Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN ANTAR ALIRAN

TENTANG PELAKU DOSA BESAR


Kelompok 7
Anggota

Isnani Fitria Kotrun Nida R.M Nimaz Heramulya


1222010084 1222010089 1222010123
Dosa
dosa adalah dampak pelanggaran ajaran agama yang dilakukan dengan
sengaja, sadar dan tidak ada paksaan atau dapat dikatakan bahwa dosa
adalah buah dari tidak menjalankan perintah Allah dan tidak menjauhi
larangannya.
Dosa besar adalah suatu pelanggaran terhadap perintah dan larangannya
yang menimbulkan kerugian terhadap orang lain dan bersifat besar. Dan
dosa besar juga adalah sesuatu yang dilakukan oleh pelakunya dalam
keadaan sadar, padahal itu sudah dilarang oleh Allah SWT, seperti
mencuri, berjudi, berzinah, dan mabuk-mabukakan.
Dosa kecil adalah sesuatu yang dilakukan oleh pelaku tanpa menyadarinya
Macam-macam Aliran pelaku
1. Khawarij
2. Murji’ah
3. Mu’tazilah
4. Al-asy’ariah
5. Maturidiah
6. Syi’ah
7. Zaidiyah.
Khawarij merupakan aliran dalam islam yang pertama kali muncul,
mereka selalu menyatakan “La hukma illalah” (tiada hukum yang benar
kecuali disisi Allah).
Aliran yang muncul akibat tidak setuju dengan tahkim yang di adakan
pada perang Siffin antara Saidina Ali Bin Abi Thalib dengan Saidina
Muawiyah. Mereka memfatwakan bahwa sekalian dosa adalah besar,
tidak ada namanya dosa kecil atau dosa besar. Sekalian pendurhakaan
kepada Tuhan adalah besar tidak ada yang kecil menurut aliran khawarij.
Aliran khawarij menurut Al-Bagdadi terpecah menjadi 20 sekte.
Diantaranya :
- Al-Muhakimah
- Al-Najdat
- Al-Sufriah
- Al-Ibadah

Aliran Khawarij
Kaum murji’ah yang “gullah” (yang radikal) sampai ada yang beri’tikad,
bahwa asal kita sudah mengakui dalam hati atas wujud-Nya Tuhan dan
sudah percaya dalam hati kepada Rasul-rasul-Nya maka kita sudah mukmin
walaupun melahirkan dengan lidah hal-hal yang mengkafirkan, seperti
menghina Nabi, Al-Qur’an dll.
Persoalan dosa besar yang di timbulkan kaum khawarij mau tidak mau
menjadi bahan perhatian pula bagi mereka, kalau khawarij menjatuhkan
hukum kafir kepada orang yang melakukan dosa besar, jika murji’ah
menjatuhkan hukum mukmin.
Adapun dosa besar yang mereka lakukan itu di tunda penyelenggaraanya di
hari perhitungan kelak. Karena mereka mengatakan bahwa orang mu’min
yang mengakui dalam hati atas wujud-Nya Tuhan dan sudah percaya dalam
hati kepada Rosul-rosul-Nya ia mu’min walaupun melakukan dosa besar,
Dosa bagi kaum murji’ah tidak apa-apa asal sudah ada iman dalam hati.

Murjia’ah
mu’tazilah (mengasingkan diri) mereka memfatwakan orang yang
melakukan dosa besar tidak akan di ampuni dosanya sebelum ia
bertaubat, dan akan terus menerus di dalam neraka tidak akan
keluar lagi. Akan tetapi kalau orang mu’min yang berbuat dosa
besar/dosa kecil ia akan di hukum dalam neraka di suatu tempat,
lain dari tempat orang kafir.
Prinsip ini sangat penting yang karenya Washil Bin ‘Atha pendiri
mu’tazilah memisahkan diri dari gurunya Hasan Al-Basri, ia
memutuskan bahwa orang yang berbuat dosa besar selain syirik
tidak mu’min tidak pula kafir, tetapi fasik.
Jadi kefasikan adalah suatu hal yang berdiri sendiri antara iman dan
kafir, dan tingkatan orang fasik dibawah orang mu’min di atas orang
kafir.

Mu’tazilah
Bagi Al-Asy’ari orang yang berdosa besar adalah tetap mukmin,
karena masih ada imannya, tetapi karena dosa besar yang telah di
lakukannya ia menjadi fasiq, jadi ia bukan teman juga bukan musuh.
Orang mukmin yang melakukan dosa besar dan mati sebelum
bertaubat, maka orang itu tetap mu’min, dimandikan, dikuburkan,
sebagai orang mu’min. Karena pada hakikatnya ia mu’min yang durhaka
kepada Tuhan.
Orang semacam itu di akhirat nanti menurut keyakinan Asy’ariyah
akan mendapat beberapa kemungkinan :
1. Boleh jadi dosanya di ampuni oleh Tuhan.
2. Boleh jadi ia mendapat syafaat dari nabi Muhammad SAW sehingga
di bebaskan dan tidak mendapat hukuman dan langsung masuk surga.
3. Ia di hukum di dalam neraka buat seketika, dan akhirnya di
keluarkan dan di masukan kedalam surga.

Asy’ariyah
Al-Maturidi menolak ajaran Mu’tazilah mengenai
masalah soal dosa besar tetapi aliran ini sefaham
dengan aliran Asy’ariyah yaitu :
bahwa orang yang berdosa besar masih tetap
mu’min, dan soal dosa besarnya nnanti akan di
tentukan Tuhan kelak di akhirat

Maturidiyah
Syi'ah Zaidiyah adalah paham Syi'ah yang dinisbatkan kepada
Zaid bin Ali Zainal Abidin, imam kelima pada hirarki imamah
Zaidiyah. Syi'ah Zaidiyah cenderung bersifat moderat dalam
menghadapi dilema kekhalifaan Ali bin Abi Thalib dan dalam
menilai ketiga khalifah sebelumnya, sebagai imam mafdhul dan
imam afdhal.

Penganut syi’ah dan zaidiah percaya bahwa


orang-orang yang melakukan dosa besar akan
kekal dineraka, jika ia belum tobat dengan tobat
yang sesungguhnya.

Syi’ah dan Zaidiyah


Kesimpulan

Aliran-aliran dalam Islam muncul dipicu oleh permasalahan


politik antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah, dan berkembang
menjadi aliran-aliran yang membahas tentang siapa yang kafir
dan siapa yang mukmin. Dalam setiap aliran berbeda pendapat
tentang pemikiran-pemikirannya terhadap pelaku dosa besar.
Ada yang berpendapat mereka yang melakukan dosa besar
dihukumi kafir, dan ada juga yang berpendapat bahwa mereka
yang melakukan dosa besar, selama mereka mukmin maka
mereka tetap dihukumi mukmin, dan ada juga yang menengah-
nengahi antara kafir dan mukmin, yaitu fasiq.

Any Question ?
Thank you for
listening!

Anda mungkin juga menyukai