Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BELAJAR IPA MELALUI MEDIA

ULAR TANGGA BERBANTU MODEL NHT (NUMBERED HEADS


TOGETHER) KELAS IV SDN BULUMULYO 01

Febri Zaenal Arifin1), Sri Kurniawati2)


febrizaenal10@gmail.com
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka

ABSTRAK
Rendahnya hasil belajar peserta didik menjadi motivasi dilakukannya penelitian ini. Banyak faktor yang
mempengaruhi antara lain guru yang belum menerapkan model dan media pembelajaran yang inovatif
dan menarik, kurangnya timbal balik dari peserta didik, dan guru yang hanya fokus pada buku sehingga
menjadikan peserta didik tidak semangat dan tidak memberikan pengalaman bermakna dalam proses
pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan
media ular tangga berbantu model NHT kelas IV SDN Bulumulyo 01. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Bulumulyo 01 Kabupaten Pati. Peserta didik kelas IV
SDN Bulumulyo 01 yang berjumlah 20 peserta didik dijadikan sebagai subjek penelitian.. Tes dan
observasi digunakan dalam teknik pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data,
rata-rata kelas siklus I sebesar 71,4 dengan tingkat ketuntasan sebesar 55%, nilai terendah peserta
didik pada siklus I sebesar 48, dengan nilai tertinggi sebesar 82. Nilai terendah pada siklus II adalah
56, nilai tertinggi yang dicapai peserta didik adalah 96, dan rata-rata kelas 82,3 dengan tingkat
ketuntasan mencapai 85%. Dapat disimpulkan bahwa peserta didik mengalami peningkatan hasil
belajar IPA dengan media ular tangga berbantu model NHT.

Kata kunci: Hasil belajar, Ular Tangga, Pengaruh

ABSTRACT
The low learning outcomes of students became the motivation for conducting this research. There are
many influencing factors, including teachers who have not implemented innovative and interesting
learning models and media, lack of feedback from students, and teachers who only focus on books,
making students unmotivated and not providing meaningful experiences in the learning process. The
aim of this research is to determine the improvement in science learning outcomes using the snake and
ladder media assisted by the NHT model for class IV SDN Bulumulyo 01. This type of research is
classroom action research conducted at SDN Bulumulyo 01, Pati Regency. Class IV students at SDN
Bulumulyo 01, totaling 20 students, were used as research subjects. Tests and observations were used
in data collection techniques. Based on the results of research and data analysis, the class average for
cycle I was 71.4 with a completion level of 55%, the lowest score for students in cycle I was 48, with the
highest score being 82. The lowest score in cycle II was 56, the highest score What students achieved
was 96, and the class average was 82.3 with a completion level of 85%. It can be concluded that students
experienced an increase in science learning outcomes with the snake and ladder media assisted by the
NHT model.

Keywords: Learning outcomes, Snakes and Ladders, Influence

1
PENDAHULUAN

Pendidikan sangat penting bagi setiap individu karena melalui proses pembelajaran,
setiap individu dapat mengembangkan potensi dirinya yang sebenarnya. Maka untuk mencapai
tujuan pendidikan, berbagai cara dan upaya dilakukan. Hasil belajar adalah indikator
keberhasilan pendidikan. Ketika peserta didik memahami apa yang mereka pelajari, artinya
tujuan pembelajaran telah tercapai. Satu hal yang membantu peserta didik dapat mencapai
tujuan pembelajaran adalah ketika guru merencanakan dan mengajarkan pembelajaran dengan
cara yang tepat sesuai karakter peserta didik.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian ilmu yang mengulas fenomena alam
yang dipertimbangkan secara lisan maupun kebiasaan yang logis seperti minat, penerimaan,
keaslian, dll. Pembelajaran IPA bertujuan untuk membantu peserta didik memahami dasar-
dasar IPA dan menerapkan metode ilmiah. Pendidikan harus dilaksanakan secara benar dan
melibatkan peserta didik secara aktif, khususnya melalui metode dan sikap ilmiah, untuk
mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2023
dengan bapak Ari Kristianto, S.Pd., SD dikelas IV SDN Bulumulyo 01 terkait dengan
pembelajaran IPA terutama pada materi gaya terdapat nilai PTS semester 1 yang belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Terdapat
65% yang tidak tuntas artinya dari 20 peserta didik terdapat 14 belum tuntas dan 6 sudah tuntas.
Faktor yang menjadi penyebab hasil belajar peserta didik rendah antara lain, guru hanya
menggunakan media papan tulis dan belum menerapkan model pembelajaran yang beragam
serta buku teks menjadi satu-satunya fokus guru. Akibatnya saat proses pembelajaran terkesan
monoton, sehingga peserta didik kurang semangat dan kurangnya timbal balik. Selain itu saat
guru memaparkan materi terdapat peserta didik yang mengobrol bahkan asyik bermain sendiri.
Hal tersebut mengakibatkan pemahaman yang buruk terhadap materi sehingga berdampak pada
hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan gambaran landasan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah peningkatan hasil belajar belajar IPA materi gaya melalui
model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media tangga bagi peserta didik Kelas
IV SDN Bulumulyo 01 Tahun Ajar 2023/2024?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar peningkatan hasil belajar IPA pada materi gaya dengan media ular tangga
berbantu model NHT (Numbered Heads Together) Kelas IV SDN Bulumulyo 01 Tahun Ajaran
2023/2024.

