Anda di halaman 1dari 24

USUL PENELITIAN MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Judul

: Pengaruh Strategi Question Student Have terhadap


Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas
VIII

Nama

: Deris Dei Daeli

Nim

: 06111011041

Pembimbing : 1. Drs.Hamdi Akhsan, M.Si


2. Apit Fathurohman, S.Pd., M.Si
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kemajuan dalam pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan
suatu negara, oleh sebab itu perubahan demi perubahan dilakukan untuk
memajukan pendidikan. Mulai dari perubahan kurikulum sampai proses belajar
mengajar, baik itu pendekatan, model, strategi dan lain sebagainya. Semua
dilakukan demi terlaksananya proses belajar yang baik. Salah satu perubahan yang
dilakukan yaitu perubahan dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa
memberikan dampak yang sangat baik pada kemajuan proses pembelajaran,
karena membuat siswa lebih aktif. Namun guru juga memiliki peran yang penting
agar pembelajaran yang berpusat pada siswa ini dapat berjalan dengan baik.
Adapun peranan guru menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:173) adalah
menciptakan suasana bebas berfikir sehingga siswa berani bereksplorasi dalam
penemuan dan pemecahan masalah, fasilitator dalam penelitian, rekan dalam
klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah dan pembimbing
penelitian. Jika guru dapat menjalankan peranannya dengan baik, maka
pembelajaran yang berpusat pada siswa inipun akan berjalan dengan baik,
sebaliknya jika guru kurang mampu mengelolah kelas, maka pembelajaran ini
tidak akan berjalan. Siswa yang berani akan mampu mengikuti kegiatan
1

pembelajaran ini namun sebaliknya siswa yang pendiam dan penakut akan
bertindak pasif. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu memilih strategi yang
baik dalam mengelola kelas.
Dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam kurikulum 2013 siswa
dituntut untuk aktif bertanya untuk meningkatkan jiwa kritis dalam diri siswa.
Besar kecilnya keingintahuan siswa dan bagaimana konsep awal yang ia miliki
tentang sesuatu hal dapat ditunjukkan dengan pertanyaan yang ia sampaikan.
Semakin banyak siswa ingin tahu maka semakin banyak pertanyaan yang akan
timbul. Dari pertanyaan yang disampaikan kita bisa mengukur bagaimana
penguasaan konsep yang dimiliki oleh siswa yang bertanya. Tentunya pertanyaan
tidak akan timbul begitu saja, pertanyaan akan timbul setelah seseorang melihat,
mendengar atau merasakan. Hal inilah yang perlu dirangsang agar siswa dapat
menyampaikan pertanyaan. Dalam kegiatan pembelajaran seperti ini menuntut
setiap siswa harus mempunyai pertanyaan untuk disampaikan dan dibahas dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga siswa akan berperan aktif. Selain itu dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya guru jadi tahu hal apa yang
paling ingin diketahui oleh siswa, atau hal apa yang belum dipahami oleh siswa
dari materi yang telah dibahas.
Pertanyaan akan mendorong siswa untuk mencari tahu jawaban yang tepat
dengan membaca, mendengar, melihat, berdiskusi dan lain sebagainya
(Sagala,2011:203). Setelah memperoleh jawaban atau informasi kemudian mereka
menghubungkan pengetahuan yang sudah ada dalam pikiran dengan informasi
yang baru ia terima sehingga menjadi informasi yang lebih bermakna. Pertanyaan
yang diberikan diawal pembelajaran digunakan untuk mengetahui sejauh mana
persiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dan pertanyaan yang
diberikan diakhir proses pembelajaran digunakan untuk mengetahui pemahaman
siswa mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. Namun dalam proses
pembelajaran, ketika siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hanya sebagian
kecil siswa yang berani mengungkapkan pertanyaannya. Penyebabnya ada
berbagai macam, misalnya kurangnya motivasi belajar siswa, siswa malu
mengungkapkan pertanyaannya, siswa takut kalau pertanyaan yang akan ia
sampaikan salah. Hal ini dapat menghambat penguasan konsep siswa, ketika

