Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Aqidah Aswaja

“ Nifaq “
Dosen Pengampu: Muhammad Yunus, M.Ag

Disusun Oleh:
Mesatun Hasanah

Eka Zulbaeni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH (PGMI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUL KAMAL NW IT KEMBANG
KERANG TAHUN AKADEMIK 2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..

A. Pengertian nifaq………………………………………………....

B. Sebab – sebab munculnya nifaq…………………………………

C. Jenis-jenis nifaq…………………………………………………

D. Ciri-ciri nifaq……………………………………………………

E. Upaya – upaya menghindari nifaq………………………………

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..

A. Kesimpulan……………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….....
BAB I
PENDAHULUAN

Nifaq adalah suatu tindakan hipokrisi atau kepura-puraan dalam beragama. Nifaq sering kali
disebut sebagai penyakit hati yang sangat merugikan dalam kehidupan beragama. Nifaq dapat
dilakukan secara terang-terangan atau tersembunyi. Nifaq tersembunyi lebih sulit untuk
dideteksi karena orang yang melakukannya menyembunyikan niat buruknya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian nifaq
Secara bahasa nifaq berarti lubang tempat keluarnya yarbu ( binatang sejenis
tikus) dari sarangnya, Jika ia dicari dari lubang yang satu ia akan keluar dari lubang yang
lain. Dikatakan pula, kata nifaq berasal dari yang berarti lubang bawah tanah tempat
bersembunyi Adapun nifaq menurut syara' menurut cara artinya menampakan Islam dan
kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dengan kata lain, nifaq
adalah menampakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkandung dalam hati
titik orang yang melakukan perbuatan nifaq disebut munafik 1 . Nifaq juga bisa berarti
bohong atau dusta menurut istilah nifaq ialah ucapan atau perbuatan yang tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya titik nipak adalah sifat tercela yang harus dihindari dan
dijauhi oleh setiap muslim. Sebab selain dapat membahayakan orang lain ,juga dapat
merugikan diri sendiri, sekali orang berbuat nifaq maka selamanya akan hidup dalam
lingkaran kebohongan2
Menurut Ibnu Manzhur, nifaq sebagai kata sifat adalah sebuah julukan bagi orang Islam
yang secara kasatmata menunjukkan keimanan, namun menyembunyikan kekufuran
dalam batinnya (Ibnu Manzhur: 357) 3

B. Sebab – Sebab Munculnya Nifaq


Nifaq muncul karena beberapa sebab diantaranya yaitu :
1. Keburukan dalam hati dan jiwa
Nifaq dapat muncul karena keburukan dalam hati dan jiwa seseorang. Hal ini
disebabkan oleh ketidaktaatan terhadap perintah Allah dan sikap yang tidak tulus
dalam beribadah
2. Kebencian terhadap Islam

