Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran".

Dengan kata lain metode ini digunakan dalam konteks pendekatan secara personil

antara guru dengan siswa supaya siswa tertarik dan menyukai dengan materi yang

diajarkan. Suatu pelajaran tidak akan pernah berhasil jika tingkat antusias siswa

berkurang. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tentunya Guru harus selalu aktif

dalam pemilihan metode pembelajaran. dikarenakan daya tampung siswa / daya

serap siswa sangatlah berbeda, siswa satu dengan yang lainnya tentunya ada

perbedaan tidak semuanya bisa dikatakan sama rata. nah disini tuntutan bagi Guru

untuk pandai - pandainya dalam pemilihan metode pembelajaran supaya siswa

dapat menyerap semua materi pelajaran secara sempurna dan bisa dikatakan

pembelajaran yang berhasil.

Sebagaimana yang telah diulas diatas bahwasanya daya serap siswa sangatlah

bebeda, maka Guru disini sangat dibutuhkan dalam pemilihan strategi

pembelajaran.

Apa itu strategi Pembelajaran? Menurut (Hasibun, 2004:3) bahwa

"Strategi Pembelajaran adalah pola umum perbuatan gutu dan siswa dalam

kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar". Hal tersebut harus dilakukan

oleh seorang guru untuk menghadapi perbedaan daya serap siswa sehingga tujuan

1
pembelajaran bisa tercapai dengan sempurna. Dengan kata lain bahwa Metode

Pembelajaran sangatlah penting dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.

siswa tidak akan berhasil dalam belajarnya jika metode pelajaran kurang tepat

dengan kata lain siswa kurang tertarik dengan proses belajarnya. jika siswa sudah

senang dengan metode pelajaran yang dibawakan oleh guru maka siswa akan

mudah untuk menerima pelajaran dengan baik.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran dilakukan berbagai cara

diantaranya harus menguasai teknik-teknik penyajian atau disebut juga dengan

metode mengajar, penggunaan metode atau alat yang sesuai dan sebagainya.

semua ini diupayakan agar siswa termotivasi untuk belajar sehingga dapat

mendukung pencapaian tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah

guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah

satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar

mengajar. "Dari analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan

metode sebagai alat motivasi intrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai

alat untuk mencapai tujuan. dengan demikian metode mengajar adalah strategi

pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan yang

penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajaran yang tepat

akan: meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.

Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang

dibicarakan mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa sebab berpikir

itu sendiri adalah bertanya menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan

2
yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik

memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan sebelum penelitian di Siswa SMA

Negeri 1 Ratahan bahwa dalam belajar siswa cenderung pasif dan tidak bergairah

dalam belajar, siswa hanya menerima begitu saja materi pelajaran yang diberikan

gurunya. tidak terlihat adanya interaksi dari siswa, seharusnya dalam prses belajar

mengajar adanya umpan balik antara guru dengan siswa. Hal diatas dapat terjadi

karena guru hanya aktif memberi informasi saja, sedangkan siswa secara pasif

mendengarkan keterangan guru. siswa kelihatan enggan berpartisipasi dalam

bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat-pendapat, sehingga

suasana kelas menjadi tidak hidup. demikian juga guru, mungkin kurang siap

terhadap bahan yang akan disampaikan yang akhirnya guru bertanya seenaknya.

Hal ini menyebabkan siswa malah menjadi bingung dan bahkan siswa malas

belajar. dengan demikian otomatis hasil belajar siswa menjadi rendah. Berbagai

cara dapat dilakukan guru untuk memotivasi siswa dalam belajar, salah satunya

adalah dengan penerapan metode mengajar. Metode mengajar yang mengaktifkan

siswa salah satunya adalah metode tanya jawab. selain itu, Plato mengatakan

bahwa "apabila guru menginginkan muridnya memeroleh pengetahuan yang

banyak, hendaknya ia menggunakan metode tanya jawab dalam pengajarannya.

Salah seorang tokoh pendidikan mengatakan bahwa bertanya adalah salah satu

seni yang indah dalam belajar mengajar. Metode tanya jawab dapat dilaksanakan

secara klasikal maupun secara kelompok, antara guru dengan siswa atau antara

siswa dengan siswa. pertanyaan dapat berasal dari siswa, guru, ataupun buku-

3
buku sumber pertanyaan -pertanyaan yang akan diajukan oleh guru, hendaknya

tercantum Rencana Pengajaran (RP). Berdasarkan uraian di atas penulis

berkeinginan untuk meneliti masalah ini dengan judul “Pengaruh Metode tanya

Jawab terhadap Hasil belajar Siswa SMA Negeri 1 Ratahan”

Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada

saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa, guru bertanya dan siswa

menjawab atau siswa bertanya dan guru menjawab, dalam komunikasi ini terlihat

hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa'' (R. Ibrahim,

1996 : 106). Memberi pertanyaan kepada siswa merupakan kegiatan yang tidak

dapat dipishkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pertanyaan yang diajukan siswa

pada dasarnya bertujuan agar siswa lebih meningkatkan belajarnya dan berfikir

terhadap pokok bahasan yang sedang dipelajari, disamping masih ada tujuan lain

yang masih tersembunyi. Memberi pertanyaan perlu adanya latihan dari guru

secara rutin, sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan dapat melaksanakan

keterampilan bertanya pada situasi yang tepat. Pemberian pertanyaan yang efektif

dan efisien akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku, baik dari guru

maupun dari murid. Perubahan dari guru yang sebelumnya aktif memberikan

informasi menjadi mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang

sebelumnya hanya secara pasif mendengarkan keterangan guru akan berubah

menjadi lebih baik perpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan

mengemukakan pendapat-pendapat. Hal ini akan menimbulkan interaksi yang

4
tinggi antara guru dan siswa. Dalam menggunakan metode tanya jawab guru harus

mempunyai keterampilan bertanya.

B. FOKUS PENELITIAN

Penelitian ini difokuskan pada: Peranan Metode Belajar Tanya Jawab

terhadap Motivasi Belajar Siswa

A. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan masalah diatas, maka masalah yang akan di teliti dalam

Penelitian ini Rumusanya adalah : “ Adakah Peranan Metode Belajar tanya

jawab terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Ratahan?

B. HIPOTESA

Metode tanya jawab memiliki peran terhadap motivasi belajar siswa SMA

Negeri 1 Ratahan.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Peranan

Metode Belajar Tanya Jawab terhadap Motivasi Belajar Siswa dan untuk

melengkapi Persyaratan Akademik dalam Menyelesaikan Study S1 di

Sekolah Tinggi Agama Kristen Apollos Manado.

D. MANFAAT PENELITIAN

5
Hasil Penelitian ini di harapkan :

1. Menjadi Kontribusi bagi Guru-Guru di SMA Negeri 1 Ratahan

2. Menjadi bahan masukan bagi para Pengajar yang ingin peserta

didiknya memiliki minat belajar yang baik

3. Menjadi Sarana Penulis untuk melatih kemampuan meneliti dan

menulis karya Ilmiah

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memperinci seluruh hasil tulisan kegiatan penelitian dan data atau

informasi yang telah diperoleh dalam proposal ini, penulis menguraikan atas

beberapa BAB, SUB BAB dan topic-topik uraian, sehingga terjadi uraian yang

sistematis yang terdapat dalam tulisan ini. Adapun sistematika penulis penelitian

ini, adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI,

2.1. Definisi Istilah, Tujuan Dan Fungsi Motivasi,

Sumber-sumber motivasi dalam pembelajaran, Dasar-dasar pemberian motivasi

6
2.1. Pentingnya Membangkitkan Belajar Anak

Bagi peningkatan prestasi Belajar Siswa, Pentingnya Minat/Dorongan

(Motivasi) belajar , Pengaruh minat terhadap siswa dalam belajarFungsi minat

dalam belajar, Langkah-Langkah Tanya Jawab, Kelebihan dan

Kekurangan Metode Pembelajaran Tanya Jawab, Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Tanya Jawab, Suasana Penerapan

Metode tanya jawabyang dikehendaki, Langkah-Langkah Penggunaan Metode

TanyaJawab, Mempersiapkan Pertanyaan, Penerapan Metode tanya jawab, Teknik

dalam mengajukan pertanyaan, Bersikap yang baik terhadap jawaban siswa,

Menilai Tanya Jawab dan Tindak Lanjut, Prinsip Metode Tanya Jawab, Bentuk-

Bentuk Pertanyaan dalam Penerapan Metode Tanya Jawab

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.