siswa tidak paham mengenai materi yang sedang dipelajari dan ia takut untuk
bertanya, maka ia akan tetap tidak paham.
Pythagoras, seorang guru filsafat Yunani kuno (Sentanu, 2007)
mengatakan bahwa kualitas hidup seseorang sangat ditentukan oleh kualitas
pertanyaannya, semakin progresif sebuah pertanyaan, semakin sukses orang
tersebut dalam menjalani kehidupannya. Jika seorang siswa sudah takut atau malu
untuk bertanya, bagaimana ia bisa meningkatkan kualitas hidup dan
menyukseskan kehidupannya di masa depan? Progresif yang dimaksud menurut
kamus besar bahasa Indonesia, (2008) adalah semakin meningkatnya kualitas
pertanyaan yang di buat siswa. Tingkatan-tingkatan dalam Taksonomi Bloom
dapat digunakan untuk mengukur perkembangan kognitif siswa dalam membuat
pertanyaan-pertanyaan yang progresif. Tingkatan-tingakatan taksonomi Bloom
yang terdapat pada pertanyaan-pertanyaan siswa yaitu urutan pertanyaan untuk
mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke tingkat yang
lebih tinggi dan kompleks. Tingkatan-tingkatan itu diantaranya adalah mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, evalusai dan membuat/mencipta.
Diperlukan strategi yang tepat agar seluruh siswa dapat berperan aktif dalam
bertanya, sehingga keterampilan bertanya seluruh siswa menjadi lebih baik dan
berdampak positif terhadap pemahaman konsep serta hasil belajar siswa.
Strategi Question Student Have

adalah salah satu tipe dari model

pembelajaran aktif (aktif learning). Dalam proses pembelajaran menggunakan


strategi Question Student Have siswa akan menuangkan pertanyaan yang ia miliki
secara tertulis ke dalam sebuah kertas yang sudah disediakan, hal ini dilakukan
setelah guru menyampaikan materi, kemudian perserta didik memilih pertanyaanpertanyaan yang penting untuk dijawab, lalu pertanyaan tersebut didiskusikan
secara berkelompok, dalam proses ini akan terjadi interaksi saling bertukar pikiran
antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Pertanyaan-pertanyaan
yang dibuat oleh siswa tersebut kemudian dianalisis menurut tingkatan taksonomi
Bloom untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa dan kemampuan bertanya
siswa.
Dalam penelitian Penerapan Strategi Pembelajaran Qustion Student Have
untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N

1 Rimba Melintang Tahun Pelajaran 2011/2012 oleh Yustini Yusuf dkk (2012),
pembelajaran dengan strategi Question Student Have dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa. Kemudian dalam penelitian Penerapan Startegi
Pebelajaran Aktif Tipe Question Student Have Melalui Pendekatan Kontekstual
pada Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP N 5 Padang Panjang oleh
Rezy Puspita Afriyeti (2014), pembelajaran Question Student Have meningkatkan
hasil belajar siswa. Dengan demikian strategi Question Student Have
memberikan pengaruh yang baik terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.
Namun belum diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap keterampilan bertanya
siswa ketika diterapkan strategi Question Student Have khususnya pada mata
pelajaran fisika.
Setelah dilakukan observasi, sebagain besar siswa SMP N 1 Indralaya
Utara dalam proses belajar mengajar tidak ada yang bertanya ketika diberi
kesempatan oleh guru untuk bertanya. Para siswa titersebut tidak bertanya karena
takut ada juga yang malu untuk bertanya. Hal ini berdampak buruk terhadap
pemahaman materi dan hasil belajar, maka dari itu perlu dilakukan penelitian
untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa agar pemahaman dan hasil
belajar siswa menjadi lebih baik.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan

judul

Pengaruh

Strategi

Question

Student

Have

terhadap

Keterampilan Bertanya Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII Indralaya


Utara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh strategi Questoin
Student Have terhadap keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran fisika di
SMP N 1 Indralaya Utara KelasVIII.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
strategi Questoin Student Have terhadap keterampilan bertanya siswa dalam
pembelajaran fisika di SMP N 1 Indralaya Utara KelasVIII.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat :
1. Bagi guru
Sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan di sekolah
2. Bagi siswa
Melalui pembelajaran mengunakan strategi Question Student Have
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman bagi peneliti mengenai pembelajaran di
sekolah yang akan sangat berguna bagi peneliti dan dapat menerapkan
teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan
4. Bagi Peneliti lain
Dapat menjadi referensi bagi peneliti lain jika ingin melakukan
penelitian
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Hakikat Belajar Fisika
Sains merupakan suatu cara berpikir untuk memahami suatu gejala alam,
suatu cara untuk menyelidiki gejala alam, dan sebagai batang tubuh keilmuwan
yang diperoleh dari suatu penyelidikan. Menurut Teller (dalam Supriyadi, 2010: 2)
menyatakan bahwa tinjauan yang penting dari sains adalah studi tentang alam dan
pengertiannya dapat dipakai sebagai dasar munculnya suatu pengetahuan baru
yang didasari atas kekuatannya di dalam meramalkan dan keterpakaiannya di
dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, sains dapat didefinisikan sebagai ilmu
yang dirumuskan, dalam artian keilmuan yang diperoleh dengan aturan main
terstandar yang baku. Sains termasuk fisika, merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari gejala alam. Oleh karena itu, untuk mempelajari fisika muncul
adanya aktivitas dalam bentuk pengamatan atau eksperimen. Berdasarkan Kamus
Besar Bahasa Indonesia, fisika adalah ilmu tentang zat dan energi (seperti panas,
cahaya, dan bunyi).
Ada beberapa fisikawan mendefinisikan fisika sebagai ilmu pengetahuan
yang tujuannya mempelajari bagian dari alam dan interaksi yang terjadi diantara
bagian tersebut termasuk menerangkan sifat-sifatnya dan juga gejala lainnya yang
dapat diamati. Fisika adalah bagian dari sains. Sains berasal dari kata scientia
yang berarti pengetahuan. Menurut Supriyono Koes (2003:4) membicarakan
hakikat fisika sama halnya dengan membicarakan hakikat sains karena fisika

