MUNAFIK
Dosen Pembimbin:
Susapto, S. Fil, M. Pd
Disusun Oleh:
Trima Mulya
Ahmad Hudaiby
TAHUN 2023/2024
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puja dan puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat iman, Islam serta nikmat sehat. Tak lupa pula kita panjatkan Sholawat serta
salam kepada baginda Nabi Muhammad Saw. beserta para keluaga, sahabat dan
orang-orang salih dan kaum muslimin seluruhnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. Definisi Munafik .......................................................................................... 2
B. Jenis dan Ciri Orang Munafik ..................................................................... 3
C. Sifat dan perumpamaan Orang Munafik ...................................................... 5
D. Dampak dari Munafik .................................................................................. 9
E. Menghilangkan Sifat Munafik ................................................................... 12
BAB III.................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata munafik, bila merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan dengan
berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi
sebenarnya dalam hatinya tidak; suka (selalu) mengatakan sesuatu yang tidak sesuai
dengan perbuatannya; bermuka dua. Munafik adalah salah satu akhlak yang tercela yang
dapat merusak akidah Islam. Kemunafikan tidaklah hanya kepada persoalan kebohongan
keimanan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi kemunafikan juga meliputi
persoalan amal dan perbuatan manusia terhadap sesamanya.
Sejarah Islam mencatat nama Abdullah bin Ubay, ia adalah contoh dari seorang
munafik yang ada pada zaman Nabi Muhammad saw. Sifat munafik sangat berbahaya
karena pengaruh yang akan mengakibatkan berbagai masalah di dalamnya. Maka ciri,
sifat, dan dampak yang akan terjadi pada sebuah lingkungan Islam yang di dalamnya ada
kemunafikan oleh sebagian orang maka, tidak diragukan lagi akan membuat hancur,
karena yang ditimbulkan dari dalam Islam itu sendiri.
Oleh karena itu, pada pembahsan makalah kali ini kami akan memaparkan
mengenai sifat munafik pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari munafik?
2. Apa saja jenis dan ciri orang munafik?
3. Apa saja Sifat orang munafik?
4. Bagaimana cara menghilangkan sifat munafik?
5. Apa saja dampak dari munafik?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari munafik
2. Mengetahui jenis dan ciri orang munafik
3. Mengetahui sifat orang munafik
4. Mengetahui cara menghilangkan sifat munafik
5. Mengetahui dampak dari munafik
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Munafik
Pada bagian awal Al-Qur’an, Allah SWT mengelompokkan umat manusiakedalam
tiga golongan, yakni: Mukmin, Kafir, dan Munafik. Allah SWT menjelaskan ciri-
ciri orang beriman (mukmin) secara sangat ringkas. Lalu, ciri-ciri orang kafir cukup
dijelaskan dengan satu ayat. Kemudian dilanjutkan dengan menguraikan ciri-ciri orang
munafik secara panjang-lebar. Golongan munafik dibahas dengan sangat panjang
karena mereka adalah golongan yang paling berbahaya di masyarakat. Oleh karenanya,
sangatlah perlu kita mengenali ciri-ciri dan nasib mereka ini.
1. Nifaq I’tiqadi (keyakinan) Yakni jika bathin bertentangan dengan keyakinan iman
2. Nifaq ‘amali (sikap keseharian)Jika bathin bertentangan dengan dalam hal selain
keyakinan iman
Munafiq atau Munafik (kata benda, dari bahasa Arab: munafiq, plural
munafiqun) adalah terminologi dalam Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura
pura mengikuti ajaran agama namun sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya,
Dalam Al Qur'an terminologi ini merujuk pada mereka yang tidak beriman namun berpura-
pura beriman. Berikut ungkapan orang-orang munafik:
2
• Yang demikianitu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian
menjadikafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat
mengerti.QS (63:1-3)
Ibnu Rajab mendefinisikan, bahwa nifaq menurut syariat dibagi menjadi dua:
1. Nifaq Akbar
Jika seseorang menampakkan iman kepada Allah SWT, para malaikat–Nya, kitab-
kitab-Nya, para Rasul-Nya, dan hari Kiamat tetapi bathinnya menyimpan rasa
penentangan akan keseluruhan atau sebagian dari imantersebut.
2. Nifaq Asghar
Yaitu kemunafikan dalam sikap (nifaq ‘amal) dengan menampakkan kecocokan
dan menyimpan hal-hal yang bertentangan dengan semua itu. Nifaq I’tikad
menjadikan pelakunya kafir dan keluar dari keimanan.
