Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEKUFURAN DAN KEMUNAFIKAN


Dosen Pengampu : Muh. Hamidan, S.Pd, M.Pd.

Kelompok 7 :
1. Daffa Azzuri Yudistira E201500266
2. Dewi Risna Martiana E201500264
3. Muhammad Akmal Sabili E201500265
4. Muhammad Wahyu Assalam E201500267

Program Studi Pengelolaan Lingkungan


Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kufur (ingkar) adalah salah perbuatan manusia, baik secara
lahiriyah maupun secara batiniyah yang bisa menyebabkan
hilangnya atau gugurnya keimanan seseorang. Kufur kalau ditinjau
dari segi hukum maka kufur ada dua yaitu ada kufur kubra dan ada
kufur sugra. Kekufuran akbar atau keingkaran yang besar adalah
salah satu perbuatan yang membatalkan syahadat atau keislaman,
atau keimanan seseorang, sehingga hati dan dirinya kosong blong
dari Islam dan Iman sampai dia bertaubat dari kufur akbarnya.
Jika ia mati sebelum bertaubat maka ia mati dalam keadaan kafir.

Nifak atau pelakunya disebut munafik merupakan salah satu


penyakit yang sangat berbahaya. Jika tidak ditangani sesegera
mungkin akan mengakibatkan penderitanya binasa. Penyakit ini
adalah penyakit yang amat menjijikkan dan mengakibatkan
penyimpangan yang amat buruk. Seorang mulim sejati tentu sangat
mewaspadai penyakit akut ini, hanya saja terkadang ia tidak
menyadari bahwa ternyata ia telah terjangkit penyakit ini, terutama
nifak yang bersifat lahiriah.
Pada kesempatan kali ini kelompok kami akan membahas
tentang pengertian kekufuran, pengertian kemunafikan, macam-
macam kufur, dan mengenal golongan orang munafik.

B. Rumusan Masalah
a) Apa itu kekufuran?
b) Apa saja macam-macam kekufuran?
c) Apa itu kemunafikan?
d) Bagaimana cara mengenal golongan orang munafik?

C. Tujuan Masalah
a) Mengetahui pengertian kekufuran.
b) Mengetahui macam-macam kekufuran.
c) Mengetahui pengertian kemunafikan.
d) Mengetahui cara mengenal golongan orang munafik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEKUFURAN
a. Pengertian Kekufuran
Kufur adalah lawan dari iman. Dengan demikian, kufur
berarti mengingkari atau tidak mempercayai akan adanya Allah
dan agama yang Dia turunkan melalui para rasul-Nya. Secara lebih
khusus, demikian pengertian yang lazim berlaku dalam islam,
kufur adalah mengingkari atau tidak percaya kepada Allah dan
risalah Nabi Muhammad SAW. Ringkasnya, kufur adalah
mengingkari atau menolak agama Islam dengan segala ajarannya.
Pelaku kekufuran ini disebut kafir. Di dalam islam, terutama kaum
mutakallimin, kufur lazim dibedakan kepada kufur millat dan
kufur nikmat. Yang dimaksud dengan kufur millat adalah
kekafiran dalam arti mengingkari atau menolak keberadaan Allah
dan agama-Nya.1
Adapun yang dimaksudkan dengan kufur nikmat adalah
tidak mensyukuri nikmat dan menggunakannya tidak sesuai
dengan kehendak dan tuntunan Allah Sang Pemberi nikmat.kufur
nikmat dapat pula terjadi pada umat manusia secara universal. Dan

1
Pembahasan yang luas dan lebih perinci mengenai kufur ini, dapat dilihat antara lain, dalam Jamrah
Suryan A, Studi Ilmu Kalam, Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama, 2015.
seperti halnya kufur millat, kufur nikmat pun oleh Allah, diancam
dengan siksa neraka(QS. Ibrahim [14]: 7).2
Kufur itu ada dua macam : Kufur Akbar (kekufuran besar)
yang mengeluarkan pelakunya dari agama. Kufur ashgar
(kekufuran kecil) yang tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari
agama. Dan kufur akbar ini beragam macam dan bentuknya,
diantaranya ialah:

1. Kufur dalam Kisaran Mendustakan


Sehingga barangsiapa yang mendustakan Al-Qur’an
atau sedikit saja dari Al-Qur’an. Atau mendustakan sunah
Nabi Muhammad SAW yang telah shahih penukilannya
sedang dirinya telah mengetahui akan hal itu. Maka orang
semacam ini adalah kafir, karena masuk dalam kawasan
kufur akbar yang mengeluarkan pelakunnya keluar dari
agama Islam.

2. Kufur Juhud (Pengingkaran)


Yang mana kafir jenis ini mempunyai maklumat
tentang kebenaran serta meyakininya, akan tetapi, dirinya
mengingkarinya secara terang-terangan, bisa karena faktor
sombong, atau dengki, atau rakus terhadap kekuasaan, dunia
atau ambisi yang lainnya.