Bab ini nerisikan Pendekatan Penelitian, Lokasi Penelitian, Sasaran, Instrumen

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analis Data

BAB IV PAPARAN DATA PENELITIAN,

Bab ini berisikan Paparan Data dan Hasil Penelitian Pentingnya Meotde belajar

dalam mengajar Siswa agar Siswa termotivasi untuk Belajar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

7
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Definisi Istilah

2.1.1. Pengertian Peranan

Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat

tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2007: 845) “peranan adalah bagian dari tugas utama

yang harus dilaksanakan”.

Soekanto (1984: 237) “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari

kedudukan (status)”. Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban

sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.

Nasution (1994: 74 ) menyatakan bahwa “peranan adalah mencakup kewajiban

hak yang bertalian kedudukan”. Lebih lanjut Setyadi (1986 : 29 ) berpendapat

”peranan adalah suatu aspek dinamika berupa pola tindakan baik yang abstrak

maupun yang kongkrit dan setiap status yang ada dalam organisasi”.

Usman (2001 : 4 ) mengemukakan “ peranan adalah terciptanya serangkaian

tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu

serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku. Menurut

(Berlo1961: 153) Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga

pendekatan : (1)ketentuan peranan, (2) gambaran peranan, dan (3) harapan

peranan. Ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang

perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya

8
Peranan menurut Poerwadarminta adalah “tindakan yang dilakukan

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa” (Poerwadarminta,

1995:751). Berdasarkan pendapat di atas peranan adalah tindakan yang dilakukan

orang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa, peranan merupakan

perangkat tingkah laku yang diharapkan, dimiliki oleh orang atau seseorang yang

berkedudukan dimasyarakat. Kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan

pengetahuan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Konsep tentang Peran (role) menurut Komarudin ( 1994;768 ) dalam buku“

ensiklopedia manajemen “ mengungkap sebagai berikut :

1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen

2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status

3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang

ada padanya

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan adalah :

1. merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam

menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran

mengenai hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan sebab

akibat.

2. suatu pola tindakan yang dilakukan baik secara individual maupun secara

bersama-sama yang dapat menimbulkan suatu peristiwa.

9
2.1.2. Pengertian Metode

Ada 15 Pengertian Metode Dan Metodologi Menurut Para Ahli Metode

berasal dari kata methodos yang terdiri dari kata metha yaitu melewati,

menempuh atau melalui dan kata hodosyang berarti cara atau jalan.

Metode artinya cara atau jalan yang akan dilalui atau ditempuh. Sedangkan

menurut istilah metode ialah cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai

sebuah tujuan.

Metodologi secara bahasa berasal dari bahasa yunani yaitu methodos dan

logos. Kata logos berarti ilmu atau bersifat yang ilmiah. Jadi metodologi adalah

ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh suatu kebenaran dengan

menggunakan penelusuran dengan urutan atau tatacara tertentu sesuai dengan apa

yang akan dikaji atau diteliti secara ilmiah.

Ada dua hal penting dalam metode yaitu cara dalam melakukan sesuatu

dan sebuah rencana dalam pelaksanaannya. Adapun fungsinya sebagai alat untuk

mencapai sebuah tujuan. Kita akan fokuskan pembahasan kali ini secara tuntas

mengenai pengertian dan definisi metode menurut para ahli. Adapun

pengertiannya antara lain:

2.1.3. Pengertian Metode Menurut Para Ahli

1. KBBI

Menurut KBBI, metode adalah cara kerja yang mempunyai sistem dalam

memudahkan pelaksanaan dari suatu kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan

tertentu.

10
2. Drs.Agus M. Hardjana

Drs.Agus M. Hardjana mengemukakan metode ialah cara yang telah

dipikirkan secara matang yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah

tertentu demi tercapainya sebuah tujuan.

3. Titus

Titus, mengatakan bahwa metode ialah serangkaian cara dan langkah-langkah

yang tertib untuk menegaskan suatu bidang keilmuan.

4. Almadk

Almadk menjelaskan bahwa metode ialah suatu cara dengan menerapkan

berbagai prinsip yang logis terhadap suatu penemuan dan penjelasan kebenaran.

5. Rothwell dan Kazanas

Menurut mereka metode merupakan cara, proses atau pendekatan untuk

menyampaikan sebuah informasi.

6. Hebert Bisno

Hebert Bisno menjelaskan, metode ialah suatu teknik yang digeneralisasikan

dengan baik dan benar agar bisa diterima ataupun digunakan dalam satu disiplin

ilmu ataupun bidang disiplin dan praktek.

7. Macquarie

Metode merupakan suatu cara dalam melakukan sesuatu terutama suatu hal

yang berkaitan dengan rencana tertentu.

8. Rosdy Ruslan

11
Rosdy Ruslan mengemukakan metode sebagai kegiatan ilmiah yang

berhubungan dengan cara kerja dalam memahami suatu subjek maupun objek

penelitian dalam upaya menemukan suatu jawaban secara ilmiah dan

keabsahannya dari sesuatu yang diteliti.

9. Wiradi

Menurut Wiradi. Metode merupakan seperangkat langkah dari apa yang harus

dikerjakan secara tersusun dan sistematis.

10. Ostle

Menurutnya metode ialah suatu pengajaran terhadap sesuatu dalam

memperoleh sesuatu yang interelasi.

11. Departemen Sosial RI

Departemen Sosial RI menjelaskan bahwa metode merupakan suatu cara

teratur yang digunakan dalam menjalankan suatu pekerjaan untuk mencapai hasil

yang diinginkan.

12. Max Siporin

Max Siporin, metode ialah suatu orientasi kegiatan yang mengarah pada

persyaratan tujuan dan tugas yang nyata.

13. Pasaribu Simanjuntak

Pasaribu Simanjuntak menjelaskan bahwa metode merupakan suatu cara

sistematik yang digunakan demi tercapainya sebuah tujuan.

14. Hamid Darmadi

12
Hamid Darmadi mengemukakan metode sebagai jalan atau cara yang harus

dilewati dalam mencapai sebuah tujuan.

15. Heri Rahyubi

Menurutnya metode merupakan suatu model cara yang bisa dilakukan dalam

kegiatan belajar mengajar demi tercapainya suatu proses pembelajaran yang baik.

2.1.4. Definisi Belajar

Definisi Belajar menurut Para Ahli

Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan

perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi belajar menurut beberapa ahli.

1. NASUTION

Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan

2. ERNEST H. HILGARD

Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar

atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi

daripada sebelum itu

3. NOTOATMODJO

Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup

13
4. AHMADI A.

Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia

5. OEMAR H.

Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

6. CRONBACH

Belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu

menggunakan panca indranya

7. WINKEL

Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan, yang menghasilakn perubahan - perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap

8. NOEHI NASUTION

Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya

suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa

perubahan atau munculnya perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya

kematangan atau adanya perubahan sementara karena suatu hal

9. SNELBECKER

Belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling

sederhana sampai yang kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa

dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal

14
10. WHITERINGTON

Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana

dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respontingkah laku yang

baru nyata dalam perubahan ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.

