PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
WIJAYANTI SIH ANGGRAHENI
NPM: 2019125200487
1
PERSETUJUAN
Dr. Sudarsono, S.Kom. I., M.Pd. I. Fajri Zulia Ramdhani, S.H., M.Ag.
NIDN: 2110069001 NIDN: 210649702
Mengetahui:
Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam STAI Denpasar Bali
ii
ABSTRAK
Latar belakang dari rencana penelitian ini adalah supervisi pengajaran yang
tidak lepas dari peran kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya.
Fokus penelitian ini; 1) Bagaimana peran kepala sekolah dalam supervisi
pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-2023?; dan 2) Apa kendala
yang dihadapi dan solusi yang dilakukan kepala sekolah dalam supervisi
pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-2023?.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; 1) Bagaimana peran kepala
sekolah dalam supervisi pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-202;
dan 2) Apa kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan kepala sekolah
dalam supervisi pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-2023.
Metode penelitian yang akan digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan
teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta
teknik keabsahan data melalui metode triangulasi. Hasil penelitian akan
dituangkan secara deskripsi.
Harapan penulis, dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
pengembangan SMP Tawakkal Denpasar, juga sebagai salah satu referensi bagi
yayasan sejenis maupun stakeholder pendidikan Islam di Bali.
iii
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
v
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara pada waktu mengembangkan
sistem pendidikan melalui perguruan tinggi Taman Siswa mengartikan
“Pendidikan sebagai upaya suatu bangsa mengembangkan benih turunan bangsa
itu”.1
Sedangkan menurut M.J Langeled yang dikutip Engkoswara dan Aan
Komariah dalam bukunya yang berjudul Administrasi pendidikan, bahwa:
“Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan
agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri dengan bantuan
orang lain, dengan kata lain membimbing anak mencapai kedewasaan.”2
Oleh karena itu, pendidikan merupakan hal yang sangat penting ada dalam
kehidupan ini. Karena dengan adanya pendidikan merupakan langkah penting
dalam mencerdaskan kehidupan dan membentuk watak bangsa. Hal tersebut
sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3
Dalam pendidikan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan adalah adanya
supervisi. Supervisi bertujuan untuk efektif dan efisiennya pengawasan setiap pola
dan kinerja seseorang yang kegiatan di lembaga yang bersangkutan. Pada mulanya
supervisi hanya dipakai dalam lingkungan sekolah yaitu oleh kepala sekolah
1
Nur’aini Jumadiah dkk, “Implementasi Supervisi Akademik Kepala Mts Batusangkar”,
Volume 1, No. 2 (2016).
2
Engkoswara dan Aan Komariyah, Administrasi Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010),
h. 56
3
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI
tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 5 dan 9
1
2
terhadap guru-guru atau staf yang berada di bawahnya, seiring berjalannya waktu
dan berkembangnya pendidikan yang sarat dengan berbagai problema yang
muncul, maka kemudian supervisi meluas tidak hanya di lembaga pendidikan saja
tetapi berhubungan dengan pemerintahan yang menaungi pendidikan, semisal
Kemendikbud atau Kemenag dengan menjadikan seseorang sebagai supervisor
dalam rangka mengawasi kinerja dan segala bentuk kegiatan yang ada dalam
proses belajar mengajar di sekolah, terutama mengawasi tugas kepala sekolah.
Secara terminologis, supervisi sering diartikan sebagai serangkaian usaha
bantuan kepada guru. Terutama bantuan yang berwujud layanan professional yang
dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas serta supervisor lainnya untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar.4
Di sekolah, peran kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap mutu dan
kualitas lembaganya, kepala sekolah juga berperan sebagai supervisor, hal ini
perlu dilakukan untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja guru-guru dalam
rangka perbaikan dan pengembangan pembelajaran. Namun dalam hal ini kepala
sekolah tidak mesti bersikap otoriter terhadap bawahan (para guru), pengawasan
yang diberikan kepala sekolah terhadap guru adalah melalui pembinaan,
pengarahan dan bimbingan yang baik terhadap para guru dengan maksud
meningkatkan profesionalisme guru dan meningkatkan kualitas dan menjamin
mutu pendidikan di lembaga tersebut baik dan berjalan efektif sesuai dengan visi
misi lembaga.
Kepala sekolah memiliki kewajiban untuk membina kemampuan guru,
dengan demikian kepala sekolah hendaknya melaksanakan supervisi secara
efektif. Banyaknya masalah yang muncul dalam pendidikan mengharuskan
supervisi dilaksanakan di lembaga pendidikan yaitu untuk memperbaiki kegiatan
belajar mengajar, membimbing pertumbuhan kemampuan, dan kecakapan
profesional guru.