2
Media ular merupakan media yang sangat cocok digunakan untuk membangun
pemahaman dan daya ingat peserta didik terhadap materi pembelajaran. Permainan ular tangga
sendiri dapat dimainkan baik secara individu maupun kelompok. Papan ular tangga, dadu, dan
bidak adalah peralatan yang digunakan dalam permainan. Setiap bangku loncatan pada ular
tangga mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan lingkup materi yang harus diperhatikan,
dan pertanyaan tersebut berfungsi sebagai permainan dalam pembelajaran. Permainan ini
dimainkan didepan kelas dengan secara bergantian dan bersama antar kelompok lainnya. Media
ular tangga tersebut bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menafsirkan materi serta
menjadikan pembelajaran menjadi menyenangkan. Terdapat beberapa kelebihan media ular
tangga diantaranya: membantu mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi,
melatih kesabaran demi menunggu giliran bermain, proses pembelajaran menjadi
menyenangkan, tidak membosankan dan melatih kerja sama antar peserta didik lainnya di
dalam kelompok.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang membantu peserta didik dalam belajar. Dimana model ini sintaksnya dapat
digunakan secara individu maupun berkelompok dengan memberikan nomor pada setiap
individu. Kelebihan model NHT yaitu setiap peserta didik dipersiapkan secara individu maupun
kelompok, terdapat interaksi antar peserta didik saat menjawab pertanyaan, dan terbatasnya
jumlah peserta didik dapat memastikan tidak ada peserta didik yang diuntungkan oleh
kelompok. Dengan penerapan media ular tangga berbantu model NHT diharapkan dapat
memberikan pengalaman yang berkesan.
Untuk dapat mengetahui kemampuan peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran,
diperlukan suatu penilaian yang disebut evaluasi. Penilaian adalah pengumpulan data yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan pada suatu pembelajaran dengan memberikan nilai
sesuai kriteria dan mengetahui hasil belajar peserta didik. Hasil belajar merupakan hasil yang
dicapai melalui proses perubahan tingkah laku yang dapat dikomunikasikan sebagai
pemahaman terhadap informasi, pola berfikir dan kemampuan.
Keberhasilan media ular tangga ditunjang oleh penelitian yang dilakukan Puji Kurniati
(2020) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Materi Penjumlahan
Puluhan Menggunakan Metode Permainan Media Ular Tangga” dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa hasil tes dasar sebelum diberi perlakuan dengan media ular rata-rata sebesar
69, dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 40%, artinya tes tuntas sebanyak 12 peserta didik
dan tidak tuntas sebanyak 18 peserta didik. Selain itu, hasil belajar peserta didik meningkat
secara signifikan setelah penggunaan media ular tangga. Dengan nilai rata-rata 83,43 tingkat