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sains. Oleh karena itu, karakteristik
fisika pada dasarnya sama dengan karakteristik sains pada umumnya. Kaitannya
dalam pembelajaran fisika, objek yang diajarkan adalah fisika. Sedangkan fisika
pada dasarnya sama dengan karakteristik sains pada umumnya, maka dalam
belajar fisika tidak terlepas dari penguasaan konsep- konsep dasar fisika, teori,
atau masalah baru yang memerlukan jawaban melalui pemahaman sehingga ada
perubahan dalam diri siswa. Untuk mendapatkan suatu konsep maka diperlukan
suatu cara yaitu metode ilmiah atau scientific methods.
Menurut Percy Bridgmans (Supriyadi, 2010: 5) menyatakan bahwa
scientific methods lebih dari sekedar metode biasa dimana dengan metode ilmiah
ini kita dapat mengerjakan lebih dari satu pengertian dan tanpa adanya rintangan
untuk dapat menyelesaikan segala permasalahan yang timbul. Adanya masalah
akan muncul jawaban sementara atau hipotesa setelah adanya pemikiranpemikiran dari kajian teori atau pengalaman lainnya. Dengan melakukan
percobaan atau observasi, dan meneliti tentang fenomena maka akan mendapatkan
fakta yang akurat. Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah bahwa karakteristik
fisika tidak terlepas dari adanya karakteristik sains pada umumnya. Karakteristik
sains itu sendiri adalah penyelidikan berdasarkan masalah untuk memahami suatu
gejala alam sehingga didapatkan sebuah hukum, teori, konsep atau masalah baru
untuk diteliti lebih lanjut.
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam, jadi
peristiwa fisika dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari bersifat nyata dan
kontekstual. Fenomena-fenomena alam yang terjadi dapat dijelaskan dengan
fisika. Dengan fisika kita dapat menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari, karena sifatnya yang kongkret maka sering kali timbul pertanyaanpertanyaan dari siswa yang seharusnya bisa dijelaskan secara fisika tentang
pengalaman mereka sehari-hari. Namun pertanyaa-pertanyaan tersebut sering kali
tidak tersampaikan karena siswa takut untuk bertanya, oleh sebab itu diperlukan
metode yang tepat agar siswa bisa menyampaikan pertanyaan mengenai hal-hal
yang mereka ingin ketahui.
2.2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah urut-urutan kegiatan yang dipilih untuk
menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan tertentu yang mencakup

pengaturan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik


(Suprijono:83).
Sedangkan menurut Kemp (Sanjaya,2009:126) strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan
pendapat Kemp, Dick dan Carey (Sanjaya,2009:126) menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan
secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam proses belajar mengajar yang
diterapkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.3.1

Strategi Question Student Have


Suprijono (2009:108) menjelaskan bahwa Question Student Have

merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Strategi ini dikembangkan oleh


Melvin L, Siberman. Ia mengungkapakan bahwa strategi ini tidak membuat siswa
takut untuk memperlajari apa yang mereka butuhkan dan harapkan. Strategi ini
memanfaatkan taknik yang mengundang partisipasi melalui penulisan, bukannya
pembicaraan (Siberman, 2011:91). Strategi Question Student Have merupakan
pembelajaran dengan karakteristik adanya pertanyaan yang diajukan siswa.
Dengan demikian guru dapat mengetahui hal yang tidak dipahami siswa dan dapat
menimbulkan partisipasi siswa untuk mengungkapkan pertanyaan dalam
pebelajaran. Kemudian siswa dan guru mendiskusikan jawaban dari pertanyaan
tersebut sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih baik.
Pada semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan antara siswa
dengan siswa, guru dengan siswa, siswa dengan guru.
Question Student Have merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
menekankan pada siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat serta mengukur
sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Dalam
pembelajaran

ini

memberikan

kesempatan

bagi

siswa

untuk

saling

mengemukakan pendapat, pertanyaan maupun jawaban mengenai materi yang


akan dibahas.
Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
seringkali siswa sulit untuk memberikan pertanyaan apalagi secara lisan. Hal ini
7