Kemunafikan tipe inilah yang ada pada orang-orang munafik masa Rasulullah SAW.
Banyak ayat Al-Qur’an turun menerangkan kondisi mereka, dan merekalahyang mencetak
kemunafikan gaya baru pada umat ini. Ibnu Juraij berkata:”Ucapan orang munafik
selalu menyelisihi perbuatan mereka. Apa yang ia sembunyikan selalu menyelisihi
apa yang ia tampakkan. Bathinnya menyelisihi luarnya dan kehadirannya menyelisihi
ketidakhadirannya. Sifat-sifat orang munafik kebanyakan diturunkan dalam surat-surat
madaniyah karena di Makkahsunyi dari tindakan kemunafikan.
3
Dalam keadaan seperti itu, mereka masuk dalam agama Islam untuk
melakukan tipu daya terhadap agama dan pemeluknya secara sembunyi-sembunyi
juga agar mereka bisa hidup bersama umat Islam dan merasa tenang dalam hal jiwa
dan harta benda mereka. Karena itu, seorang munafik menampakan keimanannya
kepada Allah Swt, Malaikat-Nya, Kitab-Nya dan hari Akhir, tetapi dalam hatinya
mereka berpura-pura dari semua itu dan mendustakannya. Nifaq jenis ini ada empat
macam:
a. Mendustakan Rasulullah Saw atau mendustakan sebagian dari pada apa yang
Beliau bawa.
b. Membenci Rasulullah Saw. Atau membenci sebagian apa yang Beliau bawa.
c. Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam.
d. Tidak senang dengan kemenangan Islam
2. Nifaq Amali (Perbuatan)
Nifaq Amali yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-
orang munafik tetapi masih tetap ada Iman di dalam hatinya. Nifaq jenis ini tidak
mengeluarkan dari Agama, tetapi merupakan wasilah (pelantara) kepada yang
demikian. Pelakunya berada dalam Iman dan nifaq. Lalu, jika perbuatan nifaqnya
banyak, maka akan bisa menjadi sebab terjerumusnya dia kedalam nifaq
sesungguhnya, berdasarkan sabda Nabi Saw:
Artinya: “Dari Abdullah ibn „Amr bahwa Nabi Saw bersabda: “Empat sifat
yang barang siapa mengerjakannya, maka ia menjadi munafik tulen, dan barang
siapa yang melakukan salah satu dari empat sifat itu, maka di dalam dirinya terdapat
sifat nifaq sehingga ia meninggalkannya, yaitu: (1) apabila dipercaya, ia berkhianat,
(2) apabila berbicara, ia dusta, (3) apabila berjanji, ia tidak menepati, dan (4) apabila
bertengkar, ia curang (mau menang sendiri). (H.R. Bukhari, Muslim)
4
C. Sifat dan perumpamaan Orang Munafik
1. Sifat Orang Munafik
Hal ini merupakan bagian yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala, yaitu
menepati janji dan ikatan serta memelihara sumpah yang telah dikuatkan.
a. Berdusta
Nawawi mengatakan bahwa dusta itu adalah menceritakan sesuatu, namun
tidak sesuai dengan fakta sebenarnya, baik itu disengaja ataupun tidak. Kalau
5
seseorang melakukan hal demikian dengan sengaja, maka hukumnya berdosa.
Sedangkan orang yang tidak sengaja melakukannya, maka tidak ada dosa
baginya.
b. Bakhil
Bakhil adalah sifat tercela yang mempunyai pengaruh sangat besar,
terhadap pelakunya maupun masyarakat. Bagi pelakunya, ia akan selalu dijauhi
orang dalam pergaulan sehari-hari, karena orang lain merasa tidak akan bisa
mengambil manfaat kebersamaan darinya. Sementara bagi masyarakat, sikap
bakhil ini akan menyamai benih-benih egoisme dan individualisme, yang kedua
hal tersebut sangat berbahaya bagi upaya pembentukan masyarakat yang
berasaskan kebersamaan dan kekeluargaan Bakhil adalah sifat tercela yang
mempunyai pengaruh sangat besar, terhadap pelakunya maupun masyarakat.
Bagi pelakunya, ia akan selalu dijauhi orang dalam pergaulan sehari-hari, karena
orang lain merasa tidak akan bisa mengambil manfaat kebersamaan darinya.