3
ketuntasan klasikal 86,67% atau 26 peserta didik tuntas. Dengan demikian, pemanfaatan media
ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 1 SDN Pedurungan Tengah 02
Semarang.
Dengan penggunaan media ular tangga berbantu model NHT diharapkan adanya
perubahan berupa peningkatan hasil belajar IPA pada materi gaya kelas IV SDN Bulumulyo 01
tahun pelajaran 2023/2024.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang menjelaskan sebab dan akibat suatu perlakuan serta
keseluruhan prosesnya mulai dari awal perlakuan hingga dampak diberikanya perlakuan
(Arikunto, 2015:1). Penelitian kolaboratif dilakukan dalam dua siklus, dengan satu pertemuan
setiap siklusnya. Apabila siklus satu sudah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian
siklus berikutnya tidak dilanjutkan. Tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap akhir
merupakan tahapan penelitian yang akan dilakukan. Peneliti akan merencanakan,
melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar dan mutu pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bulumulyo 01 Kab. Pati Tahun Pelajaran 2023/2024.
Seluruh peserta didik kelas IV SDN Bulumulyo 01 dijadikan sebagai subjek penelitian. Cara
pengumpulan yang digunakan peneliti berupa:
a. Tes
Suatu kemampuan dasar dan prestasi dapat diukur dengan menggunakan tes (Arikunto,
2013:266). Peneliti akan memberikan tes sebanyak satu kali per siklus. Hal ini dilakukan
agar peneliti menemukan perbedaan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA
materi gaya.
b. Observasi
Observasi adalah suatu proses kompleks yang terdiri dari berbagai proses biologis dan
mental,”(Hadi dalam Sugiyono, 2014:145). Perilaku yang tidak dapat diukur melalui tes
bisa diukur dengan observasi ini.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik yang mencari informasi tentang sesuatu atau
beberapa faktor seperti notulen rapat, rencana, buku, majalah, dan lain sebagainya
(Arikunto, 2013:274). Daftar nama peserta didik dan daftar nilai berfungsi sebagai

4
dokumentasi penelitian ini, serta akan diteliti oleh peneliti. Dengan menggunakan foto
sebagai dokumen, peneliti juga memberikan gambaran konkret pembelajaran di kelas pada
saat pelaksanaan tindakan.
d. Wawancara
Wawancara adalah Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk
memperoleh data pemeriksaan subjektif (Saroso dalam Zhahara Yusra, 2021). Wawancara
memungkinkan analis mengumpulkan berbagai macam informasi dari responden dalam
keadaan dan situasi yang berbeda.
Dalam penelitian ini, metode analisis kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk
menganalisis data. Teknik ini mengkontraskan informasi yang diperoleh dengan realita
atau kenyataan. Alasan dilakukannya analisis ini adalah untuk menentukan tingkat
pelaksanaan dan pencapaian pembelajaran serta penyelesaian kelas. Untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Nilai Individu Peserta didik

Nilai Ketuntasan Klasikal

Data hasil belajar peserta didik dapat dianalisis dengan rata-rata skor dan persentase
kentuntasan klasikal dengan rumus:
X = ∑x 𝑁 (Sudijono, 2014)
Keterangan rumus pada penelitian ini adalah:
X : Rata-rata skor
∑𝑋 : Jumlah skor kemampuan hasil belajar
𝑁 : Jumlah peserta didik 20
Kategori rata-rata skor hasil belajar yang mengacu pada kriteria ketuntasan minimum
(KKM) muatan pelajaran IPA SDN Bulumulyo 01 yaitu 70.
Adapun Persentase ketuntasan klasikal pada penelitian ini ditentukan dengan rumus:
∑x
P= X 100% (Sudijono, 2014)
𝑁
Keterangan rumus pada penelitian ini adalah:
∑x : Jumlah peserta didik yang berada di bawah/di atas KKM

