mardliatul
Islamiyah Medan dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam laporan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
2. Dapat mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila pancasila.
3. Dapat mengetahui cara penanaman nilai-nilai pancasila terhadap siswa di SD 1
Mardliatul Islamiyah Medan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan ini adalah
sebagai berikut:

2
1. Bertambahnya wawasan mengenai masalah-masalah yang timbul dalam penanaman
terkait nilai-nilai pancasila pada siswa di SD 1 Mardliatul Islamiyah Medan.
2. Bertambahnya pengetahuan melalui proses yang mendukung dalam penelitian.
3. Menumbuhkan relasi dan kerja sama antara peneliti dengan informan dan subjek serta
objek penelitian.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Pancasila
Menurut Nurgiansah (dalam Sianturi, 2021:222-223) Pancasila dianggap sebagai
sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam
pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap
pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan
manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sadari nilai-nilai makna yang terkandung
dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.
Menurut Wartoyo, (2021: 18) mengemukakan bahwa filsafat Pancasila berarti suatu
refleksi filosofis mengenai Pancasila sebagai dasar kehidupan masyarakat dan negara.
Pemaknaan terhadap filsafat Pancasila dapat merujuk pada pendapat Sastrapratedja, yang
menjelaskannya dalam empat poin. Pertama, bahwa sila-sila dalam Pancasila memuat
pertanggungjawaban rasional dan mendasar sebagai prinsip-prinsip politik. Kedua, nilai-
nilai Pancasila dapat dijabarkan sebagai landasan operasional dalam berabgai bidang terkait
kehidupan bernegara. Ketiga, nilai-nilai Pancasila dapat menghadirkan dialog dalam
berbagai perspektif baru pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Keempat, nilai-nilai
Pancasila dapat menjadi kerangka evaluasi bagi berbagai kegiatan terkait kehidupan
berbangsa, bernegara serta bermasyarakat sehingga pada akhirnya dapat menjadi solusi
bagi permasalahan nasional.
Dewantara dan Hermawan (dalam Sianturi, 2021:222-223) mengemukakan bahwa
banyak terjadi penyimpangan/kesalahan tertentu sebenarnya berakar dari tidak
mengamalkannya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari itu
pentingnya memahami pancasila tidak hanya mengerti namun juga mengamalkan dan
melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pendidikan karakter.
Pendidikan karakter yang merupakan upaya mewujudkan amanat pacasila dan Pembukaan
UUD 1945 dilatar belakangi oleh realita yang berkembang saat ini di lembaga pendidikan.
Dengan perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia saat ini.
Membina dan mendidik karakter, dalam arti untuk membentuk "positive character"
generasi muda bangsa ini. Agar positive character terbentuk, maka perlu pembiasaan
"mandiri, sopan santun, kreatif dan tangkas, rajin bekerja, dan punya tanggung jawab"
(Nurgiansah, 2021a). Pendidikan pancasila dalam kehidupan sehari hari dapat membrikan

4
dampak yang baik untuk masyarakat agar masyarakat mematuhi dan menganut nilai nilai
dalam pancasila karena nilai yang terkandung dalam pancasila mempunyai banyak makna
untuk kehidupan sehari hari dalam beragama, memberikan pendapat dan lain-lain.
Nurhikmah & Nugrahaningtyas (dalam Kiska, 2023:1482) mengemukakan bahwa
pancasila adalah satu kata yang paling sesuai untuk merangkum seluruh karakter dan
kompetensi yang diharapkan untuk dimiliki setiap peserta didik. Pancasila merupakan
kepribadilan bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat dan budaya Indonesia. Pancasila memuat karakter-karakter masyarakat
Indonesia yang tertuang dalam profil pelajar Pancasila. Selain itu, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila sesuai dengan karakter dan kompetensi abad 21 yang
dianjurkan masyarakat global Irawati dkk (dalam Kiska, 2023:1482).
Pancasila dipilih sebagai dasar negara tentunya sangat diperlukan untuk menjaga
eksistensi bangsa Indonesia, karena di dalam setiap sila Pancasila pasti terkandung nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan negara itu sendiri
Agus (dalam Sari, 2022:54). Asal-usul Pancasila sebagai dasar negara dapat dilihat dari
berbagai faktor dan nilai-nilai yang terkandung dalam bangsa Indonesia yang kemudian
ditinjau dari pandangan hidup bangsa indonesia. Hal ini yang kemudian menjadikan
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila merupakan dasar negara sekaligus
pedoman hidup bangsa Indonesia yang akan selalu melekat sepanjang ada dan surutnya
kehidupan bangsa Indonesia.
Selain itu, Pancasila juga merupakan sistem dari sebuah nilai dan dalam
keberjalanannya sudah memenuhi sistem tersebut. Pancasila memiliki sifat sistematis
karena Pancasila terdiri dari beberapa sila, yaitu Lima Sila dan Lima Sila tersebut memiliki
arti dan maknanya sendiri. Sistem Pancasila lain yang biasa dikenal yaitu sistem filsafat,
adanya sistem ini diharapkan warga negara Indonesia bisa saling menghormati dan
menghargai. Sehingga, baik orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia tetap meyakini
bahwa dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara harus
berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Dapat diartikan bahwa pancasila harus menjadi
kekuatan untuk menjiwai setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam membentuk negara.

B. Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Sila-Sila Pancasila


Nilai-nilai Pancasila sebagai suatu pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara,
tentunya Pancasila memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam setiap silanya. Asmaroini

5
(dalam Fatimah, 2021:72-73) menyatakan beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam sila-
sila Pancasila, yaitu:
Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila ini mengandung nilai bahwa adanya
negara merupakan kuasa dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, segala bentuk
penyelenggaraan dan pelaksanaan negara yang meliputi moral, hukum, pemerintahan
politik, kebebasan menyatakan pendapat dan Hak Asasi Manusia, dalam pelaksanaanya
harus dijiwai oleh nilai-nilai Ketuhanan. Dengan sila satu ini dimaksudkan agar manusia
menyadari bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan sehingga segala sesuatunya harus
sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan tidak melakukan tindakan yang tidak
diperbolehkan olehnya Soeprapto (dalam Fatimah, 2021:72).
Kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Dalam sila ini mengandung nilai bahwa
negara harus mampu menjunjung tinggi harkat martabat warga negara Indonesia. Selain
itu, negara juga harus menjunjung tinggi perundang-undangan yang membahas mengenai
nilai-nilai martabat warga negara sebagai makhluk yang beradab terlebih dalam menjamin
HAM pada warga negara.
Ketiga, Persatuan Indonesia. Dalam sila ini mengandung nilai bahwa bangsa kita
merupakan bangsa yang harus bersatu, karena kodratnya manusia adalah makhluk sosial,
dimana satu sama lainnya saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Keberagaman
dalam suku, ras, kelompok, maupun golongan jangan menjadi hambatan guna kehidupan
bersama. Walaupun berbeda-beda, tetapi kita harus tetap satu jua atau yang biasa dikenal
dengan Bhineka Tunggal Ika.
Keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Rakyat merupakan unsur pendukung suatu negara. Dalam
sila ini mengandung nilai bahwa penyelenggaraan pemerintahan negara harus dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Hal tersebut menunjukan bahwa rakyat pemegang kekuasaan
tertinggi dalam pemerintahan negara Indonesia dan nilai-nilai demokrasi pun harus ada
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam sila ini mengandung
nilai bahwa bangsa Indonesia harus memiliki komitmen yang kuat guna menjalankan
keadilan bagi seluruh warganya. Hal ini dimaksudkan agar warga negara mampu
merasakan kesejahteraan bersama. Nilai keadilan sosial ini juga dapat terwujud berupa
pencerminan sikap gotong-royong, keharmonisasian dalam menjalankan hak dan
kewajiban, dan mengormati hak-hak orang lain.

6
C. Cara Penanaman Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan
mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara
Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa
memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sadari nilai-nilai
makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat. Banyaknya
terjadi penyimpangan/kesalahan tertentu sebenarnya berakar dari tidak mengamalkannya
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari itu pentingnya
memahami pancasila tidak hanya mengerti namun juga mengamalkan dan melaksanakan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pendidikan karakter. Pendidikan
karakter yang merupakan upaya mewujudkan amanat pacasila dan Pembukaan UUD 1945
dilatar belakangi oleh realita yang berkembang saat ini di lembaga pendidikan. Menurut
Budhiman (dalam Fatimah, 2021:73) ada nilai-nilai karakter yang harus dimiliki generasi
bangsa kita yang sesuai dengan budaya bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif dan lain sebagainya.
Salah satu cara yang efektif dalam menanamkan karakter pada anak bangsa menurut
Handitya (dalam Fatimah, 2021:73) dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang
menarik. Seperti misalnya menyediakan tempat- tempat sekolah yang representatif
sehingga anak merasa nyaman dalam mempelajari nilai-nilai Pancasila sehingga nilai-nilai
tersebut dapat tertanam dalam jiwa anak masing-masing. Penyediaan perpustakaan dengan
konsep belajar sambil bermain pun mampu menyongsong daya tarik anak. Di saat kegiatan
belajar sambil bermain dapat pula disisipkan nilai-nilai karakter Pancasila dapat berupa
gotong royong, kebersamaan, dan persatuan.
Pendapat lain juga dikatakan oleh Firdaus (dalam Fatimah, 2021:73) yang menyebutkan
bahwa penanaman nilai-nilai karakter pada anak juga dapat di implementasikan melalui
pendidikan. Dalam hal ini guru maupun para pendidik lainnya dalam menanamkan karakter
yang sesuai dengan sila Pancasila pada diri siswa SD 1 Mardliatul Islamiyah dapat
dilakukan dengan beberapa cara berikut ini.
1. Mengajarkan siswa-siswi tata cara beribadah yang baik, seperti mengajak para siswa
untuk menghafal bacaan solat dan mempraktikkannya, mengaji bersama setiap hari
Jumat dan lain sebagainya.
2. Menanamkan sikap yang baik antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal
ini pendidik dapat mengarahkan para siswa untuk menjenguk teman yang sakit atau
sekedar mengajarkan siswa untuk mendoakan temannya yang sedang sakit.
7
3. Memberikan pemahaman kepada para siswa untuk bermain dan belajar tanpa
membedakan ras dan gender.
4. Mendorong partisipasi aktif siswa dalam forum diskusi atau musyawarah seperti
menjawab soal bersama, bercerita dan saling bertukar pendapat dan sebagainya.

Dalam hal ini pendidik dapat mengarahkan para siswa untuk selalu berlaku adil tanpa
membeda-bedakan pertemanannya. Metode yang para pendidik dapat dilakukan adalah
dengan mengarahkan para siswa membawa bekal dan makan siang bersama. Dengan ini
dapat terciptalah lingkungan sosial yang damai di kalangan siswa, seperti berbagi makanan,
bercanda serta belajar untuk saling menghargai sesama.

