Anda di halaman 1dari 29

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI

PENGAJARAN DI SMP TAWAKKAL


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Denpasar Bali


Program Studi Manajemen Pendidikan Islam untuk Memenuhi
Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:
WIJAYANTI SIH ANGGRAHENI
NPM: 2019125200487

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DENPASAR BALI


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2023 M/1444 H

1
PERSETUJUAN

Proposal Skripsi : Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi Pengajaran di


yang Berjudul SMP Tawakkal Denpasar Tahun 2022–2023
Nama : Wijayanti Sih Anggraheni
NPM : 2019125200487
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujuinya


untuk dipertahankan di depan Sidang Tim Penguji Proposal Skripsi Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar
Bali.

Denpasar, Januari 2023


Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Sudarsono, S.Kom. I., M.Pd. I. Fajri Zulia Ramdhani, S.H., M.Ag.
NIDN: 2110069001 NIDN: 210649702

Mengetahui:
Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam STAI Denpasar Bali

Dr. Sudarsono, S.Kom. I., M.Pd. I.


NIDN: 2110069001

ii
ABSTRAK

Anggraheni, Wijayanti Sih. 2023. Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi


Pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar Tahun 2022–2023. Proposal
Skripsi. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Denpasar Bali. Dosen Pembimbing I: Dr. Sudarsono,
S.Kom. I., M.Pd. I.dan Dosen Pembimbing II: Fajri Zulia Ramdhani, S.H.,
M.Ag.

Kata Kunci : Peran Kepala Sekolah, Supervisi Pengajaran

Latar belakang dari rencana penelitian ini adalah supervisi pengajaran yang
tidak lepas dari peran kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya.
Fokus penelitian ini; 1) Bagaimana peran kepala sekolah dalam supervisi
pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-2023?; dan 2) Apa kendala
yang dihadapi dan solusi yang dilakukan kepala sekolah dalam supervisi
pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-2023?.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; 1) Bagaimana peran kepala
sekolah dalam supervisi pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-202;
dan 2) Apa kendala yang dihadapi dan solusi yang dilakukan kepala sekolah
dalam supervisi pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-2023.
Metode penelitian yang akan digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan
teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta
teknik keabsahan data melalui metode triangulasi. Hasil penelitian akan
dituangkan secara deskripsi.
Harapan penulis, dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
pengembangan SMP Tawakkal Denpasar, juga sebagai salah satu referensi bagi
yayasan sejenis maupun stakeholder pendidikan Islam di Bali.

iii
ABSTRACT

Anggraheni, Wijayanti Sih. 2023.Role of The Principal in Teaching Supervision


at SMP Tawakkal. Thesis Proposal. Islamic Education Management Study
Program, University (STAI) Denpasar Bali. The First Thesis Supervisor I:
Dr. Sudarsono, S.Kom. I., M.Pd. I. and The Second Thesis Supervisor: Fajri
Zulia Ramdhani, S.H., M.Ag.
Keywords: Role of The Principal, Teaching Supervision
The background of this research plan is that teaching supervision cannot be
separated from role of the principal duties.
The focus of this research is; 1) How is the role of the principal in
supervising teaching at SMP Tawakkal in 2022-2023?; and 2) What are the
obstacles faced and solutions made by the principal in supervising teaching at
SMP Tawakkal Denpasar in 2022-2023?.
The purpose of this research is to find out; 1) How is the role of the
principal in supervising teaching at SMP Tawakkal in 2022-2023; and 2) What are
the obstacles faced and solutions made by the principal in supervising teaching at
SMP Tawakkal Denpasar in 2022-2023.
The research method that will be used is descriptive qualitative, with data
collection techniques through observation, interviews, and documentation, as well
as data validity techniques through triangulation methods. The results of the
research will be stated in a description.
The author hopes, from the results of this study, it can provide input for the
development of the Tawakkal Junior High School, as well as a reference for
similar foundations and stakeholders of Islamic education in Bali.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii
ABSTRAK .............................................................................................................iii
ABSRACT .............................................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Fokus Penelitian ................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................5
E. Sistematika Penyusunan.....................................................................................6
F. Kajian Teori ......................................................................................................7
G. Penelitian .........................................................................................................13
H. Kerangka KONsep ..........................................................................................16
I. Metode Penelitian.............................................................................................16
J. Daftar Pustaka.................................................................................................23

v
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara pada waktu mengembangkan
sistem pendidikan melalui perguruan tinggi Taman Siswa mengartikan
“Pendidikan sebagai upaya suatu bangsa mengembangkan benih turunan bangsa
itu”.1
Sedangkan menurut M.J Langeled yang dikutip Engkoswara dan Aan
Komariah dalam bukunya yang berjudul Administrasi pendidikan, bahwa:
“Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan
agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri dengan bantuan
orang lain, dengan kata lain membimbing anak mencapai kedewasaan.”2
Oleh karena itu, pendidikan merupakan hal yang sangat penting ada dalam
kehidupan ini. Karena dengan adanya pendidikan merupakan langkah penting
dalam mencerdaskan kehidupan dan membentuk watak bangsa. Hal tersebut
sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3
Dalam pendidikan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan adalah adanya
supervisi. Supervisi bertujuan untuk efektif dan efisiennya pengawasan setiap pola
dan kinerja seseorang yang kegiatan di lembaga yang bersangkutan. Pada mulanya
supervisi hanya dipakai dalam lingkungan sekolah yaitu oleh kepala sekolah