6
Sementara bagi masyarakat, sikap bakhil ini akan menyamai benih-benih
egoisme dan individualisme, yang kedua hal tersebut sangat berbahaya bagi
upaya pembentukan masyarakat yang berasaskan kebersamaan dan
kekeluargaan menimbulkan rasa dengki dan iri hati. Dan agama Islam telah
menetapkan bahwa bersikap bakhil adalah perbuatan dosa
Kata bakhil telah masuk ke dalam wacana bahasa Indonesia yang berarti
kikir, lokek, dan pelit Di dalam al-Qur’an tidak disebutkan kata bakhil,
melainkan kata tersebut dikemukakan dalam konteks kecaman bagi orang yang
melakukannya, sebagaimana firman-Nya:
Sifat kikir semacam ini merupakan suatu penyakit hati yang harus segera
disembuhkan. Hal itu merupakan salah satu sifat buruk dan tercela dalam semua
pandangan agama, masyarakat, dan dalam kurun waktu kapan pun
c. Membelakangi kebenaran
Salah satu sifat yang tergambar dalam QS. al-Taubah/ 9: 75-78 ini ialah
membelakangi atau berpaling dari kebenaran. Berpaling yang dimaksud ialah
berpaling dari janji yang telah diikrarkan. Menurut Hamka dalam tafsirnya, sifat
berpaling itu muncul setelah Allah swt. memenuhi keinginannya. Maksudnya
ialah apabila sebelumnya ia merasa dirinya merupakan bagian dari anggota
masyarakat,karena rasa takutnya untuk dimintai sedekah atau kewajiban
lainnya, seiring dengan berjalannya waktu diapun berpaling dengan mengikuti
keinginannya sendiri, dan melupakan janji dengan Allah swt. dan melupakan
anggota masyarakatnya. Dengan sifatnya ini, mudahlah bagi dirinya untuk
berjanji, untuk ingkar, dan mudahlah bagi mereka memegang kepercayaan
untuk dikhianati, mereka malas dalam beribadah, mereka sengaja menjauh dari
keramaian masyarakat, dan jika beramal tidak lain hanya untuk riya
7
Maka ketika Allah mengabulkan keinginan mereka dengan memberi
karunia-Nya, mereka malah bersikap kikir atas pemberian itu dan tidak mau
bersedekah. Di samping itu, mereka juga tidak menepati janji, bahkan menjauh
dari kebaikan dan berpaling dari Allah.
Kedua : “atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai
gelap gulita, guruh dan kilat mereka menyumbat telinganya dengan anak
jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah
meliputi orang-orang yang kafir”. Perumpamaan ini menggambarkan sifat orang
munafik tentang kebingungan dan kecemasan. Allah telah menurukan Alquran
sebagai bimbingan hidup tapi mereka berpaling darinya. Keadaan mereka
serupa dengan orang yang dilanda hujan lebat dan suara guruh yang
memekakkan telinga, dalam keadaan itu mereka mengharapkan keselamatan.
8
Serupa dengan kaum munafik apabila ditimpa musibah yang berat maka mereka
akan kembali pada Allah dan setelahnya mereka akan tersesat kembali.
9
kerusakan. Kerusakan dalam bentuk akidah, misalnya menyekutukan Allah
dengan mendatangi tukang tenung dan tukang sihir. Manusia mengira bahwa
hal ini hanya merupakan jalan menuju Allah, padahal inilah yang dinamakan
dengan perbuatan menyekutukan Allah.
b) Kerusakan Akibat Kemaksiatan
Munafik menurut al-Qur’an adalah orang yang berwajah dua atau Muzabzabin
(tidak memiliki sikap yang tegas), Kehidupan di muka bumi terdiri atas
beberapa makhluk di dalamnya antara lain manusia, hewan, dan tumbuhan.
Sebagai makhluk yang termulia di antara makhluk lainnya, manusia Allah
ciptakan memiliki beberapa tugas sebagai khalifah di bumi, yang sebelumnya
Allah beri tugas kepada malaikat untuk menjaga bumi
Dalam tafsir Ibn Katsir, melalui ayat tersebut Allah memberitahukan:
“Ketahuilah bahwa yang mereka katakan sebagai perbaikan adalah kerusakan
itu sendiri, namun karena kebodohan mereka, mereka tidak menyadari bahwa
hal itu sebagai kerusakan.”Kerusakan pada ayat ini dilakukan atas dasar
perbuatan yang dilakukan berulangulang
c) Kerusakan Akibat Memperturutkan Hawa Nafsu
Allah memberikan manusia potensi berupa hawa nafsu. Hawa nafsu merupakan
sebuah potensi untuk menentukan pilihan, sebagaimana fungsi dari hawa nafsu
adalah untuk manusia menjalankan kehidupan sebagaimana fitrahnya.