1
Sulandari, Sri. Implementasi Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Akhlak Tercela
Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII Di MTs Ma’arif Klego Mrican Jenangan Ponorogo Tahun
Akademik 2019/2020. Diss. IAIN Ponorogo, 2020.
2
RIMIN, NIM. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA PADA
MTs KUSAMBI KAB. MUNA BARAT. Diss. IAIN KENDARI, 2018.
3
Arief, Syaiful. “Studi Ayat-Ayat Tentang Pluralitas dan Korelasinya dengan Objek Dakwah.” Misykat al-
Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat 1.2 (2018): 1-10.
Sebagian orang mengalami nifaq karena mereka membenci Islam dan tidak
menerima kebenaran yang terkandung dalam agama ini titik mereka berpura-pura
menjadi muslim hanya untuk mengejar keuntungan materi atau status sosial
3. Sifat sombong dan riya
Sifat sombong dan Riya juga dapat memicu munculnya nifaq. Orang yang
sombong cenderung merasa lebih hebat dari orang lain dan merasa tidak butuh
beribadah titik sedangkan orang yang riya beribadah hanya untuk mendapatkan
pujian dan pengakuan dari orang lain
4. Kurangnya ilmu agama
Kurangnya ilmu agama juga dapat memicu munculnya nifaq. Orang yang tidak
memahami ajaran Islam dengan baik cenderung Mudah terpengaruh oleh
pemahaman yang salah atau keliru
5. Ifluensi lingkungan
Lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi seseorang untuk menjadi munafik.
Ketika lingkungan sekitar penuh dengan orang-orang yang munafik, seseorang
cenderung mengikuti dan meniru perilaku mereka
C. Jenis-jenis nifaq
1) Nifaq al-I'tiqadi (keyakinan)
Pandangan syariat menyatakan bahwa alnifaq al-i'tiqodiyah yaitu mereka yang
menonjolkan keislamannya tetapi pada hakikatnya dia tidak percaya kepada Allah
SWT dan Rasul-Nya nifaq jenis ini adalah Nipah besar pelakunya menampakkan
keislaman tetapi dalam hatinya tersimpan ke kuburan dan kebencian pada agama
Islam. Menurut Said Hawa alnifah yakni bahwa keyakinannya tentang Islam
bertentangan dengan pernyataan keimanannya kepada Islam
Jenis nifaq ini menjadikan pelakunya keluar agama dan dia berada di dalam kerak
neraka titik demikian Allah SWT menyimpati para pelaku nifaq ini dengan berbagai
kejahatan seperti ke kuburan, ketiadaan Iman, mengolok-olok serta mencaci agama
juga para pemeluknya juga kecenderungan kepada musuh-musuh untuk bergabung
dengan mereka dalam memusuhi orang-orang yang beragama Islam. Orang-orang
munafik jenis ini senantiasa ada pada setiap zaman. Terlebih lagi ketika tampak
kekuatan Islam dan mereka tidak mampu membendungnya secara lahiriyah. Dalam
keadaan seperti itu; mereka masuk ke dalam agama Islam untuk melakukan tipu daya
terhadap agama dan pemeluk nya secara sembunyi-sembunyi, serta agar mereka bisa
hidup bersama umat Islam dan merasa tenang dalam hal jiwa dan harta benda mereka
titik karena itu seorang munafik menampakan keimanannya kepada Allah SWT,
malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya dan hari akhir tetapi dalam batin mereka
berlepas diri dari semua itu dan mendustakannya
Karakter orang-orang munafik bahwa alnifah Al itikad itu ada 4 perkara yaitu
a. Mereka mengucapkan dua kalimat syahadat sebagaimana firman Allah SWT
dalam QS. Almunafiqun ayat 21 dan QS al-baqarah ayat 8 sampai 9
b. Mereka memproklamirkan dirinya senantiasa taat terhadap Alquran dan
Sunnah padahal sebenarnya menentang dan bermaksud jahat terhadap
keduanya, sebagaimana firman Allah SWT. Dalam surah an-nisa ayat 3281
dan QS. An-nur ayat 27
c. Mereka suka bersedekah tetapi karena terpaksa dan didorong dengan sifat
Riya, sebagaimana firman Allah dalam Surah Attaubah ayat 54 dan surah
Attaubah ayat 98
d. Mereka suka menghadiri majelis-majelis Taklim akan tetapi mereka tidak
mengerti sedikitpun yang disampaikan gurunya, justru mereka suka
memperolok dan mengejek orang lain.

2) Nifaq al-A'mali (perbuatan)


Pandangan syariat menyatakan bahwa Alifah Al Amali adalah munafik yang
tidak membawa kepada kekafiran yaitu tidak akan menyebabkan seseorang itu keluar
dari Islam akan tetapi hanya saja pelakunya dinyatakan sebagai orang yang berdosa
dan amat merugikan diri serta kerusakan pergaulan. menurut syair Hawa alnifah Al
Amali (perbuatan ) yakni orang yang memiliki akhlak orang-orang munafik dalam
memberikan loyalitas kepada orang-orang kafir, berkasih sayang kepada mereka,
mendukung perjuangan mereka, menyalahi janji membiasakan dusta atau berkhianat
curang.
Bentuk yang tadi adalah mereka orang munafik menyerupai kafir karena telah
mempermainkan keimanannya. Mereka dengan misalnya telah beriman kepada Allah
SWT dan rasulnya Padahal mereka hanya mendusta saja tidak meyakininya. Karena
di hati mereka Sesungguhnya telah mengingkari Islam. Padahal hakikat keimanannya
itu adalah keyakinan yang letaknya di hati titik adapun bentuk kedua yaitu
kemunafikan dalam bentuk perbuatan meskipun kemunafikan Amaliyah ini tidak
sesuai menyebabkan pelaku-pelakunya keluar dari keimanan secara total tetapi
merupakan jalan menuju ke kufuran
Menurut Al qurtubi kemenafikan bersumber dari hati Maka itulah yang disebut
sebagai kekufuran. Meskipun kemunafikan baru pada tataran perbuatan maka itu
dikatakan sebagai perbuatan maksiat Imam Ghazali mengemukakan bahwa
kemunafikan terjadi pada dua jenis yaitu
a) Pertama adalah yang mengantarkan pelakunya keluar dari agama yang
dianutnya dan menjadikan seseorang kafir serta menanggung resiko pelakunya
untuk kekal abadi pada api neraka
b) Kedua adalah kemunafikan yang mengantarkan pelakunya pada api neraka
hanya beberapa saat dan mengurangi tingkatan ganjaran si pelaku 4
D. Ciri-ciri nifaq

Jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia
mengkhianati ( HR BUKHARI DAN MUSLIM)

a. jika ia berbicara ia berdusta

4
Sulandari, Sri. Implementasi Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Akhlak Tercela
Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII Di MTs Ma’arif Klego Mrican Jenangan Ponorogo Tahun
Akademik 2019/2020. Diss. IAIN Ponorogo, 2020.
Tafsir Dalam Islam, kebohongan adalah suatu tindakan yang sangat tidak dianjurkan.
Sebab, kebohongan dapat merusak hubungan antara manusia dan Allah, serta antara
sesama manusia.
Jika seseorang berbicara dengan berkata-kata dusta, maka hal tersebut termasuk
perbuatan dosa yang sangat dibenci oleh Allah. Kebohongan juga dapat menimbulkan
kerugian dan kecacatan dalam kehidupan sosial.
Sebagai umat Muslim, kita harus selalu jujur dalam berbicara dan bertindak. Kita
harus menghindari segala bentuk kebohongan dan mengutamakan kejujuran dalam
segala hal.
Menurut beberapa hadits, Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya kejujuran
dalam berbicara. Beliau mengatakan bahwa kejujuran adalah sifat terbaik dalam diri
seorang Muslim.
Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus selalu berusaha untuk menjadi orang
yang jujur dan menghindari segala bentuk kebohongan. Kita juga harus berdoa kepada
Allah agar senantiasa diberikan kemampuan untuk selalu jujur dalam berbicara dan
bertindak.
b. Jika berjanji ia mengingkari
Tafsir : Dalam Islam, berjanji dan memenuhi janji adalah hal yang sangat penting.
Menepati janji adalah bukti dari kepercayaan dan kejujuran, sementara mengingkari
janji dianggap sebagai tindakan yang sangat tidak terpuji dan merugikan pihak lain.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 177, “Sesungguhnya orang-orang
yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu
mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Mereka itu) orang-orang yang sabar dan tawakal kepada Tuhan mereka.”

Dalam tafsir Al-Quran, Allah SWT menyatakan bahwa orang yang berjanji dan
kemudian mengingkari janjinya, akan memperoleh dosa besar di hadapan-Nya. Hal
ini karena tidak memenuhi janji merupakan tindakan yang merugikan pihak lain dan
dianggap sebagai pelanggaran terhadap kejujuran dan kepercayaan.

Oleh karena itu, sebelum membuat janji, seseorang harus mempertimbangkan


kemampuannya untuk memenuhi janji tersebut. Jika merasa tidak mampu, lebih baik
tidak membuat janji daripada harus mengingkarinya nanti. Selain itu, jika terpaksa
mengingkari janji, sebaiknya dijelaskan alasan yang jelas dan menghormati perasaan
pihak yang dirugikan.

