- Dalam syahadat didalamnya terdapat jati diri sebenarnya kita sebagai orang abdillah dgn misi
sebagai khalifah. Dalam hal ini dimensi hasilnya yaitu ujuang dari syahadat adalah syahid.
Dimana kehidupan kita senantisa ber musyahadat yaitu kehidupan yang betul-betul dinikmati
Karena hebat dan luar biasnya fadhillah Allah SWT. Terhadap hidupnya.
- Dalam QS.Al-A’raf : 179 dijelaskan mengenai sifat-sifat penghuni neraka yang Allah berikan hati
tetapi bukan untuk memahami dunia dengan ayat-ayat Allah
س لَهُ ْم قُلُ ْوبٌ اَّل يَ ْفقَه ُْو َن بِهَ ۖا َولَهُ ْم ْأ
ِ ۖ َولَقَ ْد َذ َر نَا ِل َجهَنَّ َم َكثِ ْيرًا ِّم َن ْال ِج ِّن َوااْل ِ ْن
ٰۤ ُ ۗ
ُك َكااْل َ ْن َع ِام بَلْ ه ْم
َ ان اَّل يَ ْس َمع ُْو َن بِهَا اول ِٕى ٌ ْصر ُْو َن بِهَ ۖا َولَهُ ْم ٰا َذ ِ اَ ْعي ٌُن اَّل يُب
ٰۤ ُ
ك هُ ُم ْال ٰغفِلُ ْو َنَ ول ِٕى َ َا
ضلُّ ۗ ا
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka
memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat
Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lengah.
Dalam QS. Al-Hajj : 46, dijelaskan bahwa hidup manusia adalah perjalanan dari dalam diri kita
keluar, dimana hati memiiki pintu untuk memahami dan menerima sesuatu yaitu mata dan
telinga.
ان يَّ ْس َمع ُْو َنٌ ض فَتَ ُك ْو َن لَهُ ْم قُلُ ْوبٌ يَّ ْعقِلُ ْو َن بِهَٓا اَ ْو ٰا َذِ ْاَفَلَ ْم يَ ِس ْير ُْوا فِى ااْل َر
صا ُر َو ٰل ِك ْن تَ ْع َمى ْالقُلُ ْوبُ الَّتِ ْي فِى الصُّ ُد ْو ِر َ بِهَ ۚا فَاِنَّهَا اَل تَ ْع َمى ااْل َ ْب
Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami,
telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah
hati yang di dalam dada.
- Dalam QS. Al-A’raf: 172
هَ َدهُ ْم َع ٰلٓىEEEو ِر ِه ْم ُذرِّ يَّتَهُ ْم َواَ ْشEEEُ ْ ك ِم ۢ ْن بَنِ ْٓي ٰا َد َم ِم ْن ظُه َ ُّ َذ َربEEEَواِ ْذ اَ َخ
ْ Eَوا يEْ Eُ ِه ْدنَا ۛاَ ْن تَقُ ْولEالُ ْوا بَ ٰل ۛى َشEEَْت بِ َربِّ ُك ۗ ْم ق
ِة اِنَّا ُكنَّاEو َم ْالقِ ٰي َمE ُ اَ ْنفُ ِس ِه ۚ ْم اَلَس
َع ْن ٰه َذا
ٰغفِلِي ۙ َْن
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu
Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya
berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan
kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak
mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa ketauhidan sesuai dengan fithrah manusia. Disini
Allah menekankan ghaafiliyn yaitu orang-orang yang lalai, dimana Allah swt.
Mengatakan jangan sampai engkau lalai. Manusia kahir dengan kondisi mengakui Allah
swt. Sebagai Rabb (bersyahadat) lalu tujuannya yaitu mati syahid.
- Roh disimpan di dalam qolbu, dimana disini disimpan ilmu ma’rifat untuk mengenal
Allah Swt. Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa qolbu itu adalah tempat yang paling suci
& lapang.
- Mengapa Qolbu itu penting?
1. Qolbu adalah tempat Allah menilai segala perilaku kita. Jangan pernha
menyandarkan segala ktivitas kita diluar Qolbu (hati kita). Berniat selalu melakukan
segala sesuatu karena Allah Swt. Allah tidak melihat apa bentukan amal seseorang,
tetapi Allah melihat kepada hati dan amal yang dibangun diatas proses yang
mujahadah. Amal itu tergantung dari susahnya kita mengerjakan amal itu sendiri
atau tingkat kesulitan kita dalam mengerjakan amal kebaikan.
2. Baik buruknya amal tergantung hatinya
3. Karena seseorang bisa selamat/tidak di akhirat karena hati (Qs. As-Syua’ra)
“ada 3 golongan ynag mengaku mujahid tetapi ketiganya Allah swt seret mereka ke
dalam nerka jahannam. Kenapa? Karena amalan yang dilakukan bukan karena Allah.
4. Karena ketika hati seseorang bersih maka an-nur (cahaya Allah) akan datang
- Ketika manusia hidup membawa hatinya suci dan bersih, kedua orang tuanya yang
menjadikan dienya nasrani, mahjusi dll. Kenapa tidak disebut islam? Karena islam itu
identic dengan hati yang suci dan bersih
- secara perilaku manusia itu diuji apakah ia masih ingin menjadi seorang muslim.
Ketundukan dan kepasrahan adalah perbuatan hati kita. Ketika seseorang mengenal
hidayah Allah itu tidak bisa dibayar dengan materi atau apapun. Mindset seorang
muslim adalah mendapatkan hidayah dan berorientasi hanya kepada Allah, bahwa
setiap perbuatannya dilakukan dengan tujuan hanya untuk Allah. Hati ini ketika
mengenal dunia perlu informasi, hati butuh Al-Qur’an, bimbingan Al-Qur’an yaitu secara
Syamil (sempurna), Kamil (menyeluruh), Mutaqammil (saling menyempurnakan).
- Dalam QS. An-nas: 1-6
2. ِ ۙ َملِ ِك ال َّن
اس
Raja manusia,
ٰ
3. ِ ۙ ِال ِه ال َّن
اس
sembahan manusia,
Bagian luar hati yang berinteraksi dengan kegiatan sehari-hari namanya sudur (dada manusia),
vibrasi negative (bisikan/was-was) masuknya melalui suddur, dan kita perlu suddur yang
dilapangkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ada orang yang sudurnya sempit dan ada yang
lapang. Hati yang sempit maka akan timbul ketakutan, hati yang luas maka akan timbul
kelapangan. Suddur itu ada dua: mengahadap kepada Allah dan berpaling dari Allah
1. ص ْد َر ۙ َك
َ اَ َل ْم َن ْش َرحْ َل َك
a lam nasyraḥ laka ṣadrak
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja
keras (untuk urusan yang lain),