11. Gagne (The Conditions of Learning 1977)

Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan

tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam

situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi

akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-

merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

12. Moh. Surya (1981:32)

Suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu

itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil

dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan

dari diri seseorang.

13. Anni  (2004:4)

Proses paling penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup

segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.

14.  M. Sobry Sutikno

15
Suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

15. Slameto  (2003:2) 

Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

16. Trianto (2010:16)

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak

disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan

pada diri pembelajar.

17. Ngalim Purwanto  (1992 : 84)

Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi

sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

18.  James Patrick Chaplin ( Dictionary of Psychology 1985 )

Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar

adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat

latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh

respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

19. Hintzman, Douglas L  ( The Psychology of Learning and

Memor y 1987 )

16
Suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan,

disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme

tersebut.

2.1.5. Definisi Metode Pembelajaran Tanya Jawab

Metode tanya-jawab ialah penyampaian pelajaran dengan cara guru

mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Dalam metode tanya-jawab

terdapat kelemahan dan kelebihan, sehingga seorang guru benar-benar harus

memperhatikan kesesuaian materi pelajaran dengan metode yang akan digunakan.

Dalam menggunakan metode tanya-jawab, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan. Pertama, jenis pertanyaan; kedua, teknik mengajukan pertanyaan;

ketiga, memperhatikan syarat-syarat penggunaan metode tanya-jawab sehingga

dapat dirumuskan langkah-langkah yang benar; keempat, memperhatikan prinsip-

prinsip penggunaan metode tanya jawab, di antaranya prinsip keserasian,

integrasi, kebebasan, dan individual. Prinsip-prinsip ini adalah dasar atau landasan

yang bisa dipergunakan dalam metode tanya-jawab. Di samping itu, metode

tanya-jawab juga bisa dikombinasikan dengan metode lain, seperti metode

ceramah, pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain.

2.1.6 Pengertian Motivasi Belajar

Secara etimologi kata motivasi berasal dari kata ”motif” yang berarti

segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin ”movere” yang bermakna bergerak,

istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku manusia.

17
Secara etimologi para pakar mengungkapkan bahwa menurut Mc. Donald

motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok

yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.

 Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin

seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam

hal ingatan, respons-respons efektif dan kecenderungan mendapat

kesenangan

 Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan

demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu

diarahkan terhadap sesuatu.

 Untuk menjaga dan menopang tingkah laku. Lingkungan sekitar harus

menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan

kekuatan-kekuatan individu.

Dari definisi di atas, dapat diketahui bahwa motivasi terjadi apabila

seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan

atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Para ahli mendefinisikan belajar dengan beberapa pengertian yakni :

1. Dr. Hamzah B. Uno, M.pd. (2008 : 22) mengemukakan bahwa belajar

adalah proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan

interaksi antara individu dan lingkungannya yang dilakukan secara

18
formal, informal dan nonformal.

2. Dr. Iskandar, M.Pd. (2009 : 181) mengemukakan bahwa belajar adalah

kegiatan yang mengubah tingkah laku melalui latihan dan pengalaman

sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari penguatan yang dilandasi

untuk mencapai tujuan.

3. Drs. Ngalim Purwanto, MP (2000 : 85) mengemukakan bahwa belajar

adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat

mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

Dari pengertian motivasi dan belajar dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar adalah :

 Daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar

untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman.

 hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa

yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada

umumnya dengan beberapa indikator meliputi :

a. adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. adanya dorongan kebutuhan dalam belajar

c. adanya harapan dan cita-cita masa depan

d. adanya penghargaan dalam belajar

e. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

19
2.2. TUJUAN DAN FUNGSI MOTIVASI

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk

menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya

untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan

tertentu.

Bagi seorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau

memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk

meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai

dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.

Sedang fungsi motivasi, menurut Prof. Dr. Oemar hamalik (2009 : 175) adalah :

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan

2. Sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian

tujuan yang diinginkan

3. Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil besar

kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan

2.2.1. Sumber-sumber motivasi dalam pembelajaran

Motivasi seseorang siswa, mahasiswa, guru dan dosen bersumber dari diri

sendiri dan dari luar diri sendiri. Motivasi yang berasal dari diri sendiri disebut

Motivai intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar disebut Motivasi ekstrinsik

20
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang

yang bersangkutan, tanpa rangsangan atau bantuan orang lain. Sedang

motif ekstrinsik adalah motif yang timbul akibat rangsangan dari luar.

Pada intinya motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai suatu

tujuan yang dapat dilalui dengan satu-satu jalan adalah belajar, dorongan belajar

itu tumbuh dari dalam diri subyek belajar.

b. Motivasi ekstrinsik, merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari

dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan

dengan kegiatan belajarnya sendiri.

Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel (1989 : 94)

diantaranya adalah :

1) Belajar demi menambah kewajiban

2) Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan

3) Belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan

4) Belajar demi meningkatkan gengsi

5) Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orang tua

dan guru

6) Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi

persyaratan kenaikan pangkat / golongan administratif

2.2.2.     Dasar-dasar Pemberian Motivasi

21
Tugas seorang guru dan dosen disini dituntu sebagai motivator untuk

mendorong, menggerakkan supaya siswa melakukan atau tidak melakukan sesuatu

untuk tercapainya tujuan pembelajaran di kelas.

Teori Abraham Maslow mengenai Teori Motivasi

Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia.

Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian

kunci dalam mempelajari motivasi manusia.

Kelima tingkatan di atas adalah sebagai berikut :

1)     Kebutuhan fisiologis : Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat

primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme

manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan fisik, dan

sebagainya.

2)      Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security); seperti terjaminnya

keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan,

kelaparan, perlakuan tak adil dan sebagainya

3)     Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai,

diperhitungkan, sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia

kawan, kerjasama

4)     Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), termasuk kebutuhan dihargai

karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dan sebagainya.

22
5)      Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain kebutuhan

mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara

maksimum, kreatifitas dan ekspresi diri.

2.3. PENTINGNYA MEMBANGKITKAN MINAT/MOTIVASI BELAJAR

ANAK BAGI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

2.3.1. Pentingnya Minat/Dorongan (Motivasi) Belajar

Berbicara tentang minat, penulis tidak lepas dari masalah kejiwaan

manusia. Oleh karena minat adalah salah satu aspek psikis yang ada pada setiap

manusia. Apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka orang tersebut

akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang diinginkannya.

Usaha yang dilakukan oleh seorang tersebut, dapat terjadi karena adanya

dorongan dari minat yang dimilikinya. Dengan demikian minat adalah motor

penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang dicita-

citakan.

Seorang anak misalnya, berkeinginan untuk dapat pintar naik sepeda,

maka dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar naik sepeda.

Walaupun anak tersebut telah beberapa kali terjatuh dari sepedanya, akan tetapi

mereka tetap berusaha dan mencari jalan bagaimana cara untuk dapat naik sepeda

dengan lancar.

23
Begitu juga siswa yang mempunyai minat dalam dirinya untuk belajar,

maka siswa tersebut dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang

dipelajarinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat dan perhatian dalam diri seseorang

siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Mereka tidak akan dapat menguasai materi

pelajaran yang dipelajarinya itu dengan baik. Oleh karena itu, minat belajar siswa

sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh guru sebagai pendidik di sekolah.

Untuk mengetahui dengan jelas masalah minat tersebut, berikut ini akan

dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian minat oleh para ahli sebagai

berikut :

Cony Semiawan mengatakan bahwa : Yang dimaksud minat (interest), adalah

keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau

obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya

(statisfiers). Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan

suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut.

Slameto mengemukakan bahwa : Minat adalah satu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada

dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Dari pendapat tentang minat tersebut, penulis dapat memahami bahwa

minat adalah kesediaan jiwa untuk memusatkan perhatian terhadap suatu obyek

tertentu tujuannya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau dengan kata

24
lain bahwa minat itu mengarah kepada pemusatan perhatian secara maksimal

untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.