5
N : Jumlah seluruh peserta didik
P : Persentase ketuntasan hasil belajar.
Pengambilan kesimpulan digunakan dengan metode Triangulasi. Triangulasi sumber data
artinya menggunakan sumber informasi yang berbeda, seperti file, rapat, laporan, dan persepsi,
untuk menentukan kebenaran data tertentu.
Tingkat keberhasilan penelitian ini apabila (1) keterlaksanaan pembelajaran mencapai ≥
80% dengan nilai ketuntasan sebesar 70, (2) Tindakan peserta didik terhadap pemanfaatan
media ular dalam pembelajaran IPA mencapai lebih dari atau setara dengan 80%, (3)
Pembelajaran tuntas jika ≥ 80% dari jumlah peserta didik yang telah mencapai KKM yang
ditetapkan sekolah yaitu 70.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan peneliti dalam dua siklus, yaitu siklus I dan
siklus II. Tahap perencanaan siklus I dipersiapkan peneliti untuk membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan dengan bantuan model NHT, membuat materi sesuai
dengan isi, membuat lembar penilaian dan evaluasi yaitu tes yang digunakan untuk menentukan
hasil belajar peserta didik, dan menyiapkan seluruh materi pembelajaran.
Siklus II akan melakukan kegiatan yang hamper sama dengan siklus I. Namun, waktu
pelaksanaan pada siklus kedua akan disesuaikan dengan waktu di SDN Bulumulyo 01.
Kelebihan dan kekurangan siklus I diperbaiki pada siklus II.Pada siklus I dan II menerapkan
media ular tangga berbantu model NHT pada pembelajaran IPA materi gaya.
Kegiatan awal, inti, dan penutup merupakan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan pada penelitian ini.Kegiatan awal terdiri dari salam pembuka, berdo’a, presensi,
apersepsi, menyampaiakan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik. Langkah kedua,
kegiatan inti terdiri dari mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok,
menginformasikan tata cara menggunakan media ular tangga berbantu model NHT yang
membuat peserta didik memperhatikan penjelasan terhadap materi. Membagikan nomer kepala
kepada masing-masing peserta didik. Memulai permainan dengan menunjuk nomor kepala
peserta didik sesuai kelompoknya dan diminta untuk maju kedepan memulai permainan ular
tangga. setelah itu, peserta didik harus menjawab pertanyaan secara spontan didepan kelas.
Peserta didik kemudian memainkan permainan dalam suatu turnamen sampai salah satu
kelompok mendapat nilai tertinggi. Membagikan lembar soal evaluasi, yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemehaman peserta didik. Kegiatan akhir mencakup pemberian reward

6
dengan kriteria aktif mengikuti pembelajaran secara individu dan kelompok yang memperoleh
nilai tertinggi. Sebagai penutup kegiatan, guru dan peserta didik menarik kesimpulan dan
berdoa.
Peneliti melakukan kegiatan pengamatan selama tahap pelaksanaan. Hasil pengamatan
siklus I :
100
90 82
80 71,4
70
60
48
50
40
30
20
10
0
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata - Rata

Gambar 1.1 Grafik Nilai Terendah, Tertinggi dan Rata-rata


Berdasarkan gambar 1.1 untuk nilai tertinggi adalah 82 dan untuk nilai terendah 48
diperoleh oleh peserta didik 14. Serta untuk rata – rata nilai adalah 71,4. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut, ketuntasan klasikal nilai peserta didik pada siklus I dapat
ditampilkan dalam struktur grafik.

Siklus I
100%

Tuntas; Tidak
55% Tuntas;
50% 45%

0%

Gambar 1.2 Presentase Ketuntasan Siklus I


Pada gambar 1.2 menunjukkan 11 peserta didik yang berhasil mencapai ketuntasan
minimal jika dipresentasekan maka terdapat 55% peserta didik tuntas dan 45% tidak tuntas jadi
belum mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan.
Setelah menyelesaikan seluruh proses perbaikan pembelajaran siklus 1, peneliti
melakukan refleksi mengenai hasil penelitian pada siklus I. Peneliti menemukan bahwa 80%
7
dari peserta didik tidak memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Akibatnya, peneliti
membuat pemikiran ulang untuk siklus II untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran di
siklus I.
Kendala yang terjadi pada pembelajaran siklus I disebabkan karena guru tidak
memberikan apersepsi saat kegiatan pendahuluan, menjadi penyebab peserta didik kurang aktif.
Selain itu, manajemen waktu yang buruk, kedisiplinan peserta didik yang buruk dan tidak
memberikan reward kepada kelompok terbaik menjadi kendala pada siklus I. Pada hakikatnya
belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh informasi, kemampuan dan mengubah tingkah
laku dengan cara berinteraksi dengan lingkunganya sebagai usaha untuk memperoleh motivasi
dan prestasi yang sifatnya progresif sebagai hasil pengalamannya, sehingga yang awalnya tidak
bisa menjadi bisa. Belajar pada hakikatnya adalah terjadinya “perubahan” dalam diri seseorang
setelah selesainya kegiatan pembelajaran (Djamarah dan Aswan, 2013:38). Namun, tidak
semua perubahan dikaitkan dengan pembelajaran. Seperti perubahan nyata, mabuk, kegilaan,
dan sebagainya.
Langkah-langkah perbaikan siklus II, guru harus memberikan apersepsi dan
menghubungkan tanggapan peserta didik dalam kaitannya dengan materi yang akan diajarkan,
sehingga peserta didik memahami apa yang diajarkan guru. Peserta didik yang disiplin selama
proses pembelajaran akan diberi penghargaan. Hal itu sangat penting dilakukan untuk
menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh peserta didik dan membuat mereka lebih
termotivasi untuk mengikuti pelajaran berikutnya. Berikut hasil yang dicapai selama siklus II,