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian dan Lokasi


Penelitian ini telah dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 23 Oktober 2023
Waktu : 09.00 WIB - Selesai
Tempat : SD 1 Mardliatul Islamiyah
Kecamatan : Medan Tembung
Kabupaten : Deli Serdang
Kota : Medan
Provinsi : Sumatera Utara

B. Sumber Data
Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa kelas VI SD 1
Mardiatul Islamiyah Medan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer yang diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar secara langsung dengan
responden siswa dan mengisi angket yang telah disiapkan. Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini berasal dari jurnal ilmiah dan buku referensi terkait topik penelitian.
Serta sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil survei yang dilakukan
pada sampel populasi yang telah ditentukan.

C. Teknik Pengumpulan Data


Mini riset ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan mengandung
makna, Creswell (dalam Sugiyono, 2014: 14) menyatakan bahwa proses penelitian
kualitatif melibatkan pertanyaan dan prosedur yang muncul, mengumpulkan data dari
partisipan, analisis data secara induktif dari tema khusus ke umum, dan interpretasi
terhadap data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
pengumpulan data secara kualitatif, diantaranya yaitu:

9
1. Angket: Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
atau angket kepada responden untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi atau
pendapat mereka terkait nilai Pancasila.
2. Observasi: Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati langsung
objek penelitian, seperti perilaku siswa atau guru di sekolah, untuk mendapatkan
informasi mengenai implementasi nilai Pancasila.
3. Studi kepustakaan: Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari literatur atau dokumen yang relevan dengan topik penelitian untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Hasil Survey


Gambaran hasil survey tentang penanaman nilai-nilai pancasila terhadap siswa di SD 1
Mardliatul Islamiyah Medan mencakup pembahasan mengenai efektivitas metode
penugasan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai pancasila. oleh
karena itu, survei terhadap penerapan nilai-nilai pancasila dapat dilakukan melalui berbagai
metode seperti angket dan cara belajar siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
implementasi nilai-nilai pancasila terhadap siswa SD 1 Mardliatul Islamiyah Medan dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Pembahasan
Menurut Dwiputri, (2021:80) mengemukakan bahwa Pendidikan karakter menjadi hal
yang sangat kompleks dalam mewujudkan kualitas bangsa, hal ini berkaitan dengan krisis
akhlak yang marak terjadi belakangan ini. Dengan menurunnya kualitas moral dan akhlak
terutama di kalangan siswa, sekolah menjadi tempat yang tepat untuk diselenggarakannya
pendidikan karakter. Sekolah dituntut untuk mampu menanamkan dan mengembangkan
nilai-nilai yang baik untuk membentuk karakter siswa. Karena pendidikan tidak hanya
berfungsi sebagai tempat mengembangkan kemampuan secara intelektual melainkan juga
berfungsi untuk membentuk watak, membentuk karakter dan pribadi peserta didik.
Berkenaan dengan hal tersebut karakter manusia pada dasarnya akan berkembang seiring
tahapan usia perkembangannya, karakter dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek
lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, hingga lingkungan tempat anak
menimba ilmu setiap harinya yakni sekolah. Bahrudin (dalam Dwiputri, 2021:80).
Dengan mengetahuinya karakter dapat berkembang, maka diperlukannya arahan dan
bimbingan dari setiap komponen yang terlibat dengan peserta didik, salah satunya sekolah.
Dalam mewujudkan karakter siswa, Pancasila merupakan landasan yang wajib untuk
diterapkan dalam kehidupan peserta didik. Pancasila disini tidak hanya berperan sebagai
dasar dalam bernegara melainkan juga dasar dalam pengembangan karakter. Pancasila
memiliki nilai-nilai yang dapat membentuk karakter warga negaranya menjadi seorang
yang religius, berakhlak mulia, mampu bertoleransi dan lainnya. Berkaitan dengan hal