2.3.2. Pengaruh Minat Terhadap Siswa dalam Belajar

Telah dijelaskan di atas bahwa, minat adalah keinginan jiwa terhadap

sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini

menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan

apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk

mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.

Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor

penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat,

tujuan belajar tidak akan tercapai.

Untuk mengetahui lebih jelas pengaruh minat terhadap siswa dalam belajar,

terlebih dahulu penulis mengemukakan pendapat para ahli tentang belajar itu

sendiri. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku

akibat interaksi individu lingkungannya.

Abu Ahmadi mengemukakan pendapatnya: Murid belajar dengan seluruh tenaga

dan jiwanya, tidak hanya dengan pikirannya saja, setelah guru menyajikan bahan

pelajaran dengan segala macam usaha dan upaya maka sekarang menjadi tugas

anak untuk mengelola bahan pelajaran.

Slameto berpendapat bahwa : Belajar adalah suatu proses usaha dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, yang baru secara

25
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa

belajaradalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya dapat pula

dikatakan bahwa belajar adalah kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh

komponen badan termasuk fisik dan psikis. Kegiatan tersebut, dilakukan secara

aktif dan disengaja dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman

yang baru.

Untuk mencapai tujuan belajar yang dimaksud diperlakukan adanya faktor

pendorong atau minat dalam diri setiap siswa yang belajar. Dengan demikian,

adanya minat dalam diri siswa yang belajar, mereka dapat memusatkan

perhatiannya terhadap bidang studi yang dipelajarinya.

Jika minat siswa dapat dibangkitkan, kemudian seluruh perhatiannya dapat

dipusatkan kepada bidang studi yang dipelajarinya, keadaan kelas dapat menjadi

tenang. Sebab siswa tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan hal-hal yang

melanggar ketertiban kelas. Dengan demikian prose belajar mengajar dapat

berlangsung dengan baik dan siswa pun dapat mencapai tujuan belajar

sebagaimana yang diharapkan.

Dari keterangan di atas, penulis memahami bahwa minat termasuk salah

satu faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan dalam belajar. Oleh karena itu,

jika sekiranya siswa tidak memiliki minat atau kurang perhatian untuk menerima

26
pelajaran, guru sedapat mungkin mengusahakan membangkitkan minat siswa

melalui berbagai cara atau metode. Karena akibat dari siswa yang tidak memiliki

minat belajar, mereka tidak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

2.3.3. Fungsi Minat dalam Belajar

Fungsi minat dalam belajar, merupakan faktor yang sangat penting untuk

dibahas. Mengingat pentingnya hal tersebut, para ahli sepakat bahwa minat

tersebut adalah hal yang mutlak dalam setiap aktivitas, termasuk dalam hal

belajar. Sehubungan dengan hal ini Westy Soemanto mengatakan bahwa :

Ditinjau dari segi kepentingan pendidikan dan belajar, pemilihan jenis perhatian

yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi

subjek yang belajar.

Berdasarkan uraian di atas, penulis memahami bahwa memancing minat siswa

untuk belajar, merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh guru terhadap

siswanya. Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui

pemberian rangsangan yang menarik perhatian dari anak didik.

Dari pendapat tersebut, jelas bahwa membangkitkan perhatian dan minat

belajar bagi siswa adalah faktor yang amat penting dalam kegiatan belajar

mengajar. Membangkitkan minat merupakan hal yang penting, maka

kegunaannya pun juga merupakan hal yang penting, The Liang Gie mengatakan

bahwa : Minat selalu membangkitkan pemusatan pemikiran, juga menimbulkan

kegembiraan dalam usaha belajar keriangan hati akan memperbesar daya

kemampuan belajar seseorang, juga membantunya untuk tidak mudah melupakan

27
apa yang dipelajarinya itu. Belajar dengan perasaan yang tidak gembira, akan

membuat pelajaran itu tambah berat.

Seorang siswa dalam belajar diusahakan adanya minat dan perhatian yang

besar terhadap semua bidang studi yang dipelajarinya. Guru harus mengusahakan

agar materi yang dipelajari siswa dapat menjadi milik rohani, yang berguna dalam

kehidupan kelak. Akan tetapi kadang-kadang ditemukan hal yang sebaliknya,

tidak jarang diantara siswa yang tidak berminat terhadap bidang studi yang

dipelajarinya. Sebagai akibat tidak adanya faktor pendorong untuk mendalami

bidang studi yang dipelajarinya itu.

Guru kadang-kadang bersifat acuh terhadap masalah yang dihadapi siswanya,

sehingga tujuan yang diinginkan dalam belajar tidak tercapai secara maksimal.

Biasanya seorang siswa berminat mempelajari sesuatu, karena adanya beberapa

sebab seperti:

1. Untuk memperkuat kedudukan ekonomi di kemudian hari

2. Dapat menciptakan kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam

masyarakat

3. Dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya sendiri karena bertambah

ilmunya.

Dari keterangan yang dikemukakan di atas, nampak bahwa minat adalah

kecenderungan yang dapat menimbulkan perhatian terpusat terhadap suatu

aktivitas. Oleh karena itu, setiap guru sebagai pendidik sekaligus sebagai pengajar

di sekolah hendaknya memahami hal tersebut. Sebab pada umumnya seorang

28
peserta didik menaruh minat terhadap sesuatu, karena belum mengerti akan

kegunaan hal tersebut. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar selalu

membangkitkan minat anak didiknya terhadap bidang studi yang disajikannya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Zakiah Darajat mengatakan : Titik

permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah membangkitkan minat belajar

anak didik karena rangsangan. Rangsangan tersebut, membawa kepada senangnya

anak didik terhadap pelajaran dan membangkitkan semangat belajar mereka. Di

samping perasaan mereka mendapat manfaat dari pekerjaan dan kegiatan mereka

dengan sungguh-sungguh.

Mengingat bahwa tujuan belajar adalah untuk mengerti dalam arti adanya

hubungan yang erat antara pikiran subyek dengan obyek yang sedang diselidiki,

berarti minat adalah hal yang amat penting keberadaannya dalam diri setiap

individu, tanpa adanya minat, akan sulit untuk mengarahkan perhatian seseorang

kepada suatu obyek.

Dari uraian di atas, dapat memberikan pengertian kepada penulis bahwa minat

sebagai suatu aktivitas psikologis mempunyai fungsi yang amat penting dalam

belajar. Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, keberadaan minat dalam diri

setiap siswa sangat dibutuhkan. Dengan adanya minat tersebut, siswa dapat

berhasil dalam belajarnya. Dengan demikian, tujuan yang akan dicapai dalam

belajar tercapai secara maksimal.

2.3.4. Langkah-Langkah Tanya Jawab Persiapan

1. Menentukan Topik

29
2. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)

3. Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu

4. Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa

Pelaksanaan

1. Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)

2. Mengkomunikasikan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi

juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)

3. Guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi

4. Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas

5. Guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya,

sehingga dapat merumuskan secara sistematis

6. Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam

suasana yang tegang dan penuh persaingan  yang tak sehat  di antara para

siswa

7. Pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh  kelas, 

guru perlu  menggugah  siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa

yang pandai dan berani  menjawab  perlu  dikendalikan untuk memberi

kesempatan pada yang lain

8. Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja

30
9. Pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran,  pertanyaan 

mengungkapkan  kembali pengetahuan yang dikuasai,  dan pertanyaan yang

meminta  pendapat,  perasaan,  sikap, serta pertanyaan yang hanya

mengungkapkan fakta-fakta saja.

2.3.5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Tanya Jawab

Keunggulan metode tanya jawab

1. Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir dan menyampaikan

pikiran melalui berbicara.

2. Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengemukakan

pendapatnya.