100 96
90 82,3
80
70
60 56
50
40
30
20
10
0
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata - Rata

Gambar 1.3 Grafik Nilai Terendah, Tertinggi dan Rata-rata


Berdasarkan gambar 1.3 untuk nilai tertinggi adalah 96 didapat oleh peserta didik 2 dan
peserta didik 9 Sedangkan untuk nilai terendah 56 diperoleh oleh peserta didik 14. Serta untuk

8
rata – rata nilai adalah 82,3. Ketuntasan klasikal pada siklus I, nilai peserta didik disajikan
dalam bentuk diagram pada gambar di bawah ini.

Siklus II
100%
Lulus; 85%

50%

Tidak lulus;
15%

0%

Gambar 1.4 Presentase Ketuntasan Siklus II


Gambar 1.4 menunjukkan bahwa 17 peserta didik mencapai ketuntasan minimal jika
dipresentasekan maka terdapat 85% peserta didik tuntas dan 15% tidak tuntas sehingga sudah
mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan. Hal tersebut artinya pada siklus II terjadi
perubahan hasil belajar peserta didik yang lebih besar 30% dibandingkan siklus I. Penguasaan
atau pemahaman dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan merupakan hasil belajar yang bisa
diperoleh dengan mengubah perilaku seseorang. Hasil belajar adalah penyesuaian diri secara
umum, tidak hanya pada sebagian potensi manusia saja. (Suprijono, 2016:7).
Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat hasil belajar dengan penerapan media ular tangga
berbantu model NHT berhasil, karena guru bertindak sebagai fasilitor, dan berhasil
membuat peserta didik meningkatkan kemampuan pada materi gaya dengan hasil belajar siklus
I berjumlah 11 peserta didik tuntas dan 9 peserta didik tidak tuntas dan hasil belajar siklus II
berjumlah 17 peserta didik tuntas dan 3 peserta didik tidak tuntas. Dengan demikian, data di
atas dapat disimpulkan bahwa media ular tangga berbantu model NHT dapat memperluas
pemahaman peserta didik dalam menafsirkan materi sehingga berdampak pada meningkatnya
hasil belajar peserta didik. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Wati Anjelina (2021), media
ular tangga adalah media yang didasarkan pada permainan ular tangga tradisional dan
dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Permainan “ular tangga” memerlukan
minimal dua orang pemain yang menggunakan dadu untuk bermain. Terdiri dari kotak-kotak
bergambar ular dan bangku lompat. Dalam pembelajaran peserta didik didorong untuk
berpartisipasi dalam tugas dan menentukan sendiri apa yang perlu mereka pelajari dalam
permainan ini. Mereka mungkin akan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Peralatan
yang digunakan dalam permainan ular tangga : dadu, pion, ular, tangga, dan papan. Peneliti

9
menganggap dengan penggunaan media ular tangga berbantu model NHT pada pembelajaran
IPA materi gaya berdampak positif pada hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Bulumulyo.
Model kooperatif NHT merupakan suatu model pengajaran yang membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok dan memberi mereka kesempatan secara individu untuk saling
bertukar pikiran dalam menangani permasalahan yang diberikan oleh pendidik sehubungan
dengan materi terkait dan memikirkan jawaban yang paling tepat (Muntasyir dalam Friesca
,2018:16). Hal ini terbukti dengan penerapkan media ular tangga berbantu model NHT dapat
meningkatnya hasil belajar IPA kelas IV SDN Bulumulyo 01.
Pembelajaran IPA materi gaya dapat menjadi pembelajaran yang inovatif,
menyenangkan, dan kreatif melalui pemanfaatan media pembelajaran ular tangga berbantu
model NHT . Sehingga pelajaran tidak monoton dan peserta didik tidak bosan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media ular tangga berbantu model NHT dapat meningkatkan
hasil belajar IPA kelas IV SDN Bulumulyo 01.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa peserta didik
kelas IV SDN Bulumulyo 01 mengalami peningkatan hasil belajar IPA dengan media ular
tangga berbantu model NHT. Rata-rata kelas siklus I sebesar 71,4 dengan tingkat ketuntasan
sebesar 55%, nilai terendah peserta didik pada siklus I sebesar 48, dengan nilai tertinggi sebesar
82. Nilai terendah pada siklus II adalah 56, nilai tertinggi yang dicapai peserta didik adalah 96,
dan rata-rata kelas 82,30 dengan tingkat ketuntasan mencapai 85%.
Dengan demikian cenderung terdapat peningkatan hasil belajar IPA pada materi gaya
melalui model NHT berbantuan media ular pada peserta didik kelas IV SDN Bulumulyo 01,
sehingga disarankan:
1. Media ular tangga berbantu model NHT berpotensi meningkatkan hasil belajar IPA
melalui penggunaan materi gaya. Hasilnya, guru dapat menggunakannya sebagai model
pembelajaran yang berbeda untuk meningkatka pemahaman materi gaya.
2. Media ular tangga berbantu model NHT dapat digunakan untuk pembelajaran yang
inovatif, menarik, dan kondusif.
Saran yang bisa disampaikan adalah
1. Penggunaan media ular tangga berbantu model NHTmerupakan salah satu bidang
penelitian yang diharapkan dapat membantu sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan.

10
2. Diharapkan guru menggunakan media ular tangga dan model NHT untuk
meningkatkan kompetensi dan hasil belajar peserta didik.
3. Peserta didik yang memanfaatkan media ular tangga berbantu model NHT dengan
materi gaya untuk meningkatkan kompetensi dan hasil belajar, diharapkan dapat
menjadikan temuan penelitian ini sebagai referensi bagi peneliti lain.
4. Bagi peserta didik, peserta didik kelas IV diharapkan serius dalam mengembangkan
pengalaman model NHT berbantuan media ular dan bangku loncatan untuk lebih
mengembangkan hasil belajar pada materi gaya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arenita, Friesca Candra. (2018). “Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) Terhadap Hasil Belajar Pada Keaktifan Peserta didik Pada Mata Pelajaran
IPA Kelas V SDN 3 Dokoro Wirosari”. Jurnal Guru Kita,Vol 2 (4) September 2018,
hlm. 76-82.https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jgkp/article/view/13578.
Arikunto, Suharsimi, dkk. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2013).Prosedur Penelitian. Jakarta:RinekaCipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
RinekaCipta.
Kurniati, Puji.,Fita, May Asri Untari., & Sulianto, Joko. (2020). Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Tematik Materi Penjumlahan Puluhan Menggunakan Metode Permainan
Media Ular Tangga. Journal of Education Action Research, Vol. 4, No. 4,
Tahun2020, pp. 407-414.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEAR/article/view/28506/16370 .
Samatowa, Usman. (2016). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.
Sudijono, Anas. (2014). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2014). MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: ALFABETA.
Suprijono, Agus. (2016). Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Wati, Anjelina. (2021). Pengembangan Media Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta didik Sekolah Dasar. JPGSD Vol. 2– No. 1, year (2021), page
68-73. file:///C:/Users/acer/Downloads/1728-Article%20Text-2947-1-10-
20210712-2.pdf .
Yusra, Zhahara. (2021). Pengelolaan LKP Pada Masa Pandemi Covid 19. Journal Lifelog
Learning, Vol. 4 No.1. 15-22(June 2021).file:///C:/Users/acer/Downloads/14873-

Article%20Text-36779-42239-10-20210609.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai