Penyakit Hati
"Tazkiyatun Nafs"
Ust. Abdul Somad & Ust. Salim A. Fillah
"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan
dan ketaqwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi
orang yang mengotorinya."
Manusia akan beruntung ketika ia Tazkiyatun Nafs ialah proses untuk mensucikan
melakukan tazkiyatun nafs kare- jiwa dari penyakit-penyakitnya. Nafs memiliki ke-
na manusia diilhamkan jalan fujur inginan, di dalam Bahasa Arab keinginan adalah
dan jalan taqwa, jadi dia bisa 'Hawa', maka disebut dengan Hawa Nafs. Hawa
memiliki kecenderungan di antara adalah keinginan, Nafs adalah yang ada dalam
menjadi baik atau menjadi buruk. diri manusia (syahwat), atau hakikat diri kita.
ُزِّيَن ِللَّناِس ُحُّب الَّش َه ٰو ِت ِم َن الِّنَس ۤاِء َو اْلَبِنْي َن َو اْلَق َناِط ْي ِر اْلُم َق ْن َط َرِة ِم َن الَّذ َه ِب َو اْلِف َّض ِة َو اْلَخْي ِل اْلُم َس َّوَم ِة
َو اَاْلْنَع اِم َو اْلَحْر ِث ۗ ٰذ ِلَك َم َتاُع اْلَحٰي وِة الُّد ْنَي ا ۗ َو ُهللا ِع ْنَدٗه ُحْس ُن اْلَم ٰا ِب
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa
perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak,
kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik." (QS. Ali 'Imran : 14)
Dari ayat tersebut, kita jadi mengetahui bahwa jiwa perlu sekali untuk disucikan.
Ketika nafs memiliki hawa (keinginan), keinginan inilah yang dilawan, kita perlu
melawan hawa nafsu (mujahadatun nafs). Melawan bukan meniadakan, karena
kecenderungan untuk menghilangkan ini ada pada diri sahabat Rasulullah. Kita
memposisikan diri berada di tengah-tengah, yaitu dengan mengendalikan.
Imam al-Ghazali membahas 4 hal yang harus selalu disucikan : ar-Ruh, an-Nafs, al-Qalb, al-Aql.
Penyebutannya berbeda-beda, kata Syaikh Ahmad al-Musayyar, dikutip dari Imam al-Ghazali,
"Muttahidatudzat, Mukhtalifahtul Ibarat" bendanya satu, tetapi banyak nama karena berbeda sudut
pandang. Keempatnya itu satu, dan sifatnya "Latifatun Rabbania" (halus dan datang dari Allah)
Disebut "Nafs" berkaitan dengan diri dan Disebut "Ruh" karena bertiup,
keinginan, dari kata nafs jadi "Tanaffasa- saat dimasukkan "Nafakhtufihi
Yatanaffas" (bernafas). Karena ketika ada Ruh" dengan cara ditiupkan dan
di dalam badan, kita bernafas dan bernafsu. keluarnya pun bertiup.
Disebut "Aql" karena orang Arab mengikat Disebut "Qalb" karena sifatnya
kepalanya dengan ghutrah (agal), dari kata yang seringkali berbolak-balik,
"Aqltali". Ketika akal bisa mengikat hawa karena terkadang masalah hati
nafsu, maka orang tersebut akan aman. kita harus berhati-hati.
Imam al-Ghazali mengilustrasikan seperti orang Seperti orang dengan godaan setan,
yang tangan kanan memegang bangkai tulang kemudian mengusir setan dengan
busuk, tangan kiri melempar anjing pakai batu. berdzikir dan menyebut nama Allah,
Tapi anjing tetap mengejar karena dia masih tetapi setan itu tetap datang karena
memegang bangkai tulang busuk yang harus- ada pintu masuk dan ada penyakit
nya dibuang dan dibersihkan terlebih dahulu. yang setan sukai di dalamnya.
Maka bersihkan dahulu penyakit Justru dari keinginan (hawa nafsu) yang buruk,
tersebut, karena itu pintu masuk lalu hati bisa menjadi kotor, ternyata akibatnya
yang bisa jadi malah kita yang berkepanjangan, setan masuk dan menjadi betah
mengundangnya. Karena bahaya di dalamnya. Artinya kita akan makin diajak
ketika hati tidak bersih adalah menuju kepada keburukan, kesesatan, dan ingkar
malah akan mengundang setan. kepada Allah, Naudzubillahimindzalik.
Standar operasional setan َو ُاَلْغ ِو َيَّنُه ْم َاْجَم ِع ْي َۙن َق اَل َرِّب ِبَم ٓا َاْغ َو ْيَت ِنْي ُاَلَزِّيَنَّن َلُه ْم ِفى اَاْلْر ِض
adalah hanya mengipas,
kalau percikan api tidak
"Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan
ada, maka setan tidak
bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi
akan bisa hidup di dalam-
mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya.”
nya. Sebagaimana Allah
(QS. Al-Hijr : 39-40).
telah berfirman,
Seperti Rasulullah ketika kecil dibelah dadanya, kemudian dibersihkan dari penyakit-penyakit yang
kotor. Setelah dibersihkan, malaikat Jibril datang membawa satu mangkuk dari emas berisi hikmah
dan iman, dan diisikan kepada Rasulullah sebelum Isra' Mi'raj.
Maha Baik Allah dengan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim, Allah membiarkan
yang mengetahuinya hanya diri kita saja. Allah tidak membuka segala cacat
nafs dan penyakit hati kita. Dari situlah harusnya muncul rasa malu dari dalam
diri kita terhadap Allah, itulah sejatinya level tertinggi dari sebuah ketakwaan.
Rasulullah bersabda, "Malu sebagian dari iman." (HR. Muslim). Makanya para Nabi dan Rasul
sampai malu untuk berdoa kepada Allah, karena mereka telah mengenal dirinya dan mengenal Allah.
Definisi Takabbur
Takabbur akar kata Bahasa Arab dari : Kaf, Ba, Ra, Pada kisah tentang diciptakannya
Kabura = besar, sedangkan Taqabbara artinya Nabi Adam AS, yang mendapat
merasa besar. Dalam Islam kita diajarkan untuk label antagonis adalah iblis dengan
melepaskan diri dari sifat merasa besar (takabbur). sifat yang melekat yaitu takabbur.