dapat disebabkan karena siap belum siap untuk mengajukan pertanyaan atau siswa
malu untuk bertanya karena takut pertanyaannya salah. Strategi Question Student
Have ini adalah petunjuk yang baik agar siswa lebih tertantang untuk membuat
pertanyaan yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami
materi pelajaran terlebih dahulu.
Berikut ini adalah prosedur dalam proses pemebelajaran menggunakan
strategi Question Student Have (QSH) yang diungkapkan oleh Siberman :
1. Berikan kartu indeks kosong kepada tiap siswa.
2. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka ikuti.
3. Bagikan kartu tersebut keseluruh kelompok searah jarum jam. Ketika
masing-masing kartu dibagikan kepada siswa berikutnya, dia harus
membacanya dan memberi tanda centang pada kartu itu jika berisis
pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi siswa yang
membacanya.
4. Ketika semua kartu siswa kembali kepada pemiliknya, tiap siswa harus
meninjau semua pertanyaan kelompok. Sampai disini kenali pertanyaan
yang menerima banyak suara (tanda centang). Berikan jawaban kepada
masing-masing pertanyaan dengan (a) memberikan jawaban langsung dan
singkat; (b) menunda pertanyaan hingga waktu yang lebih tepat; atau (c)
mengemukakan bahwa untuk saat ini anda belum mampu menjawab
pertanyaan atau persoalan ini (janjikan jawaban secara pribadi jika
memungkinkan).
5. Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan mereka secara sukarela,
sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda centang)
paling banyak.
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu mungkin berisi pertanyaan yang
dapat anda jawab pada pelajaran atau pertemuan mendatang.
Question Student Have merupakan salah satu strategi dari model
pembelajaran kooperatif (coopertive learning) maka sintaks pembelajarannya
mengikuti model pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif (Suprijono,2013)

FASE-FASE
Fase 1 : Present goals and set
Menyampaikan

PERILAKU GURU
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

tujuan

dan mempersiapkan peserta didik untuk

mempersiapkan peserta didik


Fase 2 : Present Information

belajar
Mempresentasikan informasi kepada

Menyajkan informasi
Fase 3 : Organize student into

peserta didik secara verbal


Memberikan
penjelasan

learning teams

peserta

didik

Mengorganisir peserta didik ke dalam pembentukan

tentang
tim

kepada
tata

cara

belajar

dan

tim-tim belajar

membantu kelompok

Fase 4 : Assist team ework and study

transisi yang efisien


Membantu tim-tim belajar selama

Membantu kerja tim dan belajar


Fase 5 : Test on the materials

peserta didik mengerjakan tugas


Menguji pengetahuan peserta didik

Mengevaluasi

mengenai

berbagai

pembelajaran
kelompok
Fase 6 : Provide recognition
Memberikan
penghargaan

pengakuan

melakukan

atau

materi
kelompok-

mempresentasikan

hasil

kerjanya
Mempersiapkan cara untuk mengakui
atau usaha dan presentasi individu maupun
kelompok

Dari urian diatas langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi


Question Student Have dapat dilakukan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;


Guru menyampaikan materi pelajaran;
Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok;
Guru membagikan kertas kosong dan meminta siswa membuat pertanyaan
mengenai materi yang baru dipelajari/telah disampaikan oleh guru
(pertanyaan mengenai hal yang mereka belum pahami atau hal yang

mereka ingin ketahui);


5. Kertas yang sudah berisi pertanyaan diberikan kepada teman yang
disebelah kanan (diputar searah jarum jam) dalam setiap kelompok;

6. Siswa yang mendapat kertas membaca pertanyaan dan memberikan tanda


centang jika pertanyaan tersebut dianggap penting. Kertas terus diputar
sampai kembali kepada pemilik semula;
7. Kelompok memilih pertanyaan yang banyak diberi tanda centang.
Pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan kelompok;
8. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dilemparkan kekelompok lain untuk
dijawab atau dapat dijawab langsung oleh guru;
9. Guru memberikan evaluasi;
10. Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran;
11. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
2.4 Keterampilan Bertanya
Menurut Hanafiah dan Suhana (2012:74) proses bertanya begitu berarti
dalam rangka: Membangun perhatian (attention building); Membangun minat
(interest building); Membangun motivasi (motivation building); Membangun
sikap (aptittude building); Membangun rasa keingintahuan (curiusity building);
Membangun interaksi antar siswa dengan siswa; Membangkitkan interaksi antar
siswa dan guru; Interaksi antara siswa dengan lingkungannya secara kontekstual;
Membangun lebih banyak lagi pertanyaan yang dilakukan siswa dalam rangka
menggali

dan

menemukan

lebih

banyak

informasi

(pengetahuan)

dan

keterampilan yang diperoleh oleh peserta didik.