Dalam Islam, mengingkari janji juga dapat berdampak pada hubungan antar manusia.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Tiga hal yang membuat hidupmu
bahagia; memenuhi janji, menjaga kepercayaan, dan memberikan hak orang lain.”
Dengan memenuhi janji, seseorang dapat membangun kepercayaan dan menjalin
hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Dalam kesimpulannya, memenuhi janji adalah tindakan yang sangat penting dalam
Islam. Mengingkari janji dianggap sebagai tindakan yang merugikan pihak lain dan
dapat berdampak pada hubungan antar manusia. Oleh karena itu, sebelum membuat
janji, seseorang harus mempertimbangkan kemampuan untuk memenuhi janji tersebut
dan jika terpaksa harus mengingkari janji, sebaiknya dijelaskan alasan yang jelas dan
menghormati perasaan pihak yang dirugikan.
c. Jika diberi amanah ia menghianati
Tafsir : mengindikasikan bahwa tidak semua orang yang diberi kepercayaan atau
amanah untuk melakukan suatu tugas atau tanggung jawab dapat dipercaya untuk
menjalankannya dengan baik. Beberapa orang mungkin melanggar kepercayaan
tersebut dan melakukan pengkhianatan, yang dapat merugikan orang lain atau
organisasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih orang yang tepat dan benar-
benar dapat dipercaya untuk melakukan tugas atau tanggung jawab tertentu agar dapat
meminimalkan risiko pengkhianatan atau pelanggaran kepercayaan. 5

E. Upaya – upaya menghindari nifaq

beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari nifaq, di antaranya:

a. Meningkatkan Iman

Iman yang kuat dan mantap akan membuat seseorang terhindar dari perilaku
nifaq. Oleh karena itu, meningkatkan iman melalui berbagai cara seperti taqwa,
memperbanyak ibadah, dan mengikuti majlis ilmu sangat diperlukan dalam
menghindari nifaq.

b. Selalu Jujur

Ketika seseorang selalu jujur, maka ia tidak akan pernah berbohong dan tidak akan
pernah melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu,
selalu jujur dalam setiap tindakan dan perkataan adalah salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menghindari nifaq.

c. Menjaga Amanah

Seseorang yang selalu menjaga amanah akan selalu menepati janjinya dan
tidak akan melakukan kesalahan yang dapat merugikan orang lain. Oleh karena itu,
menjaga amanah sangatlah penting dalam menghindari nifaq.

d. Terus Belajar dan Mengembangkan Diri

5 Kementerian kabupaten Banjarnegara, hadist nabi yang menceritakan tentang ciri ciri orang munafik
Seseorang yang terus belajar dan mengembangkan diri akan selalu memiliki
pengetahuan yang luas tentang agama dan nilai-nilai Islam. Dengan begitu, ia akan
lebih mudah untuk menghindari perilaku nifaq.

Penjelasan tentang nifaq adalah penting karena setiap muslim harus mampu
menghindari perilaku nifaq. Dengan melakukan upaya-upaya seperti yang telah
disebutkan di atas, diharapkan seseorang dapat terhindar dari perilaku nifaq dan
selalu bertindak sesuai dengan nilai-nilai Islam
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah mempelajari materi nifaq, dapat disimpulkan bahwa nifaq merupakan


perbuatan munafik yang dilakukan oleh seseorang yang menyembunyikan keimanannya dan
berpura-pura dalam beragama. Dalam Islam, nifaq dianggap sebagai dosa besar dan termasuk
dalam kategori dosa-dosa besar yang harus dihindari. Oleh karena itu, seorang muslim harus
senantiasa berusaha untuk jujur dan konsisten dalam mengamalkan ajaran agama. Selain itu,
kita juga harus belajar untuk mengenali ciri-ciri nifaq agar kita dapat menghindarinya, seperti
sering berdusta, tidak menunaikan kewajiban, dan tidak menjaga amanah.
DAFTAR PUSTAKA

Sulandari, Sri. Implementasi Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi

Akhlak Tercela Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII Di MTs Ma’arif Klego Mrican

Jenangan Ponorogo Tahun Akademik 2019/2020. Diss. IAIN Ponorogo, 2020.

Rimin, Nim. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And

Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa Pada Mts

Kusambi Kab. Muna Barat. Diss. Iain Kendari, 2018.

Kementerian kabupaten Banjarnegara, hadist nabi yang menceritakan tentang ciri ciri orang

munafik

Arief, Syaiful. “Studi Ayat-Ayat Tentang Pluralitas dan Korelasinya dengan Objek Dakwah.”

Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat 1.2 (2018): 1-10.

Anda mungkin juga menyukai