ٰۤل
َو ِاْذ ُقْلَنا ِلْلَم ِٕى َكِة اْس ُجُد ْو ا ٰاِلَد َم َف َس َجُد ْٓو ا ِآاَّل ِاْبِلْي َۗس َاٰب ى َو اْس َت ْك َبَۖر َو َك اَن ِم َن اْلٰك ِف ِرْيَن
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka
mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang
kafir." (QS. Al-Baqarah : 34)
Tapi Allah dengan hikmah-Nya tidak langsung menghukumnya, tetap ada interogasi dan dialog,
ُۚه
َق اَل َم ا َم َنَع َك َااَّل َتْس ُجَد ِاْذ َاَم ْر ُتَك ۗ َق اَل َاَن۠ا َخْي ٌر ِّم ْن َخَلْق َت ِنْي ِم ْن َّناٍر َّو َخَلْق َت ٗه ِم ْن ِط ْي ٍن
(Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam)
ketika Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku
dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A'raf : 12)
Kesalahan iblis berawal dari salah berpikir, salah berbicara, dan salah bertindak.
Kita diingatkan melalui Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah perlihatkan bagaimana
Nabi, bahwa kita ini diciptakan dari tanah, kita tawadhu' saat penggalian parit
berjalan di atas tanah, warna kulit seperti tanah, ketika perang Ahzab. Sahabat
makanan dari hasil tanah, akan kembali kepada melihat keringat yang bercampur
tanah, lantas apa yang mau disombongkan? lumpur dari perut Rasulullah.
Seorang hamba yang merendahkan Ibadah kita selama ini adalah dengan menempelkan
diri di hadapan Allah, maka Allah kening yang tinggi, dimuliakan, dan dihormati ke tanah
akan mengangkat derajatnya. Allah tempat diinjak-injak telapak kaki. Itulah bentuk latihan
mengangkat derajat para Nabi karena puncak daripada ketundukkan dan kepatuhan untuk
kerendahan hati di hadapan Allah. melawan semua keegoan dan keangkuhan dalam diri kita.
Sifat-Sifat Sombong
Rasulullah menjelaskan bahwa Al-Kibru (sombong) ada dua sisi, "Batarul Haq" (menolak
kebenaran) dan "Ghamtunnas" (meremehkan manusia) "Batarul Haq" maksudnya ketika datang
kebenaran kepadanya, dia menolak. Seringkali sombong ditujukan hanya dihadapan manusia, tapi
ketika dia tidak mau menerima kebenaran dari Allah, sebenarnya dia sombong.
Sebelum datangnya Islam, kata sombong atau Sombong yang sebenarnya tak
takabbur memang sudah ada, dan kedatangan mau menerima kebenaran,
Islam mengubah cara pandang. Yang selama ini seperti iblis yang tidak mau
dianggap sombong adalah orang yang angkuh, menerima perintah Allah sehingga
tidak mau bertegur sapa antar sesamanya. diusir oleh Allah dari Surga.
Pada dasarnya Iblis merasa lebih baik dari Nabi Adam AS karena kedatangan Nabi Adam AS yang
secara tiba-tiba dan langsung mendapat kasih sayang Allah, sedangkan iblis ada mulai beribadah
dari level bawah sampai atas. Iblis bukan malaikat tapi tinggal di alam malakul bersama malaikat.
Alasan iblis bukanlah malaikat, pertama adalah Kemudian kedua adalah iblis berasal dari
iblis dari api sedangkan malaikat dari cahaya, kalangan jin,
"Engkau ciptakan aku dari api.” (QS. Al-A'raf : 12) "Dia dari (golongan) jin," (QS. Al-Kahfi : 50)
Padahal ketika dia menjadi jin Kekeliruannya adalah ketika berserah diri kepada
dan beribadah, Allah muliakan Allah, yang diserahkan hanya 99, yang 1 tetap
dengan mengangkatnya selevel dipegang karena tidak siap menerima keputusan-
dengan malaikat, namun disitu Nya. Maka, kalau berserah diri kepada Allah,
bangkit kesombongannya. serahkan sepenuhnya, jangan ada yang ditahan.
Riya' & Sum'ah terkadang terletak pada Ternyata iblis bermanivestasi dengan anak buahnya
sebuah amal, sifatnya samar. Seakan yang kemudian menjadi setan dan membisikkan
beramal shalih, tapi justru disitulah pintu kepada kita untuk rusak bersama mereka. Bukan
setan untuk menggelincirkan kita ketika hanya mengajak kita melakukan kemaksiatan dan
dengan amal itu kita mengharapkan pujian keburukan, tapi mendorong kita untuk melakukan
orang lain, dan ingin dilihat kebaikan kita. kebaikan dengan disertai perasaan tersebut.
Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah menegaskan, "Kesombongan itu selendang-Ku, dan keagungan
itu sarung-Ku, maka barangsiapa merampas keduanya dari-Ku, akan kulemparkan ia ke dalam api
neraka, dan aku tidak akan peduli sama sekali.”
Allah Al-Mutaqabir, Dia hidup, kita diberi hidup. Dia Razak, kita dititipkan rezeki.
Detak jantung, hembusan nafas, lintasan hati, dll. semua dari Dia. Kita hanya
mampu berkata Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah, apa yang bisa kita
sombongkan di hadapan Allah? Penting sekali untuk kita mengingatkan diri kita, dari
mana asal kita? Kemana kita akan kembali? Dan betapa lemah dan kecilnya kita.
Ada cerita dalam kitab al-Ajwibal Muskithah tentang Yahya bin al-Mihlab, seorang menteri di zaman
Daulah Umayyah yang sombong. Ketika dia lewat semua orang minggir. Ada seorang Badui, dia tidak
menggir dan ditanya "Kamu tidak tahu siapa saya? Badui menjawab, "Aku tahu siapa kamu, dahulu
kamu setetes air hina, kalau tercecer akan dikerubungi lalat. Sekarang berjalan kesana kemari di
perutmu ada kotoran, kelak kamu jadi mayat yang dimakan oleh belatung & cacing yang menjijikkan."
Dari cerita tersebut bisa disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang aneh, kemarin sperma,
besoknya santapan cacing tanah, tapi hari ini sombongnya luar biasa. Tidak ada satupun anggota
tubuh manusia ini yang dari ujung rambut sampai ke ujung kaki yang harum semerbak, yang ada
hanyalah bau. Kecuali Rasulullah yang telapak tangannya lebih harum dari semerbak kasturi.
"Ghamtunnas" adalah menyepele- Orang yang disombongi orang lain selalu ingat tentang
kan orang lain, dan jangan sekali- kesombongan yang pernah ditujukan padanya. Jika
kali menyepelekan orang lain, nanti dibalas dengan kejahatan masih mending daripada
karena nasib orang berbolak-balik. dibalas dengan kebaikan, sakitnya akan lebih menyakitkan.