11
tersebut maka karakter yang berlandaskan Pancasila dimaksudkan untuk bisa menjadi cara
berpikir dan bertindak bagi setiap warga negaranya.
Nilai adalah ukuran, patokan- patokan, anggapan-anggapan keyakinan keyakinan yang
ada di dalam masyarakat. Nilai digunakan sebagai patokan seseorang berperilaku dalam
masyarakat. Selain itu, nilai memberi arah bagi tindakan seseorang. Nilai dianut oleh
banyak orang dalam suatu masyarakat mengenai sesuatu yang benar, pantas, luhur, dan baik
untuk dilakukan Menurut Nurgiansah, (dalam Dwiputri, 2021:80), fungsi nilai diantaranya,
nilai sebagai pembentuk cara berfikir dan berprilaku yang ideal dalam masyarakat. Nilai
dapat menciptakan semangat pada manusia untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya
Monalisa (dalam Dwiputri, 2021:80). Nilai dapat digunakan sebagai alat pengawas prilaku
seseorang dalam masyarakat. Nilai dapat mendorong, menuntun, dan menekan orang untuk
berbuat baik. Nilai dapat berfungsi sebagai alat solideritas di antara anggota masyarakat.
Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan di Indonesia menurut Haryati, (2022:3)
dijabarkan ke dalam enam dimensi sebagai berikut: (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) mandiri; (3) bergotong-royong; (4) berkebinekaan
global; (5) bernalar kritis; dan (6) kreatif. Profil Pelajar Pancasila dapat dijadikan pegangan
bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama guru serta pelajar, dalam menjalankan proses
pembelajaran. Keenam dimensi tersebut juga perlu dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Menurut Haryati, (2022:4) keenam dimensi yang disebutkan di atas hendaknya
terintegrasi ke dalam semua aspek pembelajaran sehingga memengaruhi dan terlihat baik
dalam tingkah laku anak maupun guru. Upaya untuk membumikan muatan nilai-nilai luhur
tersebut pada anak usia dini merupakan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kreativitas
guru sangat dibutuhkan untuk mengemas kegiatan pembelajaran yang menarik,
menyenangkan, terintegrasi dengan kehidupan nyata dan lingkungan sekitarnya. Seperti
yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa mempelajari pengetahuan saja tidak
cukup, pelajar perlu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata. Contoh
dalam kehidupan sehari- hari, misalnya anak berdoa sebelum makan, terbiasa
mengucapkan salam, berani mengungkapkan pendapat, bisa bekerja sama, tidak memilih-
milih teman, bangga dengan jati dirinya, bertanggung jawab membereskan mainan setelah
main, suka tantangan, dan tidak mudah menyerah.
Menurut Ishaq, (2021: 11) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Pancasila
mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
12
masyarakat yang terdiri dari atas berbagai golongan agama, kebudayaan dan beraneka
ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran, diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Adapun tujuan pendidikan Pancasila Kewarganegaraan menurut Wulandari (2023:32)
yaitu agar siswa memiliki:
1. Mengembangkan kemampuan berpikir krtitis, rasional, dan kreatif terkait isu-isu
kewarganegaraan;
2. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan cerdas dalam berkegiatan social,
nasional, dan negara;
3. Membentuk kepribadian yang positif dan demokratis sesuai dengan karakter
masyarakat Indonesia, sebagai persiapan hidup dalam keberagaman dengan bangsa.
lain;
4. Membangun interaksi dan komunikasi dengan bangsa lain dalam konteks global dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi Depdiknas, (Wulandari, 2023:32).

Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Assesmen Pendidikan Kementrian


Pendidikan Kebudayaan Riset dan teknologi Nomor 008/J/KR/2022 dalam Wulandari,
(2023:33), tentang capaian pembelajaran pada pendidikan anak usia dini, jenjang
pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan menengah pada kurikulum merdeka tujuan
pendidikan pancasila adalah peserta didik diharapkan mampu:

a. Berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa melalui sikap mencintai sesama manusia, mencintai negara dan lingkungannya
untuk mewujudkan persatuan dan keadilan sosial,
b. Memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai dasar
negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa, serta mempraktikan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hati,
c. Menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan hak dan
kewajibannya dalam. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tengah-
tengah masyarakat global,
d. Memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka, serta
mampu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan jenis kelamin, SARA (Suku Agama,
Ras, Antargolongan), status sosial- ekonomi, dan penyandang disabilitas,

13
e. Menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal masyarakat sekitarnya,
dengan kesadaran dan komitmen untuk menjaga lingkungan, mempertahankan
keutuhan wilayah NKRI, serta berperan aktif dalam kancah global.

Adapun capaian penanaman nilai-nilai Pancasila terhadap siswa di SD 1 Mardliatul


Islamiyah yaitu sebagai berikut:

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Saya selalu melakukan ibadah sesuai Sebagian besar siswa di SD 1 Mardliatul
dengan agama yang saya anut. Islamiyah menunjukkan ketaatan dalam
melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya, baik dalam
menjalankan shalat, puasa, maupun ibadah
lainnya. Dalam hal ini, siswa menunjukkan
sikap spiritual yang baik dengan
berperilaku syukur, membiasakan berdoa
sebelum dan sesudah melaksanakan
kegiatan, serta menunjukkan toleransi
dalam beribadah.
2. Saya selalu mengikuti upacara Siswa SD 1 Mardiatul Islamiyah selalu
bendera di sekolah. mengikuti upacara bendera di sekolah
sebagai bagian dari kegiatan wajib yang
bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai
kebangsaan, kedisiplinan, kepemimpinan,
kerja sama, patriotisme, dan karakter
bangsa. Upacara bendera juga dianggap
sebagai salah satu upaya untuk
mewujudkan tujuan pendidikan dengan
mencakup nilai-nilai penanaman sikap
disiplin, rasa percaya diri, tanggung jawab,
kerja keras, kepemimpinan, nasionalisme,
dan cinta tanah air. Melalui kegiatan ini,
siswa SD 1 Mardiatul Islamiyah juga dilatih
untuk berpenampilan rapi, menghormati
waktu, dan menghargai perbedaan. Upacara
bendera di sekolah dianggap penting untuk
menumbuhkan semangat nasionalisme dan
cinta tanah air pada siswa
3. Di dalam kelas saya menghargai Penilaian siswa SD1 Mardiatul Islamiyah
teman saya yang berbeda suku terhadap menghargai teman yang berbeda
dengan saya. suku dapat tercermin dalam berbagai aspek,
seperti sikap toleransi, penghargaan
terhadap keyakinan/agama, dan perilaku
santun. Misalnya, dalam penilaian diri
siswa antar teman, terdapat pernyataan
"Saya tidak mengganggu teman yang
beragama lain ketika berdoa sesuai

