Anda di halaman 1dari 8

ALIRAN-ALIRAN

KALAM

MURJI’AH
ALIRAN MURJI’AH

• Secara bahasa, murji’ah berarti menunda,


mengembalikan, memberi harapan.
• Secara istilah, yaitu satu golongan manusia yang tidak
mau turut campur dalam pertentangan yang terjadi
waktu itu, dan mengambil sikap menyerahkan persoalan
kafir atau tidaknya seseorang kepada Allah.
• Secara umum, kemunculan aliran murji’ah merupakan
antitesa terhadap aliran khawarij, terutama dalam
persoalan iman kafir.
SEJARAH DAN KONSEP AKIDAH

• Menurut informasi sejarah, murji’ah muncul hampir


bersamaan dengan khawarij. Hal ini dapat diterima
karena memang kehadiran murji’ah ini merupakan
respon terhadap konsep akidah yang sangat ekstrim
yang dikemukakan oleh khawarij.
• Karena itu sejarah perkembangannya juga sejalan seiring
dengan perkembangan kjhawarij. Mulai dari masa
kekhalifahan Ali sampai masa Bani Umayyah.
• KONSEP AKIDAH
• Persoalan utama yang menjadi fokus murji’ah adalah
persoalan iman dan kafir.
• Iman bagi mereka adalah pengakuan seseorang dalam
hati dan diucapkan dengan lisan. Sedangkan amal
perbuatan bukanlah bagian daripada iman.
• Dengan demikian, jika orang tersebut melakukan dosa
besar, maka tidak akan berpengaruh terhadap imannya.
• Bagi mereka iman seseorang bersifat paten, tidak
bertambah karena amal soleh dan tidak berkurang
karena maksiat.
• Pelaku dosa besar tetap dianggap mukmin, bukan kafir
(sebagaimana khawarij). Mereka tidak akan kekal dalam
neraka (sebagaimana khawarij). Bahkan bisa saja Allah
mengampuninya sehingga tidak disiksa dalam neraka,
karena rahmat Allah.
• Menurut mereka yang berhak menentukan kafir atau
tidaknya seseorang hanyalah Allah, asal orang tersebut
masih mengakui keesaan Allah (iman secara batin).
• Karena itulah murji’ah selalu bertanya siapa yang masih
mukmin, sedangkan khawarij bertanya siapa yang sudah
kafir.
PERPECAHAN ALIRAN MURJI’AH

• Secara umum, murji’ah pecah menjadi dua, yakni


moderat dan ekstrim.
• Murji’ah moderat: pelaku dosa besar tidak kafir dan
setelah disiksa dalam neraka sesuai dengan dosanya, akan
dimasukkan ke dalam sorga. Tokohnya adalah al-Hasan
bin Muhammad dan Abu Yusuf.
• Murji’ah ekstrim: pelaku dosa besar, bahkan orang yang
menyatakan dirinya kafir secara lisan, tetap dianggap
mukmin, karena iman dan kafir itu ada dalam hati, dan
yang mengetahui hati manusia hanyalah Allah. Tokohnya
adalah Jahm bin Safwan.
1. Sekte Salihiyah: dipimpin oleh Abu Hasan al-Salihi. Dia
menyatakan bahwa iman adalah mengetahui adanya
Tuhan, dan kafir adalah tidak tahu tentang Tuhan. Shalat
bukanlah bagian dari ibadah, tetapi hanyalah tanda
kepatuhan. Sedangkan ibadah itu adalah iman itu
sendiri.
2. Sekte Yunusiyah: melakukan maksiat atau perbuatan
jahat lainnya tidak akan merusak iman seseorang.
3. Sekte Khassaniyah: sesuatu yang diwajibkan atau
diharamkan boleh dilanggar jika tidak diketahui secara
pasti mana yang diwajibkan dan mana yang diharamkan,
sehingga pelakunya tetap dianggap mukmin.
KESIMPULAN
• Aliran Murji’ah moderat masih dapat diterima, yang
kemudian menjadi inspirasi bagi aliran Asy’ariyah.
• Aliran murji’ah ekstrim lebih bersifat moral latitude
(merusak moral). Karena itu tidak diterima oleh
masyarakat.
• Ada empat ciri khas aliran murji’ah:
1)Menunda pemberian label kafir sampai hari kiamat,
2)Tanda mukmin bagi seseorang hanyalah berkaitan
dengan keyakinan dalam hati, sedangkan amal soleh
tidak berpengaruh,
3)Menyerahkan hukuman pelaku maksiat kepada Allah
(dengan rahmat-Nya),
4)Perbuatan manusia ditentukan oleh Tuhan (jabariah).

Anda mungkin juga menyukai