Itulah yang dirasakan oleh kaum Quraisy ketika Rasulullah memaafkan kejahatan
mereka. Sampai Rasulullah bersabda, "Barangsiapa masuk ke rumah Abu
Sufyan, maka dia aman. Barangsiapa menutup pintu rumahnya, maka dia aman.
Barangsiapa masuk ke masjid, maka dia aman."
Orang yang shalih mengelola hatinya dengan cara Ingat! kita nanti akan menjadi
memposisikan diri berada pada satu kondisi jenazah, diantar ke tempat lain
yang akan menghinakan dirinya supaya dia ingat tanpa ada yang mau menemani.
bahwa dia tidak boleh sombong. Terapi diri untuk Apa yang mau disombongkan?
menjadi bukan siapa-siapa sangat kita dibutuhkan Kita kelak tidak akan membawa
untuk menghilangkan bibit-bibit sifat sombong. apapun selain amal ibadah.
Sombong akan hina di mata Allah dan hina di mata manusia, karena manusia tidak suka dengan
kawan yang sombong. Orang sombong tidak akan dikagumi oleh siapapun kecuali dirinya sendiri.
Allah menciptakan hati, ِلَيْب ُلَو ِنْٓي َء َاْش ُكُر َاْم َاْكُف ُۗر َوَم ْن َش َكَر َف ِاَّنَم ا َيْش ُكُر ِلَنْف ِس ٖۚه
jiwa, ruh, dan akal yang
dimasukkan ke dalam diri َوَم ْن َكَف َر َف ِاَّن َرِّبْي َغ ِنٌّي َك ِرْيٌم
manusia. Kemudian kita
"Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
diberi jalan, ketika pilihan
(kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka
kita tepat, begitu cepat
sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.” (QS. An-Naml : 40)
Allah mengembalikannya.
Ketika mendapatkan sesuatu, Ketika nafsu itu hawanya besar untuk diri kita,
cepatlah dikembalikan kepada disitu letak kehancuran. Kita bukan apa-apa,
Allah agar kita selamat. Karena semua akan kembali kepada Allah. “Tidak ada
semua yang gagal atau hancur itu Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya,
karena kita seringkali mengembali milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala
-kannya kepada diri sendiri. pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Definisi Tamak
Kisah awal penciptaan manusia, Nabi Adam AS dan Tamak berasal dari 3 huruf : Tha', Mim,
istrinya yang tinggal di dalam Surga, sebagian ulama 'Ain. Tamak adalah kefakiran yang
memberikan pendapat ada tiga dosa yang muncul pada terus hadir, tidak akan pernah merasa
masa itu. Sombongnya iblis ketika itu, tamaknya Adam cukup. Orang tamak tidak melihat harta
dan Hawa kepada apa yang dilarang Allah di Surga yang banyak, tapi melihat harta yang
bagi mereka, dan hasadnya salah satu putra Adam keluar, dianggapnya sebagai sesuatu
kepada kepada saudaranya (Qabil dan Habil). yang berharga dan perlu dipertahankan.
Perbedaan bukhl dan sukhd adalah, bukhl : tidak ingin hartanya dinikmati orang lain, sukhd : tidak
mau menikmati hartanya sendiri, tapi juga menghendaki agar milik orang lain berpindah kepadanya.
Kisah tentang Adam & Hawa saat mereka Sabda Rasulullah, “Seandainya manusia
tergoda setan yang memberi was-was. diberi 2 lembah harta, tentu masih ingin
Setan membisikkan sesuatu dengan iming- lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi
iming, "Kalau engkau makan buah tersebut, perut manusia hanyalah tanah. Allah
engkau akan kekal." Keinginan yang tentu akan menerima taubat bagi siapa
sangat besar untuk kekal disebut tamak. saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari)
Untuk menghindari sifat tamak, Rasulullah bersabda, “Pandanglah Jadi, sifat tamak yang muncul
orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dalam diri manusia juga bisa
dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu diberi was-was oleh setan
(dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak untuk jadi sebab manusia
meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim). melanggar larangan Allah.
Tamak adalah pemicu manusia ۚ َالَّش ْي ٰط ُن َيِع ُد ُكُم اْلَفْق َر َو َيْأُم ُرُكْم ِباْلَف ْحَش ۤاِء
menghalalkan yang haram,
menggeser sepadan panjang ۖ َو ُهللا َيِع ُد ُكْم َّم ْغ ِف َرًة ِّم ْن ُه َو َف ْض اًل ۗ َو ُهللا َو اِس ٌع َع ِلْي ٌم
tanah, akan mencari-cari dalil
untuk mengatakan riba' syariah, "Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan
itu semua karena hawa nafsu menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan
yang berturut-turut karena sifat ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas,
tamak yang luar biasa. Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 268)
Rasulullah bersabda, “Jika tamak makanan, nanti akan busuk. Jika tamak pakaian, nanti akan
lapuk. Tapi jika berhasil mengalahkan itu semua akan menjadi orang cerdas, dan orang yang cerdas
akan bisa menekan ketamakannya, serta mampu beramal untuk bekal nanti setelah kematian."
Orang tamak dibisiki oleh setan bisa menimbulkan Tamak adalah sifat yang begitu
tamak seksual, saat sudah diberikan jalan halal gampang hadir pada kita ketika
untuk menikah, jatuh ke dalam dosa zina. Bisa kita menginginkan sesuatu yang
tamak jabatan, saat sudah dapat kedudukan, lebih, sampai pernah dikatakan
masih ingin kedudukan diatasnya lagi. Ada tamak oleh Rasulullah, tamak itu akan
harta, saat sudah mendapatkan banyak harta, selesai saat kita sudah di-
namun merasa kurang dengan hartanya. sumpal tanah/meninggal dunia.
Niat orang beriman lebih baik daripada amal- Sesungguhnya ibadah yang rutin
nya. Islam memanusiakan manusia, menempatkan seperti puasa Senin-Kamis, atau
pada kedudukannya yang setara. Kemudian puasa Ayammul Bidh, puasa
mengajak manusia untuk berpikir, menggelorakan Asyura, dll. itu semua salah satu
diri dalam amal kebaikan untuk membagi manfaat cara tazkiyah kita untuk mengikis
dan untuk bekal di kemudian hari. atau menekan ketamakan kita.