Pythagoras, seorang guru filsafat Yunani kuno (Sentanu, 2007)
mengatakan bahwa kualitas hidup seseorang sangat ditentukan oleh kualitas
pertanyaannya, semakin progresif sebuah pertanyaan, semakin sukses orang
tersebut dalam menjalani kehidupannya. Jika seorang siswa sudah takut atau malu
untuk bertanya, bagaimana ia bisa meningkatkan kualitas hidup dan
menyukseskan kehidupannya di masa depan? Progresif yang dimaksud menurut
kamus besar bahasa Indonesia, (2008) adalah semakin meningkatnya kualitas
pertanyaan yang di buat siswa. Tingkatan-tingkatan dalam Taksonomi Bloom
dapat digunakan untuk mengukur perkembangan kognitif siswa dalam membuat
pertanyaan-pertanyaan

yang

progresif.

Tingkatan-tingakatan

taksonomi

Bloom yang terdapat pada pertanyaan-pertanyaan siswa yaitu urutan pertanyaan


untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke tingkat
yang lebih tinggi dan kompleks. Tingkatan-tingkatan itu diantaranya adalah

10

mengingat,

memahami,

mengaplikasikan,

menganalisis,

evalusai

dan

membuat/mencipta.
2.5 Taksonomi Bloom Revisis
Berikut adalah tabel taksonomi Bloom
Tabel 2.1 Ranah Kognitif-Pengetahuan
No
1

Kategori
Mengingat

Penjelasan
Kemampuan
menyebutkan kembali
informasi / pengetahuan
yang tersimpan dalam
ingatan.

Memahami

Kemampuan
memahami
instruksi
dan
menegaskan
pengertian/makna ide
atau konsep yang telah
diajarkan baik dalam
bentuk lisan, tertulis,
maupun grafik/diagram

Menerapkan

Kemampuan
melakukan sesuatu dan
mengaplikasikan
konsep dalam situasi
tetentu.
Contoh:
Melakukan
proses
pembayaran gaji sesuai
dengan sistem berlaku.

Kata Kerja Kunci


Mendefinisikan, menyusun
daftar,
menjelaskan,
mengingat,
mengenali,
menemukan
kembali,
menyatakan,
mengulang,
mengurutkan,
menamai,
menempatkan,
menyebutkan.
Menerangkan, menjelaskan,
menterjemahkan,
menguraikan, mengartikan,
menyatakan
kembali,
menafsirkan,
menginterpretasikan,
mendiskusikan, menyeleksi,
mendeteksi,
melaporkan,
menduga,
mengelompokkan, memberi
contoh,
merangkum
menganalogikan,
mengubah, memperkirakan.
Memilih, menerapkan,
melaksanakan, mengubah,
menggunakan,
mendemonstrasikan,
memodifikasi,
menginterpretasikan,
menunjukkan,
membuktikan,
menggambarkan,
mengoperasikan,
menjalankan
memprogramkan,
mempraktekkan, memulai.
11

Mengevaluasi

Kemampuan
menetapkan
derajat
sesuatu
berdasarkan
norma, kriteria atau
patokan tertentu

Mencipta

Kemampuan
memadukan unsurunsur
menjadi sesuatu bentuk
baru yang utuh dan
koheren, atau membuat
sesuatu yang orisinil

Mengkaji
ulang,
mempertahankan,
menyeleksi,
mempertahankan,
mengevaluasi, mendukung,
menilai,
menjustifikasi,
mengecek,
mengkritik,
memprediksi,
membenarkan,
menyalahkan.
Merakit,
merancang,
menemukan, menciptakan,
memperoleh,
mengembangkan,
memformulasikan,
membangun, membentuk,
melengkapi,
membuat,
menyempurnakan,
melakukan
inovasi,
mendisain,
menghasilkan
karya.

Pada tingkatan mengingat, siswa bertanya seputar apa yang telah guru atau
orang lain ajarkan pada siswa. Siswa hanya ingin tahu lebih banyak tentang
pelajaran tersebut untuk menambah pengetahuannya. Bentuk pertanyaan yang
dibuat siswa pada tingkatan ini biasanya merupakan pertanyaan apa, siapa,
mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana. Pada tingkatan pemahaman, siswa
bertanya seputar apa yang telah ia pelajari dan ingin memahaminya lebih jauh.
Biasanya siswa pada tingkatan ini menayakan pengertian, maksud dan tujuan,
kegunaan, perbedaan dan persamaan, dan lain-lain. Pada tahapan aplikasi, siswa
bertanya seputar bagaimana cara menerapakan suatu pelajaran yang telah ia dapat
ke kehidupan nyata. Biasanya siswa bertanya tentang cara, langkah-langkah,
contoh, akibat, dan lain-lain. Pada tingkatan analisis, pertanyaan siswa merupakan
perwakilan dari pendapatnya tentang suatu pelajaran yang telah ia kritisi. Pada
tingkatan sintesis, siswa bertanya tentang bagaimana menghubungkan beberapa
informasi dan pengetahuan yang telah ia dapat untuk menyelesaikan suatu
masalah atau untuk menciptakan pengetahuan yang baru. Pada tingkatan evaluasi,

