Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang Munculnya Murji'ah


Asal kata Murji'ah adalah  dari kata irja' yang artinya menagguhkan, mengakhirkan, dan
memberi pengharapan. Kaum murji'ah ini lahir pada permulaan abad ke-1 hijriah. Kaum murji'ah
ini memiliki ciri khas yaitu dimasukkannya iqrar sebagai bagian yang sangat penting dari iman,
di samping tashdiq (ma'rifah).  Kaum Murji'ah pada awalnya, muncul karna persoalan politik,
yaitu persoalan Khalifah yang dimana membawa perpecahan dan kekacauan dikalangan umat
islam. Nah pada saat itu situasi yang sangat mencekam karna masalah tahkim yang melibatkan
Ali bin Abu Thalib, Mu'awiyah bin Abu Sufyan, Amru bin Ash dan Abu Musa Al-Asy'ari. 

Pada dasarnya kaum murji'ah merupakan golongan yang tidak mau turut campur dalam
pertentangan yang terjadi diantara mereka dan justru mengambil sikap menyerahkan semua
pertentangan atau masalah yang terjadi antara mereka berempat kepada Tuhan. Ada yang
mengatakan bahwa latar belakang munculnya murji'ah adalah dengan adanya pendapat yang
menyalahkan bahwa ummul mukminin Siti Aisyah dan kawan-kawan yang telah menyebabkan
terjadinya perang jamal. 

Dan ada juga yang mengatakan bahwa mu'awiyahlah yang menyalahkan pihak Ali karna telah
berani memberontak melawan khalifah Usman bin Affan. (Drs. Sudadi, 2015:112) Jadi jika kita
perhatikan dengan seksama bahwa semua ini bisa terjadi karna pada saat itu terjadi
ketidakpuasan terhadap para pemimpin pada saat itu, dan pada saat itu juga adanya tidak saling
percaya satu sama lain, oleh karna itulah murji'ah muncul. 

Memang pada awalnya murji'ah itu sendiri sangat membenci hal-hal yang berhubungan tentang
politik, dan kehalifahan. Makanya murji'ah ini dikenal sebagai the queietists (kelompok
bungkam), dikarnakan sikap inilah yang membuat kaum murji'ah itu selalu diam dalam persoalan
politik. 

Tidak tau secara pasti mengapa murji'ah ini tiba-tiba angkat bicara tentang persoalan ini ada
kemungkinan bahwa murji'ah itu muncul karena mereka mulai kesal dengan mereka dan juga 2
aliran yang saling mengejek aliran tersebut yaitu antara khawarij dan syi'ah, yang dimana mereka
saling mengkafi-kafirkan satu sama lain dan merasa paling benar.Dan pepimpin golongan
murji'ah adalah Hasan bin Bilal al-Muzni dan Abu Salaf as-Sammah

Inti Ajaran Murji'ah :

  Ajaran pokok murji'ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin yang mereka percaya
yaitu  irja' atau arja'a yang diaplikasikan dalam banyak persoalan yang dihadapi ada dua ajaran
yang sangat penting menurut kaum murji'ah yaitu diantaranya:

 Tentang Pelaku Dosa  Besar: Pandangan aliran murji'ah tentang status pelaku dosa besar
yaitu selama meyakini dua kalimat syahadat, seorang muslim yang berbuat dosa besar itu
tidak termasuk kafir dan hukumannya ditangguhkan diakhirat dan hanya Allah Swt yang
berhak menghukumnya. Jadi dengan kata lain jika seorang muslim sekalipun jika
melakukan dosa besar namun masih mengucapkan dua kalimat syahadat yang dimana
kalimat tersebut yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karna itu, orang tersebut
masih seorang mukmin dan bukan seorang kafir. Masalah mereka nantinya akan masuk
surga atau neraka semua itu ditunda hingga ada putusan akhir dari Allah Swt. Selain itu,
mereka juga berharap bahwa orang yang berbuat dosa besar, mereka mau bertaubat dan
berharap agar tobatnya diterima disisi Allah Swt. (LKS fitrah akidah akhlak kelas XI :17)
Nah jika kita teliti lebih lanjut bahwa aliran murji'ah ini sebenarnya tidak terlalu peduli
dengan perbuatan dosa besar karna memang yang mereka yakini itu selama mereka
memegang teguh dua kaliamat syahadat maka mereka tetap mukmin, meskipun aliran
lain mengatakan bahwa mereka kafir, makanya kaum murji'ah ini tidak takut akan
menjadi kafir apabila mereka melakukan dosa besar secara terus-menerus. Nah pendapat
ini dikategorikan sebagai murji'ah moderat..
 Masalah Iman : Nah mengenai ajaran pokok yang kedua yaitu mengenai iman  mereka
berpandangan bahwa iman itu terletak didalam kalbu. Adapun segala ucapan dan
perbuatan itu tidak selamanya merupakan reflaksi dari apa yang ada didalam kalbu. Jadi
oleh karna itu, segala ucapan dan perbuatan seseorang yang menyimpang dari kaidah dan
syariat agama islam itu tidak berarti telah menggeser atau merusak keimanannya, bahkan
keimanannya masih sempurna dimata tuhan.Bahkan mereka berpendapat  bahwa iman itu
tidak akan pernah bertambah atau berkurang sedikitpun. Meskipun iman itu dapat
dikatakan  bertambah atau berkurang, hal itu pasti terjadi pada segi sifatnya saja dan tidak
menyangkut hal lain (Dr. H. Abdul Rozak dan Dr. H Rosihon Anwar, 2014:73,171,177)
jadi intinya pengakuan iman itu cukup didalam hati saja dan tidak dituntut untuk
membuktikan keimanannya dengan amal perbuatan. Berdasarkan hal ini, seseorang tetap
dianggap mukmin walaupun meninggalkan apa yang difardukan kepadanya dan
melakukan perbuatan dosa besar. Nah jadi menurut aliran murji'ah ini selama masih ada
iman dihati, setiap maksiat tidak akan mendatangkan mudharat ataupun gangguan atas
seseorang dikarnakan ada pengampunan. Dan ada beberapa anggapan lain yang
mengatakan bahwa dalam hidup ini menentukan seseorang mukmin atau kafir adalah
iman dalam hati, karna menurut mereka lisan dan amal perbuatan itu tidak mempengaruhi
kemukminan seseorang. Memang ajaran semacam ini sangat berbahaya sebab akan
membawa pada dekadensi moral, memperlemah ikatan moral, dan masyarakat akan
bersifat permisif, 

Nah jadi itu pembahasan yang bisa saya sampaikan sekian

Anda mungkin juga menyukai