Doa agar terhindar dari sifat tamak :
الَّلُه َّم اْك ِف ِني ِبَحالِلَك َع ْن َحَراِم َك َو َأْغ ِنِني ِبَف ْض ِلَك َع َّم ْن ِس َو ا
والِغ َنى، والَع َف اَف،والُّتَق ى،الَّلُه َّم إِّني أْس أُلَك الُه َدى
Allahumma inni as alukal huda wat tuqa wal afafa wal ghina.
"Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat 'afaf dan ghina."
Urgensi Qana'ah
Sekarang ini adalah zaman konsumtif, kalau dulu kebutuhan, kalau sekarang
keinginan. Banyak yang rela berhutang, padahal hutang menyebabkan detak jantung
tidak normal. Saat ini yang tampak di berbagai media sosial adalah tawaran dan
iming-iming, yang pada akhirnya jatuh pada paylatter. Padahal orang yang kaya
bukan yang banyak bendanya, tapi orang yang merasa dirinya cukup.
ۗ اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َتْط َم ِٕى ُّن ُقُلْو ُبُه ْم ِبِذ ْك ِر ِهللا ۗ َااَل ِبِذ ْك ِر ِهللا َتْط َم ِٕى ُّن اْلُق ُلْو ُب
Qana'ah membuat kita ten-
tram karena merasa cukup.
Ibadah dan dzikir kita bisa
membuat hati qana'ah, karena "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
sumber rasa tentram dan tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
qana'ah itu taat kepada Allah. mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd : 28)
Jika kita beriman, kemauan untuk berbuat tamak itu ditekan oleh pertolongan Allah. Maka ada ulama
yang memberikan ta'rif, "Kesabaran adalah kemenangan akal di atas hawa nafsu."
Definisi Hasad
Ada yang mengkaitkan hasad dengan akhlak, tapi ternyata hasad kaitannya dengan
aqidah, karena tidak senang dengan pembagian Allah, berburuk sangka kepada
Allah. Padahal hubungan kita dengan Allah dibangun berdasarkan husnudzan, bukan
su'udzan. Sesungguhnya orang yang hasad itu bukan komplain kepada orang yang
memiliki nikmat, namun komplain kepada pemberi nikmat yaitu Allah.
Dosa yang terjadi pada iblis ُثَّم ٰاَلِتَي َّنُه ْم ِّم ْۢن َبْي ِن َاْيِد ْيِه ْم َو ِم ْن َخْلِف ِه ْم َو َع ْن َاْيَم اِنِه ْم َو َع ْن َش َم ۤإِى ِلِه ْۗم
yang pertama hasad, lalu
takabbur. Karena iblis tidak َو اَل َتِج ُد َاْكَث َرُه ْم ٰش ِكِرْيَن
senang melihat Adam men-
dapat nikmat, ingin nikmat itu "Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
hilang. Iblis melakukan sebagai belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau
mana dalam QS. Al-A'raf : 17 tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."
Rasulullah pernah bersabda, "Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua
"Jauhilah sifat hasad kare- kriteria orang ini. Pertama adalah orang yang diberi
na sesungguhnya hasad itu Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya
bisa merusak amal kebaikan, secara benar, kedua adalah orang yang diberi Allah
seperti halnya api memakan al-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan
kayu." (HR. Abu Dawud) mengajarkannya kepada orang lain." (HR. Bukhari)
Jika kita menginginkan nikmat seperti orang lain dalam hal kebaikan atau ibadah, maka kita harus
berusaha dengan cara kita dan mengharap ridha Allah, bukan menghentikan nikmat orang lain.
Kutipan dari Said Ka'ab bin Zubair, "Ambilah ilmu para Imam Syafi'i pernah berkata,
ulama, tetapi tutup telingamu dan mulutmu ketika "Jangan sampai tangan kalian
mereka sudah saling membicarakan antara sesamanya." dan juga lisan kalian berdosa
Dalam ilmu Jarrah wat Ta'dil, dikatakan bahwa kritik karena sesuatu yang tidak
dari orang selevel itu tidak dipakai karena ada tahasul. dilakukan oleh tangan kalian."
Selamat dari sifat hasad itu susah, tugas kita untuk membersihkan diri dari hasad, dimulai dengan
prasangka baik pada Allah. Pesan Allah dalam hadits Qudsi, "Aku senantiasa bersama prasangka
hambaKu kepadaKu.” Ketika hasad sudah dibersihkan, maka isi dengan ridha menerima keputusan.
Ketika berada di Surga, maka rasa dengki atau sakit hati kepada sesamanya akan dicabut oleh Allah.
ُس ُرٍر ُّم َت ٰق ِبِلْي َن َو َنَزْع َنا َم ا ِف ُص ُد ْو ِرِه ْم ِّم ْن ِغ ٍّل ِاْخ َو اًنا َع ىٰل
ْي
"Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka, mereka merasa
bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan." (QS. Al-Hijr : 47)
Hasad menyebabkan kecurangan, karena tidak siap mendapatkan bagian sesuai aturan Allah.
"Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari Kiamat dia akan datang membawa apa
yang dikhianatkannya itu." (QS. Ali 'Imran : 161)
Definisi Nifaq
Nifaq adalah sifat yang sangat ditakuti oleh Nifaq berasal dari 3 huruf : Nun, Fa, Qaf
Umar bin Khattab. Sehingga ditanyakan kepada Hubungannya dengan nifaq adalah orang yang
Hasan Al-Bashri, "Orang seperti engkau ini omongannya tidak bisa dipegang. Rasulullah
masih takut menjadi munafik?" beliau menjawab, bersabda, "Tanda orang munafik ada tiga :
"Bagaimana aku tidak takut kalau Umar bin apabila berkata berbohong, apabila berjanji
Khattab saja takut terjangkit penyakit nifaq." mengingkari, bila dipercaya mengkhianati.”