1
Nur’aini Jumadiah dkk, “Implementasi Supervisi Akademik Kepala Mts Batusangkar”,
Volume 1, No. 2 (2016).
2
Engkoswara dan Aan Komariyah, Administrasi Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010),
h. 56
3
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI
tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 5 dan 9

1
2

terhadap guru-guru atau staf yang berada di bawahnya, seiring berjalannya waktu
dan berkembangnya pendidikan yang sarat dengan berbagai problema yang
muncul, maka kemudian supervisi meluas tidak hanya di lembaga pendidikan saja
tetapi berhubungan dengan pemerintahan yang menaungi pendidikan, semisal
Kemendikbud atau Kemenag dengan menjadikan seseorang sebagai supervisor
dalam rangka mengawasi kinerja dan segala bentuk kegiatan yang ada dalam
proses belajar mengajar di sekolah, terutama mengawasi tugas kepala sekolah.
Secara terminologis, supervisi sering diartikan sebagai serangkaian usaha
bantuan kepada guru. Terutama bantuan yang berwujud layanan professional yang
dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas serta supervisor lainnya untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar.4
Di sekolah, peran kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap mutu dan
kualitas lembaganya, kepala sekolah juga berperan sebagai supervisor, hal ini
perlu dilakukan untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja guru-guru dalam
rangka perbaikan dan pengembangan pembelajaran. Namun dalam hal ini kepala
sekolah tidak mesti bersikap otoriter terhadap bawahan (para guru), pengawasan
yang diberikan kepala sekolah terhadap guru adalah melalui pembinaan,
pengarahan dan bimbingan yang baik terhadap para guru dengan maksud
meningkatkan profesionalisme guru dan meningkatkan kualitas dan menjamin
mutu pendidikan di lembaga tersebut baik dan berjalan efektif sesuai dengan visi
misi lembaga.
Kepala sekolah memiliki kewajiban untuk membina kemampuan guru,
dengan demikian kepala sekolah hendaknya melaksanakan supervisi secara
efektif. Banyaknya masalah yang muncul dalam pendidikan mengharuskan
supervisi dilaksanakan di lembaga pendidikan yaitu untuk memperbaiki kegiatan
belajar mengajar, membimbing pertumbuhan kemampuan, dan kecakapan
profesional guru.
Supervisi berkaitan dengan tugas pengawas atau pemilik lembaga
pendidikan, yang kompetensinya telah diatur oleh peraturan menteri pendidikan.

4
Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2012) Cet. Ke 2, h. 8
3

Akan tetapi, kepala sekolah pun memiliki peran sebagai supervisor atau pengawas
kinerja para guru. Kepala sekolah berperan mengelola pengembangan kurikulum
dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.5
Supervisi atau pengawasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh pimpinan atau supervisor untuk mencegah terjadinya kekeliruan
pelaksanaan dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas kerja atas dasar
kebijaksanaan, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan rencana yang
telah ditetapkan. Dengan konsep ini, maka seorang supervisor atau pengawas di
masing- masing unit kerja bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan
segala tugas dan kewajiban yang dibebankan di lingkungan tersebut, sehingga
pengawasan merupakan "built in control" (pengawasan melekat). Pengawasan
seperti ini harus dilakukan terus- menerus sehingga memiliki fungsi evaluatif,
korektif, preventif dan edukatif.
Salah satu kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru
adalah supervisi pengajaran yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan atau
pengawas sekolah. Supervisi pengajaran adalah serangkaian kegiatan membantu
guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan akademik. Supervisi pengajaran merupakan upaya membantu
guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan
demikian, berarti, esensi dari supervisi pengajaran adalah membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan
profesionalisme dalam konteks ini bukan semata-mata ditekankan pada
peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru saja, melainkan juga
pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau
motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan
motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.
Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah banyak dipengaruhi faktor
kepala sekolah, guru dan siswa. Oleh karena itu kemampuan dan kualitas guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu ditingkatkan dengan
pengawasan dan bimbingan dari kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan.