14
agamanya" dan "Saya selalu menghargai
keyakinan/agama yang dianut oleh teman".
Selain itu, sebuah penelitian juga
menunjukkan bahwa siswa menyadari
pentingnya menghargai perbedaan, seperti
menghargai pendapat orang lain dan tidak
membeda-bedakan teman berdasarkan ras,
suku, warna kulit, dan agama.
4. Apabila saya berjanji kepada orang Penilaian siswa SD 1 Mardiatul Islamiyah
lain maka saya akan menepatinya. terhadap janji untuk menepati komitmen
terhadap orang lain dapat tercermin dalam
sikap dan perilaku mereka sehari-hari.
Misalnya, dalam format penilaian diri siswa
antar teman, terdapat pernyataan seperti
"Saya menyelesaikan tugas tepat waktu"
dan "Saya mengembalikan barang yang
saya pinjam" yang mencerminkan sikap
tanggung jawab dan kedisiplinan siswa.
5. Saat orang lain mengemukakan Selain itu, penilaian sikap siswa SD 1
pendapat, maka saya akan Mardiatul Islamiyah dapat dilakukan
menghargainya atau menghormati melalui observasi langsung terhadap
atas pendapat tersebut. perilaku siswa sehari-hari, seperti
menghargai pendapat teman, tidak
memaksakan kehendak atau pendapat pada
orang lain, serta sikap saling menghargai
dan peduli terhadap sesama. Penilaian diri
siswa antar teman juga dapat mencakup
pernyataan terkait dengan menghargai
pendapat orang lain, seperti "Saya
menghargai pendapat orang lain" dan "Saya
tidak memaksakan pendapat saya pada
orang lain". Selain itu, penilaian kelas juga
dapat berorientasi pada kompetensi, di
mana guru menilai pencapaian kompetensi
yang mencakup aspek sikap siswa,
termasuk kemandirian belajar dan
menghargai pendapat orang lain. Metode-
metode ini dapat memberikan gambaran
tentang sejauh mana siswa mampu
mengembangkan kemandirian belajar dan
sikap menghargai pendapat orang lain
6. Saya berdoa setiap mengawali dan Penilaian siswa SD 1 Mardiatul Islamiyah
mengakhiri pelajaran di kelas. terhadap kebiasaan berdoa sebelum dan
setelah pelajaran dapat mencakup aspek
sikap dan partisipasi siswa dalam kegiatan
tersebut. Guru dapat melakukan penilaian
dengan mengamati apakah siswa secara
aktif dan penuh kesadaran berpartisipasi
dalam doa sebelum dan setelah pelajaran.
15
Selain itu, penilaian dapat mencakup aspek
apakah siswa menghargai kegiatan berdoa
dan menunjukkan sikap hormat terhadap
kegiatan keagamaan sesuai dengan
keyakinan masing-masing siswa.
7. Apabila ada teman saya kesulitan Sebagian besar siswa SD 1 Mardiatul
belajar, maka saya akan Islamiyah menunjukkan sikap tolong-
membantunya. menolong. Contoh sikap tolong-menolong
yang dilakukan siswa SD 1 Mardiatul
Islamiyah antara lain membantu teman
yang kesulitan belajar, menolong guru
menertibkan kelas, membantu adik kelas
yang jatuh, membantu teman yang
membutuhkan bantuan, dan berbagai
tindakan lain yang menunjukkan
kepedulian dan empati terhadap sesama.
8. Saya berkata dan bertindak secara Menurut penelitian yang kami temukan
benar sesuai fakta atau tidak terhadap SD 1 Mardiatul Islamiyah bahwa
berbohong. sebagian besar siswa di kelas VI SD 1
Mardiatul Islamiyah berprilaku berkata dan
bertindak secara benar sesuai fakta atau
tidak berbohong. Selain itu, penting untuk
memberikan pemahaman kepada siswa
mengenai dampak negatif dari perilaku
tidak jujur, seperti hilangnya kepercayaan,
kerugian pribadi, dan merusak reputasi. Hal
ini dapat membantu siswa memahami
pentingnya sikap jujur dalam membangun
hubungan yang baik dengan orang lain dan
menjaga integritas diri.
9. Saya tidak bersikap semena-mena Dari hasil penelitian yang telah kami
terhadap orang lain. temukan bahwa siswa kelas VI SD 1
Mardiatul Islamiyah tidak bersikap semena-
mena terhadap orang lain. Dimana, mereka
tetap menanamkan nilai-nilai Pancasila
pada sila kedua pancasila yang menekankan
memperlakukan orang lain secara adil dan
penuh rasa hormat. Hal ini mendorong
pengakuan kesetaraan semua individu dan
menumbuhkan rasa empati dan kasih
sayang. Prinsip ini diterapkan di berbagai
lingkungan, seperti di sekolah, dengan
mencegah perundungan dan diskriminasi,
dan di rumah, dengan menghormati dan
memperhatikan anggota
keluarga dan tetangga.
10. Saya mengikuti kegiatan bersih- Dari hasil penelitian yang kami temukan
bersih di lingkungan sekolah. kurangnya kesadaran terhadap individu