2
Pembahasan yang luas dan lebih perinci mengenai kufur ini, terutama menurut Al-Qur’an, dapat
dilihat antara lain, dalam Harifuddin Cawidu, Konsep Kufur dalam Al-Qur’an, Jakarta: 1991.
Jenis kekafiran ini, secara umum ada dikebanyakan
orang-orang kafir. Seperti disindir oleh Allah ta’ala melalui
firman-Nya:
“Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang
mereka katakana itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu
bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan
mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu
mengingkari ayat-ayat Allah”. (QS. Al-An’am: 33).

3. Kufur Karena Ragu Dan Dhon (Persangkaan)


Yakni pelakunnya merasa ragu terhadap perkara yang
dibawa oleh para Rasul serta mengira kalau mereka itu
bukan berada di jalan yang benar. Lebih jelasnya,
sebagaimana dua orang disitir oleh Allah Shubhanahu Wa
Ta’alla dalam firman-Nya, dimana salah seorang dari
keduannya mengatakan:
“Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang”. (QS.
Al-Kahfi: 36).

4. Kufur I’radh (Berpaling)


Yang dimaksud dengan berpaling dari sini ialah
enggan untuk mempelajari ilmu-ilmu pokok agama yang
menjadi dasar seseorang menjadi seorang muslim, hingga
dirinya mau mengkaji lalu mengamalkannya.
5. Kufur nifaq (kemunafikan), adapun yang dimaksud ialah
munafiq I’tiqodi (keyakinan). Dan dalam kategori ini ada
enam macam bentuknya:
a) Mendustakan Rasulullah SAW.
b) Mendustakan sebagian apa yang dibawa oleh beliau.
c) Membenci rasulallah SAW.
d) Membenci sebagian yang bawa oleh beliau SAW.
e) Merasa senang bila agama islam itu semakin
terkoyak-koyak dan lemah.
f) Tidak mau atau enggan untuk membela agama
Rasulallah SAW.

Kufur Ashgar (kecil) yaitu mendatangi perbuatan


dosa yang telah diberi stempel oleh Rasulallah SAW sebagai
kekufuran, akan tetapi, tidak sampai pada derajat kekafiran
yang mengeluarkan pelakunya dari agama. Yang dimaksud
dengan kufur disini adalah kufur kecil dikarenakan yang
namanya membunuh jiwa seorang mukmin adalah perkara
besar dan termasuk dosa besar, akan tetapi, tidak sampai
mengeluarkan pelakunya dari agama islam.3

3
Pembahasan tentang kufur Ashgar ini, dapat dilihat dalam majalah Syaikh Amin, Abdullah asy-
Syaqawi, Ragam dan Jenis Kekufuran, Indonesia: IslamHouse.com, 2014.
B. KEMUNAFIKAN
a. Pengertian Kemunafikan
Kemunafikan atau Nifaq adalah suatu sifat yang ada didalam
hati manusia dan tidak dapat diketahui oleh orang lain.
Kemunafikan adalah suatu penyakit rohani yang tidak dapat
disembuhkan kecuali oleh orang itu sendiri. Kemunafikan ialah
menunjukkan di luar sebagai seorang Muslim yang benar-benar
keislaman dan keimanannya, tetapi dalam hatinya adalah
sebaliknya. Bagi Islam orang munafik itu adalah sebagai musuh
dalam selimut. Ia menggunting dalam lipatan atau menusuk
kawan seiring dari belakang. Besar benar bahayanya kaum
munafik itu terhadap Islam dan kaum Muslimin.4

Perilaku munafik atau kemunafikan merupakan karakter


yang tidak disukai. Masyarakat memandang kemunafikan
sebagai karakter menjijikan. Dalam Islam, kemunafikan
merupakan sesuatu yang tidak disukai dan dilarang. Orang yang
munafik diancam akan ditempatkan di tempat yang paling
rendah nanti di neraka, dan tidak ada seorangpun yang akan
memberikan pertolongan kepadanya (QS. An-Nisaa, 4 : 45).
Kemudian dijelaskan pula karakteristik orang munafik sebagai
orang yang suka menipu dirinya sendiri, apabila melaksanakan
sholat lalai, riya atau ingin dilihat orang lain dan jarang

4
Pembahasan kemunafikan atau Nifaq ini, dapat dilihat, dalam kitab Bahreisy S, terjemah Riyadhus
Shalihin, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1995.
mengingat Allah atau jarang berdzikir (QS. An-Nisaa, 4 : 142).
Hadits yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim juga
menjelaskan tanda-tanda orang munafik, yaitu apabila berkata
dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercayai
berkhianat (HR. Bukhori dan Muslim).5