Pengertian munafik dalam Al-Qur'an ada di awal surah Al-Baqarah, tentang orang kafir ada 2 ayat,
dan tentang orang munafik ada 13 ayat. Kemudian surah Al-Kafirun surahnya pendek, sedangkan
surah Al-Munafiqun jauh lebih panjang. Mengapa? Karena kalau orang ingkar jelas dia kafir,
ۗ َس ْم ِع ِه ْم ُقُلْو ِبِه ْم َو َع ىٰل ِاَّن اَّلِذ ْيَن َكَف ُرْو ا َس َو ۤاٌء َع َلْي ِه ْم َء َاْنَذ ْر َتُه ْم َاْم َلْم ُتْن ِذ ْر ُه ْم اَل ُيْؤ ِم ُنْو َن َخَت َم ُهللا َع ىٰل
ىٰٓل
َو َع َاْبَص اِرِه ْم ِغ َش اَو ٌة َّو َلُه ْم َع َذ اٌب َع ِظ ْي ٌم
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan"
atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci hati dan
pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang
)berat." (QS. Al-Baqarah : 6-7
Tapi kalau munafik sifatnya abu-abu,
َش ٰي ِط ْي ِنِه ْم ۙ َق اُلْٓو ا ِاَّنا َم َع ُكْم ِۙاَّنَم ا َنْحُن ُم ْس َت ْه ِزُء ْو َن َو ِاَذ ا َلُق وا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َق اُلْٓو ا ٰا َم َّنا ۚ َو ِاَذ ا َخَلْو ا ِاىٰل
"Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah
beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka
berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.” (QS. Al-Baqarah : 14)
Maka azab orang-orang munafik sangat mengerikan,
ِاَّن اْلُم ٰن ِف ِق ْي َن ِفى الَّد ْر ِك اَاْلْس َف ِل ِم َن الَّناِۚر َو َلْن َتِج َد َلُه ْم َنِص ْي ًرۙا
"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka." (QS. An-Nisa' : 145)
Munafik yang paling ringan adalah saat berbeda Meski antara mereka yang mem-
antara yang dilihat orang banyak dengan ketika pertontonkan di depan, berbeda
sedang sendirian, dan di antara kita tidak ada dengan yang dibelakang, dan
yang selamat dari sifat tersebut. Allah ingin kita yang sangat rentan terkena
jangan sampai berbeda antara dzahir dan nifaq adalah orang-orang
batin, karena bisa muncul benih-benih riya'. yang menyampaikannya.
Sebagai yang menyampaikannya, apa yang disampaikan harus diamalkan dan diulang dalam pikiran
sebagai obat muhasabah. Tazkiyatun nafs supaya suci dari sifat munafik (gejala atau aslinya).
ىٰٓل
َاْلَي ْو َم َنْخِت ُم َع َاْف َو اِه ِه ْم َو ُتَكِّلُم َنٓا َاْيِد ْيِه ْم َو َتْش َه ُد َاْرُجُلُه ْم
Islam datang mengajarkan kita
bahwa hidup ini bukan hanya
disini (dunia), tapi akan ada ِبَم ا َك اُنْو ا َيْك ِس ُبْو َن
hidup sekali lagi (akhirat).
Islam mengajarkan bahwa kita "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan
harus menjadi orang yang berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian
bertanggung jawab. terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS. Yasin : 65)
Ketika bohong, dusta, tutup Terkait dengan penyakit sebelumnya, kenapa bohong?
lagi dengan bohong, ibarat Karena ingin mendapatkan sesuatu (tamak). Kenapa
gali lubang tutup lubang bohong? Karena tidak suka melihat orang lain (hasad).
yang tujuannya hanya Kenapa bohong? Karena ingin tampak lebih daripada
untuk mencari dunia, karena yang lain (takabbur), supaya tampak lebih hebat, dan
tidak ada orang yang orang menjadi segan. Kemudian bermain curang
bohong untuk mencari Surga. dengan amanah, dan akhirnya jatuh pada (nifaq).
ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتُخْو ُنوا َهللا َو الَّرُس ْو َل َو َتُخْو ُنْٓو ا َاٰم ٰن ِت ُكْم َو َاْنُتْم َتْع َلُم ْو َن
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga)
janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui." (QS. Al-Anfal : 27)
Padahal Allah telah memperingatkan :
ىٰٓل
ۗ ِاَّن َهللا َيْأُم ُرُكْم َاْن ُتَؤ ُّدوا اَاْلٰم ٰن ِت ِا َاْه ِلَه ۙا َو ِاَذ ا َحَكْم ُتْم َبْي َن الَّناِس َاْن َتْحُكُم ْو ا ِباْلَع ْد ِل
"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil."
(QS. An-Nisa' : 58)
Banyak yang merasa tidak berkhianat, padahal Rasulullah bersabda, “Tiga yang
berkhianat. Misal, ada orang yang mengatakan Allah haramkan surga untuk
bahwa dirinya tidak munafik, tapi membiarkan mereka: pecandu khamr
anak perempuannya tidak menutup aurat, (minuman keras), anak yang
membiarkan istri jalan dengan orang yang bukan durhaka, dan dayyuts (orang
mahram. Anak dan istri itu amanah, maka yang membiarkan keburukan di
amanah yang dititipkan tersebut harus dijaga. keluarganya).” (HR. Ahmad)
Padahal kelak di akhirat akan ditanya tentang nikmat Allah,
ُثَّم َلُتْس ٔـُلَّن َيْو َم ِئٍذ َع ِن ٱلَّنِع يِم Dengan merasa bersalah, itu berarti sudah ada
itikad baik. Tapi kalau perasaan tersebut sudah
"kemudian kamu benar-benar tidak ada lagi, dia akan sengaja supaya tidak
akan ditanya pada hari itu tentang tahu dan tidak merasa bersalah. Padahal dalam
kenikmatan (yang megah di dunia khutbah Jum'at kita selalu diingatkan tentang
itu)." (QS. At-Takasur : 8) "Ittaqullah" (takutlah kamu kepada Allah).
Proses Muhasabah
Dalam sejarah, ada tokoh yang disebut sebagai gembong orang munafik, yaitu
Abdullah bin Ubai bin Salul. Dia adalah seorang munafik di dalam agama, melakukan
tindakan permusuhan kepada Rasulullah dan para sahabat. Jika di Makkah
permusuhannya jelas dilakukan orang kafir seperti Abu Jahal dan Abu Lahab. Tapi di
Madinah, yang ada musuh dalam selimut, dan itu justru lebih dahsyat.
Apa yang terjadi di dalam kehidupan Dalam perjalanan dakwah/mengaji itu bukan
Rasulullah adalah pelajaran untuk untuk memata-matai orang, kalau mengaji
kita, karena tidak ada satu fase masalah taqwa, harusnya yang diperiksa
episode dari kehidupan Rasulullah adalah diri sendiri, karena bisa jadi kita
yang sia-sia tanpa pelajaran. yang terkena penyakit hati tersebut.
Harus ada rasa takut & khawatir, jangan sampai kita masuk ke dalamnya, dan mengajak orang
supaya jangan sampai kena penyakit-penyakit. Senantiasa tafakkur, muhasabah setelah khawatir,
karena orang terjatuh bukan karena batu besar, tapi karena kulit pisang atau kerikil kecil.