16
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kerja
bakti bersama dengan warga sekolah
lainnya. Mereka harus membantu
membersihkan lingkungan sekolah, seperti
membersihkan kelas, halaman sekolah, dan
saluran drainase. Selain itu, siswa juga
harus menjaga kebersihan lingkungan
sekolah dengan tidak membuang sampah
sembarangan dan merawat fasilitas sekolah
dengan baik. Dalam melaksanakan kerja
bakti, siswa harus bekerja sama dengan
warga sekolah lainnya dan saling membantu
untuk mencapai tujuan bersama. Dengan
berpartisipasi aktif dalam kerja bakti, siswa
dapat memperkuat rasa kebersamaan dan
kepedulian terhadap lingkungan sekolah.
11. Jika ada teman yang sakit, maka saya Sebagian besar siswa kelas VI SD 1
akan mendoakannya agar lekas Mardiatul Islamiyah mendoakan teman
sembuh. yang sakit sebagai bentuk kepedulian dan
empati terhadap sesama. Tindakan ini
mencerminkan sikap tenggang rasa, saling
mencintai sesama manusia, dan
menghormati orang lain, sesuai dengan Sila
kedua pancasila. Mendoakan teman yang
sakit juga merupakan bagian dari budaya
religius dan peduli sosial yang seharusnya
ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama di lingkungan sekolah.
12. Saya bangga menjadi bangsa Dari hasil penelitia yang kami temukan
Indonesia. terhadap siswa kelas VI SD 1 Mardiatul
Islamiyah bahwa mereka memiliki rasa
bangga menjadi bangsa Indonesia, dimana
alasan mereka berasal dari berbagai faktor,
seperti keberagaman alam dan budaya yang
mengagumkan, pemahaman dan
penghargaan terhadap keberagaman negara,
serta dari upaya melestarikan dan
mempromosikan keanekaragaman budaya
Indonesia. Menjadi bangsa Indonesia juga
berarti memiliki keunggulan dan kekayaan
yang perlu dijaga dan dipertahankan. Oleh
karena itu, rasa bangga menjadi bangsa
Indonesia dapat diperkuat melalui
pemahaman akan identitas nasional,
keberagaman, dan kekayaan alam serta
budaya yang dimiliki.

17
13. Saya pantang menyerah dan bekerja Sikap pantang menyerah pada siswa sangat
keras dalam melakukan suatu penting untuk dikembangkan karena dapat
kegiatan. membantu mereka menghadapi tantangan
dan kesulitan di masa depan. Sikap ini
mencerminkan ketekunan, semangat juang,
dan kemauan untuk terus belajar dan
berkembang. Dari hasil penelitian yang
kami temukan bahwa sikap yang
ditunjukkan siswa kelas VI SD 1 Mardiatu
Islamiyah dengan sikap pantang menyerah
pada siswa di sekolah antara lain adalah:
1. Mereka berusaha tekun dan giat
meskipun tidak menyukai suatu mata
Pelajaran.
2. Bertanya kepada guru ketika mendapat
pelajaran yang belum dipahami.
3. Selalu berusaha datang tepat waktu.
4. Selalu menaati perintah guru.
14. Saya melaksanakan hak dan Dari hasil penelitian yang kami temukan
kewajiban saya secara seimbang. sebagian besar siswa kelas VI SD 1
Mardiatul Islamiyah melaksanakan hak dan
kewajiban mereka secara seimbang.
Dengan mendapatkan pendidikan, mereka
juga tetap menjalankan kewajiban untuk
menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh.
Begitu pula dengan hak untuk tinggal di
lingkungan yang bersih, mereka juga wajib
menjaga kebersihan lingkungan tersebut.
Dengan demikian, siswa dapat
menunjukkan sikap tanggung jawab dan
kematangan dalam melaksanakan hak dan
kewajiban mereka.

Menurut Sa’diyah & Dewi, 2022:9943. Pancasila sebagai pandangan hidup, refleksi
moral atau etika merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh guru dan sekolah untuk
mencapai pemahaman yang langgeng tentang nilai-nilainya sebagai cerminan etis yang
benar-benar sesuai dengan kaidah. Maka dilakukan sekolah dan pendidik merupakan wujud
agar siswa berprilaku, berakhlak, dan berkehidupan sesuai dengan kaidah dan nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila. Pembentukan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila, dimulai dari sekolah dasar, membantu membangun karakter yang baik dan
selaras dengan nilai-nilai Pancasila, dan siswa juga dapat berpartisipasi dalam mewujudkan
bangsa dan negara yang baik. Teknik dari penciptaan anak dilaksanakan oleh ayah ibu dan
guru. Selain dari penanaman nilai-nilai pancasilan melalui pendidikan formal atau melalui
pembelajaran bersama guru. Tetapi, pembentukan nilai yang terkandung dalam pancasila.

18
Juga harus melewati pendidikan lingkungan keluarga atau belajar dengan orang tua. Karena
guru pertama seorang adalah orang tuanya, maka penanaman nilai-nilai pancasila juga
harus diwujudkan di lingkungan keluarga agar seimbang dengan pendidika formal atau
seimbang dengan pembelajaran yang telah guru ajarkan di kelas.

Terdapat beberapa peran dalam lingkungan keluarga. Ayah berperan sebagai pencari
nafkah, pemimpin dalam keluarga, membantu peran seorang ibu. Peran ibu adalah seorang
istri, penguruh rumah tangga, pendidik anak-anaknya, dan anggota organisasi masyarakat.
Dilihat dari peran ayah dan ibu selain mengurus rumah tangga ayah dan ibu juga memiliki
peran untuk mendidik anak-anaknya, maka dengan itu orang tua harus memaksimalkan
perannya sebagai pendidik pertama bagi anaknya. Peran utama orang tua adalah
menamankan nilai-nilai pancasila kepada anak, karena perkembangan seorang anak
dipengaruhi oleh orang tua. Sehingga orang tua harus berhati-hati saat berprilaku karena
anak akan menirukan prilaku yang ia lihat pada orang tuanya. Orang tua juga tidak boleh
asal mendidik anaknya, untuk mendidik anak orang tua harus mengajarkan anak berprilaku
dengan nilai pancasila. Orang tua harus mampu mengajarkan anaknya dengan memberikan
pengertian kepada anak bahwa sebagai makhluk sosial kita harus mampu menghargai satu
sama lain. Dengan memberikan penjelasan cara menghargai kepada yang lebih muda
darinya atau kepada yang seusianya, seta menghomati kepada orang tua atau lebih tua
darinya. Orang tua juga memberikan penjelasan bagaimana menyangi kepada yang lebih
muda, bagaimana menghargai kepada yang sebaya, dan bagaimana menghormati kepada
yang lebih tua.