Misalnya: Ketika manusia ingin memenuhuhi kebutuhan fisiknya dengan
makan, maka manusia diberikan untuk memilih makan seperlunya atau makan
berlebihan. Bila manusia memilih untuk makan berlebihan, maka akan timbul
berbagai macam penyakit yang dapat membuat manusia sakit. Begitu juga
dengan prilaku manusia dalam mengerjakan perintah dan larangan Allah. Bila
manusia melakukan larangan makan akan terjadi kerusakan. Kerusakan dalam
arti “Memperturutkan hawa nafsu” terdapat dalam surah al-Mu’minun ayat ke
71.
“Seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, niscaya
binasalah langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya. Bahkan, Kami
telah mendatangkan (Al-Qur’an sebagai) peringatan mereka, tetapi mereka
berpaling dari peringatan itu”
d) Kerusakan Akibat Prilaku Merusak Lingkungan
10
Rusak bumi merupakan bagian dari perbuatan yang sangat merusak tatatanan
ekosistem bumi. Pada dasarnya bumi memang diciptakan untuk manusia. Di
dalam bumi terdapat tumbuhan dan hewan untuk kebutuhan manusia. Namun
apabila kebutuhan manusia tersebut tidak diimbangi dengan proporsional, maka
akan terjadi kerusakan. Kerusakan dalam arti kemaksiatan Dari penjelasan di
atas dapat dianalisis bahwa telah terlihat jelas perbuatan maksiat di daratan dan
di lautan akibat perbuatan manusia yang melarang perintah Allah. Kerusakan
yang menyebabkan terhentinya hujan di daratan dan diiringi peceklik bukanlah
kerusakan yang tiba-tiba, melainkan sebab kemaksiatan perbuatan manusia
kepada Allah. Melalaikan apa yang menjadi perintah Allah dan apa yang
menjadi larangan Allah. Sehingga menjadi perhatian dan pengingat bahwa,
perbuatan yang mengandung kemaksiatan akan menyebabkan kerusakan dan
me-nyebabkan manusia kekurangan akan pangan untuk bertahan hidup.
2) Dampak di akhirat
Hal itu, karena mereka berbuat syirk kepada Allah, memerangi rasul-Nya,
membuat makar dan tipu daya terhadap kaum mukmin serta melancarkan
serangan kepada kaum mukmin secara diam-diam. Mereka sudah merugikan
umat Islam, namun mereka disikapi oleh kaum muslim secara baik karena
11
zhahirnya yang menampakkan keislaman. Mereka memperoleh sesuatu yang
sebenarnya tidak mereka peroleh. Karena inilah mereka mendapatkan siksa
yang paling keras dan tidak ada yang menolong mereka dari azab itu. Ayat ini
adalah umum, mengena kepada setiap orang munafik, kecuali orang yang
dikaruniakan Allah bertobat dari segala maksiat.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifat munafik merupakan sifat yang tercela, perilaku yang berpura pura mengikuti
ajaran agama Islam dan di dalam hatinya tidak mengakuinya. Sebagaimana perumpamaan
tikus yang telah dijelaskan di atas. Sifat munafik juga memiliki ciri, sifat dan dampak yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jenis-Jenis Munafik
• Itiqadi (keyakinan)
• Nifaq Amali (perbuatan).
2. Ciri-ciri Munafik
• Apabila dipercaya, ia berkhianat,
• Apabila berbicara, ia dusta,
• Apabila berjanji, ia tidak menepati,
• Apabila bertengkar, ia curang (mau menang sendiri).
Sifat munafik juga dapat merusak baik itu pada dari pada diri pribadi atau orang
lain, maka dalam mengatasi masalah yang ada pada diri masing-masing apakah ada ciri-
ciri sifat munafik, oleh karena itu, sifat munafik harus bisa dihilangkan pada diri seorang
muslim.
13
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, S. (2021, Agustus 23 ). MUNAFIK DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-KARÎM. Jakarta,
Indonesia.
Majidi, B. (2022, September 23). KARAKTERISTIK ORANG-ORANG MUNAFIK DALAM AL-
QU’RAN. Mataram, NTB, Indonesia.
SHARIMAH. (2022, Juli 06 ). PERUMPAMAAN ORANG MUNAFIK. DARUSSALAM - BANDA
ACEH, ACEH, INDONESIA.
14