Supervisi berkaitan dengan tugas pengawas atau pemilik lembaga
pendidikan, yang kompetensinya telah diatur oleh peraturan menteri pendidikan.
4
Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2012) Cet. Ke 2, h. 8
3
Akan tetapi, kepala sekolah pun memiliki peran sebagai supervisor atau pengawas
kinerja para guru. Kepala sekolah berperan mengelola pengembangan kurikulum
dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.5
Supervisi atau pengawasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh pimpinan atau supervisor untuk mencegah terjadinya kekeliruan
pelaksanaan dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas kerja atas dasar
kebijaksanaan, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan rencana yang
telah ditetapkan. Dengan konsep ini, maka seorang supervisor atau pengawas di
masing- masing unit kerja bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan
segala tugas dan kewajiban yang dibebankan di lingkungan tersebut, sehingga
pengawasan merupakan "built in control" (pengawasan melekat). Pengawasan
seperti ini harus dilakukan terus- menerus sehingga memiliki fungsi evaluatif,
korektif, preventif dan edukatif.
Salah satu kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru
adalah supervisi pengajaran yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan atau
pengawas sekolah. Supervisi pengajaran adalah serangkaian kegiatan membantu
guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan akademik. Supervisi pengajaran merupakan upaya membantu
guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan
demikian, berarti, esensi dari supervisi pengajaran adalah membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan
profesionalisme dalam konteks ini bukan semata-mata ditekankan pada
peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru saja, melainkan juga
pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau
motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan
motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.
Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah banyak dipengaruhi faktor
kepala sekolah, guru dan siswa. Oleh karena itu kemampuan dan kualitas guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu ditingkatkan dengan
pengawasan dan bimbingan dari kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan.
5
Drs. Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung : Pustaka Setia,2014), h.112.
4
Seperti yang sudah berjalan di SMP Tawakkal Denpasar. Sekolah ini memiliki
banyak prestasi akademis maupun non akademis meskipun dilihat letak
geografisnya berada di daerah pusat pemerintahan juga dekat dengan pusat
pembelanjaan serta keramaian lalu lalang kendaraan bermotor, akan tetapi dari
aspek pembelajaran memiliki prestasi yang bias diandalkan khususnya untuk
sekolah yang berbasis Islam terpadu.
SMP Tawakkal Denpasar sebagai lembaga pendidikan formal yang
memiliki visi ”Membentuk generasi Rabbani yang unggul dan cerdas spiritual,
intelektual, emosional, mandiri dan kreatif”, menjadikan seluruh komponen
sekolah bekerja keras guna terwujudnya visi dengan peran kepala sekolah sebagai
penggerak kearah tujuan tersebut.
Problematik sekolah baik secara teknis maupun non teknis dalam proses
pembelajaran, masih ada guru yang tidak membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), kurangnya motivasi guru dalam pembelajaran dan masih
kurang adanya komunikasi yang baik antara guru dengan murid serta dengan
orang tuanya. Hal ini yang mendorong penulis mengadakan penelitian di sekolah
ini. Dengan harapan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas
bagaimana supervisi pengajaran yang dilakukan kepala sekolah sebagai pengawas
internal dengan judul “Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi Pengajaran SMP
Tawakkal Denpasar Tahun Pelajaran 2020/2023”.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana peran kepala sekolah di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-
2023?
2. Bagaimana supervisi pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-
2023?
3. Bagaimana peran kepala sekolah dalam supervisi pengajaran di SMP
Tawakkal Denpasar tahun 2022-2023?
5
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teori
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
dalam menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi stakeholder
pendidikan. Hal ini khususnya yang berkaitan dengan peranan kepala
sekolah dalam supervise pengajaran di lembaga pendidikan Islam terutama
di Bali.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca, pendidik, maupun stakeholder dunia pendidikan dalam
pengelolalaan lembaga pendidikan Islam utamanya di Bali. Juga manfaat
untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang peranan kepala sekolah
dalam supervisi pengajaran lembaga pendidikan Islam SMP Tawakkal
Denpasar.
3. Secara Institusional
Bagi SMP Tawakkal Denpasar, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat utamanya dalam meningkatkan citra dan mutu
pendidikan Islam, serta menjaga kepercayaan masyarakat. Selain itu, bagi
STAI Denpasar Bali juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
dalam pemecahan permasalahan pendidikan Islam khususnya di Bali.