12

pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan siswa adalah berupa evaluasi hasil belajar


mereka di kelas. Pada tingkat mencipta, pertanyaan-pertanyaan yang ering
dilontarkan bagaiamana memciptakan, membuat, mengembangkan, inovasi untuk
menghasilkan suatu karya. Jadi dari pertanyaan yang dibuat oleh siswa kita
mampu melihat bagaimana pemahaman konsep siswa dari bahan yang telah
diajarkan. Setelah mengetahui letak dimana siswa tidak paham, kita dapat
menanggulanginya dengan mediskusikannya kembali.. Jadi dari pertanyaan yang
dibuat oleh siswa kita mampu melihat bagaimana pemahaman konsep siswa dari
bahan yang telah diajarkan. Setelah mengetahui letak dimana siswa tidak paham,
kita dapat menanggulanginya dengan mediskusikannya kembali.
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, peneliti menduga strategi Question
Student Have berpengaruh terhadap keterampilan bertanya siswa dalam
pembelajaran fisika di SMA N 1 Indralaya Utara Kelas XI
3. Metodelogi Penelitian
3.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik
penelitian. Adapun objek dari penelitian ini yaitu :
Variabel bebas

: Pengaruh strategi Question Student Have

Variabel terikat

: Keterampilan bertanya Siswa SMA N 1 Indralaya Utara


Kelas XI

3.2 Definisi Oprasional Variabel


Question Student Have merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
menekankan pada siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat serta mengukur
sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Dalam
pembelajaran

ini

memberikan

kesempatan

bagi

siswa

untuk

saling

mengemukakan pendapat, pertanyaan maupun jawaban mengenai materi yang


akan dibahas.
Keterampilan

bertanya

adalah

kemampuan

seseorang

untuk

menyampaikan pertanyaan atau hal-hal yang ingin ia ketahui. Keterampilan


bertanya ini juga dapat digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa

13

tentang materi yang dibahas dan sejauh mana keingintahuannya serta besar
kecilnya motivasi siswa untuk belajar.
3.3 Populasi Penelitian
Yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII SMP N 1 Indralaya Utara sebanyak 3 kelas.
3.4 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh siswa kelas VIII.A
SMP N 1 Indralaya Utara yang berjumlah 32 orang.
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun akademik
2015/2016 SMP N 1 Indralaya Utara.
3.6 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan motode deskriptif-kuantitatif dengan
eksperimen semu (quasi eksperiment) menggunakan desain one group pre-test
and post-tes design.
Pola :

01

02

01 disebut pre-test, 02 disebut post-test dan X adalah treatment (Question Student


Have). Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02-01 diasumsikan sebagai efek dari
treatment atau eksperimen (Arikunto,2002:78).
3.7 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
3.7.1

Tahap persiapan
1. Menentukan sampel yang akan diteliti
2. Melakukan observasi awal
3. Menentukan kompetensi dasar yang akan diajarkan
4. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
5. Membuat instrumen penelitian seperti soal tes dan lembar observasi
6. Mengadakan validitas instrumen dengan dosen pebimbing dan guru
mata pelajaran di sekolah tersebut

14

3.7.2

Tahap pelaksanaan
1. Memberikan perlakuan kepada siswa dengan menerapkan strategi
Question Student Have langkah sebagai berikut :
a. Membagi kelas menjadi 4 kelompok
b. Membagikan kertas kosong kepada setiap peserta didik
c. Peserta didik diminta menuliskan pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang sedang dipelajari
d. Dalam tiap kelompok putarlah kertas tersebut searah dengan jarum
jam
e. Setiap anggota yang mendapatkan pertanyaan memberi tanda (v)
jika pertanyaan tersebut dianggap penting
f. Perputaran berhenti sampai kertas tersebut kembali pda pemiliknya
masing-masing
g. Pertanyaan yang mendapat suara terbanyak menjadi milik
kelompok
h. Setiap kelompok melaporkan pertanyaan yang mereka peroleh
i. Guru menyeleksi pertanyaan yang sama dari setiap kelompok
j. Pertanyaan yang sudah diseleksi dikembalikan kepada peserta didik
untuk dijawab.
2. Setiap KBM dilakukan observasi untuk mengamati aktivitas siswa
ketika mengikuti proses pebelajaran dengan strategi Question Student
Have
3. Memberikan post-test untuk mengetahui pemahaman konsep siswa
setelah diterapkan strategi Question Student Have
4. Mengolah data hasil post-test serta menganalisis hasil observasi.