5
Drs. Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung : Pustaka Setia,2014), h.112.
4

Seperti yang sudah berjalan di SMP Tawakkal Denpasar. Sekolah ini memiliki
banyak prestasi akademis maupun non akademis meskipun dilihat letak
geografisnya berada di daerah pusat pemerintahan juga dekat dengan pusat
pembelanjaan serta keramaian lalu lalang kendaraan bermotor, akan tetapi dari
aspek pembelajaran memiliki prestasi yang bias diandalkan khususnya untuk
sekolah yang berbasis Islam terpadu.
SMP Tawakkal Denpasar sebagai lembaga pendidikan formal yang
memiliki visi ”Membentuk generasi Rabbani yang unggul dan cerdas spiritual,
intelektual, emosional, mandiri dan kreatif”, menjadikan seluruh komponen
sekolah bekerja keras guna terwujudnya visi dengan peran kepala sekolah sebagai
penggerak kearah tujuan tersebut.
Problematik sekolah baik secara teknis maupun non teknis dalam proses
pembelajaran, masih ada guru yang tidak membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), kurangnya motivasi guru dalam pembelajaran dan masih
kurang adanya komunikasi yang baik antara guru dengan murid serta dengan
orang tuanya. Hal ini yang mendorong penulis mengadakan penelitian di sekolah
ini. Dengan harapan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas
bagaimana supervisi pengajaran yang dilakukan kepala sekolah sebagai pengawas
internal dengan judul “Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi Pengajaran SMP
Tawakkal Denpasar Tahun Pelajaran 2020/2023”.

B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana peran kepala sekolah di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-
2023?
2. Bagaimana supervisi pengajaran di SMP Tawakkal Denpasar tahun 2022-
2023?
3. Bagaimana peran kepala sekolah dalam supervisi pengajaran di SMP
Tawakkal Denpasar tahun 2022-2023?
5

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah di SMP Tawakkal.

2. Untuk mengetahui bagaimana supervisi pengajaran di SMP Tawakkal.


3. Untuk menjelaskan bagaimana peran kepala sekolah dalam supervisi
pengajaran di SMP Tawakkal.

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teori
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
dalam menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi stakeholder
pendidikan. Hal ini khususnya yang berkaitan dengan peranan kepala
sekolah dalam supervise pengajaran di lembaga pendidikan Islam terutama
di Bali.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca, pendidik, maupun stakeholder dunia pendidikan dalam
pengelolalaan lembaga pendidikan Islam utamanya di Bali. Juga manfaat
untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang peranan kepala sekolah
dalam supervisi pengajaran lembaga pendidikan Islam SMP Tawakkal
Denpasar.
3. Secara Institusional
Bagi SMP Tawakkal Denpasar, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat utamanya dalam meningkatkan citra dan mutu
pendidikan Islam, serta menjaga kepercayaan masyarakat. Selain itu, bagi
STAI Denpasar Bali juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
dalam pemecahan permasalahan pendidikan Islam khususnya di Bali.
6

E. Sistematika Penyusunan

Sistematika penyusunan merujuk pada Pedoman Penulisan Tugas Akhir


STAI Denpasar Bali sebagai berikut:6
BAB I PENDAHULUAN, memuat uraian tentang; latar belakang, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyusunan.
Bagian terpenting dari bab ini antara lain adalah dilakukannya preliminary
study mengenai masalah yang akan diteliti.
BAB II KAJIAN TEORI, memuat uraian tentang; kajian teori, penelitian
terdahulu, dan kerangka konsep. Uraian pada setiap bagian dalam bab ini
menggunakan paradigma penelitian kualitatif.
BAB III METODE PENELITIAN, memuat uraian tentang; lokasi dan waktu
penelitian; pendekatan dan jenis penelitian; penentuan informan; variabel
penelitian, definisi operasional, dan indikator variabel penelitian; jenis,
sumber, dan teknik pengumpulan data; keabsahan data; serta teknik analisis
data. Untuk keabsahan data digunakan teknik triangulasi (menggunakan
beberapa sumber dan metode).
BAB IV PEMAPARAN DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN,
memuat uraian tentang; pemaparan data penelitian dan pembahasan.
Pemaparan data penelitian menggambarkan deskripsi lokasi penelitian dan
semua data hasil penelitian berdasarkan fokus pertanyaan penelitian.
Pembahasan tentang hasil penelitian didukung oleh penjelasan teoritik
(dengan mencantumkan referensi utama yang relevan). Selanjutnya hasil
penelitian dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan.
BAB V PENUTUP, memuat uraian tentang; simpulan dan saran yang
dinyatakan secara terpisah. Simpulan merupakan pernyataan singkat yang
disarikan dari hasil penelitian dan pembahasan. Saran ditujukan kepada para
pengelola obyek penelitian, dan kepada peneliti dalam bidang sejenis yang
ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan.