6
E. Sistematika Penyusunan
6
STAI Denpasar Bali, Pedoman Penulisan Tugas Akhir, (Denpasar: STAI Denpasar
Bali, 2018), h. 54–57
7
F. Kajian Teori
1. Peran Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah jabatan tertinggi yang diemban seseorang
dalam organisasi yang bertanggung jawab atas terwujudnya kegiatan
dan terlaksananya proses pembelajaran. Kepala sekolah sebagai
seorang yang bertugas membina lembaga yang dipimpinnya yang
bertanggungjawab dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang
telah direncanakan, agar dalam mencapai tujuan tersebut kepala
sekolah hendaknya mampu mengarahkan dan mengkordinasikan
segala kegiatan yang ada di lembaga tersebut. Kegiatan ini merupakan
tugas dan tanggungjawab kepala sekolah sebagai pemimpin
disekolah.7
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dapat
mengenal dan mengerti berbagai kedudukan, keadaan serta apa yang
diinginkan baik oleh guru maupun oleh pegawai lainnya. Adanya
kerja sama yang baik menghasilkan pikiran yang harmonis dalam
usaha perbaikan sekolah. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung
jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja,
akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan
kondisi dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya
merupakan tanggung jawabnya.Inisiatif dan kreatif yang mengarah
kepada perkembangan dan kemajuan sekolah adalah merupakan tugas
dan tanggung jawab kepala sekolah.8
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa kepala sekolah
adalah orang yang sangat menentukan keberhasilan suatu sekolah,
karena kepala sekolah adalah orang yang menjadi titik sentral suatu
sekolah. Dalam konteks pendidikan, kepala sekolah adalah seseorang
yang harus mampu menggerakkan, mempengaruhi, memberikan
7
Wahyusumidjo,.Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjaun Teoritik dan Permasalahan
nya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), h. 81.
8
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 80
8
9
Suharso dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux, cet-1 (Semarang :
Widya Karya, 2005) , h. 371
10
Siti Aminah, Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Terhadap Kinerja Guru, dalam Media
Sekolah,( (Bandung : Rosda, 2018), h. 76
9
di sekolah.
Hal ini berarti bahwa kepala sekolah sebagai manajer berfungsi
sebagai orang yang mampu menciptakan perubahan secara efektif dan
mampu menggerakkan orang lain sehingga secara sadar orang tersebut
mau melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpinnya.
2. Pengertian Supervisi
Supervisi secara etimolgi berasal dari kata “super” dan “visi”
yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik
dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap
aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan.11
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, Sahertian
menyebutkan bahwa supervisi sebagai usaha menstimuli,
mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan
guru-guru di sekolah, baik secara individual ataupun kolektif agar
lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran.12
Sutisna yang dikutip Maya Putri, mengartikan bahwa:
Supervisi sebagai bantuan dalam mengembangkan situasi
belajar mengajaryang lebih baik. Dengan perkataan lain,
supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
disediakan untuk membantu para guru untuk meningkatkan
kemampuan dalam menjalankan tugas pengajaran. Supervisi
merupakan kegiatan seorang atasan untuk menilai,
memberikan bimbingan dan arahan kepada bawahan agar
kinerja bawahan meningkat.Supervisi hakikatnya bentuk
pelayanan yang diberikan atasan kepada bawahannya.13
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi
pembelajaran yang baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan
supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar-mengajar. Situasi
belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui
11
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Madrasah, (Cet. III: Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), 239.
12
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offest, 2004),
155.
13
Maya Putri, “Pelaksanaan Supervisi Pengajaran dalam Meningkatkan Proses Belajar
Mengajar di SMA Negeri 5 Kota Banda Aceh”, Volume 4, No. 3 (2016): 91
11
G. Penelitian Terdahulu
Pertama, penelitian Hardi (2020) berjudul, “Penerapan Supervisi
Pengajaran di SMA Negeri 8 Palu”. Hasil penelitian menunjukkan 1)
Pelaksanaan supervisi pengajaran di SMA Negeri 8 Palu dilaksanakan satu
kali dalam satu semester yaitu di awal semester pada bulan januari. Pada
pelaksanaannya kepala sekolah dibantu oleh tim yang di dalamnya terdiri dari
wakil kepala sekolah dan guru senior, dan 2) Perencanaan supervisi
pengajaran di SMA Negeri 8 Palu meliputi penetapan aspek-aspek yang akan
dinilai pada saat supervisi dan membuat jadwal pelaksanaan supervisi
pengajaran, teknik yang digunakan dalam supervisi pengajaran di SMA
Negeri 8 Palu adalah Teknik perseorangan atau individu.16
Kedua, penelitian Welly Anggraini (2020) berjudul, “Peran
Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan dalam
Meningkatkan Disiplin Guru di SMP Negeri 1 Sungai Tarab Kabupaten
Tanah Datar” Hasil penelitian menunjukkan; 1) Kepala sekolah memiliki
peran sebagai pengawas, pembimbing, dan pembina dalam pelaksanaan
peningkatan mutu pendidikan, dan 2) Banyak hambatan dalam pelaksanaan
supervisi dan peningkatan mutu pendidikan, namun semua dapat diatasi oleh