3.7.3

Tahap Akhir
1. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengolahan data dan hasil observasi
2. Memberikan saran-saran terhadap aspek penelitian yang kurang
memadai

15

3.8 Desain Penelitian


DESAIN PENELITIAN
Pendahuluan

Perumusan masalah, survei pendahuluan, menentukan subjek penelitian, dan menentukan subjek penelitia

Persiapan

Menentukan dan menyusun instrumen RPP, Question Student Have, soal tes, dan le

Validitas
Validitas instrumen soal tes

Pelaksanaan penelitian
Pre-test

Treatment (Perlakuan)
Siswa diberi pengajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Questio

Post-test
Analisa data
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran

16

3.9 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :
3.9.1

Tes
Didalam penelitian ini dilakuakn dua kali test yaitu pre-test dan post-test.

Pre-tes dilakukan diawal pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan awal


siswa. Sedangkan post-test dilakukan diakhir pembelajaran untuk mengetahui
penguasaan konsep siswa setelah diterapkan strategi Question Student Have. Jenis
tes yang diberikan adalah test ganda pilihan .
3.9.2

Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas siswa dan untuk mengetahui

sejauh mana pelaksanaan strategi Question Student Have ini memperlihatkan


indikator tercapainya tujuan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan pada
saat pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
Observasi dilakukan oleh observer. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data
pendukung yang berhubungan erat dengan pemahaman konsep yaitu keaktifan
belajar siswa.
3.10
Teknik Analisis Data
3.10.1 Analisis Instrumen Tes
3.10.1.1
Uji Validitas Tes
Validitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan single test
formula Spaerman-Brown model genap ganjil. Dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
17

1. Menentukan skor dari butir-butir item yang benar


2. Menenukan skor total dari setiap individu yang dites
3. Mencari (menghitung) koefisien r product moment

dengan

menggunakan rumus:
X
Y

2
}{N Y 2 (Y ) }

2
X
{N

XY
N
r xy =
2

Dimana:
r xy =r hitung

: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X
Y
N

..........(3.1)

: jumlah skor item


: jumlah skor total
: jumlah responden
Menurut

Arikunto

(2009:75),

kriteria

koefisien

korelasi

seperti

ditunjukkan pada tabel 3.1


Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi
0,000 0,200
0,200 0,400
0,400 0,600
0,600 0,800
0,800 1,000

Kriteria
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi

18

Harga

r hitung

dibandingkan dengan

r tabel

pada tabel product moment.

Jika r hitung >r tabel berarti butir soal valid


3.10.1.2
Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes dapat menggunakan rumus
Spearman-Brown sebagai berikut :
2 xr1 1
r 11 =

22

..........(3.2)

(1+ r 1 1 )
22

Dimana :
r 11
r1 1
22

: korelasi reabilitas yang sudah disesuaikan


: korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Kemudian harga

r 11 dibandingkan dengan

r tabel

pada tabel product moment.

Bila r 11 >r tabel , maka instrumen ini reliabel.

3.10.1.3
Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk mengetahui besar kecilnya angka indeks diskriminasi item dapat
digunakan rumus berikut :
D=

B A BB
=P A PB
J A JB

..........(3.3)

Dimana:
D

: indeks diskriminasi item

JA

: banyaknya peserta kelopok atas

JB

: banyaknya peserta kemlompok bawah

BA

: banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB

: banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

19

PA

: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB

: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2009:218) adalah :


D:

0,00 0,20

: jelek (poor)

D:

0,20 0,40

: cukup (satisfaktory)

D:

0,40 0,60

: baik (good)

D:

0,60 1,00

: baik sekali (excellent)

D:

negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D
negatif sebaiknya dibuang saja.

3.10.1.4
Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Rumus mencari P adalah:
P=

Dimana :

B
JS

..........(3.4)

: Taraf kesukaran

: Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS

: Jumlah seluru siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut.


Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukara Soal(Arikunto,2009)
Koefisien
0,10 - 0,30
0,30 - 0,70
0,70 1,00

Interpretasi
Soal sukar
Soal sedang
Soal mudah

3.10.1.5
Kualitas Pengecoh
Option atau alternatif yang digunakan berkisar antara tiga sampai lima
buah, dan dari kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu,
salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban betul, sedangkan sisanya adalah
merupakan jawaban salah. Distraktor menjalankan fungsinya dengan baik yaitu

20

apabila distraktor tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5% dari seluruh


peserta tes.
3.10.2 Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas siswa dan untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan strategi Question Student Have ini memperlihatkan
indikator tercapainya tujuan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan pada
saat pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
Observasi dilakukan oleh observer. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data
pendukung yang berhubungan erat dengan pemahaman konsep yaitu keaktifan
belajar siswa.