b. Mengenal Golongan Orang Munafik di Setiap Masyarakat


Fenomena kemunafikan dan kaum munafik tidak hanya ada
pada masa kenabian. Secara umum, fenomena hipokritas dan
kelompok hipokrit ini ada pada setiap masyarakat. Karena itu,
kaum Muslimin harus mengetahui sifat-sifat mereka seperti yang
dikatakan Al-Qur’an, juga dalam beberapa riwayat, disebutkan
tanda-tanda mereka yang beragam di antaranya sebagai berikut:
1. Mereka banyak berbicara dan bersumbar yang kosong,
mereka banyak berbicara, tetapi sedikit beramal.
2. Plin-plan dan tidak punya pendirian.
3. Memisahkan diri dari masyarakat dan membentuk
kelompok rahasia sesuai dengan rencana mereka.
4. Menipu, berdusta, menyanjung palsu, melanggar janji,
dan berkhianat.
5. Angkuh terhadap manusia dan meremehkan mereka.
Mereka menganggap manusia lain bodoh.6
5
Pembahasan tentang kemunafikan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, dapat dilihat, dalam jurnal
Fahmi Irfan, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Moral Dan Kemunafikan, Jurnal
Psikologi Vol. V, No. 1, 2018, Hal. 2.
6
Mengenal golongan munafik di setiap masyarakat, dapat dilihat, dalam kitab Makari Syirazi Nasir,
Tafsir Al-Amsal, Jakarta Selatan : Sadra Press, 2015.
Dalam Al-Qur,an kita temukan klasifikasi manusia, berdasarkan
aqidahnya dalam tiga golongan yaitu : orang-orang yang beriman, orang-
orang kafir, dan orang-orang yang munafik. Masing-masing pola dari
ketiga pola ini mempunyai sifat utama umum yang membedakan dari dua
pola yang lainnya. Klasifikasi manusia berdasarkan aqidah dan petunjuk.
Ketiga pola manusia tersebut, dikemukakan Al-Qur’an di berbagai
tempat, misalnya saja dalam permulaan surat Al-Baqarah dimana orang-
orang beriman disebut dalam 4 ayat (2-5), orang kafir disebut dalam 2
ayat (6-7) dan orang-orang munafik dalam 13 ayat (8-20).

Tipe munafik, yaitu mereka yang beriman kepada Allah SWT, dan
hari akhir, tetapi imannya hanya dimulut belaka, sementara hatinya
ingkar. Mereka ingin menipu Allah dan orang mukmin, walaupun
sebenarnya ia menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar. Hati
mereka berpenyakit, dan semakin parah penyakitnya karena membuat
kerusakan, menambah kebodohan, bersekutu dengan setan untuk
mengolok-olok orang-orang mukmin. Mereka tidak mendapat
penerangan dan petunjuk, sehingga senantiasa dalam kegelapan (Abdul
Mujib, 2006. 174).7
PENUTUP

1. KESIMPULAN
7
Pembahasan munafik berdasarkan aqidah, dapat dilihat dalam jurnal Handini Agust. Perilaku
Munafik Indikator Gangguan Jiwa,Vol. 8 No.2, 2014.
a. Munafik berasal dari bahasa Arab " Nafaqa " yang artinya "
Mengadakan ". Munafik adalah sifat seseorang dimana seseorang
tersebut lahiriah (jasmani)-nya beriman, tetapi hatinya menentang
(kafir).
b. Dalam islam munafik itu berarti berpura-pura mengikuti ajaran
agama namun sebenarnya tidak mengakui dalam hati.
c. Secara umum munafik adalah berbedanya yang dikatakan dengan
mulut dengan yang ada dihatinya.
d. Kufur secara bahasa artinya menutupi,sedangkan menurut syara'
adalah tidak beriman kepada Allah dan rasulnya,baik dgn
mendustakannya atau tidak mendustakannya.
e. Kufur ada dua jenis : Kufur Besar dan Kufur Kecil
f. Kufur Besar Kufur besar bisa mengeluarkan seseorang dari agama
Islam.
g. Kufur kecil yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar
dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah
dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar.
Seperti kufur nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam
firmanNya.
h. Kufur dan munafik adalah perbuatan yang menentang ajaran islam

2. SARAN
Taat pada hukum Allah merupakan suatu kewajiban mutlak
yang tidak bisa ditawar-tawar oleh setiap insan ciptaan-Nya. Jika
mengingkari, bahkan menolak hukum Allah, maka kesengsaraan dan
kemurkaan Allah yang akan didapatkan dalam kehidupan, serta azab
yang maha berat di hari pembalasan. Oleh karena itu kita harus
senantiasa taat pada ajaran agama Islam sebagai satu-satunya agama yang
benar.

DAFTAR PUSTAKA
Bahreisy, S. 1995. terjemah Riyadhus Shalihin, Bandung : PT. Al-
Ma’arif.
Fahmi Irfan. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran
Moral Dan Kemunafikan, Jurnal Psikologi Vol. V, No. 1, Hal. 2.
Handini Agust. 2014. Perilaku Munafik Indikator Gangguan Jiwa,Vol. 8
No.2.
Harifuddin Cawidu. 1991. Konsep Kufur dalam Al-Qur’an, Jakarta.
Jamrah Suryan A. 2015. Studi Ilmu Kalam, Jakarta: PT. Kharisma Putra
Utama.
Makari Syirazi Nasir. 2015. Tafsir Al-Amsal, Jakarta Selatan : Sadra
Press.
Syaikh Amin, Abdullah asy-Syaqawi. 2014. Ragam dan Jenis Kekufuran,
Indonesia: IslamHouse.com.

Anda mungkin juga menyukai