6
STAI Denpasar Bali, Pedoman Penulisan Tugas Akhir, (Denpasar: STAI Denpasar
Bali, 2018), h. 54–57
7

F. Kajian Teori
1. Peran Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah jabatan tertinggi yang diemban seseorang
dalam organisasi yang bertanggung jawab atas terwujudnya kegiatan
dan terlaksananya proses pembelajaran. Kepala sekolah sebagai
seorang yang bertugas membina lembaga yang dipimpinnya yang
bertanggungjawab dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang
telah direncanakan, agar dalam mencapai tujuan tersebut kepala
sekolah hendaknya mampu mengarahkan dan mengkordinasikan
segala kegiatan yang ada di lembaga tersebut. Kegiatan ini merupakan
tugas dan tanggungjawab kepala sekolah sebagai pemimpin
disekolah.7
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dapat
mengenal dan mengerti berbagai kedudukan, keadaan serta apa yang
diinginkan baik oleh guru maupun oleh pegawai lainnya. Adanya
kerja sama yang baik menghasilkan pikiran yang harmonis dalam
usaha perbaikan sekolah. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung
jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja,
akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan
kondisi dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya
merupakan tanggung jawabnya.Inisiatif dan kreatif yang mengarah
kepada perkembangan dan kemajuan sekolah adalah merupakan tugas
dan tanggung jawab kepala sekolah.8
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa kepala sekolah
adalah orang yang sangat menentukan keberhasilan suatu sekolah,
karena kepala sekolah adalah orang yang menjadi titik sentral suatu
sekolah. Dalam konteks pendidikan, kepala sekolah adalah seseorang
yang harus mampu menggerakkan, mempengaruhi, memberikan
7
Wahyusumidjo,.Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjaun Teoritik dan Permasalahan
nya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), h. 81.
8
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 80
8

motivasi dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi/lembaga


pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
b. Peran Kepala Sekolah
Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan.9 Jadi peranan kepala sekolah adalah tugas yang harus
dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin untuk
mewujudkan sekolah yang berkualitas. Adapun peranan kepala
sekolah yaitu:
1) Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau
persoalan-persoalan dalam kebutuhan murid serta membantu guru
dalam menghadapi persoalan.
2) Membantu guru dalam mengatasi kesukaran belajar.

3) Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan


orientasi.
4) Membantu guru memperkaya pengalaman belajar.

5) Membantu guru memperoleh kecakapan belajar.


6) Membantu guru mengerti media pendidikan.

7) Memberi layanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh


kemampuannya.10
Sebagai pemimpin sebuah lembaga pendidikan, kepala Sekolah
bertanggungjawab unuk pertumbuhan guru-guru secara berkala.Secara
garis besar tugas dan fungsi kepala Sekolah dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1) Kepala Sekolah sebagai pendidik (Educator).

a) Dalam melaksanakan fungsinya, kepala Sekolah memiliki

strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru di

9
Suharso dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux, cet-1 (Semarang :
Widya Karya, 2005) , h. 371
10
Siti Aminah, Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Terhadap Kinerja Guru, dalam Media
Sekolah,( (Bandung : Rosda, 2018), h. 76
9

lembaga pendidikan yang ia pimpin, seperti menciptakan iklim

yang kondusif, memberikan dorongan kepada warga Sekolah,

memberikan dorongan kepada seluruh guru dan staff, serta

membuat dan melaksanakan model-model pembelajaran yang

menarik. Kepala Sekolah sebagai Manajer (Manager).

b) Kepala Sekolah berperan dalam mengelola sumber daya untuk

mencapai tujuan institusi secara efektif dan efisien seperti,

kemampuan menyusun program, kemampuan menggerakan

guru, kemampuan mengoptimalkan sarana pendidikan.

2) Kepala Sekolah sebagai administrator.

Kepala Sekolah bertanggung jawab atas jalannya lembaga


Sekolah dan kegiatannya karena kepala Sekolah berada di garda
terdepan.
3) Kepala Sekolah sebagai supervisor.
Kepala Sekolah mensupervisi atau melakukan pengawasan
suatu pekerjaan yang dilakukan oleh guru dan diwujudkan dengan
kemampuan menyusun dan melaksanakan program supervisi
pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya.
4) Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader).
Kepala Sekolah disini harus mampu memberikan petunjuk,
meningkatkan kemauan yang tinggi terhadap guru dan staff,
membuka komunikasi dua arah serta mampu mendelegasikan
tugas.

5) Kepala Sekolah sebagai inovator.


Kepala Sekolah harus mampu memiliki strategi yang tepat
untuk melakukan hubungan yang harmonis dengan lingkungan dan
memberikan teladan yang baik kepada seluruh tenaga kependidikan
10

di sekolah.
Hal ini berarti bahwa kepala sekolah sebagai manajer berfungsi
sebagai orang yang mampu menciptakan perubahan secara efektif dan
mampu menggerakkan orang lain sehingga secara sadar orang tersebut
mau melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpinnya.
2. Pengertian Supervisi
Supervisi secara etimolgi berasal dari kata “super” dan “visi”
yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik
dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap
aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan.11
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, Sahertian
menyebutkan bahwa supervisi sebagai usaha menstimuli,
mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan
guru-guru di sekolah, baik secara individual ataupun kolektif agar
lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran.12
Sutisna yang dikutip Maya Putri, mengartikan bahwa:
Supervisi sebagai bantuan dalam mengembangkan situasi
belajar mengajaryang lebih baik. Dengan perkataan lain,
supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
disediakan untuk membantu para guru untuk meningkatkan
kemampuan dalam menjalankan tugas pengajaran. Supervisi
merupakan kegiatan seorang atasan untuk menilai,
memberikan bimbingan dan arahan kepada bawahan agar
kinerja bawahan meningkat.Supervisi hakikatnya bentuk
pelayanan yang diberikan atasan kepada bawahannya.13
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi
pembelajaran yang baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan
supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar-mengajar. Situasi
belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui

11
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Madrasah, (Cet. III: Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), 239.
12
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offest, 2004),
155.
13
Maya Putri, “Pelaksanaan Supervisi Pengajaran dalam Meningkatkan Proses Belajar
Mengajar di SMA Negeri 5 Kota Banda Aceh”, Volume 4, No. 3 (2016): 91
11

layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi


tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaran pendidikan dan
pengajaran. Kegiatan supervisi digunakan untuk memajukan
pembelajaran melalui pertumbuhan kemampuan guru-gurunya.
Supervisi mendorong guru supaya lebih berdaya, dan situasi belajar
mengajar menjadi lebih baik, pengajaran menjadi lebih efektif, guru
menjadi lebih puas dalam melaksanakan pekerjaannya.Kepala sekolah
sebagai pelaksana supervisi harus mampu membimbing guru-guru
secara efisien yang dapat menanamkan kepercayaan, menstimulir dan
membimbing penelitian professional, usaha kooperatif yang dapat
menunjukkan kemampuan membantu guru dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya dan mampu mengadakan studi dan
pembinaan profesional dalam rangka peningkatan kualitas mengajar
dan mutu pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi
adalah proses pembinaan berupa bantuan, bimbingan, atau tuntunan
supervisor kearah perbaikan situasi pendidikan yang dilakukan oleh
seorang pemimpin untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan
presionalisme guru di suatu lembaga pendidikan.
a. Pengertian Supervisi Pengajaran
Istilah supervisi pengajaran, kiranya belum begitu lazim
digunakan dalam lingkungan persekolahan dan kepegawaian.
Tetapi makin lama makin dikenal dan makin banyak dipergunakan
orang. Namun demikian, mengenai arti, fungsi, dan tujuan yang
terkandung di dalamnya masih merupakan tanda tanya, apakah
sudah benar-benar dipahami oleh yang mempergunakan istilah
tersebut.
Sagala dalam Mawardi Slamat Harianto, mengulas konsep
supervisi pengajaran secara panjang lebar, dalam komentar
tersebut beliau menyebutkan bahwa:
12

Sesungguhnya konsep supervisi dalam pandangan


pendidikan pada awalnya adanya kebutuhan guru dalam
memperoleh bantuan mengatasi kesulitan dalam landasan
pengajaran dengan cara membimbing guru, memilih
metode mengajar, dan mempersiapkan guru untuk mampu
melaksanakan tugasnya dengan kreativitas yang tinggi dan
otonom sebagai guru, sehingga pertumbuhan jabatan guru
terus berlangsung.14

Supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan


yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personil
maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar
mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Sutisna supervisi pengajaran adalah segala usaha dari
pejabat sekolah yang diarahkan kepada penyediaan
kepemimpinan bagi para gurudan tenaga kependidikan lainnya
dalam perbaikan pengajaran; melibatkan stimulasi
pertumbuhan profesional dan perkembangan dari para guru
seleksidan revisi tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan
metode mengajar serta evaluasinya supervisi pengajaran dapat
diartikan sebagai upaya perbaikan dan kegiatan pengawasan
yang lebih ditekankan kepada proses pembelajaran.15

Kegiatan supervisi ditunjukan untuk perbaikan pengajaran


melalui peningkatan kemampuan professional guru dalam
melaksanakan tugasnya. supervisi pada hakikatnya melakukan
pengawasan terhadap proses pendidikan disekolah, tetapi dalam
pelaksanaannya bukan untuk mencari- cari kesalahan guru dalam
kegiatan pembelajaran atau kesalahan kepala sekolah dalam
memimpin bawahannya, melainkan supervisi itu lebih diarahkan
kepada usaha untuk memberikan bantuan bagi guru-guru dan juga
kepala sekolah agar ia dapat menjalankan tugas tersebut dengan lebih
baik.
Berdasarkan rumusan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan
14
Mawardi Slamat Harianto, Pelaksanaan Supervisi Pengajaran dalam Meningkatkan
Kemampuan Profesional Guru di SMA Negeri Kabupaten Aceh Besar, Volume 3, No. 2 (2015):
129.
15
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep, Strategi, dan
Implementasinya, (Jakarta: Pranada Media, 2016), 25.
15
13

bahwa supervisi/pengawasan merupakan suatu aktifitas untuk


memperbaiki dan meningkatkan professional guru sehingga mereka
dapat mengatasi masalah sendiri. Dengan demikian perlu adanya
pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan oleh kepala sekolah
terhadap para guru dan personalia sekolah kearah peningkatan mutu
belajar mengajar.

G. Penelitian Terdahulu
Pertama, penelitian Hardi (2020) berjudul, “Penerapan Supervisi
Pengajaran di SMA Negeri 8 Palu”. Hasil penelitian menunjukkan 1)
Pelaksanaan supervisi pengajaran di SMA Negeri 8 Palu dilaksanakan satu
kali dalam satu semester yaitu di awal semester pada bulan januari. Pada
pelaksanaannya kepala sekolah dibantu oleh tim yang di dalamnya terdiri dari
wakil kepala sekolah dan guru senior, dan 2) Perencanaan supervisi
pengajaran di SMA Negeri 8 Palu meliputi penetapan aspek-aspek yang akan
dinilai pada saat supervisi dan membuat jadwal pelaksanaan supervisi
pengajaran, teknik yang digunakan dalam supervisi pengajaran di SMA
Negeri 8 Palu adalah Teknik perseorangan atau individu.16
Kedua, penelitian Welly Anggraini (2020) berjudul, “Peran
Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan dalam
Meningkatkan Disiplin Guru di SMP Negeri 1 Sungai Tarab Kabupaten
Tanah Datar” Hasil penelitian menunjukkan; 1) Kepala sekolah memiliki
peran sebagai pengawas, pembimbing, dan pembina dalam pelaksanaan
peningkatan mutu pendidikan, dan 2) Banyak hambatan dalam pelaksanaan
supervisi dan peningkatan mutu pendidikan, namun semua dapat diatasi oleh
kerja sama dan partisipasi dari semua pihak di sekolah.17
Ketiga, penelitian Lilis Wati (2020) berjudul, “Peran Kepala Sekolah
dalam Pelaksanaan Supervisi Administrasi Guru di SMAN 1 Meureubo Aceh
16
Hardi, “Penerapan Supervisi Pengajaran di SMA Negeri 8 Palu”, (Online), Vol. 3 No.1
(2020), (https://ejournal.unsrat.ac.id/), Diakses tanggal 4 Januarii 2023
17
Welly Anggraini, “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan
dalam Meningkatkan Disiplin Guru di SMP Negeri 1 Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar, (Online),
Vol. 16 No. 2 (2020), (https://jurnaledukasikemenag.org, diakses tanggal 4 Januari 2023
14

Barat”Hasil penelitian menunjukkan; 1) Peran kepala sekolah dalam


pelaksanaan supervisi administrasi guru di SMAN 1 Meureubo Aceh Barat
belum maksimal. Kepala sekolah tidak membuat aturan yang baku pedoman
khusus tentang supervisi administrasi guru, dan 2) Jenis yang digunakan ialah
supervisi akademik dan supervisi klinis dengan teknik rapat dengan guru,
observasi, diskusi pribadi.18
Telaah terhadap tiga penelitian terdahulu diperlukan untuk
memberikan pemantapan dan penegasan tentang distingsi penelitian ini.
Peneliti masih melihat adanya persoalan yang belum terjawab (masih ada
peluang baru dengan pendekatan lain pada masalah yang diajukan),
sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Persoalan yang
No. Peneliti dan Perbedaan Persamaan
Judul Belum Terjawab
1. Hardi (2020): Memfokuskan Sama-sama  Mengetahui
“Penerapan pada penerapan mengkaji peran kepala
Supervisi supervisi mengenai sekolah
Pengajaran di pengajaran di pelaksanaan khususnya di
SMA SMA supervisi dan SMP Tawakkal
Negeri 8 Negeri 8 Palu. menggunakan Denpasar.
Palu” metode  Mengetahui
penelitian supervisi
2. Welly Memfokuskan
kualitatif pengajaran di
Anggraini pada
SMP
(2020): kepemimpinan
Tawakkal.
“Peran kepala sekolah
Kepemimpina dalam
n Kepala meningkatkan
Sekolah disiplin kerja
Sebagai guru
Supervisor
Pendidikan
dalam
Meningkatkan

18
ilis Wati, “Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi Administrasi Guru di
SMAN 1 Meureubo Aceh Barat”, Skripsi (2020), (Online), (https://repository.uinjkt.ac.id, diakses
tanggal 4 Januari 2023
15

Disiplin Guru  Mengetahui


di SMP peran kepala
Negeri 1 sekolah dalam
Sungai Tarab supervisi
Kabupaten pengajaran.
Tanah
Datar”
3. Lilis Wati Memfokuskan
(2020): pada peran
“Peran kepala sekolah
Kepala dalam
Sekolah pelaksanaan
dalam supervisi
Pelaksanaan administrasi
Supervisi guru.
Administrasi
Guru di
SMAN 1
Meureubo
Aceh Barat”
Sumber Data: Olahan Peneliti tahun 2023

Dari tabel di atas, terlihat masih terdapat ruang tentang persoalan yang
belum terjawab, yang dapat diajukan sekaligus sebagai distingsi penelitian
ini, yakni terkait dengan fokus atau tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui supervisi pengajaran, dan mengetahui peran kepala sekolah
dalam supervisi pengajaran. Sementara persamaan antara penelitian terdahulu
dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang pelaksanaan
supervisi. Dengan demikian diharapkan penelitian ini bisa melengkapi
penelitian-penelitian terdahulu.

H. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini sebagaimana pada gambar


berikut.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian


SMP
Kepala Sekolah Tawakkal Denpasar
Supervisi Pengajaran
16

I. Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Tawakkal Denpasar.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) atas
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Penelitian akan dilaksanakan dalam
kurun waktu kurang lebih lima bulan ( Februari– Juni 2023), mulai dari
pelaksanaan preliminary study hingga penyusunan laporan penelitian.
2. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berjenis
deskriptif. Sugiyono menyatakan, pendekatan kualitatif merupakan metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.19
Sementara menurut Furchan, jenis deskriptif dirancang untuk
memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan.
Dalam penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang
diberikan/dikendalikan seperti yang dapat ditemui dalam penelitian
eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau
kondisi “Apa yang ada” dalam suatu situasi.20
3. Penentuan Informan
Sugiyono menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif, sampel
penelitiannya bukan dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau
partisipan dan informan penelitian. Fungsinya untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian ini,
teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling artinya
untuk gambaran kriteria saja tetapi ketika di lapangan akan menggunakan
teknik snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

19
Ibid, h. 9
20
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2005), h. 447
17

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.21


Untuk penentuan key informan dalam penelitian ini, tema
dicantumkan secara purposive jika tidak demikian akan menyulitkan.
Adapun untuk langkah selanjutnya di lapangan digunakan teknik snowball
sampling. Menurut Azwar, situasi sosial untuk sampel awal menjadi
semacam muara dari banyak domain lainnya. Sampel sebagai sumber data
atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai key
informan, yakni:
a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses
enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga
dihayati.
b. Mereka yang tergolong masih/sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti.
c. Mereka yang mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi.
d. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
kemasannya sendiri.
e. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan Peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau
narasumber.22

Adapun kriteria key informan yang ditentukan sesuai dengan


kebutuhan penelitian ini, yakni sebagaimana dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Kriteria Key Informan
No. Key Informan Keterangan
1. Erwin Syah Maulana Kepala Sekolah SMP Tawakkal
Denpasar
2. Astrid Heirera Guru
3. Rusmiyati Ningsih Guru
4. Ifa Dewi Guru
5. Prameswari Putri Guru
Sumber Data: Elaborasi Data Hasil Preliminary Study tahun 2023
21
Sugiyono, Op. Cit., h. 218
22
Saifuddin Azwar, Metode penelitian, (Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2010), h. 221
18

4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Indikator Variabel


Penelitian
a. Variabel Penelitian
Variabel 1 = Peran Kepala Sekola Variabel 2 = Supervisi Pengajaran
b. Definisi Operasional
1) Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah personel sekolah yang bertanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah. Ia mempunyai
wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan
seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang
dipimpinnya.
Jadi, kepala sekolah bisa disimpulkan sebagai jabatan
tertinggi di sekolah yang dipilih melalui berbagai pertimbangan dan
bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan yang ada di sekolah
serta memegang peranan dan pimpinan atas segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas sekolah baik di dalam maupun keluar
2) Supervisi Pengajaran

Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan dari pemimpin


madrasah yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-
guru dan personel madrasah dalam mencapai suatu tujuan
pendidikan. Yang berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan
bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru dalam
memilih metode pengajaran yang lebih baik. Jadi, supervisi adalah
membimbing serta mengarahkan para guru untuk meningkatkan
proses pengajaran yang lebih efektif lagi.

Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran,


yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengawasan
kepada guru (baik dari segi personal maupun materi yang
disampaikan guru) dalam proses pembelajaran untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran ke arah yang lebih baik.
19

c. Indikator Variabel Penelitian


Berdasarkan definisi operasional di atas, maka indikator
penelitian terkait dengan peran kepala sekolah dalam supervisi
pengajaran, yakni meliputi: 1) Planning, 2) Organizing, 3)
Leading, dan 4) Controlling I setiap lembaga pendidikan.
5. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif, yang disajikan dalam bentuk verbal, bagan, gambar, dan
tabel. Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu
gambaran umum obyek penelitian, meliputi; profil yayasan, dan
data lain-lain yang dapat menunjang hasil penelitian ini nantinya.
b. Sumber Data
1) Sumber Data Primer
Menurut Sugiyono, sumber data primer yaitu sumber
data yang langsung memberikan data kepada peneliti.23 Jadi,
sumber yang secara langsung bisa didapatkan dari informan
yang mengetahui secara jelas dan rinci mengenai masalah yang
sedang diteliti, dapat berupa kata-kata atau tindakan dari orang
yang diamati atau diwawancarai.

2) Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder merupakan sumber data yang
diperoleh secara tidak langsung dengan memberikan data
kepada peneliti melalui perantara. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan yang
berupa dokumen, tentang Supervisi Pengajaran dan peran kepala
sekolah saat ini.
c. Teknik Pengumpulan Data

23
Ibid, h. 308
20

Menurut Sunarti Nur, teknik pengumpulan data merupakan


langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari
penelitian adalah mendapatkan data.24 Untuk memperoleh data
yang valid dan akurat, dalam penelitian ini akan digunakan
beberapa teknik, sebagai berikut:
a. Wawancara

Menurut Widodo, teknik wawancara dipergunakan


apabila seseorang memiliki suatu tujuan melalui pengumpulan
informasi secara lisan dari informan, teknik yang digunakan di
sini yakni semi terstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk
dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaanya
lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan
dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.25
b. Observasi (Pengamatan)
Arikunto menyatakan, observasi atau disebut juga
pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan segala indera.26Dalam
penelitian ini digunakan teknik observasi agar dapat melihat
secara langsung di SMP Tawakkal Denpasar, yakni hal-hal yang
berkaitan dengan fokus penelitian.
c. Dokumentasi
Menurut Margono, dokumentasi merupakan cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-
arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil
atau hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah
24
Sunarti Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), h. 308.
25
Widodo, Metedologi Penelitian Populer & Praktis, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2017), h.
45
27
Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 181
26
21

penelitian. 27
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data yang terkait dengan sejarah dan profil dari SMP Tawakkal
Denpasar, serta daftar kegiatan lainnya yang menunjang hasil
dari penelitian.
6. Keabsahan Data
Untuk keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik
triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada.28 Dalam hal ini, triangulasi berarti
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
mengumpulkan data melalui wawancara dan diperiksa kembali
dengan dokumentasi, atau peneliti mengumpulkan data melalui
wawancara, kemudian diperiksa kembali dengan observasi.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik deskriptif kualitatif. Sudiyono29 menyebutkan, teknik
deskriptif kualitatif dalam sebuah penelitian merupakan cara
mendeskripsikan fenomena yang terjadi di lapangan yang dipilih
secara sistematis berdasarkan kategorinya untuk memperoleh suatu
kesimpulan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Tahap analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga kegiatan utama
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Menurut Sugiyono, mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang
penting, kemudian dicari tema dan polanya serta membuang yang

27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), h. 203
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2020), cet. 2, h. 296
29
Anas Suzdiyono, Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1987), h. 46
22

tidak perlu.30
b. Penyajian Data
Menurut Miles dan Huberman seperti yang dikutip oleh
Sugiyono, penyajian data yang paling sering dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks dan naratif.31 Pada proses ini, upaya
penyusunan data yang relevan dalam bentuk uraian, bagan, atau
hubungan antar kategori agar pembaca akan mengerti proses atau
kronologi kegiatan dalam analisis data, dan apa yang perlu
ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian, sehingga
memberi peluang akan adanya penarikan simpulan.
c. Penarikan Simpulan (Verifikasi Data)
Sukardi menyatakan bahwa untuk dapat menggambarkan
dan menjelaskan kesimpulan yang memiliki makna, maka harus
digunakan strategi memaknai analisis spesifik dan menarik serta
menjelaskan kesimpulan.32 Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab fokus penelitian yang dirumuskan sejak
awal, tetapi mungkin juga tidak, karena penelitian ini masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah berada di
lapangan.

J. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Furchan, Arief. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta:


Pustaka Belajar

Hasbullah. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Depok: PT. Raja Grafindo


Persada

Herawan, Endang. 2007. Hand Out Materi Program Perkuliahan. Bandung:


30
Nasution, Metode Research, (Bandung: Jemmars, 1991), h. 247
31
Lexy J Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1996), h. 249
32
Sukardi., Penelitian Kualitatif Naturalistik dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Usaha
Keluarga, 2006), h. 72
23

Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pendidikan Indonesia

Hidayati, Tetra. 2020. Pengembangan dan Perubahan Organisasi. Surabaya:


PT. Muara Karya

Hurlock, Elizabeth. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana

Langgulung, Hasan. 1988. Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21.


Jakarata: Pustaka Al-Husna

Margono. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Moelong, Lexy J. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Mujib Abdul, Mudzakkir Jusuf. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:


Kencana Prenada Media

Nasution. 1991. Metode Research. Bandung: Jemmars

Nata, Abuddin. 2019. Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:


Prenadamedia Group

Nur, Sunarti. 2011. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:


Bumi Aksara

dst.

Kitab Suci dan Undang-undang/Peraturan:

1. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Kementerian Agama RI, Dicetak


oleh PT Sinergi Pustaka Indonesia, 2012)

2. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan


(Jakarta: Departemen Agama RI, 2006). Tidak Diperjual Belikan

3. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2009)

4. Undang-undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-


undang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan (Jakarta: Kementerian
Sekretariat Negara RI)
24

5. Peratutan Pemerintah Nomor 2 tahun 2013 tentang Perubahan atas


Peratutan Pemerintah Nomor 63 tahun 2008 tentang Pelaksanaan
Undang- undang tentang Yayasan (Jakarta: Kementerian Sekretariat
Negara RI)

6. dst.

Internet:

1. Kementerian Agama RI. 2018. “Statistik Umat Beragama Setiap Provinsi


di Indonesia tahun 2018”. (Online). (https://data.kemenag.go.id, diakses
tanggal 4 Juni 2021)

Anda mungkin juga menyukai