Di lingkungan sekolah, sebagai seorang guru, guru memiliki peran yang sangat penting
pada pembentukan karakter siswa. Maka, siswa diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai
positif pada kehidupan lingkungan sekolah maupun masyarkat. Dalam upaya menanamkan
nilai-nilai pancasila moral guru sangatlah penting, karena guru sebagai cerminan atau
panutan bagi siswanya. Berdasarkan hal tersebut, guru harus memiliki jiwa pancasila saat
terjadinya proses belajar mengajar atau saat pembelajaran. Guru tidak hanya membantu
siswanya menjadi pandai, namun lebih dari pada itu, pendidik memiliki tanggung jawab
mengenai hal pembentukan karakter siswa, serta guru juga bertugas mengubah prilaku yang
tidak baik menjadi lebih baik. Guru juga memberikan pengetahuan mengenai pancasila saat
pembelajaran, selain itu guru juga Mampu menyampaikan nilai praktis penerapan sila
Pancasila dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sasmito dan Fathoni (dalam Sa’diyah &
Dewi, 2022:9943) mengatakan bahwa guru harus mengembangkan pengalaman prinsip

19
pancasila dikelas dengan cara memahami makna pancasila serta dikembangkan saat
pembelajar berlangsung. Guru memiliki peran yang sangat penting untuk menanamkan
nilai kepada siswa. Peran pendidik yaitu pembimbing siswa di sekitar sekolah.

Penanaman nilai-nilai yang terkandung Pancasila merupakan pondasi pembentukan


karakter siswa, dalam menanamkan nilai pancasila guru dapat melakukan dengan berbagai
macam cara saat pembelajaran, salah satu caranya yaitu guru memberikan contoh kepada
siswa hal-hal yang mencerminkan nilai- nilai Pancasila, melatih sikap disiplin, siswa dilatih
untuk rajin beribadah, siswa juga dilatih untuk membudayakan senyum, sapa, dan salam
Rahamawan (dalam Sa’diyah & Dewi, 2022:9943.). Berdasarkan hal tersebut, anak akan
mampu mengembangkan etika dan sikap berdasarkan nilai-nilai Pancasila supaya peserta
didik menjadi anak yang berakhlak mulia dan berakhlak mulia sesuai dengan harapan
negara. Guru saat mendidik siswa harus memiliki kesabaran penuh, karena siswa sekolah
dasar cenderun sulit diatur. Maka, guru dan orang tua harus bisa sabar dan mengetahui,
mengerti apa yang anak ingin. Jika anak membuat kesalahan sebagai orang tua tidak boleh
memarahinya terlalu berlebihan atau sampai memojokan anak, yang harus dilakukan adalah
memberitahunya dengan lembut.

Dalam kurikulum 2013 atau K-13 revisi nilai keterampilan kewarganegaraan yang
diperoleh tidak hanya berlaku di mata pelajaran ini, tetapi di semua mata pelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, hal ini dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai perilaku yang
digunakan dalam semua topik yang dibuat dalam pelajaran atau rencana pelajaran
sebelumnya. Nilai-nilai Pancasila dengan mudah diterapkan setiap kali belajar. Selain itu,
nilai-nilai anak dapat ditelaah dari perspektif Pancasila dari luar masyarakat maupun dari
perilakunya saat ini. Dalam hal ini, siswa dibiasakan untuk bereaksi dan bertindak sesuai
dengan nilai- nilai Pancasila. Jadi siswa bisa mengikuti, tapi tetap berpegang pada nilai-
nilai Pancasila. Pada siswa di sekolah dasar merupakan hal paling tetap bentuk-bentuk yang
sesuai dengan pancasila (Patriot, Iman, Adab, Etika dan Sosial) akan bermanfaat bagi
kehidupan masa depan. Pendidikan di sekolah dasar sangat penting karena dalam
pendidikan nilai- nilai atau pentingnya pancasila juga ditanamkan oleh siswa. Guru dapat
menciptakan nilai- nilai pancasila yang ada pada siswanya dengan menggunakan metode
memotivasi agar siswa senang.

Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik untuk menerima Pancasila


sebagai landasan hidup atau pandangan hidupnya. Maka, pendidikan sekolah bertujuan
untuk siswa dari kesadaran seperti iman, ajaran, iman kepada Allah, sopan santun, sikap

20
manusiawi, perasaan cinta kepada negara, semangat demokrasi, keadilan, kejujuran,
kebenaran, dan lain-lain. Beberapa cara untuk penanaman nilai yang terdapat dalam
pancasila kepada anak Karim (dalam Sa’diyah & Dewi, 2022:9944) sebagai berikut:

1. Menandai kalender. Penting bagi guru dalam hal ini mendorong siswa untuk melihat
kalender-kalender yang berhubungan dengan tanggal-tanggal nasional seperti Hari
Kartini, Hari Kemerdekaan, Hari Pahlawan, dan kalender keagamaan seperti
Ramadhan, Idul Fitri, Natal, Nyepi.
2. Mengajak siswa tur tempat sejarah, agar siswa melihat bukti peninggalan secara
konkret dan yang berhubungan dengan penumbuhan cinta tanah air.