Kalau kita senantiasa waspada dan minta tolong kepada Allah,
ۗ ا ُيَكِّلُف ُهللا َنْف ًس ا ِااَّل ُوْس َع َه ا Untuk i'tibar di akhir zaman, jangan sampai kita
masuk dalam golongan yang salah, karena
"Allah tidak membebani seseorang sebenarnya hidup ini tinggal memilih. Memang
melainkan sesuai dengan ada perkara yang kita tidak pada posisi bisa
kesanggupannya." (QS. Al- memilih, yaitu bagian dari takdir, tetapi untuk
Baqarah : 286) jadi orang baik/orang munafik itu pilihan.
Tidak ada keterpaksaan, Allah kasih kita jalan, ketika sudah diberikan jalan yang baik, lalu kita tetap
memilih jalan yang salah, dijalan yang salah kita dengan senang menikmati, sesungguhnya kita
sedang dimurkai Allah dengan suatu azab yang lebih mengerikan dalam bentuk nikmat yaitu istidraj.
ُيِض ُّل ِبٖه َك ِث ْي ًرا َّو َيْه ِد ِبٖه َك ِث ْي ًرا ۗ َوَم ا ُيِض ُّل ِبٖٓه ِااَّل اْلٰف ِس ِق ْي َۙن
ْي
"Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula)
orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan)
itu selain orang-orang fasik," (QS. Al-Baqarah : 26)
Memang ketika hati sudah cenderung َفَلَّم ا َزاُغ ْٓو ا َاَزاَغ ُهللا ُقُلْو َبُه ْۗم َو ُهللا اَل َيْه ِدى اْلَق ْو َم اْلٰف ِس ِق ْي َن
rusak, maka Allah berikan bebas dan
dibiarkan semakin jauh dari-Nya, itu "Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah
merupakan hukuman di dunia, sebelum memalingkan hati mereka. Dan Allah tidak memberi
nanti azab yang pedih di akhirat. petunjuk kepada kaum yang fasik." (QS. As-Saff : 5)
Kalau kita senantiasa waspada dan minta tolong kepada Allah,
َو اَّلِذ ْيَن َك َّذ ُبْو ا ِبٰا ٰي ِتَنا َس َنْس َتْد ِرُجُه ْم ِّم ْن َحْي ُث اَل َيْع َلُم ْو َن َو ُاْم ِلْي َلُه ْم ِۗاَّن َك ْي ِد ْي َم ِت ْي ٌن
"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-
angsur (arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku akan memberikan
tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh." (QS. Al-A'raf : 182-183)
Imam Abu Hamid al-Ghazali berkata, "Jika ada Kedatangan Islam merubah cara
orang yang hidup dalam kesusahan/kesulitan/ pandang, dahulu kita seringkali
kepahitan, berarti dia sedang dicintai oleh Allah." mengira bahwa orang-orang
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah jika yang susah itu dibenci oleh Allah,
mencintai hamba-hambaNya, maka Allah akan dan orang-orang yang kaya raya
mengujinya." (HR. Ath-Thabrani) itu dicintai oleh Allah.
Kalau begitu standarnya berarti Rasulullah dan para sahabat dibenci oleh Allah, kisra dan kaisar
dicintai Allah, tapi kenyataannya bukan seperti itu, justru sebaliknya.
َفَاَّم ا اِاْلْنَس اُن ِاَذ ا َم ا اْبَت ٰل ىُه َرُّبٗه َفَاْك َرَم ٗه َو َنَّع َم ۙٗه َف َي ُق ْو ُل َرِّبْٓي َاْك َرَم ِۗن َو َاَّم ٓا ِاَذ ا َم ا اْبَت ٰل ىُه َف َق َد َر َع َلْي ِه ِرْز َق ٗه ۙە َف َي ُق ْو ُل َرِّبْٓي َاَهاَنِۚن
"Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya
kesenangan, maka dia berkata, 'Tuhanku telah memuliakanku.' Namun apabila Tuhan mengujinya
lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, 'Tuhanku telah menghinaku.'” (QS. Al-Fajr : 15-16)
Ketika diuji oleh Allah, itu Kalau keinginan sejalan dengan keinginan Allah, bersyukur. Kalau
cara Allah untuk mem- keinginan belum sejalan dengan keinginan Allah, bersabar. Syukur
bersihkan hati yang penuh dan sabar keduanya baik, tapi ketika dengan sifat nifaq ini terus
kemunafikan. Maka hubungan bangga, ingat Allah tidak pernah lupa, Dia hanya sedang menunda
kita dengan Allah harus di- untuk azab yang lebih besar. Azab di dunia hanya untuk
bangun atas dasar husnudzan. mencicipi, di akhirat mendapatkan azab yang lebih pedih.
Gampang dendam adalah penyakit berbahaya, karena itu Allah memerintahkan kita untuk mudah
memaafkan. Jika timbul perasaan itu, tahan amarah, kemudian hapus sampai tak berbekas.
Kalau kebencian sudah masuk ke dalam hati, maka akan menularkan ke telinga dan mata.
ىٰٓل
َخَت َم ُهّٰللا َع ىٰل ُقُلْو ِبِه ْم َو َع ىٰل َس ْم ِع ِه ْم ۗ َو َع َاْبَص اِرِه ْم ِغ َش اَو ٌة َّو َلُه ْم َع َذ اٌب َع ِظ ْي ٌم
"Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan
mereka akan mendapat azab yang berat." (QS. Al-Baqarah : 7)
Benci dan cinta secukupnya, sifat qalbu cepat berbolak balik. Maka dianjurkan untuk selalu berdoa :
َيا ُم َق ِّلَب اْلُق ُلوِب َثِّبْت َقْلِبى َع ىَل ِديِنَك
َو اَّلِذ ْيَن َجاَهُد ْو ا ِف ْي َنا َلَنْه ِد َيَّنُه ْم ُس ُبَلَنۗا َو ِاَّن َهّٰللا َلَم َع اْلُم ْحِس ِنْي َن
"Dan orang-orang yang berjihad untuk Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut : 69)
Ketika berusaha, dalam bentuk Orang yang dendamnya berubah menjadi bohong
dzikir, ngaji, meminta doa pada /khianat/ingkar, maka sesungguhnya dia sedang
orang shalih, baca dan tadabbur menyiksa, semakin dalam semakin sakit. Intinya
Al-Qur'an, shalat malam, ber- kita tidak boleh berhenti untuk membersihkan diri
tasbih & bershalawat. Akhirnya dari sifat-sifat kemunafikan ini. Karena penyakit
Allah yang akan menolong dan batin tingkat komplikasinya lebih mengerikan,
menyembuhkan hati kita. juga akan berefek kepada penyakit dzahir.