3. Akan membawa kelas kedalam suasana diskusi.

Kelemahan metode tanya jawab:

1. Dengan tanya jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok

persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal

lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan.

Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan  baru.

2. Membutuhkan waktu yang banyak dalam proses tanya jawab dari guru

untuk siswa.

31
 

2.3.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran

Tanya Jawab

Faktor Pendukung

 Fasilitas fisik sebagai perantara penyajian informasi

 Sistem pembelajaran dan pemfasilitas yang merupakan komponen terpadu

 Adanya pilihan yang memungkinkan terjadinya (1) perubahan fisik, (2)

aktifikas siswa lebih mandiri, (3) hubungan guru dan siswa di bantu media.

Faktor Penghambat

 Kurang menguasai bidang ilmu, baik secara tektual dan konseptual.

 Kurang imbalan yang diterima, sehingga kurang memusatkan perhatian

pada tugas kependidikannya.

 Tidak dapat dijadikan teladan bagi siswanya, karena perbuatannya sering

menyimpang dari nilai-nilai agama

2.4. SUASANA PENERAPAN METODE TANYA JAWAB YANG

DIKEHENDAKI

2.4.1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Tanya Jawab

Untuk menghindari penyimpangan dari pokok persoalan, penggunaan

metode tanya jawab harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :

32
a.        Merumuskan tujuan tanya jawab sejelas-jelasnya dalam bentuk tujuan khusus

dan berpusat pada tingkah laku siswa.

b.        Mencari alasan pemilihan metode tanya jawab.

c.        Menetapkan kemungkinan pertanyaan yang akan dikemukakan.

d.        Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari

pokok persoalan.

e.        Menyediakan kesempatan bertanya bagi siswa.

Berdasarkan langkah-langkah yang di atas, maka tindakan guru dalam

Menggunakan metode tanya jawab harus dipersiapkan secermat mungkin dalam

bentuk rencana pengajaran yang detail dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyebutkan alasan penggunaan metode tanya jawab.

2. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran khusus.

3. Menyimpulkan jawaban siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran

khusus.

4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang

belum dipahami.

5. Memberi pertanyaan atau kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada

hal-hal yang sifatnya pengembangan atau pengayaan.

6. Memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan yang

relevan dan sifatnya pengembangan atau pengayaan.

33
7. Materi jawaban yang relevan dengan tujuan pembelajaran khusus.

8. Memberi tugas kepada siswa untuk membaca materi berikutnya di rumah

dan menulis pertanyaan yang akan diajukan pada pertemuan berikutnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan tanya jawab adalah

seorang guru dalam memberikan tanya jawab harus memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a. Ciri pertanyaan yang baik antara lain :

1) Merangsang siswa untuk berpikir.

2) Jelas dan tindak menimbulkan banyak penafsiran.

3) Singkat dan mudah dipahami siswa.

4) Disesuaikan dengan kemampuan siswa.

b. Teknik mengajukan pertanyaan antara lain :

1) Pertanyaan ditujukan pada seluruh siswa.

2) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir.

3) Usahakan setiap siswa diberikan giliran menjawab.

4) Dilakukan dalam suasana rileks, tidak tegang.

c. Sikap guru terhadap jawaban siswa antara lain :

1) Tafsirkan jawaban siswa ke arah yang baik.

2) Hargai secara wajar sekalipun jawaban siswa kurang tepat.

34
3) Pada saat tertentu berikan kesempatan kepada siswa lain untuk

menilaijawaban yang diberikan temannya.

d. Sikap guru terhadap pertanyaan siswa antara lain :

1. Memberikan keberanian kepada siswa untuk bertanya.

2. Pertanyaan siswa perlu disusun secara keseluruhan.

3. Pertanyaan harus sesuai dengan tata tertib. Agar penggunaan metode tanya

jawab menjadi efektif, ada beberapa hal penting yang perlu mendapat

perhatian guru, yakni:

2.4.2. Mempersiapkan Pertanyaan:

1. Kuasai materi pelajaran yang akan ditanyakan.

2. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang baik yang akan diajukan kepada siswa.

Ciri-ciri pertanyaan yang baik adalah sebagai berikut:

a. Pertanyaan yang berhubungan dengan pokok atau topik materi yang dibahas.

Dalam hal ini, yang perlu ditanyakan adalah bagian-bagian atau hal-hal

penting dari topik atau pokok materi itu. Usahakanlah tidak menanyakan

sesuatu yang tidak penting.

b. Pertanyaan yang mudah dipahami siswa.

c. Setiap pertanyaan hendaknya berisi hanya satu pokok pikiran

d. Gunakan kalimat yang singkat. Hindarkan bahasa atau istilah-istilah yang

sulit dimengerti oleh siswa.

e. Pertanyaan hendaklah sesuai dengan taraf berpikir atau tingkatan siswa.

35
f. Pertanyaan yang tidak terlampau mengehendaki jawaban atau fakta

atau jawaban ya atau tidak.

g. Pertanyaan yang dapat menumbuhkan respons bagi siswa untuk mencari dan

menemukan jawabannya.

h. Sekalipun dapat dilakukan bersamaan pada waktu pengajuan pertanyaan,

sebaiknya rencanakanlah bentuk atau jenis pertanyaan yang akan diajukan

sesuai dengan petunjuk taksonomi Bloom sebagaimana yang telah dijelaskan.

2.4.3. Penerapan Metode tanya jawab

Mengajukan Pertanyaan Kepada Siswa Dengan memperhatikan bentuk atau

jenis pertanyaan yang telah direncanakan, dalam mengajukan pertanyaan perlu

diperhatikan petunjuk berikut ini.

B. Cara bertanya

a) Pemberian acuan (structuring)

Pertanyaan pemberian acuan (structuring) adalah bentuk pertanyaan

yang didahului dengan pertanyaan yang berisi dan mendekati informasi sesuai

dengan jawaban yang diharapkan, agar siswa dapat menggunakan atau

mengolah informasi itu untuk menemukan jawaban pertanyaan.

b) Pemusatan (focusing)

Dilihat dari scope (lingkup materi) yang ditanyakan, ada pertanyaan luas

dan ada pertanyaan sempit. Dari pertanyaan luas itu kita perlu memberi tekanan

pada bagian-bagian tertentu yang penting dalam bentuk pertanyaan. Inilah yang

dinamakan pertanyaan pemusatan (focusing).

36
c) Pemberian tuntunan (prompting)

Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah atau kurang tepat,

guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu agar dapat

menemukan jawaban yang benar.

d) Mengadakan Pelacakan

Mengadakan pelacakan dapat digunakan guru dengan pertanyaan

pelacak, yang termasuk keterampilan bertanya lanjut. Apabila jawaban yang

diberikan siswa dinilai oleh guru benar, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi

lebih sempurna, maka guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak

kepada siswa tersebut. Sedikitnya ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang

dapat digunakan guru, yakni: (a) klarifikasi, (b) meminta siswa memberikan

alasan, (c) meminta kesepakatan pandangan, (d) meminta ketepatan jawaban, (e)

meminta jawaban yang lebih relevan, (f) meminta contoh, dan (g) meminta

jawaban yang lebih kompleks.

2.4.4. Teknik dalam Mengajukan Pertanyaan

(1) Mulailah dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan akrab dengan

siswa. Hindarkan suasana yang tegang atau yang dapat membuat siswa

tercekam rasa takut.

(2) Penyampaian pertanyaan dengan tenang tetapi bersemangat dan dengan suara

yang jelas.

(3) Usahakan supaya tidak sering mengulang pertanyaan, agar semua siswa

selalu penuh perhatian.

37
(4) Apabila terpaksa menggunakan istilah asing yang belum diketahui siswa

dalam rangkaian suatu kalimat, jelaskanlah arti istilah itu, tetapi bukan

penjelasan yang merupakan jawaban.