3.11
Teknik Analisis Data
3.11.1 Uji Normalitas Data
Uji statistik parameter t atau uji t baru dapat digunakan jika data
terdistribusi secara normal. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji normal untuk
mengetahui apakah yang dianalisis normal atau tidak. Rumus yang digunakan
adalah rumus chi-kuadrat:
2

(f f )
X = 0 h
fh
2

Dimana :

f0

: frekuensi yang diobservasi

fh

: frekuensi yang diharapkan

..........(3.5)

Jik X2hitung > X2tabel, maka data terdistribusi normal.


3.11.2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dengan menggunakan teknik t-test. Bila data yang diperoleh
terdistribusi normal, maka statistik t digunakan adalah:
t=

Md

d
N (N1)

..........(3.6)

21

M d : Mean dari deviasi antara post-test dan pre-test

Dimana :

Xd

: Deviasi masing-masing subjek (d-Md)

: jumlah kuadrat deviasi

: banyak sampel

Dengan kriteria pengujian, terima Ho jika thitung < ttabel dan tolak Ho jika

thitung > ttabel. Namun, jika datanya ternyata tidak berdistribusi normal, maka uji
hipotesisnya menggunakan statistik nonparametris, yaitu uji Wilcoxon.

n( n+1)
4
z=
n(n1)(2 n+1)
24
T

Dimana :

..........(3.7)

T : jumlah jenjang/rangking yang kecil


n : banyak sampel

3.11.3 Analisis Data Observasi


Data observasi dianalisis dengan cara memberikan skor untuk setiap
deskriptor pada penelitian berdasarkan ketentuan seperti pada tabel 3.
Tabel 3.5 Sistem Penskoran Data Observasi
Skor
1
2
3
4

Kriteria
Bila tidak ada satupun deskriptor yang tampak
Bila ada satu deskriptor yang tampak
Bila ada dua deskriptor yang tampak
Bila ada tiga deskriptor yang tampak

Data yang diperoleh melalui lembar observasi diberi skor 1-4. Sesuai dengan
penskoran di atas, maka setiap siswa mendapat skor maksimum 16 dan skor
minimum 4 pada setiap indikator. Setelah diperoleh data observasi, untuk melihat
persentase aktivitas siswa tersebut, maka data yang telah diperoleh dianalisis
menggunakan rumus :
22

Presentase aktivitas siswa=

skor yang diperoleh


x 100
skor maksimum

..........(3.11)

3.11.4 Analisis Keterampilan Bertanya


Untuk mengetahui keterampilan bertanya siswa dilakukan dengan
mengumpulkan pertanyaan-pertaanyaan yang telah dibuat oleh siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dianalisis
menurut tingkatan taksonomi Bloom lalu dijelaskan secara deskriptif.
Daftar pustaka
Afriyeti, Rezy Puspita. 2014. Penerapan Startegi Pebelajaran Aktif Tipe Question
Student Have
Matematika

Melalui Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran


di

Kelas

VIII

SMP

Padang

Panjang.

http://jurnal.umsb.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/JURNAL-REZYPUSPITA-AFRIYETI.pdf. Diakses tanggal 17 Februari 2014


Anita, Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Aneka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktek.
Jakarta: Aneka Cipta.
Djamarah dan Zaini. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : Rineka Cipta.
Hamdi. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: Reflika Aditama.
Opriyana, Desti. 2011. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index
Card Match Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Pokok Bahasan
Kemagnetan Di Kelas IX SMP Cinta Manis. Skripsi. Indralaya : FKIP
Universitas Sriwijaya.

23

Safitri, Riska Rengganis. 2012. Model Pembelajaran TGT dalam Meningkatkan


Penguasaan konsep dan Kemampuan Berfikir Siswa pada Konsep Sistem
Gerak Manusia.
http://repository.upi.edu/10870/1/s_bio_0708576_table_of_content.pdf.
Diakses tanggal 17 Februari 2015.
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sentanu, E. (2007). Quantum Ikhlas: Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati. Jakarta:
Elex Media Komputindo
Silberman, Melvin L. 1996. Aktive Learning. Dialih bahasakan oleh Raisul
Muttaqien. 2011. Bandung: Nuansa Media.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperatif Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana
Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2013. Belajar dan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta: Bumi Askara.
Yusuf, Yustini dkk. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student
Have untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas
VIII SMP N 1 Rimba Melintang Tahun Pelajaran 2011/2012. Lingua:
Jurnal Biogenesis, 8 (2): 12-21

24

Anda mungkin juga menyukai