Yang paling melelahkan adalah pikiran, dan Ingat, jangan sampai apa yang
yang paling melelahkan di antara semua pikiran dilakukan orang kepada kita,
adalah memikirkan kejahatan orang lain dan membuat kita rusak karena
kenikmatan orang lain. Islam mengajarkan untuk memikirkannya, kemudian men-
menghapus semua penyakit batin sampai tak jadikan sumber untuk berbuat
berbekas sama sekali dalam hati dan pikiran. hasad dan nifaq.
Definisi Syirik
Nabi Nuh AS adalah Rasul Syirik adalah penyakit hati yang paling berbahaya,
yang diutus untuk memper- karena bisa melahirkan dosa yang tidak terampunkan
baiki keadaan ketika manusia di sisi Allah. Syirik berasal dari 3 huruf : Syin, Ra', Kaf,
itu menyimpang dan berada dalam artian Allah tidak mau dibagi dengan yang
dalam keadaan syirik. lain. Maka ketika kita shalat, kita katakan "Lillahi ta'ala"
Abu Jahal & Abu Lahab menyembah َو اَّلِذ ْيَن اَّتَخُذ ْو ا ِم ْن ُد ْو ِنٖٓه َاْو ِلَي ۤاَۘء َم ا َنْع ُبُدُه ْم ِااَّل ِلُيَق ِّرُبْو َنٓا ِاىَل ِهللا
Allah, akan tetapi disamping mereka ُزْلٰف ۗى ِاَّن َهللا َيْحُكُم َبْي َنُه ْم ِف ْي َم ا ُه ْم ِف ْي ِه َيْخَتِلُف ْو َن
menyembah Allah, mereka juga
menyembah latta, uzza, manat, ubal, "Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia
jipti, taghul, nahm (berhala). Berarti (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan
mereka itu telah mempersekutukan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah
Allah dengan yang lain (syirik). dengan sedekat-dekatnya.” (QS. Az-Zumar : 3)
Awal mereka jatuh ke dalam dosa syirik adalah ketika ada orang shalih meninggal,
ada kerinduan kepada orang tersebut karena kecenderungan hati ingin bergantung
kepada hati yang lain. Maka setan memunculkan ide untuk membuat patungnya di
tempat majelis pertemuan itu sebagai pengingat (monumen). Pada generasi ke-2 masih
sekedar obat rindu, generasi ke-3 mulai membawakan makanan, kemudian mulai
meminta dan mendapat ketenangan ketika berada di dekat patung tersebut.
Ancaman syirik sungguh luar biasa,
ِاَّن َهّٰللا اَل َيْغ ِف ُر َاْن ُّيْش َرَك ِبٖه َو َيْغ ِف ُر َم ا ُد ْو َن ٰذ ِلَك ِلَم ْن َّيَش ۤاُء ۚ َوَم ْن ُّيْش ِرْك ِبالّٰلِه َف َق ِد اْف َت ٰٓرى ِاْثًم ا َع ِظ ْي ًم ا
َوَم ْن َّيْب َت ِغ َغ ْي َر اِاْلْس اَل ِم ِد ْيًنا َفَلْن ُّيْق َبَل ِم ْن ُۚه َو ُه َو ِفى اٰاْلِخ َرِة ِم َن اْلٰخ ِس ِرْيَن
"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk
orang yang rugi." (QS. Ali 'Imran : 85)
Dosa Jariyah
Melakukan dosa di bulan haram dalam madzab Jadi berhati-hatilah kita, jangan-
Syafi'i hukumannya double, itulah yang di jangan perbuatan kita itu ditiru
lakukan pada tanah tauhid Nabi Ibrahim AS oleh anak cucu keturunan kita,
membawa anaknya Ismail. Sesudah suci dinodai karena dosanya termasuk dosa
sampai sedemikian parah, maka hukumannya juga jariyah, karena dosa jariyah itu
berlipat-lipat ganda sebagai teguran. akan terus mengalir.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang melakukan sunnah hasanah (baik) dalam Islam maka akan
memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit
pun. Dan barangsiapa yang melakukan sunnah sayyi’ah (buruk) dalam Islam akan mendapatkan
dosa dan dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun” (HR Muslim).
Yang mendatangkan manfaat & menolak mudharat adalah Allah. Syirik itu lebih dahsyat dan
Ketika kita meyakini ada yang mendatangkan manfaat dan mampu mengerikan daripada syirik
menolak mudharat sehingga hati kita membesarkannya, artinya kita yang dilakukan oleh orang
sedang mempertuhannya (jabatan, atasan, cita-cita, dll) selain Allah. Makkah pada saat itu.
Seringkali kita mengatakan "Allahu Akbar" tapi hanya sebagai cover, justru urusan duniawi lebih
didahulukan karena hawa nafsu yang menjadi tuhannya.
ٖه ِغ ٰش ًۗة َاَف َرَء ْيَت َم ِن اَّتَخَذ ِاٰل َه ٗه َه ٰو ىُه َو َاَض َّلُه ُهللا َع ىٰل ِع ْلٍم َّو َخَت َم َع ىٰل َس ْم ِع ٖه َو َقْلِبٖه َوَجَع َل َع ىٰل
َو َبَص ِر
َف َم ْن َّيْه ِد ْيِه ِم ْۢن َبْع ِد ِهللا ۗ َاَفاَل َتَذ َّك ُرْو َن
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya dan Allah
membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah mengunci pendengaran dan hatinya
serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk
setelah Allah membiarkannya sesat? Mengapa kamu tidak ambil pelajaran?" (QS. Al-Jasiyah : 23)
Yang telah menjadikan hawa Islam mengeluarkan dari hamba manusia menjadi hamba Allah,
nafsu menjadi tuhan akan namun sekarang banyak yang kembali menjadi hamba manusia.
meletakkan Allah pada yang Peraturan kantor selalu dipatuhi tepat waktu, tapi ketika Allah yang
kesekian, mendatangi hanya memanggil "Hayya 'alass-shalaa" banyak yang menunda, tidak
untuk ceremonial saja, selain langsung bergegas, sebenarnya Tuhan kita siapa? Takut dengan
itu mengabdikan diri hanya ancaman atasan, tapi tidak takut dengan ancaman Allah. Padahal
kepada duniawi. Allah yang menciptakan, yang memberi rezeki, yang menjaga.