(5) Arahkan pertanyaan kepada seluruh kelas.

(6) Dalam kenyataan, pada akhir penjelasan bagian topik atau topik tertentu, guru

sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

(7) Usahakan agar guru tidak langsung menjawabnya, maksudnya untuk

merangsang berpikir siswa lainnya. Berikanlah kesempatan siswa lainnya

untuk menanggapi atau menjawabnya, selanjutnya baru guru

menyempurnakan jawaban itu apabila diperlukan.

(8) Rangsanglah agar banyak siswa yang bertanya terhadap apa yang dibahas,

agar siswa tidak berada dalam keraguan selamanya.

2.4.5. Bersikap yang Baik Terhadap Jawaban Siswa

1. Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk memikirkan atau mencari

jawaban.

2. Jangamemaksa siswa tertentu menjawab dengan mendesaknya, sebab siapa

tahu dia belum menemukan jawaban.

3. Apabila jawaban siswa tidak benar, janganlah dibesar-besarkan kesalahan

atau kelemahannya, sebab itu dapat mematahkan semangatnya dan semangat

siswa lainnya.

4. Berikan penguatan (reinforcement) dengan segera terhadap jawaban siswa

yang ada benarnya.

38
5. Penguatan verbal: seperti dengan kata-kata: baik, benar, bagus, tepat, atau

sempurna.

6. Penguatan nonverbal; seperti dengan gerakan-gerakan mimik muka yang

senyum, mengangguk-angguk, mengacungkan jempol, menepuk-nepuk badan

siswa atau berjalan dengan mendekati siswa.

7. Penguatan campuran (verbal dan nonverbal); seperti sambil mengatakan

benar atau bagus, ketika itu juga mengacungkan jempol atau mengangguk-

anggukkan kepala dan sebagainya.

2.4.6. Menilai Tanya Jawab dan Tindak Lanjut

Setelah berlangsungnya tanya jawab sebagai cara penyajian pelajaran kepada

siswa, sebaiknya guru mengadakan penilaian yang antara lain meliputi:

a) Apakah pertanyaan yang diajukan dan jawaban siswa telah terarah sesuai

dengan pokok materi yang dibahas.

b) Apakah suasana cukup merangsang siswa untuk berpikir.

c) Apakah berlangsung dalam suasana yang menyenangkan.

d) Apakah tanya jawab itu dapat membina keberanian dan keterampilan siswa

dalam mengemukakan pendapat.

Selain itu dipandang penting pula tindak lanjut dari tanya jawab, antara lain:

1) Guru sebaiknya menjelaskan kembali secara keseluruhan tentang pokok

materi yang dibahas melalui Tanya jawab itu, terutama bagian-bagian

penting tertentu yang kiranya perlu mendapat penekanan dan kaitan satu

bagian dengan bagian-bagian lainnya.

39
2) Memberi tugas tertentu lebih lanjut kepada siswa dengan tujuan agar

siswa memperoleh pengayaan dan pendalaman terhadap materi yang telah

dibahas.

2.4.6. Prinsip Metode Tanya Jawab

Selain menggunakan langkah-langkah dari metode tanya tersebut seorang

guru harus mengetahui dan melakukan beberapa prinsip penggunaan metode

tanya jawab diantaranya yaitu:

a. Penyebaran (distribution)

Agar siswa banyak berpartisipasi pada suatu kegiatan belajar mengajar

sebaiknya guru menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak dan kalau

perlu secara merata.

b. Pemberian waktu berfikir (pausing)

Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru sepatutnya

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir sejenak kemudian baru

menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.

c. Penggunaan pertanyaan pelacak (probbing)

Suatu saat guru ingin meningkatkan jawaban siswanya.Untuk itu dapat

digunakan teknik probbing (pelacak) agar jawaban siswa meningkat menjadi

lebih sempurna. Adapun teknik pelacak yang dapat digunakan adalah sebagai

berikut :

1) Klasifikasi

40
Guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa

menjelaskan atau mengatakan dengan jawaban atau kata-kata lain sehingga

jawaban siswa tersebut menjadi lebih baik.

2) Meminta siswa memberikan alasan

Guru dapat meminta siswa mengemukakan alasan atau pendapat yang telah

dikemukakan dalam menjawab pertanyaan.

3) Meminta kesepakatan pandangan

Suatu saat guru dapat meminta kepada para siswa untuk memberikan

pandangan atas jawaban yang dikemukakan oleh teman mereka. Siswa yang lain

dapat menerima atau menolak pandangan tersebut atau menambahkan sehingga

diperoleh kesempatan jawaban yang disetujui bersama.

4) Meminta ketepatan jawaban

Guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban apabila jawaban

siswa kurang tepat, agar diperoleh jawaban yang tepat dengan mengajukan

pertanyaan pelacak. Pertanyaan yang diajukan tidak boleh membuat siswa

tertekan, malu atau rendah diri.

5) Meminta jawaban yang lebih relevan

Guru dapat mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai

kembalijawabannya, atau mengemukakannya kembali dengan kata- kata lain

sehinggajawaban yang kurang tepat menjadi tepat dan benar.

6) Meminta Contoh

41
Guru dapat meminta siswa itu untuk memeberikan ilustrasi atau contoh

konkret tentang apa yang dimaksudnya.

7) Meminta jawaban yang lebih kompleks

Guru dapat meminta siswa untuk memberi penjelasan lebih lanjut tentang

pendapatnya tadi.

2.4.7. Bentuk-Bentuk Pertanyaan dalam Penerapan Metode Tanya Jawab

Bermacam bentuk atau jenis pertanyaan menurut para ahli dapat digunakan

dalam proses belajar mengajar, bergantung pada sudut pandangannya. Berikut

pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada sudut pandang yang didasarkan

atastaksonomi Bloom, yakni sebagai berikut:

1) Pertanyaan Ingatan (knowledge)

Kata-kata yag biasa digunakan biasanya: siapa, apa, di mana, kapan, definisi,

ingat, kenal. Contoh:

a. Apa arti kita tanpa Yesus ?

b. Siapakah penebus dosa Kita ?

c. Di manakah Yesus di Salibkan ?

2) Pertanyaan Pemahaman (comprehension)

Bentuk pertanyaan ini untuk mengetahui pemahaman siswa bahwa ia telah

memepunyai pengertian yang cukup untuk mengorganisasi dan menyusun materi

yang telah diketahuinya. Yang dituntut dari siswa lebih dari sekadar mengingat

42
kembali informasi, yaitu kemampuan memberikan deskripsi dengan kata-kata

sendiri dan menggunakannya dalam bentuk perbandingan-perbandingan.

Kata-kata yang sering digunakan ialah: deskripsikan, uraikan, bandingkan,

cari perbedaan, sederhanakan, katakan dengan kata-katamu sendiri, Contoh:

1. Jelaskan maksud dari Kitab 1 Tesalonika 5:18

2. Apa maksud dari Perkataan Yesus tentang ini!

3) Pertanyaan penerapan (aplication)

Bentuk pertanyaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menerapkan informasi yang telah didapat dan dipahami ke dalam pemecahan

suatu masalah dari suatu aturan, generalisasi, aksioma, atau suatu proses.

Kata-kata yang biasa digunakan seperti: terapkan, klasifikasikan, gunakan,

pilih, manfaatkan, tulis sutau contoh, berapa banyak, yang mana, apakah.

Contoh:

a. Jika kita Berbuat dosa, Maka kita seharusnya ?

b. Dari kisah Daud, kita belajar bahwa kita harus ?

4) Pertanyaan Analisis

Bentuk pertanyaan ini untuk mengetahui kemampuan siswa berpikir secara

kritis dan mendalam. Siswa dituntut untuk:

a. Mengidentifikasi motif, alasan-alasan atau sebab-sebab suatu kejadian.