Nilai-nilai budaya perlu dikembangkan dalam mendidik perilaku siswa; agama,


kejujuran, disiplin, kerja keras, toleransi, demokrasi, kebebasan, kreativitas, rasa ingin tahu,
cinta tanah air, suka membaca, peduli lingkungan, peduli sesama makhluk
dan tanggung jawab. Menurut Purba, dkk (2023:56) mengungkapkan bahwa dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional N0 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif mengembangkan
dirinya sendiri, yang aktif adalah peserta didik, sedangkan pendidik menyediakan
kesempatan atau kondisi optimal bagi terjadinya belajar dan proses pembelajaran. Pendidik
berperan sebagai fasilitator, organisator, dan motivator, memfasilitasi pembelajaran,
mengarahkan atau menuntun, dan mendorong peserta didik dalam aktifitas belajarnya agar
berlangsung efektif dan efisien.

Penanaman nilai-nilai Pancasila harus dimulai sejak dini, yaitu dari tingkat pendidikan
dasar. Hal ini dapat dilakukan melalui pembelajaran yang menarik dan menyenangkan,
seperti melalui permainan, cerita, atau kegiatan lain yang sesuai dengan usia anak. Selain
melalui pembelajaran formal di sekolah, penanaman nilai-nilai Pancasila juga dapat
dilakukan melalui kegiatan di luar sekolah, seperti melalui organisasi kepemudaan atau
kegiatan sosial yang mendorong siswa untuk berpartisipasi dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila. Guru dan orang tua juga memiliki peran yang sangat penting dalam penanaman
nilai-nilai Pancasila kepada siswa. Guru dapat menjadi contoh teladan dan memberikan

21
pengajaran yang konsisten, sedangkan orang tua dapat memberikan pengarahan dan
bimbingan yang tepat kepada anak-anaknya.
Pemerintah juga perlu memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai untuk
pendidikan yang mengedepankan penanaman nilai-nilai Pancasila. Hal ini dapat dilakukan
melalui penyusunan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap
mata pelajaran dan pemberian bantuan kepada sekolah yang menerapkan pendidikan
karakter. Diperlukan juga adanya evaluasi secara berkala terhadap implementasi
penanaman nilai-nilai Pancasila di SD 1 Mardliatul Islamiyah Medan. Hal ini bertujuan
untuk memastikan bahwa penanaman nilai-nilai Pancasila berjalan dengan baik dan efektif.

22
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari mini riset yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai
Pancasila terhadap siswa di SD 1 Mardliatul Islamiyah Medan sangat penting dilakukan.
Hal ini dikarenakan nilai-nilai Pancasila merupakan landasan dan pedoman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dimiliki oleh setiap individu, terutama
generasi muda sebagai penerus bangsa. Penanaman nilai-nilai yang terkandung Pancasila
merupakan pondasi pembentukan karakter siswa, dalam menanamkan nilai pancasila guru
dapat melakukan dengan berbagai macam cara saat pembelajaran, salah satu caranya yaitu
guru memberikan contoh kepada siswa hal-hal yang mencerminkan nilai- nilai Pancasila,
melatih sikap disiplin, siswa dilatih untuk rajin beribadah, siswa juga dilatih untuk
membudayakan senyum, sapa, dan salam.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Dengan
adanya makalah ini, kita dapat memahami tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sila-
sila pancasila, dan dapat mengetahui cara penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman
sangat kami harapkan, karena kami sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna
dan agar kedepannya kami bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Dwiputri, F. A., & Anggraeni, D. (2021). Penerapan nilai Pancasila dalam menumbuhkan
karakter siswa sekolah dasar yang cerdas kreatif dan berakhlak mulia. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 5(1), 1267-1273.
Fatimah, S., & Dewi, D. A. (2021). Pengimplementasian nilai-nilai Pancasila dalam
membangun karakter jati diri anak bangsa. Antropocene: Jurnal Penelitian Ilmu
Humaniora, 1(3), 70-76.
Haryati, Sri. (2022). Profil Pelajar Pancasila di Sekolah Dasar. Semarang: Cahya Ghani
Recovery.
Ishaq. (2021). Pendidikan Pancasila. Jakarta: KENCANA.
Kiska, N. D., Putri, C. R., Joydiana, M., Oktarizka, D. A., Maharani, S., & Destrinelli, D.
(2023). Peran profil pelajar pancasila untuk membentuk karakter peserta didik sekolah
dasar. Journal on Education, 5(2), 4179-4188.
Purba, Edward dkk. (2023). Filsafat Pendidikan. Medan: UNIMED PRESS.
Sa’diyah, M. K., & Dewi, D. A. (2022). Penanaman Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 9940-9945.
Sari, R., & Najicha, F. U. (2022). Memahami Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara
Dalam Kehidupan Masyarakat. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan
PKN, 7(1), 53-58.
Sianturi, Y. R., & Dewi, D. A. (2021). Penerapan Nilai Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari
Hari Dan Sebagai Pendidikan Karakter. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 222-231.
Wartoyo. (2020). Filsafat dan Ideologi Pancasila. Surakarta: Unisri Press.
Wulandari, Nova Suci dkk. 2023. Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila Kreatif dan
Inovatif. Semarang: Cahya Ghani Recovery.

24
LAMPIRAN

25
26

Anda mungkin juga menyukai