Mengikuti hawa nafsu pada level tertentu Semua dasar dalam Islam mesti takut
bisa membuat manusia menuhankannya. kepada Allah, hidup di dunia ini
Makanya dalam Islam, awal dari segalanya jangan sampai melakukan kecurang-
adalah tauhid. Semua amal kita karena Allah, an. Kita ini diajarkan untuk tidak
mengembalikan semuanya juga karena Allah. menduakan Allah, karena diri dan
"La hawla walaa quwwata illa billah" harta kita sudah dibeli oleh Allah.
ِاَّن َهللا اْش َت ى ِم َن اْل ْؤ ِم ِن َن َاْنُف ُه َا اَلُه َاَّن َلُه اْل َّنَۗة ۗ ِلّٰلِه َم ا ِفى الَّس ٰم ٰو ِت َوَم ا ِفى اَاْلْر ِض
ُم َج َس ْم َو ْم َو ْم ِب ُم ْي ٰر
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang "Milik Allah-lah apa yang ada di langit
mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan dan apa yang ada di bumi."
memberikan surga untuk mereka." (QS. At-Taubah : 111) (QS. Al-Baqarah : 284)
Yang ada di bumi ini milik Allah dipinjamkan untuk kita, ketika semuanya hilang, “Inna lillahi wa inna
ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali)." (QS. Al-Baqarah : 156)
Jika direnungkan semua proses pendidikan untuk Innallaha idza ahabba 'abdan,
menyadarkan siapa yang "Khaliq" dan siapa yang sesungguhnya ketika Allah itu
"makhluk". Perlu disadari bahwa semuanya dari mencintai seorang hamba-Nya,
Allah, milik Allah, akan kembali kepada Allah, Ista'malahu, maka Allah akan
supaya kita on the track di atas tauhid. menggunakannya untuk beramal.
Ketika masih di sayang Allah, kita akan diberikan tugas oleh Allah untuk menolong agama-Nya.
Ketika masih merasakan sakit, itu diingatkan bahwa kita adalah makhluk yang mempunyai Khaliq.
Lingkungan : tempat tinggal, Dalam hal tauhid, ujiannya sering datang dalam keadaan tertentu,
tempat kerja, dan medsos. misalnya dahulu ketika mengalami kehilangan, musibah, kesulitan,
Kita selamat ketika tempat itu kemudian ada tawaran dari dukun/orang pintar. Sekarang pun
mengingatkan kepada Allah. dalam berbagai bentuknya, hal-hal semacam itu masih muncul,
Tapi celaka kalau tempat itu sehingga menjatuhkan seseorang dalam kemusyrikan. Orang kalau
melalaikan kita kepada Allah. sudah hanyut, apapun yang bisa jadi harapan akan diambil.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi dukun/tukang ramal, lalu ia mempercayai hasil
ramalannya, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad.”
(HR. Ahmad) Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, lalu ia bertanya
kepadanya tentang sesuatu hal, maka tidak diterima shalatnya selama 40 malam.” (H.R. Muslim)
Tantangan untuk menjaga diri dari kesyirikan itu luar biasa, ada Syirik Jali dan Syirik Khafi.
Syirik Jali ialah kemusyrikan Syirik Khafi ialah ketika seseorang melihat dirinya dengan
terhadap Allah yg dilakukan pandangan mengagungkan (tersembunyi), meyakini bahwa
terang-terangan. Misalnya anugerah Allah menjadi milik pribadi. Juga termasuk dalam
seperti menyembah benda Syirik khafi adalah jika jauh di lubuk hati kita terselip
bertuah, dan pengkultusan motivasi, hasrat, dan keinginan untuk dipuji oleh sesama
terhadap suatu benda yang mahluk. Inilah yang disebut sebagai riya' (pamer), karena
dianggap memiliki kekuatan. orang riya' membagi amalnya untuk Allah dan manusia.
Ada orang yang beramal dunia, Maka kita harus berhusnudzan kepada saudara
tapi sebenarnya ditujukan untuk kita yang menyajikan konten keislaman. Karena
mencari akhirat. Dan ada pula pada zaman sekarang ini, pezina begitu bangga
orang yang terlihat beramal dengan podcast zinanya. Harusnya penghafal Al-
untuk akhirat, sesungguhnya dia Qur'an juga harus tampil, jangan karena banyak
sedang mencari dunia semata. konten buruk, konten kebaikan menjadi hilang.
Selain kita diharuskan untuk beramal, kita juga diharuskan menjaga niat. Jangan takut membuat
konten karena takut dikatakan riya'. Maka laksanakanlah dengan berdoa kepada Allah supaya Allah
senantiasa menjaga hati kita. Membuat konten kebaikan, pahalanya itu pasti, dan viral itu nasib. Bisa
jadi viralnya setelah meninggal, sebagaimana para ulama yang takut diuji tentang apa yang dipuji.
Doa dari Abu Bakar Ash Shiddiq ketika beliau dipuji dan merasa khawatir akan pujian terhadapnya.
الَّلُه َّم َأْنَت َأْع َلُم ِم ِّنى ِبَنْف ِس ى َو َأَنا َأْع َلُم ِبَنْف ِس ى ِم ْن ُه ْم الَّلُه َّم اْج َع ْلِنى َخْي ًرا ِم َّم ا َيُظ ُّنْو َن
َو اْغ ِف ْر ىِل َم ا َال َيْع َلُم ْو َن َو َال ُتَؤ اِخ ْذ ِنى ِبَم ا َيُق ْو ُلْو َن
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa ana a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy
khoirom mimma yazhunnun, wagh-firliy ma la ya’lamun, wa la tu-akhidzniy bima yaqulun.
"Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih
mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik
dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan
janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka." (HR. Baihaqi)
Doa agar terlindung dari syirik :
َو َأْس َت ْغ ِف ُرَك ِلَم ا اَل َأْع َلُم، الَّلُه َّم ِإِّني َأُعوُذ ِبَك َأْن ُأْش ِرَك ِبَك َو َأَنا َأْع َلُم
Allahumma inni a'udzubika an usyrika bika wa ana a'lamu wa astaghfiruka lima la a'lamu.
“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu agar aku tidak menyekutukanMu sedang aku mengetahuinya.
Dan aku memohon ampun kepadaMu atas perbuatan yang tidak aku ketahui.”