43
b. Mempertimbangkan dan menganalisis informasi, agar diperoleh kesimpulan atau

generalisasi atas dasar informasi itu.

c. Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadian-

kejadian yang dapat mendukung atau menolak suatu kesimpulan atau alasan

tertentu.

Kata-kata yang dapat digunakan seperti: identifikasi, apa motif atau sebab-

sebabnya, buat kesimpulan, tentukan kejadian, dukungan, analisis, mengapa.

Contoh:

b. Mengapa Yesus rela mati bagi kita?

c.Kesimpulan apa yang dapat Anda ambil setelah membaca karya sastra  itu?

5) Pertanyaan Sintesis

Bentuk pertanyaan ini untuk mengetahui kemampuan berpikir lebih tinggi

dalam bentuk pikiran original (murni) dan kreatif. Dalam pertanyaan ini siswa

dituntut untuk:

a.    Menghasilkan komunikasi-komunikasi atau buah pikiran yang asli.

b.    Membuat ramalan.

c.    Memecahkan masalah secara kreatif dan bervariasi.

Kata-kata yang digunakan seperti: perkirakan, hasilkan, tulis, rencanakan,

kembangkan, sintesiskan, konstruksikan, bagaimana kita bisa meningkatkan, apa

yang akan terjadi jika…, bagaimana kita memecahkan persoalan. Contoh:

44
a. Untuk menghasilkan komunikasi asli:

1) Nama apa yang layak bagi tempat seindah ini?

2) Tuliskan Kejadian tentang Anak yang hilang !

3) Apa yang akan terjadi jika Yesus tidak menebus dosa kita?

b. Memecahkan masalah.

1) Bagaimana cara bangsa Israel bisa keluar dari Tanah mesir ?

6) Pertanyaan Evaluasi

Bentuk pertanyaan evaluasi ini termasuk pertanyaan tingkat tinggi di

samping pertanyaan sintesis. Siswa dikembangkan kemampuan berpikirnya

melalui penggunaan proses-proses mental yang tinggi. Dalam hal ini siswa

dituntut untuk dapat membuat keputusan tentang baik-tidaknya suatu ide,

pemecahan masalah, suatu karya seni, atau pendapatnya mengenai isyu tertentu

yang sedang berkembang.

Kata-kata yang dapat digunakan seperti: apa argumentasinya, putuskan,

evaluasi, berikan pendapatmu, yang mana gambar yang paling baik, apakah Anda

setuju, apakah hal itu akan lebih baik. Contoh:

1) Cerita mana yang paling Anda sukai. Mengapa?

2) Pendekatan mana yang paling baik untuk mengatasi masalah ini?

3) Benarkah pelajaran agama sekolah itu terlalu sukar menurut Anda?

Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran

dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya

45
(pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau

tertulis.  Pertanyaan  yang  diajukan  mengenai  isi pelajaran yang sedang

diajarkan  guru atau pertanyaan yang lebih luas,  asal  berkaitan  dengan  pelajaran

atau  pengalaman yang dihayati. Melalui dengan tanya jawab akan memperluas

dan memperdalam pelajaran tersebut. Alasan Penggunaan untuk meninjau

pelajaran yang lain agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang

telah  dicapai  sehingga  dapat melanjutkan pelajaran berikut

untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran

siswaTujuan Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk mengetahui

penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta

sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca,

mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkan

masalah (cara berpikir siswa tidak meloncat-loncat dalam menangkap dan

memecahkan suatu masalah). Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian

pelajaran yang dipandang penting serta mampu   menyimpulkan dan

mengikutsertakan pelajaran sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.

Memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehingga

dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran dan mengembangkan

kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang telah

dimilikinya. Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta

jawabannya yang benar dan tepat.

Manfaat pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa,

serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru pertanyaan

46
ingatan yang meminta jawaban yang bersifat  pengungkapan  kembali dapat

memperkuat ingatan (assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban pertanyaan

pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan,  menafsirkan,  menganalisis

dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir logis dan

sistematis pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang

diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan

perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, makarasa 

gembira  tersebut  akan  memperkuat  jawaban itu tersimpan dalam ingatan siswa

jawaban yang salah segera dapat dikoreksi pertanyaan akan merangsang siswa

beripikir dan memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian pertanyaan dapat

membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa

beripikir secara ilmiah pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar

seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa

mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat pertanyaan dapat

digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang’ siswa belajar menjawab

pertanyaan dengan benar, baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang

dipergunakan untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide atau pikirannya

sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh guru siswa juga diajak berani 

bertanya untuk kepentingan proses  belajar  mengajar  dalam  kehidupan

bermasyarakat.

Selain itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan  yang layak 

dan menghargai pertanyaanorang lain pertanyaan pertanyaan oleh guru atau siswa 

dapat menimbulkan suasana kelas hidup dan gembira siswa memperoleh

47
kesempatan ikut  berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar

dari jawaban-jawaban yang diperoleh, dapat merupakan  umpan balik  bagi guru

mengenai pengetahuan, sikap dan sifat-sifat siswa serta hasil proses belajar

mengajarnya

1. Langkah-langkah Penggunaan

a. Persiapan menentukan topik merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)

b. menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu

mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa

2. Pelaksanaan

a. Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)

b. Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya 

bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)

c. Guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi

d. Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas

e. Guru harus memberikan waktu yang cukup untuk

memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis

f. Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam

suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara

parasiswa

g. Pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh  kelas, 

guru perlu  menggugah  siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan

siswa yang pandai dan berani  menjawab  perlu dikendalikan untuk

memberi kesempatan pada yang lain

48
h. Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja

i. Pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan

mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan

yang meminta pendapat, perasaan, sikap, serta pertanyaan yang hanya

mengungkapkan fakta-fakta saja.

3. Beberapa cara mengajukan pertanyaan:

 Gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup

 Gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara

cermat.

 Dengarkan baik-baik jawaban anak-anak sikap mengatakan dengan

kata-kata lain pertanyaan-pertanyaan anak dan mengarahkannya

kembali.

 Jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana mulailah dari apa yang

sudah diketahui murid-murid akui bila anda sendiri tidak tahu, tetapi

kemudian usahakan mendapatkan jawabannya angkat tangan dan

seorang tiap kali untuk mendapat jawaban

 Berikan setiap orang kesempatan untuk menjawabpada waktu tertentu

waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang tidak tepat

dan usahakan untuk meredamnya.

 Gunakan kata kata yang sederhana dan mudah dimengerti jagalah agar

pertanyaan itu singkat.

49
BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian.

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Kualitatif,

yang menurut Bogdan dan Tailor yang di kutip oleh Mendeong (2003) bahwa

Metode Kualitatif sebagai Prosedur Penelitian yang menghasilkan Data Deskritif

berupa kata-kata tertulis atau Lisan dari Orang-orang atau Prilaku yang

diamatinya.

3.2. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi Penelitian adalah SMA Negeri 1 Ratahan.

3.3. Sasaran Penelitian

Pada saat mengumpulkan Data, Peneliti menetapkan Sumber sasaran yang

merupakan Sumber Informasi dari data yang ada, yaitu Siswa SMA Negeri 1

Ratahan, khususnya Kelas 11 Mia 1 sebanyak 32 siswa.

3.4. Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian ini Instrumen yang di gunakan oleh Penulis adalah

berupa Daftar Pertanyaan untuk di wawancarai, dan selesai diwawancarai penulis

50
mengnalisa Jawabanya sesuai apa yang menjadi Permasalahan dan di ambil

Kesimpulanya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data.

Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian ini :

a. Menurut R.H. Sumitro yang di Kutip oleh Subagya (1996) Observasi

adalah Pengamatan yang dilakukan secara sengaj, sistematis mengenai

Fenomena Social dengan gejala Psikis untuk kemudian dilakukan

pendekatan. Jadi Observasi dilakukan ditempat yang akan menjadi Lokasi

Penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan Observasi. Logika Observasi

dimaksudkan agar Peneliti memiliki Pemahaman awalterhadap

Permasalahan yang di teliti. Namun bagi Penulis langkah ini jauh sebelum

Penulis melakukanya penulis sendiri secara langsung telah berada

didalamnya, yakni penulis sendiri berada di SMA Negeri 1 Ratahan.yang

menjadi Tempat Penelitian Penulis.

b. Wawancara dilakukan Peneliti untuk mendapatkan Data yang Akurat yang

bersifat terbuka dan terstruktur. Pada Tahapan ini Penulis menentukan

beberapa Responden untuk diminta Informasi melalui tindakan

Wawancara. Penulis melakukan Wawancara kepada beberapa Guru yang

ada di SMA Negeri 1 Ratahan untuk mendapatkan Data yang lebih Akurat

c. Study Dokumentasi terutama mengenai......Sumber Dokumen dan

bermanfaat sebagai Bukti Penelitian dan sesuai dengan Pokok

Permasalahan yang Penulis teliti. Hal ini dimaksud agar setidaknya

Penulis memiliki dukungan secara Ilmiah dan memiliki Sumbangsih

51
Akademis bagi Penulis dalam menentukan Kesimpulan sekaligus dalam

menganalisis permasalahan yang diteliti.

Beberapa pertanyaan yang penulis kemukakan secara Umum adalah

1. Menurut Anda seperti apa Metode Tanya Jawab itu?

2. Apa Indikatornya Siswa yang memiliki Motivasi belajar yang tinggi?

3. Apa yang membedakan Motivasi Belajar siswa saat sebelum menggunakan

Metode tanya Jawab dalam pembelajaran dan sebelum menggunakan Metode

belajar Tanya Jawab?

3.6 Teknik Analis Data

Berdasarkan hasil Observasi wawancara dan Study Dokumentasi dan

kemudian di Analisis. Analisis berdasarkan Data hasil Wawancara terhadap

beberapa Guru yang ada di SMA Negeri 1 Ratahan. Untuk mendukung hasil

Penelitian ini. Hasil yang dianalisis kemudian dirangkum untuk menghasilkan

kesimpulan yang Akurat dengan Teori yang ada.

52
BAB IV

PAPARAN DATA PENELITIAN

4.1. Paparan Data dan Hasil Penelitian

Pada bagian ini Penulis hendak memaparkan hasil wawancara yang

Penulis lakukan kepada beberapa Guru di SMA Negeri 1 Ratahan. Penulis

mengambil Sampel sebanyak 5 orang Guru di SMA Negeri 1 Ratahan, baik yang

berstatus Honorer maupun PNS

Dalam Wawancara ini Penulis hendak berfokus menganalisa sejauh mana

Peranan Metode Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa. Karna itu beberapa

Indikator yng hendak diukur dalam Wawancara ini, yaitu :

1. Menurut Anda seperti apa Metode Tanya Jawab itu?

2. Apa Indikatornya Siswa yang memiliki Motivasi belajar yang tinggi?

3. Apa yang membedakan Motivasi Belajar siswa saat sebelum

menggunakan Metode tanya Jawab dalam pembelajaran dan sebelum

menggunakan Metode belajar Tanya Jawab?

Menurut Anda seperti apa Metode Tanya Jawab itu ??

53
 Respon dari Mereka adalah : Guru memberikan pertanyaan, dan murid

diberikan kesempatan menjawab

 Respon Mereka adalah : Murid diberikan kesempatan bertanya dan Guru

memberikan jawabanya

 Ada yang menjawab semacam interaksi dua arah dalam Kelas saat dalam

Proses belajar mengajar

Apa Indikatornya Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi?

 Respon mereka adalah : Tidak suka Bolos Sekolah

 Tidak Absen Sekolah kecuali Sakit

 Tidak bermain saat sedang dalam kegiatan Belajar mengajar

 Fokus memperhatikan saat Guru menerangkan

 Selalu mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR)

Apa yang membedakan minat Belajar siswa saat di bawah Binaan Guru PAK

yang Profesional dan Guru PAK yang tidak Profesional

 Respon mereka adalah : ada yang mengatakan sebelum menggunakan

Metode tanya jawab, Murid sering Bolos, banyak Absen, tidak

mengerjakan tugas, tidak fokus saat belajar

 Sesudah menggunakan Metode tanya jawab, murid senang Belajar, tidak

Bolos, tidak Absen, Fokus Belajar, selalu mengerjakan Tugas dengan

Baik.

54
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode belajar Tanya

jawab sangat baik untuk meningkatkan motivasi belajar Siswa. Karena

dengan nmetode tersebut murid bisa mejadi lebih aktif dan dan tidak

gampang bosan mengikuti proses kegiatan belajar mengajar karena

adanya komunikasi dua arah (interaktif). Bahkan dengan menerapkan

metode “Tanya jawab” kita sedang menciptakan ruang kelas yang lebih

hidup. Tidak hanya itu saja, menerapkan metode pembelajaran Tanya

jawab dapat mengembangkan dan membangkitkan rasa percaya murid.

B. Saran

Para pendidik maupun calon pendidik, hendaknya mulai

menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran “Tanya jawab”

karena berdasarkan hasil penelitian metode tersebut dapat meningkatkan

motivasi belajar Siswa.

55
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1) Arikunto, Suharsimi, Dr, Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta, Bina Aksara.

1986.

2) Depdikbud, Pelaksanaan Sistem Penelitian. Dirjen Dikdasmen. 1986.

3) Karwapi, Drs. Beberapa Masalah dan Pendekatannya. Hasmar Medan.

1971.

4) Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta, GhaliaIndonesia.2002

5) NatawidjajaRochman, Drs. Psikologi Pendidikan. Jakarta, CV. Mutiara

1979.

6) Nurkancana Wayan, Drs. Dan PPN Sumartono, Evaluasi Pendidikan,

Surabaya,Usaha Nasional.

7) Oemar Hamalik Dr. Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan, Bandung,

Mandar Maju 1989.

8) Poerwadarminta, WJS, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, PN Balai

Pustaka, 1966.

9) Roestisyah NK, Dra, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta,

BInaAksara. 1986

10) Sudirman N, Drs. Dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung, Remaja karya, 1987.

11) Suryabrata, S. Metodologi Penelitian. Jakarta. CV. Rajawali, 1998.

56
12) Soetarno, H, Drs. M.Pd, Ilmu Keguruan Dasar-Dasar Kependidikan

(Evaluasi), Bandung, Dirjendidesmen, 2002.

13) Sutomo, Drs. Teknik Penelitian Pendidikan. Surabaya, Bina Ilmu 1984.

14) Seniawan Conny, Pro, Pengukuran dan Penilaian dalam Dunia

Pendidikan. Jakarta, PT. Gramedia 1984.

15) Team Didaktik dan Metode Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar

Dikdaktik Kurikulum Proses Belajar Mengajar, IKIP, Surabaya 1976

16) Winkel, E.S. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta, PT.

Gramedia. 1984.

17) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian dan Definisi Metode,2007.

18) Komarudin, Buku“ ensiklopedia manajemen “ 1994.

19) Gagne, The Conditions of Learning,1977.

20) James Patrick Chaplin, Dictionary of Psychology, 1985.

21) Hintzman, The Psychology of Learning and Memory, 1987.

22) Douglas L, The Psychology of Learning and Memory, 1987.

23) Nasution, Ensiklopedia Manajemen, 1994.

24) Soekanto, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta, PT.

Gramedia. 1984.

25) Moh. Surya, Pendidikan Siswa dan Prinsip Belajar, 1981.

26) Anni, Perilaku dan Sifat Manusia, 2004

57

Anda mungkin juga menyukai