kerja sama dan partisipasi dari semua pihak di sekolah.17
Ketiga, penelitian Lilis Wati (2020) berjudul, “Peran Kepala Sekolah
dalam Pelaksanaan Supervisi Administrasi Guru di SMAN 1 Meureubo Aceh
16
Hardi, “Penerapan Supervisi Pengajaran di SMA Negeri 8 Palu”, (Online), Vol. 3 No.1
(2020), (https://ejournal.unsrat.ac.id/), Diakses tanggal 4 Januarii 2023
17
Welly Anggraini, “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan
dalam Meningkatkan Disiplin Guru di SMP Negeri 1 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar, (Online),
Vol. 16 No. 2 (2020), (https://jurnaledukasikemenag.org, diakses tanggal 4 Januari 2023
14
18
ilis Wati, “Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi Administrasi Guru di
SMAN 1 Meureubo Aceh Barat”, Skripsi (2020), (Online), (https://repository.uinjkt.ac.id, diakses
tanggal 4 Januari 2023
15
Dari tabel di atas, terlihat masih terdapat ruang tentang persoalan yang
belum terjawab, yang dapat diajukan sekaligus sebagai distingsi penelitian
ini, yakni terkait dengan fokus atau tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui supervisi pengajaran, dan mengetahui peran kepala sekolah
dalam supervisi pengajaran. Sementara persamaan antara penelitian terdahulu
dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang pelaksanaan
supervisi. Dengan demikian diharapkan penelitian ini bisa melengkapi
penelitian-penelitian terdahulu.
H. Kerangka Konsep
I. Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Tawakkal Denpasar.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) atas
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Penelitian akan dilaksanakan dalam
kurun waktu kurang lebih lima bulan ( Februari– Juni 2023), mulai dari
pelaksanaan preliminary study hingga penyusunan laporan penelitian.
2. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berjenis
deskriptif. Sugiyono menyatakan, pendekatan kualitatif merupakan metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.19
Sementara menurut Furchan, jenis deskriptif dirancang untuk
memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan.
Dalam penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang
diberikan/dikendalikan seperti yang dapat ditemui dalam penelitian
eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau
kondisi “Apa yang ada” dalam suatu situasi.20
3. Penentuan Informan
Sugiyono menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif, sampel
penelitiannya bukan dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau
partisipan dan informan penelitian. Fungsinya untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian ini,
teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling artinya
untuk gambaran kriteria saja tetapi ketika di lapangan akan menggunakan
teknik snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan
19
Ibid, h. 9
20
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2005), h. 447
17
23
Ibid, h. 308
20
penelitian. 27
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data yang terkait dengan sejarah dan profil dari SMP Tawakkal
Denpasar, serta daftar kegiatan lainnya yang menunjang hasil
dari penelitian.
6. Keabsahan Data
Untuk keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik
triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada.28 Dalam hal ini, triangulasi berarti
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
mengumpulkan data melalui wawancara dan diperiksa kembali
dengan dokumentasi, atau peneliti mengumpulkan data melalui
wawancara, kemudian diperiksa kembali dengan observasi.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik deskriptif kualitatif. Sudiyono29 menyebutkan, teknik
deskriptif kualitatif dalam sebuah penelitian merupakan cara
mendeskripsikan fenomena yang terjadi di lapangan yang dipilih
secara sistematis berdasarkan kategorinya untuk memperoleh suatu
kesimpulan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Tahap analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga kegiatan utama
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Menurut Sugiyono, mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang
penting, kemudian dicari tema dan polanya serta membuang yang
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), h. 203
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2020), cet. 2, h. 296
29
Anas Suzdiyono, Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1987), h. 46
22
tidak perlu.30
b. Penyajian Data
Menurut Miles dan Huberman seperti yang dikutip oleh
Sugiyono, penyajian data yang paling sering dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks dan naratif.31 Pada proses ini, upaya
penyusunan data yang relevan dalam bentuk uraian, bagan, atau
hubungan antar kategori agar pembaca akan mengerti proses atau
kronologi kegiatan dalam analisis data, dan apa yang perlu
ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian, sehingga
memberi peluang akan adanya penarikan simpulan.
c. Penarikan Simpulan (Verifikasi Data)
Sukardi menyatakan bahwa untuk dapat menggambarkan
dan menjelaskan kesimpulan yang memiliki makna, maka harus
digunakan strategi memaknai analisis spesifik dan menarik serta
menjelaskan kesimpulan.32 Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab fokus penelitian yang dirumuskan sejak
awal, tetapi mungkin juga tidak, karena penelitian ini masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah berada di
lapangan.
J. Daftar Pustaka
dst.
6. dst.
Internet: